Anda di halaman 1dari 218

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI SISTEM INDERA MANUSIA


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
BERBANTUAN MEDIA PUZZLE PICTURE
PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER II MTs YAJRI
PAYAMAN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)

Disusun Oleh :

FATICHATIN NAJIBAH
23060150018

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019

1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI SISTEM INDERA MANUSIA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
BERBANTUAN MEDIA PUZZLE PICTURE
PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER II MTs YAJRI
PAYAMAN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)

Disusun Oleh :

FATICHATIN NAJIBAH
23060150018

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019

i
ii
iii
Dr. Peni Susapti, M. Si.
Dosen IAIN Salatiga
Nota Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudari Fatichatin Najibah
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.


Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Fatichatin Najibah
NIM : 23060150018
Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Tadris Ilmu
Pengetahuan Alam (T IPA)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI SISTEM INDERA MANUSIA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF BERBANTUAN MEDIA
PUZZLE PICTURE PADA SISWA KELAS VIII
A SEMESTER II MTs YAJRI PAYAMAN
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fatichatin Najibah

NIM : 23060150018

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM

INDERA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF BERBANTUAN MEDIA PUZZLE PICTURE

PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER II MTs YAJRI

PAYAMAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019.

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar – benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Skripsi ini diperbolehkan untuk di publikasikan oleh perpustakaan IAIN Salatiga

Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

v
vi
MOTTO

‫س ًرا‬ ْ ُ‫فَ ِإ َّن َم َع ا ْلع‬


ْ ُ‫س ِر ي‬
‫س ًرا‬ ْ ُ‫ِإ َّن َم َع ا ْلع‬
ْ ُ‫س ِر ي‬
“karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan”
“sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S
Al – Insyiroh 5 - 6)

Succes is no accident, it is hard work, persevarance

learning, sacrifice and most of all love what you do.

(Sukses bukanlah suatu kebetulan, sukses adalah kerja keras,

tekun belajar, berkorban dan yang terpenting adalah

mencintai pekerjaan anda) “Pele”.

vii
PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat karunia-Nya, skripsi ini
penulis persembahkan untuk:

1. Kedua pahlawan saya, Alm. Bapak Muchid dan ibu saya Solichah yang selalu
membimbingku, memberikan doa, kasih sayang, motivasi, dorongan dan
semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
2. K. H. Minannurrohman Anshori serta Ibu Nyai Hj. Dzikriyah pengasuh pondok
pesantren Sirojul Mukhlasin 2, yang penulis nantikan nasihat, berkah dan
doa’nya.
3. K. H. Zoemri RWS (Alm) serta Ibu Nyai Hj. Latifah Zoemri pengasuh PPTI
AL FALAH, yang penulis nantikan nasihat, berkah dan do’anya.
4. Mas Rozak, Mas Agus, Mas Munir, Mb Ria dan keponakanku Nada serta
semua keluarga besar bani Zaeny dan bani Mukholil yang telah membantu
baik, memotivasi dan memberikan semua kasih sayangnya.
5. Para ustadz dan ustadzah yang dengan ikhlas mencurahkan ilmu-ilmunya
6. Saudara, sahabat (Cinta, Dafin, Asfia), Keluarga besar PPTI Al Falah
Mahasiswa angkatan 2015 (Fastco’15), Keluarga kamar 19 (dek Nina, dek
Akim, dek Naendy dan mb Fandilah yang sama-sama berjuang), rekan kerja
Pengurus (Renita, Imro’, Dina, Ida, Arifah. Via, Ina, Fata, Alfi, dkk) dan
seluruh santriwan santriwati yang penulis sayangi dan cintai.
7. Teman-teman angkatan Mahasiswa TIPA 2015, rekan PPL SMP N 9 Salatiga
2018, rekan KKN Kedungjati 2019 terkhusus posko Mliwang “(Farida, Nisa,
Lutfi, Liana, Hakim, Afan, dan Wisnu)” yang penulis banggakan atas support,
doa, dan kekeluargaan kita untuk selalu yakin dalam berusaha dan berjuang
mencapai kesuksesan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala
dukungan dan bantuan yang diberikan selama pendidikan dan proses
penyusunan skripsi.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun

dan menyelesaikan penulisan karya tulis tugas akhir ini, untuk memenuhi sebagian

syarat-syarat dinyatakan lulus bagi mahasiswa progdi sarjana Tadris Ilmu

Pengetahuan Alam.

Sholawat dan salam senantiasa tercurakan kepada Rosulullah SAW yang

menjadikan imam, pembimbing serta panutan bagi seluruh umatnya.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis menerima bantuan dari berbagai

pihak dan menyelesaikan karya tulis tugas akhir ini. Oleh sebab itu, penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyudin, M. Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Sg. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Pengetahuan Alam

4. Ibu Dr. Peni Susapti, M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan

dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Arif Billah, M. Si. selaku Pembimbing Akademik Tadris Ilmu

Pengetahuan Alam yang memotivasi kami untuk selalu belajar.

6. Bapak/Ibu dosen Tadris Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan

ilmunya dari semester 1 sampai semester ini.

ix
7. Bapak Abdul Khakim S. Pd. I selaku Kepala MTs YAJRI Payaman yang

telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

8. Ibu Fasikhah, S.Pd. Si selaku Guru Ilmu Pengetahuan Alam MTs YAJRI

Payaman.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda amien. Penulis menyadari, bahwa

penelitian ini banyak kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan pemahaman

penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan

untuk memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan

bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amin ya robbal ‘alamin.

Salatiga, 27 Agustus 2019


Penulis,

Fatichatin Najibah
23060150018

x
ABSTRAK

Najibah, Fatichatin. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Indera
Manusia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media
Puzzle Picture Pada Siswa Kelas VIII A Semester II MTs Yajri Payaman
Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Program Studi Tadris
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Trabiyah dan Ilmu Keguruan. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Peni Susapti, M.
Si.
Kata Kunci : Hasil Belajar dan media Puzzle Picture.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif
berbantuan media puzzle picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
sistem indera manusia pada siswa kelas VIII A MTs Yajri Payaman Magelang
Tahun Pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas VIII A MTs YAJRI Payaman Magelang Tahun Pelajaran 2018/ 2019
yang berjumlah 26 siswa perempuan.
Hal ini dibuktikan hasil belajar pada pra siklus siswa yang tuntas sebanyak
6 siswa (23 %). Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa (70 %).
Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa (88,47 %).
Peningkatan hasil bealajar siswa yang tuntas belajar dari pra siklus ke siklus sebesar
47 % dan dari siklus I ke siklus II sebesar 18,47 %. Penelitian ini dihentikan di
siklus II karena sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar klasikal yang telah
ditetapkan yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa. Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu: Model pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle Picture dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem indera manusia pada siswa kelas VIII
A MTs YAJRI Payaman Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019.

xi
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ............................................................................................ ii

DEKLARASI ..............................................................................................................iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI ................................ v

PENGESAHAN ......................................................................................................... vi

MOTTO ..................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix

ABSTRAK .................................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii

BAB I PENDAULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7
D. Kegunaan Peneitian ........................................................................................ 7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................................... 9
F. Metode Penelitian ......................................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 20

xii
BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori .................................................................................................. 21


1. Hasil Belajar ............................................................................................ 21
2. IPA ........................................................................................................... 24
3. Materi Sistem Indera Manusia ................................................................ 29
4. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 38
5. Media ....................................................................................................... 37
6. Media Puzzle Picture .............................................................................. 45
B. Kajian Pustaka ............................................................................................... 50

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs YAJRI Payaman .................................................... 55


1. Sejarah Berdirinya MTs Yajri Payaman ............................................... 55
2. Identitas Sekolah ..................................................................................... 57
3. Visi dan Misi ........................................................................................... 58
4. Struktur Organisasi ................................................................................. 58
5. Keadaan Guru MTs YAJRI Payaman ................................................... 59
6. Keadaan Siswa MTs YAJRI Payaman .................................................. 61
7. Karakteristik MTs YAJRI Payaman ...................................................... 61
8. Kolaborator Penelitian ............................................................................ 53
9. Waktu Penelitian ..................................................................................... 53
B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................. 63
1. Deskripsi Pra Siklus ............................................................................... 64
2. Deskripsi Siklus I .................................................................................... 66
3. Deskripsi Siklus II .................................................................................. 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Paparan Siklus .............................................................................. 82


1. Pra Siklus ................................................................................................ 82
2. Siklus I ..................................................................................................... 83
3. Siklus II ................................................................................................... 90

xiii
B. Pembahasan ................................................................................................... 96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 106


B. Saran ............................................................................................................ 107

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 109

LAMPIRAN ............................................................................................................ 112

xiv
Daftar Gambar

Gambar 1.1: Skema Siklus PTK ............................................................................... 14

Gambar 2.1: Penampang Telinga Manusia .............................................................. 31

Gambar 2.2: Penampang Mata Manusia .................................................................. 34

Gambar 2.3: Media Puzzle Picture ........................................................................... 47

Gambar 3.1: Struktur Organisasi Madrasah ............................................................ 59

Gambar 4.1: Grafik Ketuntasan Hasil Belajar ......................................................... 81

Gambar 4.2: Grafik Hasil Belajar Yang Belum Tuntas .......................................... 81

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Bagian-Bagian Telinga Dan Fungsinya ................................................. 31

Tabel 2.2: Bagian-Bagian Mata Dan Fungsinya ..................................................... 35

Tabel 3.1: Data Identitas MTs Yajri Payaman ........................................................ 57

Tabel 3.2: Data Guru Dan Karyawan Mts Yajri Payaman ..................................... 59

Tabel 3.3: Data Jumlah Semua Siswa Mts Yajri Payaman .................................... 61

Tabel 3.4: Daftar Siswa Kelas VIII A Mts Yajri Payaman .................................... 62

Tabel 3.5: Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 63

Tabel 3.6: Hasil Belajar Pra Siklus .......................................................................... 64

Tabel 3.7: Kisi-kisi Lembar Pengamatan Sikap Siklus I ......................................... 69

Tabel 3.8: Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Siklus I ............................................... 70

Tabel 3.9: Kisi-kisi Pengamatan Guru Siklus I ........................................................ 70

Tabel 3.10: Kisi-kisi Pengamatan Sikap Siklus II ................................................... 78

Tabel 3.11: Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Siklus II ........................................... 78

Tabel 3.12: Kisi-kisi Pengamatan Guru Siklus II .................................................... 79

Tabel 4. 1: Hasil Belajar Pra Siklus ......................................................................... 82

Tabel 4. 2: Hasil Belajar Siklus I ............................................................................. 84

Tabel 4.3: Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I ................................................. 86

Tabel 4.4: Hasil Pengamatan Keterampilan Siklus I .............................................. 87

Tabel 4.5: Hasil Pengamatan Guru Siklus I ............................................................. 88

Tabel 4.6: Hasil Belajar Siklus II ............................................................................. 91

Tabel 4.7: Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II ............................................... 93

Tabel 4.8: Hasil Pengamatan Keterampilan Siklus II ............................................. 93

xvi
Tabel 4.9: Hasil Pengamatan Guru Siklus II ........................................................... 94

Tabel 4.10: Tabel Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus .......................................... 96

Tabel 4.11: Hasil Persentase Rekapitulasi Belajar Siswa ....................................... 97

Tabel 4.12: Rekapitulasi Aspek Pengamatan Sikap Siswa ................................... 102

Tabel 4.13: Rekapitulasi Aspek Keterampilan Siswa ........................................... 103

Tabel 4.14: Rekapitulasi Aspek Pengamatan Guru ............................................... 104

Tabel 4.15: Rekapitulasi Pengamatan Sikap, Keterampilan dan Guru ................ 105

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Pembimbing Skripsi ................................................................. 113

Lampiran 2: Lembar Konsultasi Skripsi ................................................................ 114

Lampiran 3: Surat Izin Penelitian Skripsi .............................................................. 115

Lampiran 4: Surat Izin Telah Melakukan Penelitian ............................................ 116

Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 117

Lampiran 6: Lembar Pengamatan Siswa ............................................................... 139

Lampiran 7: Lembar Pengamatan Guru ................................................................. 146

Lampiran 8: Dokumentasi ...................................................................................... 189

Lampiran 9: Lembar SKK ...................................................................................... 193

Lampiran 10: Daftar Riwayat Hidup ...................................................................... 199

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan

memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya

pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan

pendidikan di Indonesia akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua maupun

siswa sendiri ikut bertanggung jawab. Pendidikan Nasional sedang mengalami

perubahan yang cukup mendasar yang diharapkan dapat memecahkan berbagai

masalah pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di

Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas

pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari

capaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang masih rendah pula

(Isnaini, dkk, 2015: 42).

Pembelajaran adalah sutu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan

peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua unsur dalam

pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, dan juga lingkungan

belajar (Isnaini, dkk, 2015: 43).

Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal

yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek,

yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu

1
proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar.

Bahan belajar tesebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan,

manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari

guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu

hal. Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong,

membimbing, dan memberi fasilitas belajar kepada siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Guru juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat

segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan

belajar siswa (Saubbaisagu, 2016: 3644).

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu

materi tertentu dari mata pelajaran. Menurut Maslukhah dan Abdullah yang

mengutip dari bukunya Sudjana (1991: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya (Maslukhah dan Abdullah, 2013: 4).

Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup

kompleks di mana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor

tersebut diantaranya adalah pengajar. Pendidikan merupakan komponen

pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan

proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor tersebut. Tugas pendidik

adalah menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa melalui interaksi

komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan

pendidik dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran

2
komunikasi antara pendidik dengan terdidik. Ketidaklancaran komunikasi

membawa akibat terhadap pesan yang diberikan (Isnaini, dkk, 2015: 42).

Keberhasilan proses pendidikan sangatlah ditentukan oleh guru, siswa dan

lingkungan sekolah. Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan karena saling terkait

satu dengan yang lain. Walaupun guru sudah menerangkan secara panjang lebar

tentang materi pembelajaran namun belum tentu semua siswa dapat mengerti

belajar siswa (Saubbaisagu, 2016: 3644).

Berdasarkan Pelaksanaan Kurikulum 2013 revisi 2017 menggunakan

Standar Proses Pendidikan yang tercantum dalam Permendikbud nomor 22

tahun 2016 salah satu proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan dengan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara

aktif. Hal tersebut dikarenakan penjelasan yang dilakukan oleh pendidik tidak

akan meningkatkan hasil belajar, yang dapat meningkatkan hasil belajar

hanyalah pembelajaran aktif. Kegiatan pembelajaran aktif harus menyenangkan

dan penuh semangat. Untuk menjadikan siswa aktif sejak awal dilakukan

melalui kegiatan-kegiatan yang membangun kerja tim dan mendorong para

siswa untuk lebih memperhatikan pembelajaran (Suryanti, 2018: 217).

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas untuk mewujudkan suatu

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan seorang

pendidik harus mendidik dengan sikap profesional. Sikap keprofesionalan

pendidik bisa diwujudkan dengan mengajar menggunakan berbagai macam

metode pembelajaran, menggunakan percobaan/praktikum atau dengan bantuan

media pembelajaran. Yang mana dari berbagai macam cara tersebut dapat

3
membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran dan lebih memperhatikan guru saat proses pembelajaran

berlangsung.

Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti di MTs YAJRI Payaman

melalui wawancara dengan guru IPA ditemukan masalah dalam pembelajaran

IPA. Masalahnya adalah siswa-siswi MTs YAJRI Payaman masih rendah dalam

memahami materi IPA. Siswa belum begitu paham mengenai materi-materi

yang ada di mata pelajaran IPA, hal ini dikarenakan siswa kurang

berkonsentrasi dalam pembelajaran selain kurang berkonsentrasi juga ada

beberapa siswa yang mengantuk saat pembelajaran berlangsung. Guru sendiri

merasa kesulitan dalam mentransfer materi kepada siswa karena karakter setiap

siswa bervariasi. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah

guru seharusnya menggunakan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

efektif dan menyenangkan tetapi, metode yang digunakan dalam pembelajaran

disana masih tradisional. Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut

diharapkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran sehingga termotivasi

untuk belajar baik difasilitasi guru maupun mandiri.

Sebagian besar pembelajaran yang diterapkan guru selama ini, yaitu

dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa terkadang tidak

memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Di sisi lain, siswa tidak

mendalami materi pelajaran dengan baik karena mereka cenderung menghafal

teori saja, hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang belum mencapai

Ketuntasan Belajar Minimal (KBM). Ketuntasan Belajar Minimal yang di

4
terapkan pada mata pelajaran IPA di MTs YAJRI Payaman adalah 70. Siswa

yang belum mencapai nilai 70 maka dinyatakan belum tuntas dan harus

melaksanakan perbaikan atau remidi untuk mencapai ketuntasan. Berdasarkan

nilai hasil ulangan harian pada materi sistem ekskresi pada manusia kelas VIII

A, diperoleh data siswa yang nilainya di bawah KBM sebesar 77% (20 siswa),

sedangkan siswa yang nilainya di atas KBM sebesar 23% (6 siswa).

Terkait belum optimalnya hasil belajar IPA siswa kelas VIII A MTs

YAJRI Payaman maka peneliti berupaya menerapkan model cooperatif

learning berbantuan media puzzle picture dalam pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem indera manusia serta untuk

mewujudkan pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,

menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar

kelompok kohesif (kompak - partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4

– 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada control dan

fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau

presentasi (Ngalimun, dkk, 2015: 230).

Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya

memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengannya.

Media pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan (the carriers of messages)

5
dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan (the receiver of the messages)

(Trianto, 2009: 234).

Puzzle adalah sejenis permainan yang berupa potongan-potongan gambar

yang cara bermainnya yaitu dengan menyusunnya sehingga terbentuk sebuah

gambar, dengan tujuan untuk melatih kesabaran, memudahkan peserta didik

dalam memahami konsep, memecahkan masalah, saling bekerja sama dengan

teman, serta mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif peserta didik

(Husna, dkk, 2017: 67). Sedangkan menurut Sunarti dan Delle media gambar

puzzle merupakan media permainan yang memudahkan anak secara bertahap

untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah, dan

untuk mengetahui akan tempat-tempat permainan yang sesuai serta

mengajarkan anak untuk bertindak cermat. Dengan puzzle dapat melatih anak

untuk mengingat-ingat, berimajinasi dan menyimpulkan (Sunarti dan Dalle,

2017: 19). Media Puzzle Picture termasuk dalam media pembelajaran visual

diam. Media pembelajaran visual merupakan media yang dapat ditangkap

melalui indera penglihatan tanpa adanya suara dari alat tersebut. Sebagaimana

yang difirmankan Allah SWT dalam QS Al-Baqarah berikut:

           

   

31. dan Dia ajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) semuanya,


kemudian Dia perlihatkan kepada para Malaikat seraya berfirman: "Sebutkan
kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!"

6
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka timbulah masalah yang

mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Indera Manusia

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Puzzle Picture

Pada Siswa Kelas VIII A Semester II Mts Yajri Payaman Magelang Tahun

Pelajaran 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah model pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle Picture

dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem indera manusia pada siswa

kelas VIII A semester II MTs YAJRI Payaman Magelang tahun Pelajaran

2018/2019?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif berbantuan media

Puzzle Picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem indera

manusia pada siswa kelas VIII A semester II MTs YAJRI Payaman Magelang

tahun Pelajaran 2018/2019.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi sistem indera manusia melalui model pembelajaran kooperatif

berbantuan media Puzzle Picture dalam pembelajaran yang akan disampaikan

secara mendalam. Adapun penelitian ini diharapkan memberikan manfaat

7
teoritis dan manfaat praktis, dari kedua manfaat tersebut diuraikan sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini sebagai dasar pengembangan kajian ilmu metode

pembelajaran dalam bidang IPA materi sistem indera manusia melalui

model pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle Picture pada siswa

kelas VIII A semester II MTs YAJRI Payaman Magelang tahun Pelajaran

2018/2019.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Dapat memperkaya pengalaman guru dalam pembelajaran dengan

menerapkan metode yang bervariasi.

2) Dapat memperbaiki proses dan hasil pembelajaran.

3) Dapat meningkatkan kompetensi guru.

b. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan motivasi belajar dalam kegiatan

pembelajaran.

2) Dapat memberikan kepada siswa untuk berlatih menjadi seorang

pengajar terhadap siswa yang lain.

3) Dapat meningkatkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat

dan menghargai orang lain.

4) Dapat meningkatkan rasa percaya diri.

8
c. Bagi Sekolah

1) Dapat terbantu pemecahan masalah dalam bidang pembelajaran.

2) Dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis atau jawaban sementara dari penelitian ini adalah

melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle Picture dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi Sistem Indera Manusia pada siswa

kelas VIII A semester II MTs YAJRI Payaman Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle

Picture dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai,

adapun indikator ketuntasan siswa menurut Depdikbud dalam Trianto

(2009: 241) adalah sebagai berikut:

a. Secara Individu

Siswa mendapatkan nilai melebihi KBM yang telah ditetapkan oleh

sekolah yaitu ≥ 70 pada mata pelajaran IPA materi sistem pendengaran

dan penglihatan pada manusia.

b. Secara Klasikal

Siswa mencapai nilai yang melebihi KBM yaitu mendapat nilai ≥

70 pada mata pelajaran IPA materi sistem indera manusia dengan

presentase ≥85% dari total siswa dalam satu kelas (Trianto, 2009: 241).

9
F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang penulis tetapkan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bahasa Inggris

diartikan dengan Classroom Action Research (CAR). Namanya adalah

Penelitian Tindakan Kelas, terdiri dari tiga kata yang dapat dipahami

pengertiannya sebagai berikut:

a. Penelitian : Kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan suatu

aturan metodologi tertentu untuk memeproleh data atau informasi yang

bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat

dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan : Sesuatu gerak kegiatan yang dilakukan sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian

siklus kegiatan.

c. Kelas : Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud ruangan

tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar.

Dari pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahw apenelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang

sengaja dimunculkan, terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto, 2013: 130).

Penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research), yaitu penelitian

yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar

10
dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

praksis pembelajaran (Arikunto, 2013: 135).

Beberapa alasan penulis memilih PTK yaitu:

a. Melalui PTK, guru akan mengetahui cara pengajaran yang tepat untuk

materi tertentu;

b. Guru menjadi lebih paham terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam

proses pembelajaran di kelasnya;

c. Guru dapat memperbaiki proses pembelajaran melalui rangkaian

kegiatan pembelajaran dengan cermat.

2. Subjek Penelitian

a. Subjek

Subjek dalam PTK ini adalah siswa kelas VIII A dengan jumlah

siswa 26 yang terdiri dari siswi perempuan, sementara kolaboratornya

adalah Ibu Fasikhah S.Pd.

b. Lokasi

Jl.Kalibening No. 64 Payaman Secang Magelang.

c. Waktu

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan April tahun

pelajaran 2018/2019.

3. Langkah-langkah Penelitian

Terdapat beberapa tahap dalam pelaksanaan PTK. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Prof. Suharsimi Arikunto dalam bukunya yaitu:

11
perencanaaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun bagan

rancangan pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1. Skema Siklus PTK (Arikunto, 2013: 137)

a. Siklus I

1) Tahap I : Perencanaan

Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan

masalah meliputi:

a) Perencanaan pembelajaran tentang materi sistem pendengaran

pada manusia

b) Menyiapkan rencana peelaksanaan pembelajaran (RPP)

c) Menyiapkan sumber belajar

12
d) Menyiapkan media pembelajaran puzzle picture

e) Mengembangkan format evaluasi

f) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

2) Tahap II : Pelaksanaan Tindakan Kelas

Melaksanakan tindakan kelas dengan rencana pembelajaran

yang telah disusun yang akan digunakan dalam pembelajaran

melalui model kooperatif berbantuan media Puzzle Picture tahap

pelaksanaan yaitu:

a) Pertama kali, guru harus menyampaikan kompetensi yang ingin

dicapai.

b) Melakukan Pre-Test untuk melihat kesiapan siswa dalam

mengikuti pelajaran.

c) Guru menyajikan materi tentang sistem pendengaran pada

manusia.

d) Membentuk kelompok menjadi 6 kelompok.

e) Siswa mulai untuk menyusun Puzzle Picture yang telah

disiapkan.

f) Perwakilan dari kelompok maju kedepan untuk presentasi tentang

bagian-bagian dari sistem pendengaran serta fungsinya dan

menjelaskan jalannya suara didengar oleh manusia.

g) Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang telah

didiskusikan.

13
h) Siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran yang telah

disiapkan.

i) Dan diakhiri dengan mengambil kesimpulan.

3) Tahap III : Pengamatan Tindakan Kelas (Observasi)

Peneliti mengamati jalannya pembelajaran yang berlangsung

sesuai dengan materi ajar melalui model pembelajaran kooperatif

berbantuan media Puzzle Picture, serta mengetahui kendala yang

dihadapi dalam menerapkan pembelajaran yang sedang berlangsung.

4) Tahap IV : Refleksi

Peneliti mengungkapkan dan mengevaluasi apa yang

dilakukan guru setelah melakukan tindakan, kekurangan dan

kelebihan guru saat penelitian tindakan kelas berlangsung. Serta

mengamati dan meneliti tindakan apa yang belum berhasil maka

harus diperbaiki kembali untuk penelitian siklus berikutnya.

b. Siklus II

Siklus II merupakan perbaikan dari Siklus I. Tujuannya untuk

memperbaiki dan menutup kekurangan dari Siklus I. Ditekankan Siklus

II untuk perbaikan Siklus I. Tahap-tahap yang dilakukan siklus II adalah

sebagai berikut:

1) Tahap I : Perencanaan

Menyusun rancangan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan sebagaimana yang dilakukan pada siklus I dan

penetapan alternatif pemecahan masalah pada siklus I.

14
2) Tahap II : Pelaksanaan Tindakan Kelas

Untuk memperbaiki pembelajaran IPA materi sistem

penglihatan pada manusia dengan melalui model pembelajaran

kooperatif berbantuan media Puzzle Picture pada siklus I.

3) Tahap III : Pengamatan Tindakan Kelas (Observasi)

Mengamati kegiatan pembelajaran pada siklus II untuk

mengetahui apakah kekurangan-kekurangan dan hambatan pada

siklus I sudah terjadi peningkatan dari siklus I.

4) Tahap IV : Refleksi

Siklus II merupakan perbaikan dari Siklus II yang didasarkan

atas hasil refleksi pada siklus II dan proses penelitian berhenti pada

siklus II. Setelah semua data terkumpul dan dianalisis, diharapkan

model pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle Picture

dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII A.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah sebuah kegiatan terencana dan terfokus untuk

melihat dan mencatat serangkaian perilaku ataupun jalannya sebuah

sistem yang memiliki tujuan tertentu, serta mengungkap apa yang ada di

balik munculnya perilaku dan landasan suatu sistem tersebut. Observasi

dilakukan dengan mengamati secara langsung di lapangan dan mencatat

apa yang ditemukan di lapangan untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan penelitian. Observasi ini dilakukan dengan mengamati proses

15
pembelajaran IPA selama kegiatan berlangsung dari awal pelaksanaan

kegiatan sampai selesainya kegiatan, baik mengenai materi maupun

metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajran IPA di MTs

YAJRI Payaman.

b. Tes

Tes merupakan salah satu instrumen pengumpulan data untuk

mengukur kemampuan siswa dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan

alam. Peneliti menggunakan Pre Test dan Post Test untuk mendapatkan

data dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil observasi.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data, proses

pembelajaran, struktur organisasi MTs YAJRI Payaman, dan foto- foto

saat kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunkan media Puzzle

Picture.

5. Instrumen Penelitian

a. Lembar Observasi

Kegiatan observasi secara langsung meliputi observasi aktivitas

kegiatan siswa, observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, dan

bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya dari

guru IPA dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni hasil

belajar dan kegiatan proses pembelajaran melalui model kooperatif

berbantuan media Puzzle Picture untuk membuat kesimpulan

16
pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan

pada siklus berikutnya.

b. Soal

Soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa.

Peneliti meggunakan Pre Test dan Post Test dalam penelitian. Pre Test

dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media

Puzzle Picture dilaksanakan, manfaatnya adalah untuk mengetahui

kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang disampaikan dan untuk

membatasi ruang lingkup materi yang akan di ajarkan. Post Test

digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran melalui model kooperatif berbantuan media

Puzzle Picture.

c. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2

Tahun 2016 Tetang Standar Proses Pendidikan Dasar Menengah

disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah

rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau

lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan

pembelajaran peserta didik dalam mencapai Kompetensi Dasar (KD).

RPP yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks

pelajaran, dan buku panduan guru.

17
d. Silabus

Silabus merupakan acuan daalm penyususnan rencana

pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan

penilaian hasil pembelajaran. Silabus berisikan komponen dasar yang

meliputi materi pembelajaran, contoh kegiatan pembelajaran dan

kompetensi dasar yang perlu dicapai siswa. Penyusunan silabus

dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Keselaran antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum.

2) Mudah diajarka/dikelola oleh guru

3) Mudah dipelajari siswa.

4) Terukur pencapaiannya

5) Bermakna untuk dipelajari sebagai bekal untuk kehidupan dan

kelanjutan pendidikan siswa.

e. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah salah satu komponen sistem

pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa

mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi

pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang berisi pesan

dalam bentuk konsep, prinsip, definisi, gugus isi atau konteks, data

maupun fakta, proses nilai, kemampuan dan keterampilan. Adapun

materi pembelajaran yang diteliti adalah tentang sistem indera manusia

melalui model pembelajaran kooperatif berbantuan media puzzle picture.

18
6. Analisis Data

a. Ketuntasan Individual

Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat

mencapai skor ≥70 pada materi sistem indera manusia dapat dilihat dari

nilai hasil tes evaluasi. Adapun untuk menentukan ketuntasan belajar

siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut:

𝑇
𝐾𝐵 =  100%
𝑇𝑡

Keterangan:

KB : Ketuntasan Belajar T : Jumlah skor yang diperoleh siswa

Tt : Jumlah skor total

b. Ketuntasan Klasikal

Menurut Depdikbud dalam Trianto (2009: 241) suatu kelas

dikatakan tuntas belajarnya ketuntasan klasikal jika dalam kelas

tersebut terdapat ≥85% siswa yang telah tuntas belajarnya dari jumlah

total siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 70. Pengukuran

persentase kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus

sebagai berikut:
X
𝑃=
Xi
 100%

Keterangan:

P : Persentase Ketuntasan Xi : Jumlah Siswa

X : Jumlah Siswa yang Tuntas

(Trianto, 2009: 241)

19
G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi

untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi

skripsi.

BAB I Pendahuluan

Bab satu merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis

tindakan dan indicator keberhasilan, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Bab dua merupakan landasan teori. Pada bab II berisi tentang landasan

teori dari tiap-tiap variabel penelitian yang meliputi definisi hasil belajar, IPA,

materi sistem indera manusia, model pembelajaran kooperatif, media puzzle

picture dan kajian putstaka dari penelitian yang relevan.

BAB III Pelaksanaan Penelitian

Bab tiga mencakup gambaran umum MTs YAJRI Payaman dan

pelaksanaan penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab empat merupakan analisis hasil penelitian yang meliputi diskripsi

persiklus dan pembahasan.

BAB V Penutup

Bab lima ini berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir dalam skripsi berisi

tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

20
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap,

dan mengkokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau

proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains

konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan

pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali

melahirkan pengetahuan (knowledge), atau a body of knowledge

(Suyono dan Hariyanto, 2011: 9).

Belajar secara umum diartikan sebagai proses perubahan perilaku

tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham,

dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi

kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu

sendiri (Triyanto, 2009: 17).

Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan

psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian

dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan

meteri ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju

21
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Belajar merupakan perubahan

tingkah laku yang terbentuk karena pengalaman maupun ilmu

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Pengalaman tersebut

diperoleh dari interaksi dengan lingkungannya maupun melalui ilmu

pengetahuan yang diperolehnya (Isnaini, dkk, 2015: 44).

Belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang

tidak terbatas pada keterampilan tetapi juga meliputi fungsi-fungsi,

seperti skill, persepsi, emosi, proses berfikir, sehingga dapat

menghasilkan perbaikan performansi. Pengertian belajar sesuai dengan

teori Behavioristik yaitu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari

adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan pengertian

belajar dalam teori model belajar discovery learning “Belajar

penemuan atau discovery learning merupakan suatu pembelajaran yang

melibatkan siswa dalam pemecahan masalah untuk pengembangan

pengetahuan dan keterampilan (Wulandari, dkk, 2018: 77).

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

usaha untuk memperoleh pengetahuan agar terjadi perubahan pada diri

seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang kurang baik

menjadi lebih baik.

b. Prinsip-prinsip Belajar

Adapun prinsip-prinsip pembelajaran yang relatif berlaku umum yaitu:

1) Prinsip perhatian dan motivasi,

2) Keaktifan,

22
3) Keterlibatan langsung/berpengalaman,

4) Pengulangan,

5) Tantangan,

6) Balikan dan penguatan,

7) Perbedaan individual (Bachtiar, 2014: 151).

c. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan peserta didik baik pada penilaian

sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan setelah

melakukan proses belajar. Penilaian sikap yaitu pengembangan sikap

jujur, percaya diri, aktif dan bekerjasama. Pada penilaian pengetahuan

untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi serta penilaian

keterampilan yang dilihat saat melakukan percobaan sederhana

(Khikmiah & Julianto, 2015: 1683).

Sedangkan menurut pendapat Purwanto hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seorang yang berusaha

untuk memperoleh bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Hasil belajar dapat dilihat dari nilai ulangan harian (formatif), nilai

ulangan tengah semester (subsumatif), dan nilai ulangan semester

(sumatif) (Purwanto, 2016: 37).

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku setelah mendapatkan pembelajaran secara terus

menerus untuk menuju kebaikan. Hasil belajar yang dimaksud penulis

23
disini adalah hasil yang diperoleh siswa dalam memahami materi yang

disampaikan oleh guru setelah mengikuti pembelajaran dalam mata

pelajaran IPA materi sistem indera manusia melalui model

pembelajaran kooperatif berbantuan media puzzle picture pada siswa

kelas VIII A di MTs YAJRI Payaman.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto

dalam bukunya mengungkapkan sebagai berikut :

1) Faktor Intern (faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar), meliputi:

a) Faktor jasmaniyah: fakor kesehatan, cacat tubuh.

b) Faktor Psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat,

kematangan, motif, kesiapan.

c) Faktor Kelelahan

2) Faktor eksternal (faktor yang di luar individu), meliputi:

a) Fakor keluarga

b) Faktor sekolah

c) Faktor masyarakat (Slameto, 2010: 54).

2. Ilmu Pengetahuan Alam

a. Definisi IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Imu

Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris

‘science’. Kata ‘science’ sendiri berasal dari kata Bahasa Latin ‘scientia’

24
yang berarti saya tahu. ‘Science’ terdiri dari social siences (ilmu

pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam).

Namun, dalam perkembangnnya science sering diterjemahkan sebagai

sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja, walaupun

pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi. Untuk itu,

dalam hal ini kita tetap menggunakan istilah IPA unutk merujuk pada

pengertian sains yang kaprah yang berarti natural science (Triyanto,

2010: 136).

Menurut Waluya Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang

pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Waluya,

2018: 21).

Sedangkan menurut Kemdikbud yang dipaparkan dalam buku guru

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cabang ilmu pengetahuan yang

berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan dengan pengetahuan

yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam

yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan. IPA juga

didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan

fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan

ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan

25
menggunakan metode ilmiah. Definisi tersebut memberi pengertian

bahwa IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang dibangun

berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, serta disusun dan

diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang

melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap

gejala-gejala alam (KEMDIKBUD, 2017: 3).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu

kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas

pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah

seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa

ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

b. Hakikat IPA

Tursinawati (2016) menjabarkan aspek-aspek hakikat sains terdiri

tiga aspek yaitu sains sebagai produk, sains sebagai proses, sains sebagai

sikap ilmiah. Sains sebagai produk Sains sebagai produk merupakan

makna alam dan berbagai fenomena/perilaku/karakteristik yang dikemas

menjadi sekumpulan teori dan konsep,hukum, dan prinsip. Sains sebagai

produk juga menjabarkan karakteristik- karakteristik ilmu pengetahuan

dan sifat-sifat dasar dalam perolehan ilmu pengetahuan. Sains sebagai

proses adalah proses memperoleh ilmu pengetahun. Kita mengetahui

bahwa IPA diperoleh melalui metode ilmiah. Jadi yang dimaksud proses

IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Dan sains sebagai sikap ilmiah

adalah penanaman sikap-sikap dalam diri siswa (ilmuan) ketika

26
melaksanakan proses metode ilmiah (penyelidikan) dan proses

pembelajaran IPA (Turisinawati, 2016: 75).

Sedangkan menurut Triyanto pada hakikatnya IPA dibangun atas

dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA

dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur.

Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan

pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru.

Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang

diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk

penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur

dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk

mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode

ilmiah (scientific method) (Triyanto, 2010: 137).

Menurut Sumiyadi, dkk (2015) bahwa hakikat IPA meliputi empat

unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena

alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab-akibat yang dapat dipecahkan

melalui prosedur yang benar; sains bersifat open ended; (2) proses:

prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah

meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,

evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa

fakta, prinsip, teori, dan hukum; (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah

dan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari. Keempat unsur itu

merupakan ciri sains yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan

27
satu sama lain. Oleh karena itu untuk mencapai produk pembelajaran IPA

yang optimal, siswa di samping mampu menguasai konsep-konsep IPA,

juga perlu menguasai keterampilan proses sains dan memiliki

sikap/karakter seorang saintis (Sumiyadi, dkk, 2015: 3).

Dari beberapa pendapat diatas penulis sependapat dengan yang

dikemukakan oleh Sumiyadi karena sebagai orang IPA/Saintis kita tidak

hanya harus bersikap ilmiah, proses ilmiah dan produk ilmiah tetapi kita

juga harus bisa mengaplikasikan semua itu dalam kehidupan sehari-hari.

c. Karakteristik IPA

Adapun karakteristik belajar IPA adalah sebagai berikut ini:

1) Proses belajar IPA melibatkan semua alat indra, seluruh proses

berpikir, dan berbagai macam gerakan otot.

2) Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara,

misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi.

3) Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat dan bahan, terutama

untuk membantu pengamatan.

4) Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah,

studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek, dan yang lainnya.

5) Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu

yang harus dilakukan peserta didik, bukan sesuatu yang dilakukan

untuk peserta didik.

Berdasarkan karakteristik IPA, pembelajaran IPA diarahkan untuk

mengajak peserta didik mencari tahu dan berbuat sehingga membantu

28
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar (KEMDIKBUD, 2017: 7).

3. Materi Sistem Indera Manusia

Sistem indera adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari

suatu bentuk perubahan lingkungan. Setiap indera menerima stimulus

khusus untuk penginderaan yang sesuai. Implus sensoris yang berakhir pada

pusat indera di otak, akan menimbulkan penginderaan yang disadari. Jika

implus dari organ indera diantarkan ke medula spinalis maka akan terjadi

juga aktivitas motoris tetapi penginderaan yang dihasilkan bersifat tidak

disadari (Abtokhi, 2008: 29).

Lima macam indera yang berfungsi sebagai alat sensor dalam bahasa

Sansekertanya disebut panca budi indriya dan dalam bahasa Indonesia lebih

dikenal dengan panca indera antara lain, alat pembau untuk melihat (mata),

alat pembau untuk mengecap (lidah), alat pembau untuk membau (hidung),

alat pembau untuk mendengar (telinga), dan alat pembau untuk merasakan

(kulit atau alat indera peraba) (Abtokhi, 2008: 28). Adapun materi yang

dipelajari pada penelitian ini berfokus pada sistem pendengaran dan

penglihatan pada manusia.

a. Sistem Pendengaran pada Manusia

Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang menangkap

dan merubah bunyi berupa energi mekanis menjadi energi elektris

secara efisien dan diteruskan ke otak untuk disadari serta dimengerti,

29
sebagai sistem organ pendengaran, telinga dibagi menjadi sistem organ

pendengaran perifer dan sentral (Nugroho dan Wiyadi, 2009: 76).

Objek yang bergetar, misalnya senar gitar yang dapat dipetik atau

tali suara dosen anda, menciptakan gelombang tekanan udara

disekeliling. Dalam pendengaran, telinga mengubah energi gelombang

ini menjadi implus saraf yang dipersepsi oleh otak sebagai suara. Untuk

mendengar musik, pembicaraan, atau bunyi brisik di lingkungan sekitar

kita, kita mengandalkan pada reseptor sensoris yang merupakan sel-sel

rambut, suatu tipe mekanoreseptor. Akan tetapi, sebelum mencapai sel-

sel rambut, gelombang getaran diamplifikasi dan ditamformasi oleh

beberapa struktur aksesoris (Campbell, dkk, 2010: 266).

Struktur Telinga manusia terdiri dari telinga luar (outer ear) yang

terdiri dari pina (daun telinga) eksternal dan kanal auditori, yang

mengunpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke membran

timpani (tympanic membrane, gendang telinga), memisahkan telinga

luar dan tengah. Pada telinga tengah (middle ear), tiga tulang kecil-

maleus (martil), inkus (landasan), dan stapes (sanggurdi) meneruskan

getaran ke jendela oval (oval window), yang meneruskan membran di

bawah stapes. Telinga tengah juga membuka ke saluran eustachius

(eustachius tube), yang bersambung ke faring dan menyetarakan

tekanan telinga tengah dan atmosfer. Telinga dalam (inner ear)terdiri

dari ruang yang terisi cairan, termasuk kanal semisirkular (semicircular

canal), yang berfungsi dalam kesetimbangan dan koklea atau (cochlea

30
dari kata lain siput) yang menggulung/yang trlibat dalam pendengaran

(Campbell, dkk, 2010: 266).

1) Bagian-Bagian Telinga Serta Fungsinya

Gambar 2. 1: Penampang telinga manusia

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Gendang_telinga

Tabel 2. 1: Bagian-bagian telinga dan fungsinya


Bagian Penyusun Fungsi
Telinga
Maleus/Martil Mengumpulkan gelombang suara ke saluran
telinga

Inkus/Landasan Meneruskan getaran dari gendang telinga ke rumah


siput.

Stapes/Sanggurdi Meneruskan getaran dari gendang telinga ke rumah


siput.

Saluran setengah Alat keseimbangan tubuh


lingkaran

Saraf Vestibular Sel rambut yang menjaga keseimbangan tubuh

Saraf ruang siput Menyalurkan getaran dari gendang telinga yang


disebabkan oleh suara yang langsung ke saraf

Rumah Meneruskan rangsang getaran bunyi


siput/koklea

Saluran eustachius Menghubungkan rongga mulut dengan telinga bag


dalam dan mengatur keseimbangan tekanan udara

31
Jendela bundar Menylurkan suara yang terdengar dan suara yang
masuk ke otak

Rongga gendang Menerima sensor suara dari luar lalu disalurkan ke


otak

Gendang telinga Menangkap getaran bunyi dan menyalurkan ke


tulang pendengar

Saluran telinga Mengkonsentrasikan gelombang suara

(Sumber: Omegawati,dkk, 2013: 53)

2) Mekanisme Medengar Pada Manusia

Adapun mekanisme mendengar pada telinga ausia adalah

sebagai berikut:

Getaran suara  daun telinga  saluran telinga  membran

timpani  maleus  inkus  stapes  koklea  organ korti 

sel saraf auditori  otak (Omegawati, dkk, 2013: 53).

3) Gangguan Pada Indera Pendengaran

Adapun gangguan yang terjadi pada telinga menurut doktor

dari RS Indriati (2018) adalah sebagai berikut:

a) Gangguan Pendengaran Konduktif

Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika suara

tidak sedang ditransmisikan dengan baik karena gangguan

pada telinga luar atau tengah. Dalam banyak kasus, gangguan

pendengaran konduktif dapat diobati secara medis. Beberapa

contoh termasuk kotoran telinga yang berlebihan

menghalangi saluran telinga, kelainan bentuk telinga atau

32
bagian telinga di luar kanal, infeksi serta cairan di telinga

tengah (Anonim, 2018:3).

b) Gangguan Pendengaran Sensorineural

Gangguan pendengaran sensorineural mem- pengaruhi

koklea, organ pendengaran dalam telinga bagian dalam, atau

saraf di luar telinga bagian dalam. Kebanyakan gangguan

pendengaran sensorineural adalah permanen, tidak dapat

diobati secara medis, dan dapat mengakibatkan kesulitan

membedakan suara dan memahami pembicaraan. Ada

banyak penyebab gangguan pendengaran sensori- neural

termasuk proses penuaan, genetika, terlalu lama terkena

suara keras, dan obat- obatan tertentu (Anonim, 2018: 3).

c) Gangguan Pendengaran Sensorineural.

Gangguan pendengaran campuran adalah kombinasi

dari gangguan pendengaran sensorineural dan konduktif. Ini

akibat dari masalah di kedua bagian telinga, bagian dalam

dan luar atau tengah. Pilihan pengobatan dapat mencakup

obat-obatan, operasi, alat bantu dengar, implan pendengaran

telinga tengah (Vibrant SoundBridge) atau implan hantaran

tulang (BoneBridge) (Anonim, 2018: 3).

4) Cara Merawat Kesehatan Telinga

Adapun cara merawat kesehatan telinga menurut doktor dari

RS Indriati (2018) adalah sebagai berikut:

33
a) Bersihkan telinga dengan cara yang benar

b) Lindungi telinga dari suara keras

c) Jaga telinga agar tetap kering

d) Lakukan pemeriksaan telinga secara rutin

e) Gunakan tetes telinga (Anonim, 2018: 4).

b. Sistem Penglihatan pada Manusia

Mata adalah suatu bola berisi cairan yang terbungkus oleh tiga

lapisan jaringan khusus. Setiap mata dalah struktur bulat berisi cairan

yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari bagian paling luar hingga paling

dalam, lapisan-lapisan tersebut adalah:

1) sklera/kornea,

2) koroid/badan siliaris/iris,

3) retina.

Sebagian besar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan

ikat, sklera yang membentuk bagian putih mata (Sherwood, 2013: 212).

Gambar 2. 2: Penampang mata manusia


Sumber : https://idschool.net/sd/bagian-bagian-mata-dan-fungsinya/

34
1) Bagian-Bagian Mata Serta Fungsinya

Tabel 2. 2: Bagian-bagian mata dan fungsinya


Bagian Mata Fungsi

Pupil Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.

Kornea Penerima rangsang cahaya

Iris Memberi warna mata dan mengendalikan kerja pupil

Otot Mengatur gerakan bola mata

Sklera Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis

Koroid Penyedia makanan bagi bagian mata yang


lain/mengalirka oksigen dan nutrisi ke retina\.

Retina Menerima bayangan dan untuk melihat benda.

Bintik Tempat jatuhnya bayangan


kuning/fovea
Saraf mata Meneruskan rangsang cahaya ke saraf otak.

Bintik buta Menangkap dan dan meneruskan rangsang cahaya ke


otak.

Viteous Cairan bening dan kental untuk meneruskan


humor rangsang ke bagian mata dan memberi bentuk pada
bola mata.

Lensa Membiaskan dan memfokuskan cahaya agar


bayangan benda jatuh tepat didepan retina

Aqueus Cairan encer untuk menjaga bentuk kantong depan


humor bola mata

(Sumber: Omegwati, dkk, 2009: 51)

2) Mekanisme Melihat Pada Manusia

Adapun mekanisme melihat pada mata manusia adalah sebagai

berikut:

Cahaya masuk kedalam mata melalui kornea  aqueous humor

 pupil  lensa  viterous humor  retina (Omegawati, 2009: 52).

35
3) Kelainan Pada Mata

a) Miopi atau Rabun Jauh adalah salah satu jneis cacat mata yang

penglihatannya tampak buram jika melihat benda- benda jauh.

Hal ini disebabkan bola mata terlalu tebal. Kecilnya daya

akomodasi menyebabkan berkas cahaya yang seharusnya tiba di

retina berpotongan di depan retina. Orang mempunyai kelainan

mata seperti ini dapat dibantu dengan memakai kacamata

berlensa cekung (Karim, dkk, 2008: 312).

b) Hipermetropi atau rabun dekat adalah salah satu cacat mata yang

penglihatannya tampak buram jika melihat benda-benda dekat.

Pada umumnya, rabun dekat disebabkan bola mata yang terlalu

datar. Berkas sinar bias yang seharusnya berpotongan di retina

akan berpotongan di belakang retina. Akibatnya penglihatan

menjadi buram. Orang yang mempunyai kelainan mata seperti

ini, dapat dibantu dengan memakai kacamata berlensa

cembung(Karim, dkk, 2008: 312) .

c) Presbiopi adalah cacat mata yang tidak dapat melihat benda-

benda jauh atau dekat dengan jelas. Untuk menolong orang yang

menderita cacat presbiopi harus digunakan kacamata berlensa

rangkap. Lensa kacamata rangkap terdiri atas lensa cekung

(negatif) untuk melihat benda-benda jauh dan lensa cembung

(positif) untuk melihat benda-benda dekat (Karim, dkk., 2008:

313).

36
d) Buta warna merupakan suatu kelainan pada mata yang

disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk

menangkap suatu warna tertentu. Penyakit ini bersifat menurun.

Buta warna ada yang buta warna total dan buta warna sebagian.

Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam dan putih

saja, sedangkan buta warna sebagian tidak dapat melihat warna

tertentu, yaitu merah, hijau, atau biru (KEMDIKBUD, 2017b:

209).

e) Astigmatisma atau dikenal dengan istilah silinder adalah sebuah

gangguan pada mata karena penyimpangan dalam pembentukan

bayangan pada lensa. Hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang

tidak dapat memberikan gambaran atau bayangan garis vertikal

dengan horizontal secara bersamaan. Penglihatan si penderita

menjadi kabur. Untuk mengatasi gangguan ini, dapat

menggunakan lensa silindris (KEMDIKBUD, 2017b: 209).

4) Cara Memelihara Kesehatan Mata

Agar mata kita tetap sehat, maka kita harus menjaga dan

merawatnya dengan baik. Berikut ini cara merawat dan menjaga

mata agar tetap sehat menurut Kemkes (2018):

a) Makan makanan yang sehat

b) Hindari rokok

c) Gunakan kacamata hitam dengan UV protector

d) Istirahatkan mata secara berkala

37
4. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,

kurikulum dan lain-lain (Ngalimun, 2015: 7). Dengan menggunakan model

pembelajaran yang tepat dapat mencapai tujuan pembelajaran di kelas.

Salah satu yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif berbantuan media puzzle picture untuk meningkatkan hasil

belajar siswa serta siswa dapat terlibat secara aktif dalam belajar.

Istilah Cooperative Learning (CL) atau pembelajaran gotong royong.

Cooperative Learning dalam penelitian ini disingkat dengan CL terdiri dari

dua kata yaitu Cooperative dan Learning. Cooperative atau kerjasama ialah

cara individu mengadakan relasi dan bekerjasama dengan individu lain

untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Learning adalah suatu proses

melalui pengalaman yang menyebabkan perubahan permanen dalam

pengetahuan dan perilaku. Learning juga dapat diartikan sebagai kegiatan

memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara

mengelola bahan ajar atau materi (Nur, 2017: 150).

Menurut Sanjaya model pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu

antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda

38
(heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap

kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu

menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan (Sanjaya, 2006: 242).

Sedangkan menurut Suprani yang mengutip dari bukunya Isjoni

(2011) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu

bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivisme.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

Dalam penyelesaian tugas kelompoknya, setiap siswa harus saling bekerja

sama, saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam belajar

dikatakan belum selesai jika salah satu anggota belum menguasai bahan

pelajaran (Suprani, 2012: 113).

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan siswa

dalam suatu kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan.

a. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Adapun karakteristik pembelajaran dengan cooperative learning

diantaranya:

1) Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi

akademis;

2) Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi;

39
3) Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif

berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin;

4) Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada

individu (Kurnia, dkk, 2014: 647).

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1) Membantu pembelajar untuk mencapai hasil belajar optimal dan

mengembangkan keterampilan sosial pembelajar.

2) Mengajarkan keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi.

3) Memberdayakan pembelajar kelompok atas sebagai tutor sebaya

bagi kelompok bawah (Hayati, 2017: 14).

c. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif

Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif menurut Hayati (2017)

adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan hasil belajar pembelajar.

2) Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif

memberi kesempatan kepada setiap pembelajar untuk berinteraksi

dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi

pelajaran.

3) Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar, belajar

kooperatif dapat membina sifat kebersamaan, peduli satu sama lain

dan tenggang rasa, serta mempunyai rasa andil terhadap

keberhasilan tim.

40
4) Menumbuhkan realisasi kebutuhan pembelajar untuk belajar

berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi

ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kajian proyek,

dan latihan memecahkan masalah.

5) Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.

6) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.

7) Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk

menerapkannya (Hayati, 2017: 14).

d. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif

Adapun kelebihan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) menurut

sanjaya (2006) adalah sebagai berikut:

1) Melalui SPK siswa tidak menggantungkan pada guru, akan tetapi

dapat menumbuhkan kepercayaan, kemampuan berpikir,

menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa

lain.

2) SPK dapat mengembangkan kemampuan mengembangkan ide atau

gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya

dengan ide-ide orang lain (Sanjaya, 2006: 250).

3) SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan

menyadari akan segala keterbatasannya serta mampu menerima

perbedaan.

4) SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk

bertanggung jawab dalam belajar.

41
5) SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk

meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,

termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal

yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-

manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

6) Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam

menguji ide dan pehamannya sendiri, serta menerima umpan balik.

Siswa dapat memecahkan masalah karena keputusan yang dibuat

adalah tanggungjawab bersama kelompok.

7) SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan

informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).

8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan

kemampuan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir

(Sanjaya, 2006: 250 ).

e. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Sedangkan kelemahan pembelajaran dengan menggunakan model

kooperatif menurut Hayati (2017) adalah sebagai berikut:

1) Memerlukan waktu yang cukup bagi pembelajar untuk bekerja

dalam tim.

2) Memerlukan latihan agar pembelajar terbiasa belajar dalam tim.

3) Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan

pembahasan materi ajar, materi ajar harus dipilih sebaik-baiknya

agar sesuai dengan misi belajar kooperatif.

42
4) Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.

5) Memerlukan kemampuan khusus bagi pendidik untuk mengkaji

berbagai teknik pelaksanaan belajar kooperatif (Hayati, 2017: 17).

5. Media

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

merangsang pemikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa dalam

belajar. Dengan menggunakan berbagai media sebagai alat belajar maka

akan sangat membatu pemahaman siswa. Media pembelajaran dapat

mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada

gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya

(Saubbaisagu, 2016: 3645).

Sedangkan menurut Munadi menyatakan bahwa media pembelajaran

dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta

lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan

proses belajar secara efisien dan efektif (Maslukhah, 2013: 3).

Penggunaan suatu media pengajaran bertujuan untuk membantu guru

dalam menyampaikan pesan atau materi pelajaran dengan lebih mudah

kepada peserta didik sehingga peserta didik tertarik dan berkonsentrasi

untuk belajar dan dapat menguasai materi yang disampaikan dengan cepat

dan akurat (Maslukhah, 2013: 3).

43
Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara

lain:

a. Bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak

bersifat verbalistik.

b. Metode pembelajaran lebih bervariasi

c. Siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas.

d. Pembelajaran lebih menarik.

e. Mengatasi keterbatasan ruang (Triyanto, 2009: 234).

Adapun macam-macam media pembelajaran meliputi berbagai jenis,

antara lain:

a. Media grafis atau dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik atau diagram.

b. Media solid atau media animasi tiga dimensi, seperti model-model benda

ruang tiga dimensi, diorama, dsb.

c. Media proyeksi, seperti film, filmstrip, OHP.

d. Media informasi, seperti computer dan internet

e. Media lingkungan (Triyanto, 2009: 235).

Berdasarkan uraian tentang pengertian media pembelajaran, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan

dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam tahap pemrosesan informasi

dan proses pengendalian pelaksanaan. Dalam tahap ini, media pembelajaran

diperlukan dalam tindakan pengenalan, pengulangan, peningkatan perhatian

siswa, pemantauan, dan pembiasaan.

44
6. Media Puzzle Picture

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata puzzle adalah teka-

teki. Puzzle merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan

ketekunan anak dalam merangkainya. Puzzle juga merupakan media yang

paling umum dipakai dan termasuk media pembelajaran yang sederhana

yang dapat digunakan di sekolah sebagai media pembelajaran. Media puzzle

itu adalah salah satu bentuk media visual dan grafis dengan menggunakan

potongan-potongan gambar. Puzzle merupakan kepingan tipis yang terdiri

dari 2-3 atau lebih potongan yang terbuat dari kayu atau lempeng karton

(Saubbaisagu, 2016: 3646).

Adapaun pengertian dari Puzeele menurut Wulandari, dkk (2018) yang

mengutipa dari penelitiannya Warjianto adalah suatu permainan penataan

potongan-potongan gambar yang apabila tersusun secara benar akan

membentuk suatu gambar yang sesuai dengan mamteri pembelajaran,

permainan puzzele biasanya digunakan oleh orang tua untuk permainan

anak-anak, semakin tinggi tingkat kerumitannya maka tingkat kecerdasan

yang dibutuhkan semakin tinggi pula (Wulandari, dkk, 2018: 77).

Games Puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya

kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya

motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap

menyenangkan sebab bisa di ulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini

akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan

terus mencoba hingga berhasil (Mochtar, dkk, 2014: 167).

45
Media puzzle merupakan kepingan tipis yang terdiri dari 4-6 atau 8-10

potong yang terbuat dari potongan kayu yang dapat dibentuk sesuai dengan

imajinasi. Media ini termasuk ke dalam jenis media visual diam. Karena

pada media puzzle hanya ada gambar, serta penggunaannya hanya

mengandalkan indra penglihatan saja (Maslukhah, 2013: 3).

Berdasarkan pengertian tentang media Puzzle, maka dapat penulis

simpulkan bahwa media Puzzle merupakan alat permainan edukatif yang

dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan

cara membongkar pasang kepingan Puzzle berdasarkan pasangannya.

Media puzzle picture yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

potongan - potongan gambar yang terkait dengan materi sistem pendengaran

dan penglihatan manusia. Media puzzle picture tersebut terbuat dari kertas

duplek yang berukuran 28 × 21,5 cm dan terdiri dari 20 keping potongan

puzzle. Dari 20 keping potongan puzzle tersebut jika telah disusun kedalam

bentuk gambar yang utuh akan dijumpai gambar penampang bagian telinga

dan mata manusia. Berdasarkan gambar dari masing – masing puzzle

terdapat tanda panah dari bagian yang ditunjuk yang telah diberi kode

dengan huruf abjad. Dari huruf abjad tersebut digunakan untuk mencari

nama-nama bagian dan fungsinya. Media puzzle ini hanya bisa digunakan

sesuai dengan LKS yang telah dipersiapkan dan sesuai dengan materi yang

berkaitan dengan gambar dari puzzle picture.

46
Berikut ini media puzzle picture yang dibuat oleh peneliti.

Gambar 2.3 Media Puzzle Picture

Sumber: dokumen pribadi

a. Tujuan Penggunaan Media Puzzle Picture

Adapun tujuan penggunaan puzzle picture dalam pembelajaran

menurut Maslukhah yang mengutip dari bukunya Nisa (2011) adalah

sebagai berikut:

1) Menumbuhkan rasa solidaritas sesama siswa.

2) Menumbuhkan rasa kekeluargaan antar siswa.

3) Melatih strategi dalam bekerja sama antar siswa.

4) Menumbuhkan rasa kebersamaan sesama siswa.

5) Menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antar siswa.

6) Menumbuhkan rasa saling memiliki antar siswa.

7) Menghibur para siswa di dalam kelas (Maslukhah, 2013: 3).

b. Langkah-langkah Bermain Puzzle

Menurut Bahar dan Risnawati yang dikutip dari bukunya Prima

(2016) mengemukakan mekanisme permainan puzzle sebagai berikut:

47
1) Carilah gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran,

misalnya pulau jawa, gambar sekolah, ataupun pemandangan seperti

gunung.

2) Buatlah gambar dari puzzle tersebut.

3) Anda bisa membuat puzzle dengan menggunakan aplikasi yang ada

di komputer.

4) Jika tidak bisa membuat puzzle sendiri, anda bisa membeli puzzle di

toko yang tersedia.

5) Buatlah kelompok dan sesuaikan dengan jumlah puzzle yang ada.

6) Berilah tiap kelompok satu puzzle.

7) Puzzle yang sudah dibagikan, untuk dilepas terlebih dahulu

potongan-potongannya.

8) Hitung 1-3 tanda permainan dimulai.

9) Berikan waktu secukupnya untuk menyelesaikan permainan ini.

10) Pemenang dalam permainan ini adalah kelompok yang berhasil

membentuk gambar utuh, atau kelompok yang paling banyak

menyusun potongan-potongan puzzle.

11) Koreksi puzzle yang sudah disusun oleh anak, akhiri permainan ini

dengan gembira yaitu dengan tepuk tangan bersama atau dengan

memberikan pujian kepada anak- anak (Bahar dan Risnawati, 2019:

81).

Adapun langkah-langkah pembelajaran melalui model kooperatif

berbantuan media puzzle Puzzle dapat disimpulkan sebagai berikut:

48
1) Membentuk kelompok yang teridiri dari 4 siswa.

2) Membagi Puzzle Picture yang telah diacak.

3) Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan.

4) Menyusun kepingan-kepingan Puzzle yang telah dibagikan menjadi

sebuah gambar yang utuh.

5) Menjawab pertanyaan LKS dengan baik dan benar.

6) Mempresentasikan hasil dari diskusi setelah selesai mengerjakan LKS

dan menyusun Puzzle Picture.

c. Fungsi Media Puzzle Picture

Manfaat dari bermain puzzle dari sisi edukatif menurut Widyanarti

(2013) dalam penelitiannya adalah:

1) Meningkatkan ketrampilan kognitif,

2) Meningkatkan ketrampilan motorik halus,

3) Melatih kemampuan menalar,

4) Melatih kesabaran,

5) Meningkatkan ketrampilan sosial (Widyanarti, 2013: 2).

d. Kelebihan Media Puzzle Picture

Kelebihan pembelajaran dengan menggunakan media Puzzle

Picture menurut Bahar dan Risnawati dalam jurnal yang dikutip dari

bukunya Ayu (2014) adalah sebagai berikut:

1) Gambar bersifat konkret karena melalui gambar siswa dapat melihat

dengan jelas sesuatu.

49
2) Gambar dapat mengatasi keterbatasan waktu, tidak semua objek,

benda dapat dibawa ke dalam kelas.

3) Gambar dapat menarik perhatian dan minat siswa (Bahar dan

Risnawati, 2019: 80).

e. Kekurangan Media Puzzle Picture

Kekurangan pembelajaran dengan menggunakan media Puzzle

Picture menurut Bahar dan Risnawati dalam jurnal yang dikutip dari

bukunya Ayu (2014) adalah sebagai berikut:

1) Membutuhkan waktu lebih banyak

2) Menuntut kreativitas siswa

3) Kelas menjadi kurang terkendali

4) Media puzzle lebih menekankan pada indera penglihatan (visual)

5) Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk pembelajaran

6) Gambar kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok besar

(Bahar dan Risnawati, 2019: 80).

B. Kajian Pustaka

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan, ada beberapa penelitian yang

berkaitan dengan penerapan media Puzzle Picture dalam proses pembelajaran.

Dalam kajian pustaka peneliti menemukan judul yang relevan yaitu:

1. Mungafarotul (2012), melakukan penelitian dengan tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui peningkatan partisipasi aktif dan hasil belajar

siswa kelas VII F di SMP Negeri 2 Yogyakarta dengan menggunakan

pendekatan problem solving melalui media puzzle dalam proses belajar

50
mengajar pada mata pelajaran PKn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan pendekatan problem solving melalui media puzzle pada mata

pelajaran PKn dapat meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa.

Hal ini terbukti dari hasil observasi peningkatan partisipasi aktif belajar

siswa pada siklus II. Pada aspek menyimak penjelasan guru meningkat

sebanyak 9 siswa, memperhatikan saat pembelajaran dengan problem

solving meningkat sebanyak 9 siswa, memberikan pendapat memecahkan

masalah meningkat sebanyak 4 siswa, memberikan tanggapan terhadap

pendapat orang/kelompok lain meningkat sebanyak 7 siswa, bertanya pada

guru mengenai materi yang dirasa belum jelas meningkat sebanyak 17

siswa, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru meningkat sebanyak

4 siswa, berantusias dan berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok

meningkat sebanyak 3 siswa, berkonsentrasi saat mengerjakan soal/kuis

dengan problem solving meningkat sebanyak 3 siswa, tanggung jawab

sebagai anggota kelompok meningkat sebanyak 10 siswa, setiap anggota

kelompok saling mendukung dan mau bekerja sama meningkat sebanyak 12

siswa. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap partisipasi

aktif siswa pada mata pelajaran PKn menggunakan pendekatan problem

solving melalui media puzzle. Penggunaan pendekatan problem solving

melalui media puzzle bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar PKn dari

siklus I ada 5 siswa yang hasil belajar belum di atas nilai KKM menjadi

semua siswa mencapai nilai di atas KKM pada tahap siklus II.

51
2. Amanah (2018), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan

media Puzzle Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI

Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2017/ 2018 pada mata pelajaran IPA materi Alat Pernapasan Manusia. Hal

ini dibuktikan dari persentase hasil belajar yang terus menerus

meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari

pra siklus sampai siklus II. Pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 11 siswa

(50%) dan yang belum tuntas ada 11 siswa (50%) dengan nilai rata-rata

kelas 63,73. Siklus I terdapat 15 siswa (68,18%) tuntas belajar dan 7 siswa

(31,82%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 71,14. Kemudian

pada siklus II terdapat 20 siswa (90,91%) siswa yang tuntas belajar dan telah

mencapai Kriteria ketuntasan klasikal yaitu 90,91% ≥ 85% dan 2 siswa

(9,09%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 82,05.

Berdasarkan data tersebut, hasil belajar siswa dengan menggunakan media

Puzzle Picture memperoleh peningkatan dari pra siklus (50%), siklus I

(68,18%), dan siklus II (90,91%). Peningkatan siswa yang tuntas belajar

dari pra siklus ke siklus I 18,18% dan siklus I ke siklus II 22,73%.

3. Laili (2017), dalam penelitiannya menujukkan bahwa penggunaan metode

puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi rangka manusia pada

siswa kelas IV MI Miftahul Huda Lopait KecamatanTuntang Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Bukti adanya peningkatan hasil

belajar IPA adalah persentase hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebanyak

19,23%. Pada siklus I siswa yang tuntas 18 siswa atau 69,23% dan siswa

52
yang belum tuntas 8 siswa atau 30,76% dengan rata-rata 69,53. Pada siklus

II siswa yang tuntas 23 siswa atau 88,46% dan siswa yang belum tuntas 3

siswa atau 11,53% dengan rata-rata 79,53% dari 26 siswa.

Ketiga skripsi tersebut memiliki persamaan dan perbedaan, yaitu sama-

sama melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media Puzzle.

Ditinjau dari perbedaanya yaitu subjek, objek, tema penelitiaan, bentuk Puzzle

yang berbeda. Pada skripsi pertama objek, subjek dan tema yang dituju adalah

siswa kelas VII F SMP N 02 Yogyakarta yang berjumlah 35 siswa, pada mata

pelajaran PKN dengan bentuk Puzzle berupa potongan-potongan huruf yang

kemudian disusun menjadi kata, yang memuat materi dan kegiatan diskusi

tentang cara mengemukakan pendapat yang bebas dan bertanggung jawab. Pada

skripsi yang kedua objek, subjek dan tema yang dituju MI Klumpit Kecamatan

Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018 yang berjumlah

22 siswa, meliputi 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan pada materi alat

pernapasan pada manusia dengan bentuk Puzzle gambar potongan alat

pernapasan manusia. Pada skripsi yang ketiga objek, subjek dan tema yang

dituju adalah siswa kelas IV MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah berjumlah 26

siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan pada materi

sistem rangka manusia dengan bentuk Puzzle wayang-wayangan orang.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis lakukan yaitu

mengenai objek, subjek, tema, materi yang diteliti, bentuk media Puzzle dan

model pembelajaran menggunakan media Puzzle. Penelitian yang peneliti

53
lakukan, lebih fokus ke peningkatan hasil belajar melalui model pembelajaran

kooperatif berbantuan media Puzzle Picture yang berbentuk gambar bagian-

bagian dari telinga dan mata manusia. Sedangkan penelitian pertama berfokus

pada peningkatan pertisipasi dan hasil belajar PKn yang mana dengan

menggunakan media puzzle berupa potongan-potongan huruf yang kemudian

disusun menjadi kata, yang memuat materi dan kegiatan diskusi tentang cara

mengemukakan pendapat yang bebas dan bertanggung jawab dan pada

penelitian kedua serta penelitian ketiga sama-sama menggunakan media puzzle

picture untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan materi yang berbeda.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan

adalah sama-sama melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan

media Puzzle. Namun pada penelitian ini peneliti hanya berfokus untuk meneliti

model pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle Picture dalam

pembelajaran IPA materi sistem pendengaran dan penglihatan pada manusia

untuk meningkatkan hasil belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Amanah dan Laili ini memiliki kesamaan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan

media puzzle picture untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Tetapi, penelitian

yang diakukan peneliti melalui model pembelajaran kooperatif sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh amanah dan Laili tidak.

54
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs YAJRI Payaman Magelang

1. Sejarah Berdirinya MTs YAJRI Payaman Magelang

Yayasan bakti Yajri berlokasi di Desa Payaman Kecamatan Secang

Kabupaten Magelang. Yayasan ini bergerak di bidang Pendidikan. Yayasan

Bakti Yajri mendirikan 3 lembaga pendidikan sebagai bentuk pengabdian

dan sumbangsih kepada masyarakat. Lembaga pendidikan tersebut ialah MTs

Yajri, MA Yajri dan Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II. Tidak serta

merta, pendirian lembaga tersebut tentu melalui sejarah yang panjang bahkan

dimulai sejak tahun 60-an.

Lembaga tersebut berdiri sejak tahun 1966/1967 dengan nama Madrasah

Mu’allimin/Mu’allimat 6 Tahun, yang kemudian berubah menjadi Madrasah

Tsanawiyah Yajri (setara SLTP) dan Madrasah Aliyah Yajri (setara SLTA)

pada tahun 1976 setelah adanya SKB 3 Menteri RI.

Namun dalam perjalanannya, perkembangan madrasah ini kurang

menggembirakan karena madrasah dipandang sebagai sekolah nomor 2

setelah sekolah umum ataupun kejuruan. Untuk itu perlu terobosan baru

sebagai solusi. Dengan menyelenggarakan pendidikan non formal berupa

pesantren di bawah pimpinan dan asuhan KH. Minanurrohman Anshori, yang

merupakan pengembangan dari Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin

Payaman, akhirnya madrasah tersebut mulai “bangkit”.

55
Nama Sirojul Mukhlasin II sampai saat ini masih dipertahankan untuk

mengabadikan nama KH. Sirodj sebagai pendiri pondok dan madrasah.

Dewasa ini, Pondok Pessantren Sirojul Mukhasin 2 dipandang sebagai salah

satu Pesantren yang tergolong besar di Kabupaten Magelang. Dikatakan besar

dilihat dari kuantitas santri saat ini, pesantren ini memiliki lebih dari 1.000

santri. Dengan angka itu pesantren yang sering disebut dengan Pondok Yajri

tersebut termasuk pesantren yang memiliki jumlah santri terbanyak di

Kecamatan Secang setelah Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin 1 yang

terletak di kecamatan yg sama.

Sebagaimana telah disebutkan di awal, bahwa selain pesantren Yayasan

Bakti Yajri juga menaungi dua lembagai pendidikan yang lain, yaitu MTs

Yajri dan MA Yajri. Meski demikian pengelolaan program pendidikan,

kuriikukum serta administrasi tetap terintegrasi.

Pesantren ini mengkolabrosikan antara sistem pendidikan formal dan

sistem pendidikan salaf / pesantren, hal ini tidak terlepas dari pengalaman dan

latar belakang pendidikan Pengasuh Pesantren, KH. Minannurohman

Anshori yang menimba pendidikan formanya di Pondok Modern Gontor

selama 6 tahun, kemudian menyempurnakan pendidikanya di Ponpes Salaf

Sarang Rembang di bawah asuhan Simbah KH Maemun Zubair langsung. Di

Sarang, beliau menimba ilmu dan berkhidmat selama kurang lebih 8 tahun di

era tahun 70-80an.

Dalam perjalanannya, perbaikan demi perbaikan terus dilakukan secara

bertahap dalam peningkatan dan pengembangan sistem pendidikan dan

56
pembinaan siswa-santri maupun dalam peningkatan kualitas output-nya.

Perubahan dan pembaharuan ini dimaksudkan sebagai kesiapan madrasah

dan pesantren dalam menghadapi tantangan dan tuntutan global.

(Sumber: Administrasi Sekolah)

2. Identitas Sekolah

Tabel 3. 1: Data identitas MTs Yajri Payaman Magelang


NPSN 2036397

NSS 12123080050

Nama MTs YAJRI

Akreditasi Akreditasi A

Alamat Jl. Kalibening No.64 Payaman

Kode Pos 123456

Nomor Telepon (0293) 365413

Email mts.yajri@gmail.com

Jenjang SMP

Status Swasta

Situs www.yajri.or.id

Lintang -7.422518512368891

Bujur 110.2306265803054

Ketinggian 402

Waktu Belajar Pagi

Kota Kab. Magelang

Propinsi Jawa Tengah

Kecamatan Secang

Kelurahan Payaman

(Sumber: Administrasi Sekolah)

57
3. Visi dan Misi

a. Visi

Membentuk Siswa/Santri Yang Berakidah Ahlussunah Waljama’ah,

Bertakwa, Berakhlak Mulia Dan Berpengetahuan Luas.

b. Misi

1) Memberikan pelayanan terbaik dalam menghantarkan para

santri/siswa memiliki kemantapan akidah, penguasaan ilmu dan

keluhuran akhlak untuk kesejahteraan umat.

2) Membentuk santri/siswa menjadi generasi islam yang mempunyai

wawasan luas.

3) Menciptakan semua komponen madrasah dan pesantren menjadi

mu’min yang ta’at, jujur, ikhlas, berdisiplin, percaya diri, kreatif dan

inovatif.

(Sumber: Administrasi Sekolah)

4. Struktur Organisasi

Organisasi dalam arti luas adalah suatu badan yang mengatur segala

urusan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

kerjasama antar individu dalam sebuah organisasi melalui adanya struktur

organisasi. Adapun struktur organisasi MTs YAJRI Payaman sebagai berikut:

58
Gambar 3. 1: Struktur organisasi madrasah
(Sumber: Administrasi Sekolah)

5. Keadaan Guru MTs YAJRI Payaman Magelang

Tabel 3. 2: Data guru dan karyawan MTs Yajri Payaman Magelang


No NAMA JABATAN

1 Muhamad Abdul Khakim, S.Pd.I Kepala Madrasah

2 Mustanir, S.Pd.I Waka. Kurikulum

3 Bintan Maharani, S.Pd.I Waka. Pustakawan &


Wali Kelas 8A

4 Ade Listiyanto Staf. TU

5 Rise Aryanti, SP, M.Si Waka. Laboran & Wali


Kelas 9F

6 Madsabikun, S.Hum Kesiswaan

7 Hanafi Yahya, S.Pd.I Kepala Asrama

8 Fatchur Rozak, S.Pd.I Humas

59
9 Ahmad Toifur Bendahara

10 Ngabdul Mukti, S.Sos Bendahara

11 Lika Hanifah Kesiswaan

12 Musarmadan, S.pd.I Wali Kelas 7 A

13 Achmad Fauzan, S.E Wali Kelas 7 B

14 Aimatul Choir, S.Pd. Wali Kelas 7 C

15 Nur Hidhayanti Wali Kelas 7 D

16 Nurul Izzah Wali Kelas 7 E

17 Agung Widyaningrum, S.Pd Wali Kelas 7 F

18 Budi Ritwanto, S.Pd Wali Kelas 7 G

19 Asror, S.Pd.I Wali Kelas 7 H

20 Fasikhah, S.Pd.Si Wali Kelas 7 I

21 Syifa Ulya, S.Pd Wali Kelas 8 B

22 Arif Nurdiyanto, S.Pd Wali Kelas 8 C

23 Kharisun, S.Pd.I Wali Kelas 8 D

24 M. Subkhan Wali Kelas 8 E

25 Neny Anizar, S.Pd Wali Kelas 8 F

26 M. Alwi Ibnunnafi, S.Pd Wali Kelas 8 G

27 Munasiroh, S.Pd.I Wali Kelas 9 A

28 Indah Palupi, S.Ag Wali Kelas 9 B

29 Eko Sri Retno Winarti, S.Pd Wali Kelas 9 C

30 Siti Rohayati, S.Pd Wali Kelas 9 D

31 Nurul Magfiroh, S.Pd.I Wali Kelas 9 E

32 Miftahul Janah, S.Pd.I Wali Kelas 9 G

33 M.Nurul Anam M, S.Pd.I Guru

34 Suroto, S.Pd Guru

60
35 M. Wahyu Nur Hasanudin, S.Pd., M.Pd Guru

36 M. Ibnul Chusna Guru

37 Roechanatul Janah, S.Pd Guru

38 Chamimudin Mustofa Guru

39 Ali Machin Guru

40 Muhamad Rifai Guru

41 Fitriana Indah Purnami Guru

42 Hartuti Guru

43 Muhamad Irkham Guru

44 Tri Yuliawan, S.Pd Guru

45 Sodiqoh Guru

(Sumber: Administrasi Sekolah)

6. Keadaan Siswa MTs YAJRI Payaman Magelang

MTs YAJRI Payaman pada tahun 2019 mempunyai 620 siswa dengan

rincian pada tabel berikut:

Tabel 3. 3: Data Jumlah Semua siswa MTs Yajri Payaman Magelang


Tingkat Pendidikan Jumlah Siswa Jumlah
Laki - laki Perempuan Siswa

Kelas 7 108 148 256

Kelas 8 83 110 193

Kelas 9 77 94 171

Jumlah 268 352 620

(Sumber: Administrasi Sekolah)

7. Karakteristik Siswa MTs YAJRI Payaman Magelang

Siswa yang dijadikan subyek penelitian ini adalah siswi kelas MTs

YAJRI Payaman Magelang VIII A yang berjumlah 26 siswi yang terdiri dari

61
siswi perempuan. Rincian data siswi kelas VIII A dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3. 4: Daftar Siswa Kelas VIII A MTs Yajri Payaman Magelang


NO Nama Siswa Jenis Kelamin

1 AR Perempuan

2 ATW Perempuan

3 AD Perempuan

4 AO Perempuan

5 ASS Perempuan

6 DNH Perempuan

7 DF Perempuan

8 DL Perempuan

9 DTR Perempuan

10 DRH Perempuan

11 FSD Perempuan

12 FRB Perempuan

13 HAU Perempuan

14 ICN Perempuan

15 JK Perempuan

16 LSS Perempuan

17 MT Perempuan

18 MA Perempuan

19 NHARP Perempuan

20 NA Perempuan

21 QNH Perempuan

22 RAA Perempuan

62
23 SNL Perempuan

24 ZSR Perempuan

25 ZUAA Perempuan

26 SS Perempuan

(Sumber: Administrasi Sekolah)

8. Kolaborator Penelitian

Penelitian tindakan ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif. Guru

kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran dan peneliti sebagai

pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan media pembelajaran

dan melakukan pengamatan terhadap kegitan yang dilakukan guru dan siswa

selama proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan media

pembelajaran Puzzle Picture.

9. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan kali pertemuan (2 siklus) di MTs YAJRI

Payaman Magelang. Waktu Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3. 5: Waktu pelaksanaan penelitian


NO Siklus Pelaksanaan Penelitian

1 Siklus I Senin, 8 April 2019

2 Siklus II Senin, 15 April 2019

(Sumber: Data Primer)

B. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus

penelitian. Masing-masing siklus terdir dari empat tahap yaitu: perencanaan,

63
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sebelum memulai pembelajaran hasil

belajar Siklus I dan Siklus II diberikan, guru memberikan soal pra Siklus

terlebih dahulu agar mengetahui peningkatan sebelum dan sesudah

menggunakan model pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle

Picture. Uraian dari kedua Siklus tersebut terpapar sebagai berikut:

1. Deskripsi Pra Siklus

Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai hasil belajar siswa mata

pelajaran IPA sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif

berbantuan media Puzzle Picture untuk mengetahui kemampuan awal

siswa kelas VIII A Mts YAJRI Payaman Magelang Tahun Pelajaran

2018/2019. Tertulis berikut ini nilai hasil belajar siswa sebelum

menggunakan model pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle

Picture pada tabel berikut:

Tabel 3. 6: Hasil belajar Pra Siklus


NO Nama Siswa KBM Nilai Keterangan
1 AR 70 48 Belum Tuntas
2 ATW 70 53 Belum Tuntas
3 AD 70 70 Tuntas
4 AO 70 63 Belum Tuntas
5 ASS 70 50 Belum Tuntas
6 DNH 70 63 Belum Tuntas
7 DF 70 58 Belum Tuntas
8 DL 70 57 Belum Tuntas
9 DT R. 70 63 Belum Tuntas
10 DRH 70 78 Tuntas
11 FSD 70 80 Tuntas
12 FRB 70 35 Belum Tuntas
13 HAU 70 48 Belum Tuntas

64
14 ICN 70 53 Belum Tuntas
15 JK 70 55 Belum Tuntas
16 LSS 70 45 Belum Tuntas
17 MT 70 20 Belum Tuntas
18 MA 70 50 Belum Tuntas
19 NHARP 70 75 Tuntas
20 NA 70 75 Tuntas
21 QNH 70 73 Tuntas
22 RAA 70 63 Belum Tuntas
23 SNL 70 52 Belum Tuntas
24 ZSR 70 48 Belum Tuntas
25 ZUAA 70 30 Belum Tuntas
26 SS 70 58 Belum Tuntas
Rata-Rata 56.26923077
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 20
Persentase Ketuntasan 23%
Persentase Tidak Ketuntasan 77%

Hasil data yang diperoleh membuktikan bahwa hasil belajar siswa

masih sangat rendah yang mana presentase ketuntasan belajar hanya 23%

yang mencapai ketuntasan belajar minimal (KBM) dari 26 siswa. Oleh

karena itu, hasil data tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk

melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan agar dapat

meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif

berbantuan media Puzzle Picture diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar IPA pada materi Sistem Indera pada Manusia kelas VIII A MTs

YAJRI Payaman Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019.

65
2. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan

tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembebelajaran (RPP) mata

pelajaran IPA materi Sistem Pendengaran pada Manusia.

2) Menyiapkan sumber belajar

3) Menyiapkan media pembelajaran Puzzle Picture.

4) Menyiapkan lembar kerja siswa.

5) Menyiapkan soal tes evaluasi.

6) Menyiapkan lembar observasi guru; dan

7) Menyiapkan lembar observasi siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siklus I dilaksanakan Senin,

8 April 2019 di ruang kelas VIII A MTS YAJRI Payaman dengan

jumlah 26 siswa. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka

(2  40 menit). Materi yang diajarkan pad tahap ini adalah tentang

Sistem Pendengaran pada Manusia. Langkah-langkah pelaksanaan

Siklus I:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa

b) Guru menanyakan keadaan siswa

c) Guru mengabsen siswa

66
d) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam

mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan

e) Guru memberikan apersepsi kepada siswa sebagai awal

komunikasi sebelum melaksanakan pembelajaran.

f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti (60 menit)

a) Siswa mengamati gambar indera pendengar (telinga) yang

dibawa oleh guru. (Mengamati)

b) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai indera pendengar

(telinga). (Menanya)

c) Siswa diminta mengerjakan soal pretest. (Menalar)

d) Guru menyajikan materi tentang sistem pendengaran pada

manusia.

e) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

f) Guru membagi media puzzle picture setiap kelompok untuk

disusun menjasi susunan gambar telinga. (Mencoba)

g) Setiap kelompok diberikan soal lembar kerja siswa yang

dikerjakan secara berkelompok. (Menalar)

h) Siswa berdiskusi secara kelompok untuk mengerjakan LKS

yang telah dibagikan. (Menalar)

67
i) Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas secara bergantian.

(Mengkomunikasikan)

j) Siswa dan guru bersama-sama bertanya jawab meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

(Mengkomunikasikan)

k) Siswa di berikan soal evaluasi di kerjakan secara mandiri.

(Menalar)

3) Kegiatan akhir (10 menit)

a) Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran.

b) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

berkinerja baik.

c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

hal-hal yang sekiranya belum dipahami.

d) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi

pembelajaran selanjutnya.

e) Guru mengevaluasi pembelajaran dan menyampaikan pesan

moral.

f) Guru meminta ketua kelas memimpin doa.

g) Guru mengucapkan salam.

c. Pengamatan

68
Pada tahap ini, dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif berbantuan media puzzle picture meliputi

aspek-aspek yang diamati antara lain:

1) Peneliti bersama guru kolaborator mengamati aktivitas dan

partisipasi siswa pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif berbantuan media puzzle picture.

2) Peneliti mengamati kegiatan interaksi siswa saat pembelajaran,

interaksi siswa dengan guru dan interaksi siswa dengan siswa.

3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

pembelajaran.

Berikut ini kisi-kisi lembar pengamatan terhadap sikap dan

keterampilan siswa serta lembar pengamatan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar.

1) Indikator Pengamatan Sikap

Adapun kisi-kisi pengamatan sikap dapat dilihat pada tabel 3.7

sebagai berikut:

Tabel 3.7. Kisi-kisi pengamatan sikap


No Indikator Pengamatan Sikap

1 Siswa duduk rapi sebelum pelajaran dimulai

2 Siswa menjawab salam dengan semangat

3 Siswa merespon apersepi dari guru

4 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

69
5 Siswa semangat memperhatikan pelajaran IPA

6 Siswa memberikan umpan balik penjelasan dari guru

7 Siswa mampu bekerja sama dengan teman sekelompok


untuk menyelesaikan tugas dari guru

8 Terampil dan kreatif dalam proses pembelajaran

9 Siswa mengerjakan soal evaluasi dan LKS dengan jujur

10 Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan semangat

2) Indikator Pengamatan Keterampilan

Adapun kisi-kisi pengamatan keterampilan dapat dilihat pada Tabel

3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8. Kisi-kisi Penilaian Keterampilan


No Keterampilan yang dinilai

1 Kesiapan dalam menyusun Puzzle Picture

2 Ketepatan dalam menyusun Puzzle Picture

3) Indikator Pengamatan Guru

Adapun kisi-kisi pengamatan guru dapat dilihat pada Tabel 3.9

sebagai berikut:

Tabel 3.9. Kisi-kisi Pengamatan Guru


No Aspek Yang Diamati Indikator

1 Persiapan guru dalam a. Menyiapkan RPP


mengajar
b. Menyiapkan presensi,
lembar peengamatan,
lembar evaluasi

c. Menyiapkan perlengkapan
mengajar

2 Kemampuan guru dalam a. Salam pembuka


membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi b. Mengkondisikan kelas

70
d. Menyampaikan tujuan
pembelajaran

e. Memberikan motivasi untuk


belajar

3 Penyampaian materi a. Menyampaikan materi


pokok dengan jelas

b. Menekankan bagian-bagian
terpenting dalam pelajaran

c. Melaksanakan
pembelajaran dengan runtut

4 Kemampuan dalam a. Memberi kesempatan siswa


menguasai kelas untuk menjawab
b. Menciptakan suasana kelas
yang menyenangkan

c. Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang telah
direncanakan

5 Penerapan model a. Guru menerapkan model


pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif
berbantuan media puzzle berbantuan media puzzle
picture sistem picture secara efektif
pendengaran manusia
b. Menjelaskan jalannya
model pembelajaran
kooperatif berbantuan
media puzzle picture

c. Penguasaan guru terhadap


model pembelajaran
kooperatif berbantuan
media puzzle picture sistem
pendengaran manusia

d. Melibatkan siswa dalam


memanfaatkan media puzzle
picture

71
6 Kemampuan guru dalam a. Memberikan lembar
menutup pembelajaran evaluasi berupa tes tertulis
individu

b. Menyimpulkan materi
pembelajaran dengan
melibatkan siswa

c. Memberikan tindak lanjut


nasihat atau arahan

d. Salam penutup

f. Refleksi

Setelah pelaksanaan Siklus I selesai, dilakukan refleksi untuk

mengetahui tingkat keberhasilan maupun tingkat kelemahan kegiatan

proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif

berbantuan media puzzle picture yang dilakukan oleh guru. Sehingga

dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya

untuk mencapai indicator keberhasilan belajar.

Adapun kelemahan-kelamahan yang dihadapi guru dan siswa saat

kegiatan proses pembelajaran berlangsung sebagai berikut:

1) Guru kurang maksimal dalam menggunakan media puzzle picture

dikarenakan media ini belum pernah digunakan guru dalam proses

kegiatan pembelajaran.

2) Guru kurang mampu mengkondisikan siswa sehingga masih ada

beberapa siswa yang kurang memperhatikan guru saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

72
3) Guru belum maksimal dalam mengalokasikan waktu saat proses

pembelajaran dikarenakan saat proses pembelajaran berlangsung

banyak siswa yang telat masuk kelas sehingga menyebabkan kurang

efektifnya waktu pembelajaran.

4) Terbatasnya fasilitas sumber belajar untuk membantu proses belajar.

5) Kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti pelajaran (masih pasif).

6) Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi kendala

pada Siklus I dan merencanakan perbaikan pada Siklus berikutnya

pada waktu yang telah ditentukan. Perbaikan tersebut dilakukan

supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kelemahan yang sama.

Adapun rencana perbaikan tersebut sebagai berikut:

1) Guru mempelajari secara detail dan mempersiapkan bahan-bahan

yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga akan

terwujudnya pembelajaran yang lebih baik.

2) Guru harus bisa mengkondisikan siswa saat proses pembelajaran

berlangsung yang diwujudkan dengan guru bersikap tegas dan

disiplin terhadap seluruh siswa sehingga terwujudnya kelas yang

rapi dan kodusif.

3) Guru harus mampu mengatur waktu agar semua kegiatan

pembelajaran dapat terlaksana sesuai waktu yang telah ditetapkan.

4) Guru bersama pihak sekolah berusaha untuk melengkapi fasilitas

belajar sehingga akan terwujudnya proses pembelajaran yang aktif,

efektif, dan efisien.

73
5) Guru harus tegas dalam menyuruh siswa untuk berperan aktif dalam

kegiatan proses pembelajaran.

6) Kelemahan tersebut merupakan salah satu komponen yang

menyebabkan indikator keberhasilan belum terpenuhi secara

maksimal, untuk itu pada Siklus II diharapkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif berbantuan media puzzle picture

pada pembelajaran IPA materi Sistem Penglihatan Manusia dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A MTs YAJRI

Payaman.

3. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan

tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembebelajaran (RPP) mata

pelajaran IPA materi Sistem Penglihatan pada Manusia.

2) Menyiapkan sumber belajar

3) Menyiapkan media pembelajaran Puzzle Picture.

4) Menyiapkan lembar kerja siswa.

5) Menyiapkan soal tes evaluasi.

6) Menyiapkan lembar observasi guru; dan

7) Menyiapkan lembar observasi siswa.

74
b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siklus I dilaksanakan Senin,

15 April 2019 di ruang kelas VIII A MTs YAJRI Payaman dengan

jumlah 26 siswa. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka

(2  40 menit). Materi yang diajarkan pad tahap ini adalah tentang

Sistem Penglihatan Manusia. Langkah-langkah pelaksanaan Siklus II :

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa

b) Guru menanyakan keadaan siswa

c) Guru mengabsen siswa

d) Guru memberika motivasi kepada siswa agar semangat dalam

mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan

e) Guru memberikan apersepsi kepada siswa sebagai awal

komunikasi sebelum melaksanakan pembelajaran.

f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Kegiatan inti (60 menit)

a) Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar mata

dan bagian-bagianya. (Mengamati)

b) Guru membuka kesempatan kepada perta didik untuk bertanya

mengenai gambar tersebut. Guru membimbing peserta didik

untuk mengajukan pertanyaan secara mandiri. (Menanya)

c) Siswa diminta mengerjakan soal pretest. (Menalar)

d) Guru menyajikan materi tentang sistem penglihatan pada

75
manusia.

e) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-

masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

f) Guru membagi media puzzle picture setiap kelompok untuk

disusun menjadi susunan gambar rmata. (Mencoba)

g) Setiap kelompok diberikan soal lembar kerja siswa yang

dikerjakan secara berkelompok. (Menalar)

h) Siswa berdiskusi secara kelompok untuk mengerjakan LKS

yang telah dibagikan. (Menalar)

i) Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas secara bergantian.

(Mengkomunikasikan)

j) Siswa dan guru bersama-sama bertanya jawab meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

(Mengkomunikasikan)

k) Siswa di berikan soal evaluasi di kerjakan secara mandiri.

(Menalar)

3) Kegiatan akhir (10 menit)

a) Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran.

b) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

berkinerja baik.

c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

76
menanyakan hal-hal yang sekiranya belum dipahami.

d) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari

materi pembelajaran selanjutnya.

e) Guru mengevaluasi pembelajaran dan menyampaikan pesan

moral.

f) Guru meminta ketua kelas memimpin doa.

g) Guru mengucapkan salam.

c. Pengamatan

Pada tahap ini, dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif berbantuan media puzzle picture meliputi

aspek-aspek yang diamati antara lain:

1) Peneliti bersama guru kolaborator mengamati aktivitas dan

partisipasi siswa pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif berbantuan media puzzle picture.

2) Peneliti mengamati kegiatan interaksi siswa saat pembelajaran,

interaksi siswa dengan guru dan interaksi siswa dengan siswa.

3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

pembelajaran.

Berikut ini kisi-kisi lembar pengamatan terhadap sikap dan

keterampilan siswa serta lembar pengamatan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar.

77
1) Indikator Pengamatan Sikap

Adapun kisi-kisi pengamatan sikap dapat dilihat pada tabel 3.10

sebagai berikut:

Tabel 3.10. Kisi-kisi lembar pengamatan sikap


No Indikator Pengamatan Sikap

1 Siswa duduk rapi sebelum pelajaran dimulai

2 Siswa menjawab salam dengan semangat

3 Siswa merespon apersepi dari guru

4 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

5 Siswa semangat memperhatikan pelajaran IPA

6 Siswa memberikan umpan balik penjelasan dari guru

7 Siswa mampu bekerja sama dengan teman sekelompok


untuk menyelesaikan tugas dari guru

8 Terampil dan kreatif dalam proses pembelajaran

9 Siswa mengerjakan soal evaluasi dan LKS dengan jujur

10 Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan semangat

2) Indikator Pengamatan Keterampilan

Adapun kisi-kisi pengamatan keterampilan dapat dilihat pada Tabel

3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11. Kisi-kisi Penilaian Keterampilan


No Keterampilan yang dinilai

1 Kesiapan dalam menyusun Puzzle Picture

2 Ketepatan dalam menyusun Puzzle Picture

78
3) Indikator Pengamatan Guru

Adapun kisi-kisi pengamatan guru dapat dilihat pada Tabel 3.12

sebagai berikut:

Tabel 3.12. Kisi-kisi Pengamatan Guru


No Aspek Yang Diamati Indikator

1 Persiapan guru dalam a) Menyiapkan RPP


mengajar
b) Menyiapkan presensi,
lembar peengamatan,
lembar evaluasi

c) Menyiapkan perlengkapan
mengajar

2 Kemampuan guru dalam a) Salam pembuka


membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi b) Mengkondisikan kelas

c) Menyampaikan tujuan
pembelajaran

d) Memberikan motivasi untuk


belajar

3 Penyampaian materi a) Menyampaikan materi


pokok dengan jelas

b) Menekankan bagian-bagian
terpenting dalam pelajaran

c) Melaksanakan
pembelajaran dengan runtut
4 Kemampuan dalam a) Memberi kesempatan siswa
menguasai kelas untuk menjawab

b) Menciptakan suasana kelas


yang menyenangkan

c) Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang telah
direncanakan

79
5 Penerapan model a) Guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif
berbantuan media puzzle berbantuan media puzzle
picture materi sistem picture secara efektif
penglihatan manusia
b) Menjelaskan jalannya
model pembelajaran
kooperatif berbantuan
media puzzle picture

c) Penguasaan guru terhadap


model pembelajaran
kooperatif berbantuan
media puzzle picture materi
sistem penglihatan manusia

d) Melibatkan siswa dalam


memanfaatkan media
puzzle picture

6 Kemampuan guru dalam a) Memberikan lembar


menutup pembelajaran evaluasi berupa tes tertulis
individu

b) Menyimpulkan materi
pembelajaran dengan
melibatkan siswa

c) Memberikan tindak lanjut


nasihat atau arahan

d) Salam penutup

d. Refleksi

Setelah melakukan pengamatan di dalam kelas maka selanjutnya

dilaksanakan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Hal-hal yang perlu

diperbaiki antara lain:

1) Guru harus melakukan tindakan remidi kepada 3 siswa yang

belum tuntas belajar.

80
2) Meningkatkan keseriusan atau kesungguhan yang belum tuntas

untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Hasil belajar siswa pada Siklus II mengalami peningkatan yang

baik dibandingkan Sisklus I. Siswa sangat antusias dalam

melaksanakan pembelajaran dengan bantuan media puzzle picture.

Peningkatan ini dapat terlihat ketika semua siswa memperhatikan guru

saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung dan berperan aktif

dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan nilai tes evaluasi pada siklus II bahwa tes yang

didapatkan lebih baik dari Siklus I. Pembelajaran pada Siklus II ini telah

mencapai tujuan yang diharapkan yaitu, keaktifan siswa, proses

pembelajaran yang menyenangkan, siswa antusias dalam mengikuti

pembelajaran dan peningkatan hasil belajar. Selain itu nilai yang

diperoleh siswa telah mencapai KBM dan siswa telah mencapai kriteria

ketuntasan klasikal sebesar 85% dari jumlah siswa. Peningkatan ini

menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan telah mencapai hasil

yang maksimal, untuk itu penelitian ini dirasa cukup dan berhenti pada

Siklus II.

81
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Paparan Siklus

1. Deskripsi Pra Siklus

Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan

observasi terlebih dahulu di MTs YAJRI Payaman. Berdasarkan hasil dari

observasi, diperoleh data mengenai kegiatan proses pembelajaran

dilaksanakan. Proses pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada

guru, siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan metode

yang digunakan masih tradisional. Selain itu, siswa juga masih kurang

antusias dalam mengikuti pembelajaran yang mana ditunjukkan dengan

beberapa siswa yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi,

ada beberapa siswa juga yang tertidur saat kegiatan pembelajaran

berlangsung dan kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

Data yang diperoleh dari observasi menunjukkan bahwa hasil ulangan

harian siswa pada mata pelajaran IPA materi sistem eksresi pada manusia

masih banyak yang belum dapat mencapai KBM sebesar 70. Tertulis berikut

ini daftar nilai pra siklus siswa kelas VIII A MTs YAJRI Payaman.

Tabel 4. 1: Hasil belajar Pra Siklus


NO Nama Siswa KBM Nilai Keterangan
1 AR 70 48 Belum Tuntas
2 ATW 70 53 Belum Tuntas
3 AD 70 70 Tuntas
4 AO 70 63 Belum Tuntas

82
5 ASS 70 50 Belum Tuntas
6 DNH 70 63 Belum Tuntas
7 DF 70 58 Belum Tuntas
8 DL 70 57 Belum Tuntas
9 DT R. 70 63 Belum Tuntas
10 DRH 70 78 Tuntas
11 FSD 70 80 Tuntas
12 FRB 70 35 Belum Tuntas
13 HAU 70 48 Belum Tuntas
14 ICN 70 53 Belum Tuntas
15 JK 70 55 Belum Tuntas
16 LSS 70 45 Belum Tuntas
17 MT 70 20 Belum Tuntas
18 MA 70 50 Belum Tuntas
19 NHARP 70 75 Tuntas
20 NA 70 75 Tuntas
21 QNH 70 73 Tuntas
22 RAA 70 63 Belum Tuntas
23 SNL 70 52 Belum Tuntas
24 ZSR 70 48 Belum Tuntas
25 ZUAA 70 30 Belum Tuntas
26 SS 70 58 Belum Tuntas
Rata-Rata 56.26923077
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 20

Tabel di atas terlihat bahwa nilai pra Siklus menunjukkan dari 26 siswa

kelas VIII A MTs YAJRI Payaman Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan nilai

standar KBM 70 hanya 23 % (6 siswa) yang tuntas, sedangkan 77 % (20

siswa) belum tuntas.

2. Deskripsi Data Siklus I

Penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 8 April 2019.

Pembelajaran berlangsung selama 80 menit (2  40). Materi pokok yang

diajarkan pada Siklus I adalah Sistem Pendengaran pada Manusia. Hasil

83
pengamatan pada Siklus I, peneliti mendapat gambaran bahwa para siswa

terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle Picture dan tidak

dijumpai ada satu pun siswa yang tertidur dalam mengikuti pelajaran

dikarenakan pada pembelajaran sebelum-sebelumnya masih kerap ada

siswa yang tertidur di kelas, meskipun belum semua siswa memperhatikan

penjelasan dari guru dan juga belum berperan aktif dalam kegiatan proses

pembelajaran. Akan tetapi, dalam pelaksanaan proses pembelajaran sudah

dianggap berjalan cukup baik dan lancar. Rasa ingin tahu siswa bertambah

dan menikmati dalam proses pembelajaran.

a. Hasil Belajar

Berikut ini nilai hasil belajar siswa pada Siklus I dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4. 2: Hasil belajar Siklus I


No Nama Siswa KBM Nilai Keterangan
1 AR 70 70 Tuntas
2 ATW 70 70 Tuntas
3 AD 70 55 Tidak Tuntas
4 AO 70 70 Tuntas
5 ASS 70 70 Tuntas
6 DNH 70 70 Tuntas
7 DF 70 50 Tidak Tuntas
8 DL 70 55 Tidak Tuntas
9 DT R. 70 70 Tuntas
10 DRH 70 90 Tuntas
11 FSD 70 95 Tuntas
12 FRB 70 60 Tidak Tuntas
13 HAU 70 80 Tuntas
14 ICN 70 60 Tidak Tuntas
15 JK 70 55 Tidak Tuntas

84
16 LSS 70 90 Tuntas
17 MT 70 50 Tidak Tuntas
18 MA 70 70 Tuntas
19 NHARP 70 70 Tuntas
20 NA 70 75 Tuntas
21 QNH 70 85 Tuntas
22 RAA 70 80 Tuntas
23 SNL 70 70 Tuntas
24 ZSR 70 75 Tuntas
25 ZUAA 70 60 Tidak Tuntas
26 SS 70 70 Tuntas
Rata-Rata 69.80769231
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 50

Keterangan:

Tuntas : 18

Belum Tuntas : 8

Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


Persentase Ketuntasan = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
 100%

18
= 26  100%

= 70 %

Presentase tidak tuntas dihitung berdasarkan rumus berikut:


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
Persentase Tidak Tuntas =  100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

8
=  100%
26

= 30%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang

dicapai siswa pada Siklus I adalah 69,8 (dibulatkan menjadi 70). Siswa

85
yang tuntas belajar (mencapai KBM) terdapat 18 siswa (70 %),

sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 8 siswa (30 %). Siklus I ini

secara indikator klasikal pembelajaran belum tuntas belajar, karena siswa

yang memperoleh nilai 70 (nilai KBM) hanya mencapai 70 % dari

jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai

indikator keberhasilan yaitu  85% dari jumlah seluruh siswa tuntas

belajarnya, jadi harus dilaksanakan Siklus II untuk memperbaiki hasil

belajar siswa agar mencapai indikator klasikal.

b. Hasil Pengamatan

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti melakukan

pengamatan secara langsung mengenai aktivitas dan partisipasi siswa

pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif berbantuan media puzzle picture, mengamati kegiatan

interaksi siswa saat pembelajaran, interaksi siswa dengan guru dan

interaksi siswa dengan siswa serta peneliti mencatat setiap kegiatan dan

perubahan yang terjadi saat pembelajaran.

Berikut ini hasil pengamatan yang diperoleh peneliti:

1) Pengamatan Sikap Siswa

Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I


NO Aspek Pengamatan Skor

A B C D

1 Siswa duduk rapi sebelum pelajaran dimulai √

2 Siswa menjawab salam dengan semangat √

3 Siswa merespon apersepi dari guru √

86
4 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √

5 Siswa semangat memperhatikan pelajaran IPA √

6 Siswa memberikan umpan balik penjelasan dari guru √

7 Siswa mampu bekerja sama dengan teman √


sekelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru

8 Terampil dan kreatif dalam proses pembelajaran √

9 Siswa mengerjakan soal evaluasi dan LKS dengan √


jujur

10 Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan √


semangat

2) Pengamatan Keterampilan Menyusun Puzzle Picture

Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Keterampilan Siklus I


No Nama Siswa Skor Kesiapan dalam Skor Ketepatan dalam
menyusun Puzzle menyusun Puzzle
Picture Siklus I Picture Siklus II
A B C D A B C D
1 AR √ √
2 ATW √ √
3 AD √ √
4 AO √ √
5 ASS √ √
6 DNH √ √
7 DF √ √
8 DL √ √
9 DT R. √ √
10 DRH √ √
11 FSD √ √
12 FRB √ √
13 HAU √ √
14 ICN √ √
15 JK √ √
16 LSS √ √
17 MT √ √
18 MA √ √
19 NHARP √ √
20 NA √ √
21 QNH √ √

87
22 RAA √ √
23 SNL √ √
24 ZSR √ √
25 ZUAA √ √
26 SS √ √

3) Pengamatan Guru

Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Guru Siklus I


No Aspek Yang Diamati Skor
CA DB
A Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP √
b. Menyiapkan presensi, lembar peengamatan, lembar √
evaluasi
c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
B Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan
apersepsi
a. Salam pembuka √
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
C Penyampaian materi pokok
a. Menyampaikan materi dengan jelas √
b. Menekankan bagian-bagian terpenting dalam √
pelajaran
c. Melaksanakan pembelajaran dengan runtut √
D Kemampuan dalam menguasai kelas
a. Memberi kesempatan siswa untuk menjawab √
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi √
waktu yang telah direncanakan
E Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture
sistem pendengaran manusia
a. Guru menggunakan media puzzle picture secara √
efektif
b. Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan √
menggunakan media puzzle picture
c. Penguasaan guru terhadap materi dengan √
menggunakan media puzzle picture sistem
pendengaran pada manusia
d. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan media √
puzzle picture
F Kemampuan guru dalam menutup pembelajaran

88
a. Memberikan lembar evaluasi berupa tes tertulis √
individu
b. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan √
melibatkan siswa
c. Memberikan tindak lanjut nasihat atau arahan √
d. Salam penutup √

c. Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil

penelitian siklus I rata-rata hasil belajar siswa belum mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditentukan. Siklus I belum dikatakan tuntas,

dikarenakan siswa yang tuntas KBM 70 sebanyak 18 siswa atau 70% dari

keseluruhan siswa yang berjumlah 26 siswa dan yang belum tuntas

sebanyak 8 siswa atau 30% dari jumlah ssiwa yang ada di kelas VIII A

MTs YAJRI Payaman Magelang.

Setelah melakukan pengamatan pembelajaran di dalam kelas maka

selanjutnya dilakukan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Hal ini yang

perlu diperbaiki antara lain:

1) Guru mempelajari secara detail dan mempersiapkan bahan-bahan

yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga akan

terwujudnya pembelajaran yang lebih baik.

2) Guru harus bisa mengkondisikan siswa saat proses pembelajaran

berlangsung yang diwujudkan dengan guru bersikap tegas dan

disiplin terhadap seluruh siswa sehingga terwujudnya kelas yang

rapi dan kodusif.

89
3) Guru harus mampu mengatur waktu agar semua kegiatan

pembelajaran dapat terlaksana sesuai waktu yang telah ditetapkan.

4) Guru bersama pihak sekolah berusaha untuk melengkapi fasilitas

belajar sehingga akan terwujudnya proses pembelajaran yang aktif,

efektif, dan efisien.

5) Guru harus tegas dalam menyuruh siswa untuk berperan aktif dalam

kegiatan proses pembelajaran.

6) Kelemahan tersebut merupakan salah satu komponen yang

menyebabkan indikator keberhasilan belum terpenuhi secara

maksimal, untuk itu pada Siklus II diharapkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif berbantuan media puzzle picture

pada pembelajaran IPA materi Sistem Penglihatan Manusia dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A MTs YAJRI

Payaman.

3. Deskripsi Data Siklus II

Penelitian Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 15 April 2019.

Pembelajaran berlangsung selama 80 menit (2  40 menit). Materi pokok

yang diajarkan pada Siklus II adalah sistem penglihatan pada manusia.

Kelemahan-kelemahan yang terjadi di Siklus I diperbaiki pada Siklus II ini.

Hasil pengamatan dari Siklus II ini mendapat gambaran bahwa guru mampu

mengatasi kelemahan dalam Siklus I dan siswa dapat diajak bekerja sama

untuk mencapai kegiatan proses pembelajaran yang diharapkan meliputi;

guru mampu menguasai siswa dan dapat menguasai kelas, serta siswa lebih

90
memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung serta siswa berperan

aktif dalam kegiatan pembelajaran.

a. Hasil Belajar

Adapun nilai hasil belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4. 6: Hasil belajar Siklus II


No Nama Siswa KBM Nilai Keterangan
1 AR 70 70 Tuntas
2 ATW 70 75 Tuntas
3 AD 70 70 Tuntas
4 AO 70 80 Tuntas
5 ASS 70 80 Tuntas
6 DNH 70 75 Tuntas
7 DF 70 70 Tuntas
8 DL 70 75 Tuntas
9 DT R. 70 75 Tuntas
10 DRH 70 95 Tuntas
11 FSD 70 100 Tuntas
12 FRB 70 70 Tuntas
13 HAU 70 75 Tuntas
14 ICN 70 60 Tidak Tuntas
15 JK 70 40 Tidak Tuntas
16 LSS 70 80 Tuntas
17 MT 70 55 Tidak Tuntas
18 MA 70 70 Tuntas
19 NHARP 70 80 Tuntas
20 NA 70 95 Tuntas
21 QNH 70 90 Tuntas
22 RAA 70 75 Tuntas
23 SNL 70 85 Tuntas
24 ZSR 70 90 Tuntas
25 ZUAA 70 70 Tuntas
26 SS 70 90 Tuntas
Rata-Rata 76.53846154
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 40

91
Keterangan:

Tuntas : 23

Belum Tuntas : 3

Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


Persentase Ketuntasan = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
 100%

23
= 26  100%

= 88,47 %

Presentase tidak tuntas dihitung berdasarkan rumus berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


Persentase Tidak Tuntas =  100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

3
= 26  100%

= 11,53%

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa

pada Siklus II adalah 76,5. Siswa yang sudah tuntas belajar (mencapai

KBM) terdapat 23 siswa (88,47 %), sedangkan siswa yang belum tuntas

belajar 3 siswa (11,54 %). Berdasarkan data tersebut menunjukkan

bahwa pada Siklus II kegiatan pembelajaran sudah dianggap tuntas

karena sudah mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu

85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 70. Pembelajaran pada

Siklus II dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai Siklus

II.

92
b. Hasil Pengamatan

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti melakukan

pengamatan secara langsung mengenai aktivitas dan partisipasi siswa

pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif berbantuan media puzzle picture, mengamati kegiatan

interaksi siswa saat pembelajaran, interaksi siswa dengan guru dan

interaksi siswa dengan siswa serta peneliti mencatat setiap kegiatan dan

perubahan yang terjadi saat pembelajaran.

1) Pengamatan Sikap Siswa

Tabel 4.7. Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II


No Aspek Pengamatan Skor

A B C D

1 Siswa duduk rapi sebelum pelajaran dimulai √

2 Siswa menjawab salam dengan semangat √

3 Siswa merespon apersepi dari guru √

4 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √

5 Siswa semangat memperhatikan pelajaran IPA √

6 Siswa memberikan umpan balik penjelasan dari guru √

7 Siswa mampu bekerja sama dengan teman √


sekelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru

8 Terampil dan kreatif dalam proses pembelajaran √

9 Siswa mengerjakan soal evaluasi dan LKS dengan √


jujur

10 Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan √


semangat

93
2) Pengamatan Keterampilan Menyusun Puzzle Picture

Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Keterampilan Siklus II


No Nama Siswa Skor Kesiapan dalam Skor Ketepatan dalam
menyusun Puzzle menyusun Puzzle
Picture Picture
A B C D A B C D
1 AR √ √
2 ATW √ √
3 AD √ √
4 AO √ √
5 ASS √ √
6 DNH √ √
7 DF √ √
8 DL √ √
9 DT R. √ √
10 DRH √ √
11 FSD √ √
12 FRB √ √
13 HAU √ √
14 ICN √ √
15 JK √ √
16 LSS √ √
17 MT √ √
18 MA √ √
19 NHARP √ √
20 NA √ √
21 QNH √ √
22 RAA √ √
23 SNL √ √
24 ZSR √ √
25 ZUAA √ √
26 SS √ √

3) Pengamatan Guru

Tabel 4.9. Hasil Pengamatan Guru Siklus II


No Aspek Yang Diamati Skor
A B C D
A Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP √
b. Menyiapkan presensi, lembar peengamatan, lembar √
evaluasi
c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √

94
B Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan
apersepsi
a. Salam pembuka √
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
C Penyampaian materi pokok
a. Menyampaikan materi dengan jelas √
b. Menekankan bagian-bagian terpenting dalam √
pelajaran
c. Melaksanakan pembelajaran dengan runtut √
D Kemampuan dalam menguasai kelas
a. Memberi kesempatan siswa untuk menjawab √
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi √
waktu yang telah direncanakan
E Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture
sistem penglihatan manusia
a. Guru menggunakan media puzzle picture secara √
efektif
b. Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan √
menggunakan media puzzle picture
c. Penguasaan guru terhadap materi dengan √
menggunakan media puzzle picture sistem
pendengaran pada manusia
d. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan media √
puzzle picture
F Kemampuan guru dalam menutup pembelajaran
a. Memberikan lembar evaluasi berupa tes tertulis √
individu
b. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan √
melibatkan siswa
c. Memberikan tindak lanjut nasihat atau arahan √
d. Salam penutup √

c. Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil

penelitian siklus II rata-rata hasil belajar telah mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditentukan. Siklus II dapat dikatakan tuntas,

dikarenakan siswa yang tuntas KBM 70 sebanyak 23 siswa atau 88,47%

95
dari jumlah keseluruhan siswa yang berjumlah 26 siswa dan yang

belum tuntas sebanyak 3 siswa atau 11,53% dari jumlah siswa yang ada

di kelas VIII A MTs YAJRI Payaman Magelang. Hal ini dapat dilihat

dari semua siswa yang memperhatikan dan mendengarkan penjelasan

dari guru serta siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Kemajuan yang demikian menghasilkan siswa dapat mencapai

target KBM indikator sekolah secara maksimal baik secara individu

maupun kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini

ketuntasan yang didapat sebesar 88,47% artinya siswa telah lulus

dalam mencapai standar KBM indikator sekolah.

Setelah melakukan pengamatan di dalam kelas maka selanjutnya

dilaksanakan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Hal-hal yang perlu

diperbaiki antara lain:

1. Guru harus melakukan tindakan remidi kepada 3 siswa yang belum

tuntas belajar.

2. Meningkatkan keseriusan atau kesungguhan yang belum tuntas

untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran.

B. Pembahasan

1. Pembahasan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Indera Manusia

Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan

tentang hasil belajar siswa. Berikut ini rekapitulasi hasil belajar siswa

dapat dilihat pada tabel berikut:

96
Tabel 4. 12: Tabel Rekapitulasi Nilai Siswa per Siklus
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 AR 48 70 70
2 ATW 53 70 75
3 AD 70 55 70
4 AO 63 70 80
5 ASS 50 70 80
6 DNH 63 70 75
7 DF 58 50 70
8 DL 57 55 75
9 DT R. 63 70 75
10 DRH 78 90 95
11 FSD 80 95 100
12 FRB 35 60 70
13 HAU 48 80 75
14 ICN 53 60 60
15 JK 55 55 40
16 LSS 45 90 80
17 MT 20 50 55
18 MA 50 70 70
19 NHARP 75 70 80
20 NA 75 75 95
21 QNH 73 85 90
22 RAA 63 80 75
23 SNL 52 70 85
24 ZSR 48 75 90
25 ZUAA 30 60 70
26 SS 58 70 90
Rata-rata 56,3 69.8 76,5

Berdasarkan data rekapitulasi di atas dapat diketahui bahwa terjadi

peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari pra Siklus sebesar 56,3

ke Siklus I yang meningkat menjadi 69,8 pembulatan 70. Pada siklus II

juga terjadi peningkatan nilai rata-rata jika dibandingkan Siklus I menjadi

sebesar 76,5. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model

97
pembelajaran kooperatif berbantuan Media Puzzle Picture berhasil

meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut tabel hasil persentase

rekapitulasi belajar siswa dari pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.

Tabel 4. 11: Hasil persentase rekapitulasi belajar siswa


Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Presentase

Pra Siklus 56,3 Tuntas 6 23%

Belum Tuntas 20 77%

Siklus I 69.8 Tuntas 18 70%

Belum Tuntas 8 30%


Siklus II 76,5 Tuntas 23 88,47%

Belum Tuntas 3 11,53%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan

hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle Picture adalah sebagai

bukti keberhasilan penggunaan model pembelajaran ini.

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada Siklus I

terdapat 18 siswa (70 %) tuntas belajar dan 8 siswa (30 %) belum tuntas

belajar dengan nilai rata-rata 69,8 dibulatkan menjadi 70. Berdasarkan

hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan,

maka penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu

berbeda.

Hasil belajar Siklus II diperoleh data 23 siswa(88,47 %) tuntas belajar

dan 3 siswa (11,53 %) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 76,5.

98
Berdasarkan perolehan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa hasil belajar

dari siklus I ke Siklus II terjadi peningkatan 18,47%.

Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II sudah memenuhi kriteria

ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah seluruh

siswa sudah tuntas belajar sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan

pada Siklus II ini. Siswa yang belum tuntas pada Siklus II diberikan

tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang dipantau oleh

guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.

Akan lebih jelas apabila pembahasan tersebut digambarkan

menggunakan grafik sebagai berikut:

Grafik Peningkatan Ketuntasan


Hasil Belajar Siswa
100%
90%
80%
70%
60% Pra Siklus
50%
Siklus I
40%
Siklus II
30%
20%
10%
0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4. 1: Grafik ketuntasan hasil belajar

1. Pada tahap Pra Siklus persentase yang tuntas sebanyak 23%.

2. Pada tahap Siklus I persentase yang tuntas sebanyak 70%.

3. Pada tahap Siklus II persentase yang tuntas sebanyak 88,47%.

99
Grafik Hasil Belajar Siswa
yang Belum Tuntas
90%
80%
70%
60%
50% Pra Siklus
40% Siklus I
30% SiklusII
20%
10%
0%
Pra Siklus Siklus I SiklusII
Gambar 4. 2: Grafik hasil belajar yang belum tuntas

Hasil Belajar Siswa yang Belum Tuntas :

1. Pada tahap Pra Siklus persentase yang belum tuntas sebanyak 77%.

2. Pada tahap Siklus I persentase yang belum tuntas sebanyak 30%.

3. Pada tahap Siklus II persentase yang belum tuntas sebanyak 11,53%.

Gambar di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah

diterapkan model pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle

Picture terjadi peningkatan dari pra Siklus 23% siswa yang tuntas belajar

ke Siklus I menjadi 70% siswa tuntas belajar. Kemudian berlanjut pada

Siklus II dan meningkat menjadi 88,47% siswa yang tuntas belajar.

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Amanah

(2017) melakukan penelitian dengan hasil penelitian untuk meningkatkan

prestasi belajar IPA menggunakan media Puzzle Picture pada siswa kelas

V MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali. Penelitian ini

merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 Siklus.

100
Subjek penelitian ini yaitu siswa siswi kelas V MI Klumpit Kecamatan

Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018 yang

berjumlah 22 anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda dan essay.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle

picture dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI Klumpit

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018.

Peningkatan ini ditandai dengan nilai rata-rata kondisi awal 63,73, nilai

rata-rata Siklus I adalah 71,14, dan nilai rata-rata siklus II adalah 82,05.

Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) pada kondisi awal 11 siswa, pada

Siklus I ada 15 siswa, dan pada siklus II ada 20 siswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Amanah ini memiliki

kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu

menggunakan media puzzle picture untuk meningkatkan hasil belajar,

sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat,

waktu pelaksanaan penelitian bentuk media Puzzle Picture, dan model

pembelajarannya.

2. Pembahasan Pengamatan Sikap Siswa, Keterampilan Menyusun

Puzzle Picture dan Pengamatan Guru

Hasil penelitian tindakan siklus I dan II dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif berbantuan media puzzle picture menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar IPA materi sistem indera manusia. Selain

itu, juga mengalami peningkatan di berbagai aspek yang meliputi: aktivitas

101
belajar siswa dan partisipasi siswa pada saat kegiatan pembelajaran,

kegiatan interaksi siswa saat pembelajaran, interaksi siswa dengan guru

dan interaksi siswa dengan siswa serta peneliti mencatat setiap kegiatan

dan perubahan yang terjadi saat pembelajaran.

Berikut ini hasil pengamatan aspek sikap siswa selama proses

pembelajaran melalui model kooperatif learning berbantuan media puzzle

picture mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Yang mana dari

masing-masing indikator mengalami peningkatan menuju ke hal yang

lebih baik. Meskipun ada beberapa indikator yang tidak berubah dan ada

yang menurun nilai skornya tetapi, masih lebih banyak nilai skor indikator

yang meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Rekapitulasi aspek pengamatan sikap siswa.


No Aspek Pengamatan Skor Siklus I Skor Siklus II

A B C D A B C D

1 Siswa duduk rapi sebelum pelajaran √ √


dimulai

2 Siswa menjawab salam dengan √ √


semangat

3 Siswa merespon apersepi dari guru √ √

4 Siswa memperhatikan penjelasan √ √


dari guru

5 Siswa semangat memperhatikan √ √


pelajaran IPA

6 Siswa memberikan umpan balik √ √ √


penjelasan dari guru

7 Siswa mampu bekerja sama dengan √ √


teman sekelompok untuk
menyelesaikan tugas dari guru

102
8 Terampil dan kreatif dalam proses √ √ √
pembelajaran

9 Siswa mengerjakan soal evaluasi √ √


dan LKS dengan jujur

10 Siswa mengikuti pembelajaran √ √


dengan aktif dan semangat

Berikut ini hasil pengamatan aspek keterampilan siswa dalam

menyusun puzzle picture selama proses pembelajaran melalui model

kooperatif learning berbantuan media puzzle picture mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel

4.13 berikut.

Tabel 4.13 Rekapitulasi aspek ketrampilan siswa


No Nama Skor Kesiapan Skor Ketepatan Skor Kesiapan Skor
Siswa dalam dalam dalam Ketepatan
menyusun menyusun menyusun dalam
Puzzle Picture Puzzle Picture Puzzle Picture menyusun
Siklus I Siklus I Siklus II Puzzle Picture
Siklus II
A B C D A B C D A B C D A B C D
1 AR √ √ √ √
2 ATW √ √ √ √
3 AD √ √ √ √
4 AO √ √ √ √
5 ASS √ √ √ √
6 DNH √ √ √ √
7 DF √ √ √ √
8 DL √ √ √ √
9 DT R. √ √ √ √
10 DRH √ √ √ √
11 FSD √ √ √ √
12 FRB √ √ √ √
13 HAU √ √ √ √
14 ICN √ √ √ √
15 JK √ √ √ √
16 LSS √ √ √ √
17 MT √ √ √ √

103
18 MA √ √ √ √
19 NHARP √ √ √ √
20 NA √ √ √ √
21 QNH √ √ √ √
22 RAA √ √ √ √
23 SNL √ √ √ √
24 ZSR √ √ √ √
25 ZUAA √ √ √ √
26 SS √ √ √ √

Adapun hasil pengamatan aspek pengamatan guru selama proses

pembelajaran melalui model kooperatif learning berbantuan media puzzle

picture juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut

dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:

Tabel 4. 14 Rekapitulasi aspek pengamatan guru


No Aspek Yang Diamati Skor Siklus I Skor Siklus II
A B C D A B C D
A Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP √ √
b.Menyiapkan presensi, lembar peengamatan, √ √
lembar evaluasi
c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √ √
B Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi
a. Salam pembuka √ √
b. Mengkondisikan kelas √ √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √ √
C Penyampaian materi pokok
a. Menyampaikan materi dengan jelas √ √
b.Menekankan bagian-bagian terpenting √ √
dalam pelajaran
c. Melaksanakan pembelajaran dengan runtut √ √
D Kemampuan dalam menguasai kelas
a.Memberi kesempatan siswa untuk √ √
menjawab
b.Menciptakan suasana kelas yang √ √
menyenangkan
c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √ √
alokasi waktu yang telah direncanakan

104
E Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture sistem
pendengaran dan penglihatan manusia
a. Guru menggunakan media puzzle picture √ √
secara efektif
b.Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan √ √
menggunakan media puzzle picture
c. Penguasaan guru terhadap materi dengan √ √
menggunakan media puzzle picture sistem
pendengaran pada manusia
d. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan √ √
media puzzle picture
F Kemampuan guru dalam menutup pembelajaran
a. Memberikan lembar evaluasi berupa tes √ √
tertulis individu
b.Menyimpulkan materi pembelajaran √ √
dengan melibatkan siswa
c. Memberikan tindak lanjut nasihat atau √ √
arahan
d. Salam penutup √ √

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data rekapitulasi hasil dari

pengamatan tiap siklus:

No Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II


A B C D A B C D
1 Sikap 3 7 6 4
2 Keterampilan 16 10 21 5
3 Pengamatan Guru 11 8 2 16 5
Tabel 4. 15. Peningkatan Pengamatan sikap, ketrampilan dan pengamatan

guru.

Berdasarkan hasil observasi tabel di atas dapat dilihat adanya

peningkatan frekuensi dari siklus I sampai ke siklus II. Setiap indikator

masing-masing siklus juga mengalami peningkatan. Dari hasil observasi

di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran

kooperatif berbantuan media puzzle picture dalam pembelajaran IPA dapat

meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.

105
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di MTs

YAJRI Payaman Magelang, dapat disimpulkan bahwa melalui model

pembelajaran kooperatif berbantuan media Puzzle Picture dapat meningkatkan

hasil belajar IPA materi Sistem Indera Manusia pada siswa kelas VIII A MTs

YAJRI Payaman Magelang Tahun Pelajaran 2018/ 2019. Hal ini dibuktikan

dari presentase hasil belajar IPA yang terus menerus meningkat nilai rata-rata

hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari pra Siklus sampai Siklus II. Pra

siklus siswa yang tuntas belajar ada 6 siswa (23%) dan yang belum tuntas ada

20 siswa (73%) dengan nilai rata-rata kelas 56,3. Siklus I terdapat 18 siswa

(70%) tuntas belajar dan 8 siswa (30%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-

rata kelas 69,8. Kemudian pada siklus II terdapat 23 siswa (88,47%) yang

tuntas belajar dan telah mencapai Kriteria Ketuntasan Klasikal yaitu 88,47% ≥

85% dan 3 siswa (11,53%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas

76,5.

Berdasarkan data tersebut, penelitian ini dihentikan di siklus II karena

sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar klasikal yang telah ditetapkan

yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang

tuntas belajar dari pra siklus ke siklus I sebesar 47% dan dari siklus siklus I ke

siklus II sebesar 18,47%.

106
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

memberikan saran kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam proses belajar

mengajar agar proses tersebut menjadi lebih baik dan mencapai tujuan yang

ingin dicapai.

1. Siswa

a. Siswa hendaknya lebih rajin, aktif, disiplin dan lebih giat lagi dalam

belajar, karena belajar tidak hanya di dalam kelas, tetapi di manapun

dapat dijadikan sebagai tempat untuk belajar.

b. Jika ada masalah dan kesulitan dalam belajar, siswa jangan sungkan dan

takut meminta bantuan guru atau orang tua atau teman sebaya.

c. Siswa harus memperhatikan guru saat guru sedang menjelaskan

pelajaran.

d. Lebih memanfaatkan waktu luang untuk membaca dan mengerjakan

latihan soal.

2. Guru

a. Guru harus mempersiapkan bahan-bahan materi pelajaran dengan rinci

dan lengkap sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan sehingga tujuan

kegiatan yang diinginkan akan tercapai dan terstruktur prosesnya.

b. Guru lebih tegas dan disiplin sehingga terwujudnya kelas yang

kondusif.

107
c. Hendaknya guru menggunakan metode atau media pembelajaran yang

aktif dan kreatif dan sesuai dengan materi sehingga dapat membantu

proses pemahaman siswa dalam menyerap pelajaran.

3. Sekolah

a. Pihak sekolah bersama-sama bekerjasama untuk mewujudkan visi misi

yang telah dibuat seperti dengan mamfasilitasi sarana dan prasarana

sekolah.

Pihak sekolah melakukan pembinaan terhadap guru untuk mengevaluasi

kegiatan pembelajaran dan melatih guru untuk melakukan pembelajaran

dengan kreatif dan inovatif.

108
DAFTAR PUSTAKA

Abtokhi, Ahmad. 2008. Sains untuk PGMI/PGSD. Malang : UIN Malang Press.
Anonim. 2018. Pentingnya Menjaga Kesehatan Telinga. Solo: RS Indriati.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Bachtiar, Abd Rahman. 2014. Prinsip-Prinsip Dan Model Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam. Jurnal Tarbawi, 1(2), 149-158

Bahar, dan Risnawati. 2019. Pengaruh Penggunaan Media Puzzle Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas III SD di Kabupaten Gowa. Jurnal
Publikasi Pendidikan, 2(1), 77–86.

Campbell, Neil A, etc. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan oleh Damaring
Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Hayati, Sri. 2017. Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Pembelajaran Kooperatif


Learning. Magelang: Graha Cendekia.

Husna, Nurul, dkk. 2017. Pengembangan Media Puzzle Materi Pencemaran


Lingkungan di SMP Negeri 4 Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia, 05(01), 66–71.

Isnaini, Muhammad, dkk. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Torso


Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Pada
Manusia Di SMP Negeri 19 Palembang. Jurnal Biota, 1(1), 42–51.

Karim, Saeful, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk
Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta: PT Mutiara Permata Bangsa.

Kemkes. 2015. Cara Menjaga Kesehatan Mata.


http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/gangguan-indera
fungsional/bagaimana-cara-menjaga-kesehatan-mata diunduh pada 10 Juli
2019 12:03

KEMDIKBUD. 2017a. Buku Guru ILMU PENGETAHUAN ALAM Cetakan Ke2.


Jakarta.

. 2017b. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas VIII SMP/Mts


Semester 2. Jakarta.

Khikmiah, Yuan Jazilatul dan Julianto. 2015. Permainan Puzzle Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. JPGSD,
03(02), 1681–1692.

109
Kurnia, Rizki Dhini, dkk. 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis
Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa
Dan Peningkatan Mutu Lulusan Alumni Fasilkom Unsri Berbasis E-
Learning (Studi Kasus: Matakuliah Pemrograman Web). Jurnal Sistem
Informasi, 06(01), 645-654.

Maslukhah, Khusnul dan Abdullah, M. Husni. 2013. Penggunaan Media Puzzle


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN
Klantingsari I Tarik Sidoarjo. JPGSD, 01(2), 1-8.

Mochtar, Radinal, Dkk. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Dengan
Menggunakan Media Puzzle Pada Peserta Didik Kelas X SMA YASPIB
Bontolempangan Gowa Tahun Pelajaran 2013-2014. JPF, 2(2), 165–174.

Ngalimun, dkk. 2015. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo.

Nur, Muhammad. 2017. Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Perilaku
Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas Mowewe. Jurnal
Pemikiran Islam, 03(2), 145-162.

Nugroho, Puguh Setyo dan Wiyadi, HMS. 2009. Anatomi dan Fisiologi
Pendengaran Perifer. Jurnal THT, 2(2), 76-85.

Omegawati, Wigati Hadi, dkk. 2013. Detik-Detik ujian Nasional Biologi Untuk
SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.

Purwanto, Agus. 2016. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Examples Non Examples Di
Kelas VII H SMP 5 Kudus Semester II Tahun Pelajaran 2014 / 2015.
Jurnal Profesi Keguruan, 2(1), 36–41.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Media Perdana Group.

Saubbaisagu, Valeria. 2016. Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan


Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas II B SD Negeri Gedongkiwo. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 38(5), 3644–3654.

Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia: dari Sel Ke Sistem, Ed. 8.


Terjemahan oleh Brahm. U. Pandit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Edisi revisi.


Jakarta: Rineka Cipta

Sumiyadi, dkk. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri

110
Dan Berwawasan Konservasi. Journal Of Innovative Science Education,
1(1), 1–9.

Sunarti, dan Dalle, Ambo. 2017. Keefektifan Penggunaan Media Gambar Puzzle
Dalam Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Jerman Siswa
Kelas XI MAN 1 Makassar. Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra,
1(1), 18–25.

Suprani. Cooperative Learning in Multi-Cultural Education. Jurnal Pembangunan


Pendidikan, 01(1), 108-118.

Suryanti, Dewi Putri dan Suroso. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Make A Match Berbantuan Media Puzzle Untuk Meningkatkan
Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Kelas 4 SD Negeri Dukuh 02 Salatiga
Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal Naturalistic, 2(2), 216–230.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Triyanto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana Media Group.

. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Press.

Turisinawati. 2016. Penguasaan Konsep Hakikat Sains Dalam Pelaksanaan


Percobaan Pada Pembelajaran IPA Di SDN Kota Banda Aceh. Jurnal
Pesona Dasar, 2(4), 72–84.

Waluya, Tuwuh. 2018. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Materi
Pewarisan Sifat Dengan Media Kartu Dogen. Jurnal Profesi Keguruan,
3(2), 197–204.

Widyanarti, Sri. 2013. Penggunaan Media Puzzle Dalam Model Pembelajaran


Langsung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
IPS Kelas V A SDN Rangkah I Tambaksari Surabaya. Jurnal Penelitian
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 1–5.

Wulandari, Nyana, dkk. 2018. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Dan Hasil
Belajar Tematik Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning
Berbantuan Puzzele Pada Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 2. Jurnal
Ilmiah Pengembangan Pendidikan, 5(3), 1–12.

Wulandari, Henny. 2015. Perancangan Interior "Five Senses" di Surabaya. Jurnal


Intra, 3(2), 167-175.

111
LAMPIRAN

112
Lampiran 1. Surat Pembimbing Skripsi

113
Lampiran 2. Lembar Konsultasi Skripsi

114
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian

115
Lampiran 4. Surat Izin Telah Melakukan Penelitian Skripsi

116
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Penelitian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MTs YAJRI Payaman

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VIII A/1I

Materi Pokok : Sistem Pendengaran pada Manusia

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 kali tatap muka)

A KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi dan gotong royong), santun, percaya diri dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaanya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

117
B KOMPETENSI DASAR

1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik

dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam

lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,

teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,

inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan dan

berdiskusi.

3. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari

sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil

percobaan.

4. Memahami konsep sistem pendengaran serta keterkaitannya dengan

kehidupan sehari-hari.

5. Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggung jawab dalam aktivitas

sehari-hari.

C INDIKATOR

1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sitem

pendengaran dan pada manusia serta gangguan pada sistem pendengaran.

2. Menunjukkan sikap teliti, cermat, tekun, kritis dan bertanggung jawab

sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan dan

berdiskusi.

118
3. Mengidentifikasi bagian-bagian telinga dan fungsinya.

4. Menjelaskan proses mekanisme kerja indra pendengar

5. Menjelaskan gangguan pada sistem pendengaran yang biasa dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.

6. Menunjukkan ketekunan, tanggung jawab, saling menghargai dalam

kegiatan belajar dan bekerja baik secara individu maupun kelompok.

D TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik dapat mengembangkan sikap mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem pendengaran pada manusia dan

fungsinya, serta gangguan pada sistem pendengaran.

2. Peserta didik mampu mengembangkan perilaku rasa ingin tahu, teliti, dan

peduli lingkungan melalui diskusi, kerja kelompok dan melakukan

pengamatan dilingkungan sekitar.

3. Peserta didik mampu mengembangkan ketekunan, tanggung jawab, dan

saling menghargai dalam kegiatan belajar dan bekerja baik secara individu

maupun kelompok.

4. Peserta didik mampu mengidentifikasi bagian-bagian telinga dan fungsinya

5. Peserta didik mampu menjelaskan proses mekanisme kerja indra

pendengar.

6. Peserta didik mamapu mendeskripsikan gangguan pada sistem pendengaran

yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.

119
E MATERI

Telinga manusia dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, telinga bagian luar

terdiri dari daun telinga dan saluran telinga, telinga bagian tengah yang terdiri

dari bagian gendang telinga, tulang telinga dan saluran eustachius dan bagian

dalam terdiri dari rumah siput dan saluran gelang.

F METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Discovery Learning

2. Pendekatan : Scientific

3. Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

G MEDIA dan SUMBER PEMBELAJARAN

1. Media : White board, Puzzle Picture

2. Sumber Pembelajaran : Buku IPA SMP kelas VIII dan LKS

H KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: 10 menit

a. orientasi
1.guru membuka salam
2.guru menanyakan keadaan peserta didik
3.guru mengabsen siswa.
b.Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
agar semangat dalam mengikuti pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi
Guru melakukan apersepsi sebagai awal
komunikasi sebelum melaksanakan
pembelajaran inti seperti menayakan: “siapa
yang pernah kaget mendengar guntur? Kenapa

120
kaget? Kalian mendegar suara guntur melalui
indera apa? Nah sekarang kita akan belajar
tentang indera pendengaran
d.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti a. Siswa mengamati gambar indera pendengar 60 menit
(telinga) yang dibawa oleh guru. (Mengamati)
b.Siswa dan guru bertanya jawab mengenai
indera pendengar (telinga). (Menanya)
“Apakah anak-anak tahu ini merupakan bagian
apa? Ini merupakan salah satu bagian panca
indera kita yaitu?”
“semua siswa dikelas ini punya telinga kan”?
ada berapa jumlah telinga? nah kalau kalian
punya telinga maka harus kalian syukuri
dengan menjaganya dan memfungsikan
sebagimana mestinya, contoh: jika ada guru
yang sedang menerangkan di depan kalian
harus mendengarkan.
c. Siswa diminta mengerjakan soal pretest
d.Siswa dibagi menjadi 7 kelompok
e. Setiap kelompok diberikan media puzzle
picture untuk menyusun gambar telinga
(Mencoba)
f. Setiap kelompok diberikan soal lembar kerja
siswa yang dikerjakan secara berkelompok
(Menalar)
g.Setiap kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas secara bergantian (Mengkomunikasikan)
h.Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan
(Mengkomunikasikan)
i. Siswa di berikan soal evaluasi di kerjakan
secara mandiri (Menalar)

121
Penutup a. siswa dan guru mereview hasil kegiatan 10 menit
pembelajaran.
b.guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang berkinerja baik.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang sekiranya
belum dipahami.
d.Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran selanjutnya.
e. Guru mengevaluasi pembelajaran dan
menyampaikan pesan moral.
f. Guru meminta ketua kelas memimpin doa.
g.Guru mengucapkan salam.

I PENILAIAN

1. Jenis/teknik Penilaian

Jenis/teknik Bentuk instrumen


Sikap Lembar pengamatan sikap
Pengetahuan Tes pilihan ganda dan uraian
Keterampilan Menyusun Puzzle Picture dengan
benar

122
Lembar Pengamatan Sikap Siswa

NO Aspek Pengamatan Skor


A B C D
1 Siswa duduk rapi sebelum pelajaran dimulai
2 Siswa menjawab salam dengan semangat
3 Siswa merespon aperepi dari guru
4 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
5 Siswa semangat memperhatikan pelajaran IPA
6 Siswa memberikan umpan balik dari penjelasan guru
7 Siswa mampu bekerja sama dengan teman
sekelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru
8 Teranpil dan kreatif dalam proses pembelajaran
9 Siswa mengerjakan soal evaluai dengan jujur
10 Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan
semangat
Keterangan Skor:

A : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

D: Kurang

123
Keterangan Observai Penilaian Sikap Siswa

No Aspek Skala Kriteria Penilaian


Nilai
Siswa duduk rapi sebelum A Sangat baik dan semua siap semua
1 pelajaran dimulai B Baik dan  10 % siswa belum siap
(2-3 siswa)
C Cukup dan banyak siswa yang
kurang siap (setengah dari jumlah
siswa keeluruhan sekitar 50%)
D  25% siswa belum siap
2 Siswa menjawab salam A Sangat baik dan semua siswa
dengan semangat menjawab salam dengan kompak
B Baik dan  10 % siswa tidak
menjawab salam (2-3 siswa)
C Cukup dan banyak siswa yang tidak
menjawab salam (setengah dari
jumlah siswa keseluruhan sekitar
50%)
D Siswa  25% tidak menjawab salam
3 Siswa merespon apersepsi A Sangat baik dan semua siswa
dari guru melakukan apersepsi guru

B Baik dan  10 % dari jumlah siswa


tidak melakukan apersepsi (sekitar 2-
3 siswa)
C Cukup dan 50% siswa tidak merepon
apersepsi dari guru (setengah dari
jumlah siswa)
D Siswa  25% tidak melakukan
apersepsi dari guru
4 Siswa memperhatikan A Semua siswa memperhatikan
penjelasan dari guru penjelasan dari guru
B  10 % siswa tidak memperhatikan
penjelaan dari guru (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa tidak memperhatikan
penjelaan dari guru (setengah dari
jumlah siswa)
D  25% tidak memperhatikan
penjelasan guru
5 A Semua siswa foku dalam
memperhatikan pelajaran IPA

124
Siswa fokus B  10 % siswa tidak fokus dalam
memperhatikan pelajaran pembelajaran (sekitar 2-3 siswa)
IPA C 50% siswa tidak fokus
memperhatikan pembelajaran
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak fokus memperhatikan
pelajaran
6 Siswa memberikanumpan A Semua siswa merespon dari
balik dari penjelasan guru penjelasan guru
B  10 % siswa tidak merespon
penjelasan dari guru (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa tidak merespon
penjelasan dari guru(setengah dari
jumlah siswa)
D  25% tidak merespon penjelasan
dari guru
7 Siswa mampu bekerja A Sangat baik dan siswa mampu
sama dengan teman bekerja dalam diskusi kelompok
sekelompok untuk B  10 % siswa tidak bekerja sama
menyelesaikan tugas dari dengan temannya (sekitar 2-3 siswa)
guru C 50% siswa tidak bekerja sama dan
hanya mengandalkan temannya
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak bekerja sama
8 Terampil dan kreatif dalam A Semua siswa terampil dan kreatif
proses pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media Puzzle
Picture
B  10 % belum paham dalam
penyusunan media (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa kurang terampil dan
kreatif dalam menyusun media
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak terampil dan kreatif
dalam menyusun media Puzzle
Picture
9 Siswa mengerjakan soal A Semua siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan evaluasi dan LKS dengan jujur dan
jujur tepat.
B  10 % siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.

125
C 50% siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.
D  25% siswa tidak mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.
10 Siswa mengikuti A Semua siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif pembelajaran dengan aktif dan
dan semangat semangat.
B  10 % Siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif dan
semangat
C 50% Siswa mengikuti pembelajaran
dengan aktif dan semangat
D  25% siswa tidak mengikuti
pembelajaran dengan aktif dan
semangat

126
Lembar Penilaian Ketrampilan

NO Nama Siswa Skor Kesiapan dalam Skor Ketepatan dalam


menyusun Puzzle Picture menyusun Puzzle
Picture
A B C D A B C D

Keterangan Skor :

A : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

D: Kurang

127
Rubrik Penilaian Keterampilan Menyusun Puzzle Picture

No Keterampilan yang Skor Rubrik


dinilai
1. Kesiapan dalam A 1) Mempersiapkan Puzzle sesuai
menyusun Puzzle dengan yang telah ditentukan
Picture 2) Mengecek kembali jumlah dari
kepingan-kepingan Puzzle
3) Menyiapakan ATK untuk mengisi
LKS yang telah disiapkan setelah
Puzzle selesai disusun
4) Memulai menyusun Puzzle ketika
aba-aba dimulai
B Ada tiga aspek yang tersedia
C Ada dua aspek yang tersedia
D Ada satu aspek yang tersedia
2 Ketepatan dalam A 1) Menyusun Puzzle sesuai dengan
menyusun Puzzle prosedur
Picture 2) Menyusun Puzzle tepat waktu
sesuai aturan
3) Mengecek kembali kepingan-
kepingan Puzzle yang telah
disusun
4) Mengisi LKS yang disediakan
sesuai dengan prosedur
B Ada tiga aspek yang tersedia
C Ada dua aspek yang tersedia
D Ada satu aspek yang tersedia

128
Instrumen Penilaian Pengetahuan

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Perhatikan gambar irisan telinga berikut ini!

Gendang telinga, saluran eustachius, dan rumah siput

ditunjukkan secara berturut-turut dengan huruf ....

a. P, S dan R c. R, S dan T

b. P, R dan T d. P, S dan T

2. Pada saat mendengar suara yang sangat keras, sebaiknya kita membuka

mulut. Tujuan dari tindakan tersebut adalah ....

a. dapat bernapas lega

b. tekanan udara telinga tengah sama dengan telinga luar

c. suara dapat masuk ke rongga mulut

d. gelombang suara keras terpecah masuk ke dalam tubuh

3. Berikut ini adalah struktur yang terdapat dalam telinga manusia:

1) Daun telinga, 5) Tulang landasan

2) Saluran telinga, 6) Tulang martil

3) Gendang telinga, 7) Koklea

4) Tulang sanggurdi, 8) Saraf pendengaran

Setelah gelombang bunyi sampai di telinga, agar bunyi dapat didengar,

getaran berturut-turut melalui struktur bernomor ....

a. 1-2-3-6-5-4-7-8 c. 1-2-3-6-4-5-7-8

b. 1-2-3-4-5-6-7-8 d. 1-2-3-5-4-6-7-8

129
4. Pada telinga terdapat tulang-tulang kecil yang terangkai berurutan dari luar

ke dalam adalah . . .

a. Martil – landasan – sanggurdi

b. Martil – sanggurdi – landasan

c. Landasan – martil – sanggurdi

d. Landasan – sanggurdi – martil

5. Bagian telinga yang berfungsi untuk menangkap gelombang suara dan

mengubahnya menjadi getaran adalah . . .

a. Tabung auditori

b. Saluran setengah lingkaran

c. Gendang telinga

d. Saraf auditori di koklea

6. Yang bukan merupakan bagian telinga tengah adalah . . .

a. Rumah siput c. Tulang martil

b. Saluran eustachius d. Tulang inkus

7. Dibawah ini yang merupakan bagian dari telinga tengah adalah...

a. daun telinga, koklea dan saluran setengah lingkaran

b. gendang telinga, tiga tulang pendengaran dan koklea

c. saluran eustacius, koklea dan gendang telinga

d. gendang telinga, saluran eustachius dan tiga tulang pedengaran

130
8. Mengirimkan getaran yang diterima dari membran timpani pada telinga

luar menuju ke jendela oval telinga dalam adalah fungsi dari....

a. koklea

b. tulang pendengaran

c. daun telinga

d. saluran setengah lingkaran

9. Bagian telinga yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh

adalah...

a. koklea

b. gendang telinga

c. daun telinga

d. saluran setengah lingkaran

10. Koklea biasa disebut juga dengan....

a. rumah siput

b. vestibuli

c. saluran setengah lingkaran

d. daun telinga

B. Essay

1. Lengkapilah gambar

bagian-bagian telinga diatas

secara tepat dan jelaskan

f\ungsinya !

131
2. Apa yang kamu lakukan untuk menjaga dan merawat indera pendengar?

sebutkan minimal 3 cara!

3. Sebutkan gangguan dan penyakit pada indera pendengaran?

4. Bagaimana cara kamu mensyukuri anugerah Tuhan karena diberi indera

pendengar yang sempurna?

5. Jelaskan mekanisme kerja sistem indra pendengar

Kunci jawaban

A. Pilihan Ganda

1. C 6. A

2. B 7. D

3. A 8. B

4. A 9. D

5. C 10. A

B. Essay

1. Gambar bagian-bagian telinga:

1) Telinga luar

2) Saluran telinga

3) Gendang telinga

4) Telinga tengah

5) Telinga dalam

6) Saluran menuju otak

132
133
Soal Pre Test Sistem Pendengaran pada Manusia

1. Menghubungkan rogga mulut dengan telinga bagian tengah adalah


fungsi...
2. Fungsi dari daun telinga adalah...
3. Cairan lilin pada telinga berfungsi untuk...
4. Fungsi koklea adalah....
5. Sebutkan tiga tulang pendengaran pada telinga bagian tengah...
6. Cara membersihkan telinga yang benar menggunakan . . . .
7. Bunyi ledakan dapat diketahui dengan indera . . . .
8. Jika sakit telinga, hendaklah pergi ke dokter spesialis . . .
9. Contoh penyakit indera pendengaran adalah . . .
10. Bagian telinga yang berfungsi untuk mengetahui posisi tubuh atau
keseimbangan tubuh adalah . . .

Kunci Jawaban

1. saluran eustachius
2. menangkap bunyi
3. menangkap debu-debu yang masuk ketelinga agar telinga tetap bersih
4. menerima getaran mekanis dari tulang pendengaran dan
5. tulang martil,tulang landasan dan tulang sanggurdi
6. Kapas
7. Pendengaran
8. THT
9. Tuli
10. Saluran setengah lingkaran

134
Lembar Kerja Siswa

Mekanisme Mendengar Pada Manusia

Nama Kelompok :

Kelas :

A Tujuan :
1. Siswa mampu mengetahui bagian-bagian dari telinga serta fungsinya
2. Siswa mampu mengetahui mekanisme mendengar pada manusia
B Alat dan bahan

Puzzle picture sistem pendengaran pada manusia

C Cara kerja
1. Siswa menyusun puzzle picture dengan benar sesuai aturan dan tepat waktu
2. Siswa mengidentifikasi gambar telinga yang ada di puzzle picture sesuai
tanda.
3. Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok serta
menyimpulkannya
D Pertanyaan:
1. Sebutkan bagian-bagian dari sistem pendengaran sesuai tanda yang ada di
puzzle serta jelaskan fungsinya
2. Jelaskan secara lengkap mekanisme mendengar pada manusia
3. Jelaskan cara menjaga dan merawat sistem pendengaran manusia
4. Sebut dan jelaskan gangguan yang ada pada sistem pendengaran serta
penyebabnya.

135
Jawaban:
1.

Bagian-bagian penyusun telinga serta fungsinya:


No Bagian Penyusun Fungsi
Telinga
A Maleus/Martil Mengumpulkan gelombang suara ke saluran telinga

B Inkus/Landasan Meneruskan getaran dari gendang telinga ke rumah


siput.
C Stapes/Sanggurdi Meneruskan getaran dari gendang telinga ke rumah
siput.

D Saluran setengah Alat keseimbangan tubuh


lingkaran

E Saraf Vestibular Sel rambut yang menjaga keseimbangan tubuh

F Saraf ruang siput Menyalurkan getaran dari gendang telinga yang


disebabkan oleh suara yang langsung ke saraf

G Rumah siput/koklea Meneruskan rangsang getaran bunyi

H Saluran eustachius Menghubungkan rongga mulut dengan telinga bag


dalam dan mengatur keseimbangan tekanan udara
I Jendela bundar Menylurkan suara yang terdengar dan suara yang
masuk ke otak
J Rongga gendang Menerima sensor suara dari luar lalu disalurkan ke
otak
K Gendang telinga Menangkap getaran bunyi dan menyalurkan ke
tulang pendengar
L Saluran telinga Mengonsentrasikan gelombang suara

136
2. Getaran suara  daun telinga  saluran telinga  membran timpani 

maleus  inkus  stapes  koklea  organ korti  sel saraf auditori 

otak.

3. Bersihkan telinga dengan benda yang halus agar telinga tidak terluka,

Jangan mencoba memasukkan sesuatu benda ke dalam telinga, seperti air,

beras atau kacang hijau, Saat mendengar suara keras, sebaiknya menjauh

atau menutup telinga, Segeralah pergi ke dokter jika terdapat keluhan atau

sakit pada telinga.

4. Penyakit tuli, infeksi telinga dan congek, vertigo.

137
Lembar Kerja Siswa

Mekanisme Mendengar Pada Manusia

Nama Kelompok :

Kelas :

A Tujuan :
1. Siswa mampu mengetahui bagian-bagian dari telinga serta fungsinya
2. Siswa mampu mengetahui mekanisme mendengar pada manusia
B Alat dan bahan

Puzzle picture sistem pendengaran pada manusia

C Cara kerja
1. Siswa menyusun puzzle picture dengan benar sesuai aturan dan tepat waktu
2. Siswa mengidentifikasi gambar telinga yang ada di puzzle picture sesuai
tanda.
3. Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok serta
menyimpulkannya
D Pertanyaan:
1. Sebutkan bagian-bagian dari sistem pendengaran sesuai tanda yang ada di
puzzle serta jelaskan fungsinya
2. Jelaskan secara lengkap mekanisme mendengar pada manusia
3. Jelaskan cara menjaga dan merawat sistem pendengaran manusia
4. Sebut dan jelaskan gangguan yang ada pada sistem pendengaran serta
penyebabnya.

138
Lampiran 6. Lembar Pengamatan Siswa

Lembar Pengamatan Sikap Siswa

Siklus I

NO Aspek Pengamatan Skor

A B C D

1 Siswa duduk rapi sebelum pelajaran dimulai √

2 Siswa menjawab salam dengan semangat √

3 Siswa merespon apersepi dari guru √

4 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √

5 Siswa semangat memperhatikan pelajaran IPA √

6 Siswa memberikan umpan balik penjelasan dari guru √

7 Siswa mampu bekerja sama dengan teman √


sekelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru

8 Terampil dan kreatif dalam proses pembelajaran √

9 Siswa mengerjakan soal evaluasi dan LKS dengan √


jujur

10 Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan √


semangat

139
140
Keterangan Observai Penilaian Sikap Siswa

No Aspek Skala Kriteria Penilaian


Nilai
Siswa duduk rapi sebelum A Sangat baik dan semua siap semua
1 pelajaran dimulai B Baik dan  10 % siswa belum siap
(2-3 siswa)
C Cukup dan banyak siswa yang
kurang siap (setengah dari jumlah
siswa keeluruhan sekitar 50%)
D  25% siswa belum siap
2 Siswa menjawab salam A Sangat baik dan semua siswa
dengan semangat menjawab salam dengan kompak
B Baik dan  10 % siswa tidak
menjawab salam (2-3 siswa)
C Cukup dan banyak siswa yang tidak
menjawab salam (setengah dari
jumlah siswa keseluruhan sekitar
50%)
D Siswa  25% tidak menjawab salam
3 Siswa merespon apersepsi A Sangat baik dan semua siswa
dari guru melakukan apersepsi guru

B Baik dan  10 % dari jumlah siswa


tidak melakukan apersepsi (sekitar 2-
3 siswa)
C Cukup dan 50% siswa tidak merepon
apersepsi dari guru (setengah dari
jumlah siswa)
D Siswa  25% tidak melakukan
apersepsi dari guru
4 Siswa memperhatikan A Semua siswa memperhatikan
penjelasan dari guru penjelasan dari guru
B  10 % siswa tidak memperhatikan
penjelaan dari guru (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa tidak memperhatikan
penjelaan dari guru (setengah dari
jumlah siswa)
D  25% tidak memperhatikan
penjelasan guru
5 A Semua siswa foku dalam
memperhatikan pelajaran IPA

141
Siswa fokus B  10 % siswa tidak fokus dalam
memperhatikan pelajaran pembelajaran (sekitar 2-3 siswa)
IPA C 50% siswa tidak fokus
memperhatikan pembelajaran
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak fokus memperhatikan
pelajaran
6 Siswa memberikanumpan A Semua siswa merespon dari
balik dari penjelasan guru penjelasan guru
B  10 % siswa tidak merespon
penjelasan dari guru (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa tidak merespon
penjelasan dari guru(setengah dari
jumlah siswa)
D  25% tidak merespon penjelasan
dari guru
7 Siswa mampu bekerja A Sangat baik dan siswa mampu
sama dengan teman bekerja dalam diskusi kelompok
sekelompok untuk B  10 % siswa tidak bekerja sama
menyelesaikan tugas dari dengan temannya (sekitar 2-3 siswa)
guru C 50% siswa tidak bekerja sama dan
hanya mengandalkan temannya
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak bekerja sama
8 Terampil dan kreatif dalam A Semua siswa terampil dan kreatif
proses pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media Puzzle
Picture
B  10 % belum paham dalam
penyusunan media (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa kurang terampil dan
kreatif dalam menyusun media
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak terampil dan kreatif
dalam menyusun media Puzzle
Picture
9 Siswa mengerjakan soal A Semua siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan evaluasi dan LKS dengan jujur dan
jujur tepat.
B  10 % siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.

142
C 50% siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.
D  25% siswa tidak mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.
10 Siswa mengikuti A Semua siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif pembelajaran dengan aktif dan
dan semangat semangat.
B  10 % Siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif dan
semangat
C 50% Siswa mengikuti pembelajaran
dengan aktif dan semangat
D  25% siswa tidak mengikuti
pembelajaran dengan aktif dan
semangat

143
144
Rubrik Penilaian Keterampilan Menyusun Puzzle Picture

No Keterampilan yang Skor Rubrik


dinilai
1. Kesiapan dalam A 1) Mempersiapkan Puzzle sesuai
menyusun Puzzle dengan yang telah ditentukan
Picture 2) Mengecek kembali jumlah dari
kepingan-kepingan Puzzle
3) Menyiapakan ATK untuk mengisi
LKS yang telah disiapkan setelah
Puzzle selesai disusun
4) Memulai menyusun Puzzle ketika
aba-aba dimulai
B Ada tiga aspek yang tersedia
C Ada dua aspek yang tersedia
D Ada satu aspek yang tersedia
2 Ketepatan dalam A 1) Menyusun Puzzle sesuai dengan
menyusun Puzzle prosedur
Picture 2) Menyusun Puzzle tepat waktu
sesuai aturan
3) Mengecek kembali kepingan-
kepingan Puzzle yang telah
disusun
4) Mengisi LKS yang disediakan
sesuai dengan prosedur
B Ada tiga aspek yang tersedia
C Ada dua aspek yang tersedia
D Ada satu aspek yang tersedia

145
Lampiran 7. Lembar Pengamatan Guru

146
147
148
149
150
151
152
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MTs YAJRI Payaman

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VIII/1I

Materi Pokok : Sistem Penglihatan Pada Manusia

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 kali tatap muka)

A KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi dan gotong royong), santun, percaya diri dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaanya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

153
B KOMPETENSI DASAR

1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek

fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia

dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama

yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,

teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,

inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan dan

berdiskusi.

3. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari

sebagaiwujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan

hasil percobaan.

4. Memahami konsep sistem pendengaran serta keterkaitannya dengan

kehidupan sehari-hari.

5. Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggung jawab dalam aktivitas

sehari-hari.

C INDIKATOR

1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sitem

penglihatan dan pada manusia serta gangguan pada sistem penglihatan.

2. Menunjukkan sikap teliti, cermat, tekun, kritis dan bertanggung jawab

sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan dan

berdiskusi.

154
3. Mengidentifikasi bagian-bagian mata dan fungsinya.

4. Menjelaskan proses mekanisme kerja indra penglihat

5. Menjelaskan gangguan pada sistem penglihatan yang biasa dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.

6. Menunjukkan ketekunan, tanggung jawab, saling menghargai dalam

kegiatan belajar dan bekerja baik secara individu maupun kelompok.

D TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik dapat mengembangkan sikap mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem penglihatan pada manusia dan

fungsinya, serta gangguan pada sistem penglihatan.

2. Peserta didik mampu mengembangkan perilaku rasa ingin tahu, teliti, dan

peduli lingkungan melalui diskusi, kerja kelompok dan melakukan

pengamatan dilingkungan sekitar.

3. Peserta didik mampu mengembangkan ketekunan, tanggung jawab, dan

saling menghargai dalam kegiatan belajar dan bekerja baik secara individu

maupun kelompok.

4. Peserta didik mampu mengidentifikasi bagian-bagian mata dan fungsinya

5. Peserta didik mampu menjelaskan proses mekanisme kerja indra

penglihat.

6. Peserta didik mamapu mendeskripsikan gangguan pada sistem penglihatan

yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya

mengatasinya.

155
E MATERI

Mata tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang masing-masing bagian

memiliki fungsi yang berbeda pula. Mata kita dibalut oleh tiga lapis jaringan yang

berlainan. Lapisan luar adalah lapisan sklera, lapisan ini membentuk kornea.

Lapisan tengah adalah lapisan koroid, lapisan ini membentuk iris . Lapisan ketiga

adalah lapisan dalam retina

F METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Discovery Learning

2. Pendekatan : Scientific

3. Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

G MEDIA dan SUMBER PEMBELAJARAN

1. Media : White board, Puzzle Picture

2. Sumber Pembelajaran : Buku IPA SMP kelas VIII dan LKS

H KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


waktu

Pendahuluan Pemusatan perhatian: 10 menit

a. Orientasi
1. Guru membuka salam
2. Guru menanyakan keadaan peserta didik
3. Guru mengabsen siswa.
b. Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
agar semangat dalam mengikuti pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi
Guru melakukan apersepsi sebagai awal
komunikasi sebelum melaksanakan pembelajaran

156
inti seperti menayakan: “siapa yang pernah
melihat keindahan pelangi? Kenapa indah? Kalian
melihat pelangi melalui indera apa? Nah sekarang
kita akan belajar tentang indera penglihatan.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti a. Guru meminta peserta didik untuk mengamati 60 menit
gambar mata dan bagian-bagianya. (Mengamati)
b. Guru membuka kesempatan kepada perta didik
untuk bertanya mengenai gambar tersebut. Guru
membimbing peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan secara mandiri. Contoh:
“bagaimanakah cara kerja mata?”. Nah kalau
kalian punya mata maka harus kalian syukuri
dengan menjaganya dan memfungsikan
sebagimana mestinya. (Menanya)
c. Siswa diminta mengerjakan soal pretest sistem
penglihatan. (Menalar)
d. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok
e. Setiap kelompok diberikan media puzzle picture
untuk menyusun gambar bagian-bagian mata
(Mencoba)
f. Setiap kelompok diberikan soal lembar kerja siswa
yang dikerjakan secara berkelompok (Menalar)
g. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian
(Mengkomunikasikan)
h. Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya (Mengomunikasikan)
i. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan
(Mengkomunikasikan)
j. Siswa di berikan soal evaluasi di kerjakan secara
mandiri (Menalar)
penutup a. siswa dan guru mereview hasil kegiatan 10 menit
pembelajaran.
b. guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang berkinerja baik.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang sekiranya belum
dipahami.

157
d. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran selanjutnya.
e. Guru mengevaluasi pembelajaran dan
menyampaikan pesan moral.
f. Guru meminta ketua kelas memimpin doa.
g. Guru mengucapkan salam.

I PENILAIAN

Jenis/teknik Bentuk instrumen

Sikap Lembar pengamatan sikap

Pengetahuan Tes pilihan ganda dan uraian

Keterampilan menyusun Puzzle Picture dengan benar

158
Lembar Pengamatan Sikap Siswa

NO Aspek Pengamatan Skor


A B C D
1 Siswa duduk rapi sebelum pelajaran dimulai
2 Siswa menjawab salam dengan semangat
3 Siswa merespon aperepi dari guru
4 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
5 Siswa semangat memperhatikan pelajaran IPA
6 Siswa memberikan umpan balik dari penjelasan guru
7 Siswa mampu bekerja sama dengan teman
sekelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru
8 Teranpil dan kreatif dalam proses pembelajaran
9 Siswa mengerjakan soal evaluai dengan jujur
10 Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan
semangat
Keterangan Skor:

A : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

D: Kurang

159
Keterangan Observai Penilaian Sikap Siswa

No Aspek Skala Kriteria Penilaian


Nilai
Siswa duduk rapi sebelum A Sangat baik dan semua siap semua
1 pelajaran dimulai B Baik dan  10 % siswa belum siap
(2-3 siswa)
C Cukup dan banyak siswa yang
kurang siap (setengah dari jumlah
siswa keseluruhan sekitar 50%)
D  25% siswa belum siap
2 Siswa menjawab salam A Sangat baik dan semua siswa
dengan semangat menjawab salam dengan kompak
B Baik dan  10 % siswa tidak
menjawab salam (2-3 siswa)
C Cukup dan banyak siswa yang tidak
menjawab salam (setengah dari
jumlah siswa keseluruhan sekitar
50%)
D Siswa  25% tidak menjawab salam
3 Siswa merespon apersepsi A Sangat baik dan semua siswa
dari guru melakukan apersepsi guru

B Baik dan  10 % dari jumlah siswa


tidak melakukan apersepsi (sekitar 2-
3 siswa)
C Cukup dan 50% siswa tidak
merespon apersepsi dari guru
(setengah dari jumlah siswa)
D Siswa  25% tidak melakukan
apersepsi dari guru
4 Siswa memperhatikan A Semua siswa memperhatikan
penjelasan dari guru penjelasan dari guru
B  10 % siswa tidak memperhatikan
penjelaan dari guru (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa tidak memperhatikan
penjelaan dari guru (setengah dari
jumlah siswa)
D  25% tidak memperhatikan
penjelasan guru
5 A Semua siswa foku dalam
memperhatikan pelajaran IPA

160
Siswa fokus B  10 % siswa tidak fokus dalam
memperhatikan pelajaran pembelajaran (sekitar 2-3 siswa)
IPA C 50% siswa tidak fokus
memperhatikan pembelajaran
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak fokus memperhatikan
pelajaran
6 Siswa memberikanumpan A Semua siswa merespon dari
balik dari penjelasan guru penjelasan guru
B  10 % siswa tidak merespon
penjelasan dari guru (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa tidak merespon
penjelasan dari guru(setengah dari
jumlah siswa)
D  25% tidak merespon penjelasan
dari guru
7 Siswa mampu bekerja A Sangat baik dan siswa mampu
sama dengan teman bekerja dalam diskusi kelompok
sekelompok untuk B  10 % siswa tidak bekerja sama
menyelesaikan tugas dari dengan temannya (sekitar 2-3 siswa)
guru C 50% siswa tidak bekerja sama dan
hanya mengandalkan temannya
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak bekerja sama
8 Terampil dan kreatif dalam A Semua siswa terampil dan kreatif
proses pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media Puzzle
Picture
B  10 % belum paham dalam
penyusunan media (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa kurang terampil dan
kreatif dalam menyusun media
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak terampil dan kreatif
dalam menyusun media Puzzle
Picture
9 Siswa mengerjakan soal A Semua siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan evaluasi dan LKS dengan jujur dan
jujur tepat.
B  10 % siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.

161
C 50% siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.
D  25% siswa tidak mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.
10 Siswa mengikuti A Semua siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif pembelajaran dengan aktif dan
dan semangat semangat.
B  10 % Siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif dan
semangat
C 50% Siswa mengikuti pembelajaran
dengan aktif dan semangat
D  25% siswa tidak mengikuti
pembelajaran dengan aktif dan
semangat

162
Lembar Penilaian Ketrampilan

NO Nama Siswa Skor Kesiapan dalam Skor Ketepatan dalam


menyusun Puzzle Picture menyusun Puzzle
Picture
A B C D A B C D

Keterangan Skor :

A : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

D: Kurang

163
Rubrik Penilaian Keterampilan Menyusun Puzzle Picture

No Keterampilan yang Skor Rubrik


dinilai
1. Kesiapan dalam A 1) Mempersiapkan Puzzle sesuai
menyusun Puzzle dengan yang telah ditentukan
Picture 2) Mengecek kembali jumlah dari
kepingan-kepingan Puzzle
3) Menyiapakan ATK untuk mengisi
LKS yang telah disiapkan setelah
Puzzle selesai disusun
4) Memulai menyusun Puzzle ketika
aba-aba dimulai
B Ada tiga aspek yang tersedia
C Ada dua aspek yang tersedia
D Ada satu aspek yang tersedia
2 Ketepatan dalam A 1) Menyusun Puzzle sesuai dengan
menyusun Puzzle prosedur
Picture 2) Menyusun Puzzle tepat waktu
sesuai aturan
3) Mengecek kembali kepingan-
kepingan Puzzle yang telah
disusun
4) Mengisi LKS yang disediakan
sesuai dengan prosedur
B Ada tiga aspek yang tersedia
C Ada dua aspek yang tersedia
D Ada satu aspek yang tersedia

164
Instrumen Penilaian Pengetahuan

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Fakta yang benar tentang hubungan antara cahaya dan kemampuan mata untuk

melihat benda adalah ....

a. Mata dapat melihat benda karena benda memiliki kemampuan menyerap

cahaya yang diterima.

b. Mata dapat melihat benda karena benda memantulkan cahaya yang

diterimanya, sehingga cahaya masuk ke mata.

c. Mata dapat melihat benda karena cahaya yang mengenai benda dibiaskan.

d. Mata dapat melihat benda karena syaraf-syaraf mata memiliki kemampuan

untuk melihat benda, sehingga kemampuan mata untuk melihat tidak ada

hubungannya dengan cahaya.

2. Berikut ini proses perjalanan cahaya pada mata hingga terbentuk bayangan

benda adalah ....

a. pupil – kornea – iris – lensa mata (cahaya membentuk bayangan) –

bayangan ditangkap retina.

b. pupil – iris –kornea – lensa mata (cahaya membentuk bayangan) – bayangan

ditangkap retina.

c. kornea – pupil – iris – lensa mata (cahaya membentuk bayangan) –

bayangan ditangkap retina.

d. kornea – pupil – lensa mata (cahaya membentuk bayangan) – bayangan

ditangkap retina.

165
3. Edo menderita miopi sehingga dia tidak dapat melihat benda yang berada

pada jarak jauh dengan jelas. Jenis lensa untuk membantu penglihatan Edo

adalah . . .

a. lensa cembung c. lensa cekung

b. lensa ganda d. lensa tipis

4. Bagian dari lapisan retina yang tidak dapat mendeteksi cahaya adalah …..

a. Sclera c. Bintik buta

b. Koroid d. Bintik kuning

5. Vitamin A di butuhkan untuk mensintesis …..

a. Hormon c. Retina

b. Opsin d. sel batang

6. Fungsi utama bulu mata adalah….

a. Melindungi mata dari debu dan keringat agar tidak masuk ke dalam mata

b. Membantu proses melihat

c. Membantu membuka dan menutup mata

d. Membiaskan cahaya

7. Bayangan yang terbentuk pada retina mata adalah….

a. Maya-tegak-diperkecil c. Maya-tegak-diperbesar

b. Nyaa-terbalik-diperkecil d. Terbalik-diperkecil-maya

8. Ada tiga macam sel kerucut yang peka terhadap warna, yaitu warna….

a. Hijau, kuning, ungu c. Merah, kuning, hijau

b. Merah, biru, ultraviolet d. Merah, hijau, biru

166
9. Perhatikan ilustrasi berikut ini!

Petang hari itu, Pak Tono sedang duduk santai di teras rumahnya. Tiba-tiba,

datang sebuah mobil dengan sorot lampu yang menyilaukan. Pak Tono

menyipitkan matanya untuk mengurangi efek menyilaukan yang ditimbulkan

oleh sorotan lampu mobil tersebut.

Berdasarkan ilustrasi di atas, bagian mata yang menyempit akibat mendapat

rangsang sinar yang sangat terang adalah…

a. Pupil c. Kornea

b. Iris d. Retina

10. Tuti memiliki mata berwarna hitam, sedangkan Jenny memiliki mata berwarna

biru. Perbedaan warna mata kedua gadis ini sebenarnya ditentukan oleh bagian

mata, yaitu…

a. Iris c. Retina

b. Lensa d. Kornea

B. Essay

1. Perhatikan gambar organ penglihatan berikut!

Sebut dan jelaskan fungsi dari bagian-bagian mata yang ditunjuk

167
2. Apa yang kamu lakukan untuk menjaga dan merawat indera penglihat?

sebutkan minimal 3 cara!

3. Sebutkan 3 gangguan dan penyakit pada indera penglihatan?

4. Bagaimana cara kamu mensyukuri anugerah Tuhan karena diberi indera

penglihatan yang sempurna?

5. Jelaskan mekanisme cahaya masuk kedalam mata

Kunci jawaban

A. Pilihan Ganda

1. B 6. A

2. C 7. B

3. C 8. D

4. C 9. A

5. B 10. A

B. Essay

1. Keterangan gambar pada soal:

1) Kornea : penerima rangsang cahaya

2) Iris : memberi warna mata dan mengendalikan kerja pupil

3) Lensa : membiaskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan

benda jatuh tepat di depan retina

4) Retina : menerima bayangan dan untuk melihat benda

5) Saraf optik : meneruskan rangsang cahaya ke saraf otak

168
169
Soal Pre Test Siklus II

1. Cairan yang terletak antara lensa mata dengan kornea adalah …(viterous

humor)

2. Bagian bola mata yang berwarna bening dan dapat tembus cahaya adalah..

(kornea)

3. Sifat bayangan yang jatuh di retina adalah..(nyata, terbalik, dan diperkecil)

4. Gangguan mata pada anak-anak dimana lensa mata terlalu cembung sehingga

bayangan jatuh di depan bintik kuning disebut …(miopi)

5. Untuk mengenali warna kulit jeruk, diperlukan alat indera . . (mata)

6. Bagian mata yang berfungsi untuk meneruskan rangsangan ke otak adalah . .

(saraf mata)

7. Kedaaan pupil ketika menerima cahaya terang adalah . . (Mengecil)

8. Kemampuan lensa untuk mencembung atau memipih disebut . . (Daya

akomodasi)

9. Nama lain dari iris mata adalah . . .(Selaput pelangi)

10. Nama lain dari selaput jala adalah . . (retina)

170
Lembar Kerja Siswa

Mekanisme Melihat Pada Manusia

Nama Kelompok :

Kelas :

A Tujuan
1. Siswa mampu mengetahui bagian-bagian dari mata serta fungsinya
2. Siswa mampu mengetahui mekanisme melihat pada manusia
B Alat dan bahan

Puzzle picture sistem penglihatan pada manusia

C Cara kerja
1. Siswa menyusun puzzle picture dengan benar sesuai aturan dan tepat waktu
2. Siswa mengidentifikasi gambar telinga yang ada di puzzle picture sesuai
tanda.
3. Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok serta
menyimpulkannya
D Pertanyaan
1. Sebutkan bagian-bagian dari sistem penglihatan sesuai tanda yang ada di
puzzle serta jelaskan fungsinya
2. Jelaskan secara lengkap mekanisme melihat pada manusia
3. Jelaskan cara menjaga dan merawat sistem penglihatan manusia
4. Sebut dan jelaskan gangguan yang ada pada sistem penglihatan serta
penyebabnya.

171
Jawaban:
1.

Bagian-bagian penyusun mata

serta fungsinya:

No Bagian Mata Fungsi

A Pupil Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.

B Kornea Penerima rangsang cahaya

C Iris Memberi warna mata dan mengendalikan kerja pupil

D Otot Mengatur gerakan bola mata

E Sklera Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis

F Koroid Penyedia makanan bagi bagian mata yang lain/mengalirka


oksigen dan nutrisi ke retina\.

G Retina Menerima bayangan dan untuk melihat benda.

H Bintik Tempat jatuhnya bayangan


kuning/fovea
I Saraf mata Meneruskan rangsang cahaya ke saraf otak.

J Bintik buta Menangkap dan dan meneruskan rangsang cahaya ke otak.

K Viteous Cairan bening dan kental untuk meneruskan rangsang ke


humor bagian mata dan memberi bentuk pada bola mata.

L Lensa Membiaskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan


benda jatuh tepat didepan retina

M Aqueus Cairan encer untuk menjaga bentuk kantong depan bola


humor mata

172
2. Cahaya masuk kedalam mata melalui kornea  aqueous humor  pupil

 lensa  viterous humor  retina.

3. Cara merawat dan menjaga kesehatan mata:

a. Memakan buah-buahan dan sayur-sayuran

b. Tidak membaca dalam cahaya redup

c. Hindari duduk terlalu lama di depan komputer

4. Miopi, presbiopi, hipermetropi, astigmatisme

173
174
175
176
177
178
179
Rubrik Penilaian Keterampilan Menyusun Puzzle Picture

No Keterampilan yang Skor Rubrik


dinilai
1. Kesiapan dalam A 1) Mempersiapkan Puzzle sesuai dengan
menyusun Puzzle yang telah ditentukan
Picture 2) Mengecek kembali jumlah dari
kepingan-kepingan Puzzle
3) Menyiapakan ATK untuk mengisi LKS
yang telah disiapkan setelah Puzzle
selesai disusun
4) Memulai menyusun Puzzle ketika aba-
aba dimulai
B Ada tiga aspek yang tersedia
C Ada dua aspek yang tersedia
D Ada satu aspek yang tersedia
2 Ketepatan dalam A 1) Menyusun Puzzle sesuai dengan
menyusun Puzzle prosedur
Picture 2) Menyusun Puzzle tepat waktu sesuai
aturan
3) Mengecek kembali kepingan-kepingan
Puzzle yang telah disusun
4) Mengisi LKS yang disediakan sesuai
dengan prosedur
B Ada tiga aspek yang tersedia
C Ada dua aspek yang tersedia
D Ada satu aspek yang tersedia

180
Lembar Pengamatan Sikap Siswa

Siklus II

NO Aspek Pengamatan Skor


A B C D
1 Siswa duduk rapi sebelum pelajaran dimulai √
2 Siswa menjawab salam dengan semangat √
3 Siswa merespon apersepi dari guru √
4 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
5 Siswa semangat memperhatikan pelajaran IPA √
6 Siswa memberikan umpan balik penjelasan dari guru √
7 Siswa mampu bekerja sama dengan teman √
sekelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru
8 Terampil dan kreatif dalam proses pembelajaran √
9 Siswa mengerjakan soal evaluasi dan LKS dengan √
jujur
10 Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan √
semangat

181
182
Keterangan Observai Penilaian Sikap Siswa

No Aspek Skala Kriteria Penilaian


Nilai
Siswa duduk rapi sebelum A Sangat baik dan semua siap semua
1 pelajaran dimulai B Baik dan  10 % siswa belum siap
(2-3 siswa)
C Cukup dan banyak siswa yang
kurang siap (setengah dari jumlah
siswa keeluruhan sekitar 50%)
D  25% siswa belum siap
2 Siswa menjawab salam A Sangat baik dan semua siswa
dengan semangat menjawab salam dengan kompak
B Baik dan  10 % siswa tidak
menjawab salam (2-3 siswa)
C Cukup dan banyak siswa yang tidak
menjawab salam (setengah dari
jumlah siswa keseluruhan sekitar
50%)
D Siswa  25% tidak menjawab salam
3 Siswa merespon apersepsi A Sangat baik dan semua siswa
dari guru melakukan apersepsi guru

B Baik dan  10 % dari jumlah siswa


tidak melakukan apersepsi (sekitar 2-
3 siswa)
C Cukup dan 50% siswa tidak merepon
apersepsi dari guru (setengah dari
jumlah siswa)
D Siswa  25% tidak melakukan
apersepsi dari guru
4 Siswa memperhatikan A Semua siswa memperhatikan
penjelasan dari guru penjelasan dari guru
B  10 % siswa tidak memperhatikan
penjelaan dari guru (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa tidak memperhatikan
penjelaan dari guru (setengah dari
jumlah siswa)
D  25% tidak memperhatikan
penjelasan guru
5 A Semua siswa foku dalam
memperhatikan pelajaran IPA

183
Siswa fokus B  10 % siswa tidak fokus dalam
memperhatikan pelajaran pembelajaran (sekitar 2-3 siswa)
IPA C 50% siswa tidak fokus
memperhatikan pembelajaran
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak fokus memperhatikan
pelajaran
6 Siswa memberikanumpan A Semua siswa merespon dari
balik dari penjelasan guru penjelasan guru
B  10 % siswa tidak merespon
penjelasan dari guru (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa tidak merespon
penjelasan dari guru(setengah dari
jumlah siswa)
D  25% tidak merespon penjelasan
dari guru
7 Siswa mampu bekerja A Sangat baik dan siswa mampu
sama dengan teman bekerja dalam diskusi kelompok
sekelompok untuk B  10 % siswa tidak bekerja sama
menyelesaikan tugas dari dengan temannya (sekitar 2-3 siswa)
guru C 50% siswa tidak bekerja sama dan
hanya mengandalkan temannya
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak bekerja sama
8 Terampil dan kreatif dalam A Semua siswa terampil dan kreatif
proses pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media Puzzle
Picture
B  10 % belum paham dalam
penyusunan media (sekitar 2-3
siswa)
C 50% siswa kurang terampil dan
kreatif dalam menyusun media
(setengah dari jumlah siswa)
D  25% tidak terampil dan kreatif
dalam menyusun media Puzzle
Picture
9 Siswa mengerjakan soal A Semua siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan evaluasi dan LKS dengan jujur dan
jujur tepat.
B  10 % siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.

184
C 50% siswa mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.
D  25% siswa tidak mengerjakan soal
evaluasi dan LKS dengan jujur dan
tepat.
10 Siswa mengikuti A Semua siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif pembelajaran dengan aktif dan
dan semangat semangat.
B  10 % Siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif dan
semangat
C 50% Siswa mengikuti pembelajaran
dengan aktif dan semangat
D  25% siswa tidak mengikuti
pembelajaran dengan aktif dan
semangat

185
186
187
Hasil Belajar Pre- Test

No Nama Siswa KBM Nilai Nilai


1 AR 7 3 4
2 ATW 7 6 6
3 AD 7 4 3
4 AO 7 5 3
5 ASS 7 5 4
6 DNH 7 5 8
7 DF 7 7 6
8 DL 7 7 9
9 DT R. 7 5 6
10 DRH 7 4 7
11 FSD 7 4 8,5
12 FRB 7 5 3
13 HAU 7 5 8
14 ICN 7 5 1
15 JK 7 3 3
16 LSS 7 6 8
17 MT 7 5 3
18 MA 7 4 4
19 NHARP 7 4 8
20 NA 7 6 9
21 QNH 7 5 9
22 RAA 7 7 7
23 SNL 7 5 7
24 ZSR 7 3 4,5
25 ZUAA 7 4 2
26 SS 7 5 6

188
Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

Gambar 1. Penyusunan Puzzle pada Siklus I

Gambar 2. Susunan Puzzle Picture pada Siklus I

189
Gambar 3. Siswa melakukan diskusi kelompok dipantau oleh guru

Gambar 4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi pada Siklus I

190
Gambar 5. Guru memantau kegiatan diskusi siswa

Gambar 6. Susunan Puzzle pada Siklus II

191
Gambar 7. Siswa mempresentasikan hasil diskusi pada siklus II

Gambar 8. Kegiatan proses pembelajaran

192
Lampiran 9. Daftar Satuan Kredit Kegiatan

193
8 Sertifikat “Kegiatan Latihan 30 Agustus – 01 Pendamping 8
Dasar Kepemimpinan Seksi September 2018
Kerohanian Islam (LDK-SKI)
SMP N 09 Salatiga” yang
diselenggarakan oleh SMP N 09
Salatiga

9 Sertifikat “Kegiatan 03 September – Pendamping 8


peningkatan Mutu dan 01 Oktober Panitia
Pengembangan Karakter Siswa 2018
Melalui Seleksi Pengurus, LDK
dan Pemilihan Ketua OSIS SMP
N 09 Salatiga” yang
diselenggarakan oleh SMP N 09
Salatiga

10 Sertifikat Seminar Nasional : 20 November Peserta 8


“Hafal Qur’an Sebulan” yang 2018
diselneggarakan oleh Yayasan
Karantina Tahfizh Al-Qur’an
Nasional (YKTN) Salatiga

11 Sertifikat Seminar Nasional 04 September Peserta 8


Pasar Modal Syariah dengan 2017
tema “Menumbuhkan Semangat
Berinvestasi Kaum Santri,
Menuju Kemandirian
Ekonomi” yang
diselenggarakan oleh PPTI Al
Falah Salatiga

12 UPTPB SIBA 30 Juni 2016 Peserta 6

13 UPTPB SIBI 30 Juni 2016 Peserta 6

14 Sertifikat Bedah Buku “Alam 31 Oktober Peserta 6


Terkembang Menjadi Guru: 2018
Memotret Fenomena
Lingkungan Melalui
Pendidikan lingkungan Hidup”

194
yang diselenggarakan oleh
perpustakaan IAIN Salatiga

15 Sertifikat “Salatiga Science 15 Oktober Panitia 6


Olimpiad I (SSO I) Tingkat 2016
SMP/MTs Se- Kota Salatiga
dan Kabupaten Semarang
“yang diselenggarakan oleh
HMJ IPA FTIK Institut Agama
Islam Negeri IAIN Salatiga

16 Sertifikat MAPABA PMII 18 – 20 Peserta 6


dengan tema “ASWAJA Sebagai Sepetember
Benteng Kader PMII Untuk 2015
Mewujudkan Mahasiswa Yang
Berpribadi Ulul Albab” yang
diselenggarakan oleh PMII
Rayon Tarbiyah Komisariat
Djoko Tingkir Salatiga

17 SK Ketua Pondok Pesantren 04 November Pengurus 6


Tarbiyatul Islam Al-Falah 2017
Salatiga Pengurus Pondok
Pesantren Al-Falah Salatiga
Masa Bakti 2018 – 2019

18 Sertifikat “Pelatihan Ilmu 18 – 19 Juni Peserta 6


Falak di PPTI Al Falah 2016
Salatiga” yang diselenggarakan
oleh Tim Hisab CSSMoRA
UIN Walisongo

19 Sertifikat Nusantara Mengaji 08 Mei 2016 Peserta 6


“300.000 Khataman Al-Quran
Serentak se-Indonesia Untuk
Keselamatan & Kesejahteraan
Bangsa” yang diselenggarakan
oleh DEMA IAIN Salatiga dan
JQH Al-Furqon IAIN Salatiga

195
20 Sertifikat “Sosialisasi dan 28 Desember Peserta 6
Desiminasi Buku: Model 2016
Pendekatan Saintifik dalam
Kehidupan Keagamaan
Masyarakat Kampung Muallaf”
yang diselenggarakan oleh HMJ
IPA FTIK IAIN Salatiga

21 Sertifikat PAB JQH dengan 2-3 Desember Peserta 6


tema : “JQH Sebagai Wadah 2017
Lestari Seni Islami” yang
diselenggarakan oleh JQH Al-
Furqon IAIN Salatiga

22 Sertifikat “Formatur PPTI Al 01 Oktober – 10 Dewan 6


Falah dalam Menggantikan November 2017 Formatur
Kepengurusan Sementara, dan
Mempersiapkan Kepengurusan
Baru Masa Khidmat 2018 –
2020”

23 Sertifikat “Apresiasi Akademik 06 Oktober Peserta 6


Dosen dan Mahasiswa Tadris 2018
IPA FTIK IAIN Salatiga Tahun
2018” yang diselenggarakan
oleh HMJ IPA FTIK IAIN
Salatiga

24 Sertifikat “Kegiatan Pelatihan 19 – 21 Juli Peserta 6


Kepramukaan” yang 2018
diselenggarakan oleh Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) IAIN Salatiga

25 Sertifikat UPT Perpustakaan 21 Agustus Peserta 4


IAIN Salatiga dengan tema 2015
“Library User Education
(Pendidikan Pemustaka)” yang
diselenggarakan oleh UPT
Perpustakaan IAIN Salatiga.

196
26 Sertifikat OPAK IAIN Salatiga 14 Agustus Peserta 3
dengan tema “Penguatan Nilai- 2015
Nilai Islam Indonesia Menuju
Negara Yang Aman Dan
Damai” yang diselenggarakan
oleh DEMA IAIN Salatiga

27 Sertifikat OPAK IAIN Salatiga 13 Agustus Peserta 3


dengan tema “Integrasi 2015
Pendidikan Karakter
Mahasiswa Melalui Kampus
Edukatif Humanis dan
Religius” yang diselenggarakan
oleh DEMA FTIK IAIN
Salatiga

28 Sertifikat Workshop Karya 01 Desember Peserta 3


Ilmiah dengan tema 2015
“Meningkatkan Mutu dan
Kreatifitas Penulisan Karya
Ilmiah Ekonomi Islam” yang
diselenggarakan oleh DEMA
FEBI IAIN Salatiga

29 Sertifikat Festival Ramadhan 25 Mei 2018 Peserta 3


dengan tema: “Peran Spiritual
Keagamaan dalam
Meningkatkan Kualitas
Pendidikan dan Kebangsaan”
yang diselenggarakan oleh
DEMA FTIK IAIN Salatiga

30 Sertifikat Sarasehan HMJ IPA 26 Mei 2016 Peserta 3


dengan tema “Wahana
Mewujudkan Solidaritas antar
Mahasiswa Jurusan Tadris IPA”
diseelenggarakan oleh HMJ
IPA

31 Sertifikat “Apresiasi Akademik 20 Sepetember Peserta 3


Dosen dan Mahasiswa Tadris 2017
IPA FTIK IAIN Salatiga Tahun

197
2017” yang diselenggarakan
oleh HMJ IPA FTIK IAIN
Salatiga

32 Sertifikat Mimbar Ilmiah Sains 28 Juni 2016 Peserta 3


Indonesia 1 dengan tema
“Menjaring Matahari :
Kearifan Akademik Terhadap
Lingkungan Melalui Paperless
Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi” yang
diselenggarakan oleh Ketua
Jurusan Tadris IPA FTIK IAIN
Salatiga

33 Sertifikat “Malam Keakraban 02 Desember Peserta 3


(MAKRAB) : Asik Semalam 2016
Bersama Scientist in Laga
(Asam Basa)“ yang
diselenggarakan oleh HMJ IPA
FTIK IAIN Salatiga

198
Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup

Daftar Riwayat Hidup

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Fatichatin Najibah

Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 04 April 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Dusun Tanggulboyo, RT 01/RW IX Kel.


Tanggulrejo, Kec. Tempuran, Kab. Magelang

Riwayat Pendidikan : SDN Tanggulrejo, lulus Tahun 2009

SMP Muhammadiyah Tempuran, lulus Tahun 2012

MA YAJRI Payaman Magelang, lulus Tahun 2015

IAIN Salatiga, lulus Tahun 2019

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya

Salatiga, 15 Juli 2019

Fatichatin Najibah
NIM: 23060150018

199

Anda mungkin juga menyukai