Anda di halaman 1dari 9

Kurikulum Modul 9 KB 1

MODUL 9
RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN, PRINSIP, DAN FUNGSI RENCANA PEMBELAJARAN

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses sebab akibat. Guru sebagai pengajar
merupakan penyebab utama terjadinya proses belajar. Siswa sebagai peserta didik merupakan
subjek utama dalam proses pembelajaran. Cara belajar dapat dilakukan dalam bentuk
kelompok (klasikal) ataupun perorangan (individual). Kurikulum dan pembelajaran tidak
dapat dipisahkan karena kurikulum tanpa pembelajaran tidak ada bermakna apa-apa.
Pembelajaran tanpa kurikulum juga akan salah arah, tidak ada pedoman yang memberikan
arah pada pencapaian tujuan.

A. PENGERTIAN RENCANA PEMBELAJARAN


RPP merupakan kegiatan merumuskan tujuan-tujuan atau kompetensi-kompetensi apa yang
akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai
pencapaian tujuan atau kompetensi tersebut, materi atau bahan apa yang akan disimpulkan,
bagaimana cara menyampaikan bahan, serta media atau alat atau sumber belajar apa yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran. Ada beberapa karakteristik yang
dapat dijadikan pertimbangan tatkala guru menyusun suatu rencana pembelajaran, yaitu:
1. Ditujukan untuk siswa belajar
Intinya rencana pembelajaran yang dibuat harus ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa.
2. Memiliki tahap-tahap
Yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, dan tahap tindak lanjut
3. Sistematis
Perencanaan tersebut harus dimulai dari hal yang diperlukan terlebih dahulu kemudian diikuti
dengan sesuatu yang harus mengikutinya
4. Pendekatan system
Pembelajaran itu terdiri atas komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi
5. Didasarkan pada proses belajar manusia
Mengutamakan pada proses belajar siswa itu sendiri sebagai manusia yang akan belajar

B. PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN


1. memperhatikan perbedaan individu siswa
memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal (entry behavior), tingkat
intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan social, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan siswa.
2. mendorong partisipasi aktif siswa
RPP yang disusun harus menciptakan suatu pembelajaran yang dapat mendorong partisipasi
aktif setiap siswa
3. mengembangkan budaya membaca dan menulis
RPP seharusnya menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan
budaya membaca, menulis, dan berhitung.
4. memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP harus mengakomodasi kegiatan yang berkenaan dengan hasil pembelajaran, antara lain
umpan balik positif, kegiatan penguatan, kegiatan pengayaan, dan kegiatan remedial.

C. FUNGSI RENCANA PEMBELAJARAN


RPP disusun setidaknya memiliki fungsi prediktif, preventif, dan korektif. Fungsi prediktif
atau hipotek terkait dengan (1) tujuan atau komptensi, (2) materi atau pengalaman belajar, (3)
strategi atau metode, dan (4) alat/teknik penilaian. RPP yang disusun sedemikian rupa akan
memberikan kemudahan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Preventif artinya
seorang guru dapat melakukan pencegahan terlebih dahulu terhadap berbagai ketidaksesuaian
yang mungkin terjadi dalam implementasi pembelajaran. Korektif atau kuratif artinya RPP
yang disusun harus merupakan perbaikan dari rancangan pembelajaran dan implementasi
pembelajaran sebelumnya

MODUL 9
RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR 2
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN

A. KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN


Komponen RPP terdiri dari:
1. Identitas mata pelajaran
2. Standar Kompetensi
Kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang diharapkan dicapai pada setiap kelas
dan/atau semester
3. Kompetensi Dasar
Kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
4. Indikator Pencapaian Kompetensi
Perilaku yang dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran
5. Tujuan Pembelajaran
Mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar
6. Materi Ajar
Fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan
7. Alokasi Waktu
8. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran disesuaikan dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap
indicator dan kompetensi yang hendak dicapai
9. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan
Merupakan kegiatan awal untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik
b. Inti
Proses pembelajaran untuk mencapai KD dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui
proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
c. Penutup
Mengakhiri aktivitas pembelajaran dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian, dan
refleksi, impan balik, dan tindak lanjut
10. Penilaian Hasil Belajar
Disesuaikan dengan indicator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian
11. Sumber Belajar

B. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN


Untuk menyusun rencana pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Perumusan Tujuan
a. Tujuan pendidikan nasional
Merupakan tujuan yang sifatnya umum dan berlaku untuk semua pendidikan yang ada di
Indonesia
b. Tujuan intitusional/lembaga
Merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga pendidikan
c. Tujuan kurikuler
d. Tujuan pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran:
1) Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
2) Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Mengacu kepada empat criteria, yaitu ABCD: A= Audience, B=Behavior, C=Condition, dan
D= Degree
TPK dikatakan baik bila memenuhi criteria sebagai berikut:
a) Menggunakan kata kerja operasional
b) Harus dalam bentuk hasil belajar
c) Harus berbentuk tingkah laku siswa, bukan tingkah laku guru
d) Hanya meliputi satu jenis kemampuan, agar mudah dalam menilai pencapaian tujuan

2. Perencanaan Materi Pelajaran


a. Materi pelajaran hendaknya sesuai dan menunjang terhadap tercapainya tujuan pembelajaran
b. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan siswa pada
umumnya
c. Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematis dan berkesinambungan
d. Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat factual maupun konseptual

Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menetapkan materi pelajaran, yaitu:
a. Tujuan pembelajaran
b. Pentingnya bahan
c. Nilai praktis
d. Tingkat perkembangan peserta didik
e. Tata urutan
Isi kurikulum atau bahan pembelajaran dapat dikategorikan menjadikan 6 jenis yaitu:
a. Fakta, yaitu sesuatu yang telah terjadi atau telah dialami/dikerjakan
b. Konsep/teori, yaitu suatu idea atau gagasan atau suatu pengertian umum
c. Prinsip merupakan suatu aturan/kaidah untuk melakukan sesuatu
d. Proses adalah serangkaian gerakan, perubahan, perkembangan atau suatu cara/prosedur
e. Nilai adalah suatu pola, ukuran/norma
f. Keterampilan adalah suatu kemampuan untuk berbuat sesuatu

3. Perencanaan Kegiatan Pembelajaran


a. Kegiatan guru
Bentuk kegiatan guru tergantung kepada jenis-jenis metode pembelajaran yang akan
digunakan
b. Kegiatan SIswa
Kegiatan siswa pu tergantung pada jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru

Tahapan kegiatan pembelajaran meliputi 4 tahapan:


a. Tahapan persiapan
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap evaluasi
d. Tahap tindak lanjut

4. Pengembangan Alat Evaluasi


Secara umum, evaluasi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Kriteria yang sering digunakan dalam evaluasi pembelajaran ada dua
macam, yaitu PAP (penilaian acuan patokan) dan PAN (penilaian acuan norma). PAP adalah
criteria penilaian berdasarkna patokan tertentu. PAN adalah criteria penilaian yang
didasarkan pada norma kelompok

C. FORMAT ATAU BENTUK RENCANA PEMBELAJARAN


Format yang biasa dipakai dalam penyusunan RPP yaitu format/bentuk deskriptif dan
format/bentuk lajur. Pada umumnya, RPP disusun dengan menggunakan format deskriptif
dan untuk silabus biasanya disusun dengan menggunakan format lajur.

Kurikulum Modul 9 KB 3

MODUL 9
RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR 3
KEPUTUSAN SITUASIONAL

A. MODEL PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN


1. Model Banathy
Langkah 1: merumuskan tujuan (formulate objectives)
Langkah 2: mengembangkan tes (develop test)
Langkah 3: menganalisis tugas belajar (analyze learning task)
Langkah 4: Mendesain system instruksional (design system)
Langkah 5: Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output)
Langkah 6: mengadakan perbaikan (charge to improve)

2. Model Kemp
a. Menentukan tujuan pembelajaran umum (TPU)
b. Membuat analisis tentang karakteristik siswa
c. Menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik, operasional, dan terukur
d. Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan TPK
e. Menetapkan penjajagan awal (pre assessment)
f. Menentukan strategi belajar mengajar yang sesuai
g. Mengkoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan
h. Mengadakan evaluasi

3. Model PPSI
PPSI adalah singkatan dari Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional. Langkah-
langkahnya adalah:
a. Merumuskan tujuan instruksional
b. Mengembangkan alat evaluasi
c. Menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran
d. Mengembangkan program kegiatan
e. Melaksanakan program

Langkah-langkahnya:
Langkah 1: merumuskan tujuan instruksional khusus
Langkah 2: mengembangkan alat evaluasi
Langkah 3: menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran
Langkah 4: mengembangkan program kegiatan
Langkah 5: melaksanakan program

4. Model Gerlach & Ely


Model ini terdiri dari 10 unsur:
a. Spesifikasi isi pokok bahasan
b. Spesifikasi tujuan pembelajaran
c. Pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa
d. Penentuan pendekatan
e. Pengelompokkan siswa
f. Penyediaan waktu
g. Pemilihan media
h. Evaluasi
i. Analisis umpan balik

B. UMPAN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM MENYUSUN RENCANA


PEMBELAJARAN
Ada beberapa kasus yang dapat diungkapkan, yaitu:
1. Sikap guru dan administrator
Guru sering kali tidak membuat rancangan pembelajaran, khususnya guru-guru yang telah
lama mengajar. Administrator yang hanya memandang rancangan pembelajaran sebagai
sebuah dokumen untuk kenaikan pangkat dan bukan untuk melihat apakah rancangan
pembelajaran yang dibuat guru itu diimplementasikan dalam kegiatan yang nyata
2. Aspek-aspek yang sering dianggap bermasalah
Antara lain rancangan pembelajaran yang terlalu rinci, ketidaksinambungan antarunsur dalam
rancangan pembelajaran, dan ketidakjelasan evaluasi yang dilakukan
Kurikulum Modul 10 KB 1 Perumusan Indikator dan
Penyusunan Alat Evaluasi

MODUL 10
PERUMUSAN INDIKATOR DAN PENYUSUNAN ALAT EVALUASI

KEGIATAN BELAJAR 1
PERUMUSAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. PENGERTIAN INDIKATOR
Indicator merupakan penanda pancapaian kompetensi dasar yang ditujukan oleh perubahan
perilaku yang diukur untuk mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Badan Standar
Nasional Pendidikan, 2006). Tujuan Pembelajaran, Hasil Belajhar, dan Indikator memiliki
makna yang sama. Ketiga istilah tersebut menyatakan rumusan kemampuan yang diharapkan
dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran.

B. PRINSIP-PRINSIP PERUMUSAN INDIKATOR


Indicator dijabarkan dari kompetensi dasar. Indicator dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional. Indicator yang dirumuskan harus dapat diamati atau didemonstrasikan.
Disamping itu, untuk membantu guru dalam mengembangkan alat evaluasi yang dapat
mengukur penguasaan siswa terhadap indicator yang ditetapkan dan dalam merancang
ksgiatan pembelajaran, rumusan indicator tersebut hendaknya memiliki komponen-komponen
yang lengkap.

C. KOMPONEN-KOMPONEN RUMUSAN INDIKATOR


Tiga komponen rumusan tujuan pembelajaran: pertama, performance atau unjuk kerja; kedua,
criterion (criteria); ketiga, condition (kondisi). Kemudian ada satu komponen tambahan lagi
yaitu komponen audience (siswa yang belajar)
` 1. Audience (siswa yang belajar)
Komponen ini dinyatakan dengan siswa yang belajar untuk menguasai kemampuan yang
diharapkan.

2. Behavior (perilaku atau unjuk kerja/performance)


Komponen ini terdiri atas kata kerja yang menunjukkan kemampuan yang harus ditampilkan
siswa dan materi yang dipelajari siswa

3. Condition (kondisi)
Komponen ini menyatakan kondisi atau kegiatan yang dipersyaratkan.

4. Degree (tingkat pencapaian atau criteria)


Komponen ini mengacu pada tingkatan perilaku yang dicapai untuk menentukan keberhasilan
atau penguasaan siswa terhadap kemampuan yang ditetapkan.

D. JENIS-JENIS KEMAMPUAN HASIL BELAJAR


Bloom mengelompokkan kemampuan hasil belajar ke dalam 3 ranah atau domain,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1. Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang ditunjukkan oleh adanya perubahan pada
kognisi siswa. Menurut Bloom, domain kognitif ini memiliki enam tingkatan:
a. Mengingat (remember)
Kemampuan mengingat kembali pengetahuan yang sudah tersimpan dalam memori jangka
panjang (longterm memory)
b. Mengerti (understand)
Kemampuan menangkap dan membangun makna atau arti dari pesan atau materi
pembelajaran.
c. Menerapkan (apply)
Kemampuan menerapkan atau menggunakan prosedur, konsep, hokum, atau rumus pada
situasi baru.
d. Menganalisis (analysis)
Kemampuan menguraikan sesuatu menjadi bagian-bagian dan menentukan hubungan
antarbagian.
e. Memberikan penilaian (evaluate)
Kemampuan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pertimbangan yang
dimiliki atau kriteria yang digunakan
f. Mebuat sesuatu yang baru (create)
Kemampuan memadukan elemen-elemen untuk membentuk satu keutuhan dalam suatu pola
atau struktur baru

2. Afektif
Domain afektif mengacu kepada sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai siswa setelah
mengikuti pembelajaran. Lima tingkatan hasil belajar afektif:
a. Menerima (receiving)
Mengacu kepada kepekaan siswa dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar
b. Menanggapi (responding)
Mengacu pada reaksi yang diberikan individu terhadap stimulus yang dating dari luar
c. Menghargai (value)
Mengacu pada kesediaan siswa menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut
d. Mengatur diri (organization)
Mengacu pada kemampuan membentuk atau mengorganisasikan bermacam-macam nilai
serta menciptakan system nilai yang baik
e. Menjadikan pola hidup (characterization by value)
Mengacu kepada sikap dalam menerima system nilai dan menjadikannya sebagai pola
kepribadian dan tingkah laku

3. Psikomotorik
Mengacu pada kemampuan bertindak. Tingkatan hasil belajar pada ranah pesikomotorik
sebagai berikut:
a. Persepsi
Mengacu pada kemampuan individu menggunakan inderanya, memilih isyarat, dan
menterjemahkannya kedalam bentuk gerakan
b. Kesiapan
Menyiapkan dirinya untuk melakukan suatu gerakan meliputi kesiapan mental, fisik, dan
emosional
c. Gerakan terbimbing
Mengacu pada kemampuan individu melakukan gerakan yang sesuai denganprosedur
d. Bertindak secara mekanis
Mengacu pada kemampuan individu untuk melakukan tindakan yang seolah-olah sudah
otomatis
e. Gerakan kompleks
Mengacu pada tindakan yang terampil, halus, efisien dalam waktu, serta usaha yang minimal
Kategori hasil belajar:
1. Keterampilan intelektual (intellectual skills)
Mengacu pada kemampuan kognitif, artinya siswa harus mampu menyelesaikan
permasalahan dengan menerapkan informasi yang belum pernah dipelajari
2. Strategi kognitif (cognitive strategies)
Mengacu pada kemampuan mengontrol proses internal yang dilakukan oleh individu dalam
memilih dan memodifikasi cara berkonsentrasi, belajar, mengingat dan berpikir
3. Informasi verbal (verbal information)
Kemampuan yang menuntut siswa untuk memberikan tanggapan khusus terhadap stimulus
yang relative khusus
4. Keterampilan motorik (motor skills)
Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan/tindakan yang terorganisasi yang
direfleksikan melalui kecepatan, ketepatan, kekuatan dan kehalusan
5. Sikap (attitudes)
Mengacu pada kecendrungan untuk membuat pilihan /keputusan untuk bertindak dibawah
kondisi tertentu

MODUL 10
PERUMUSAN INDIKATOR DAN PENYUSUNAN ALAT EVALUASI

KEGIATAN BELAJAR 2
PENYUSUNAN ALAT EVALUASI

A. EVALUASI FORMATIF DAN EVALUASI SUMATIF


Sukardi (2009) mengemukakan bahwa evaluasi sumatif dilaksanakan untuk memperoleh informasi
yang diperlukan guru dalam menentukan keputusan pada siswa selama pembelajaran.
Menurut Reece & Walker (1997) evalusi sumatif adalah jenis evaluasi yang dilaksanakan pada akhir
periode pembelajaran dan digunakan untuk tujuan sertifikasi
Winzer (1995) menyatakan bahwa evaluasi sumatif dirancang untuk memberikan balikan selama
proses belajar. Sependapat dengan Sujana (1990) yang mengemukakan bahwa evaluasi
formatif dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan proses
pembelajaran itu sendiri.

Dari uraian diatas dapat diketahui tujuan pelaksanaan evaluasi formatif adalah untuk
mengetahui tingkat perkembangan siswa dan keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi
formatif dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil evaluasi formatif
digunakan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran

B. KRITERIA PENYUSUTAN ALAT EVALUASI


Menurut Sukardi (2009) dan Slavin (1998) ada tiga kriteria yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan atau menyusun alat evaluasi.
1. Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat evaluasi dalam mengukur konsep yang diukur
sehingga alat evalusi tersebut betul betul mengukur apa yang seharusnya diukur.
Ornstein (1990) mengemukakan bahwa tes yang valid adalah tes yang memiliki kesesuaian
dengan tujuan dan mengukur secara representative materi pembelajaran.
2. Realibilitas
Mengacu pada ketetapan atau keajegan alat ukur dalam menilai apa yang seharusnya dinilai
3. Dapat dilaksanakan
Kriteria ini berkenaan dengan kemungkinan alat ukur tersebut untuk dilaksanakan dilihat dari
aspek biaya dan waktu juga kemudahan alat ukur yang disusun serta kemudahan dalam
penskoran dan interpretasi hasil yang diperoleh

C. JENIS-JENIS ALAT EVALUASI


Ada dua jenis alat evaluasi yaitu tes dan non tes. Contoh non tes: skala sikap, daftar cek,
wawancara, observasi, angket dan sosiometri.
Tes adalah seperangkat pertanyaan /pernyataan yang menuntut siswa untuk memberikan
jawaban yang dapat dinilai benar atau salah. Ada tiga jenis tes, yaitu: tes lisan, tes tertulis,
dan tes perbuatan atau tes kinerja.
Ada dua bentuk tes yang dapat digunakan guru, yaitu:
1. Tes Objektif
Adalah tes yang menuntut peserta tes untuk menentukan satu jawaban yang paling tepat atau
memilih jawaban yang paling tepat dari alternatif jawaban yang disediakan. Bentuk tes
objektif yaitu; benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan isian singkat.
2. Tes Uraian
Adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan
gagasan melalui bahasa tulisan (Sujana, 1990). Tes uraian sangat tepat untuk mengukur
kemampuan kognitif tingkat tinggi, seperti menganalisis, menilai, dan mengkreasi.
3. Tes kinerja atau Tes Perbuatan
Tes kinerja menuntut siswa untuk mendemonstrasikan atau menampilkan kemampuan yang
diukur. Reece & Walker (1997) tes kinerja adalah tes yang menuntut siswa untuk
menampilkan suatu perilaku sesuai dengan tugas yang diberikan dan dinilai dengan
menggunakan marking scheme.

Anda mungkin juga menyukai