Adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama berkaitan dengan fisiknya.
Vasta (1992) mengemukakan bahwa panjang bayu menjadi hampir dua kali pada usia 4
tahun.
Santrok dan Yussen (1992), perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang
dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.
Isu-isu yang ditelaah tentang perkembangan; Nature dan nurture, yang mempertanyakan
tentang penyebab atau sumber terjadinya perubahan dalam perkembangan itu dibawa sejak
lahir atau karena pengaruh lingkungan. Continuity dan disontinuity, isu yang
mempertanyakan apakah pola perkembangan itu menetap? Apakah karakteristik terdahulu
dapat memperkirakan karakteristik berikutnya. Normative dan idiographic, yang
mempertanyakan dan membicarakan bahwa perkembangan itu didasari oleh proses internal
biologis yang terjadi secara umum dan bahwa perkembangan berlangsung dari suati langkah
ke langkah berikutnya (normatif) atau berpusat pada seorang individu anak yang berbeda
dari anak lainnya (Vasta, 1992).
C. Proses Perkembangan
Beberapa hal yang mendasari proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik:
a. Kecerdasan (IQ)
b. Temperamen
1. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan
cepat membentuk kebiasaan yang teratur.
2. Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negatif serta sering menangis dan
lambat menerima pengalaman baru.
3. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah,
kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
D. Fase-fase Perkembangan
Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan
hasil (produk) dari beberapa proses, yaitu proses biologis (perubahan fisik individu), proses
kognitif (perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan dan
bahasa), proses sosial (perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain,
perubahan dalam emosi dan perubahan dalam kepribadian).
2. Fase bayi, fase yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bln (bayi)
3. Fase kanak-kanak awal, fase yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6
tahun, kadang disebut masa pra sekolah. (anak)
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir, fase sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama
dengan masa usia sekolah dasar. (anak 8 tahun)
5. Fase remaja, transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-
kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 thn. (dewasa)
Erikson melahirkan teori perkembangan afektif yang terdiri dari tahap: (erikson)
Bayi yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, selalu
dibuai dan diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan tumbuh perasaannya
bahwa dunia ini tempat yang aman.
Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada
masa ini anak bukan hanya berjalan, tetapi juga memanjat, menutup-membuka,
menjatuhkan, menarik dan mendorong, memegang dan melepaskan.
Anak sudah menguasai badan dan geraknya. Ia dapat mengendarai sepeda roda tiga, dapat
lari, memukul atau memotong.
Anak mulai berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada. Dimensi
psikososial yang muncul pada masa ini adalah sense of industry sense of inferiority.
Anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. Ia mempunyai perasaan-perasaan dan
keinginan-keinginan baru sebagai akibat perubahan tubuhnya.
Berarti bahwa orang mulai memikirkan tentang orang lain di luar keluarganya sendiri,
memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi
itu hidup.
Usaha-usaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelengkapan, dan merupakan
masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan cucu-cucu.
Piaget mengemukakan proses perkembangan anak sampai mampu berpikir seperti orang
dewasa melalui tahap perkembangan:
Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima secara
langsung melalui indra.
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan
untuk menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya.
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis
untuk mencapai pemecahan masalah.
Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara
berpikir terhadap permasalahan dari semua kategori, baik yang abstrak maupun konkret.
Tugas perkembangan menurut Robert J. Harvighust adalah sebagian tugas yang muncul pada
suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat
memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya.
1. belajar berjalan
7. belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak, dan orang lain
2. membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organisasi sedang tumbuh
1. memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari
kedua jenis kelamin
KB 2. Hukum-hukum Perkembangan
A. Hukum Perkembangan
1. Hukum konvergensi
4. Hukum rekapitulasi
Stanley Hall mengemukakan bahwa perilaku dan perkembangan anak merupakan rekapitulasi dari
evolusi spesies (manusia).
Proses pertumbuhan menghasilkan sepuluh prinsip dasar pertumbuhan (Hukum rekapitulasi (Sutterly
dan Donnely):
Perkembangan lain terjadi pada simetri kiri dan kanan yang disebut perkembangan bilateral. Tanner
(1965) menyatakan bahwa manusia terdapat asimetri dalam simetri, secara eksternal bagian kiri
(badan) manusia hampir menjadi cerminan bagian kanan; bagaimanapun secara internal organ-organ
tubuh adalah asimetri.
6. Aspek-aspek yang berada dari pertumbuhan berkembang pada waktu dan kecepatan yang
berbeda
7. Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik
9. Pada suatu organisme ada kecenderungan untuk mencapai potensi perkembangan yang optimal
Menurut Gesell keterampilan berjalan, berbicara dan belajar membaca terjadi sebagai akibat
perkembangan biologis anak. Kesiapan biologis merupakan faktor dominan dalam memampukan
anak untuk belajar.
1. Jean Piaget
Hasil kajian Piaget tentang kognisi menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai tahap pemahaman
yang berbeda pada usia yang berbeda pula. Teori perkembangan kognitif menunjukkan bahwa
interaksi anak dengan lingkungan dan pengorganisasian kognitif dari pengalaman menghasilkan
kecerdasan.
2. Lev V. Gotsky
Menurut para ahli behaviorisme baru, faktor kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah
lingkungan dan kesempatan untuk belajar. Menurutnya, jika lingkungan ditata untuk memfasilitasi
ketercapaian perilaku yang dikehendaki maka akan dipengaruhi untuk mencapai perilaku yang
seharusnya.
Seperti Albert Bandura, menyatakan bahwa banyak perilaku yang tidak dipelajari melalui
pembentukan tetapi berkembang melalui reaksi dan interpretasi individu terhadap situasi.