SKRIPSI
Oleh
NIM. E1A016069
UNIVERSITAS MATARAM
2020
ii
Motto:
“Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini tak ada
artinya lagi. Syukuri apa yang ada, hidup adalah Anugerah. Tetap jalani hidup
ini, melakukan yang terbaik. Tuhan pastikan menunjukkan Kebesaran dan
Kuasa-Nya bagi hamba-Nya yang sabar dan tak kenal Putus Asa”.
Jangan Menyerah-D’Masiv.
Persembahan:
1. Kedua orang tua (Papa dan Mama) tercinta, tersayang, dan terkasih,
Terima Kasih yang setulusnya tersirat di hati yang ingin Ananda
sampaikan atas usaha, doa, dan jerih payah pengorbanan untuk anakmu
selama ini. Hanya sebuah kado kecil yang dapat Ananda berikan dibangku
kuliah Ananda yang memiliki sejuta makna, cerita, kenangan,
pengorbanan dan perjalanan untuk mendapatkan masa depan yang Ananda
inginkan atas restu dan dukungan yang Papa dan Mama berikan Terima
Kasih.
2. Ketiga kakak (Nursartika, Kurniati dan Sri Mulyani) yang sangat saya
sayangi, terima kasih telah memberikan dukungan dan doa tanpa henti.
Terima kasih telah menjadi kakak terbaik sekaligus sahabat untuk saya.
3. Keluarga besar yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih
telah mendukung dan mendoakan saya selama ini.
4. Bapak Dr. I Putu Artayasa, M.Si. dan Ibu Dra. Hj. Kusmiyati, M.Si. yang
telah membimbing, mendukung dan memberi semangat untuk saya selama
proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih Pak Putu dan Ibu Kus, saya
tidak akan pernah melupakan jasa – jasa Bapak dan Ibu selama ini.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah berjuang
bermanfaat.
bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri pribadi dan
orang lain dalam pengembangan ilmu yang terkait dengan bahasan yang penulis
Penulis
viii
yang membangun dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang ikut dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
Universitas Mataram.
2. Bapak Dr. Karnan, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP,
Universitas Mataram.
3. Bapak Dr. Didik Santoso, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
5. Ibu Dra. Hj. Kusmiyati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
6. Ibu Dr. Baiq Sri Handayani, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah
motivasi dan dukungan dari segi moril dan materi, serta doa yang tak
putus.
Ucapan terima kasih ini tidak dapat membalas segala bantuan, dukungan,
saran dan kritik yang membangun, semoga Allah SWT membalas kebaikan dan
Penulis,
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................................. iv
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH.............................................................................. viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................6
1.5 Batasan Masalah Penelitian ................................................................................7
1.6 Definisi Operasional ...........................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9
2.1 Bahan Ajar.........................................................................................................9
2.1.1 Pengertian Bahan Ajar .............................................................................. 9
2.1.2 Isi Bahan Ajar ......................................................................................... 11
2.1.3 Manfaat Bahan Ajar ................................................................................ 14
2.2 Literasi Sains ....................................................................................................15
2.3 Inkuiri Terbimbing ...........................................................................................20
2.3.1 Pengertian Inkuiri.................................................................................... 20
2.3.2 Pengertian Inkuiri Terbimbing ................................................................ 22
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Level Profisiensi Literasi Sains .................................................................. 18
3.1 Kategori Kelayakan Aiken‟s ...................................................................... 38
3.2 Kategori Indeks Flesch Kincaid Grade Level ............................................ 39
4.1 Hasil Validasi Isi Menurut Ahli ................................................................. 41
4.2 Persentase Respon Peserta Didik ............................................................... 45
4.3 Indeks Flecsh Kincaid Grade Level .......................................................... 46
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Model Literasi Saintifik Graber ................................................................. 17
2.2 Bagan Alur Kerangka Berpikir .................................................................. 29
4.1 Persentase Kelayakan Isi ............................................................................ 42
4.2 Persentase Kelyakan Penyajian .................................................................. 43
4.3 Persentase Kelayakan Bahasa .................................................................... 44
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ......................................................................................... 62
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 65
Lampiran 3. Bahan Ajar ................................................................................... 82
Lampiran 4. Data Hasil Validitas Isi Ahli ........................................................ 122
Lampiran 5. Data Hasil Respon Peserta Didik................................................. 136
Lampiran 6. Data Keterbacaab Indeks Flesch Kincaid Grade Level ............... 137
Lampiran 7. Gambar Kegiatan Guru dan Peserta Didik .................................. 139
xv
ABSTRAK
dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing yang sesuai untuk siswa SMP.
terdiri dari empat tahap utama, yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate.
penilaian ahli dan respon peserta didik, sedangkan pengujian keterbacaan bahan
menunjukkan skor 0.85 dan termasuk dalam kategori sangat layak. Persentase
respon peserta didik terhadap bahan ajar yang dikembangkan yaitu 56.3% dan
tergolong sangat menarik. Sedangkan uji keterbacaan bahan ajar memiliki indeks
8.0 yaitu sesuai untuk kelas dan usia yang akan menggunakan bahan ajarini.
BAB I
PENDAHULUAN
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang utuh dalam menghadapi
yang harus dimiliki peserta didik pada abad 21 yaitu keterampilan belajar dan
berkarier.
pengetahuan logis dan rasional, belajar berbuat yang berorientasi pada bagaimana
karakter, dan belajar hidup bersama yang berorientasi untuk bersikap toleran dan
siap bekerjasama. Cara belajar yang diharapkan mampu menyiapkan peserta didik
kemampuan literasi peserta didik. Studi PISA dilakukan dibeberapa Negara maju
dan berkembang mulai tahun 2000 dengan interval tiga tahun sekali. Bidang
kajian yang diteliti dan dinilai meliputi literasi membaca (reading literacy),
(Paramita, 2016).
Hasil survey yang dilakukan oleh OECD tahun 2015 menunjukkan bahwa
tingkat literasi sains peserta didik Indonesia masih dalam kategori yang rendah.
literasi sains peserta didik Indonesia adalah sebesar 403 poin, padahal standar rata
– rata skor dari OECD sebesar 501 point (OECD, 2016). Hasil survey PISA 2015
juga menunjukkan bahwa level literasi sains siswa Indonesia berada pada level 1a,
dan nyaris mencapai literasi sains level 2. Hal ini berarti bahwa peserta didik
untuk data yang diberikan dalam konteks pribadi yang familiar, lokal, dan global.
literasi sains peserta didik Indonesia adalah sebesar 396 poin (OECD, 2019). Skor
rata – rata peserta didik Indonesia masih tergolong rendah ini mencerminkan
bahwa peserta didik di Indonesia sebagian besar belum mampu menganalisis dan
Menurut Deswita dan Hufri (2018), bahan ajar yang digunakan di Sekolah
biasannya hanya berisi materi pelajaran yang belum menuntut peserta didik untuk
Bahan ajar memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai
media penyampaian informasi. Dengan demikian dibutuhkan bahan ajar yang baik
bahwa bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang memuat komponen literasi
sains.
pembelajaran. Bahan ajar tidak lagi semata kumpulan materi teoritis yang kaku
dan tekstual. Menurut Rizki dan Linuhung (2017) secara garis besar, bahan ajar
keterampilan dan sikap yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam rangka
student centered learning, bahan ajar pun harus mampu dinamis dan operasional.
kemampuan literasi sains peserta didik. Namun, dalam kenyataannya bahan ajar
IPA yang beredar belum menunjukkan keseimbangan kategori literasi sains. Hal
ini didukung oleh penelitian Utami (2014) yang menjelaskan bahwa buku – buku
4
teks IPA kelas VIII sudah merefleksikan untuk tiap aspeknya, namun proporsi
kemunculan tiap aspek literasi sains tidak seimbang. Aspek literasi sains yang
banyak menonjol adalah sains sebagai batang tubuh pengetahuan dan aspek yang
paling kurang adalah aspek interaksi sains, masyarakat dan teknologi. Oleh karena
itu, diperlukan suatu bahan ajar yang didalamnya tidak hanya memuat tentang
pengetahuan sains saja, melainkan juga tentang penyelidikan hakikat sains, sains
Hasil observasi dan analisis bahan ajar kelas VIII revisi 2017, RPP,
Silabus dan soal – soal yang dilakukan oleh Hijrati (2018) di MTs Negeri 2
Mataram belum secara nyata memasukkan kegiatan inkuiri yang dapat dengan
mudah dilakukan peserta dan guru setiap tatap muka. Permana dkk (2017)
menambahkan bahwa bahan ajar akan lebih baik jika mendorong peserta didik
untuk memiliki kemampuan inkuiri. Inkuiri merupakan hal penting yang dapat
Kurniawan (2013), selama ini guru cenderung menggunakan model yang bersifat
searah yang berarti guru memberikan pelajaran dan peserta didik menerimanya
sehingga peserta didik kurang aktif dan merasa jenuh. Cara untuk mengatasi
yaitu antara biologi, fisika, kimia, dan matematika, dengan ilmu-ilmu sosial, seni,
dan bahasa. Hijrati (2018) menambahkan aktivitas belajar IPA melalui inkuiri
dapat melatih keterampilan proses sains, dimana tingkat kemampuan proses sains
peserta didik berbanding lurus dengan tingkat literasi sains peserta didik dan hasil
karena membahas tentang gerak pada tumbuhan, gerak pada hewan, dan gerak
pada manusia. Konsep tentang materi gerak makhluk hidup ini akan terasa
searah dari guru, informasi yang akan didapatkan akan sebatas pengetahuan guru
mata pelajaran saja. Selain itu, materi gerak makhluk hidup ini dapat diterapkan
dengan menggunakan bahan ajar yang berbasis literasi sains dan memuat kegiatan
inkuiri terbimbing.
Pada Makhluk Hidup Berbasis Literasi Sains dalam Model Pembelajaran Inkuiri
1.2.1 Bagaimana kelayakan bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis
1.2.2 Apakah keterbacaan bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai arah dalam penelitian yang
disusun berdasarkan rumusan masalah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengembangkan bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis
1.3.2 Untuk mengembangkan bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis
didik SMP yang sesuai dengan tingkat kelas dan jenjang pendidikan
1.4.1 Sekolah
1.4.2 Pendidik
Hidup.
yang dituntut dalam Kurikulum 2013 dan lebih mudah memahami serta
Hidup.
1.5.1 Bahan ajar berbasis literasi sains dalam model pembelajaran inkuiri
terbimbing.
1.5.2 Uji kelayakan bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis literasi
1.5.3 Uji keterbacaan bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis literasi
dan memahami penelitian ini, maka definisi terkait dengan istilah yang ada dalam
1.6.1 Bahan ajar adalah alat atau media pembelajaran yang berisikan materi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks)
yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi
yang akan dikuasai oleh peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran
dan Hufri, 2018). Bahan ajar digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di Kelas. Bahan ajar merupakan alat atau
sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan – batasan, dan cara
menggambarkan bahwa bahan ajar yang dirancang dan ditulis hendaknya sesuai
dasar kebutuhan pembelajaran, terdapat bahan evaluasi, serta bahan ajar tersebut
yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai standar
menunjukkan bahwa dalam penyusunan bahan ajar diharapkan peserta didik benar
– benar merasakan manfaat bahan ajar atau materi itu setelah ia mempelajarinya.
aktivitasnya dan yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik dalam proses
Bahan ajar dapat berfungsi dalam pembelajaran individual yang dapat digunakan
Lestari (2016) menambahkan bahwa bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi
proses belajar mengajar. Bahan ajar dapat membantu guru dan peserta didik dalam
Disamping itu, bahan ajar dapat menggantikan sebagian peran guru dan
mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan memberi dampak positif bagi
Mulyasa (dalam Yunus dan Heldy, 2015) menjelaskan bahwa bahan ajar
atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam
rangka mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis
11
– jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip dan
konsep, prinsip dan prosedur), kedua keterampilan, dan ketiga sikap atau nilai.
2.1.2.1 Pengetahuan
1. Fakta
tempat, nama orang, serta nama bagian atau komponen suatu benda.
perkembangan.
2. Konsep
Konsep dalam bahan ajar adalah segala hal yang wujudnya berupa
yang meliputi pengertian, definisi, ciri khusus, inti atau isi, hakikat, dan
lain sebagainya. Contoh dari konsep yaitu: Hukum ialah peraturan yang
wajib di taati atau dipatuhi, pelaku dari pelanggaran hukum tersebut akan
3. Prosedur
Contoh dari Prosedur yaitu: langkah – langkah membuat bahan ajar antara
jenis bahan ajar, 2) Langkah kedua yaitu membuat peta bahan ajar. 3)
4. Prinsip
Contoh dari prinsip yaitu: Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat
yang lebih rendah. Maka dari itu, jika kita membuat selokah pembuangan
2.1.2.2 Keterampilan
seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi gerak awal, semi rutin,
13
dan rutin (terampil). Keterampilan itu sendiri perlu disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik, dengan memperhatikan aspek minat, bakat, dan harapan peserta
didik tersebut. Tujuannya adalah agar peserta didik mampu mencapai penguasaan
2.1.2.3 Sikap
Bahan ajar jenis sikap atau nilai adalah bahan ajar untuk pembelajaran
yang berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain nilai – nilai kebersamaan, nilai –
nilai kejujuran, nilai kasih sayang, nilai tolong – menolong, nilai semangat dan
minat belajar, nilai semangat bekerja, dan bersedia menerima pendapat orang lain.
Tujuannya adalah agar peserta didik memiliki soft skill yang baik untuk masa
yang akan datang dan secara tidak langsung akan menjadi karakter peserta didik.
bahwa peserta didik bisa bekerja berkelompok dengan orang lain yang
2. Nilai Kejujuran
jasa dalam bentuk apapun, serta tidak memilih – memilih orang yang ingin
dibantu berdasarkan persamaan agama, suku, etnis, ras, jenis kulit dan
minat, semangat, dan rasa ingin tau yang besar dalam belajar.
dari orang lain dapat diterima dengan hati yang terbuka dan tidak merasa
sakit hati.
Menurut pada Ahmadi dkk (2011) penulisan bahan ajar sangat bermanfaat
bagi guru dan peserta didik. Penjelasan selengkapnya akan diuraikan berikut ini.
15
1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai
2. Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
referensi.
Secara harfiah, literasi sains terdiri dari kata yaitu literatus yang berarti
melek huruf dan scientia yang diartikan memiliki pengetahuan. Literasi sains
memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang
dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (Yuliati, 2017). Orang yang
pertama menggunakan istilah literasi sains adalah Paul de Hart Hurt dari
terlibat dan peduli terhadap isu – isu yang terkait sains (OECD, 2016). Literasi
sains memerlukan bukan hanya pengetahuan tentang konsep dan teori sains,
namun juga pengetahuan prosedur dan praktik. Menurut Paramita (2016) literasi
sains mencakup dimensi yang lebih luas, meliputi aspek konten sains, aspek
konteks aplikasi sains, aspek kompetensi ilmiah/proses ilmiah, dan aspek sikap.
Chiapetta dkk (1991), mengungkapkan bahwa ada empat aspek literasi sains
untuk berpikir (a way of thinking), sains sebagai cara untuk menyelidiki (a way of
Menurut Halbrook dan Rannikmae (2009) ada dua kelompok besar yaitu
memandang bahwa komponen utama dari literasi sains adalah pemahaman konten
sains yaitu terdiri dari konsep – konsep dasar sains. Pemahaman kelompok
science literacy inilah yang paling banyak dianut dan dipahami oleh guru – guru
IPA di Indonesia dan luar negeri. Dua kelompok besar ini dijembatani dengan
suatu model literasi sains yang digambarkan dalam suatu gambar oleh Gräber
(2001). Model literasi sains dalam Gambar 2.1 menunjukkan bahwa literasi sains
berbasis kompetensi dan merupakan hasil dari interseksi antara “what do people
know” (terdiri dari kompetensi konten sains dan kompetensi epismologis), “what
do people value” (terdiri dari kompetensi etika/moral), dan “what can people do”
Klasifikasi literasi sains peserta didik menurut Thomso dkk (dalam Jufri,
2017) merinci indikator untuk setiap level dalam Tabel 2.1 dibawah ini:
18
4 Bekerja dengan efektif dalam masalah terkait isu – isu dan situasi menyangkut
fenomena yang jelas; mengintegrasi penjelasan dari berbagai disiplin ilmu dan
menghubungkannya dengan aspek – aspek kehidupan nyata, merefleksikan tindakan
dan mengkomunikasikan pemikirannya dengan bukti – bukti.
3 Mengidentifikasi masalah yang cukup jelas pada berbagai konteks; menyeleksi fakta
dengan pengetahuan yang relevan untuk menjelaskan fenomena dan menerapkan
strategi inkuiri atau model yang sederhana untuk mengatasi masalah; menginterpretasi
dan menerapkan konsep dari disiplin berbeda secara langsung.
1 Memberikan penjelasan yang cukup jelas dengan mengikuti bukti yang eksplisit;
pemahaman sainsnya sangat terbatas pada beberapa masalah yang familiar.
<1 Tidak mampu mengekspresikan literasi sains dan siswa pada kondisi ini tidak
mendapatkan keuntungan sama sekali dari kegiatan belajar di sekolah.
tepat.
19
masyarakat.
sientifi inqury)
diberikan.
penjelasan.
3. Interpretasi data dan membuktikan data secara ilmiah (Interpret data and
evidene sientifially)
20
tepat.
e. Menilai argument dan bukti dari sumber informasi yang berbeda – beda
pemahaman tentang topik – topik spesifik (Eggen dan Kauchack, 2016). Inkuiri
menggunakan sumber informasi dan ide yang beragam, untuk pemahaman mereka
terhadap masalah, topik, dan isu. Hal ini menuntut peserta didik untuk
berpikir kreatif peserta didik adalah model pembelajaran Inkuiri. Dalam bahasa
sikap ilmiah dan keterampilan berpikir (Hasibuan dan Hufri, 2018). Inkuiri adalah
pengetahuan bukan sejumlah fakta hasil dari mengingat, melainkan hasil dari
metode – metode sains yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
inkuiri merupakan suatu model pembelajaran dimana peserta didik dituntut untuk
menemukan dan menggunakan sumber informasi dan ide yang beragam, untuk
pemahaman mereka terhadap masalah, topik, dan isu serta model pengajaran yang
yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik untuk berpikir dan belajar tingkat
Inkuiri terbimbing membiasakan peserta didik untuk belajar seumur hidup, bukan
hanya pada saat ujian. Dalam inkuiri terbimbing, peserta didik mengidentifikasi
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu secara sistematis kiritis dan logis sehingga mereka dapat
23
2018).
dalam bidang ilmu tertentu. Ada beberapa karakteristik dari inkuiri terbimbing
4. Tiap – tiap peserta didik berusaha untuk membangun pola yang bermakna
dalam kelas.
terbimbing dimulai dari peserta didik dihadapkan dengan masalah, peserta didik
data, peserta didik menguji hipotesis dan peserta didik menarik kesimpulan.
peserta didik, sedangkan guru hanya berperan sebagai motivator atau fasilitator.
Pada saat peserta didik terlibat dalam memahami masalah yang dihadapinya,
peserta didik maupun peserta didik dengan guru sebagai wujud dari komunikasi,
yang mereka lakukan, dan kegiatan para peserta didik untuk mencoba meyakinkan
2015).
merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Dalam pengajaran peserta didik menjadi lebih aktif belajar. Model pembelajaran
peserta didik semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi. Dengan imajinasi,
berupa penyempurnaan dari apa yang telah ada, maupun menciptakan ide,
gagasan, atau alat yang belum pernah ada sebelumnya (Anam, 2017). Oleh sebab
itu, peserta didik didorong bukan saja untuk mengerti materi pelajaran, tetapi juga
mampu menciptakan penemuan. Dengan kata lain, peserta didik tidak akan lagi
berada dalam lingkup pembelajaran telling science akan tetapi didorong hingga
doing science.
kemampuan berfikir peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri materi
tingkah laku yang positif, meningkatkan prestasi dan hasil belajar, serta
sebagai berikut:
didik sehingga dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide – ide yang
lebih baik.
1. Guru harus tepat memilih masalah yang akan ditemukan untuk membantu
2. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar setiap peserta didik.
pertanyaan – pertanyaan.
keputusan yang tepat secara ilmiah. Selain itu juga literasi sains juga dapat
diartikan sebagai kecakapan memahami fenomena alam dan sosial di sekitar kita.
Literasi sains menjadi penting karena dengan literasi sains kita mampu
Literasi sains peserta didik di Indonesia masih pada tingkat yang rendah.
Hasil survey PISA oleh OECD (2016) rata – rata skor literasi sains peserta didik
Indonesia adalah sebesar 403 point, padahal standar rata – rata skor dari OECD
sebesar 501 point. Hasil Survey PISA oleh OECD Tahun 2018 juga
negara peserta. Rata – rata skor literasi sains siswa Indonesia adalah sebesar 396
poin. Hal ini membuat tingkat nilai literasi sains peserta didik sekolah menengah
Faktor peningkatan tingkat literasi sains ini, salah satunya adalah bahan
ajar yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
peserta didik di Indonesia. Kurang menariknya bahan ajar yang digunakan oleh
28
guru di Sekolah juga menjadi salah satu faktor rendahnya literasi sains peserta
didik.
Salah satu upaya untuk meningkatkan literasi sains peserta didik yaitu
menggunakan bahan ajar yang mencakup aspek literasi sains didalamnya. Selain
itu juga, mampu menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing atau model
suatu masalah, membantu peserta didik mengidentifikasi konsep atau metode, dan
dihadapi sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna serta literasi
sains diharapkan dapat meningkat. Adapun bagan alur kerangka berpikir pada
Bahan ajar
Upaya peningkatan
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada metode research and development terdapat beberapa jenis model. Model
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model 4-D. Model pengembangan 4-
Subyek penelitian yaitu uji coba terbatas yang dilaksanakan didua sekolah
dan menggunakan model 4-D (Four D Models). Menurut Syafri (2018) model ini
langkah ini adalah kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013 dan teori
Mataram berbeda, hal ini dilihat berdasarkan dari hasil Ujian Nasional
(UN) pada tahun 2019. SMPN 3 Mataram mewakili kelompok bawah dan
tahun, disebut oleh teori Piaget masuk ke dalam tahap operasi formal
penelitian yang dilakukan oleh Asih (2018), subjek umur 13-15 tahun,
didik sesuai dengan hasil analisis awal akhir. Rangkaian analisis ini
yaitu 3.1 dan 4.1 kelas VIII yaitu materi pokok sistem gerak pada makhluk
33
sistem gerak pada tumbuhan, sistem gerak pada hewan, dan kelainan dan
konsep – konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh –
bukti atau data, peserta didik menguji hipotesis dan peserta didik menarik
kesimpulan).
gerak pada makhluk hidup berbasis literasi sains dalam model pembelajaran
sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi (a) validasi
perangkat oleh para ahli yaitu dosen dan guru mata pelajaran IPA SMP diikuti
pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan peserta didik yang sesungguhnya.
Uji coba terbatas dilakukan pada 10 orang responden. Pada penelitian ini
digunakan 5 orang peserta didik dari SMPN 3 Mataram dan 5 orang peserta
responden peserta didik dan bersedia menyerahkan hasil angket melalui daring
saat pendemi ini. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi.
dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di Kelas lain, di Sekolah
lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektifitas
35
Penelitian ini tidak dilakukan uji efektifitas dengan melibatkan banyak peserta
produk bahan ajar ke guru – guru IPA SMP tempat penelitian berlangsung
berikut ini:
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Tujuan analisis Kompetensi Dasar
makhluk hidup, sistem gerak pada manusia, dan upaya menjaga kesehatan sistem
36
gerak” dan 4.1 “ Menyajikan karya tentang berbagai gangguan pada sistem gerak,
Bahan ajar yang disusun berupa bahan ajar berbasis literasi sains dalam
model pembelajaran inkuiri terbimbing yang telah memenuhi syarat dari uji
materi. Tujuan analisis materi pada penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
kesukaran materi dan kecocokan materi dengan model pembelajaran yang akan
diterapakan. Materi pada bahan ajar berbasis literasi sains adalah sistem gerak
pada makhluk hidup. Bahan ajar tersebut berisi materi pembelajaran yang memuat
komponen aspek literasi sains serta kegiatan inkuiri yang memicu peningkatan
literasi sains peserta didik. Karakteristik pada bahan ajar berbasis literasi sains
dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing yang disusun meliputi uraian materi
singkat yang memuat komponen aspek literasi sains yakni sains sebagai batabg
tubuh pengetahuan, sains sebagai cara untuk menyelidiki, sains sebagai cara untuk
berpikir, dan interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat. Selain keempat
aspek literasi sains tersebut juga terdapat kegiatan inkuiri terbimbing pada bahan
Analisis data yang digunakan untuk mengolah validitas isi oleh ahli
( )
Keterangan :
s = r – Lo
n = jumlah ahli/responden
Lo = nilai penilaian validitas terendah
c = nilai penilaian validitas tertinggi
r = nilai yang diberikan responden
Nilai koefisien untuk Aiken adalah dari rentang 0 – 1. Konten
dikatakan valid bila nilainya lebih dari angka nol. Jika nilai semakin dekat
Level. Secara manual, menurut Kincaid dkk (1975) Flesch Kincaid grade
University of South Florida (2006) terlampir dalam Tabel 3.2 di bawah ini:
≤4,9 Kelas 4, 3, 2, 1
9,0-10,9 Kelas 9 – 10
11,0-12,9 Kelas 11 – 12
≥15 Sarjana
Data hasil pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa jenis
data. Jenis data tersebut terdiri dari data kelayakan bahan ajar yang
peserta didik terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Setiap jenis data
dikumpulkan dengan instrumen yang berbeda – beda. Setelah data terkumpul, data
akan dianalisis sesuai dengan cara analisis data yang sesuai dengan jenis data.
instrumen penilaian berupa angket yang akan dinilai oleh judgement expert/ahli
sesuai dengan aspek – aspek dalam angket kelayakan bahan ajar. Ahli terdiri dari
satu dosen yang dinilai mumpuni memberikan penilaian bahan ajar yang
dikembangkan. Selain dosen juga ahli yang akan menilai yaitu satu guru mata
Data respon peserta didik terhadap bahan ajar yang dikembangkan akan
didik. Angket yang digunakan untuk respon peserta didik menggunakan bentuk
instrumen skala rating, yang terdiri dari kategori kurang menarik, cukup menarik,
menarik dan sangat menarik. Angket terdiri dari 15 butir soal dengan tiga aspek
penilaian. Data peserta didik menjadi data tambahan dari sudut pandang pengguna
bahan ajar.
penilaian berupa software online yang terkait dengan Microsoft. Software ini
bernama Flesch Kincaid Grade Level, yang dapat diakses dengan mudah di
keterbacaan bahan ajar dan menunjukkan data keterbacaan bahan ajar yang
http://www.readabilityformulas.com/free-readability-formula-test.php.
Analisis data respon peserta didik yang digunakan untuk mengolah data
respon peserta didik terhadap bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis
Keterangan:
A = jumlah peserta didik yang memilih
B = jumlah seluruh peserta didik
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
literasi sains dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa SMP yang
disajikan meliputi data kelayakan bahan ajar menurut ahli, data kelayakan bahan
ajar menurut peserta didik, dan data keterbacaan bahan ajar berdasarkan Flesch
Validasi isi dari bahan ajar yang dikembangkan dilakukan oleh tiga
judgment expert (ahli bidang ilmu), terdiri dari satu dosen, satu guru mata
pelajaran IPA di SMPN 3 Mataram, dan satu guru mata pelajaran IPA di SMPN 7
Mataram. Data validitas isi ditinjau dari tiga aspek utama, yaitu aspek kelayakan
isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan bahasa. Data kelayakan menurut ahli pada
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketiga ahli memberikan rerata skor antara
3.42 sampai 3.69 dan setelah dikonversi dengan indeks Aiken’s skor, nilai tersebut
antara 0.81 sampai 0.90 yang termasuk dalam kategori sangat layak. Penilaian
42
pada aspek isi bahan ajar dilakukan melalui butir – butir pertanyaan tentang
materi bahan ajar, kemudian penilaian aspek penyajian terdiri dari penilaian
layout dan grafis bahan ajar. Sedangkan, penilaian apek bahasa terdiri dari
Data skor validasi bahan ajar oleh ahli pada aspek isi dirangkum pada
80.0
Persentase Kelayakan Aiken's
70.0
73.3
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0 26.7
10.0
0.0
Layak Sangat Layak
Kategori
kelayakan isi dari bahan ajar dalam dua kategori, yaitu layak dan sangat layak.
dari 15 indikator penilaian atau 26.7% diberikan skor layak oleh ahli. Sedangkan
indikator yang dinilai dalam kategori sangat layak berjumlah 11 dari 15 indikator
atau 73.3%. Perincian skor penilaian kelayakan isi bahan ajar disajikan pada
Lampiran 4.
43
Skor validitas isi tertinggi yaitu 1.00 terdapat pada lima indikator/aspek.
Pertama, uraian isi dari setiap sub judul bahan ajar sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan dicapai dalam KI dan KD. Kedua, uraian materi bahan ajar dilengkapi
dengan gambar dan ilustrasi lainnya. Ketiga, kesesuaian penggunaan contoh untuk
mendukung uraian bahan ajar. Keempat, penerapan pada kehidupan sehari – hari.
Skor validitas isi terendah yaitu sebesar 0.78 terdapat pada empat
keakurakatan penyajian grafik dan gambar dalam mendukung isi bahan ajar.
Data persentase validitas isi oleh ahli pada aspek kelayakan penyajian
60
Persentase Kelayakan Aiken's
50
50
40
30
20
10
0
Layak Sangat Layak
Kategori
dalam kategori layak dengan persentase jumlah indikator yang dinilai layak
sangat layak dengan persentase jumlah sebesar 50%. Indikator dengan nilai
validitas kelayakan penyajian tertinggi sebesar 1,00 terdapat pada aspek sumber
gambar jelas. Sedangkan aspek nilai validitas kelayakan penyajian yang terendah
yaitu 0.67 terdapat pada 4 aspek. Pertama, kombinasi warna menarik. Kedua,
gambar ilustrasi jelas dan sesuai. Ketiga, penampilan halaman awal menarik
menarik.
Data validitas isi kelayakan bahasa bahan ajar sistem gerak makhluk hidup
berbasis literasi sains dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa SMP
terdiri dari 7 indikator penilaian yang terkait kebahasaan. Data validitas isi oleh
ahli pada aspek penialaian kelayakan bahasa dirangkum dalam Gambar 4.3.
60.0
Persentase Kelayakan Aiken's
50.0 57.1
40.0 42.9
30.0
20.0
10.0
0.0
Layak Sangat Layak
Kategori
indikator penilaian, dimana 4 aspek dari 7 butir aspek termasuk dalam kategori
layak, sedangkan tiga butir lainnya termasuk dalam kategori sangat layak.
Hasil pengolahan data kuantitatif respons peserta didik terhadap bahan ajar
sistem gerak makhluk hidup berbasi literasi sains dalam model pembelajaran
bahan ajar oleh peserta didik yaitu penyajian, manfaat dan isi bahan ajar.
didik memberikan penilaian dalam empat kategori yaitu kurang, cukup, menarik,
dan sangat menarik. Secara keseluruhan bahan ajar yang dikembangkan dari sudut
pandang pengguna layak digunakan meskipun ada beberapa hal yang harus
direvisi. Aspek penyajian mendapatkan respon yang sangat menarik 39%, menarik
37%, cukup 31% dan kurang 3%. Aspek penyajian yang masih kurang pada bahan
ajar yang dikembangkan ada tiga. Pertama, keterpaduan latar belakang dengan isi
46
keseluruhan bacaan dalam bahan ajar. Kedua, kesesuaian gambar dengan materi
sistem gerak pada makhluk hidup. Ketiga, sumber dari gambar pada bahan ajar
Respon peserta didik terhadap aspek manfaat terdapat tiga kategori dari
keseluruhan empat kategori yang tercantum pada skala penilaian. Aspek manfaat
mendapatkan respon yang sangat menarik 40%, menarik 56.7%, dan cukup 3.3%.
Respon peserta didik terhadap aspek manfaat terdapat dua kategori dari
keseluruhan empat kategori yang tercantum pada skala penilaian. Aspek isi
yang terinstal di office, atau aplikasi readability yang ada pada website online
yang banyak beredar. Salah satunya pada website automatic readability checker,
readability terdiri dari tiga bagian yang ada pada bahan ajar yang dikembangkan.
Ketiga bagian tersebut meliputi materi sistem gerak pada tumbuhan, sistem gerak
pada hewan, dan sistem gerak pada manusia. Hasil analisis keterbacaan bahan ajar
Rata-rata 8.0
Tabel 4.3 menunjukkan materi gerak pada tumbuhan nilai flesch grade
level yang didapatkan sebesar 8.2. Nilai pada materi pertama ini secara kualitatif
masuk pada kategori layak untuk peserta didik kelas 7-8. Gerak pada hewan
memiliki nilai flesch grade level 7.3. Nilai tersebut secara kualitatif masuk dalam
kategori layak untuk peserta didik kelas 7-8. Gerak pada manusia memiliki nilai
flesch grade level 8.6. Nilai tersebut secara kualitatif masuk dalam kategori layak
untuk peserta didik kelas 7-8. Rentang usia yang layak menggunakan naskah
bahan ajar yang dikembangkan mulai dari peserta didik berusia 13 sampai 15
tahun.
48
BAB V
PEMBAHASAN
Bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis literasi sains dalam model
dalam penelitian ini. Bahan ajar ini memuat tiga materi pokok yaitu sistem gerak
pada tumbuhan, sistem gerak pada hewan dan sistem gerak pada manusia. Bahan
ajar yang dikembangkan pada penelitian ini diuji kelayakan oleh 3 judgment
expert yang terdiri dari satu dosen, satu guru mata pelajaran IPA di SMPN 3
Mataram, dan satu guru mata pelajaran IPA di SMPN 7 Mataram. Kelayakan
bahan ajar dinilai dari aspek penilaian isi, penyajian, dan bahasa. Nilai rata- rata
dari ketiga aspek tersebut masuk dalam indeks Aiken’s skor kategori sangat layak.
Aspek penilaian kelayakan isi pada Bab IV masuk dalam kategori layak
dan sangat layak. Persentase kategori sangat layak memiliki nilai yang lebih tinggi
daripada kategori layak. Namun, ada beberapa hal yang perlu direvisi dalam
dan definisi. Kedua, keakurakatan penyajian grafik dan gambar dalam mendukung
isi bahan ajar. Ketiga, keterkaitan kegiatan pembelajaran dalam bahan ajar dengan
Hal – hal yang perlu menjadi perbaikan dalam aspek isi ini yaitu
penambahan kajian materi. Pada materi sistem gerak pada tumbuhan, diperlukan
penambahan contoh gerak tropisme, taksis dan nasti. Pada materi sistem gerak
49
padahal hormon ini berperan dalam merangsang aktivitas sel pembentuk tulang
bekerja.
Aspek peyajian perlu untuk menjadi salah satu aspek yang harus dinilai.
Kategori layak dan sangat layak memiliki nilai persentase yang sama pada aspek
penyajian. Pada aspek penyajian masih ada beberapa hal yang harus menjadi
perbaikan sehingga kekurangan pada bahan ajar sistem gerak makhluk hidup
diminimalkan.
Perbaikan dalam aspek ini yaitu pengetikan pada keterangan gambar yang
awalnya menggunakan spasi 1.5 dan diperbaiki menjadi 1 spasi. Perbaikan yang
dan diganti menjadi gambar perbandingan kaki normal dan penderita Riketsia.
Bahan ajar yang dikembangkan juga dinilai oleh peserta didik sebagai
penilaian yang dikakukan melalui angket check list yang mewakili seluruh objek
penilaian bahan ajar. Hasil respon peserta didik pada semua aspek penilaian rata –
rata masuk dalam kategori sangat menarik. Hal ini didukung oleh nilai persentase
yang didapatkan pada kategori sangat menarik yaitu 56.3%. Trianto (2010)
agreement ≥ 50%. Aspek yang dinilai oleh peserta didik yaitu aspek penyajian,
aspek manfaat, dan aspek isi. Pada aspek penyajian ada siswa yang merespon
bahan ajar yang dikembangkan kurang yaitu dengan persentase 3%. Aspek
penyajian yang masih kurang pada bahan ajar yang dikembangkan ada 3 yaitu
keterpaduan latar belakang dengan isi keseluruhan bacaan dalam bahan ajar,
kesesuaian gambar dengan materi sistem gerak pada makhluk hidup, dan sumber
dari gambar pada bahan ajar dicantumkan di bawah gambar. Perbaikan yang
dilakukan pada aspek penyajian ini sejalan dengan yang dilakukan pada hasil
koreksi validator ahli adalah dengan memilih gambar yang lebih menarik.
Bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis literasi sains dalam model
teks yang didalamnya terdapat aspek sains sebagai batang tubuh pengetahuan,
sains sebagai cara untuk menyelidiki, sains sebagai cara berpikir, serta interaksi
antara, sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan karateristik bahan
ajar IPA berbasis literasi sains yang dikembangkan oleh Susanti dkk (2015).
51
Aspek pertama pada bahan ajar yang dikembangkan yaitu sains sebagai
batang tubuh pengetahuan tertuang dalam kolom “Ayo Kita Pelajari”. Kolom
“Ayo Kita Pelajari” berisi fakta dan konsep pada setiap sub materi yaitu sistem
gerak pada tumbuhan, sistem gerak pada hewan, dan sistem gerak pada manusia.
Aspek kedua pada bahan ajar yang dikembangkan yaitu sains sebagai cara
yang berkaitan dengan kegiatan inkuiri yang akan dilakukan oleh peserta didik.
terbimbing pada bahan ajar yang dikembangkan tanpa harus mengganggu ranah
materi bahan ajar. Panduan Aktivitas Inkuiri Terbimbing Peserta Didik berisi
panduan atau arahan untuk peserta didik dan guru agar dapat melukukan kegiatan
inkuiri terbimbing sesuai dengan konsep, literasi sains, langkah – langkah sintaks
inkuiri, dan evaluasi yang memancing peserta didik untuk melakukan kegiatan
Aspek ketiga pada bahan ajar yang dikembangkan yaitu sains sebagai cara
berpikir diwakilkan oleh kolom “Mari Berpikir Kritis”. Kolom Mari Berpikir
Kritis berisi pertanyaan berdasarkan fakta yang harus dijawab oleh peserta didik
dengan proses mencari jawaban sendiri. Kolom ini dilengkapi dengan gambar dan
pertanyaan menarik terkait dengan topik yang dibahas oleh guru dan peserta
52
didik. Mari berpikir kritis memancing aktivitas peserta didik tidak hanya mencari
jawaban hanya dari satu sumber saja. Sumber belajar yang dapat digunakan tidak
terbatas buku peserta didik saja namun dapat juga berupa internet, media cetak,
Aspek keempat pada bahan ajar yang dikembangkan yaitu interaksi antara,
sains, teknologi dan masyarakat. Pada aspek ini diwakilkan pada sub materi
sistem gerak pada burung yang menjelaskan terkait dengan sayap pesawat terbang
yang dibuat dengan prinsip menyerupai sayap burung. Selain keempat aspek
literasi sains dan kegiatan inkuiri terbimbing yang terdapat pada bahan ajar yang
kembangkan, juga terdapat kolom “Daftar Kata Penting”. Kolom Daftar Kata
istilah ilmiah pada bahan ajar yang dikembangkan. Daftar Kata Penting membantu
peserta didik untuk menemukan definisi singkat istilah – istilah penting yang
terdapat pada materi utama bahan ajar. Kolom daftar kata penting dibuat memiliki
warna yang berbeda dengan background layout materi inti, hal ini membuat
kolom Daftar Kata Penting menjadi sorotan, dan mudah ditemukan oleh peserta
didik.
Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini juga terdapat kegiatan
jawaban sendiri. Komponennya terdiri dari materi gerak makhluk hidup, panduan
aktivitas inkuiri terbimbing peserta didik dan lembar jawaban. Hal ini sejalan
dengan pengembangan bahan ajar berbasis inkuiri yang dilakukan oleh Hijrati
53
(2018). Selain itu, karakteristik bahan ajar yang dikembangkan sejalan dengan
bahan ajar yang dikembangkan oleh Ikhsan dkk (2016) berbentuk modul berbasis
inkuiri yang berisi modul yang dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran IPA
yang lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil yang jelas.
Bahan ajar yang dikembangkannya mengikuti Joyce dan Weil (2000) yaitu a)
Keterbacaan bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis literasi sains
dan sangat mudah diakses. Indeks keterbacaan yang ditunjukkan oleh aplikasi
tersebut akan menentukan nilai dari kata yang dimasukkan pada kolom yang
Analisis data menggunakan Flesch Kincaid mengambil sampel kata yang ada
pada bahan ajar yang dikembangkan. Indeks keterbacaan sebagai acuan bahwa
bahan ajar yang dikembangkan sudah cocok dengan tingkat pendidikan peserta
didik.
Menurut Yasa dkk (2013) formula Flesch, Frog indeks, Grafik Fry, dan
SMOG menggunakan variabel rerata panjang kalimat sebagai faktor sintaksis, dan
jumlah suku kata sebagai faktor semantik. Faktor sintaksis dihitung dari rerata
panjang kalimat dari sampel kata pada teks. Hal diatas menyebabkan bahan ajar
54
sistem gerak makhluk hidup berbasis literasi sains dalam model pembelajaran
panjang, dan lebih efektif. Indeks keterbacaan Flesch Kincaid bahan ajar yang
dikembangkan pada penelitian ini ada pada indeks 8.0 sehingga dapat dikatakan
teks pada bahan ajar tersebut masuk dalam kategori mudah dan berada pada
kategori Flesch Kincaid Grade Level kelas 8. Indeks tersebut didapatkan dari
rerata skor indeks Flesch Kincaid Grade Level ketiga sub materi utama yang ada
pada bahan ajar yang dikembangkan. Secara kuantitatif bahan ajar yang
dikembangkan dinyatakan layak dan cocok digunakan untuk peserta didik jenjang
yang dikembangkan dalam memahami isi bahan ajar, hal ini karena kalimat yang
terlalu panjang membuat kerancuan makna kalimat, sehingga pesan yang akan
disampaikan tidak mudah untuk dicerna peserta didik. Teks bahasa Indonesia
sedikit berbeda dari bahasa Inggirs, karena dapat memuat kata yang lebih panjang
yang otomatis membuat jumlah suku katanya dalam satu kalimat lebih banyak.
Struktur kata dalam bahasa Indonesia dapat memuat lebih banyak suku kata. Hal
Menurut Yasa dkk (2013) dalam teks bahasa Indonesia belum tentu jumlah satu
suku kata lebih dari tiga suku kata atau lebih dirasakan sulit untuk pembaca.
Sehingga tidak mudah untuk menyatakan bahwa ketika nilai indeks yang tertera
55
dalam flesch memiliki indek yang tinggi berarti bacaan tersebut sukar untuk
dipahami pembaca/pengguna.
dilakukan pada kalimat yang memiliki kata – kata yang terlalu panjang dan
banyak. Hal tersebut diubah dengan kata – kata pendek dan kata yangs sering
digunakan sehari – hari (umum), dan menghindari kata – kata sulit dalam bahan
ajar. Hal ini diperkuat oleh Paramita dkk (2017) yaitu penggunaan kosakata yang
tidak umum akan lebih sulit dipahami daripada yang menggunakan kosakata yang
sudah dikenal. Selain itu, struktur kalimat yang panjang dan kompleks akan
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
bahwa :
1. Bahan ajar sistem gerak pada makhluk hidup berbasis literasi sains dalam
dinyatakan sangat layak oleh ahli dengan nilai rata – rata sebesar 0.85 dan
2. Bahan ajar sistem gerak pada makhluk hidup berbasis literasi sains dalam
memiliki nilai rata – rata 8.0 berdasarkan indeks keterbacaan Flesch Kincaid
Level hal ini sesuai dengan tingkat kelas dan jenjangnya yaitu kelas 7-8
SMP.
6.2 Saran
1. Bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis literasi sains dalam model
kebutuhan peserta didik dan juga melalui pengujian oleh para ahli. Oleh
karena itu, bahan ajar ini diharapkan dapat dicetak dan dipergunakan sebagai
bahan ajar yang lebih baik dari sebelumnya, khususnya untuk bahan ajar yang
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, K., Sofan, A., & Tatik, E. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah
Terpadu Pengaruhnya Terhadap Konsep, Mekanisme dan Proses
Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Chiappetta, E.L., David, A.F., & Godrej, H.S. (1991). A Method to Quntify Major
Themes of Scientific Literacy in Science Textbook. Journal Of Research
In Science Teaching, 28(8), 713-725.
Deswita, D., & Hufri, H. (2018). Validasi Bahan Ajar Fisika Berbasis Inkuiri pada
Materi Hukum Newton Tentang Gerak dan Gravitasi untuk Meningkatkan
Literasi Sains. Pillar of Physics Education, 11(3), 153-160.
Eggen, P., & Don, K. (2016). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir, Edisi 6. Jakarta: Indeks.
Hasibuan, N. S., & Hufri, H. (2018). Pengaruh Bahan Ajar Fisika Berbasis Inkuiri
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik pada
Materi Momentum, Impuls dan Getaran Harmonik Sederhana Kelas X
SMAN 8 Padang. Pillar Of Physics Education, 11(3), 97-104.
Jufri, A.W. (2017). Belajar dan Pembelajaran Sains Modal Dasar Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Penerbit Pustaka Reka Cipta.
Kincaid, J. P., Fishburne, R. P., Jr., LT MSC USNR, Rogers, R. L., & Chissom,
B. S. (1975). Derivation of New Readability Formulas (Automated
Readability Index, Fog Count and Flesch Read Ease Formula) for Navy
Enlisted Personnel. Springfield: National Technical Information Service.
Lestari, I. (2016). Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Komik Pada Pokok
Bahasan Gerak Di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika, 4(5), 564-572.
Novia, R., Hufri, H., & Dwiridal, L. (2017). Pengembangan LKPD Berorientasi
Inkuiri Terbimbing pada Materi Momentum, Impuls, dan Tumbukan untuk
Siswa Sma/Ma Kelas X. Pillar of Physics Education, 10 (1), 97-104.
OECD. (2016). PISA 2015 Result (Volume1): Exellence and Equity in Education
I. Paris: OECD Publishing.
OECD. (2019). PISA 2018 Insights and Interpretations. Paris: OECD Publishing.
Paramita, A. D., Rusilowati, A., & Sugianto. (2017). Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Literasi Sains Materi Suhu dan Kalor. Jurnal Pendidikan MIPA,
7(1), 58-67.
Prastowo, A. (2018). Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar (Teori dan
Aplikasinya di Sekolah/Madrasah). Depok: Prenadamedia Group.
Rizki, S., & Linuhung, N. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Program Linear
Berbasis Kontekstual dan ICT. AKSIOMA: Jurnal Program Studi
Pendidikan Matematika, 5(2), 137-144.
Susanti, M., Rusilowati, A., & Susanto, H. (2015). Pengembangan bahan ajar IPA
berbasis literasi sains bertema listrik dalam kehidupan untuk kelas
IX. UPEJ Unnes Physics Education Journal, 4(3), 43-49.
Utami, F. D. 2014. Analisis Buku Teks Pelajaran IPA SMP Kelas VIII
Berdasarkan Muatan Literasi Sains di Kota Semarang [Skripsi]. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Wati, R., Suyatna, A., & Wahyudi, I. (2015). Pengembangan LKS Berbasis
Inkuiri Terbimbing untuk Pembelajaran Fluida Statis di SMAN 1
Kotaagung. Jurnal Pembelajaran Fisika, 3(2), 99-109.
62
Yasa, K., Sutana, M., & Martha, N. (2013). Kecermatan Formula Flesch, Fog
Index, Grafik Fry, SMOG, dan BI Sebagai Penentu Keefektifan Teks
Berbahasa Indonesia. e-Journal Program Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Ganesha, 2, 1-12.
LAMPIRAN
62
Lampiran 1
SILABUS
Sekolah :SMP
Kelas : VIII
Semester : Ganjil
Komptensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Peniaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu
Teknik Bentuk
1. Menghayati dan 3.1 Menganalisis Gerak pada Identifikasi Masalah 1. Tes Tes pilihan 7 x 40 buku IPA untuk
mengamalkan ajaran gerak pada makhluk Peserta didik merumuskan tertulis ganda menit kelas VIII
agama yang makhluk hidup, hidup. masalah terkait materi yang (BSE), Internet
dianutnya. sistem gerak Sistem gerak akan dibahas.
2. Menunjukkan pada manusia, pada
perilaku jujur, dan upaya Membuat Hipotesis
manusia Lembar
Peserta didik merumuskan
disiplin, tanggung menjaga Gangguan 2. observasi observasi Media:
jawab, peduli kesehatan sistem hipotesis berdasarkan
pada sistem
63
Komptensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Peniaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu
Teknik Bentuk
Komptensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Peniaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu
Teknik Bentuk
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
procedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai
dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar,
dan menyaji ranah
konkrit dan ranah
abstrak terkait
dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan
metode sesuai kaidah
keilmuan.
65
Lampiran 2
KI 1 dan KI 2
Menumbuhkan kesadaran akan kebesaran Tuhan YME dan mensyukuri karunia Nya,
perilaku disiplin, jujur, aktif, responsive, santun, bertanggungjawab, dan kerjasama.
KI 3 KI 4
KD IPK
4.1 Menyajikan karya tenteang berbagai 4.1.1 Membuat poster terkait berbagai
gangguan pada sistem gerak, serta gangguan pada sistem gerak dan
upaya menjaga kesehatan sistem gerak upaya menjaga kesehatan sistem
manusia gerak.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
Materi Fakta
diperoleh
Materi Konsep
Materi Prosedural
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
1. Alat
- Komputer/Laptop/Handphone(Hp)
2. Media
- Bahan ajar sistem gerak makhluk hidup berbasis literasi sains dalam
- LKPD
- Lembar penilaian
G. Sumber Belajar
Bahan Ajar Sistem Gerak Makhluk Hidup Berbasis Literasi Sains Dalam
Internet
69
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan III (2 x 40 menit) untuk mencapai IPK 3.1.7, 3.1.8 dan 4.1.1
I. Teknik Penilaian
1. Penliaian Kognitif
a. Kisi – Kisi Soal Kognitif (Hasil Belajar) Berupa Soal Pilihan Ganda
Soal
b. Perhitungan nilai
2. Penilaian Afektif
No Nama Skor
Peserta
Kejujuran Kerjasama Tanggungjawab
Didik
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Dst.
c. Perhitungan nilai
3. Penilaian Keterampilan
No Nama Skor
Peserta
Tampilan Bahasa
Didik
1 2 3 4 5 1 2 3
3
80
Dst.
c. Perhitungan Nilai
Mahasiswa
Mengetahui
NIP NIP
82
Lampiran 3
83
KI 3 KI 4
KD IPK
KD IPK
manusia
3.1.6 Menelaah berbagai macam
sendi pada sistem gerak
makhluk hidup
3.1.7 Mengemukakan gangguan
yang terjadi pada sistem gerak
3.1.8 Menelaah keterkaitan antar
gangguan yang terjadi pada
sistem gerak dengan upaya
menjaga kesehatan sistem
gerak
4.1 Menyajikan karya 4.1.1 Membuat poster terkait
tentang berbagai berbagai gangguan pada
gangguan pada sistem gerak dan upaya
sistem gerak, serta menjaga kesehatan sistem
upaya menjaga gerak.
kesehatan sistem
gerak manusia
85
1. Gerak Endonom
Gerak endonom
merupakan gerakan yang
terjadi akibat rangsangan
yang berasal dari dalam sel
atau tubuh tumbuhan. Gerak
ini terjadi secara spontan.
2. Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis merupakan gerak bagian tubuh
tumbuhan karena pengaruh perubahan kadarair di dalam sel
sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Merekahnya kulit
buah – buahan yang sudah kering pada tumbuhan polong –
polongan, membukanya dinding sporangium (kotak spora) paku –
pakuan, membentang dan menggulungnya gigi – gigi peristoma
pada sporangium lumut adalah contoh – contoh dari gerak
higroskopis. Coba perhatikan gambar 2!
3. Gerak Esionom
Gerak Tropisme
DAFTAR KATA
Gerak tumbuhan dapat diamati PENTING
melalui beberapa gejala, salah
satunyaadalah arah tumbuh
Tropisme positif– gerak tumbuhan
tumbuhan. Gerak tropisme salah
ke arah datangnya rangsang
satu cara tumbuhan bergerak
berdasarkan arah rangsangan yang Tropisme negative – gerak
diberikan oleh lingkungan terhadap tumbuhan tidak mengarah ke arah
tumbuhan. Gerak topisme terbagi datangnya rangsang
menjadi gerak tropisme positif dan
gerak tropisme negatif.
Gerak Nasti
Sumber: protest.i.hosei.c.jp
Jawab:………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
2. Jenis gerak tropisme apakah yang dilakukan oleh pucuk dan akar tumbuhan
kacang hijau ? Faktor apa sajakah yang mempengaruhi gerak tropisme pada
pucuk dan akar benih kacang hijau?
Jawab:…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………....
Coba kamu perhatikan gerak hewan darat dan gerak hewan yang
hidup di air, berbeda bukan? Hewan darat bergerak
menggunakan otot dan rangkanya terutama kaki, ikan bergerak
menggunakan sirip, dan burung terbang menggunakan sayap.
Tahukah kamu bahwa kecepatan gerak hewan berbeda – beda
?mengapa demikian? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ayo
lakukan aktivitas berikut!
94
Mari Berpikir
Kritis !
Hewan bergerak pada dasarnya bertujuan untuk mencari mangsa agar dapat
mempertahankan hidup. Pada peristiwa mangsa memangsa predator selalu
punya kecepatan lebih daripada hewan yang dimangsanya.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Sentuhan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
98
Sumber : google.co.id
1. Apakah gerak dan kecepatan ikan sama pada setiap jenis sirip ekor ikan yang
kalian gunakan? Jelaskan fenomena yang kalian dapatkan dari hasil
pengamatan kalian.
Jawab:……………………………………………………………………….......
………………………………………………………………………………......
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
2. Manakah jenis sirip ekor ikan yang membuat gerak ikan terlihat lebih lincah?
Jawab:……………………………………………………………………….......
………………………………………………………………………………......
4. Buatlah grafik hubungan jenis sirip ekor, dengan jumlah gerak sirip ikan!
103
1. Rangka
Perhatikan gambar 10 di
samping! Jenis tulang apa saja
yang ada pada gambar rangka di
samping?
Sumber: google.co.id
Struktur Tulang
Sumber: google.co.id
b. ……………………………...
c. ………………………………
b. ……………………………..
c. …………………………….
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
110
Perkembangan Tulang
Mari berpikir
kritis !
2. Otot
Gambar 14 Otot
pada manusia
Sumber: Google.co.id
Jenis Otot
1. Otot Rangka
Otot rangkaatau biasa disebut dengan otot lurik merupakan
otot yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Selain itu, otot
rangka melekat pada tubuh dengan perentaratendon.
Kontraksi otot rangka berlangsung cepat bila menerima
rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan
dibawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk
menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan
keras.
2. Otot Polos
Otot polos terdapat pada
DAFTAR KATA
dinding organ dalam seperti PENTING
lambung, usus halus, rahim,
kantung empedu, dan
Tendon – pita tebal, berserabut,
pembuluh darah. Otot polos
dan liat yang melekatkan otot
berkontraksi dan berelaksasi
dengan lambat. Otot ini
pada tulang.
berbentuk gelendong dan
memiliki sebuah inti pada tiap 3. Otot Jantung
sel nya.
Otot jantung hanya
ditemukan di jantung.
Strukturnya menyerupai
otot lurik, meskipun bergitu
kontraksi otot jantung
secara refleks serta reaksi
terhadap rangsang lambat.
Sumber: Google.co.id
Fungsi otot jantung adalah
Gambar 16 Jenis Otot untuk memompa darah
keluar jantung.
114
3. Sendi
Jenis sendi
115
2. Osteoporosis
3. Rikesia
Sumber: Google.co.id
1. Tabel hasil klasifikasi bentuk kaki X, O dan normal pada subjek pengamatan:
Bentuk Kaki Subjek Jumlah
Bentuk O
Bentuk X
Normal
………………………………………………………………………………......
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
…………………………………………………………………………………..
3. Istilah ilmiah yang biasa digunakan untuk menyebut kelainan yang dialami
oleh manusia, yaitu:
a. Kaki berbentuk O:………………………………………………………......
4. Kesimpulan:…………………………………………………………………….
......................................................................................................................
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
120
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
2. Urutkanlah posisi mengangkat tas dari yang paling cepat menyebabkan pegal
hingga yang paling lama menyebabkan pegal !
Jawab:…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
122
Lampiran 4
AHLI
NO ITEM Aiken's Skor
1 2 3
1 4 3 4 0.89
2 4 4 4 1.00
3 4 4 4 1.00
4 3 3 4 0.78
5 3 4 4 0.89
6 4 4 4 1.00
7 4 3 4 0.89
8 4 3 4 0.89
9 3 3 4 0.78
10 3 4 4 0.89
11 3 3 4 0.78
12 4 4 4 1.00
13 4 4 4 1.00
14 3 3 4 0.78
15 4 3 4 0.89
16 4 3 4 0.89
17 4 3 4 0.89
18 3 4 4 0.89
19 3 3 3 0.67
20 3 3 3 0.67
21 4 3 3 0.78
22 4 4 4 1.00
23 4 4 3 0.89
24 3 3 3 0.67
25 3 4 4 0.89
26 3 3 3 0.67
27 4 3 3 0.78
28 4 3 4 0.89
29 3 4 4 0.89
30 4 3 4 0.89
31 4 3 3 0.78
32 3 3 4 0.78
33 3 3 4 0.78
34 3 3 4 0.78
RERATA V 0.85
123
a. Kelayakan Isi
b. Kelayakan Penyajian
c. Kelayakan Bahasa
Lampiran 5
No. kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PD 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
2 PD 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4
3 PD 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 PD 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4
5 PD 5 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4
6 PD 6 3 4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4
7 PD 7 3 4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4
8 PD 8 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 4 4
9 PD 9 3 4 2 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4
10 PD 10 3 4 1 1 2 3 1 2 3 2 3 4 3 4 4
Tabel jumlah respon peserta didik terhadap bahan ajar yang dikembangkan
Sangat
Aspek Kurang Cukup Menarik Menarik
Penyajian 3 21 37 39
Manfaat 0 3.3 56.7 40
Isi 0 0 10 90
137
Lampiran 6
Lampiran 7