Anda di halaman 1dari 130

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN

MEDIA SONGS BASED LEARNING DENGAN VIDEO BASED LEARNING


MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS VIII MTS
MANONGKOKI TAKALAR

Skripsi

Di ajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Biologi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar

Oleh:

MUSLIMAH
NIM : 20500115022

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2020

ix
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muslimah

Nim : 20500115022

Tempat/Tanggal Lahir : Gowa, 27- September- 1997

Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Samata-Gowa

Judul :“Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik

menggunakan Media Songs Based Learning dengan

Video Based Learning Materi Sistem Gerak Pada

Manusia Kelas VIII MTS Manongkoki Takalar”

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, Januari2020

Penyusun,

Muslimah
NIM: 20500115022

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt. Berkat rahmat

dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan

hasil belajar peserta didik menggunakan media songs based learning dengan video

based learning materi sistem gerak pada manusia kelas VIII MTS Manongkoki

Takalar” ini dengan sebaik-baiknya.

Salawat dan salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad saw. sebagai suri teladan yang merupakan sumber inspirasi dan motivasi

dalam berbagai aspek kehidupan setiap insan termasuk penulis amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan

tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Melalui tulisan ini,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada kedua

orang tua tercinta, Ibu Ida Royani dan Bapak Muh. Yusuf yang telah mengasuh,

membimbing dan membiayai penulis selama dalam pendidikan hingga selesainya

skripsi ini, kepada mereka penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt.

membahagiakan mereka serta mengasihi dan mengampuni mereka. Terimakasih pula

kepada saudara-sauda ra saya serta keluarga yang mendukung untuk menyelesaikan

skripsi ini. Ucapan terima kasih pula penulis patut menyampaikan kepada:

ix
1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., P.hD selaku Rektor UIN Alauddin

Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag. Wakil Rektor I, Dr. Wahyuddin Naro,

M.Pd. Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag. Wakil

Rektor III, Dr. Kamaluddin Abu Nawas, M. Ag Wakil Rektor IV, yang telah

menyediakan fasilitas perkuliahan.

2. Dr. H. Marjuni, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr.

M. sabir U, M.Ag. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. M. Rusdi,

M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. H. Ilyas Ismail,

M.Pd., M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, beserta seluruh staf

yang banyak memberikan motivasi secara tidak langsung bagi penyusun

dalam menjalankan tugas sebagai mahasiswa.

3. Dr. H. Muh. Rapi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi dan Ainul

Uyuni Taufiq, S.P., S.Pd., M.Pd selaku Sekretaris Jurusan yang memberikan

dorongan kepada penyusun agar penyusunan skripsi ini dapat terselenggara.

4. Dr. H. Ilyas Ismail, M.Pd., M.Si dan Zulkarnaim, S.Si, M.Kes. Pembimbing I

dan II yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan koreksi dalam

penyusunan skripsi ini, serta membimbing penyusun sampai taraf

penyelesaian.

5. Jamilah, S.Si., M.Si. dan Dr. H. Muh. Rapi, M.Pd. Penguji I dan II yang ikut

serta memberikan arahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini

sampai pada taraf penyelesaian.

ix
6. Dr. Safei, M.Si dan Syamsul, S.Pd., M.Pd selaku validator yang telah

menuntun penyusun dalam pembuatan instrumen penelitian.

7. Pihak Sekolah MTS Manongkoki Takalar, guru mata pelajaran Biologi Ibu

Syam, yang telah membantu dengan ikhlas dalam terselenggaranya penelitian

ini. Rasa terima kasih juga penyusun ucapakan kepada adik-adik kelas VIII.1

dan VIII.2 yang berkontribusi dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis.

8. Sahabat- sahabat ( Sunarti S.Pd, Nurul hidayah khaer S.Pd, Widya sri aprilia

S.Pd, Kautsar qadry kahar S.Pd, Andi astuti wulandari S.Pd, Jusriyani, dan

Haslinda) yang telah membersamai penulis selama kurang lebih 4 tahun

dalam dunia perkuliahan.

9. Afni Nurfita Dewi S.Sos, Aswar S.H, Eka deswyta, yang telah memberikan

dukungan moral tiada hentinya terhadap penulis hingga selesainya penulisan

skripsi ini.

10. Siti khumaerah F, S.Pd atas seluruh masukan dan bantuan dalam penyusunan

skripsi penulis

11. Teman-teman jurusan pendidikan biologi angkatan 2015 terkhusus kepada

kelas biologi 1.2 terimakasih atas kebersamaan, motivasi, semangat, masukan

dan bantuannya selama menjalani proses perkuliahan sampai penyelesaian

skripsi penulis

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan sumbangsih saran serta dukungan hingga selesainya

penulisan skripsi ini.

ix
Segala bentuk kebaikan yang telah diberikan tidak dapat penulis balas. Hanya

serta merta Allah SWT yang dapat membalas sesuai amal bakti Bapak, Ibu,

Saudara(i) dengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Samata, Februari 2020

Muslimah
NIM : 20500115022

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL. ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR. ..................................................................................... xi
ABSTRAK . .................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
D. Definisi Operasional ..................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
BAB II TINJAUAN TEORETIS
A. Pengertian Media ......................................................................... 11
B. Kajian Menggunakan Media Songs Based Learning ................... 15
C. Kajian Menggunakan Media Video Based Learning .................... 20
D. Kajian Tentang Hasil Belajar ....................................................... 24
BAB III METODOTOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 35
B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 35
C. Desain Penelitian .......................................................................... 35
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36
E. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 39
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 39
G. Tahapan Pelaksanaan Penelitian .................................................. 40
H. Tekhnik Analisis Data .................................................................. 41

ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 48
B. Pembahasan .................................................................................. 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 78
B. Saran ............................................................................................. 78
C. Implikasi Penelitian ...................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN A ................................................................................... 85
LAMPIRAN B ................................................................................... 88
LAMPIRAN C ................................................................................... 91
LAMPIRAN D ................................................................................... 130
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 131

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Two Group Pretest and Posttest Design ........................................... 36


Tabel 2 Populasi Penelitian ............................................................................. 37
Tabel 3 Data Peserta Didik Kelas Eksperimen 1 ............................................ 48
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen 1 .............................. 52
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen 1 ............................ 55
Tabel 6 Nilai Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen 1 ................................... 56
Tabel 7 Data Peserta Didik Kelas Eksperimen 2 ............................................ 58
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen 2 .............................. 61
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen 2 ............................ 64
Tabel 10 Nilai Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen 2 ................................. 66
Tabel 11 Analisis Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen 1 ............................... 89
Tabel 12 Analisis Deskriptif Posttest Kelas Eksperimen 1 ............................. 89
Tabel 13 Analisis Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen 2 ............................... 89
Tabel 14 Analisis Deskriptif Posttest Kelas Eksperimen 2 ............................. 89
Tabel 15 Uji Normalitas ................................................................................... 90
Tabel 16 Uji Homogenitas ............................................................................... 90
Tabel 17 Uji Hipotesis ..................................................................................... 90

ix
ABSTRAK
Nama : Muslimah
Nim : 20500115022
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Keguruan/ Pendidikan Biologi
Judul :“Perbandingan hasil belajar peserta didik menggunakan
media songs based learning dengan video based learning
materi sistem gerak pada manusia kelas VIII MTS
Manongkoki Takalar”

Songs based learning merupakan suatu media pembelajaran yang berbasis


lagu. Media pembelajaran ini masih dalam bentuk video tetapi penyajian materi
dikemas dalam lirik-lirik lagu menyenangkan, sedangkan Video based learning
merupakan media pembelajaran berbasis video atau sering disebut dengan media
audio visual atau multimedia yang memiliki unsur-unsur meliputi suara, gambar,
gerak dan teks dimana peserta didik diarahkan untuk mengamati video tersebut yang
didalamnya terdapat materi sistem gerak manusia.
Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui pengaruh media songs based
learning terhadap hasil belajar peserta didik mata pelajaraan biologi materi sistem
gerak manusia pada kelas VIII MTS Manongkoki Takalar, (2) mengetahui pengaruh
video based learning terhadap hasil belajar peserta didik mata pelajaran biologi
materi sistem gerak manusia pada kelas VIII MTS Manongkoki Takalar, (3)
mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh media songs based learning dengan
video based learning terhadap hasil belajar peserta didik mata pelajaran biologi
materi sistem gerak manusia pada kelas VIII MTS Manongkoki Takalar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan pendekatan
kuantitatif.. Adapun bentuk eksperimen semu yang digunakan adalah desain Pretest
dan Posttest dengan pemilihan kelompok yang tidak diacak. Sampel yang digunakan
adalah kelas VIII.1 (eksperimen 1) dan kelas VIII.2 (eksperimen 2) yang masing-
masing berjumlah 22 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar.
Teknik analisis data berupa statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Berdasarkan hasil analisis independent sample t-test, diperoleh nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,00 dengan nilai α = 0,05, menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) < α. Hal
ini berarti hipotesis dari penelitian terbukti, H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan media songs based learning
dengan video based learning terhadap hasil belajar peserta didik MTS Manongkoki
Takalar.

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah suatu hal yang memang seharusnya terjadi dan

sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan disini dalam artian suatu

perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai

antisipasi kepentingan masa depan.1

Pendidikan merupakan usaha sadar dalam membina dan mengembangkan

harkat dan martabat manusia secara utuh, dan menyeluruh dengan menarik,

menyenangkan dan menggembirakan. Kata utuh mengacu kepada terpadunya

perkembangan fisik, mental dan spiritual atau perkembangan aspek-aspek psikologis

dan aspek fisiologis pada tiap individu, sehingga pada akhirnya “terbentuk” dan

terbina pribadi matang pada individu yang bersangkutan. Adapun kata “menyeluruh”

mengacu kepada perkembangan semua aspek-aspek rohani, dan aspek jasmani atau

aspek mental, spiritual dan fisik atau aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotor

maupun fisiologis/fisik, bukan salah satu atau beberapa aspek saja.2

1
Tirto Ibnu, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual (Jakarta:
Kencana, 2014), h. 1.
2
A. Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:Kencana 2015), h. 1

ix
Pendidikan sangat berperan penting bagi kemajuan hidup pada masa sekarang.

Secara umum, pendidikan formal meliputi pendidikan usia dini, TK, SD, SMP, SMA.

Memajukan suatu pendidikan diperlukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan mutu

pendidikan dan mampu melewati semua jenjang pendidikan formal tersebut.

Pendidikan menjadi hal yang penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

merupakan sarana yang sangat strategis dalam mengangkat harkat dan martabat suatu

bangsa. Tentunya bangsa yang mengutamakan pendidikan akan melahirkan

peradaban yang lebih maju dan berkualitas. Bahwa sangat mustahil suatu bangsa bisa

menjadi bangsa yang maju tanpa melakukan pemerataan dan peningkatan

pendidikan.3

Proses pendidikan hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik

agar mampu mengembangkan diri dalam berbagai dimensi menuju proses mendewasa

sebagaimana yang dikatakan oleh Langeveld bahwa pendidikan adalah usaha yang

tertuju pada pendewasaan anak.4 Menurut UU No.20 tahun 2003 pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

3
Bahaki Rama, Akselerasi Pendidikan Tinggi dalam Menjawab kebutuhan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jurnal Imu Tarbiyah dan Keguruan, Vol. 14 No.1 (2011), h.17
4
Kadir, Abdul dkk. Dasar-Dasar Pendidikan. (Jakarta : Prenadamedia Group, 2012), Cet Ke I,
h 62

ix
negara.5 Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan

yang menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, sekaligus suatu pengarahan dan

bimbingan yang diberikan oleh seorang pendidik kepada anak dalam proses

pertumbuhan tersebut.

Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti ketersediaan fasilitas

pembelajaran, pemanfaatan waktu dan penggunaan media pembelajaran. Bahar

menyatakan bahwa “seorang guru berkewajiban untuk mencapai kegiatan

pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik

peserta didik untuk memenuhi dan mencapai pembelajaran yang optimal”.6

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat geografis, photografis atau elektronis untuk

menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.7 Media

merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Di lain

pihak, National Education Association memberikan definisi media sebagai bentuk-

bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya; dengan

demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, ditegur, atau dibaca.

Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pelajar dengan tujuan untuk

membantu siswa agar bisa belajar dengan mudah. Pengertian lain dari pembelajaran

5
H. Syarif Hidayat, Teori dan Prinsip Pendidikan. (Tangerang: PT Pustaka Mandiri,
2013).h.1
6
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta:DPDIKBUD bekerjasama dengan
Rineka Cipta, 2002), h. 4.
7
Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), h. 3-5

ix
adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam

interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.8

Songs Based Learning yaitu suatu media pembelajaran menggunakan lirik-

lirik lagu yang menyenangkan. Pendidik mencoba untuk mengimplementasikan

sebuah strategi baru dengan menggunakan metode bernyanyi untuk memudahkan

peserta didik dalam proses pembelajaran. Penggunaan lirik-lirik lagu diharapkan

terciptanya suasana yang baik dan menyenangkan ketika proses pembelajaran

berlangsung, sehingga peserta didik dapat belajar biologi dengan mudah dan cepat

dalam memahami materi. Penerapan model pembelajaran songs based learning

merupakan teori yang cukup gampang dan mudah dilakukan. Penerapan songs based

learning dibagi menjadi dua bagian Pertama, bernyanyi dengan menggunakan media,

dimana pendidik telah mempersiapkan materi yang sudah dimasukkan dalam media

lagu berbentuk video, lalu menampilkannya di depan peserta didik, maka pendidik

memberikan isntruksi untuk bernyanyi bersama dan ini bisa dengan menggunakan

video dan Mp3. Kedua, bernyanyi tanpa menggunakan media. Cara ini merupakan

cara lama bagi seorang pendidik yang memiliki kemampuan dalam tarik suara. Hal

ini sangat cocok untuk dilakukan, mempersiapkan materi untuk dinyanyikan di depan

peserta didik.

Metode bernyanyi adalah suatu pendekatan pembelajaran yang secara nyata

mampu membuat anak senang dan gembira, yang diarahkan pada suatu kondisi psikis

8
Arif S. Sadiman, Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatan (Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada, 2005), h. 7

ix
untuk membangun jiwa yang bahagia, senang menikmati keindahan,

mengembangkan rasa melalui bernyanyi yaitu ungkapan kata dan nada yang

dirangkai hingga menjadi sebuah lagu, serta ritmik yang memperindah suasana

belajar.9 Musik yang memiliki berbagai kandungan elemen di dalamnya dapat

dijadikan salah satu bentuk fasilitas untuk mengembangkan kemampuan kognitif

anak.10

Video based learning merupakan pembelajaran berbasis video atau sering

disebut dengan media audio visual. Ariani dan Haryanto menyatakan “audio visual

adalah multimedia yang memiliki unsur-unsur yang meliputi suara, gambar, gerak

dan teks”. Sejalan dengan pendapat Arsyad mengenai audio visual yaitu

penggambaran atau visualisasi dari narasi materi pembelajaran dan dikemas dengan

singkat”.11 Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi

suara dan gambar (Syeful Bahri dan Aswan Zain 141 : 2002).12

Penggunaan video secara maksimal akan mendukung suatu bentuk

pembelajaran berdasarkan alam nyata dan mampu memberikan kemudahan untuk

9
Mindradini, Penggunaan Metode bernyanyi untuk meningkatkan pembiasaan dalam
pembentukan nilai-nilai moral pada anak kelompok B di TK Darmahusada Surabaya (surabaya :
skripsi tidak diterbitkan, 2012), h. 12
10
Ira Miranti, Engliana, Fitri Senny Hapsari, Penggunaa media lagu anak-anak dalam
mengembangkan kemampuan kosakata bahasa inggris siswa di PAUD, Jurnal Ilmiah Kependidikan
Vol. II No. 2, (2 Juli 2015), h. 169
11
Yulis Purwanto dan Swaditya Rizki, Pengembangan Bahan ajar berbasis kontekstual pada
materi himpunan berbantu video pembelajaran, Jurnal pendidikan matematika FKIP Univ.
Muhammadiyah Metro. Vol.4 No.1 (2015) hal.69
12
Ahmad Busyaeri, Tamsik Udin, dkk, Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran terhadap
peningkatan hasil belajar MAPEL IPA di Min Kroya Cirebon, Juruan PGMI (Juni 2016) hal.118

ix
menganalisis, memberikan bukti dan mengambil simpulan dari permasalahan tema

pembelajaran yang diberikan.13 Peranan video dalam konteks bertambahnya

pengetahuan anak memerlukan pengamatan yang lebih mendalam terutama tentang

pengaruh-pengaruh yang ditimbulknnya, mengingat kelebihan dari video, mengatasi

keterbatasan jarak dan waktu, mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu

dalam waktu yag singkat, pesan yang disampaikan cepat dan mudah di singkat,

mengembangkan pikiran dan pendapat siswa, mengembangkan imajinasi peserta

didik.14

Songs based learning dan video based learning sangatlah tepat jika digunakan

sebagai media dalam pembelajaran sains terutama terhadap materi sistem gerak pada

manusia, karena pendidik tidak mungkin bisa untuk menggambarkan secara detail

bagia-bagian dari sistem gerak mulai dari bentuk dan tekstur. Selain itu penggunaan

kedua media ini diharapkan peserta didik mampu untuk mudah menghafal macam-

macam dari tulang rangka beserta nama latinnya. Songs based learning dan Video

based learning keduanya sama-sama menyajikan sebuah video pembelajaran, akan

tetapi yang berbeda adalah bentuk penyajian isi dari materi yang terdapat dalam video

tersebut. Adanya media pembelajaran ini diharapkan menjadi media yang lebih

13
Pramudya Dwi Aristya Putra dan Sudarti, Real Life Video Evaluation dengan Sistem E-
Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis Mahasiswa, Jurnal Kependidikan, Vol.45
No.1 (Mei 2015) hal.77
14
Ahmad Busyaeri, Tamsik Udin, dkk, Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran terhadap
peningkatan hasil belajar MAPEL IPA di Min Kroya Cirebon, Juruan PGMI (Juni 2016) hal.118

ix
inovatif dan menarik untuk mengatasi kecenderungan para peserta didik yang merasa

bosan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi diatas peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “Perbandingan hasil belajar peserta didik menggunakan

media songs based learning dengan video based learning materi sistem gerak pada

manusia kelas VIII MTS Manongkoki Takalar”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan

jawabannya melalui pengumpulan data.15 Berdasarkan latar belakang masalah diatas,

maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil belajar peserta didik mata pelajaran biologi materi sistem

gerak manusia yang diajar menggunakan media songs based learning pada

kelas VIII MTS Manongkoki Takalar?

2. Bagaimana hasil belajar peserta didik mata pelajaran biologi materi sistem

gerak manusia yang diajar menggunakan media video based learning pada

kelas VIII MTS Manongkoki Takalar?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik mata pelajaran biologi

materi sistem gerak manusia yang diajar menggunakan media songs based

learning dengan video based learning pada kelas VIII MTS Manongkoki

Takalar?

15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 55.

ix
C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakaan dalam bentuk

kalimat pertanyaan.16 Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan media songs

based learning dengan video based learning materi sistem gerak pada manusia kelas

VIII MTS Manongkoki Takalar”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, adalah :

1. Mengetahui hasil belajar peserta didik mata pelajaraan biologi materi sistem

gerak manusia yang diajar menggunakan media songs based learning pada

kelas VIII MTS Manongkoki Takalar.

2. Mengetahui hasil belajar peserta didik mata pelajaraan biologi materi sistem

gerak manusia yang diajar menggunakan media video based learning pada

kelas VIII MTS Manongkoki Takalar.

3. Mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik mata

pelajaran Biologi materi sistem gerak manusia yang diajar menggunakan

media songs based learning dengan video based learning pada kelas VIII MTS

Manongkoki Takalar.

16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Cet. XVI; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 96.

ix
E. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

Definisi operasional variabel merupakan batasan istilah yang digunakan

penelitiuntuk menghindari perbedaan persepsi yang mungkin timbul antara pembaca

dan peneliti berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Berikut definisi

operasional dan ruang lingkup yang digunakan oleh peneliti.

1. Media Songs Based Learning

Songs based learning adalah suatu media pembelajaran berbasis lagu dimana

peserta didik diarahkan untuk mengamati video yang berisi materi sistem gerak

manusia. Materi dalam video tersebut dikemas oleh lirik-lirik lagu yang

menyenangkan.

2. Media Video Based Learning

Video based learning merupakan media pembelajaran berbasis video atau

sering disebut dengan media audio visual atau multimedia yang memiliki unsur-unsur

meliputi suara, gambar, gerak dan teks dimana peserta didik diarahkan untuk

mengamati video tersebut yang didalamnya terdapat materi sistem gerak manusia.

3. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran biologi

Hasil belajar peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor

domain kognitif yang diperoleh siswa kelas VIII MTS Manongkoki pada

pembelajaran biologi. Nilai tersebut baik berupa hasil belajar peserta didik yang

diajar menggunakan media songs based learning maupun peserta didik yang diajar

menggunakan media video based learning dengan menggunakan tes hasil belajar

setelah mengikuti 2 kali kegiatan pembelajaran. Tes tersebut dalam bentu tes Essay.

ix
F. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap memberikan manfaat dan informasi untuk berbagai kalangan

serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi Dalam dunia pendidikan khususnya

dalam proses pembelajaran Biologi dengan menerapkan media pembelajaran.

Manfaat penelitian yang akan dilakukan antara lain :

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menambah ilmu

pengetahuan dan memperluas wawasan bagi peneliti khususnya dan bagi para

pendidik umumnya mengenai media pembelajaran dalam artian dapat menambah

khazanah baru mengenai inovasi media yang bermanfaat untuk proses pembelajaran

di jenjang Mts (madrasah tsanawiyah) atau SMP (sekolah menengah ke atas)

khususnya dalam pelajaran Biologi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian dapat bermanfaat bagi peserta didik, pendidik

dan peneliti :

a. Bagi peserta didik, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan

bervariasi sehingga memudahkan dalam memahami materi pelajaran dalam bentuk

yang baru sekaligus memperoleh pengalaman belajar.

b. Bagi pendidik, hasil penelitian ini dapat mejadi salah satu pilihan dalam

penggunaan media pembelajaran, memungkinkan pendidik secara aktif

mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya serta diharapkan dengan

penggunaan media tersebut dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

ix
c. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan saran dalam menerapkan

pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan terhadap masalah-masalah

yang dihadapi di dunia pendidikan dan mampu memberikan alternatif lain dari

media yang sering digunakan pendidik sekaligus sebagai referensi bagi peneliti

yang mengadakan penelitian lanjutan yang berkaitan denagn penelitian ini.

ix
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium”

yang memiliki arti secara harfiah yaitu perantara atau pengantar.17 Enam kategori

dasar media yaitu teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative)dan orang-

orang. Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar. Tiap-

tiap kategori tersebut terdapat banyak jenis format media. Sebuah format media

merupakan bentuk fisik yang di dalamnya pesan disertakan dan ditampilkan. Format

media mencakup, sebagai misal, papan tuls penanda (visual dan teks), slide

powerpoint ( teks dan visual), CD (suara dan musik), DVD (video), dan multimedia

komputer (audio, teks, dan video).18

Media berfungsi untuk mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai

pengalaman belajar (learning experience) yang ditentukan oleh interaksi siswa

dengan media. Media yang sesuai dengan tujuan akan mampu meningkatkan

pengalaman pembelajaran yang mampu mempertinggi hasil pembelajaran. Argumen

ini sejalan dengan pendapat Edgare Dale dengan teori “cone experience” yang

menjadi dasar pokok penggunaan media dalam proses pembelajaran. Kualitas

17
Rudi Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran (Jember: CV.Pustaka
Abadi, 2017), h. 3.
18
Sharon E. Smaldino dan Deborah L. Lowther, Tekhnologi Pembelajaran dan Media untuk
belajar (Jakarta: Kencana, 2011), h. 7

11ix
interaksi dalam proses pembelajaran dipengaruhi pula oleh pancaindra yang dimiliki

manusia, terutama indra dengar (telinga) dan indra lihat (mata), kedua indra ini akan

terhubung dengan pusat penerimaan yang ada di otak manusia.19

Media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala

bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap

atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya.20 Media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang

dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber pembelajaran ke

peserta didik (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat pembelajar sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran

(didalam atau diluar kelas) menjadi lebih efektif.21

Media pembelajaran sebagai wahana untuk memberikan pengalaman belajar.

Media pembelajaran menurut Gagne, dinyatakannya sebagai komponen sumber

belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran dapat

mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang diharapkan dapat

mempertinggi prestasi belajar yang dicapainya. Salah satu alasan media pembelajaran

dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu pembelajaran akan lebih menarik

perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.22

19
Nizwar Jalinus dan Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran (Jakarta : Kencana,2016),
h. 2.
20
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia Group,2012) h.58.
21
Nizwar Jalinus dan Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran (Jakarta:Kencana, 2016)
h.3.
22
Mohammad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran(Jakarta:PT Rajagrafindo
Persada,2016) h.303-304.

ix
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk

tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.

Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram

untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran, baginya media itu sama

dengan alat-alat fisik yang mengandung informasi dan pesan pendidikan.23

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar, dan siswa dan bahkan pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat

membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran

pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media

pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan

data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan

informasi.24

Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya,

namun yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu

mempertinggi proses pengajaran. Oleh karena itu, penggunaan media pengajaran

sangat bergantung kepada tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan

23
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia Group,2012),h.58.
24
Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2000) h.16

ix
memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya

dalam proses belajar mengajar.25

2. Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran

Media Pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, sebagai

berikut :

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang

hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung

unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto,

transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti

media grafis dan lain sebagainya.

3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga

mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai

ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap

lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang

pertama dan kedua.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi kedalam:

1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan

televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-

kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

25
Nana Sudjana, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Biru Algensindo, 2015) h. 4

ix
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti

film slide, film, video, dan lain sebagainya.26

c. Media juga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya:

1) Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide, gagasan melalui

penyajian kata-kata, kalimat, angka, simbol, yang termasuk media grafis

adalah: grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flanel, bulletin board.

2) Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses

pencetakan, printing atau offset. Beberapa hal yang termasuk media bahan cetak

adalah: buku tes, modul, bahan pengajaran terprogram.

B. Kajian menggunakan media Songs Based Learning

1. Pengertian Media Songs Based Learning

Salah satu pembelajaran yang menawarkan suasana bermain adalah songs

based learning, dengan kata lain songs based learning adalah pembelajaran

menggunakan lirik-lirik lagu yang menyenangkan. Hal ini didasari dari pandangan

Sypley yang berpendapat music helps children develop cognitive skills, yang berarti

musik membantu kemampuan kognitif siswa.27

Lagu adalah sebuah bentuk penting yang berbeda atau lain dari komunikasi

manusia yang disampaikan melalui harmoni, melodi, ritme dan lirik yang dapat

membangkitkan perasaan, ingatan, kreativitas dan semua kemungkinan yang dapat


26
Adjie Kurniawan, Pengembangan media audio visual pada pembelajaran problem based
learning untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik untuk kelas X SMA Negeri 7
Purworejo. Skripsi Sarjana (Yogykarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Yogyakarta, 2018) hal. 114
27
Muh. Arief Muhsin, Pembelajaran Media Songs Base Learning siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Sinjai Borong Kabupaten Sinjai. Jurnal Media Vol.1 No. 2 (Juni 2012) hal.113

ix
dilakukan dengan perasaan. Selain itu, tujuan penggunaan lagu yaitu untuk

mengintensifkan daya emosional dan kreativitas peserta didik, sehingga hal ini dapat

juga melatih otak kanan peserta didik. Apabila kedua otak digunakan dalam proses

pembelajaran maka tentu saja hal ini dapat membantu peserta didik untuk lebih

mudah mengingat dan menerima materi pembelajaran.28

Sejalan dengan pernyataan Warningsih bahwa penggunaan lagu dalam

pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk dapat membangkitkan motivasi

belajar. Melalui lagu suasana pembelajaran akan lebih lebih santai dan materi

pembelajaran biasanya dapat dengan cepat dihafal.29

2. Manfaat media Songs Based Learning

Beberapa manfaat media songs based learning yaitu:

a. Menjadikan seorang anak aktif dalam bergerak

b. Mampu meningkatkan rasa percaya diri peserta didik

c. Pendidik mampu mengamati perkembangan peserta didik, terutama dalam hal

daya tangkap

d. Dapat meningkatkan perkembangan otak peserta didik

e. Menciptakan rasa senang

f. Metode bernyanyi dapat mengatasi rasa cemas peserta didik

28
Dita Zahra Kirana, Keefektifan penggunaan media lagu pada pembelajaran keterampilan
berbicara bahasa jerman peserta didik kelas X di Madrsah Aliyah Negeri Purworejo. Skripsi Sarjana
(Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Yogyakarta, 2014) Hal.14
29
Vera Triatnasari, Penggunaan metode bernyanyi dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran matematika kelas III Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi
Sajana (Bandar Lampung : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Insitut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lampung, 2017) Hal. 36

ix
Kegiatan bernyanyi dengan menggunakan musik dapat mengembangkan

pengetahuan serta keterampilan seorang anak. Uraiannya seperti, melatih mental anak

untuk mencintai keselarasan, keharmonisan, keindahan dan kebaikan, mencoba

mengungkapkan isi atau maksud perasaan, meningkatkan kemampuan mendengar

pesan dan menyelaraskan gerak terhadap musik yang didengar, meningkatkan

kemampuan mendengar dengan mengamati sifat atau watak, dan meningkatkan

kepekaan terhadap isi dan pesan musik atau nyanyian.30

Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas berbasis

metode bernyanyi dan bermain dapat mengatur sekaligus mengarahkan peserta didik

dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam hal ini, menciptakan pembelajaran

yang berbasis edutainmet yakni, pengelolaan kelas yang asyik dan menyenangkan.

Diantara manfaat dari metode bernyanyi dan bermain adalah membuat susasana kelas

menjadi menyenangkan sehingga peserta didik tidak akan merasa jenuh dan bosan

selama proses pembelajaran berlangsung. Selain daripada itu metode bernyanyi dapat

menjadi stimulus untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

secara optimal.

3. Kelebihan dan kelemahan Media Songs Based Learning

Di antara kelebihan media pembelajaran songs based learning yaitu, media

pembelajaran ini cocok digunakan pada kelas berskala kecil, dapat membangkitkan

semangat belajar peserta didik dikarenakan suasana kelas yang menyenangkan,

30
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Kencana, 2010), h. 64.

ix
membantu pendidik untuk mengembangkan pendidikan karakter siswa, sekaligus

penggunaan lirik dalam lagu dapat digunakan secara berulang meskipun pada kelas

yang berbed tetapi tetap menggunakan materi yang sama.

Namun disamping keunggulannya seperti yang disebut di atas, model

pembelajaran ini juga memiliki kekurangan yaitu sulit digunakan pada kelas berskala

besar, hasilnya kurang efektif pada anak pendiam atau tidak suka bernyanyi, dan

suasana kelas yang ramai bisa mengganggu kelas yang lain.

4. Langkah-Langkah Media Songs Based Learning

Langkah-langkah dalam menerapkan media songs based learning yaitu,

pendidik terlebih dahulu telah menguasai isi pokok materi pelajaran yang akan

diajarkan, memberikan arahan kepada peserta didik untuk mencatat atau merumuskan

dengan benar konsep,fakta dan informasi materi pelajaran yang harus dikuasai

ataupun dihafal oleh peserta didik, pendidik setidaknya memilih lagu yang familiar di

kalangan peserta didik, pendidik menyusun konsep, informasi dan fakta materi yang

ingin diajarkan untuk dikuasai peserta didik dan menuangkannya kedalam lirik

sebuah lagu yang akan disesuaikan dengan nada lagu yang telah dipilih, terlebih

dahulu pendidik harus mempraktekkan atau menyanyikan lagu yang berisi materi

tersebut dengan menggunakan alat bantu pembelajaran, pendidik dan peserta didik

mendemonstrasikan bersama lagu tersebut secara berulang, dan terakhir memberikan

beberapa pertanyaan seputar materi dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana

pserta didik dalam menghafal dan menguasai materi melalui lagu yang telah

dinyanyikan sebelumnya.

ix
5. Strategi Pembelajaran melalui media pembelajaran Songs Based

Learning

a. Rasional strategi pembelajaran melalui media pembelajaran Songs Based Learning

Honig menyatakan bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktek

pendidikan dan pengembangan kepribadian seoranag anak. Hal ini dikarenakan

beberapa alasan diantaranya :

1) Bernyanyi adalah media untuk mengekspresikan perasaan

2) Bernyanyi membantu daya ingat seorang anak

3) Dapat membantu dalam mengembangkan keterampilan berfikir dan

kemampuan motorik

4) Bernyanyi bersifat menyenangkan

5) Bernyanyi dapat membangun rasa percaya diri seorang anak

6) Bernyanyi dapat membangun kekompakan dan keeratan dalam sebuah

kelompok

b. Sintaks Pembelajaran melalui Media Pembelajaran Songs Based Learning

Strategi pembelajaran melalui media pembelajaran songs based learning

adalah berawal dari tahap perencanaan yaitu Menetapkan tujuan, materi, metode,

tekhnik, dan evaluasi pembelajaran. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, yaitu

pelaksaan yang telah direncanakan, berupa kegiatan awal dimana pendidik

memperkenalkan sekaligus memberikan contoh bagaimana cara menyanyikan

bersama lagu tersebut. Kegiatan tambahan seperti, pendidik mengajak peserta didik

untuk mendemosntrasikan lagu tersebut menggunakan gerakan. Kegiatan

ix
Pengembangan, pendidik mengajak peserta didik mengenal nada tinggi dan rendah

dengan menggunakan alat music. Tahap terakhir yaitu tahap penilaian, tahap ini

dilakukan dengan menggunakan pedoman observasii untuk mengetaui sejauh mana

perkembangann yang telah dicapaii oleh peserta didikk secara individual ataupun

kelompok.31

C. Kajian menggunakan media Video Based Learning

1. Pengertian Media Video Based Learning

Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visum yang artinya melihat

(mempunyai daya penglihatan), atau dapat melihat. Dalam kamus Bahasa Indonesia

Video adalah bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi, rekaman

gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Senada dengan itu, video juga

berarti sesuatu yang berkenaan dengan penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak

jauh berbeda dengan definisi tersebut, video merupakan “the storage of visuals and

their display on television-type screen” (penyimpanan atau perekaman gambar dan

penanyangannya pada layar televisi).32

Video based learning merupakan pembelajaran berbasis video atau sering

disebut dengan media audio visual. Ariani dan Haryanto menyatakan “Audio visual

adalah multimedia yang memiliki unsur-unsur yang meliputi suara, gambar, gerak

31
Meity H. Idris, Strategi Pembelajaran yang menyenangkan (Jakarta : PT. Luxima Metro
Media, 2014), h. 128-129.
32
Ahmad Busyaeri, Tamsik Udin, dkk, Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran terhadap
peningkatan hasil belajar MAPEL IPA di Min Kroya Cirebon, Juruan PGMI (Juni 2016) hal.127

ix
dan teks”.33 Sejalan dengan pendapat Arsyad mengenai audio visual yaitu

penggambaran atau visualisasi dari narasi materi pembelajaran dan dikemas dengan

singkat”. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi

suara dan gambar (Syeful Bahri dan Aswan Zain 141 : 2002).34

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual

memiliki kemampuan untuk menampilkan atau memproyeksikan visual sekaligus

audio suatu hal atau kegiatan pada waktu yang bersamaan dalam bentuk program TV,

film, video, dan lain-lain. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan media audio

visual dapat memberikan gambaran yang lebih luas dan lebih variatif. Hal ini

memiliki kesamaan dengan pendapat Sanjaya yang menyatakan bahwa media audio

visual merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat menunjang dalam

kegiatan belajar mengajar.35

2. Manfaat media Video Based Learning

Manfaat media video based learning antara lain, video sebagai alat bantu

pendidik yang meliputi animasi, peristiwa, alat uji siswa, sumber referensi ajar,

evaluasi kinerja siswa, simulasi kasus, alat peraga visual dan media komunikasi antar

33
Yulis Purwanto dan Swaditya Rizki, Pengembangan Bahan ajar berbasis kontekstual pada
materi himpunan berbantu video pembelajaran, Jurnal pendidikan matematika FKIP Univ.
Muhammadiyah Metro. Vol.4 No.1 (2015) hal.69
34
Ahmad Busyaeri, Tamsik Udin, dkk, Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran terhadap
peningkatan hasil belajar MAPEL IPA di Min Kroya Cirebon, Juruan PGMI (Juni 2016) hal.118
35
Adjie Kurniawan, Pengembangan media audio visual pada pembelajaran problem based
learning untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik untuk kelas X SMA Negeri 7
Purworejo. Skripsi Sarjana (Yogykarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Yogyakarta, 2018) hal.115

ix
pendidik, video sebagai alat bantu interaksi antara pendidik dengan peserta didik

yang meliputi komunikasi terhadap keduanya, kolaborasi kelompok studi dan

manajemen kelas terpadu, serta video sebagai alat bantu peserta didik meliputi buku

interaktif, belajar mandiri, latihan soal, media ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya

siswa dan media komunikasi antar peserta didik. 36

Pemanfaatan multimedia sangat mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai

sebuah tujuan. Tekhnologi multimedia dimanfaatkan untuk menampilkan gaya baru

dalam memberikan informasi yang lebih efisien untuk diterima dan mudah dipahami.

3. Kelebihan dan kelemahan media Video Based Learning

Video sebagai media pembelajaran memiliki karakteristik baik itu kelebihan

maupun kekurangannya. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki bahan

pembelajaran yang satu belum tentu sama dengan yang dimiliki oleh media

pembelajaran yang lain.

Kelebihan bahan pembelajaran video antara lain:

a. Merupakan media gerak perpaduan gambar dan suara

b. Mampu mempengaruhi tingkah laku manusia melebihi media cetak

c. Dapat digunakan seketika

d. Dapat digunakan secara berulang

e. Dapat menyajikan materi yang secara fisik tidak dapat dibawa ke dalam kelas

f. Dapat menyajikan objek secara detail

36
Indra Aditya, Pemanfaatn video pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1
program studi tekhnik bangunan gedung di SMK Negeri 2 Surakarta, Skripsi Sarjana (Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011) hal. 20

ix
g. Tidak memerlukan ruang gelap

h. Dapat menyajikan objek yang berbahaya dapat diperlambat atau dipercepat

i. Dapat digunakan untuk klasikal ataupun individual.

Bahan belajar video di samping memiliki kelebihan yang banyak juga

memiliki keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki bahan belajar video antara lain,

memerlukan dana yang relatif banyak/mahal, memerlukan keahlian khusus, sukar

untuk direvisi dan memerlukan arus listrik.37

4. Langkah-langkah Media Video Based Learning

Sebagaimana yang dijelaskan Cynthia Sparks, dalam menggunakan video

based learning pendidik perlu memperhatikan gagasan atau langkah-langkahnya

yaitu, Pendidik harus menentukan video yang sesuai dengan pelajaran. Memilih video

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan akan melibatkan siswa dalam

pembelajaran, pendidik harus membuat video yang dapat memberikan fokus peserta

didik terhadap pembelajaran dan video memiliki alasan untuk dilihat, video

pembelajaran berisi sejumlah besar informasi, hal ini memungkinkan siswa lebih

mudah memenuhi tujuan pembelajaran, pendidik dapat melakukan kegiatan pra dan

pasca menonton yang akan mengintregasikan video ke dalam seluruh pelajaran

struktur, pendidik dapat menghentikan sebentar video untuk diskusi singkat atau

pertanyaan selama video, pendidik dapat menggunakan remote control, dan terakhir

pendidik dapat menggunakan frame advance, hal ini memungkinkan untuk

37
Agustiningsih, Video sebagai alternatif media pembelajaran dalam rangka mendukung
keberhasilan penerapan kurikulum 2013 di Sekolah Dasar, Dosen Program Studi PGSD FKIP
Universitas Jember. Vol.4 No.1 (Februari 2015) hal.63-64

ix
memajukan frame video by frame. Ini adalah fitur yang besar untuk digunakan

menunjukkan secara rinci peristiwa.38

D. Kajian tentang hasil belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil diartikan sebagai sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan

sebagainya) oleh usaha. Jadi, hasil merupakan sesuatu yang muncul atau akibat dari

suatu usaha yang dilakukan. Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam

kehidupan manusia sehari-hari. Karena telah sangat dikenal mengenai belajar ini,

seakan-akan orang yang telah mengetahui dengan sendirinya apakah yang dimaksud

belajar itu.39 Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah

hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Hasil

belajar dapat dilihat dari dua perspektif yang berbeda dari sisi siswa dan guru. Seperti

yang disebutkan oleh Dimyati dan Mudjiono dalam Munawar, bahwa hasil belajar

dari sisi siswa dapat dilihat dari tingkat perkembangan mental (kognitif, afektif,

psikomotor) yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari sisi

guru hasil belajar dapat dilihat dari terselesaikannya bahan pelajaran.40 “Hasil belajar

38
Adjie Kurniawan, Pengembangan media audio visual pada pembelajaran problem based
learning untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik untuk kelas X SMA Negeri 7
Purworejo. Skripsi Sarjana (Yogykarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Yogyakarta, 2018) hal. 118-119
39
Dian Astisa, Perbandingan Haasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Koperatif
Group Investigation dengan Two Stay to Stray Pada Kelas IX MTS Madani Pao-pao, Skripsi Sarjana
(Makassar: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016) Hal.
22
40
Adjie Kurniawan, Pengembangan media audio visual pada pembelajaran problem based
learning untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik untuk kelas X SMA Negeri 7
Purworejo. Skripsi Sarjana (Yogykarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Yogyakarta, 2018) hal. 126

ix
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran”. Selanjutnya Rusman menyatakan bahwa hasil

belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor.41

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya. Kemampuan tersebut mencakup pada ranah kognitif yang meliputi

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Ranah afektif

yang berupa menerima, menanggapi, menilai, mengelola dan menghayati. Sedangkan

pada ranah psikomotor meliputi peniruan, manipulasi, pengalamiahan dan artikulasi.

Fokus penelitian ini adalah hasil belajar pada aspek kognitif. Hasil belajar pada ranah

kognitif ini dilihat dari nilai siswa yang diperoleh pada tes yang dilakukan diakhir

pembelajaran. Siswa dikatakan berhasil apabila mencapai nilai KKM sebesar 70.

C. Teori-teori belajar

Beberapa teori belajar yang relevan dan dapat diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran yang antara lain :42

41
Nanang Saputro, Pengaruh Penggunaan Media Power Point terhadap Hasil Belajar
Tematik Siswa Kelas IV di SDN 1 Surabaya Bandar Lampung, Skripsi (Bandar Lampung: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, 2018) Hal. 43
42
Indah Kosmiyah, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras,2012), hlm.34-43

ix
Pertama, menurut teori belajar behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh

kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-

pengalaman belajar. Teori ini menekankan pada apa yang dilihat yaitu tingkah laku.

Kedua, menurut teori belajar konstruktivisme, belajar adalah menyusun

pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, refleksi serta interpretasi.

Ketiga, menurut teori belajar kognitif, belajar adalah pengorganisasian aspek-

aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Teori ini menekankan

pada gagasan bahwa bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi

secara keseluruhan.

Keempat, menurut teori belajar humanisme, proses belajar harus dimulai dan

ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi

diri peserta didik yang belajar secara optimal.

Kelima, menurut teori belajar sibernetik, belajar adalah mengolah informasi

(pesan pembelajaran), proses belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.

Adapun teori belajar yang melatarbelakangi dalam penelitian ini terkait dengan

penggunaan media pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme, yaitu

menyusun pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, refleksi serta

interpretasi. Edward L. Thorndike mengemukakan beberapa hukum belajar yang

dikenal sebagai sebutan law of effect. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil

bila respon peserta didik terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang

atau kepuasan. Teori belajar stimulus-respon yang dikemukakan oleh Thorndike ini

disebut juga koneksionisme. Teori ini menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar

ix
merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Berdasarkan

teori tersebut dalam penelitian ini akan dianalisis penggunaan media sebagai

stimulus. Thorndike mengemukakan pula bahwa kualitas dan kuantitas hasil belajar

peserta didik tergantung dari kualitas dan kuantitas Stimulus- Respon (S-R) dalam

pelaksanaan kegiatan belajar peserta didik. Ada tiga tingkatan utama modus belajar,

yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/ gambar (iconic), dan

pengalaman abstrak (symbolic).43

Uraian diatas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan baik, peserta didik sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat

inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat di proses

dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima

dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti

dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian diharapkan peserta didik

akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam

materi yang disajikan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil Belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di

kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :

43
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Jogjakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 30

ix
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

Faktor internal meliputi faktor jasmaniahdan faktor psikologis.44 Kondisi umum

jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh

dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam

mengikuti pelajaran. Begitupun dengan faktor yang termasuk aspek psikologis

dapat mempengaruhi kualitas perolehan pembelajaran siswa seperti tingkat

kecerdasan atau inteligensi peserta didik, sikap, bakat, dan minat peserta didik.45

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu, bisa juga diartikan berupa

keadaan atau kondisi lingkungan sekitar peserta didik. Faktor eksternal meliputi

faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.46 Faktor-faktor sosial

dalam belajar adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada

(hadir) maupun kehadirannya dapat disimpulkan, jadi langsung tidak hadir.

Kehadiran orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak kali

mengganggu belajar itu, misalnya satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu

terdengar banyak anak lain yang bercakap-cakap di samping kelas. Faktor- faktor

sosial yang telah dikemukakan diatas itu pada umumnya bersifat mengganggu

proses belajar mengajar dan prestasi-prestasi belajar .47

44
Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2007), h. 76.
45
A. Karmila Haeruddin, Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Chips
dan Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Siswa Pada mata pelajaran Biologi kelas XI Ipa MAN
1 Sinjai Utara, Skripsi sarjana (Makassar : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,
2017) Hal. 22-24
46
Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2007), h. 77
47
A. Karmila Haeruddin, Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Chips
dan Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Siswa Pada mata pelajaran Biologi kelas XI Ipa MAN

ix
E. Materi Sistem Gerak Manusia

Tubuh manusia dapat melakukan gerak atau pergerakan dari satu tempat ke

tempat lain apabila ketiga sistem tersebut (sistem otot, tulang, dan persendian) beserta

sistem saraf (sistem nervosum) melakukan aksi secara simultan dalam satu sistem

yang dikenal dengan sebutan sistem lokomotor atau sistem gerak.48

1. Otot

Otot adalah sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah

berkontraksi yang berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh baik yang

disadari maupun yang tidak. Sekitar 40% berat dari tubuh kita adalah otot. Tubuh

manusia memiliki lebih dari 600 otot rangka. Otot memiliki sel-sel yang tipis dan

panjang. Otot bekerja dengan cara mengubah lemak dan glukosa menjadi gerakan dan

energi panas. Sel-sel otot ini dapat bergerak karena sitoplasma mengubah bentuk.49

a. Jenis Otot

1). Otot Polos

Otot polos tampak tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel-sel otot

polosnya tersusun melingkar dan lapisan sebelah luar sel-sel otot polosnya tersusun

memanjang. Inti sel otot polos berbentuk lonjong dan pada sel otot yang sedang

1 Sinjai Utara, Skripsi sarjana (Makassar : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,
2017) Hal.25
48
Andi Tihardimoto Kaharuddin, Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia (Makassar:
Alauddin University Press, 2011), h. 16.
49
Giri Wiarto, Anatomi dan Fisiologi Sistem Gerak Manusia (Yogyakarta: Pustaka Baru,
2013), h. 77.

ix
mengkerut intinya tampak melingkar. Miofibril sel otot polos homogen sehingga

tidak menampakkan keping gelap dan keping terang.

2). Otot Rangka

Serabut otot pada penampang memanjangnya tampak sebagai pita-pita

panjang yang tersusun sejajar atau satu sama lainnya. Intinya berbentuk lonjong,

jumlahnya banyak dan terdapat ditepi serabut tepat dibawah sarkolema. Miofibril

serabut otot rangka mengandung keping-keping gelap dan terang secara berurutan,

dan pada tiap miofibril letaknya pada ketinggian yang sama diantara serabut-serabut

otot terdapat jaringan ikat kendur endomesium.

3). Otot Jantung

Otot jantung berbeda dengan otot rangka, karena sel-selnya panjang,

bercabang, dan bergabung satu sama lain dengan perantaraan cabangnnya sehingga

membangun suatu jala. Inti berbentuk lonjong dan berwarna pucat, terletak ditengah

serabut. Serabut otot jantung, bergaris melintang tetapi tidak sejelas otot rangka dan

pada tempat-tempat tertentu terdapat keping-keping interkalar.50

b. Cara Kerja Otot

Dengan adanya protein khusus aktin dan miosin, otot bekerja dengan

memendek (berkontraksi) dan mengendur (relaksasi). Cara kerja otot dapat

dibedakan:

50
Zuyina Luklukaningsih, Anatomi dan Fisiologi Manusia (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011),
h. 16-17.

ix
1). Secara antagonis atau berlawanan, yaitu cara kerja dari dua otot yang satu

berkontraksi dan yang lain berelaksasi. Contohnya otot trisep dan bisep pada lengan

atas.

2). Secara sinergis atau bersamaan, yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih

yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi. Contohnya otot-otot prenator

yang terletak pada lengan bawah, otot-otot dada, dan otot-otot perut.51

c. Gangguan/Kelainan Pada Otot Manusia

Pada manusia terdapat beberapa masalah atau gangguan kesehatan yang

terdapat pada tubuh yaitu:

1). Kelelahan otot

Kelelahan otot adalah suatu keadaan dimana otot tidak mampu lagi

melakukan kontraksi sehingga mengakibatkan terjadinya kram otot atau kejang-

kejang otot.

2). Astrofi otot

Astrofi otot adalah penurunan fungsi otot akibat dari otot yang menjadi kecil

dan kehilangan fungsi kontraksi. Biasanya disebabkan oleh penyakit poliomyelitis.

3). Diastrofi otot

Diastrofi otot adalah suatu kelainan otot yang biasanya terjadi pada anak-anak

karena adanya penyakit kronis atau cacat bawaan sejak lahir.

51
Zuyina Luklukaningsih, Anatomi dan Fisiologi Manusia (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011),
h. 17-18.

ix
4). Kaku leher/leher kaku stiff

Kaku leher adalah suatu kelainan yang terjadi karena otot yang

radang/peradangan otot trapesius leher karena salah gerakan atau adanya hentakan

pada leher serta menyebabkan rasa nyeri dan kaku pada leher seseorang.

5). Hipotrofi otot

Hipotrofi otot adalah suatu jenis kelainan pada otot yang menyebabkan otot

menjadi lebih besar dan tampak kuat disebabkan karena aktivitas otot yang berlebih

yang umumnya karena kerja dan olahraga berlebih.

6). Hernis abdominal

Hernis abdominal adalah kelainan pada dinding otot perut yang

mengakibatkan penyakit hernia atau turun berok, yaitu penurunan usus yang masuk

kedalam rongga perut.52

2. Tulang

Tulang merupakan kerangka penunjang tubuh terhadap kompresi, gravitasi,

dan merupakan sistem pengungkit kaku yang menjadi dasar gerakan. Pada kenyataan

sesungguhnya, jaringan atau sel-sel tulang, kartilago dan jaringan ikat lainnya dalam

sistem skeletal orang yang hidup adalah aktif. Sel-sel tersebut harus mendapatkan

nutrisi dan oksigen untuk menjalankan metabolisme hingga memproduksi zat

52
Zuyina Luklukaningsih, Anatomi dan Fisiologi Manusia (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011),
h. 15-16.

ix
sampah. Metabolisme dalam tulang tersebut memerlukan hormon dan fungsinya

sangat erat dengan sistem muskular.53

a. Fungsi tulang

Fungsi tulang pada tubuh manusia adalah memberikan perlekatan otot,

memberikan kerangka tubuh, menyimpan mineral terutama kalsium fosfat,

memungkinkan untuk membentuk gerakan tubuh dengan membentuk sendi yang

digerakkan oleh otot, serta melindungi organ-organ yang ada didalam tubuh.54

b. Macam Tulang

Tulang yang ada didalam tubuh seseorang memiliki berbagai ragam bentuk

diantaranya:

1). Tulang panjang

Seperti dengan namanya tulang ini berbentuk pipa dan berukuran panjang.

Tulang ini memiliki corpus yang panjang dan dua buah ujung tulang yang biasanya

melebar dan dibungkus oleh rawan sendi untuk bersendi dengan tulang yang berada

disebelahnya. Tulang ini digunakan untuk pengungkit dalam gerakan tubuh.

Contohnya tulang paha, tulang lengan atas.

53
Andi Tihardimoto Kaharuddin, Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia (Makassar: Alauddin
University Press, 2011), h. 24.
54
Giri Wiarto, Anatomi dan Fisiologi Sistem Gerak Manusia (Yogyakarta: Pustaka Baru,
2013), h. 5-6.

ix
2). Tulang pipih

Tulang ini bentuknya pipih yang berarti lebar tetapi tipis. Tulang ini berfungsi

untuk melindungi organ bagian dalam seperti jantung dan paru-paru. Contohnya

tulang scapula, tulang rusuk.

3). Tulang tak beraturan

Tulang ini pendek dan mempunyai bentuk yang tidak teratur. Tulang ini

digunakan untuk melindungi, mendukung dan sebagai pengungkit dalam gerakan.

Contohnya tulang pada columna vertebralis.

4). Tulang pendek

Tulang ini biasanya memiliki ukuran yang panjang dan lebar yang sama.

Contohnya pada tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki.

5). Tulang padat

Tulang padat ini menyusun sekitar 80% dari massa tubuh seseorang. Susunan

tulang initerdiri dari unit berbentuk selang seling yang disebut osteon (system

havers), yang pada setiap unitnya tersusun dari kanal sentral yang dikelilingi oleh

serangkaian cincin yang membentang dan serupa dengan cincin pohon.

6). Tulang berongga

Bisa dilihat dengan mata telanjang, tulang ini mirip dengan sarang lebah.

Kerangka tersebut dibentuk di trabekula (balok kecil) yang terdiri atas beberapa

lamella dan osteosit yang saling berhubungan oleh kanalikuli. Lamella adalah

serangkaian lempeng tulang yang berbentuk silinder yang tersusun dimasing-masing

kanal. Sedangkan kanalikuli adalah rangkaian rongga kecil yang berdekatan dengan

ix
lamella (lakuna) yang terhubung dengan struktur lainnya melalui serangkaian saluran

kecil.55

3. Sendi

Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih. Persendian dapat

dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Hubungan Sinartrosis

1) Sinkrondrosis, antara tulang dihubungkan melalui tulang rawan sehingga

memungkinkan sedikit gerak akibat elastisitas tulang rawan. Contohnya,

hubungan tulang rusuk dengan tulang dada, hubungan ruas-ruas tulang

belakang.

2) Sinfrosis, kedua ujung tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosis yang

akhirnya mengalami penulangan dan tidak memungkinkan adanya gerak.

Contohnya, hubungan antar tulang-tulang tengkorak.56

b. Hubungan diartrosis

Hubungan antar tulang ini memungkinkan terjadinya gerak karena pada

ujung-ujung tulang terdapat lapisan tulang rawan hyaline, yang dilumasi dengan

cairan synovial, meliputi:57

55
Giri Wiarto, Anatomi dan Fisiologi Sistem Gerak Manusia (Yogyakarta: Pustaka Baru,
2013), h. 6-10.
56
Zuyina Luklukaningsih, Anatomi dan Fisiologi Manusia (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011),
h. 15-16.
57
Zuyina Luklukaningsih, Anatomi dan Fisiologi Manusia (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011),
h. 15-16.

ix
1) Sendi engsel, terdapat pada hubugan antara:

a) Ruas-ruas jari

b) Siku, lutut

2) Sendi putar, terdapat pada hubungan antara:

a) Tulang hasta dengan pengumpil

b) Tulang kepala dengan tulang atlas

3) Sendi pelana, terdapat pada hubungan antara:

a) Ruas-ruas jari dengan telapak kaki

4) Sendi peluru, terdapat pada hubungan antara:

a) Tulang lengan dengan gelang bahu

b) Tulang paha dengan gelang panggul

5) Sendi kaku, terdapat pada hubungan antara:

a) Tulang-tulang pergelangan tangan

b) Tulang-tulang pergelangan kaki

ix
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan pendekatan

kuantitatif. Penelitian eksperimental yaitu penelitian yang subjeknya diberikan

perlakuan (treatment) kemudian diukur akibat perlakuan itu pada diri subyek.58

Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar

dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab akibat.59

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTS Manongkoki Solonga, Jl.Kali

Dg.Jambu, Kecamatan. Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu two group pretest and posttest design

yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan dua kelompok

subjek. Kelompok eksperimen 1 diberikan media songs based learning dan kelompok

eksperimen 2 diberikan video based learning. Pada penelitian ini tes atau uji hasil

belajar dilakukan dua kali sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (treatment),

dengan begitu maka diharapkan penelitian ini mendapatkan hasil yang lebih akurat

karena membandingkan keadaan sebelum dan sesudah treatment yang diberikan pada

kedua kelas eksperimen. Pola penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

58
Muh. Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2015), h.14
59
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2016), h.14

35
ix
Tabel 3.1 : Two group pretest and posttest design

Subjek Pretest Treatment Posttest


KE 1 O1 X1 O2
KE 2 O1 X2 O2

Keterangan

KE 1 : Kelompok Eksperimen 1

KE 2 : Kelompok Eksperimen 2

O1 : Pengukuran Awal (Pretest) hasil belajar peserta didik

X1 :Pelaksanaan treatment menggunakan media songs based learning

X2 : Pelaksanaan treatment menggunakan media video based learning

O2 : Pengukuran akhir (Posttest) hasil belajar peserta didik

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya.60 Populasi dalam penelitian ini digunakan untuk

menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran

penelitian atau merupakan seluruh dari subjek penelitian.61

60
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2016), h. 117.
61
Juliasnya Noor, Metodologi Penelitian (Cet.3; Jakarta: kencana,2013), h.147.

ix
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di MTS

Manongkoki Takalar tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 101 peserta didik.

Kemudian peneliti menentukan kelas VIII.1 sebagai kelompok eksperimen 1 dan

kelas VIII.2 sebagai kelompok eksperimen 2. Berikut adalah tabel populasi peserta

didik kelas VIII di MTS Manongkoki Takalar.

Tabel 3.2
Populasi penelitian MTS Manongkoki Takalar

Kelas Peserta didik


VIII.1 22 orang
VIII.2 22 orang
VIII.3 27 orang
VIII.4 30 orang
Jumlah 101 orang

2. Sampel

Sampel dapat diartikan sebagai perwakilan dari suatu populasi.62 Untuk

memilih sampel dalam suatu populasi diperlukan suatu teknik yang dinamakan teknik

sampling. Dengan menggunakan teknik ini didapatkan suatu informasi yang

mendalam, rinci dan efisien mengenai populasi dengan cara hanya mengambil

sebagian kecil dari populasi tersebut. Pengambilan sampel ini tentu tidak terjadi tanpa

adanya kriteria khusus atau yang menjadi syarat, salah satu syaratnya adalah sampel

62
Muh. Khalifah Mustami, Metode Penelitian Pendidikan, h. 63.

ix
tersebut harus mewakili populasi sebab sampel adalah cerminan dari populasi. Sifat

dan karakteristik populasi harus tergambar dalam sampel.63

Ada dua jenis teknik penarikan sampel, yaitu teknik penarikan sampel

probabilitas dan teknik penarikan sampel nonprobabilitas. Pada penelitian ini, teknik

penarikan sampel yang digunakan adalah teknik nonprobabilitas. Teknik penarikan

sampel nonprobabilitas adalah suatu teknik penarikan sampel yang mendasarkan pada

setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama.64 Teknik penarikan

sampel nonprobabilitas juga terbagi atas tiga yaitu sampling seenaknya (kebetulan),

sampling pertimbangan dan sampling random sederhana.65

Teknik penarikan sampel nonprobabilitas yang digunakan pada penelitian ini

adalah teknik sampling pertimbangan. Pertimbangan tersebut adalah pertimbangan

masalah penelitian dan pertimbangan tujuan penelitian. Karena itu, teknik sampling

pertimbangan sering juga disebut teknik sampling bertujuan (purposive).66

Peneliti memilih kelas VIII.1 sebanyak 22 peserta didik dan VIII.2 sebanyak

22 peserta didik sebagai sampel. Kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen 1, sedangkan

kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen 2. Pemilihan kedua kelas ini didasarkan atas

beberapa pertimbangan yaitu nilai hasil belajar peserta didik tidak terpaut terlalu jauh

sekaligus merupakan rekomendasi oleh guru mata pelajaran.

63
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur, h. 228.
64
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 122.
65
Muh. Khalifah Mustami, Metode Penelitian Pendidikan, h. 70.
66
Muh. Khalifah Mustami, Metode Penelitian Pendidikan, h. 72.

ix
E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan tes yang

merupakan suatu alat pengumpulan informasi berupa serangkaian pertanyaan atau

seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang seseorang

atau objek tertentu.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.

Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah

ditetapkan untuk diteliti.67

Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan pengumpulan

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu :

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar biologi peserta didik merupakan instrumen penelitian yang

digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan domain kognitif kemampuan

pemahaman konsep) siswa setelah perlakuan,

Sebelum instrument penelitian ini digunakan maka sebelumnya terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reabilitas instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapakan data itu valid. Instrumen yang realiabel berarti

instrumen yang digunakan berapakali untuk mengukur objek yang sama, akan

67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h. 92.

ix
menghasilkan data yang sama.68 Dimana hal tersebut dilakukan setelah siswa diberi

perlakuan yang menggunakan media pembelajaran songs based learning dengan

video based learning dengan jumlah soal pilihan ganda masing-masing 20 soal.

G. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

guna mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, adalah sebagai

berikut :

1. Perencanaan, termasuk dalam kegiatan ini adalah melakukan observasi di

MTS Manongkoki Takalar

2. Persiapan, termasuk dalam kegiatan ini adalah menyiapkan perangkat

pembelajaran seperti menyiapkan silabus, RPP. Pengumpulan data, termasuk

dalam kegiatan ini adalah mengumpulkan data di lapangan (objek penelitian)

untuk diolah, dianalisis, dan disimpulkan.

3. Cara pengambilan data, cara pengambilan data yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu peneliti menggunakan tes hasil belajar berupa objektif tes

yang bertujuan untuk mengukur bagaimana kemampuan kognitif siswa.

Pengolahan data, dilakukan setelah peneliti selesai mengumpulkan data.

Teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis data

deskriptif dan inferensial.

68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h.348.

ix
H. Teknik Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian digunakan dua teknik, yaitu analisis

deskriptif dan analisis inferensial.

1. Analisis statistik deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis statistik yang tingkat pekerjaannya

mencakup cara-cara menghimpun, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan

dan menganalisis angka agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan

jelas mengenai suatu gejala, peristiwa, atau keadaan. Dengan kata lain, statistik

deskriptif merupakan statistik yang memiliki tugas mengorganisasi dan menganalisis

data agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas, mengenai

suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna

tertentu.69 Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

a) Menentukan rentang nilai (R)

R = Xt-Xr

Keterangan:

R : Rentang nilai

Xt : Data terbesar

Xr : Data terkecil.70

b) Menentukan banyak kelas interval (K)

K = 1 + 3,3 log n

69
Anas sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 4.
70
Anas Sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 50.

ix
Keterangan:

K : Jumlah Interval Kelas

n : Jumlah Data.71

c) Menghitung panjang kelas interval (P)


𝑅
𝑃=
𝐾

Keterangan:

P : Panjang kelas interval

R : Rentang nilai

K : Kelas interval.72

d) Menghitung Rata-Rata (𝑥)

∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ = ∑ 𝑓𝑖

Keterangan:

𝑥 : Rata-rata

𝑓𝑖 : Frekuensi data ke-i

𝑥𝑖 : Titik tengah data ke-i.73

e) Menghitung standar deviasi (𝑆𝐷 )

∑ 𝑓𝑖 (𝑋𝑖 − 𝑋̅)
𝑆𝐷 = √
𝑛−1

71
Anas Sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 50.
72
Anas Sudijono, Statisttik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 51.
73
Anas Sudijono, Statisttik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 84.

ix
Keterangan

𝑆𝐷 : Standar Deviasi

𝑓𝑖 : Frekuensi untuk variabel

𝑋𝑖 : Tanda kelas interval variabel

𝑋 : Rata-rata

n : Jumlah populasi.74

f) Variansi (S 2 )

∑n (xi − x̅)2
S = √ i=1
𝑛−1

Keterangan :

S : Variansi

𝑥̅ : Rata-rata hitung

𝑥𝑖 : Nilai tengah dari kelas interval

n : Jumlah responden.75

74
Agus Irianto. Statistik : Konsep Dasar dan Aplikasinya (Cet. I; Jakarta: Prenada Mada,
2004), h.42.
75
Syofian Siregar. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara.
2015), h. 169.

ix
2. Analisis statistic inferensial

Menurut Sugiyono, statistic inferensial (sering juga disebut statistik induktif

atau statistik probabilitas) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis

data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.76Adapun analisis yang

digunakan peneliti sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data setiap variable yang

dianalisis berdistribusi normal. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa statistik

parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa setiap variabel akan dianalisis harus

berdistribusi normal. Pengujian normalitas digunakan rumus Chi-Square yang

dirumuskan sebagai berikut:

2
(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ )2
𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = ∑
𝑓ℎ

Keterangan:

F0 = frekuensi hasil pengamatan


Fh = frekuensi harapan.77

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan sebagai syarat dilakukannya uji t (hipotesis). Uji

homogenitas dilakukan dengan membandingkan antara kelompok eksperimen1

76
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D (Cet.
XVI; Bandung: Alfabeta, 2103), h. 209.
77
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
290.

ix
dengan eksperimen2. Pengujian homogenitas menggunakan uji F dengan rumus

sebagai berikut:
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 78
F= 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Kriteria pengujian adalah jika Fhitung < Ftabel pada taraf nyata dengan Ftabel

didapat dari distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk

pembilang dan dk penyebut pada taraf α = 0,05. Pengujian homogenitas data dalam

penelitian ini menggunakan program software Statistical Product and service

solution (SPSS) versi 23. Menu yang digunakan untuk mengetahui homogenitas

adalah analyze–descriptive statics – explore.

Pengujian homogenitas dengan hasil olahan SPSS versi 20 yaitu sign > α

maka data homogen dan jika sign < α maka data tidak homogen.79

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui dugaan sementara yang

dirumuskan dalam hipotesis penelitian menggunakan uji dua pihak dengan derajat

kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% atau α = 0,05.

Hipotesis statistik yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu:

H0 : µ1 = µ2lawanH1 : µ1 ≠ µ2

78
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
290.
79
Duwi Priyatno, Teknik Muda Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan
SPSS( Yogyakarta: Mediakom , 2010), h. 99.

ix
Keterangan :

H0: Tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap hasil belajar peserta didik mata

pelajaran biologi antar peserta didik yang diajar menggunakan media songs

based learning dengan video based learning pada kelas VIII MTS Manongkoki

Takalar

H1: Terdapat perbedaan signifikan terhadap hasil belajar peserta didik mata pelajaran

biologi yang diajar menggunakan media songs based learning dengan video

based learning pada kelas VIII MTS Manongkoki Takalar

µ1: Rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan media songs based lerning

µ2: Rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan media video based

learning

Kriteria data diperoleh dari nilai n1 ≠ n2 dengan varians homogen maka untuk

pengujian hipotesis digunakan uji t-test Polled Varians dua pihak dengan rumus:
𝑥1 𝑥2
𝐴=
(𝑛1− 𝑛2 )𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22 1 1
√ (𝑛 + 𝑛 )
𝑛1 − 𝑛2 − 2 1 2

Dengan S2 adalah variansi gabungan yang dihitung dengan rumus:

(𝑛1− 1)𝑠12 + (𝑛2 −1)𝑠12


S2 = 𝑛1 +𝑛2 −2

Keterangan:

x1 = nilai rata – rata kelompok eksperimen1

x2 = nilai rata – rata kelompok eksperimen2

s21 = variansi kelompok eksperimen1

ix
s21 = variansi kelompok eksperimen2

n1 = jumlah sampel kelompok eksperimen1

n2 = jumlah sampel kelompok eksperimen2

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 23 yaitu

teknik independent samples t test, teknik ini digunakan untuk menguji perbedaan

rata-rata dari dua kelompok data/sampel yang independent atau tidak berhubungan.

Menu yang digunakan adalah analyze–compare means–independent samples t test.80

Hipotesis penelitian akan diuji dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Jika taraf signifikan <α (nilai sign < 0,05) maka H0 ditolak berarti terdapat

perbedaan signifikan terhadap hasil belajar peserta didik mata pelajaran

biologi yang diajar menggunakan media songs based learning dengan video

based learning pada kelas VIII MTS Manongkoki Takalar.

2. Jika taraf signifikan >α (nilai sign> 0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak,

berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar peserta

didik mata pelajaran biologi yang diajar menggunakan media songs based

learning dengan video based learning pada kelas VIII MTS Manongkoki

Takalar.

80
Duwi Priyatno, Teknik Muda Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
SPSS (Yogyakarta: Mediakom, 2010), h. 93.

ix
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Belajar Peserta Didik menggunakan Media Songs Based

Learning dengan Video Based Learning Materi Sistem Gerak Pada

Manusia Kelas VIII MTS Manongkoki Takalar

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTS Manongkoki Takalar pada

peserta didik kelas VIII.1 penulis mengumpulkan data dari instrumen tes melalui nilai

hasil belajar post-test peserta didik.

Tabel 4.1 : Data Peserta Didik yang Diajar dengan Media Songs Based
Learning

Nilai
No Nama Siswa
Pretest Posttest

1 AR 25 85
2 AY 20 80
3 A 20 75
4 AR 25 95
5 AH 20 90
6 FR 10 85
7 HHT 30 85
8 I 15 80
9 IJ 20 75
10 IR 30 90
11 KM 15 75

48
ix
Nilai
No Nama Siswa
Pretest Posttest
12 MR 20 80
13 MAA 35 95
14 MAI 15 90
15 MAA 15 85
16 MA 25 95
17 MD 25 75
18 MII 20 90
19 MN 25 80
20 N 10 95
21 RSD 10 80
22 RA 20 95
Sumber: Data Hasil Belajar Biologi (Materi Sistem Gerak Pada Manusia) Peserta
Didik Kelas VIII.1 MTS Manongkoki Takalar.

Berdasarkan tabel diatas data pretest dan Postest hasil belajar biologi materi

sistem gerak pada manusia peserta didik kelas VIII.1 MTS Manongkoki Takalar

berjumlah 22 sampel. Nilai pretest terendah yaitu 10 dan nilai tertinggi yaitu 35

sedangkan untuk nilai terendah pada postest peserta didik 75 dan nilai tertinggi yaitu

95. Nilai rata-rata pretest yaitu 20 sedangkan untuk posttest yaitu 85. Sesuai data

yang telah diperoleh peneliti, kita dapat melihat cukup jelas perbedaan nilai peserta

didik, setelah diterapkan media songs based learning. Sehingga kita dapat mengambil

kesimpulan bahwa dengan menerapkan media songs based learning ini, dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran biologi untuk materi

sistem gerak pada manusia.

ix
a. Pretest Kelas Eksperimen 1 (VIII.1)

Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar biologi materi sistem gerak

pada manusia peserta didik kelas eksperimen 1 (VIII.1) setelah dilakukan pretest

sebagai berikut:

1) Rentang nilai (Range)


R = (Xt – Xr)
R = 35 – 10
R = 25
2) Banyaknya kelas
K = 1 + (3,3) log n
K = 1 + 3,3 log 22
K = 1 + (3,3 x 1,34)
K = 1 + 4,422
K = 5,422 (pembulatan 5)
3) Panjang kelas interval

R
P=
K
25
P=
5

P = 5 (Pembulatan 5)

4) Mean (X)

∑ 𝑓𝑖𝑋𝑖
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖

450
𝑥̅ =
22

𝑥̅ = 20,454 (Pembulatan 20)

ix
5) Menghitung standar deviasi (SD)
∑𝑓𝑖(𝑥ᵢ−𝑥)2
SD1= √ (𝑛−1)

1619,75
SD1 = √ 22−1

1619,75
SD1 =√ 21

SD1 = √77,13
SD1 = 6,70
6) Menghitung varians (S2)/ Homogenitas sampel
∑ ( 𝑋𝑖 −𝑋)2
𝑆2 = 𝑛−1
509,25
𝑆2 = 22−1
509,25
𝑆2 = 21

𝑆 = √24,25
𝑆 = 45,02

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar biologi materi

sistem gerak pada manusia peserta didik kelas eksperimen 1 (VIII.1) setelah

dilakukan pretest yang dapat dilihat pada table berikut:

ix
Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi

Frekuensi Nilai Persen


Interval Frekuensi
Kumulatif Tengah (fi.xi) (xi-𝑥̅ )2 fi (xi-𝑥̅ )2 tase
Kelas (fi)
(fk) (xi) %

10-14 3 3 3 9 324 972 14%

15-19 4 7 17 68 16 64 18%

20-24 7 14 22 154 1 7 32%

25-29 5 19 27 135 36 180 23%

30-35 3 21 32,5 97,5 132,25 396,75 14%

Jumlah 22 - - 463,5 509,25 1619,75 100%


Sumber: Nilai Pretest Peserta Didik kelas VIII.1 MTS Manongkoki Takalar Pada
Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Gerak Pada Manusia

Tabel distribusi frekuensi dan persentase pretest hasil belajar biologi materi

sistem gerak pada manusia di atas menunjukkan bahwa frekuensi 7 merupakan

frekuensi tertinggi dengan persentase 32% berada pada interval 20-24, frekuensi 5

merupakan frekuensi sedang dengan persentase 23% dan frekuensi 3 merupakan

frekuensi terendah dengan persentase 14%.

ix
Gambar 4.1: Histogram Frekeunsi Pretest Hasil Belajar Materi Sistem Gerak
Pada Manusia Kelas Eksperimen 1 (VIII.1)

HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN


Y
8
7
6
FREKUENSI

5
4
3
2
1
0 X
9,5 14,5 19,5 24,5 29,5 35,5
NILAI INTERVAL KELAS

b. Posttest Kelas Eksperimen 1 (VIII.1)

Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar biologi materi sistem gerak

pada manusia peserta didik kelas eksperimen 1 (VIII.1) setelah dilakukan posttest

sebagai berikut:

1) Rentang nilai (Range)


R = (Xt – Xr)
R = 95-75
R = 20
2) Banyaknya kelas
K = 1 + (3,3) log n
K = 1 + 3,3 log 22
K = 1 + (3,3 x 1,34)
K = 1 + 4,422
K = 5,422 (Pembulatan 5)

ix
3) Panjang kelas interval

R
P=
K
20
P=
5

P = 4 (Pembulatan 4)

4) Mean (X)
∑ 𝑓𝑖𝑋𝑖
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖
1875
𝑥̅ =
22

𝑥̅ = 85,22 (Pembulatan 85)

5) Menghitung standar deviasi (SD)


∑𝑓𝑖(𝑥ᵢ−𝑥)2
SD1= √ (𝑛−1)

760,25
SD1 = √ 22−1

760,25
SD1 = √ 21

SD1 = √36,20
SD1 = 7,31
6) Menghitung varians (S2)/ Homogenitas sampel
∑ ( 𝑋𝑖 −𝑋)2
𝑆2 = 𝑛−1
169
𝑆 2 = 22−1
169
𝑆2 = 21

𝑆 = √8,047
𝑆 = 53,51

ix
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar biologi materi

sistem gerak pada manusia peserta didik kelas eksperimen 1 (VIII.1) setelah

dilakukan posttest yang dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi

Frekuensi Nilai Persen


Interval Frekuensi 2 2
Kumulatif Tengah (fi.xi) (xi-𝑥̅ ) F (xi-𝑥̅ ) tase
Kelas (fi)
(fk) (xi) %

75-78 4 4 76,5 306 72,25 289 18%

79-82 5 9 80,5 402,5 20,25 101,25 23%

83-86 4 13 84,5 338 0,25 1 18%

87-90 4 17 88,5 354 12,25 49 18%

91-95 5 22 93 465 64 320 23%

Jumlah 22 - - 1865, 169 760,25 100%


5
Sumber: Nilai Posttest Peserta Didik Kelas VIII.1 Pada Mata Pelajaran Biologi
Materi Sistem Gerak Pada Manusia

Tabel distribusi frekuensi dan persentase pretest hasil belajar biologi materi

sistem gerak pada manusia di atas menunjukkan bahwa frekuensi 5 merupakan

frekuensi tertinggi dengan persentase 23% berada pada interval 79-82 dan interval

91-95, frekuensi 4 merupakan frekuensi terendah dengan persentase 18% berada pada

interval 75-78, 83-86, 87-90.

ix
Gambar 4.2: Histogram Frekeunsi Posttest Hasil Belajar Materi Sistem Gerak
Pada Manusia Kelas Eksperimen 1 (VIII.1)

HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN


Y
6
5
FREKUENSI

4
3
2
1
0
74,5 78,5 82,5 86,5 90,5 95,5 X

NILAI INTERVAL KELAS

Data pada tabel distribusi frekuensi pretest dan posttest disimpulkan seperti

table di bawah:

Tabel 4.4: Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas
Eksperimen 1 (VIII.1) Media Songs Based Learning

Statistik Deskriptif Pretest Posttest

Jumlah Sampel 22 22

Skor Maksimum 35 95

Skor Minimum 10 75

Rata-Rata 20 85

Standar Deviasi 6,70 7,31

Sumber: Nilai Pretest dan Posttest Peserta Didik Kelas VIII.1MTS Manongkoki
Takalar pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Gerak Pada Manusia

ix
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa:

a. Pretest Kelas Eksperimen 1 (VIII.1)

Skor maksimum yang diperoleh sebelum dilakukan perlakuan pada kelas

eksperimen 1 (VIII.1) adalah 35 sedangkan skor terendah adalah 10 dan skor rata-

rata yang diperoleh adalah 20 dengan standar deviasi 6,70.

b. Posttest Kelas Eksperimen 1 (VIII.2)

Skor maksimum yang diperoleh sebelum dilakukan perlakuan pada kelas

eksperimen 1 (VIII.1) adalah 95 sedangkan skor terendah adalah 75 dan skor rata-

rata yang diperoleh adalah 85 dengan standar deviasi 7,31.

Berdasarkan hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen 1

(VIII.1) diperoleh nilai rata-rata hasil belajar biologi materi sistem gerak pada

manusia meningkat setelah dilakukan perlakuan, yakni nilai rata-rata pretest adalah

20 sedangkan nilai rata-rata posttest adalah 85 dengan selisih sebanyak 65.

ix
2. Deskripsi Hasil Belajar Peserta Didik yang Diajar dengan Media Video

Based Learning

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTS Manongkoki Takalar pada

peserta didik kelas VIII.2 penulis mengumpulkan data dari instrumen tes melalui nilai

hasil belajar post-test peserta didik.

Tabel 4.5 : Data Peserta Didik yang Diajar dengan Video Based Learning

Nilai
No Nama Siswa
Pretest Posttest
1 AA 30 85
2 E 25 75
3 F 20 80
4 H 15 85
5 I 15 90
6 I 35 95
7 MA 30 85
8 MAF 35 75
9 MAI 20 80
10 MA 20 90
11 MA 25 75
12 MF 15 80
13 MN 30 85
14 MY 35 90
15 N 25 95
16 NWM 35 90
17 PA 15 75
18 R 30 95

ix
Nilai
No Nama
Pretest Posttest
19 S 25 95
20 SD 20 80
21 S 15 95
22 S 35 80
Sumber : Data Hasil Belajar Biologi (Materi Sistem Gerak Pada Manusia) Peserta
Didik Kelas VIII.2
Berdasarkan tabel diatas data pretest dan Postest hasil belajar biologi materi

sistem gerak pada manusia peserta didik kelas VIII.2 MTS Manongkoki Takalar

berjumlah 22 sampel. Nilai pretest terendah yaitu 15 dan nilai tertinggi yaitu 35

sedangkan untuk nilai terendah pada postest peserta didik 75 dan nilai tertinggi yaitu

95. Nilai rata-rata pretest yaitu 25 sedangkan untuk posttest yaitu 85. Sesuai data

yang telah diperoleh peneliti, kita dapat melihat cukup jelas perbedaan nilai peserta

didik, setelah diterapkan media songs based learning. Sehingga kita dapat mengambil

kesimpulan bahwa dengan menerapkan media songs based learning ini, dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran biologi untuk materi

sistem gerak pada manusia.

a. Pretest Kelas Eksperimen 2 (VIII.2)

Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar biologi materi sistem gerak

pada manusia peserta didik kelas eksperimen 2 (VIII.2) setelah dilakukan pretest

sebagai berikut:

ix
1) Rentang nilai (Range)
R = (Xt – Xr)
R = 35 – 15
R = 20
2) Banyaknya kelas
K = 1 + (3,3) log n
K = 1 + 3,3 log 22
K = 1 + (3,3 x 1,34)
K = 1 + 4,422
K = 5,422 (Pembulatan 5)
3) Panjang kelas interval

R
P=
K
20
P=
5

P = 4 (Pembulatan 4)

4) Mean (X)
∑ 𝑓𝑖𝑋𝑖
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖
550
𝑥̅ =
22
𝑥 = 25 (Pembulatan 25)
5) Menghitung standar deviasi (SD)
∑𝑓𝑖(𝑥ᵢ−𝑥)2
SD1= √ (𝑛−1)

𝟖𝟏𝟐,𝟐𝟓
SD1= √ 22−1

𝟖𝟏𝟐,𝟐𝟓
SD1= √ 21

ix
SD1 = √38,67
SD1= 7,55
6) Menghitung varians (S2)/ Homogenitas sampel
∑ ( 𝑋𝑖 −𝑋)2
𝑆2 = 𝑛−1
𝟏𝟔𝟗
𝑆 2 =22−1
𝟏𝟔𝟗
𝑆 2 = 21

𝑆 =√8,047
𝑆 =57,14

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar biologi materi

sistem gerak pada manusia peserta didik kelas eksperimen 2 (VIII.2) setelah

dilakukan pretest yang dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi

Frekuensi Nilai Persen


Interval Frekuensi 2 2
Kumulatif Tengah (fi.xi) (xi-𝑥̅ ) Fi (xi-𝑥̅ ) tase
Kelas (fi)
(fk) (xi) %

15-18 5 5 16,5 82,5 72,25 361,25 23%

19-22 4 9 20,5 82 20,25 81 18%

23-26 4 13 24,5 98 0,25 1 18%

27-30 4 17 28,5 114 12,25 49 18%

31-35 5 22 33 165 64 320 23%

Jumlah 22 - - 541,5 169 812,25 100%


Sumber: Nilai Pretest Peserta Didik Kelas VIII.2 MTS Manongkoki Takalar pada
Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Gerak Pada Manusia

ix
Tabel distribusi frekuensi dan persentase pretest hasil belajar biologi materi

sistem gerak pada manusia di atas menunjukkan bahwa frekuensi 5 merupakan

frekuensi tertinggi dengan persentase 23% berada pada interval 15-18 dan 31,25.

Frekuensi 4 merupakan frekuensi terendah dengan persentase 18% berada pada

interval 19-22, 23-26, dan interval 27-30.

Gambar 4.3: Histogram Frekeunsi Pretest Hasil Belajar Materi Sistem Gerak
Pada Manusia Kelas Eksperimen 2 (VIII.2)

HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN


Y
6
5
FREKUENSI

4
3
2
1
0
14,5 18,5 22,5 26,5 30,5 35,5 X

NILAI INTERVAL KELAS

b. Posttest Kelas Eksperimen 2 (VIII.2)

Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar biologi materi sistem gerak

pada manusia peserta didik kelas eksperimen 2 (VIII.2) setelah dilakukan posttest

sebagai berikut:

1) Rentang nilai (Range)


R = (Xt – Xr)
R = 95-75
R = 20

ix
2) Banyaknya kelas
K = 1 + (3,3) log n
K = 1 + 3,3 log 22
K = 1 + (3,3 x 1,34)
K = 1 + 4,422
K = 5,422 (Pembulatan 5)
3) Panjang kelas interval

R
P=
K
20
P=
5

P = 4 (Pembulatan 4)

4) Mean (X)
∑ 𝑓𝑖𝑋𝑖
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖
1.875
𝑥̅ =
22
𝑥̅ = 85,22 (Pembulatan 85)
5) Menghitung standar deviasi (SD)

∑𝑓𝑖(𝑥ᵢ−𝑥)2
SD1= √ (𝑛−1)

760,25
SD1 = √ 22−1

760,25
SD1 = √ 21

SD1 = √36,20
SD1 = 7,315

ix
6) Menghitung varians (S2)/ Homogenitas sampel
∑ ( 𝑋𝑖 −𝑋)2
𝑆2 = 𝑛−1

169
𝑆 2 = 22−1
169
𝑆2 = 21

𝑆 = √8,047
𝑆 = 53,51

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar biologi materi

sistem gerak pada manusia peserta didik kelas eksperimen 2 (VIII.2) setelah

dilakukan posttest yang dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi

Frekuensi Nilai Persen


Interval Frekuensi
Kumulatif Tengah (fi.xi)) (xi-𝑥̅ )2 Fi (xi-𝑥̅ )2 tase
Kelas (fi)
(fk) (xi) %

75-78 4 4 76,5 306 72,25 289 18%

79-82 5 9 80,5 402,5 20,25 101,25 23%

83-86 4 13 84,5 338 0,25 1 18%

87-90 4 17 88,5 354 12,25 49 18%

91-95 5 22 93 465 64 320 23%

Jumlah 22 - - 1865,5 169 760,25 100%


Sumber: Nilai Posttest Peserta Didik Kelas VIII.2MTS Manongkoki Takalar pada
Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Gerak Pada Manusia

ix
Tabel distribusi frekuensi dan persentase pretest hasil belajar biologi materi

sistem gerak pada manusia di atas menunjukkan bahwa frekuensi 5 merupakan

frekuensi tertinggi dengan persentase 23% berada pada interval 79-82, dan interval

91-95, frekuensi 4 merupakan frekuensi terendah dengan persentase 18% berada pada

interval 75-78, 83,86 dan interval 87-90.

Histogram Frekeunsi Posttest Hasil Belajar Materi Sistem Gerak Pada Manusia
Kelas Eksperimen 2 (VIII.2)

HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN


Y
6
5
FREKUENSI

4
3
2
1
0 X
74,5 78,5 82,5 86,5 90,5 95,5
NILAI INTERVAL KELAS

Data pada tabel distribusi frekuensi pretest dan posttest disimpulkan seperti

table di bawah:

ix
Tabel 4.8: Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas
Eksperimen 2 (VIII.2) Media Video Based Learning

Statistik Deskriptif Pretest Posttest

Jumlah Sampel 22 22

Skor Maksimum 35 95

Skor Minimum 10 75

Rata-Rata 25 85

Standar Deviasi 7,55 7,31

Sumber: Nilai Pretest dan Posttest Peserta Didik Kelas VIII.2 MTS Manongkoki
Takalar pada Mata Pelajaran Biologi MateriSistem Gerak Pada Manusia

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa:

a. Pretest Kelas Eksperimen 2 (VIII.2)

Skor maksimum yang diperoleh sebelum dilakukan perlakuan pada kelas

eksperimen 2 (VIII.2) adalah 35 sedangkan skor terendah adalah 10 dan skor rata-

rata yang diperoleh adalah 25 dengan standar deviasi 7,55.

b. Posttest Kelas Eksperimen 2 (VIII.2)

Skor maksimum yang diperoleh sebelum dilakukan perlakuan pada kelas

eksperimen 2 (VIII.2) adalah 95 sedangkan skor terendah adalah 75 dan skor rata-

rata yang diperoleh adalah 85 dengan standar deviasi 7,31.

Berdasarkan hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen 2 (VIII.2)

diperoleh nilai rata-rata hasil belajar biologi materi sistem gerak pada manusia

ix
meningkat setelah dilakukan perlakuan, yakni nilai rata-rata pretest adalah 25

sedangkan nilai rata-rata posttest adalah 85 dengan selisih sebanyak 60

3. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Gerak Pada Manusia

Peserta Didik yang di ajar dengan Media Songs Based Learning dengan

Video Based Learning

Bagian ketiga ini adalah rumusan masalah terakhir, pada bagian ini akan

dijawab dengan menggunakan analisis statistik inferensial. Analisis ketiga ini ada 3

tahap untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap penerapan

media songs based learning dengan video based learning terhadap hasil belajar

peserta didik kelas VIII MTS Manongkoki Takalar atau tidak. Tahap yang dimaksud

adalah pengujian normalitas, selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas dan tahap

yang terakhir adalah pengujin hipotesis dengan t-test. Data yang diuji hanya

dilakukan pada hasil posttest kedua kelompok, pengujian tidak dilakukan pada

pretest. Hal ini dilakukan karena untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar kedua kelompok cukup dilakukan pengujian terhadap

hasil tes akhir setelah diberikan perlakuan. Berikut pengolahan data dengan tahap

yang dimaksud, yaitu:

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menyatakan apakah data skor hasil

belajar biologi pokok bahasan sistem gerak pada manusia untuk masing-masing kelas

eksperimen 1 (VIII.1) dan kelas eksperimen 2 (VIII.2) dari populasi berdistribusi

normal. Hipotesis untuk uji normalitas sebagai berikut:

ix
Hipotesis Nihil (H0) = populasi berdistribusi normal, jika sig.hitung > sig.tabel

Hipotesis Alternatif (H1) = populasi tak berdistribusi normal,

jika sig.hitung < sig.table

Berdasarkan hasil analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test data untuk

kelompok eksperimen 1 (VIII.1) yang diajar dengan media songs based learning,

maka diperoleh nilai sig.hitung = 0,091 untuk sig.tabel = 0,05, hal ini menunjukkan

sig.hitung > sig.tabel. Ini berarti data skor hasil belajar materi sistem gerak pada manusia

untuk kelompok eksperimen 1 (VIII.1) yang diajar dengan media songs based

learning, pembelajaran berdistribusi normal. Sedangkan hasil analisis data untuk

kelompok eksperimen yang diajar dengan media video based learning, diperoleh nilai

sig.hitung = 0,138 untuk sig.tabel = 0,05, hal ini menunjukkan sig.hitung > sig.tabel. Ini

berarti data skor hasil belajar materi sistem gerak pada manusia untuk kelompok

eksperimen 2 (VIII.2) yang diajar dengan media video based learning, berdistribusi

normal, sehingga data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas bertujuan untuk menyatakan apakah data skor hasil

belajar biologi pokok bahasan sistem gerak manusia untuk masing-masing kelas

eksperimen 1 (VIII.1) dan kelas eksperimen 2 (VIII.2) berasal dari populasi yang

homogen. Hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

Populasi homogen, jika sig. ˃ α

Populasi tidak homogen, jika sig. ˂ α

ix
Berdasarkan hasil analisis homogenitas menggunakan SPSS versi 23, maka

diperoleh hasil nilai signifikan sebesar 0,721 sedangkan nilai α = 0,05, ini

menunjukkan bahwa nilai signifikan > α. Hal ini berarti kedua kelompok eksperimen

tersebut berasal dari populasi yang homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar peserta didik

pada kelompok eksperimen 1 (VIII.1 ) yang diajar dengan media songs based

learning berbeda secara signifikan dengan hasil belajar peserta didik pada kelompok

eksperimen 2 (VIII.2) yang diajar dengan media video based learning. Dirumuskan

hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 = tidak ada perbedaan, jika nilai sig. (2-tailed) >α

H1 = ada perbedaan, jika nilai sig. (2-tailed) <α

Berdasarkan hasil analisis independent sample t-test maka diperoleh nilai sig.

(2-tailed) sebesar 0,380, dengan nilai α = 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig.

(2-tailed) > α, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak dan H0 diterima.

Sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik

yang diajar menggunakan media songs based learning dengan video based learning.

ix
B. Pembahasan

1. Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sistem Gerak Pada Manusia

yang diajar dengan Menggunakan Media Songs Based Learning

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas VIII.1 MTS Manongkoki

Takalar sebagai kelas eksperimen 1 yang diajar dengan media songs based learning

sebanyak dua kali pertemuan diperoleh data dari hasil belajar IPA biologi melalui

analisis statistik deskriptif dengan jumlah 20 soal pilihan ganda, yang berkaitan

dengan mata pelajaran IPA biologi pokok bahasan sistem gerak pada manusia. Maka

peneliti melakukan pengujian analisis statistik deskriptif sehingga diperoleh skor

untuk data pretest yaitu skor tertinggi 35, skor terendah 10, rata-rata skor 20 dan

standar deviasi adalah 6,70. Kemudian dilakukan pula perhitungan untuk data posttest

yang mana didapatkan skor tertinggi yaitu 95, skor terendah 75, rata-rata 85 dengan

standar deviasi 7,31. Berdasarkan data pretest dan posttest dapat dilihat peningkatan

hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah diberlakukan media songs based

learning yang mana rata-rata skor pretest sebesar 20 sedangkan setelah perlakuan

mengalami peningkatan dengan perhitungan skor posttest sebesar 85. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa skor posttest lebih besar dari pretest.

Penerapan media songs based learning dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik dimana pada proses pembelajaran siswa lebih mudah mengingat dan

menerima materi pelajaran karena tujuan penggunaan lagu yaitu untuk

mengintensifkan daya emosional dan kreativitas peserta didik. Selain itu penerapan

media songs based learning juga terbukti dapat meningkatkan motivasi peserta didik

ix
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini terlihat pada antusias peserta didik

untuk hadir serta berpartisipasi selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil

penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya oleh Muh. Arief Muhsin

“Pembelajaran Media Songs Based Learning Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai

Borong Kabupaten Sinjai”.81 Penelitian lainnya yang relevan adalah Dita Zahra Kirana

“Keefektifan penggunaan media lagu pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa

jerman peserta didik kelas X di Madrsah Aliyah Negeri Purworejo.82 Oleh karena itu media

songs based learning dapat diaplikasikan untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

2. Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sistem Gerak Pada Manusia

yang diajar dengan Menggunakan Media Video Based Learning

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas VIII.2 MTS Manongkoki

Takalar sebagai kelas eksperimen 2 yang diajar dengan media video based learning

sebanyak dua kali pertemuan diperoleh data dari hasil belajar IPA biologi melalui

analisis statistik deskriptif dengan jumlah 20 soal pilihan ganda, yang berkaitan

dengan mata pelajaran IPA biologi pokok bahasan sistem gerak pada manusia. Maka

peneliti melakukan pengujian analisis statistik deskriptif sehingga diperoleh skor

untuk data pretest yaitu skor tertinggi 35, skor terendah 10, rata-rata skor 25 dan

standar deviasi adalah 7,55. Kemudian dilakukan pula perhitungan untuk data

81
Muh. Arief Muhsin, Pembelajaran media songs based learning siswa kelas VII SMP Negeri
1 Sinjai Bororng Kab. Sinjai, Jurnal media Vol.1 No.2 (2012), Hal.127
82
Dita Zahra Kirana, Keefektifan penggunaan media lagu pada pembelajaran keterampilan
berbicara bahasa jerman peserta didik kelas X di Madrsah Aliyah Negeri Purworejo. Skripsi Sarjana
(Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Yogyakarta, 2014) Hal.14

ix
posttest, didapatkan skor tertinggi yaitu 95, skor terendah 75, rata-rata 85 dengan

standar deviasi 7,31. Berdasarkan data pretest dan posttest dapat dilihat peningkatan

hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah diberlakukan media video based

learning yang mana rata-rata skor pretest sebesar 25 sedangkan setelah perlakuan

mengalami peningkatan dengan perhitungan skor posttest sebesar 85. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa skor posttest lebih besar dari pretest.

Penerapan media video based learning dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik dikarenakan media ini dapat meningkatkan motivasi belajar dan tingkat

pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran karena memberikan gambaran

yang lebih luas dan variatif. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian

sebelumnya oleh penelitian Agustiningsih, Video Sebagai Alternatif Media

Pembelajaran Dalam Rangka Mendukung Keberhasilan Penerapan Kurikulum 2013

di Sekolah Dasar.83 Media video based learning dapat diaplikasikan untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

3. Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik yang diajar dengan Media Songs

Based Learning dan yang diajar dengan Video Based Learning

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa untuk pengujian hipotesis digunakan

rumus uji-t dengan taraf signifikansi α = 0.05. Syarat yang harus dipenuhi untuk

pengujian hipotesis adalah data yang diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai

83
Agustiningsih. Video Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Dalam Rangka Mendukung
Keberhasilan Penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Vol.4 No.1. Hal.66

ix
variansi yang homogen. Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalisasi bertujuan untuk

melihat apakah data tentang hasil belajar biologi tidak menyimpang dari distribusi

normal atau tidak sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua

kelompok berasal dari populasi yang homogen atau tidak.

Berdasarkan hasil analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test data untuk

kelompok eksperimen 1 (VIII.1) yang diajar dengan media songs based learning,

maka diperoleh nilai sig.hitung = 0,091 untuk sig.tabel = 0,05, hal ini menunjukkan

sig.hitung > sig.tabel. Ini berarti data skor hasil belajar materi sistem gerak pada manusia

untuk kelompok eksperimen 1 (VIII.1) yang diajar dengan media songs based

learning, pembelajaran berdistribusi normal. Sedangkan hasil analisis data untuk

kelompok eksperimen yang diajar dengan media video based learning, diperoleh nilai

sig.hitung = 0,138 untuk sig.tabel = 0,05, hal ini menunjukkan sig.hitung > sig.tabel. Ini

berarti data skor hasil belajar materi sistem gerak pada manusia untuk kelompok

eksperimen 2 (VIII.2) yang diajar dengan media video based learning, berdistribusi

normal, sehingga data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil analisis homogenitas menggunakan SPSS versi 23, maka

diperoleh hasil nilai signifikan sebesar 0,721 sedangkan nilai α = 0,05, ini

menunjukkan bahwa nilai signifikan > α. Hal ini berarti kedua kelompok eksperimen

tersebut berasal dari populasi yang homogen.

ix
Selanjutnya adalah uji hipotesis perbedaan antara nilai posttest kelas

eksperimen 1 (VIII.1) dan kelas eksperimen 2 (VIII.2), Berdasarkan hasil analisis

independent sample t-test maka diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,380, dengan

nilai α = 1,681. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) > α, sehingga dapat

disimpulkan bahwa H1 ditolak dan H0 diterima. Sehingga tidak terdapat perbedaan

yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan media

songs based learning dengan video based learning.


Hal ini di dasari pada teori belajar konstruktivisme, yaitu menyusun

pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, refleksi serta interpretasi.

Edward L. Thorndike mengemukakan beberapa hukum belajar yang dikenal sebagai

sebutan law of effect. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila respon

peserta didik terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau

kepuasan. Teori belajar stimulus-respon yang dikemukakan oleh Thorndike ini

disebut juga koneksionisme. Teori ini menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar

merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Berdasarkan

teori tersebut dalam penelitian ini akan dianalisis penggunaan media sebagai

stimulus. Thorndike mengemukakan pula bahwa kualitas dan kuantitas hasil belajar
peserta didik tergantung dari kualitas dan kuantitas Stimulus- Respon (S-R) dalam

pelaksanaan kegiatan belajar peserta didik. Thorndike mengemukakan pula bahwa

kualitas dan kuantitas hasil belajar peserta didik tergantung dari kualitas dan kuantitas

Stimulus- Respon (S-R) dalam pelaksanaan kegiatan belajar peserta didik. Ada tiga

tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman

piktorial/ gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).84

84
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Jogjakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 30

ix
Media songs based learning memiliki persamaan dengan video based

learning, persamaannya terletak pada penyajian materi. Kedua media ini penyajian

materinya masing-masing dalam bentuk video pembelajaran, yang membedakan

adalah songs based learning materi yang disajikan dalam video dikemas dalam

bentuk lirik lagu sedangkan video based learning materi dalam video tidak dikemas

dalam bentuk lirik lagu. Walaupun demikian, hasil dari pretest dan posttest

menunjukkan bahwa media songs based learning dengan video based learning
masing-masing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kedua kelas

tersebut. Keterangan ini diperoleh dari hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan

sebelumnya dengan materi tes sistem gerak. Selain itu, kedua kelompok subjek

penelitian (kelas VIII.1 dan kelas VIII.2) telah dibentuk dari kelas yang homogen.

Media songs based learning dan video based learning merupakan media yang

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Muh. Arief Muhsin, “Pembelajaran Media Songs

Based Learning Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Borong Kabupaten Sinjai”

yang menyatakan bahwa media songs based learning dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik dimana pada proses pembelajaran siswa lebih mudah mengingat

dan menerima materi pelajaran karena tujuan penggunaan lagu yaitu untuk

mengintensifkan daya emosional dan kreativitas peserta didik.85 Kemudian hasil

penelitian Dita Zahra Kirana “Keefektifan penggunaan media lagu pada pembelajaran

keterampilan berbicara bahasa jerman peserta didik kelas X di Madrsah Aliyah Negeri

85
Muh. Arief Muhsin, Pembelajaran media songs based learning siswa kelas VII SMP Negeri
1 Sinjai Bororng Kab. Sinjai, Jurnal media Vol.1 No.2 (2012), Hal.127

ix
Purworejo”, yang menyatakan penerapan media songs based learning terbukti dapat

meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal

ini terlihat pada antusias peserta didik untuk hadir serta berpartisipasi selama proses

pembelajaran berlangsung.86 Hasil penelitian lainnya oleh Agustiningsih, Video

Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Dalam Rangka Mendukung Keberhasilan

Penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar, yang menyatakan bahwa media video

based learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dikarenakan media ini

dapat meningkatkan motivasi belajar dan tingkat pemahaman peserta didik terhadap

materi pelajaran karena memberikan gambaran yang lebih luas dan variatif.87

Media songs based learning dan video based learning dapat menjadi referensi

bagi guru IPA untuk diterapkan dikelasnya. Media songs based learning dengan

video based learning baik digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

karena: 1) dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media songs based

learning dan media video based learning dapat meningkatkan interaksi antar peserta

didik dengan guru. 2) dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media songs

based learning dan video based learning peserta didik tidak cepat bosan karena

peserta didik dapat saling berdiskusi dalam kelompoknya. 3) dalam pembelajaran IPA

khususnya biologi, biasanya ditemukan istilah-istilah ilmiah yang sulit untuk diingat

86
Dita Zahra Kirana, Keefektifan penggunaan media lagu pada pembelajaran keterampilan
berbicara bahasa jerman peserta didik kelas X di Madrsah Aliyah Negeri Purworejo. Skripsi Sarjana
(Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Yogyakarta, 2014) Hal.14
87
Agustiningsih. Video Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Dalam Rangka Mendukung
Keberhasilan Penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Vol.4 No.1. Hal.66

ix
peserta didik. Dengan kedua media ini akan membantu peserta didik mengingat

istilah-istilah tersebut melalui proses pembelajaran yang berlangsung.

Selain itu, berdasarkan pengamatan dan hasil analisis peneliti bahwa pada

dasarnya terdapat perbedaan penerapan media songs based learning dengan media

video based learning, akan tetapi efektif tidaknya suatu media pembelajaran tidak

ditentukan oleh kecanggihan media tersebut. Media pembelajaran yang baik adalah

media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Dalam penelitian ini setiap kelas diberikan materi yang sama namun dengan media

yang berbeda. Meskipun terdapat perbedaan, tetapi dalam pembelajaran IPA dengan

menggunakan media songs based learning dan media video based learning diyakini

dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam berinteraksi selama proses

pembelajaran berlangsung.

Sebagai penegasan peneliti mengemukakan bahwa setelah membandingkan

kedua media pembelajaran melalui hasil analisis statistik bahwa tidak ditemukan

perbedaan terhadap hasil belajar peserta didik, hal ini berarti dalam penerapan media

songs based learning dengan video based learning sama-sama dapat meningkat hasil

belajar peserta didik sehingga kedua media pembelajaran tersebut dapat diterapkan

oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

ix
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar peserta didik kelas VIII.1 MTS Manongkoki Takalar yang diajar

menggunakan media songs based learning materi sistem gerak manusia dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata 85.

2. Hasil belajar peserta didik kelas VIII.2 MTS Manongkoki Takalar yang diajar

menggunakan video based learning materi sistem gerak manusia dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata 85.

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar peserta didik

yang diajar menggunakan media songs based learning dengan Video Based

learning.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan pada penelitian ini, maka

peneliti menyarakan mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi peserta didik MTS Manongkoki Takalar untuk lebih giat belajar agar

hasil belajarnya tetap meningkat.

2. Bagi para pendidik MTS Manongkoki Takalar untuk menggunakan media

setiap kali mengajar dan memperhatikan kesesuaian antara media dan materi

yang akan diajarkan.

78
ix
78
3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk meneliti lagi dari

beberapa variabel lain seperti model STAD (Student Teams Achievement

Division) dan yang dinilai kreativitas berfikir kritis siswa. Bukan hanya hasil

belajar yang dinilai.

C. Implikasi Penelitian

Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis

mengajukan beberapa saran, sebagai berikut.

1. Pembelajaran biologi sangatlah kompleks dalam proses meningkatkan hasil

belajar peserta didik, tetapi untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan

proses pembelajaran yang lebih tepat. Olehnya itu untuk meningkatkan hasil

belajar biologi pada peserta didik, para guru sebaiknya memanfaatkan media

pembelajaran yang sangat berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

Dengan adanya media pembelajaran dikelas yang dilakukan oleh guru maka

rasa ingin tahu peserta didik menjadi tinggi sehingga peserta didik tersebut

bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

2. Bagi para penentu kebijakan dalam bidang pendidikan agar hasil penelitian ini

dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan di MTS Manongkoki Takalar.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

perbandingan dan rujukan, untuk mencari model lain atau metode lain yang

dapat lebih meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi sistem gerak

pada manusia.

ix
L
A
M
P
I
R
A
N

ix
LAMPIRAN A
Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen

• A.1 Kelas Eksperimen 1 (VII.1)


• A.2 Kelas Eksperimen 2 (VII.2)

ix
Lampiran A1. Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 (Kelas VIII.1)

Nilai
NO Nama Siswa
Pretest Posttest
1 Abdul Rahman 25 85
2 Ahmad Yasin 20 80
3 Aril 20 75
4 Ashar Ramadhani 25 95
5 Asmaul Husna 20 90
6 Fitria Ramadani 10 85
7 Hafifah Husba Thalib 30 85
8 Indra 15 80
9 Irsham Jaya 20 75
10 Ishak Ramadhani 30 90
11 Kika Magfirah 15 75
12 Mardhiana Ramadhani 20 80
13 Muh. Afdhalul Alim 35 95
14 Muh. Alif Irsan 15 90
15 Muh. Arif Abdulrahman 15 85
16 Muh. Azzidin 25 95
17 Muh. Dirham 25 75
18 Muh. Ilham Iskandar 20 90
19 Muh. Nursafaat 25 80
20 Nurfadilah 10 95
21 Resky Sri Dewi 10 80
22 Riska Anugerah 20 95

ix
Lampiran A1. Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2 (Kelas VIII.2)

Nilai
NO Nama Siswa
Pretest Posttest
1 Andri Amiruddin 30 85
2 Erwin 25 80
3 Ferdyan 20 75
4 Hasnawati 15 95
5 Indahyani 15 90
6 Iqra 35 85
7 Muh. Afrisa 30 85
8 Muh. Agus Fian 35 80
9 Muh. Arsyam Ibrahim 20 75
10 Muh. Asrul 20 90
11 Muh. Aswar 25 75
12 Muh. Fahrefa 15 80
13 Muh. Nurfaisal 30 95
14 Muh. Yunus 35 90
15 Nursia 25 85
16 Nur Wahid Muhaimin 35 95
17 Putridianti Agus 15 75
18 Rahmadani 30 90
19 Saiful 25 80
20 Sapar Donding 20 95
21 Suardi 15 80
22 Suhaeni 35 95

ix
LAMPIRAN B
Analisis Data

• B.1 Analisis Deskriptif


• B.2 Analisis Inferensial

ix
B.1. Analisis Deskriptif

A. Analisis deskriptif hasil pretest kelas eksperimen 1

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Pretest
22 25.00 10.00 35.00 20.4545 6.70982 45.022
eksperimen 1
Valid N (listwise) 22

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Posttest
22 20.00 75.00 95.00 85.2273 7.31555 53.517
eksperimen 1
Valid N (listwise) 22

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Pretest
22 20.00 15.00 35.00 25.0000 7.55929 57.143
eksperimen 2
Valid N (listwise) 22

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Posttest
22 20.00 75.00 95.00 85.2273 7.31555 53.517
eksperimen 2
Valid N (listwise) 22

ix
B.2. Analisis Inferensial

A. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

KELAS Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HASIL BELAJAR PRETEST KELAS 1 .163 22 .131 .943 22 .223


PESERTA DIDIK POSTTEST KELAS 1 .172 22 .091 .889 22 .018

PRETEST KELAS 2 .155 22 .183 .879 22 .012

POSTTEST KELAS 2 .162 22 .138 .904 22 .035

a. Lilliefors Significance Correction

B. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

HASIL BELAJAR PESERTA Based on Mean .445 3 84 .721


DIDIK Based on Median .506 3 84 .679

Based on Median and with


.506 3 82.731 .679
adjusted df

Based on trimmed mean .482 3 84 .695

C. Uji Hipotesis

ix
LAMPIRAN C
Instrument Penelitian

• C.1. Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP)
• C.2. Soal Tes Hasil Belajar

ix
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : MTS

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Materi pokok : Sistem Gerak Pada Manusia

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI.1 dan KI.2
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, ‘’Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya’’. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial yaitu,
‘’Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleransi, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai masalah dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia’’. Kedua kompetensi tersebut
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KI.3 KI.4
Memahami, menerapkan, menganalisis, Mengolah, menalar, menyaji, dan
dan mengevaluasi pengetahuan menciptakan dalam ranah
faktual, konseptual, prosedural, konkret dan ranah abstrak terkait
dan metakognitif berdasarkan dengan pengembangan dari yang
rasa ingin tahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri dan mampu m
budaya, dan humaniora dengan enggunakan metoda sesuai
wawasan kemanusiaan, kaidah keilmuan.
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab

ix
fenomena dan kejadian. Serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


No KD Pengetahuan No IPK Pengetahuan
Memahami gerak pada makhluk
hidup, sistem gerak pada
3.1 manusia, dan upaya 3.1.1 Menjelaskan pengertian gerak
menjaga kesehatan
sistem gerak

Menjelaskan fungsi rangka


3.1.2
manusia

Menyebutkan bagian-bagian
3.1.3
rangka manusia

No KD Keterampilan No IPK Keterampilan

Membuat tulisan tentang


Membuat tulisan tentang cara
berbagai gangguan pada
mencegah dan
4.1 sistem gerak, serta upaya 4.1.1
mengatasi penyakit
menjaga kesehatan
tulang
sistem gerak manusia

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sistem gerak.
2. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi rangka, sendi, dan otot.
3. Peserta didik mampu menguraikan bagian-bagian rangka pada manusia.
4. Peserta didik mampu menyebutkan gangguan dan penyakit pada sistem
gerak.

ix
D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan Konsep
2. Metode dan Model Pembelajaran : Songs Based Learning dan
Cooperative Learning

E. Alat, Media, dan Sumber Belajar


1) Alat/Media : Buku, Spidol, Papan tulis, LCD, Video
2) Sumber Belajar : Nur Kuswanti, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas
IX Edisi 4. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Ayat yang berkaitan dengan materi sistem gerak pada manusia
Salah satu ayat yang berkaitan dengan sistem gerak pada manusia
terdapat pada Q.S. Al-Baqarah ayat 259 :

ََ‫ََُّللاَُمِ ائَة‬ ‫علَ ٰىَع ُُرو ِش َهاَقَالََأَنه ٰىَيُ ْح ِييَ ٰ َه ِذه ه‬


‫ََِّللاَُ َب ْعدََ َم ْو ِت َهَاََۖفَأ َ َماتَه ه‬ َ ٌَ‫ِيَخَا ِو َية‬ َ َ‫أ َ ْوَكَالهذِيَ َم هر‬
َ ‫علَ ٰىَقَ ْر َية‬
َ ‫ٍَوه‬
َ َ‫امك‬ َ َ‫َى‬
ِ َ‫طع‬ ُ ‫ع ٍامَفَا ْن‬
ٰ َ‫ظ ْرَإِل‬ ِ َ‫ضَيَ ْو ٍمََۖقَالََبَ ْلَلَبِثْت‬
َ ََ‫َمائَة‬ َ ‫َ َع ٍامَثُمبَعَثَهََُۖقَالََ َك ْمَلَبِثْتَ ََۖقَالََلَبِثْتُ َيَ ْو ًماَأَ ْوَبَ ْع‬
َ‫ْفَنُ ْنش ُِزهَاَث ُ هم‬
َ ‫ظ ِامَ َكي‬ ْ َ‫ظ ْرَإَِل‬
َ ‫ىَال ِع‬ ُ ‫َۖوا ْن‬ ِ ‫َو ِلنَجْ عَلَكَ َآيَةًَ ِللنه‬
َ َ‫اس‬ َ َ‫ارك‬ ُ ‫َۖوا ْن‬
ِ ‫ظ ْرَإِلَ ٰى‬
ِ ‫َح َم‬ َ َ‫َوش ََرابِكَََلَميَت‬
َ َ‫سنه ْه‬
ٌَ‫ش ْيءٍ َقَدِير‬
َ َ‫علَ ٰىَ ُك ِل‬ ‫سوهَاَلَحْ ًماََۚفَلَ هماَتَبَيهنَ َلَ ُهقَالََأَ ْعلَ ُمَأَ هن ه‬
َ ََ‫ََّللا‬ ُ ‫نَ ْك‬
Terjemahnya :
Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah
keledaimu yang telah menjadi tulang belulang. Dan agar kami jadikan engkau
tanda kekuasaan kami bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang (keledai itu),
bagaimana kami menyusunnya kembali kemudian kami membalutnya dengan
daging. Maka ketika telah nyata baginya, diapun berkata, “Saya mengetahui
bahwa Allah Maha kuasa atas segala sesuatu”.

ix
2. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I ( 2 x 45 menit )

Deskripsi Kegiatan pembelajaran Alokasi waktu


1. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam dan berdo’a
sebelum memulai pelajaran
b. Guru mengabsen peserta didik
c. Guru memastikan bahwa peserta didik
sudah siap untuk melakukan proses
pembelajaran
d. Guru memberikan apersepsi berupa hal-hal
yang berkaitan dengan sistem gerak pada 10 menit
manusia. “Bagaimana cara teman kalian
sampai ke depan kelas? Anggota tubuh
apakah yang digunakan untuk bergerak?”
e. Guru menyampaikan judul materi
pembelajaran yang akan dilakukan
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
g. Guru menyampaikan alur pembelajaran
yang akan dilakukan

ix
2. Kegiatan Inti
a. Peserta didik membentuk suatu kelompok
heterogen yang terdiri dari 6 orang
b. Guru menampilkan video berisi lagu yang
disesuaikan dengan materi bahan ajar
c. Peserta didik mengamati video yang telah
disajikan lalu mencatat atau membuat
rangkuman materi yang telah didapat
dalam video yang berisikan lagu mengenai
materi sistem gerak pada manusia
tersebut.
65 menit
d. Masing-masing peserta didik dalam satu
kelompok mencatat atau membuat
rangkuman
e. Perwakilan peserta didik dari setiap
kelompok mempresentasekan rangkuman
yang telah dibuat
f. Guru merefleksi hasil presentasi pseserta
didik

3. Kegiatan Penutup
a. Peserta didik bersama guru menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah dipelajari.
b. Guru menyampaikan materi selanjutnya
15 menit
yang akan dibahas minggu depan.
c. Guru menutup proses pembelajaran dan
memberi salam

Pertemuan 2 ( 2 x 45 menit )

Deskripsi Kegiatan pembelajaran Alokasi waktu


1. Pendahuluan
10 Menit
a. Guru mengucapkan salam dan berdo’a

ix
sebelum memulai pelajaran
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru memastikan bahwa siswa sudah siap
untuk melakukan proses pembelajaran
d. Guru memberikan apersepsi berupa hal-
hal yang berkaitan dengan materi sistem
gerak pada manusia. “Selain sendi, apa
nama organ tubuh kita yang membantu
bergerak?”
e. Guru menyampaikan judul materi
pembelajaran yang akan dilakukan
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
g. Guru menyampaikan alur pembelajaran
yang akan dilakukan
2. Kegiatan Inti
a. Peserta didik membentuk suatu kelompok
heterogen yang terdiri dari 6 orang
b. Guru menampilkan video berisi lagu yang
disesuaikan dengan materi bahan ajar
c. Peserta didik mengamati video yang telah
disajikan lalu mencatat atau membuat
rangkuman materi yang telah didapat
dalam video yang berisikan lagu mengenai
materi sistem gerak pada manusia tersebut.
65 Menit
d. Masing-masing peserta didik dalam satu
kelompok mencatat atau membuat
rangkuman
e. Perwakilan peserta didik dari setiap
kelompok mempresentasekan rangkuman
yang telah dibuat
f. Guru merefleksi hasil presentasi peserta
didik.

ix
3. Kegiatan Penutup 15 menit
a. Peserta didik bersama guru menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah dipelajari.
b. Guru menyampaikan materi selanjutnya
yang akan dibahas minggu depan.
c. Guru menutup proses pembelajaran dan
memberi salam

B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik penilaian
a) Penilaian sikap : observasi/pengamatan
b) Penilaian pengetahuan : tes tertulis /pilihan ganda
c) Penilaian keterampilan : produk
2. Bentuk penilaian
a) Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b) Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c) Produk : laporan hasil pengamatan
3. Instrument penilaian (terlampir)
4. Remedial
✓ Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian Kdnya
belum tuntas
✓ Tes remedial dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali
tes belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali
5. Pengayaan
Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan yang diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut :

ix
✓ Siswa yang mencapai nilai n (ketuntasan)<n<n(maksimum)
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan.
✓ Siswa yang mencapai nilai n>n(maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.

Makassar, 2019

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

ix
LAMPIRAN 1

A. Sistem Rangka Manusia

Kerangka tubuh manusia terletak di dalam tubuh ditutupi oleh kulit dan

daging sehingga disebut rangka dalam. Rangka berfungsi untuk menunjang tubuh dan

memberi bentuk tubuh, sebagai tempat melekatnya otot-otot rangka. Rangka juga

mempunyai fungsi sebagai alat gerak pasif dan pelindung bagian tubuh yang lunak.

Rongga tulang pada rangka manusia yang bersumsum merah adalah pusat penghasil

sel-sel darah.

Rangka manusia terdiri dari ± 206 ruas tulang yang memiliki ukuran dan

bentuk yang bervariasi. Tulang-tulang penyusun rangka dikelompokkan menjadi

tulang tengkorak, tulang pembentuk tubuh dan tulang anggota gerak.

Anggota gerak dikelompokkan menjadi anggota gerak atas dan anggota gerak

bawah. Tulang anggota gerak atas terdiri dari lengan, tulang hasta, tulang pengumpil,

tulang pergelangan tangan, tulang telapak tangan dan tulang jari tangan. Tulang

anggota gerak bawah terdiri dari tulang paha, tulang kering, tulang betis, tulang

pergelangan kaki, tulang telapak kaki dan tulang jari kaki.

Susunan dan bentuk tulang anggota gerak atas sesuai dengan fungsi lengan,

misalnya untuk mengangkat, melempar, memukul, memegang, menggenggam,

memungut, dan menjumput. Tulang Anggota gerak bawah mempunyai bentuk dan

susunan tulang anggota gerak bawah lebih disesuaikan untuk berjalan, berlari, dan

menahan beban tubuh.

ix
1. Tulang sebagai penyusun rangka

Sistem rangka manusia merupakan kumpulan dari 206 tulang yang saling

berhubungan satu sama lain membentuk sistem gerak. Rangka tubuh manusia

mempunyai berbagai macam fungsi. Antara lain memberi bentuk tubuh, melindungi

bagian-bagian tubuh yang lemah, menegakkan tubuh, tempat melekatnya otot-otot

rangka, sebagai alat gerak pasif, sebagai tempat produksi sel-sel darah merah dan

sebagai tempat cadangan kalsium dan fosfat. Tulang penysusun rangka tubuh

manusia dapat dibedakan berdasarkan letak/posisi, bentuk, dan struktur jaringan

penyusunnya.

b. Tulang berdasarkan letak/posisinya

Secara garis besar rangka tubuh manusia dapat dibedakan atas rangka sumbu

tubuh (axial skeleton) dan rangka anggota gerak tubuh (appendicular skeleton).

Rangka sumbu tubuh terdiri atas tulang tengkorak, tulang dada, tulang rusuk dan

ruas-ruas tulang belakang tersusun atas 7 tulang leher, 12 ruas tulang panggung, 5

ruas tulang pinggang, dan 4 ruas tulang ekor yang menjadi satu.

c. Tulang berdasarkan bentuknya

1) Tulang panjang/tulang pipa (Ossa Longa)

Tulang ini memiliki ukuran panjang lebih besar daripada tebal/lebarnya.

Contohnya tulang paha (femur), tulang betis (Fibula), tulang kering (Tibia), tulang

lengan atas (Humerus), tulang hasta (Radius) dan tulang pengumpil (ulna).

ix
2) Tulang pendek (Ossa Brevia)

Tulang pendek memiliki ukuran panjang sama dengan lebar/tebalnya.

Contohnya tulang pendek, antara lain tulang-tulang pergelangan tangan (metacarpal)

dan tulang-tulang pergelangan kaki (metatarsal).

3) Tulang Pipih (Ossa Piana)

Tulang pipih merupakan tulang-tulang yang berbentuk lebar pipih. Contohnya

tulang dahi, tulang ubun-ubun, dan tulang dada.

4) Tulang tidak beraturan

Tulang yang tidak dapat dimasukkan ke dalam 3 kelompok di atas disebut

tulang tidak beraturan. Contohnya tulang wajah dan ruas-ruas tulang belakang

(intervebral disks).

d. Tulang berdasarkan jenis penyusunnya

Berdasarkan jenis penyusunnya, tulang dibedakan atas tulang keras dan tulang

rawan

1) Tulang keras

Sesuai dengan namanya, tulang keras merupakan tulang yang padat dan keras

karena tersusun dari 70% zat anorganik terutama kalsium fosfat, dan 30% zat organik

yang terbentuk serabut tebal dan padat yang saling menjalin (serabut kolagen). Ciri

utama tulang keras adalah adanya sel osteosit yang berperan dalam pembentukan

matrik tulang. Tulang keras terdiri atas tulang kompak (compact bone) dan tulang

spongiosa (spongy bone). Perbedaan keduanya pada susunan matriknya, yaitu tulang

ix
kompak mempunyai matrik yang tersusun padat sedangkan tulang spongiosa

matriknya berongga-rongga.

2) Tulang Rawan

Tulang rawan tidak mengandung kristal kalsium fosfat karena tidak memiliki

sel osteosit. Sel penyusun tulang rawan disebut sel kondrosit. Berdasarkan ada

tidaknya serabut, tulang rawan dibedakan lagi menjadi tulang rawan hialin (tidak ada

serabut), tulang rawan elastis (mengandung serabut elastis) dan tulang rawan fibrosa

(mengandung serabut kolagen).

2. Persendian

Persendian atau artikulasi merupakan hubungan antara tulang dengan tulang.

Hubungan ini kadang longgar sehingga memungkinkan kedua tulang yang

berhubungan dapat bergerak bebas, namun ada hubungan antar tulang yang sangat

erat sehingga tidak memungkinkan adanya gerak sama sekali. Persendian dapat

dibedakan berdasarkan kemungkinan adanya gerak antar tulang yang berhubungan

dan berdasarkan strukturnya.

a. Berdasarkan adanya gerak

Persendian berdasarkan kemungkinan geraknya dapat dibedakan atas

sinartrosis, amfitrosis dan diartrosis.

1) Sinartrosis merupakan persendian yang tidak memungkinkan adanya gerak sama

sekali antara tulang yang bersambungan atau sering disebut sendi mati. Contohnya

persendian antara tulang-tulang tengkorak.

ix
2) Amfiartrosis adalah persendian yang memungkinkan adanya sedikit gerakan antara

tulang-tulang yang bersendi. Contohnya persambungan antara ruas-ruas tulang

belakang dan antara tulang rusuk dan tulang dada.

3) Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan adanya gerak bebas antara

tulang-tulang yang bersendi. Diartrosis dibedakan menjadi 4 macam yaitu sendi

engsel, sendi luncur, sendi peluru, sendi putar, sendi pelana, dan sendi elipsoidal.

3. Sistem otot manusia

a. Macam-macam otot manusia

1) Otot lurik (Otot rangka)

Rangka tubuh manusia dapat bergerak karena adanya kontraksi dan relaksasi

dari otot rangka (otot lurik). Otot ini bekerja di bawah kendali sistem saraf sadar atau

bekerja menurut kehendak kita. Otot rangka umumnya melekat pada rangka namun

ada yang tidak melekat sama sekali. Misalnya otot lidah, dan otot mata eksternal.

Ujung otot yang melekat pada tulang disebut tendon. Ujung otot yang melekat pada

tulang yang cenderung diam disebut origo. Sedangkan yang melekat pada tulang yang

relatif aktif disebut insersio.

Otot rangka tersusun atas sel-sel yang panjang, tidak bercabang, berinti banyak

menyebar di bagian pinggir atau sering disebut serabut otot (muscle fiber), bila dilihat

di bawah mikroskop terlihat adanya garis-garis melintang gelap terang.

2) Otot polos

Berbeda dengan otot lurik, pada otot polos tidak terdapat garis melintang ketika

dilihat di bawah mikroskop. Otot polos berbentuk seperti gelendong dengan satu inti

ix
terletak di tengah. Otot polos dapat dijumpai pada organ-organ dalam dan pembuluh

darah manusia. Misalnya pada saluran pencernaan makanan, kantung kencing, uterus,

ureter, dan sebagainya. Otot polos bekerja di luar keasadaran kita.

3) Otot jantung

Otot jantung merupakan otot yang khas karena bentuknyamenyerupai otot

rangka tetapi sifatnya sama dengan otot polos, yaitu di luar kesadaran kita (otomatis).

Otot jantung bercabang-cabang mempunyai inti di tengah sel dan terdapat garis

melintang gelap terang seperti pada otot rangka.

B. Gangguan pada sistem rangka

1. Gangguan pada tulang

Beberapa gangguan yang dapat terjadi pada tulang, antara lain rikets,

osteomalasia, osteoporosis, osteopenia, dan artritis

• Rikets, suatu kelainan tulang pada anak yang disebabkan oleh defisiensi

vitamin D.

• Osteomalasia, kelainan tulang karena defisiensi vitamin D pada orang

dewasa. Tulang kekurangan fosfor dan kalsium sehingga menjadi lunak.

• Osteoporosis atau osteopenia, kelainan tulang yang kebanyakan diderita

oleh orang tengah baya atau tua yang sudah menopause.

ix
2. Gangguan pada sistem otot

Beberapa gangguan otot antara lain :

• Fibrosis, berupa pembentukan jaringan fibrosa akibat menumpuknya serat

kolagen yang jumlahnya berlebihan pada otot yang secara normal tidak

ada.

• Fibrosistis, peradangan pada jaringan fibrosa biasanya menyebabkan rasa

sakit karena terjadi kekakuan pada jaringan fibrosa dan otot yang

dilapisinya.

• Distrofi otot, degenerasi otot yang diturunkan (keturunan) dan

menyebabkan otot rangka menjadi lemah sehingga penderita seperti

mengalami kelumpuhan.

• Miastenia grafis, keadaan melemahnya otot-otot rangka terutama daerah

muka dan tenggorokan yang disebabkan oleh gangguan

padapersambungan saraf otot. Biasanya menyerang orang dewasa.

ix
LAMPIRAN 2

Petunjuk:
1. Berdo’alah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal
2. Bacalah soal dengan benar dan tenang
3. Kerjakanlah terlebih dahulu soal yang menurut anda lebih mudah
4. Berilah tanda X pada jawaban yang menurut anda benar pada lembar jawaban
yang telah disediakan
5. Selamat bekerja

1. Alat gerak pada manusia terdiri dari rangka dan otot. Pernyataan berikut ini yang
tidak benar berkaitan dngan gerak pada manusia adalah...
a. Rangka merupakan alat gerak pasif
b. Otot terlibat dalam gerakan dan menempel pada rangka adalah otot polos
c. Tulang-tulang yang terlibat dalam gerakan akan membentuk persendian
d. Tulang akan digerakkan oleh kontraksi otot
2. Berikut ini adalah fungsi rangka sebagai alat gerak, kecuali......
a. Menggerakkan otot bisep dan trisep
b. Sebagai tempat pelekatan otot
c. Bekerja sebagai pengungkit
d. Melindungi organ-organ yang halus/lunak
3. Sendi yang memungkinkan melakukan gerakan ke segala arah adalah sendi.....
a. Pelana
b. Geser
c. Peluru
d. Putar

ix
4. Apabila seseorang ditanya dan menjawab “tidak” sambil menggelengkan kepala.
Persendian yang terlibat dalam gerakan tersebut adalah.......
a. Putar
b. Peluru
c. Luncur
d. Pelana
5. Sistem gerak yang dimiliki manusia memungkinkan seorang atlet bola basket
untuk dapat melompat melakukan “slamdunk” menjaringkan bola ke dalam ring.
Yang termasuk dalam sistem gerak tersebut adalah........
a. Tulang dan tendon
b. Saraf dan otot
c. Tulang dan otot
d. Tulang dan sendi
6. Tulang penyusun rangka tubuh manusia dapat dibedakan atas tulang penyusun
poros tubuh dan tulang anggota gerak. Di bawah ini yang termasuk tulang
penyusun poros tubuh manusia adalah....
a. Tulang dan dada (sternum)
b. Tulang lengan atas
c. Tulang paha
d. Tulang belikat
7. Tulang-tulang penyusun rangka tubuh manusia saling berhubungan satu dengan
lainnya. Hubungan antar yang memungkinkan adanya gerak bebas disebut.....
a. Sinartrosis
b. Amfiartrosis
c. Diartrosis
d. Sindesmosis

ix
8. Sifat khas yang dimilki jaringan otot sehingga mampu melakukan gerakan
adalah.....
a. Iritabilitas
b. Konduktivitas
c. Kontraktivitas
d. Merespon rangsangan (stimulus)
9. Otot yang melekat pada rangka tubuh manusia dan berfungsi sebagai alat gerak
aktif di bawah kendali sistem saraf sadar adalah....
a. Otot polos
b. Otot rangka
c. Otot jantung
d. Otot polos dan otot lurik
10. Otot jantung dan otot lurik memiliki perbedaan dalam hal.....
a. Sifat kerja
b. Sifat kerja, bentuk dan letak
c. Bentuk
d. Letak
11. Pernyataan yang benar antara tulang rawan pada anak-anak dan pada orang
dewasa adalah…..
a. Pada anak-anak berasal dari perikondrium, pada orang dewasa berasal dari
kondroblas
b. Pada anak-anak berasal dari sumsum tulang belakang, pada orang dewasa
berasal dari kondroblas
c. Pada anak-anak berasal dari mesemkim, pada orang dewasa berasal dari
sumsum tulang
d. Pada anak-anak berasal dari mesemkim, pada orang dewasa berasal dari
perikondrium

ix
12. Tulang belakang memiliki fungsi yaitu…..
a. Sebagai alat gerak aktif
b. Tempat penyimpanan energy
c. Tempat pembentukan sel darah
d. Menopang kepala dan bagian tubuh lainnya
13. Tulang jari-jari tangan disebut…
a. Karpal
b. Radius
c. Falangus
d. Humerus
14. Tipe persendian yang terjadi antar tulang atlas dengan tulang tengkorak adalah...
a. Putar
b. Engsel
c. Pelana
d. Peluru
15. Jenis gangguan pada otot yang berupa pembentukan jaringan fibrosa akibat
menumpuknya serat kolagen yang jumlahnya berlebihan adalah....
a. Fibrosis
b. Fibrosistis
c. Distrofi otot
d. Miastenia grafis

SELAMAT MENGERJAKAN

ix
LEMBAR JAWABAN

Nama :
Kelas :
NIS :

NO. Pilihan Jawaban

A B C D E
1
A B C D E
2
A B C D E
3
A B C D E
4
A B C D E
5
A B C D E
6
A B C D E
7
A B C D E
8
A B C D E
9
A B C D E
10
A B C D E
11
A B C D E
12
A B C D E
13
A B C D E
14
A B C D E
15
A B C D E
16
A B C D E
17
A B C D E
18
A B C D E
19
A B C D E
20

ix
KUNCI JAWABAN

1. B
2. A
3. C
4. A
5. C
6. A
7. C
8. C
9. D
10. B
11. D
12. D
13. C
14. A
15. A

ix
C2. Soal Tes Hasil Belajar
Petunjuk:
1. Berdo’alah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal
2. Bacalah soal dengan benar dan tenang
3. Kerjakanlah terlebih dahulu soal yang menurut anda lebih mudah
4. Berilah tanda X pada jawaban yang menurut anda benar pada lembar jawaban
yang telah disediakan
5. Selamat bekerja

1. Alat gerak pada manusia terdiri dari rangka dan otot. Pernyataan berikut ini yang
tidak benar berkaitan dngan gerak pada manusia adalah...
a. Rangka merupakan alat gerak pasif
b. Otot terlibat dalam gerakan dan menempel pada rangka adalah otot polos
c. Tulang-tulang yang terlibat dalam gerakan akan membentuk persendian
d. Tulang akan digerakkan oleh kontraksi otot
2. Berikut ini adalah fungsi rangka sebagai alat gerak, kecuali......
a. Menggerakkan otot bisep dan trisep
b. Sebagai tempat pelekatan otot
c. Bekerja sebagai pengungkit
d. Melindungi organ-organ yang halus/lunak
3. Sendi yang memungkinkan melakukan gerakan ke segala arah adalah sendi.....
a. Pelana
b. Geser
c. Peluru
d. Putar
4. Apabila seseorang ditanya dan menjawab “tidak” sambil menggelengkan kepala.
Persendian yang terlibat dalam gerakan tersebut adalah.......
a. Putar
b. Peluru

ix
c. Luncur
d. Pelana
5. Sistem gerak yang dimiliki manusia memungkinkan seorang atlet bola basket
untuk dapat melompat melakukan “slamdunk” menjaringkan bola ke dalam ring.
Yang termasuk dalam sistem gerak tersebut adalah........
a. Tulang dan tendon
b. Saraf dan otot
c. Tulang dan otot
d. Tulang dan sendi
6. Tulang penyusun rangka tubuh manusia dapat dibedakan atas tulang penyusun
poros tubuh dan tulang anggota gerak. Di bawah ini yang termasuk tulang
penyusun poros tubuh manusia adalah....
a. Tulang dan dada (sternum)
b. Tulang lengan atas
c. Tulang paha
d. Tulang belikat
7. Tulang-tulang penyusun rangka tubuh manusia saling berhubungan satu dengan
lainnya. Hubungan antar yang memungkinkan adanya gerak bebas disebut.....
a. Sinartrosis
b. Amfiartrosis
c. Diartrosis
d. Sindesmosis
8. Sifat khas yang dimilki jaringan otot sehingga mampu melakukan gerakan
adalah.....
a. Iritabilitas
b. Konduktivitas
c. Kontraktivitas
d. Merespon rangsangan (stimulus)

ix
9. Otot yang melekat pada rangka tubuh manusia dan berfungsi sebagai alat gerak
aktif di bawah kendali sistem saraf sadar adalah....
a. Otot polos
b. Otot rangka
c. Otot jantung
d. Otot polos dan otot lurik
10. Otot jantung dan otot lurik memiliki perbedaan dalam hal.....
a. Sifat kerja
b. Sifat kerja, bentuk dan letak
c. Bentuk
d. Letak
11. Pernyataan yang benar antara tulang rawan pada anak-anak dan pada orang
dewasa adalah…..
a. Pada anak-anak berasal dari perikondrium, pada orang dewasa berasal dari
kondroblas
b. Pada anak-anak berasal dari sumsum tulang belakang, pada orang dewasa
berasal dari kondroblas
c. Pada anak-anak berasal dari mesemkim, pada orang dewasa berasal dari
sumsum tulang
d. Pada anak-anak berasal dari mesemkim, pada orang dewasa berasal dari
perikondrium
12. Tulang belakang memiliki fungsi yaitu…..
a. Sebagai alat gerak aktif
b. Tempat penyimpanan energy
c. Tempat pembentukan sel darah
d. Menopang kepala dan bagian tubuh lainnya
13. Tulang jari-jari tangan disebut…
a. Karpal
b. Radius

ix
c. Falangus
d. Humerus
14. Tipe persendian yang terjadi antar tulang atlas dengan tulang tengkorak adalah...
a. Putar
b. Engsel
c. Pelana
d. Peluru
15. Jenis gangguan pada otot yang berupa pembentukan jaringan fibrosa akibat
menumpuknya serat kolagen yang jumlahnya berlebihan adalah....
a. Fibrosis
b. Fibrosistis
c. Distrofi otot
d. Miastenia grafis

SELAMAT MENGERJAKAN

ix
LEMBAR JAWABAN

Nama :
Kelas :
NIS :

NO. Pilihan Jawaban

A B C D E
1
A B C D E
2
A B C D E
3
A B C D E
4
A B C D E
5
A B C D E
6
A B C D E
7
A B C D E
8
A B C D E
9
A B C D E
10
A B C D E
11
A B C D E
12
A B C D E
13
A B C D E
14
A B C D E
15
A B C D E
16
A B C D E
17
A B C D E
18
A B C D E
19
A B C D E
20

ix
KUNCI JAWABAN

1. B
2. A
3. C
4. A
5. C
6. A
7. C
8. C
9. D
10. B
11. D
12. D
13. C
14. A
15. A

ix
LAMPIRAN D
Dokumentasi

ix
ix
RIWAYAT HIDUP

Muslimah. Lahir di Takalar, Kecamatan Polongbangkeng

Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, Pada tanggal

27 September 1997. Merupakan anak pertama dari Ida Royani dan

Muh. Yusuf.Memulai pendidikan formal di SD Negeri Lassang II

dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di

mts Manongkoki Takalar dan lulus pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan

pendidikan di MA Manongkoki Takalar dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun yang

sama pula, penulis kembali melanjutkan pendidikannya di tingkat yang lebih tinggi

dan diterima di Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Alauddin Makassar.

ix

Anda mungkin juga menyukai