SKRIPSI
ASTRI NILAWATI
NIM : 20300116061
2022
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nim : 20300116061
ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Astri Nilawati
i
ii
KATA PENGANTAR
ambiyai walmursalin wa'ala alihi washabihi ajmain, Amma ba'du. Puji syukur
kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat
Mutu Pendidikan di SMAN 26 Bone Kab. Bone ". Ini untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua
tercinta ibunda Hj. Nuraeni dan ayahanda Bahtiar yang telah mencurahkan segenap
cinta dan kasih sayang serta tidak pernah lelah terus mendoakan dan mendukung setiap
langkahku. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, kesehatan, karunia, dan
keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis.
Wahyuddin, M. Hum., selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam, M.Ag.,
selaku Wakil Rektor III, Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag., selaku Wakil
iii
2. Dr. H. Marjuni, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar, Dr. M. Shabir U., M.Ag. selaku Wakil Dekan I. Dr. M. Rusdi
T., M.Ag. selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Ilyas, M.Pd., M.Si. selaku Wakil
Dekan III Fakulitas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar atas jasa-
3. Ridwan Idris, S.Ag., M.Pd dan Dr. Mardiah, S.Ag., M.Pd selaku Ketua Jurusan
Keguruan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan banyak ilmu selama
4. Dr. H. La Ode Ismail Ahmad, M. Th. I dan Dr. Mardhiah, S. Ag., M. Pd. selaku
5. Drs. Suarga, M. M. dan Dr. Wahyuddin, M. Pd. I selaku Penguji I dan II yang
telah memberikan banyak masukan, arahan dan dorongan mangenai skripsi yang
telah penulis buat.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
yang telah memberikan banyak ilmu selama penulis menimba ilmu di Program
8. Suami Chaidir Syahid dan anak-anakku yang selalu memberikan dukungan dan
9. Teman angkatan 2016 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam yang selama ini
iv
10. Para sahabat-sahabat penulis dan keluarga besar penulis yang selalu memberikan
ini.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT
penulis memohon ridho dan maghfirahNya, semoga segala dukungan serta bantuan
semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT, semoga karya
Penulis;
Astri Nilawati
NIM: 20300116061
v
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
vi
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ........................................................... 44
D. Instrumen Penelitian...................................................................... 46
B. Pembahasan .................................................................................... 45
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 65
vii
ABSTRAK
Nama : Astri Nilawati
Nim : 20300116061
Jurusan : Manajemen pendidikan islam
Judul : Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
di SMAN 26 Bone Kab. Bone
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang: (1) peran komite
sekolah sebagai (advisitor agency) pemberi pertimbangan dalam meningkatkan mutu
pendidikan (2) peran komite sekolah sebagai (supporting agency) pendukung dalam
meningkatkan mutu pendidikan (3) peran komite sekolah sebagai (controlling agency)
pengontrol dalam meningkatkan mutu pendidikan (4) peranan komite sekolah sebagai
(mediator agency) mediator atau penghubung dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan metode
penelitian kualitatif deskriptif. sumberdata berasal dari kepala sekolah, ketua komite
sekolah, sekretaris komite sekolah, tenaga pendidik dan orang tua siswa. Metode
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi dengan
menggunakan analisis data pada saat wawancara dengan langkah-langkah berupa
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penerikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan SMAN 26 Bone
dikatakan cukup baik, itu dapat dilihat dari segi input, proses, dan outputnya. Peran
komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SMAN 26 Bone, meliputi: 1)
sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency): Komite sekolah memberikan
pertimbangannya dalam setiap rencana dan program yang telah disusun oleh sekolah
baik RAPBS dan sarana prasarana di sekolah. 2) sebagai pendukung (supporting
agency) peran komite sekolah sebagai badan pendukung berupa bantuan dukungan
finansial pengadaan sarana prasarana, pemberian motivasi dan saran kepada guru. 3)
sebagai pengotrol (controlling agency) komite sekolah melakukan pengontrolan atau
pengawasan pengambilan keputusan kepala sekolah dan alokasi dana yang dikelolaan
sekolah agar dapat dipertanggung jawabkan. 4) sebagai mediator (mediator agency)
komite sekolah sebagai penghubung atau mediator orang tua, masyarakat, agar
aspirasi dari orang tua dan masyarakat dapat tersampaikan
Adapu Implikasi dalam penelitian ini: 1) peran komite sekolah sebagai
pemberi pertimbangan sudah telaksana dengan baik, 2) peran komite sekolah sebagai
pendukung sudah terlaksana dengan baik, 3) peran komite sekolah sebagai pengontrol
sudah terlaksana dengan baik, dan. 4) peran komite sekolah sebagai mediator telah
terlaksana dengan baik.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut John Dewey, pendidikan adalah sebuah kebutuhan hidup dan fungsi
tertentu, secara demokrasi bisa dinilai dari kulitas masyarakat yang ada.
Salah satu masalah yang sering muncul dalam suatu pendidikan adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai
usaha telah dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan nasional antara lain
melalui berbagi pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan
alat pelajaran, perbaikan saran dan prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu
manajemen sekolah. Akan tetapi, beberapa indikator mutu pendidikan belum
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan
1
Umeidi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, 2001), h. 1
1
2
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri
Dari tujuan pendidikan nasional diatas, ditegaskan bahwa salah satu ciri
manusia Indinesia yang menjadi tujuan pendidikan nasional ialah manusia yang
beriman dan bertakwa. Agar beriman dan bertakwa ini dapat terwujud, mutlak
dilihat dari taksonomi tujuan pendidikan. Ibarat sebuah pohon dimana tujuan
rantingnya.
agar mampu hidup dengan baik. Sebuah upaya untuk meningkatkan mutu
selesai. Berbagai konsep dan wawasan baru itu diharapkan dapat meningkatkan
mutu sumber daya manusia agar mampu bersaing secara global. Dengan demikian
persoalan peningkatan mutu pendidikan sangat perlu dikaji dan diperjuangkan.
dari segi sumber daya manusianya, lembaga penyelenggara pendidikan mulai dari
SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK dan juga perguruan tinggi dan semua
lembaga itu perlu dukungan oleh suatu sumberdaya pendidikan. Sumber daya
pendidikan, yakni tenaga pendidik atau guru, manajemen, kurikulum, sarana dan
prasarana, serta dana yang yang diadakan serta di dayagunakan oleh pemerintah,
1
Undang-Undang Dan Peraturan Pemerintah RI, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006), h. 8-9
2
Sukirno, Pedoman Kerja Komite Sekolah ( Yogyakarta; Pustaka Widytama, 2006), h. 3
3
merupakan penggerak yang utama dan paling penting. Karena itu, berkenaan
mengakomodir keinginan masyarakat dan pemerintah3. Hal ini senada dengan ayat
ِ ِبا َ ْنفُس
ِۗه ْم ّٰللاَ ََل يُغَ ِي ُر َما ِبقَ ْو ٍم َحتهى يُغَ ِي ُر ْوا َما
ا َِّن ه
Terjemahan: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.4
Ayat di atas menjelaskan bahwasan baik buruknya suatu hal yang didapat
sangat tergantung pada apa yang diusahakannya. Tafsir tentang ayat di atas yakni
tafsir Jalalayn.
sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, artinya Allah tidak
mencabut dari manusia nikmat-Nya (sehingga mereka mengubah keadaan yang ada
3
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Stategi Dan Implementasi (Bandung :
PT Remaja Rosda Karya, 2006). h. 11
4
Kementerian Agama RI, Syaamil Al-Qur’an : Miracle The Reference, cet. ke-1
4
pada diri mereka sendiri) dari keadaan yang baik dengan melakukan perbuatan
durhaka.5
pendidikan secara umum. Kebijakan otonomi yang dimiliki oleh sekolah membuat
sekolah memiliki wewenang untuk pembangunan pendidikan yang lebih baik dan
ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya melalui konsep
keuangan, dan fungsi dari setiap anggota sekolah dalam kerangka arah dan
kebijakan yang telah dirumuskan oleh pemerintah. Peran serta dan dukungan
sekolah di tingkat satuan pendidikan. Amanat rakyat ini searah dengan konsepsi
5
Al Jalalain, Tafsir Al-Jalalayn, Dicetak Dalam Tafsir Al-Shawy, Darlhya Al-Kutub Al-
Arabiyah, Indonesia, Juz II, hal 267
5
sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta dari masyarakat dalam rangka
komite sekolah, majelis madrasah sekolah, komite TK, atau nama-nama lain yang
disepakati bersama8.
6
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007 ), h. 92
7
Kepmendiknas SK No. 044/U/2002, Tentang Acuan Pembentukan Komite Sekolah ( Jakarta:
Sinar Grafika, 2003), h. 122
8
Hasbullah, Otonomi Pendidikan ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 ), h. 89-90
6
dewan pendidikan dan komite sekolah memang dipandang strategis sebagai suatu
membina kerja dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, menciptakan
suasana kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan warga sekolah. Itulah
yang melibatkan peran serta masyarakat sehingga semua kebijakan dan keputusan
yang telah diperoleh merupakan kebijakan dan keputusan bersama, untuk mencapai
secara baik agar lebih bermakna bagi sekolah, terutama dalam peningkat mutu dan
sekolah dan komite sekolah saling bekerja sama dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Pada awalnya sekolah ini masih meminjam bangunan dari SMP Negeri
1 Cenrana, akan tetapi berkat bantuan dari komite sekolah, sekolah 26 Bone ini
dapat memilki bangunan sendiri, hal ini tidak luput dari bantuan yang diberikan
mengambil sikap yang serius ter hadap permasalah pendidikan terutama dalam
9
Hasbullah, Otonomi Pendidikan, h. 90
10
Hamzah. B. Uno, Profesi Kependidikan. h. 93
7
sekolah sebagai rekan kerjanya. Pilihan ini diambil karena lembaga pendidikan
menyadari bahwa bekerja sama akan lebih baik jika dilakukan dengan bersama
(stakeholders).
peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang bagaimana pengelolaan
yang dilakukan oleh komite sekolah serta upaya apa yang dilakukan oleh komite
1. Fokus Penelitian
Agar pokok permasalahan yang diteliti tidak melebar dari apa yang ditentukan,
2. Deskripsi Fokus
prestasi sekolah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang perlu
Bone?
Bone?
D. Kajian Pustaka
merupakan tema baru dalam sebuah penelitian. Paling tidak ada beberapa penelitian
1. Fitria Novitasari dalam skripsinya yang berjudul; Peran Komite Sekolah dalam
Meningkatkan Keterampilan Siswa Melalui Kegiatan Parent’s Day di Sekolah
9
Dasar Islam Surya Buana Malang. Yang hasil skripsinya peran komite sebagai
parent’s day di SDI Surya Buana Malang dengan menyetujui atas diadakannya
Malang mendorong dan mewujudkan partisipasi masyarakat yaitu orang tua siswa
tua siswa dari masing-masing kelas, dalam hal ini anggota komite sekolah juga
mengagendakan rapat satu bulan sekali untuk membahas kendala yang dihadapi
kelas maupun dari orang tua siswa. Sebagai mediator, komite sekolah sebagai
penghubung atau mediator antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, dengan
menampung aspirasi, masukan maupun kritikab dari orang tua dan selanjutnya akan
madrasah di MAN Kendal. Yang hasil skripsinya, Peran komite sekolah dalam
11
Fitria Novitasari, “Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa
Melalui Kegiatan Parent’s Day Di Sekolah Dasar Islam Surya Buana Malang”, Skripsi Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan UIN Malang, 2013, h.101
10
sekolah yang teridri dari beberapa unsur yang sangat urgen dalam pengembangan
sekolah, selain itu komite sekolah menjadi jembatan antara pihak madrasah dan
yang dilakukan dengan sistem kekeluargaan, dan juga menjadi penyeimbang dan
pengkritis setiap kebijakan yang diambil oleh pihak sekolah terutema dan
madrasah dalam mengontrol proses belajar mengajar di MAN Kendal, untuk terus
mengevaluasi tugasnya dengan mengadakan rapat minimal tiga bulan sekali atau
kepentingan dan menjadi motivator, monitor bagi pihak sekolah dengan terus
yang dilakukan penulis yakni sama-sama membahas tentang peran komite sekolah.
SDN Megulung Lor secara umum termasuk dalam kategori baik. Peran komite
sekolah yang terlaksana sejauh ini adalah: (1) memberikan pertimbangan dalam
diambil oleh pihak sekolah, kualitas perencanaan sekolah dan kualitas program
sekolah; (3) melakukan pengawasan terhadap sumber daya pelaksana program dan
12
M. Subkhan Noer, “Peran Komite Sekolah Dalam Pengembangan Madrasah Di Man
Kendal”, Skripsi Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo. 2009, h. 98
11
maupun kabupaten; (5) menilai angka mengulang sekolah; (6) menilai angka
menjadi pembeda antara penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis yakni membahas peranan komite pada sekolah dasar, sedangkan penelitian
4. Ariyadi Rabeli, Happy Fitria, dan Yessi Fitriani dalam jurnalnya Pengaruh
Supervisi Kepala Sekolah Dan Peran Komite Sekolah Terhadap Kinerja Guru,
pengaruh terhadap kinerja guru hanya sebesar 23%, sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain. Hasil uji hipotesis t juga menunjukkan bahwa supervisi kepala
sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SD Negeri Sanga Desa. Hasil penelitian
berperan aktif dalam melaksanakan peran dilihat dari indikator supervisi kepala
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil uji hipotesis t juga menunjukkan
bahwa peran komite sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SD Negeri Sanga
Desa. Hal ini menunjukkan bahwa komite sekolah berperan dalam pengelolaan SD
Negeri Sanga Desa.14 Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis
13
Windi Retno Bintari, “Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah di SD
Negeri Megulung Lor Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo,” Skirpsi Fakultas Ilmu Pendidikan,
UN Yogyakarta, 2014, h 81
14
Ariyadi Ribeli, dkk, “pengaruh supervisi kepala sekolah dan peran komiote sekolah
terhdapa kinerja guru”, jurnal al-qiyam 1, no 2, (2020), h. 15
12
lakukan adalah pada peranan komite sekolah, sedangkan yang menjadi perbedaan
sekola, peranan komite sekolah terhadap kinerja guru, sedangkan penulis hanya
perangkat ikut serta dan bertanggung jawab terhadap kepentingan setiap sekolah.
tanggung jawab yang dimaksud adalah untuk membantu sekolah mencari jalan
keluar terhadap apa saka masalah yang dihadapi sekolah. komite sekolah
di satuan pendidikan baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah
mutu pendidikan.
15
Syamsuddin, ”Peran Komite Sekolah Terhadap Penerapan Kurikulum”, Jurnal Idarah 2, no
1, (2018), h. 97
13
kepala seklah memiliki pengaruh terhadap kinerja guru hanya sebesar 6,3%
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil uji hipotesis t juga
guru di SMA Negeri Muara Enim. Sedangkan pada hasil perhitungan uji hipotesis
hanya sebesar 6,0% sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain. Hasil uji hipotesis
guru di SMA Negeri Muara Enim.16 Persamaan penelitian tersebut dengan peneliti
yakni pada penerapan peran komite sekolah sedangkan yang menjadi perbedaan
sekolah, peran komite sekolah, dan kinerja guru sedangkan peneltian yang peneliti
mutu.
Bone”.
1. Tujuan Penelitian
Berpijak dan pokok permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini secara
16
M. Imansyah, dkk, “pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan partisipasi komite sekolah
terhadap kinerja guru” jurnal manajemen kepemimpnan, dan supervisi pendidikan 5 No 2 (2020), h.
140-141
14
Bone.
kab. Bone.
2. Kegunaan Penelitian
Bagi Peneliti
Memberikan wawasan dan bekal terkait dengan peran dan fungsi Komite
Bagi Sekolah
TINJAUAN TEORETIS
Tahun 2002 sebagai “Badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat
pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar
sekolah”1.
komite sekolah adalah suatu badan mandiri yang dibentuk untuk mewadahi orang
tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, maupun masyarakat untuk bekerja sama
wadah dari peran serta masyarakat terhadap pengelolaan pendidikn dengan tujuan
1
Engkoswara dkk, Administrasi Pendidikan, (Bandung, Alfabeta.2012), h. 296-297
2
Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Propesi Kependidikan, ( Bogor: Ghia Indonesia, 2011) h. 74
3
Permendikbud RI No. 75 Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah, (Jakarta:2016)h. 4
4
Hartiwi, dkk “the effect of certified teacher and participal leadership toward teacher
performance”, internasional jurnal of education riview 2 (1), (2020), h, 70
15
16
menentukan visi, misi, dan tujuan dari sekolah, menetapkan dan memantau
peserta didik.1
bersama oleh para stakeholder sekolah. Komite sekolah terdiri dari orang tua/wali
Pembentukan anggota dari komite sekolah harus dilakukan secara akuntabel bahwa
anggota komite sekolah harus memiliki rasa tanggung jawab dalam kinerjanya.
Keberadaan komite sekolah begitu penting sebagai kekuatan sekolah untuk dapat
dilihat dari dua segi yaitu : 1 sekolah sebagai patner kerja dari masyarakat dalam
melakukan fungsi pendidikan, dan 2 sekolah sebagai prosedur atau cara yang
menangani peranan pendidikan dari masyakarat lingkunganya.2 Dalam hal antara
sekolah dan masyarakat harus saling bekerja sama dan saling bertanggung jawab
sekolah, pada seluruh jenjang pendidikan baik pada jenjang pendidikan dasar,
hingga pendidikan menengah baik itu sekolah negeri maupun swasta. Di setiap
1
Syamsuddin, “Peran Komite Sekolah Terhadap Penerapan Kurikulum”, Jurnal Idarah 2, No
1, h, 89
2
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan (Surabaya: Usaha
Nasional, !981), h 148
sekolah terdapat satu komite sekolah. Dalam itu terdapat beberapa sekolah pada
satu lokasi, atau beberapa sekolah yang berbeda jenjang tetapi berada pada lokasi
berdekatan, atau sekolah yang dikelola oleh suatu penyelenggara pendidikan, atau
Komite sekolah adalan badan yang bersifat mandiri dan tidak mempunyai
saling bekerja sama sejalan dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).3
orang tua/wali siswa dan tokoh masyarakat sebagai anggota komite sekolah dalam
pendidikan.
3
Departemen Agama RI. Pedoman Komite Sekolah (Direktorat Jendral Kelembagaan Agama
Islam). 2003. h 11-12
4
Sukirno, Pedoman Kerja Komite Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Widyamata, 2006). H. 3
17
c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam
pendidikan.5
Dengan demikian tujuan dibentuknya komite sekolah adalah untuk
manajemen sekolah sesuai dengan peran dan fungsinya. Disamping itu, badan
masyarakat, dan pemerintah, akan tetapi ungkapan bijak itu sampai saat ini hanya
bersifat slogan dan masih jauh dari harapan yang sebenarnya. Dapat dikatakan
bahwa tanggung jawab masing-masing belum maksimal, terutama pada peran serta
masyarakat yang sampai saat ini masih dirasakan belum banyak diterapkan.7
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 54. Secara spesifik, pada
5
Hasan Hariri Dkk, Manajemen Pendidikan,(Yogyakarta: Media Akademi 2016), h.196-197
6
Khaeruddin dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),Cet. II (Jogjakarta:
Nuansa Aksara, 2007), h. 250
7
Hasbullah. Otonomi Pendidikan. h. 91
18
a. Masyarakat berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang
hirarkis.
c. Komite sekolah atau komite madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan
Komite Sekolah. Hal ini bertujuan untuk menganalisis apakah kebijakan dan
program sekolah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta situasi dan
8
Republik Indonesia UU RI No 20 Tahun 2003, h.29
9
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta 2009), h 256
19
yayasan pendidikan harus meminta pertimbangan kepada Komite Sekolah
memberikan masukan dalam setiap kebijakan yang diambil oleh sekolah dengan
maksud untuk menganalisis resiko dan keuntungan dari setiap kebijakan. Hal
bidang finansial saja seperti BP3 yang ada sebelum Komite Sekolah. Pernyataan
tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Hasbullah bahwa peran
didukung oleh pernyataan Syaiful Sagala yang berpendapat bahwa dana atau
keuangan dapat dicari manakala memiliki ide dan gagasan yang kreatif, serta
pendidikan.13
10
Sri Renani, dkk.Komite Sekolah Sejarah dan Prospeknya di Masa Depan. (Yogyakarta:
HIKAYAT Publishing 2007), h. 81-82
11
Hasbullah, Otonomi Pendidikan, h. 92
12
Sri Renani, dkk.Komite Sekolah Sejarah dan Prospeknya di Masa Depan, h. 81
13
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, h. 258
20
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
bergerak dalam bidang finansial, tenaga maupun ide dan gagasan yang inovatif
Sesuai dengan peran tersebut Komite Sekolah memiliki hak untuk mengontrol
sebagai berikut: (1) menanyakan proses pembelajaran kepada guru apakah telah
sesuai dengan standar; (2) menanyakan dan meminta laporan kondisi kesehatan,
gizi, serta bakat peserta didik; (3) ikut serta dalam penyusunan RKS dan RKT;
Kegiatan Tahunan (RKT); (5) memantau penggunaan dana BOS; (6) ikut serta
secara preventif.15
segala aktivitas sekolah baik dalam bidang akademik maupun non akademik
14
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, h. 259
15
Sri Renani, dkk.Komite Sekolah Sejarah dan Prospeknya di Masa Depan, h. 82
21
Menurut Hasbullah pada dasarnya posisi Komite Sekolah berada di tengah-
tengah antara orang tua murid, murid, guru, masyarakat setempat dan pihak-
pihak lain yang terkait dengan sekolah. Posisi tersebut menjadikan Komite
dan masyarakat di sekitarnya. Pada saat anak sudah mulai belajar di sekolah,
bukan berarti keluarga dan masyarakat begitu saja melepas partisipasi dan
tanggung jawabnya pada pendidikan anak. Ketiga pihak tersebut harus tetap
Syaiful Sagala, jika ada kerjasama yang sinergis antara keluarga, sekolah, dan
dilaksanakan oleh sekolah.17 Oleh karena itu, fungsi Komite Sekolah sangat
instansi pemerintah yang ada di lingkungannya, pihak sekolah dan orang tua
siswa ; (2) menghubungi orang tua siswa yang dianggap mampu dan bersedia
informasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan diri oleh sekolah; dan
16
Hasbullah, Otonomi Pendidikan, h. 90
17
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, h. 260
22
memberi laporan kepada masyarakat tentang penggunaan keuangan dan
pelaksanaan program.18
pendidikan di sekolah. Hal tersebut bertujuan agar sekolah tidak terisolasi dari
menjadi perhatian dari setiap kepala sekolah dan stafnya. Komite Sekolah sangat
berperan dalam menjembatani orang tua, masyarakat dan pihak sekolah untuk
a) Kebijakan penddidikan;
b) Program pendidikan
18
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, h. 260
23
2) Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran,
kinerjanya yakni;
penyelenggaraan pendidikan
c) Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan program keluaran
pendidikan.
Salah satu kunci keberhasilan hubungan kerja antara komite sekolah dalam
yang efektif antar para pihak yang dapat dilakukan meliputi diskusi, pertemuan
19
Hasbullah, Otonomi Pendidikan, h. 92
24
kelompok, dan termasuk percakapan telepon. Dalam pertemuan ini semua pihak
yang terlibat dapat membawa pengalaman, ide dan menerima umpan balik yang
tepat.20
Dalam hal itu, untuk menjalankan peran komite sekolah juga berfungsi
pendidikan tentang;
20
Nakpodia e.d “the influence of communication on administration of secondary school in the
delta state Nigeria”, internasional ngoh journal. 5 desember (2010) : h, 65
25
8) Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah
berupa materi (dana, barang tak bergerak maupun bergerak), maupun non
demokratis. Dilakukan secara transparan adalah bahwa komite sekolah harus dibentuk
secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap
calon anggota, proses seleksi calon anggota, pengumuman calon anggota, proses
adalah bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan
musyawarah dan mufakat. Jika dipandang perlu, pemilihan anggota dan pengurus
21
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Cet III, (Jakarta: Sinar Grafika 2010). h.122-
123
22
Novianti e, dkk “organizational communication in implementing school commitee role in
south Tangerang city” jurnal of education and learning 11, (2010). h, 59
26
Kenggotaan komite sekolah melibatkan dua unsur, yakni unsur-unsur
budayawan)
koramil)
dan mandiri.23
Sedangkan anggota komite sekolah yang berasal dari unsur dewan guru,
23
M. Misbah “peran dan fungsi komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan”, jurnal
pemikiran alternative pendidikan 14, no 1 (2009), h 6.
27
keanggotaan komite sekolah ditetapkan di dalam anggaran dasar/anggaran
rumah tangga.
dipilih dari dan oleh anggota secara demokrasi. Khususnya jabatan ketua
komite bikan berasal dari kepala satuan pendidikan. Jika diperlukan dapat di
sekolah.
1) Di pilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka dalam
berikut;
28
3) Apabila pengurus komite sekolah terpilih dinilai tidak dapat produktif
Anggaran Rumah Tangga (ART). Oleh karena itu, pada umumnya ada
sekolah.
5) Keuangan
6) Mekanisme kerja dan rapat-rapat
sekolah.
2) Rincian tuigas komite sekolah mekanisme rapat.
24
Hasan Hariri dkk, Manajemen Pendidikan, h. 197-199
29
3) Kerja sama dengan pihak lain.
4) Ketentuan penutup.
1. Prinsip pembentukan
maksudnya adalah bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan
2. Mekanisme
persiapan yang dibentuk oleh kepala dari satuan pendidikan dan atau oleh
yang terdiri atas kelangan praktisi pendidikan (proses guru, kepala satuan
30
Panitia persiapa bertugas mempersiapkan pembentukan komite sekolah
anggota BP3, majelis sekolah dan komite sekolah yang telah ada)
satuan pendidikan.
3. Penetapan
untuk pertama kali dengan surat keputusan kepala satuan pendidikan, dan
selanjutnya diatur dalam AD dan ART. Misalnya dalam anggaran dasar dan
25
Departemen Agama RI, Pedoman Komite Sekolah ( Direktorat Jendral Kelembagaan Agama
Islam), 2003. h.16-22
31
B. Mutu Pendidikan
Program mutu sebenarnya berasal dari dunia bisnis, mutu erat kaitannya
Program mutu adalah program utama sebab kemajuan suatu usaha sangat
Permintaan dan tuntutan pengguna terhadap produk dan jasa layanan yang
masalah dan kepedulian dalam bidang bisnis melainkan juga dalam bidang-
suatu produk (hasil kerja atau upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik
mutu harus bertujuan memenuhi kebutuhan siswa sekarang dan dimasa yang
akan datang, menurut Elliot kualitas atau mutu merupakan suatu yang berbeda
untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tepat, atau dikatakan
sesuai dengan tujuan. Menurut Goetch dan Gavis, “ kualiatas atau mutu
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.27
sekolah, prestasi yang dicapai dari hasil pendidikan dapat berupa hasil tes
26
Nana Syaodih Sukmadinata. Dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah:
Konsep, Prinsip, Dan Instrumen, (Bandung: Refika Aditama, 2008), h. 8
27
Rusman, Manajemen Kurikulum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 554
32
kemampuan akademik dapat pula prestasi pada bidang lainnya seperti
sebuah kondisi yang dirasakan dan dilihat langsung oleh penggunanya. Dalam
lingkungan sekolah.
manusia yakni (kepala sekolah, guru termasuk guru BP, karyawan, siswa dan
komite sekolah) dan sumber daya sarana dan prasarana( peralaatan,
rencana, program dan Input harapan-harapan bisa berupa visi, misi, tujuan,
dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah maka sebuah kesiapan
Input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan secara baik.
Oleh sebab itu, tinggi rendahnya mutu Input, dapat diukur dari tingkat kesiapan
input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, maka makin tinggi pula mutu input
tersebut.
28
Umeidi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, h. 25
33
Proses dari sebuah pendidikan merupakan berubahnya sesuati menjadi
sesautu yang lebih baik dalam sebuah satuan pendidikan. Proses yang
kegiatan penanganan dari sebuah input pendidikan menjadi keluaran atau hasil
yang berasal dari masukan dan umpan balik atau respon dan evaluasi karena
pendidikan merupakan sistem terbuka yang teridri dari masukan keluaran dan
umpan balik secara internal dan eksternal sebagai bagian dari sistem dari
29
Isep djuanda, “peningkatan mutu pendidikan dalam perspektif manajemen berbasis
sekolah”, jurnal kordinat 18, no 1, h. 6
30
Idhoci Anwar, Administrasi Pendidikan Dan Manajemen Biaya Pendidikan, ( Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 2013) Cet I h. 16
34
kualitas sekolah dengan tujuan agar target sekolah dapat dicapai dengan efektif
dan efisien.31
baik itu di masa sekarang atau masa yang akan datang. Mutu pendidikan
bukanlah suatu konsep yang berdiri sendiri akan tetapi terkait erat dengan
2. Prinsip-Prinsip Mutu
31
Erdiyanto, dkk, “manajemen penningkatan mutu pendidikan dimadrasah aliyah negeri 2
lebong, bengkulu”, jurnal manajemen pendidikan islam 5, (2020), no 2, h.34
32
Dedy Mulyasa, Pendidikan Bermutu Dan Berdaya Saing, (Bandung, Remaja Rosdakarya,
2014). h. 120.
35
partisipatif, dan amanah.33 Maka dengan adanya kelima prinsip mutu sekolah
Mutu pendidikan tidak terlepas dari konsep mutu secara umum, karena
dilakukan atas dasar prinsip-prinsip yakni mutu terjadi tanggung jawab semua
orang dalam organisasi, melakukan tindakan yang benar pada tahapan pertama
yang didasrkan atas iklim organisasi yaitu kominikasi dan tim yang kompak.34
jika lembaga pendidikan mempunyai prinsip maka hasilnya yang akan baik,
serta menjadi pijakan yang kuat untuk mencapai mutu yang tinggi di sekolah
33
Ahmad Baedowi, Dkk, Manajemen Sekolah Efektif, ( Tangerang Selata: Pustaka Alvabert,
2015), h. 406
34
Ridwan Abdullah Sani, Dkk, Penjamin Mutu Sekolah ( Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 15
35
Direktorat Jenderan Pendidikan Dasar Dan Menengah, Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan
Mutu Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kemendikbud, 2016)) h.
12
36
dari seluruh anggota atau perangkat organisasi, dan memperhatikan serta fokus
pada nilai-nilai.
perencanaa yang baik dengan materi dan sistem tata kelola yang baik dan
disampaikan oleh guru yang baik dengan komponen pendidikan yang bermutu
sekolah memiliki perencanaan kerja yang tepat bersifat akademik maupun non
serta didukung oleh para guru yang berkualitas dan berkompeten. Terdapat
memastikan bahwa mutu suatu sekolah berjalan dengan baik dan semestinya.
Dari hal itu, maka perlu diadakannya tim pengembangan mutu akan mengkaji
dan dampingan luar sekolah. Mutu pembelajaran terdiri dari tiga unsur yaitu
untuk melihat kemampuan sekolah untuk merealisasikan visi dan misi kedalam
36
Dedy Mulyasa, Pendidikan Bermutu Dan Daya Saing, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014) h. 120
37
Ahmad Baedoi,Dkk, Manajemen Sekolah Efektif, h.406-411
37
Rohiat bahwa dalam konteks pendidikan, mutu dibagi menjadi 3 yaitu:
input, proses, dan output pendidikan. Input pendidikan terdiri dari sumber daya
serta perangkat lunak yang ada di sekolah. Sumber daya berupa tenaga
hasil prestasi yang didapatkan dari sekolah baik yang sifatnya akademik
lingkup dari mutu adalah manajemen mutu yang meliputi perencanaan mutu,
pelaksanaa mutu, dan pengendalian mutu, kemudian manusia yang sadar akan
mutu.
telah terjamin dan diatur oleh pemerintah, langkah penjaminan mutu tersebut
adalah pemetaan mutu, evaluasi atau audit mutu, dan penyusunan standar di
atas SNP.39 Untuk mencapai mutu yang lebih baik maka terdapat tahapan atau
urutan langkah yang harus dilewati dan dipenuhi. Urutan langkah tersebut
38
Rohiat, Manajemen Sekolah, ( Bandung: PT Refika Aditama, 2010) h. 52
39
Direktorat Jenderal Pendidika Dasar Dan Menengah, h.13
38
Peningkatan mutu dilakukan melalui tahapan manajemen mutu sekolah
pada data dan fakta baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif, 4) peningkatan
penjamin mutu yang selalu berusaha untuk membuat semua yang ada di dalam
40
Ridwan Abdullah Sani, Dkk, Penjamin Mutu Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h.7
41
Maswan, “ manajemen mutu sekolah” jurnal tarbawi 12, no 2( 2015), h. 198
42
Ridwan Abdullah Sani, Dkk, Penjamin Mutu Sekolah, h. 9
39
Setidaknya ada sepuluh karakteristik TQM yang dianggap penting untuk
Selain itu, peningkatan mutu juga ditentukan berdasarkan visi dan misi
yang dimiliki oleh sekolah. Utamanya adalah visi sekolah, pada intinya adalah
dikelola secara profesional.44 Dengan itu visi dan misi adalah hal yang harus
lebih dahulu ada dalam pelaksanaan manajemem mutu. Karena dengan begitu
43
Muh. Saifulloh, dkk, “startegi peningkatan mutu pendidikan di sekolah”, jurnal sosial
humaniora 5, no 2, (2012), h, 215
44
Sudarwan Danim, visi baru manajemen sekolah: dari unir birokrat ke lembaga akademik,
(jakarta: bumi aksara, 2008), h.73
40
c. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan.
Norma dan kepercayaan lama harus diubah. Sekolah harus belajar saling
baru.
pengukuran
Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar yang paling penting sebagai
lembaga pendidikan yang berkualitas pula. Oleh sebab itu, strategi dalam
45
Nana Syaodih Sukmadinata Dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah
(Konsep, Prinsip Dan Instrumen), h. 9-11
46
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 216-217
41
Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia, seperti
administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu serta profesional.
Selain itu, juga harus didukung dengan sarana dan prasana yang bermutu dan
media belajar, fasilitas serta sumber belajar yang memadai dan jumlahnya
tepat. Selain itu, disertai juga dengan daya yang mencukupi, manajemen yang
terpisah) dan merupakan bagian terpadu strategi tingkat tinggi. Sistem ini
karyawan dari atas sampai bawah, meluas ke hulu dan hilir, mencakup mata
berkelanjutan.49
suatu sistem manajemen yang melibatkan semua pihak mulai dari atasan
47
Nana Syaodih Sukmadinata, Dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menegah
(Konsep, Prinsip Dan Instrumen), h. 7.
48
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, h. 226
49
Yin cheong cheng, wai ming tam, “multi models of quality in education”, journal quality
assurance in education 5, no 1, (1997), h, 30
42
5. Standar Mutu Pendidikan
itu suatu lembaga pendidikan juga harus menentukan standar mutu sekolah
akan dijadikan sebagai patokan atau alat ukur. Dibuatnya standar mutu proses
lulusan yang sesuai serta berkompeten. Begitu pula dengan standar evaluasi
dibuat agar dapat mengukur kemampuan siswa dalam tiga aspek yakni,
standar sekolah yang baik dan yang bermutu yaitu; memiliki guru-guru yang
jelas, memiliki filosofi visi yang kuat, memiliki lingkungan yang nyaman dan
pelatihan guru dan staf, memiliki sumberdaya manusi yang baik, memiliki
komunikasi yang baik dengan orangtua/wali peserta didik, memiliki visi dan
misi yang jelas, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, memiliki
kebijakan yang baik dan dipatuhi oleh setiap warga sekolah, memiliki
kerjamasama yang baik antara guru dengan peserta didik dalam menghadapi
daerah.51
50
Edwar Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, (Jogjakarta: IRCISOD) Cet Ke-I, h,
8-9.
51
Engkoswari dan Aan komariah, administrasi pendidikan, (bandung: alfabeta, 2012), h. 310-
311
43
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1. Jenis penelitian
manusia atau objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
dan pemikiran dari seseorang baik secara individu maupun berkelompok, baik
karena letak sekolah yang srategis dan mudah di jangkau, dan merupakan satu-
1
Sugiyono, Metodelogi Penelitian Kualitatif Dan R&D, ( Bandung, Alfabeta, 2016), h, 14.
2
Djma’an Satori Dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, CV Alfabeta,
2012),h.25
44
45
B. Sumber Data
1. Data primer
Sumber data utama (primer) yaitu sumber data yang diperoleh langsung
instrumen-instrumen yang telah ditetapkan, data primer dalam hal yakni Kepala
Sekolah, Ketua Komite Sekolah, Sekretaris komite sekolah, Guru, dan Orang
Tua Siswa.
2. Data sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data tambahan yaitu sumber data
tertulis. Sumber data tertulis dapat dibagi atas sumber dari buku dan majalah
1. Wawancara
1
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 138.
dengan demikian jawaban yang diperoleh meliputi semua variabel dengan
2. Dokumentasi
buku-buku tentang pendapat atau teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-
D. Instrumen Penelitian
pertanyaan.
mengajukam beberapa pertanyaan dengan lisan dan dijawab dengan lisan pula.
1. Reduksi (reduction)
2
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), h. 12
3
Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 181.
46
Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal pokok dan penting
kemudian dicari teman dan polanya. Padaa tahap ini peneliti memilah
informasi mana yang relevan dan yang mana tidak relevan dengan
menyajikan data. Data disajikan dalam benuk tabel dan uraian penjelasan
Setelah semua data tersaji permasalahn yang menjadi objek penelitian yang
Adapun teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknk analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan
keadaan atau fenomena yang ada dilapangan iyaitu hasil peneltian dengan
oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada. Untuk mengetahui
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2012), h. 246
47
Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar daata itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai
sumber yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kepala sekolah,
guru, dan orang tua siswa. Kepala sekolah, dan guru digunakan untuk
mengecek kebenaran data yang berkaitan dengan peran komite sekolah sebagai
bersumber dari kepala sekolah dan orang tua siswa untuk mengecek kebenaran
5
Lexy J, Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif. h. 178
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Pendidikan.
merupakan mitra kerja sekolah yang di mana komite sekolah selalu berkeja sama
melibatkan orang tua dan masyarakat dalam hal merumuskan kebijakan, program
Setiap program yang akan dilaksankan oleh sekolah pasti komite sekolah
maupun kebijakan yang akan diterapkan ataupun yang akan dilaksanakan karena
sekolah merasa bahwa dengan menjalin kerja sama yang baik dengan komite
1
Hasil wawancara dengan Muchtar S.Pd Plt Kepala Sekolah SMAN 26 Bone
2
Hasil wawancara dengan Jahidin ketua komite sekolah SMAN 26 Bone
49
50
Adapun hasil wawancara pendukung dengan Bapak Abu Nawas S.Pd selaku
1
Hasil wawancara dengan Abu Nawas S.Pd guru SMAN 26 Bone
2
Hasil wawancara dengan Muchtar S.Pd Plt Kepala Sekolah SMAN 26 Bone
3
Hasil wawancara dengan bapak Syarifuddin sekretaris komite sekolah SMAN 26 Bone
51
dan dukungan pikiran. Secara nyata yang terjadi di sekolah di mana komite
anak kurang mampu, penambahan sarana dan prasarana yang dibutukan sekolah.
berusaha mendorong dan menyadarkan para orang tua dan masyarakat agar
berpartisipasi dalam pendidikan. dalam hal ini komite sekolah juga berperan
yang telah dikemukakan oleh Bapak Muchtar S. Pd selaku Plt kepala sekolah
berikut :
“Komite sekolah perananya sangat mendukung khususya peningkatan mutu
pendidikan di SMAN 26. Misalkan pada waktu rencana pengadaan ruang,
serta penambahan fasilitas siswa seperti pengadaan computer di sini komite
sekolah berperan sebagai penggalang dana kepada orang tua siswa yang
dikira-kira bisa membantu.”5
Sehubungan dengan hal ini, hal serupa juga di ungkapkan oleh salah satu
4
Hasil wawancara dengan Bapak Muchtar S.Pd Plt Kepala Sekolah SMAN 26 Bone
5
Hasil wawancara dengan Bapak Jahidin ketua komite sekolah SMAN 26 Bone
6
Hasil wawancara dengan orang tua siswa SMAN 26 Bone
52
Peran komite sekolah bukan hanya pada pemenuhan sarana dan prasarana
saja akan tetapi juga dalam memberikan dukungan berupa motivasi dan saran
kemampuannya. Hal ini di ungkapkan oleh bapak Abu Nawas S.Pd guru
yakni secara nyata bagi anak kurang mampu, sarana prasarana yang diperlukan
sekolah dan pemberian saran dan motivasi agar para guru senantiasa dapat
meningkatkan kinerjanya.
sekolah. Peran pengawasan yang dilakukan oleh komite sekolah meliputi control
terhadap pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah, di
sekolah.
Berikut adalah hasil wawancara dengan bapak Muchtar plt kepala sekolah
7
Hasil wawancara dengan Abu Nawas S.Pd guru SMAN 26 Bone
8
Wawancara dengan bapak mucthar ketua komite sekolah SMAN 26 Bone
53
biasanya sekolah memberikan saya hasil laporan dari setiap kegiatan yang
ada”9
Adapun hasil wawancara pendukung dengan bapak Syarifuddin selaku
peran komite sekolah sebagai peran controlling ini juga dimaksudkan agar komite
sekolah sebagai partner sekolah dan kepala sekolah yang bisa memberikan
sekolah, orang tua, dan masyarakat. Dalam hal ini komite sekolah menampung
atau mendegar setiap aspirasi orang tua dan masyarakat untuk disampaikan
kepada sekolah.
Aspirasi orang tua dan masyarakat yang disalurkan melalui komite sekolah
dimanfaatkan oleh sekolah sebagai masukan bagi koreksi ke arah perbaikan.
masyarakat.
yang diutarakan oleh Bapak Jahidin Ketua komite sekolah SMAN 26 Bone
9
Wawancara dengan bapak Jahidin ketua komite sekolah SMAN 26 Bone
54
wawancaranya :
“Komite sekolah sangat berperan sebagai penghubung antara sekola dengan
orang tua siswa, dalam hal menyampaikan maksud sekolah kepada siswa atau
kepada orang tuanya itu disampaikan baik oleh komite sekolah dengan cara
kekeluargaan dan begitupula ketika kami memiliki keluahan maka komite
sekolah akan cepat menyelesaikan masalah kami”12
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat peneliti simpulkan bahwasannya
peran komite sekolah sebagai mediator dalam meningkat mutu pendidikan yakni
komite sekolah sebagai penghubung dalam menyampaikan aspirasi orang tua dan
sekolah.
Dalam hal ini kita bisa lihat bersama dari hasil penelitian yang peneliti
apa yang sudah peneliti temukan dengan beberapa data yang sudah ditemukan, baik
dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berangkat dari sini, peneliti
10
Hasil wawancara dengan bapak Jahidin ketua komite sekolah SMAN 26 Bone
11
Hasil wawancara dengan bapak Jahidin ketua komite sekolah SMAN 26 Bone
12
Hasil wawancara dengan orang tua siswa SMAN 26 Bone
55
logika dan diperkuat dengan teori-teori yang suadah ada yang kemudian di harapkan
1. Mutu Pendidikan
Input pendidikan adalah segala hal yang harus tersedia karena dibutuhkan
Dari segi input SMAN 26 Bone dapat dikatakan bermutu hal ini dilihat dari
juga memiliki pendidik atau guru-guru dan staf sekolah yang memadai, dan guru-
guru tersebut telah menempuh jenjang pendidikan S1 dan S2 sebagian besar dari
SMAN 26 Bone juga di dukung oleh sarana dan prasarana sekolah untuk
13
Rohiat, Manajemen Sekolah; Teori Dasar dan Praktik. 2008. Bandung: PT Refika Aditama, h 51
14
Rohiat, Manajemen Sekolah; Teori Dasar dan Praktik. h 52
56
sesuatu yang lebih baik dalam sebuah satuan pendidikan. Proses yang dimaksud
berlaku pada masyarakat selama ini belum diartikan secara universal. Makna
partisipasi yang berlaku secara universal adalah kerjasama yang erat antara
Tahun 2002, tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Komite sekolah
merupakan suatu badan atau lembaga non-profit dan non-politis, yang dibentuk
15
Rohiat, Manajemen Sekolah; Teori Dasar dan Praktik..h.53
16
Depertamen Agama RI. Pedoman Komite Sekolah. 2003. hal. 9
57
Komite sekolah itu tidak selalu berorientasi pada uang, tetapi juga pada hal
hal yang dapat diadakan bersama, seperti membentuk sistem belajar yang baik,
turut serta memecahkan persoalan-persoalan yang ada dan masih banyak lagi
kegiatan lainnya yang dapat dikerjakan bersama tanpa harus mengeluarkan uang.
Jadi komite sekolah itu tidak harus dibentuk untuk membiayai sekolah tersebut
dan yang terpenting jika suatu daerah tergolong miskin bukan berarti tidak dapat
pendidikan.
satuan pendidikan17
Adapun peran yang dijalankan oleh Komite yang ada di SMAN 26 Bone
17
Depertamen Agama RI. Pedoman Komite Sekolah. 2003. hal. 13-14
59
pendidikan.
ataupun ada penyampaian sekolah terhadap orang tua siswa semuanya itu
yang mana dengan adanya komite sekolah maka aspirasi orang tua bisa
terwakilkan dan juga apabila ada penyampaian sekolah kepada orang tua
pihak sekolah juga selalu mendapat dukungan dari komite sekolah agar
PENUTUP
A. Kesimpulan
pelaporan.
ataupun ada penyampaian sekolah terhadap orang tua siswa semuanya itu
60
61
B. Saran Peneliti
Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti
Abdullah, Ridwan, Dkk. Penjamin Mutu Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2015
Anwar, Idhoci. Administrasi Pendidikan Dan Manajmen Biaya Pendidikan, Cet I
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013
Arikunto, Suharismi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006
Ariyadi Ribeli, dkk, “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Peran Komiote
Sekolah Terhdapa Kinerja Guru”, Jurnal Al-Qiyam 1, No 2, 2020,
Baedowi, Ahmad, Dkk. Manajemen Sekolah Efektif, Tanggerang Selatan: Pustaka
Alvabert, 2015
Bintari, Windi Retno , Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
di SD Negeri Megulung Lor Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo,”
Skirpsi Fakultas Ilmu Pendidikan, UN Yogyakarta, 2014
Cheng, Yin Cheong, Wai Ming Tam, “Multi Models Of Quality In Education”,
Journal Quality Assurance In Education 5, No 1, 1997,
Danim, Sudarman. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrat Ke Lembaga
Akademik, Jakarta: Bumi Aksara 2008
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. Petunjuk Pelaksanaan
Penjamin Mutu Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan, Jakarta:
Kemendikbud, 2016
Engkoswara, Dkk. Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012
Engkoswari Dan Aan Komariah. Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2012
Erdiyanto, dkk, “Manajemen Penningkatan Mutu Pendidikan Dimadrasah Aliyah
Negeri 2 Lebong, Bengkulu”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, No 2
2020
Hariri, Hasan Dkk. Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Media Akademi, 2016
Hartiwi, dkk “The Effect Of Certified Teacher And Participal Leadership Toward
Teacher Performance”, Internasional Jurnal Of Education Riview 2 (1),
(2020),
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Cet. XII; Jakarta: Rajawali Pers, 2015
Hasbullah. Otonomi Pendidikan, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2006
Isep Djuanda, “Peningkatan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif Manajemen
Berbasis Sekolah”, Jurnal Kordinat 18, No 1
Kementerian Agama RI, Syaamil Al-Qur’an : Miracle The Reference, cet. ke-1
M. Imansyah, dkk, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Partisipasi
Komite Sekolah Terhadap Kinerja Guru” Jurnal Manajemen
Kepemimpnan, Dan Supervisi Pendidikan 5 No 2. 2020
Margono. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Maswan, “ Manajemen Mutu Sekolah” Jurnal Tarbawi 12, No 2. 2015
62
63
LAMPIRAN IV
DOKUMENTASI PENELITIAN
tahun 2010, pada tahun yang sama peneliti juga melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri I Cenrana lulus pada tahun 2013, selanjutnya peneliti melanjutkan pendidikan
di SMA Negeri I Tellusiattinge kelas MIPA I dan lulus tahun 2016. Di tahun yang
sama peneliti melanjut pendidikan pada perguruan tinggi UIN Alauddin Makassar,
dengan jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.