Anda di halaman 1dari 90

SKRIPSI

PERAN KOMITE SEKOLAH SEBAGAI PENGONTROL DALAM


PELAYANAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 2
MAKASSAR

DHEA YUSTIKA
1643040011

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
PERAN KOMITE SEKOLAH SEBAGAI PENGONTROL DALAM
PELAYANAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 2
MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


pada Jurusan Administrasi Pendidikan Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar

Oleh
DHEA YUSTIKA
1643040011

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dhea Yustika


NIM 1643040011
Jurusan : Administrasi Pendidikan (S1)
Judul : Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol Dalam Pelayanan
Penyelenggaraan Pendidikan di SMK Negeri 2 Makassar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar merupakan
hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil
jiplakan atau mengandung unsur plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Makassar, 20 April 2020


Yang membuat pernyataan

Dhea Yustika

iv
MOTTO

“Jangan terlalu banyak mengeluh jika kita ingin maju sekecil apapun kita
mengeluh maka akan semakin terasa berat cobaan yang dihadapi”.

Dengan Segala Kerendahan Hati


Kuperuntukkan Karya ini
Kepada Ibunda, Ayahanda dan Saudariku Tercinta
Serta Keluarga Besar dan Sahabat-sahabatku
yang dengan Tulus dan Ikhlas Selalu Berdo‟ a dan Memberikan Bantuan
Baik Moril maupun Materil demi Keberhasilan Penulis

Semoga Allah SWT Memberikan Rahmat dan Keberkahannya


Kepada Kita Semua

v
ABSTRAK

Dhea Yustika, 2020. Peran Kontrol Komite Sekolah Dalam Pelayanan


Penyelenggaraan Pendidikan. Skripsi. Dibimbing oleh Dr. Ed. Faridah, ST. M. Sc.
dan Drs. M.Bachtiar, M.Si; Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Makassar.
Penelitian ini mengkaji tentang peran kontrol komite sekolah dalam pelayanan
penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 2 Makassar. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahuiserta mendeskripsikan Peran kontrol komite sekolah dalam
pelayanan penyelenggaraan pendidikan. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif
dengan jenis penelitian deskriptif yang berupa dokumen tertulis maupun lisan dari
orang-orang atau pelaku yang diamati oleh peneliti. Teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian komite sekolah
menjalankan perannya sebagai pengontrol ketika ada bantuan karena komite sekolah
yang bertanda tangan. Jadi ketika ada bantuan komite sekolah bersama dengan kepala
sekolah mengontrol bantuan tersebut, apakah sudah tepat sasaran atau tidak. Komite
sekolah masih menjalankan perannya sebagai pengontrol hanya saja tidak seluas yang
dulu. Program sekolah melibatkan orang tua siswa perlu mendapatkan persetujuan
dari komite sekolah sebelum dijalankan. Hal ini terjadi karena komite sekolah
dianggap bukanlah oganisasi yang didasari oleh pemerintah dimana komite sekolah
adalah lembaga mandiri, tidak seperti lembaga pemerintah yang memiliki jam kerja
tetap sehingga tentu sulit bagi komite sekolah untuk terlibat dalam melaksanakan
perannya sebagai pengontrol disekolah. Komite sekolah sudah tidak mempunyai
program khusus seperti dulu, sekarang komite sekolah hanya ikut program sekolah itu
sendiri.

Kata Kunci: Komite, Peran Sebagai Pengontrol, Pengawasan, Penyelenggaraan


Pendidikan.

vi
PRAKATA

Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Alhamdulillahirabbil‟ alamin

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas

limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Peran kontrol komite sekolah dalam pelayanan pendidikan di SMK Negeri 2

Makassar”. Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Penulisan skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapat gelar Sarjana

Pendidikan (S. Pd) pada Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Makassar.

Penulisan karya ini dapat diselesaikan berkat bantuan, fasilitas, dan motivasi

yang diperoleh penulis dari berbagai pihak. Terkhusus penulis haturkan ucarapan

terima kasih kepada Dr. Ed. Faridah, ST. M. Sc. dan Drs. M.Bachtiar, M.Si.masing-

masing selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan

waktu dan tenaga dalam memberikan arahan, petunjuk, dan motivasi kepada penulis

dimulai dari penyusunan usulan penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

vii
1. Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP. selaku Rektor Universitas Negeri Makassar

yang telah menerima penulis menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Makassar.

2. Dr. Abdul Saman, M. Si Kons selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Makassar atas segala kebijakannya sebagai pimpinan Fakultas

tempat peneliti menimba ilmu selama ini.

3. Dr. Mustafa, M. Si sebagai Wakil Dekan I, Dr. Pattaufi M. Si sebagai Wakil

Dekan II, dan Dr. H. Ansar, M.Si sebagai Wakil Dekan III FIP UNM, yang telah

memberikan layanan akademik, administrasi dan kemahasiswaan selama proses

pendidikan dan penyelesaian studi.

4. Dr. Ed. Faridah, ST. M. Sc dan Dr. Wahira, M. Pd. yang masing-masing

merupakan Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Administrasi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.

5. Bapak/Ibu Dosen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Makassar yang dengan ikhlas dan tak kenal lelah memberikan berbagai

ilmu pengetahuan yang tak ternilai saat penulis duduk dibangku kuliah.

6. BapakDrs. H. Natsir, M.Si selaku kepala sekolah, bapak Drs. H. Muhlis M.M

selaku komite sekolah, pendidik, dan staf administrasi SMK Negeri 2 Makassar

yang telah meluangkan waktunya serta memfasilitasi penulis dengan memberikan

kesempatan untuk melakukan penelitian.

viii
7. Terkhusus kepada orang tua penulis Bapak Muh Yusuf dan Ibu Hj Astuti serta

seluruh keluarga besar. Terima kasih yang dengan tulus dan ikhlas mendoakan,

membesarkan, mendidik, dan memberikan segala-galanya untuk penulis.

8. Sahabat-sahabatku khusunya LGR, Fitra Inda Sari Sri Banun Juwita H.M ,

Nurkhaliza, Ayu Fajrianti, Putri Sasqia ,Sriwanty ,Chika Chelsea terimakasih

sudah memberikan warna yang indah selama bangku perkuliahan , terimakasih

jugan kepada Khairul Ikhsan arif dan Aqif Sulaiman sudah banyak membantu

dalam menyelesaikan skripsiku dan terimakasih kepadah seluruh angkatan 2016

yang banyak memberi pembelajaran arti dari sebuah persaudaraan kalian luar

biasa semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat

kekurangan-kekurangan. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua, Amin ya Rabbal „Alamin.

Makassar, 27 April 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iii
MOTTO v
ABSTRAK vi
PRAKATA vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Konteks Penelitian 1
B. Fokus Penelitian 8
C. Tujuan Penelitian 8
D. Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 12
A. Tinjauan Pustaka 12
1. Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol 12
2. Fungsi Komite dalam Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan 17
B. Kerangka Pikir 21
BAB III METODE PENELITIAN 25
B. Kehadiran Peneliti 26
C. Lokasi Penelitian 26
D. Sumber Data 26
E. Prosedur Pengumpulan Data 27
F. Analisis Data 29
G. Pengecekan Keabsahan Data 33
H. Tahap-Tahap Penelitian 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 37
A. Hasil Penelitian 37
a. Sejarah singkat berdirinya SMK Negeri 2 Makassar 37
b. Visi Misi dan Tujuan Sekolah SMK Negeri 2 Makassar 37
c. Bidang Keahlian 38

x
a. Fasilitas Sekolah / Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Makassar 39
a. Keadaan Peserta Didik 41
1. Deskripsi Hasil Penelitian Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol 41
a. Pengawasan Perencanaan Program dan Kegiatan Sekolah 41
b. Memantau output pendidikan 49
B. Pembahasan 50
1. Pengawasan Perencanaan Program dan Kegiatan Sekolah 51
2. Memantau Output Pendidikan 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59
A. Kesimpulan 59
A. Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 61
LAMPIRAN 64
RIWAYAT HIDUP 61

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sarana Pendukung Belajar/Mengajar 46


Tabel 4.2 Data Rekapitulasi Siswa 47
Tabel 4.3 Jumlah Pendidik 48
Tabel 4.4 Jumlah Tenaga Kependidikan 48

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual 32

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Kepmendiknas 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

tersebut ditegaskan bahwa Dewan pendidikan berkedudukan di kabupaten atau kota,

sedangkan komite sekolah berkedudukan disatuan pendidikan, baik pendidikan

sekolah ataupun madrasah maupun pendidikan luar sekolah.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002, dijelaskan bahwa

komite sekolah berperan sebagai:

1. Peran Pemberi Pertimbangan(advisory agency) dalam penentuan dan


pelaksanaan kebijakan pendidikan disatuan pendidikan
2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial,
pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan
disatuan pendidikan
3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan
keluaran pendidikan disatuan pendidikan
4. Mediator antara pemerintah.

Permendikbud No.75 tahun 2016 tentang dewan pendidikan dan Komite

Sekolah 2016 dijelaskan bahwa:

Komite sekolah berperan sebagai lembaga pemberi pertimbangan


dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan di satuan pendidikan
terkait kebijakan dan program sekolah, rencana anggaran pendapatan
dan belanja sekolah (RAPBS/RKAS), kriteria kinerja sekolah, kriteria
fasilitas pendidikan di sekolah dan kriteria kerjasama Sekolah dengan
pihak lain. Serta berperan sebagai pendukung baik yang berwujud
finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan.

Menurut Suryosubroto (2004) Keberadaan Komite sekolah harus bertumpu

pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas layanan

pelayanan dan hasil pendidikan disatuan pendidikan/sekolah. Oleh karena itu


1
2

pembentukan komite seklah harus memperhatikan pembagian peran sesuai posisi dan

otonomi yang ada.

Komite sekolah juga berperan sebagai pengontrol transparansi

penyelenggaraan anggaran pendidikan dan bertindak sebagai mediator antara

pemerintah dengan orang tua siswa serta masyarakat Wibowo, dkk (2019).

Kemudian Sihaan (2005: 146) mengemukakan bahwa maksud dibentuknya

komite sekolah adalah agar suatu organisasi masyarakat sekolah mempunyai

komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite

sekolah yang dibentuk dapat dikembangkan secara khas dan berakar dari budaya,

demografis, ekologi, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai

dengan potensi masyarakat setempat.

Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah menyebutkan

bahwa Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali

peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

Agar komite sekolah dapat berperan dangan baik maka dalam pembentukan

pengurusan pun harus dapat memenuhi beberapa pirinsip/kaidah, fungsi dan

mekanisme yang benar, serta dapat dikelola oleh masyarakat secara luas mulai dari

tahap pembentukan anggota komite dilakukan secara akuntabel bahwa anggota

komite bertanggung jawab dalam kinerjanya Febriana, dkk (2019)

Permendikbud No. 75 Tahun 2016 Pasal 3 dijelaskan bahwa dalam

melaksanakan fungsinya:
3

Komite sekolah bertugas untuk memberikan pertimbangan dalam


penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan, menggalang dana
dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik
perorangan/organisasi/dunia usaa/dunia industry maupun pemangku
kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif, mengawasi
pelayanan pendidikan di Sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan
aspirasi dari peserta didik, orangtua/wali, dan masyarakat serta hasil
pengamatan Komite Sekolah atas kinerja Sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

75 Tahun 2016 Pasal 3 tentang Komite Sekolah dijelaskan bahwa:

(1) Dalam melaksanakan fungsi, komite sekolah bertugas untuk:


a. Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan terkait: 1) kebijakan dan program sekolah;
2) rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah/ rencana
kerja anggaran sekolah (RAPBS/RKAS); 3) ktiteria kinerja
sekolah; 4) kriteria fasilitas pendidikan di sekolah; dan 5)
kriteria kerjasama sekolah dengan pihak lain.
b. Menggalang dana dan sumber pendidikan lainnya dari
masyarakat baik perorangan/ organisasi/ dunia usaha/ dunia
industry maupun pemangku kepentingan lainnya melalui upaya
kreatif dan inovatif.
c. Mengawasi pelayanan pendidikan di sekolah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Menindak lanjuti keluhan, saran, kritik dan aspirasi dari peserta
didi, orang tua/ wali, dan masyarakat serta hasil pengamatan
e. komite sekolah atas kinerja sekolah.
(2) Upaya kreatif dan inovatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b harus memenuhi kelayakan, etika, kesantunan dan
ketentuan peraturan perundang- undangan.

Lembaga pendidikan yang dijadikan lokasi penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yaitu SMK Negeri 2 Makassar. SMK Negeri 2 Makassar merupakan salah

satu sekolah kejuruan dengan status akreditasi A yang terletak di Kota Makassar.

SMK Negeri 2 Makassar terletak di Jalan Pancasila No. 15 Makassar. Sekolah ini
4

berada di bawah tanggung jawab dan pengawasan lansung oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Selatan. SMK Negeri 2 Makassar berada di

Kelurahan Rappocini Kecamatan Rappocini.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 2

Makassar, komite sekolah tidak seaktif yang dulu lagi dan pihak orang tua atau wali

murid juga tidak mengetahui secara mendalam fungsi dan peran komite sekolah.

Tidak sedikit yang beranggapan bahwa komite sekolah memiliki peran seperti BP3 di

masa lampau, yaitu badan yang bertugas sebagai pengumpul dana bantuan untuk

pendidikan atau semacam badan justifikasi belaka. Mereka belum mampu

mengemban peran dan fungsi sebagaimana yang telah diamanatkan oleh peraturan

perundang-undangan yang ada. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, di

antaranya sangat terbatasnya sosialisasi tentang peraturan perundang-undangan yang

mengatur tentang komite sekolah dan juga masih kurangnya pelatihan-pelatihan bagi

komite sekolah. Di samping itu, kurangnya partisipasi masyarakat terhadap dunia

pendidikan sebagai akibat dari kurangnya pemahaman tentang peran dan fungsi

komite sekolah Mursidi (2010).

Komite sekolah masih masih dilibatkan dalam penyelenggaraan pendidikan

baik dalam pengawasan terhadap alokasi anggaran maupun pengambilan keputusan

sekolah. Komite sekolah hanya berperan ketika ada pungutan dana dari orang tua

siswa dan sekarang sudah tidak ada lagi pungutan dana dari orang tua siswa sehingga

inilah yang membuat komite sudah tidak seaktif yang dulu lagi. Komite sekolah

tidak seperti lembaga pemerintah yang memiliki jam kerja tetap, komite sekolah
5

sebagai lembaga mandiri tidak memiliki jam kerja tetap sehingga inilah yang

membuat sulit komite sekolah untuk terlibat dalam melaksanakan perannya sebagai

pengontrol disekolah. Padahal komite sekolah adalah salah satu lembaga yang

menjadi wadah peran serta masyarakat dalam memajukan satuan pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan kepada kepala sekolah

pada Senin 22 Juli 2019 mengatakan bahwa :

“Tidak semua peran komite sekolah dilakukan. Dalam menjalankan


tugas dan perannya masih ada kekurangan. Dulu komite sekolah di
SMK Negeri 2 Makassar sangat aktif, sekarang sekolah tidak lagi
mempunyai dana anggaran untuk komite jadi palingan mereka datang
ketika dipanggil atau dibutuhkan tidak seperti dulu bahwa komite aktif
karena ada uang yang mereka urus. Karena dulu komite lebih banyak
mengurusi uang”

Setelah itu wawancara awal yang peneliti lakukan kepada pihak komite

sekolah pada Senin 22 Juli 2019 yang mengatakan bahwa :

“Peranan dari komite sekolah di SMKN 2 Makassar hanya berperan


ketika ada pungutan dana dari orang tua kesekolah, jadi ketika ada
pemungutan dana dari orang tua harus ada persetujuan dari komite
tidak boleh sekolah memungut sesuatu tanpa persetujuan dari komite.
Tetapi saat ada pungutan dari orang tua siswa itu tidak ada nilai yang
ditentukan misalkan 1 juta, 2 juta tidak ada.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

peran kontrol komite sekolah dalam pelayanan penyelenggaran pendidikan masih ada

kekurangan. Kehadiran komite sekolah hanyalah sebagai formalitas semata. Karena

komite sekolah hanya berperan ketika ada pungutan dana dari sekolah kepada orang

tua siswa. Komite sekolah belum mampu mengemban peran dan fungsi dengan baik.

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan konteks penelitian yang akan
6

dikaji, antara lain Emelda (2018) yang meneliti tentang Peranan komite sekolah

sebagai pengontrol. Hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Peran

Komite Sekolah di SD Negeri Lambada Aceh dalam melaksanakan perannya sebagai

pengontrol belum maksimal baik dalam akuntabilitas maupun tranparansi. Dalam hal

transparansi komite sekolah masih belum maksimal terlibat baik dalam (1)

Pelaksanaan program dan kegiatan pendidikan; (2) Penyusunan rencana

pengembangan sekolah (RPS); dan (3) Rencana Anggaran pendapatan dan belanja

sekolah (RAPBS). Begitupun keterlibatan dalam menjalankan perannya sebagai

pengontrol akuntabilitas dalam (1) Kinerja sekolah; (2) Mutu sekolah; (3)Sumberdaya

sekolah; dan (4) Output Pendidikan.

Penelitian lain dilakukan oleh Nelliharti (2018) tentang peranan komite

sekolah dalam penyelanggaraan pendidikan. Setelah dilakukan penelitian komite

sekolah sangatlah berpengaruh didalam penyelenggaraan pendidikan. Karena komite

sekolah memiliki beberapa peranan yang harus dijalankan untuk sekolah itu.

Kesimpulan yang dapat di ambil dari peran komite sekolah dalam penyelenggaraan

pendidikan adalah melakukan Kontrol (controlling agency) terhadap pengambilan

keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah, di samping alokasi dana dan

sumber daya bagi pelaksanaan programm di sekolah komite sekolah juga melakukan

fungsih kontrolnya terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah.

Kemudian Mulyono (2014) meneliti tentang peran komite sekolah dalam

penyelenggaraan pendidikan SMK di Kabupaten Lamongan. Hasil penelitian ini


7

adalah Peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan SMK negeri sudah

berjalan dengan baik. Peran yang paling tinggi adalah sebagai badan pertimbangan,

kemudian sebagai badan pendukung, dan sebagai badan penghubung, sedangkan

peran yang paling rendah adalah sebagai badan pengontrol.

Selanjutnya Sari (2015) meneliti tentang Peran komite sebagai pengontrol di

SD Muhammadiyah Yogyakarta.Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

komite sekolah telah melaksanakan peran dalam mengontrol (controlling) meskipun

secara pasif melalui pengecekan laporan-laporan yang diberikan oleh pihak sekolah.

Komite sekolah berperan sebagai mediator dalam menghubungkan pihak sekolah

untuk dapat menjalin hubungan dengan dunia usaha atau dunia industri (DUDI).

Komite sekolah menerapkan prinsip selalu berkomunikasi (communication) dan

terbuka (transparan) dalam menyampaikan hal-hal yang berkaitan untuk mendukung

peningkatan mutu.

Secara umum dari beberapa hasil penelitian yang dipaparkan diatas

membahas mengenai peranan dari komite sekolah. Dimana komite sekolah

memegang peranan penting disatuan pendidikan karena segala kegiatan yang

berlangsung disekolah segoyanya selalu melibatkan dan didampingi Komite Sekolah.

Komite sekolah juga melakukan fungsi kontrolnya terhadap keberhasilan pendidikan

di sekolah yang dilihat dari mutu output pendidikan. Hasil pengawasan terhadap

sekolah akan dijadikan bahan pertimbangan yang cukup menentukan bagi

penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan. Peran komite

sekolah sebagai controlling agency yang berarti melakukan pengawasan terhadap


8

kegiatan dan kebijakan di sekolah.

Haryanto, dkk (2008) mengungkapkan bahwa komite sekolah memiliki peran

sebagai controlling agency, badan yang melaksanakan pengawasan sosial kepada

sekolah. Pengawasan ini tidak sebagai pengawasan institusional sebagaimana yang

dilakukan oleh lembaga maupun badan pengawasan seperti inspektorat, atau Badan

Pemeriksa Keuangan, maupun badan pengawasan fungsional lainnya. Pengawasan

sosial yang dilakukan lebih memiliki implikasi sosial, dan lebih dilaksanakan secara

preventif, seperti ketika sekolah menyusun RAPBS, atau ketika sekolah menyusun

laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Maka dari itu peneliti tertarik

untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang bagaimana peranan komite sekolah

sebagai pengontrol. Rasa keingintahuan peneliti tersebut dituangkan melalui

penelitian ilmiah yang berjudul “Peranan Komite Sekolah Sebagai Pengontrol Dalam

Pelayanan Penyelenggaraan Sekolahdi SMK Negeri 2 Makassar”.

B. Fokus Penelitian

Bagaimana komite sekolah menjalankan peran sebagai pengontrol dalam

pelayanan penyelenggaraan Pendidikan di SMK Negeri 2 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan mendeskripsikan Peran komite sekolah sebagai pengontrol dalam

pelayanan penyelenggaraan pendidikandi SMK Negeri 2 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis maupun praktis
9

sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan

yang berkaitan dengan peran komite sekolah sebagai pengontrol dalam pelayanan

penyelenggaraan penddikan di SMK Negeri 2 Makassar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pihak Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menentukan kebijakan terkait

dengan program kinerja komite sekolah.

b. Bagi Komite Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dapat digunakan sebagai bahan untuk

menumbuhkembangkan cara pengontrolan dalam pelayanan penyelenggaraan

sekolah di SMK Negeri 2 Makassar.

c. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kejelasan tupoksi

antara tenaga pendidik dan komite sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

d. Bagi Orang Tua Siswa

Hasil penelitian ini dapat membuat orang tua siswa, agar dapat berpartisipasi

aktif dalam pengontrolan penyelenggaraan sekolah di SMK Negeri 2

Makassar.

e. Bagi Peneliti
10

Hasil penelitian ini memberikan pengalaman bagi peneliti agar kedepannya

lebih memahami tentang peranan komite sekolah dan menjadi wawasan baru

dalam meneliti komite sekolah. Bagi peneliti lain kajian ini bisa menjadi

kajian lanjutan untuk lebih mendapatkan gambaran yang lebih luas terkait

peranan komite sekolah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol

Berdasarkan Permendikbud No. 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah

pada Pasal 3 dijelaskan bahwa:

1. Memberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan


2. kebijakan pendidikan terkait:
a) Kebijakan dan program sekolah
b) Rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah/rencana kerja
dan anggaran sekolah (RAPBS/RKAS)
c) Kriteria kinerja sekolah
d) Kriteria fasilitas pendidikan di sekolah
e) Kriteria kerjasama sekolah dengan pihak lain.
3. Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari
masyarakat baik perorangan/ organisasi/ dunia usaha/ dunia
industri/ maupun pemangku kepentingan lainnya melalui upaya
kreatif dan inovatif.
4. Mengawasi pelayanan pendidikan di sekolah sesuai dengan
5. ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Menindaklanjuti keluhan, saran, aspirasi dari peserta didik, orang
tua/wali, dan masyarakat serta hasil pengamatan komite sekolah
atas kinerja sekolah.

Zunaidi (2008) mengemukakan fungsi kontrol komite sekolah (controlling

agency) yang pertama adalah Pengontrol perencanaan pendidikan, mengontrol

proses pengambilan keputusan disekolah,mengontrol kualitas kebijakan

disekolah, mengontrol proses perencanaan pendidikan disekolah, pengawasan

terhadap kualitas perencanaan disekolah, pengawasan terhadap kualitas program

disekolah. Yang kedua adalah memantau program sekolah, seperti memantau

organisasi sekolah, memantau penjadwalan program sekolah, memantau alokasi

12
13

anggaran untuk pelaksanaan program sekolah. Yang ketiga adalah memantau

output pendidikan seperti memantau hasil ujian akhir, memantau angka

partisipasi sekolah, memantau angka mengulang sekolah dan memantau angka

bertahan sekolah.

Misbah (2009) Tanpa menafikan bagian-bagian lain dalam sebuah

manajemen, namun dapat dikatakan bahwabagian yang terpenting dalam

manajemen adalah controlling. Berkaitan dengan pengembangan kinerja ini,

perlu dilihat sejauh mana peran pengontrol yang dilakukanKomite Sekolah

berjalan dengan optimal terhadap pelaksanaan pendidikan. Komite Sekolah

dalam hubungannya dengan perannya sebagai badan pengontrol

terhadapperencanaan pendidikan, memiliki beberapa fungsi yang dapat dilakukan

antara lain melakukan kontrol terhadap proses pengambilan keputusan di

lingkungan Dinas Pendidikan, termasuk penilaian terhadap kualitas kebijakan

yang ada. Komite Sekolah dapat melakukan fungsi yang sama seperti yang

dilakukan Dewan Pendidikan, yaitu melakukan kontrol terhadap proses

pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah, termasuk

kualitas kebijakan yang ada.

Fungsi Komite Sekolah dalam melakukan kontrol terhadap pelaksanaan

program pendidikan adalah melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

program yang ada pada sekolah, apakah sesuai dengan kebijakan yang disusun.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program tersebut adalah bagaimana alokasi


14

dana dan sumber-sumber daya bagi pelaksanaan program dilakukan sekolah.

Dalam pengembangan kinerja ini, perlu dilihat sejauh mana Komite Sekolah

melakukan fungsinya dalam mengontrol alokasi dana dan sumber-sumber daya

tersebut. Mursidi (2010)

Komite sekolah sebagai pengontrol (Controlling) dalam rangka

transpanrasi dan akuntabilitas penyelenggaran dan keluaran pendidikan di satuan

pendidikan. Minimal melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,

program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan dari satuan pendidikan

(Febriana dkk, 2019). Dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Meminta penjelasan sekolah tentang hasil belajar siswa


disekolahnya
b) Mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan
memperkuat berbagai hal yang menjadi keberhasilan belajar siswa
c) Menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah kepada
stakeholder secara periodik, baik yang berupa keberhasilan maupun
kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah
d) Menyampaikan laporan pertanggung jawaban bantuan masyarakat
baik berupa materi, maupun non materi kepada masyarakat dan
pemerintah setempat.

Moch (2011: 36) menyatakan bahwa komite sekolah dapat melaksanakan

pengawasan terhadap kebijakan yang diambil oleh penyelenggaraan/management

sekolah, juga dapat melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap program yang

telah ditetapkan bersama. Penyelenggaraan pendidikan disekolah juga menjadi

bagian dari pengawasan komite. Selain itu ada juga yang tidak kalah pentingnya,

yaitu kontrol terhadap keluaran pendidikan dengan harapan bahwa keluaran

pendidikan mempunyai masa depan yang dengan bekal yang cukup.


15

Kebijakan yang diambil oleh peyelenggaraan/management sekolah yang

diperkirakan depat memberikan beban berat bagi siswa maupun masyarakat, dan

yang diperkirakan tidak sejalan dengan tujuan sekolah dapat diberikan

pengarahannya oleh komite.

Sementara ini, yang menjadi ukuran keberhasilannya adalah nilai pada

ujian akhir. Dalam kaitannya dengan ini, Komite Sekolah memiliki peran yang

penting dalam melakukan pemantauan terhadap penilaian terhadap hasil ujian

akhir. Karena penilaian terhadap hasil keluaran pendidikan di sekolah sekolah

tersebut akan menjadi masukan bagi Dewan Pendidikan untuk memetakan

persoalan dalam pemerataan dan mutu keluaran pendidikan.

Secara keseluruhan indikator kinerja Komite Sekolah dalam perannya

sebagai badan pengontrol dalam menjalankan sebuah instansi pendidikan formal

perlu dilakukan proses konstruksi dan manajerial sistem yang baik. Kegiatan-

kegiatan tersebut merupakan aktifitas dari manajamen pendidikan. Aktivitas di

dalam manajemen itu sendiri meliputi proses perencanaan,

pengorganisasian,penggerakan, dan pengawasan. Dalam manajemen pendidikan,

terdapat banyak aspek yang subtantif seperti kurikulum, peserta didik, sumber daya

manusia, sarana prasarana, keuangan dan hubungan masyarakat. Sangatlah tidak

mudah dalam melakukannya secara keseluruhan, terlebih ketika proses manajemen

telah berjalan. Maka dari itu sangatlah penting proses pengawasan (controlling)
16

dilakukan agar sinergisitas seluruh aspek berjalan.

Zunaidi (2008) Kontrol manajemen pendidikan pengelolaan secara

menyeluruh atau pengendalian agar proses manajemen pendidikan tetap terarah

dan tidak ada penyimpangan-penyimpangan. Fungsi kontrol :

1. Mencegah penyimpangan program

Program pendidikan yang ditetapkan berdasarkan perencanaan yang

overall, harus membuahkan hasil. Hasil sesuai dengan yang dicapai tujuan yang

telah dulu ditetapkan.Dengan dilakukan pengawasan, maka program pendidikan

yangditetapkan pada awal manajemen dapat berjalan berdasarkan perencanaan.

2. Meningkatkan keuletan kerja

Dengan menerapkan kontrol manajemen, berarti juga menerapkan fungsi

pengawasan kerja, yang berdampak pada peningkatan kualitas kerja.

3. Memperoleh feet-back

Kontrol berfungsi memperoleh umpan balik. Maksudnya karena kontrol

maka administrator pendidikan yang melaksanakan kontrol akan memperoleh

pengalaman dan penemuan-penemuan yang dapat dipergunakan sebagai bahan

untuk penyempurnaan kegiatan kontrol.

4. Mengajak secara mendidik

Kontrol berfungsi penerapan. Dengan kontrol adminstrator pendidikan

menerapkan secara langsung dan tidak langsung, secara efektif dan efisien,

ajakan yang bersifat mendidik kepada para personil program untuk memahami

untuk maksud dan tujuan kegiatan yang dilakukan.


17

5. Mengukur seberapa jauh pencapaian program pendidikan

Kontrol berfungsi untuk mengukur, seberapa jauh program yang sudah

ditentukan telah tercapai. Ini penting untuk menetapkan tindak lanjut berkenaan

dengan rencana dan program kerja berikutnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bagian yang terpenting dalam manajemen

adalah controlling. Komite Sekolah dalam hubungannya dengan perannya

sebagai badan pengontrol pendidikan seperti melakukan kontrol terhadap proses

perencanaan termasuk kualitas perencanaan pendidikan, melakukan kontrol

proses pengambilan keputusan, termasuk penilaian terhadap kualitas kebijakan

yang ada. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program tersebut harus sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Termasuk bagaimana

alokasi dana dan sumber-sumber daya bagi pelaksanaan program dilakukan.

2. Fungsi Komite dalam Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan

Pelayanan penyelenggaraan pendidikan adalah kegiatan pelaksanaan

komponen sistem pendidikan pada satuan atau program pendidikan pada jalur,

jenjang dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional.

Pelayanan penyelenggaraan sekolah dimana sekolah adalah lembaga

pendidikan, yang memberikan layanan pendidikan kepada individu, kelompok

dan masyarakat agar menjadi berilmu pengetahuan, cerdas, beriman dan bertaqwa

serta berbudi pekerti luhur. Seabagai konsep layanan pendidikan, ketercapaian


18

layanan yang baik hanya dapat dilakukan oleh guru secara bersama-sama degan

warga sekolah untuk menciptakan proses pendidikan yang berkualitas, sehingga

nantinya akan menghasilkan produk yang baik. Tercapainya rasa kepuasan

pelanggan atas pelayanan pendidikan yang diberikan merupakan cerminan telah

terjadnya pelayanan pendidkan yang baik (Garmawandi, 2012) .

Adapun beberapa hal yang diuraikan mengenai peranan komite sekolah

terhadap penyelenggaraan sekolah adalah:

a. Memperlancar penyelenggaraan suatu kegiatan belajar mengajar di dalam

sekolah, baik itu sarana maupun prasarana pendidikan

b. Melakukan pembinaan perilaku dan sikap siswa

c. Membantu siswa yang kurang mampu dengan mencarikan sumber pendanaan

d. Memberikan suatu penghargaan terhadap keberhasilan pengelolaan sekolah

e. Melakukan penilaian sekolah guna pengembangan dalam pelaksanaan kurikulum

f. Melakukan pembahasan mengenai usulan RAPBS

g. Meminta sekolah supaya mengadakan suatu rapat untuk keperluan tertentu.

Komite sekolah sebagai lembaga pengontrol dalam penyelenggaraan

pendidikan adalah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaran pendidikan

sebagai masukan bagi para pengambil kebijakan dalam rangka penyempurnaan

kebijakan dan program dalam rangka peningkatan keluaran pendidikan.

Fungsi kontrol komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan

perwujudannya adalah dalam bentuk pengawasan terhadap proses pengambilan


19

keputusan disekolah, melakukan penilaian terhadap kualitas kebijakan yang

diambil sekolah, melakukan pengawasan terhadap proses dan kualitas

perencanaan dan program sekolah, melakukan pengawasan terhadap organisasi

sekolah, melakukan pengawasan terhadap alokasi anggaran untuk pelaksanaan

Komite sekolah sebagai pengontrol (Controlling) dalam rangka transpanrasi dan

akuntabilitas penyelenggaran dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

Moch (2011: 36) menyatakan dalam penyelenggaraan pendidikan

disekolah juga menjadi bagian dari pengawasan komite. Selain itu ada juga yang

tidak kalah pentingnya, yaitu kontrol terhadap keluaran pendidikan dengan

harapan bahwa keluaran pendidikan mempunyai masa depan yang dengan bekal

yang cukup. Kebijakan yang diambil oleh peyelenggaraan/management sekolah

yang diperkirakan depat memberikan beban berat bagi siswa maupun masyarakat,

dan yang diperkirakan tidak sejalan dengan tujuan sekolah dapat diberikan

pengarahannya oleh komite.sekolah dapat melaksanakan pengawasan terhadap

kebijakan yang diambil oleh penyelenggaraan/management sekolah, juga dapat

melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap program yang telah ditetapkan

bersama.

Komite sekolah sebagai badan pengontrol dalam penyelenggaraan

pendidikan seperti kegiatan sekolah meliputi pengawasan penggunaan dana dan

laporan pertanggungjawaban. Penggunaan dana yang mendapatkan pengawasan

akan menyebabkan tujuan dapat tercapai secara efektif dan eifisien. Kegiatan

pengawasan merupakan hal yang esensial dalam bidang manajemen. Pengawasan


20

yang ketat dan terkendali membuat sekolah lebih berhati-hati. Kegiatan sekolah

yang selalu mendapatkan pengawasan akan memiliki tingkat kemajuan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak pernah mendapatkan pengawasan.

Prinsip pengawasan yang dianut komite sekolah bertujuan agar: 1) memajukan

kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, 2) memperkokoh tujuan dan

meningkatkan kualitas hidup, dan 3) tetap menggairahkan komite untuk menjalin

hubungan yang baik dengan sekolah.

Pengawasan yang dilakukan oleh komite sekolah meliputi kontrol

terhadap pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah.

Minimal melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,

penyelenggara dan keluaran pendidikan dari satuan pendidikan. (Mulyono, 2014)

Dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Meminta penjelasan sekolah tentang hasil belajar siswa di sekolahnya.

2. Mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan memperkuat berbagai

hal yang menjadi keberhasilan belajar siswa.

Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah

kepada stakeholder secara periodik, baik yang berupa keberhasilan maupun

kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah.

Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyrakat baik berupa

materi, maupun non materi kepada masyarakat dan pemerintah setempat.

(Nasional, dkk 2006) Disamping alokasi dana dan sumber-sumber daya bagi
21

pelaksana program disekolah. Komite sekolah juga melakukan fungsi kontrolnya

terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah yang dilihat dari mutu output

pendidikan (Febriana, dkk 2019).

B. Kerangka Pikir

Komite Sekolah merupakan representasi dari keterlibatan masyarakat dan

orangtua dalam mengawal kualitas pendidikan yang bermartabat. Komite Sekolah

adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka

peningkatan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan

pendidikan, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh stakeholder

pendidikan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan yang baik, penyelenggaran pendidikan

dituntut untuk mampu bekerja pada jaringan. Yaitu kerjasama dengan berbagai

pihakuntuk memanfaatkan berbagai sumber kekuatan dan peluang pendidikan.

Karena tidak ada suatu kekuatan pun yang mampu berdiri sendiri tanpa kerjasama

dengan yang lain. Jadi penyelenggaran pendidikan harus mampu menjalin kerjasama

dengan berbagai pihak, baik dengan orang tua, masyarakat maupun dengan lembaga-

lembaga pemerintah. Salah satunya adalah menjalin kerja sama dengan komite

sekolah.

Peran dan fungsi komite sekolah sejauh ini masih ada yang mempertanyakan,

seolah tidak berfungsi meskipun keberadaannya sudah disahkan oleh undang-undang.

Sebenarnya komite mempunyai kegunaan yang sangat bagus untuk meningkatkan

kualitas pendidikan karena komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan dalam


22

penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan, pendukung

baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan

pendidikan di satuan pendidikan, pengontrol dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaran dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan dan

mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.

Komite sekolah sebagai pengontrol dalam pelayanan penyelenggaraan

pendidikan yaitu melakukan pelayanan dalam pengawasan kegiatan sekolah dan

pelayanan terhadap kebijakan sekolah. Program sekolah sangat penting untuk

meningkatkan mutu layanan pendidikan disekolah. Oleh karena itu program-program

sekolah harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia dan usaha

pemerintah, sehingga pelaksanaan program sekolah harus diawasi dan dievaluasi

secara berkelanjutan. Jadi pelayanan pengawasan kegiatan sekolah ini juga sangat

penting dilakukan untuk mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah.

Pelayanan Pengawasan kebijakan sekolah merupakan pengawasan yang komite

sekolah lakukan untuk melakukan pengawasan terhadap pengontrolan perencanaan

disekolah, mengontrol proses pengambilan keputusan di sekolah, mengontrol kualitas

kebijakan disekolah, pengawasan terhadap proses perencanaan disekolah dan

pengawasan terhadap kualitas program yang ada.

Untuk menjalankan peran yang telah disebutkan, komite sekolah memiliki

fungsi sebagai pendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan melakukan kerjasama dengan masyarakat pemerintah

berkenaan dengan penyelengaraan pendidikan bermutu. Menampung dan


23

menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan

oleh masyarakat.

Sekolah bukanlah suatu lembaga yang terpisah dari masyarakat. Sekolah

merupakan lembaga yang bekerja dalam konteks sosial. Sekolah mengambil siswanya

dari masyarakat setempat, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan sosial

dan finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan masyarakat

merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka

penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian

ini mengenai Peran Kontrol Komite Sekolah Dalam Pelayanan Penyelenggaraan

Pendidikan Di Smk Negeri 2 Makassar yang penulis buat sebagai berikut:


Peran Kontrol Komite
Sekolah

Pelayanan
Penyelenggaran Sekolah

Pengawasan Perencanaan Memantau Output


Program dan Kegiatan Pendidikan
Sekolah

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol


Dalam Pelayanan PenyelenggaraanPendidikan

24
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang berusaha mengungkapkan

kejadian yang ada di lokasi penelitian secara menyeluruh melalui pengumpulan data

secara alami dengan memanfaatkan peneliti sebagai instrumen kunci untuk mencari

makna.Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan

naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang

fenomena dalam suatu lataryang berkonteks khusus (Moleong, 2018:5). Penelitian ini

diuraikan secara mendalam sehubungan dengan peranan komite sekolah sebagai

pengontrol dalam pelayanan penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 2 Makassar.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Deskriptif kualitatif adalah penelitian yang menafsirkan dan menuturkan data yang

bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi

dalam suatu lingkungan, pertentangan, perbedaan, fakta, pengaruh terhadap sesuatu,

dan lain-lain. Penelitian mengenai peran pelayanan pustakawan diuraikan secara

deskriptif melalui data yang diperoleh tentang perpustakaan terkait dengan

pelayanan yang diberikan pustakawan pada perpustakaan di sekolah, sehingga data

yang diperoleh tersebut dapat dipaparkan secara detail sesuai dengan data yang

di temukan di lokasi penelitian.

25
26

B. Kehadiran Peneliti

Pada waktu mengumpulkan data di lapangan, peneliti berperan serta pada

situs penelitian dan mengikuti secara aktif kegiatan kemasyarakatan. Didalam

penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat

pengumpul data utama Moleong (2018: 9).

Kehadiran peneliti yang berperan sebagai instrumen kunci dalam

pelaksanaan penelitian sangat berperan penting di lokasi penelitian terutama dalam

melakukan observasi lansung. Selain itu instrumen lainnya yang digunakan oleh

peneliti berupa pedoman, yaitu pedoman dalam melakukan wawancara, pedoman

melakukan observasi dan dokumentasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah

peneliti melakukan tugasnya di lapangan dan sebagai pengendali agar informasi yang

diperoleh sesuai dengan perencanaan peneliti.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMK Negeri 2 Makassar, yang beralamat di Jalan

Pancasila No. 15 Makassar. Peneliti melakukan pengumpulan data secara langsung

pada objek yang diteliti. Data yang diperoleh melalui observasi dan pengajuan

wawancara untuk memperoleh data yang dapat dijamin kebenarannya.

D. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong 2018: 157).

Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peranan
27

komite sekolah sebagai peranan komite sekolah sebagai pengontrol dalam pelayanan

penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 2 Makassar.

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, yang akan

dijadikan partisipan oleh peneliti adalah sekolompok objek yang dijadikan sebagai

sumber data dalam \penelitian, dapat berupa manusia yaitu meliputi kepala sekolah

dan pihak komite sekolah (Dr.H.Muhlis M.M), dokumen-dokumen yang akan peneliti

butuhkan dan sebagainya yang terlibat langsung dalam komite sekolah di SMK

Negeri 2 Makassar adalah dokumen yang berkaitan dengan komite sekolah.

E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Wawancara

Peneliti mewawancarai secara langsung kepada komite sekolah, kepala

sekolah dan guru SMK Negeri 2 Makassar. Informan telah dipilih melalui teknik

purposive sampling yaitu dengan adanya pertimbangan khusus dalam pemilihan

informan sebab dianggap dapat memberikan informasi secara mendalam terkait peran

kontrol komite sekolah, teknik wawancara ini juga dilakukan dengan menggunakan

metode wawancara secara mendalam (in depth interview). Namun wawancaranya

tidaklah terfokus pada pedoman tersebut , tetapi akan dikembangkan sesuai kondisi

lapangan pada saat wawancara berlangsung.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan

peran kontrol komite sekolah dalam pelayanan penyelenggaraan pendidikan seperti

pelayanan pengawasan kegiatan sekolah dan pelayanan pengawasan kebijakan


28

sekolah. Dalam hal ini penulis mengadakan tanya jawab kepala sekolah, komite

sekolah dan guru di SMK Negeri 2 Makassar.

Sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti menyiapkan instrument

yamh berisi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan peran kontrol komite sekolah yang

dalam hal ini peneliti fokusnya ke peran kontrol komite sekolah, pelayanan

pengawasan kegiatan sekolah dan pelayanan pengawasan kebijakan sekolah. Hasil

yang diperoleh dari wawancara yang peneliti lakukan adalah berupa imformasi yang

didapatkan dengan cara bertanya langsung kepada kepala sekolah, komite sekolah

dan guru mengenai peran kontrol komite sekolah di SMK Negeri 2 Makassar.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti terkait untuk memperoleh

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian. Observasi ini dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan cara melihat

dan mengamati terkait dengan peran kontrol komite sekolah dalam peayanan

penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 2 Makassar. Dalam penelitian ini

pertama-tama peneliti melakukan observasi terhadap lingkungan komite sekolah di

SMK Negeri 2 Makassar melakukan perencanaan lapangan dalam rangka perkenalan

untuk mengakrabkan sekaligus memberitahu maksud kedatangan peneliti dan

memohon izin agar dapat diterima untuk melakukan penelitian di SMK Negeri 2

Makassar yang menekankan pada peran control komite sekolah dalam pelayanan

penyelenggaraan Pendidikan serta mendapatkan gambaran umum mengenai obyek

penelitian.
29

Dengan demikian metode observasi peneliti gunakan untuk mendapatkan

data-data tentang keadaan dan suasana dalam kegiatan komite sekolah dan kepala

sekolah dalam melakukan perannya sebagai pengontrol.

3. Dokumentasi

Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena

dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk

menguji,menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong 2018: 217). Studi

dokomentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara. Peneliti disini menggunakan terhadap dokumen-

dokumen penunjang informasi dengan mengumpulkan data melalui sumber-sumber

tertulis berkaitan dengan program komite sekolah, profil sekolah, struktur komite

sekolah, data faisilitas dari kepengurusan komite sekolah seperti dokumen AD/ART

komite sekolah, buku panduan umum komite sekolah, buku acuan oprasional komite

sekolah, salinan Kepmendiknas No. 044/U/2002 dan Kemendikbud No. 75 Tahun

2016 serta data yang mampu mendukung keakuratan data dari penelitian ini.

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis datayang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit,melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

akandipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendirimaupun orang lain. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
30

pendekatankualitatif.Analisis data kualitatif bersifat induktif yaitu suatu analisis

berdasarkandata yang diperoleh di lapangan.

Adapun tahap analisis data kualitatif yang digunakan adalah model analisis

interaktif Miles dan Hubermen dalam (Muhammad, 2009).

1. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sejak awal. Proses

pengumpulan data melibatkan sisi aktor (informan), aktivitas, latar atau konteks

terjadinya peristiwa. Data dalam penelitian kualitatif merupakan segala sesuatu yang

diperoleh dari yang dilihat, didengar, dan diamati, seperti catatan lapangan sebagai

hasil lapangan, deskripsi wawancara, foto, cerita sejarah, agenda, atribut, simbol-

simbol yang melekat dan dimiliki, dan banyak hal lain sebagai hasil amatan da

pendengaran.

Beberapa hal yang dijadikan pedoman pada saat pengumpulan data

dilapangan antara lain:

a. Fokus pada objek penelitian

b. Tentukan jenis penelitian

c. Membuat pertanyaan analitis

d. Memulai dari yang makro

e. Mengomentari gagasan

f. Memo untuk diri sendiri


31

2. Tahap Reduksi Data

Dalam proses penelitian kualitatif, data yang diperoleh peneliti bukanlah data

akhir atau data jadi yang akan dapat langsung dianalisis, namun data apapun yang

diperoleh selama proses berlangsung merupakan data kasar yang siap untuk

dilakukan reduksi. Selain itu juga reduksi data bukan lantas selesai bersamaan

selesainya proses observasi di lapangan.

Tahapan reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis sehingga pilihan-

pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, dibuang, pola-pola mana yang

meringkas sejumlah bagian yang tersebut, cerita-cerita apa yang berkembang,

merupakan pilihan-pilihan analitis. Dengan begitu proses reduksi data yang

dimaksudkan untuk lebih menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

bagian data yang tidak diperlukan, serta mengorganisasi data sehingga memudahkan

untuk dilakukan penarikan kesimpulan yang kemudian akan dilanjutkan dengan

verifikasi.

3. Tahap Penyajian Data (Display Data)

Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau

penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya,

mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah

format yang menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca.

Penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan

mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang
32

sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya apakah peneliti meneruskan

analisisnya atau mencoba unruk mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam

temuan tersebut.

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirkan, tersusun

dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja

penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang yang

relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna

tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat

hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang

perlu ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan penelitian. Penyajian data yang baik

merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan

handal.

Selanjutnya dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif

juga dapat berupa : bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart),

pictogram, dan sejenisnya. Kesimpulan yang dikemukakan ini masih bersifat

sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap

pengumpulan data berikutnya.

4. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan temuan

dan melakukan verifikasi data. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan

bukti-bukti buat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk
33

mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat

dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke

lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.

Verifikasi dan penarikan kesimpulan dimaknai sebagai penarikan arti data

yang telah ditampilkan. Pemberian makna ini tentu saja sejauh mana pemahaman

peneliti dan interpretasi yang dibuatnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam

proses ini adalah untuk melakukan pencatatan untuk pola-pola dan tema yang sama,

mengelompokkan, dan pencarian kasus-kasus negatif (kasus khas, berbeda, mungkin

pula menyimpang dari kebiasaan yang ada di masyarakat).

G. Pengecekan Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data dalam pengecekan

keabsahan data. Menurut Moleong (2018: 330) “triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain”. Tujuan

triangulasi ialah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya

dengan data-data yang diperoleh dari sumber lain.

Data yang dinyatakan valid melalui triangulasi akan memberikan keyakinan

terhadap peneliti mengenai keabsahan datanya sehingga memudahkan peneliti dalam

mengambil kesimpulan. Selanjutnya dalam penggunaan teknik triangulasi terdapat

empat kriteria yang digunakan, menurut Moleong (2018) yaitu (1) derajat

kepercayaan (creadibility), (2) keteralihan (transferability), (3) Kebergantungan

(dependability), dan (4) Kepastian (confarmability). Uji keabsahan data dalam

penelitian ini
34

menggunakan uji credibility (uji kredibilitas). Uji kredibilitas dalam penelitian ini

menggunakan triangulasi. Sugiyono dalam (Arikunto, 2010) mengatakan bahwa

triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini

triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh. Triangulasi sumber yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan pihak komite sekolah. Data dari

sumber-sumber tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan, mana yang memiliki

pandangan sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode dilakukan peneliti untuk mengecek kepercayaan

penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data, seperti halnya

metode wawancara yang ditunjang dari hasil observasi atau pengamatan. Dalam

penelitian ini peneliti mengungkapkan data tentang peranan komite sekolah sebagai

pengontrol dalam pelayanan penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut.

H. Tahap-Tahap Penelitian

Tahapan dan proses penelitian yang akan dilalui diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Tahap-Tahap Pra-Lapangan
35

Kegiatan yang harus dilakukan dalam penelitian kualitatif pada tahap pra-

lapangan adalah melakukan studi awal untuk melihat fenomena yang terjadi di

lapangan sebagai bahan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap ini peneliti akan

menyusun rancangan penelitian yang memuat dan menguatkan latar belakang

masalah atau konteks penelitian dan alasan pelaksanan penelitian, studi pustaka,

penentuan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat

penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisa data, rancangan

perlengkapan yang diperlukan di lapangan, dan rancangan pengecekan keabsahan

data.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini merupakan pekerjaan lapangan yang menuntut peneliti untuk

mencari dan mengumpulkan sumber data seakurat mungkin dengan melakukan teknik

observasi, wawancara, dokumentasi, dan menggunakan beberapa alat bantu seperti

tape recorder, kamera, dan sebagainya sebagai pendukung peneliti dalam melakukan

penelitian di SMK Negeri 2 Makassar.

3. Tahap Analisa Data

Analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan setelah mendapatkan

sumber data dari hasil penelitian di lapangan. Peneliti sebagai instrumen kunci dalam

penelitian ini harus segera melakukan analisa data yang dilanjutkan dengan

pengecekan keabsahan data sehingga data yang diperoleh benar-benar valid sebagai

acuan untuk menemukan sebuah makna.


36

4. Tahap Pembuatan Laporan Dan Perumusan Hasil Penelitian

Sebagai laporan akhir yang berisi keseluruhan proses, kesimpulan dan

memuat seluruh objek yang ditemukan dalam penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dideskripsikan hasil penelitian dan pembahasan dari

data menyangkut fokus penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan

data. Berikut deskripsi hasil penelitian melalui prosedur pengumpulan data

berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang telah diperoleh.

Berdasarkan penelusuran data di lapangan yang kemudian dianalisis sesuai

dengan tujuan penelitian, maka dapat disajikan hasil penelitian dan pembahasan

sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

a. Sejarah singkat berdirinya SMK Negeri 2 Makassar

SMK Negeri 2 Makassar didirikan pada Tahun 1958 sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Pendidikan Nomor : 1700/B.3/KEDJ/58 Tanggal 05 Agustus

1958 yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan. Pada awalnya bernama

STM Negeri Ujung Pandang, selanjutnya pada tahun 2000 berubah nama

menjadi SMK Negeri 2 Makassar.

b. Visi Misi dan Tujuan Sekolah SMK Negeri 2 Makassar

Visi dan misi sekolah merupakan landasan awal dalam merumuskan

program-program yang telah direncanakan oleh penyelenggara pendidikan. Visi

adalah gambaran masa depan yang hendak dicapai oleh sekolah, dimana misi

merupakan penjabaran dari visi yang memberi pelayanan kepada masyarakat.

Adapun visi SMK Negeri 2 Makassar yaitu menjadi lembaga pendidikan dan

pelatihan yang menghasilkan “ Tamatan Profesional, Kompetitif, Beriman dan

37
38

Bertakwa, Unggul di Era Global ”. Sedangkan misi SMK Negeri 2 Makassar

yaitu sebagai berikut :

1) Mendidik dan menyiapkan siswa dengan mengoptimalkan potensi diri minat

dan bakatnya menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang handal terampil

dan profesional.

2) Mewujudkan Iklim belajar berbasis kompetensi dan berwawasan lingkungan.

3) Bersama dunia usaha / dunia industri mengembangkan fungsi sekolah

sebagai pusat pendidikan dan pelatihan.

Sedangkan, tujuan sekolah adalah sasaran yang hendak dicapai atau

dihasilkan dalam jangka waktu tertentu dan merupakan penjabaran dari misi.

Secara umum tujuan SMK Negeri 2 Makassar, yaitu sebagai berikut:

1) Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja dan mengembankan sikap

profesional.

2) Meningkatkan potensi siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3) Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

c. Bidang Keahlian

Bidang keahlian / jurusan teknik di SMK Negeri 2 Makassar dapat dilihat

melalui tabel berikut:

Tabel 4.2 Bidang Keahlian SMK Negeri 2 Makassar


39

Program Studi Kompetensi Keahlian


No Bidang Studi Keahlian
Keahlian

Teknik Konstruksi Batu


Teknik Bangunan dan Beton
Teknik Gambar Bangunan
Teknik Teknik Instalasi Tenaga
KetenagalistrikanListrik
• Teknologi dan Rekayasa Teknik Pengingin
Teknik Elektronika Teknik Audio Video
Teknik Elektronika
Industri
Teknik
Teknik Mesin
Pemesinan Teknik
Pengelasan
Teknik Otomotif Teknik Alat Berat
• Teknologi Teknik Komputer Teknik Komputer dan
Informasi dan
Komunikasi dan Informatika Jaringan
Sumber : Arsip Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Makassar TP 2019/2020

a. Fasilitas Sekolah / Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Makassar

SMK Negeri 2 Makassar memiliki fasilitas sekolah yang dengan baik,

bersih, layak, nyaman, dan selalu siap untuk digunakan. Mulai dari halaman

sekolah yang luas, lapangan sepak bola, dan lapangan upacara dan aula yang

lumayan besar biasa digunakan sebagai tempat berkumpulnya peserta didik

apabila ada acara perpisahan / penematan atau acara sekolah lainnya. Selain itu

terdapat pula fasilitas lainnya sebagai penunjang berlangsungnya proses belajar

mengajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut :


40

Tabel 4.3 Sarana dan prasarana SMK Negeri 2 Makassar TP 2019/2020


Kondisi Saat Ini Kebutuhan
Total Jumlah Jumlah Total
No Nama Ruang/Area Kerja Jumlah Luas Jumlah Jumlah Luas
Luas Rusak Rusak Luas
Ruang (m2) Baik ruang (m2)
(m2) Sedang Berat (m2)
A Administrasi
1 Ruang Kepala Sekolah 1 42 42 1 - - 1 42 42
2 Ruang Guru 1 120 120 1 - - 1 120 120
Ruang Pelayanan
3
Administrasi 1 38 38 1 - - 1 38 38
4. Ruang Kepala Tata Usaha 1 28 28 1 - - 1 28 28
B Kegiatan Belajar
1 Ruang Kelas 31 72 2232 31 - - 31 72 2232
Ruang
2
Praktik/Bengkel/Workshop 6 80 480 6 - - 6 80 480
Ruang Lab.
3
Fisika/Kimia/Biologi - - - - - - - - -
4 Ruang Lab. Bahasa 1 80 80 1 - - 1 80 80
5 Ruang Praktik Komputer 2 120 240 2 - - 2 120 120
C Penunjang Pendidikan
1 Ruang Perpustakaan 1 120 120 1 - - 1 120 120
2 Ruang Unit Produksi - - - - - - - -
Ruang Pramuka, Koperasi,
3
UKS dll 3 20 60 3 - - 3 20 60
4 Ruang Ibadah 1 150 150 1 - - 1 150 150
D Penunjang Lainnya
1 Ruang Bersama (Aula) 1 600 600 1 - - 1 600 600
2 Ruang Kantin Sekolah 1 70 70 1 - - 1 70 70
3 Ruang Toilet 19 3 57 19 - - 19 3 57
4 Ruang Gudang 1 60 60 1 - - 1 60 60

Sumber : Arsip data keadaan Sarana dan Prasaana SMK Negeri 2 Makassar TP 2019/2020
41

a. Keadaan Peserta Didik

Jumlah peserta didik di SMK Negeri 2 Makassar dapat dilihat melalui

tabel berikut:

Tabel 4.5 Keadaan Peserta Didik SMK Negeri 2 Makassar TP 2019/2020


Kelas Jumlah
X 520
XI 369
XII 428
Jumlah 1317
Sumber : Arsip data keadaan peserta didik SMK Negeri 2 Makassar TP2019/2020
Deskripsi
1. Deskripsi Hasil Penelitian Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol

Deskripsi hasil penelitian Peran komite sekolah sebagai pengontrol

dalam pelayanan penyelenggaraan pendidikan disekolah merupakan bagian yang

akan menjelaskan tentang pelayanan pengawasan kegiatan sekolah seperti

pengawasan terhadap sumber daya pelaksana kegiatan sekolah yang didalamnya

yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan program-program disekolah, dan

pengawasan terhadap organisasi sekolah, kemudian pelayanan pengawasan

kebijakan sekolah yaitu pengawasan terhadap proses pengambilan keputusan di

sekolah dan pengawasan terhadap proses perencanan sekolah di SMK Negeri 2

Makassar.

a. Pengawasan Perencanaan Program dan Kegiatan Sekolah

Dalam Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pada pasal 3 dijelaskan


42

bahwa komite sekolah bertugas untuk memberikan pertimbangan dalam

penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan terkait dengan kebijakan dan

program sekolah. Pelayanan Pengawasan kebijakan sekolah merupakan

pengawasan yang komite sekolah lakukan untuk mengontrol perencanaan

pendidikan, mengontrol proses pengambilan keputusan disekolah, mengontrol

kualitas kebijakan disekolah dan mengontrol proses perencanaan disekolah.

Sebelum menjalankan program sekolah, program tersebut terlebih dahulu

ditawarkan kepada orang tua siswa. Berikut hasil wawancaranya:

Kami dulu menawarkan kepada orang tua siswa bahwa ini


programnya sekolah, kemarin juga itu kita membangun lab,uang
yang tersedia dari pemerintah tidak mencukupi untuk itu jadi kita
menawarkan kepada orang tua bagaimana ini,bagaimana ini tapi
tidak ada pungutan. Kalau memang ada yang mau memberikan
sumbangan yah dipersilahkan,kalau memang ada.Tetapi kita tidak
mengikat jadi pada intinya kita mendampingi apa yang menjadi
program program sekolah yang harus berjalan disekolah dengan
kebutuhan-kebutuhan yang kita fasilitasi dengan tetap
mengkomikasikan keorang tua siswa, jadi secara spesifik kita
tidak membuat program.

Dari pernyataan di atas, peneliti mengamati bahwa hasil wawancara yang

dikemukakan oleh komite sekolah mereka bersama-sama membuat program

komite sekolah, yang sebelumnya program tersebut ditawarkan ke orang tua

siswa.

Pernyataan yang diungkapkan oleh Komite Sekolah mengenai

pembuatan program sekolah yang melibatkan kepala sekolah, komite sekolah,

guru dan perwakilan orang tua siswa. didukung oleh pernyataan berikut:
43

Didalam membuat program-program komite sekolah melibatkan


kepala sekolah, guru dan ada perwakilan dari beberapa orang tua
siswa. Jadi kita saling memberikan pendapat atau masukan-
masukan apabila ada yang kurang atau ada yang perlu
ditambahkan.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh komite sekolah, peneliti

mencoba menyimpulkan bahwa komite sekolah sebelum membuat program,

mereka menawarkan terlebih dahulu ke orang tua siswa. Bahwa akan dibuat

program seperti ini. Tapi tidak ada pungutan dari komite sekolah, jika ada yang

ingin memberikan sumbangan di persilahkan. Jadi pada intinya komite sekolah

mendampingi apa yang menjadi program-program sekolah yang harus berjalan

disekolah dengan kebutuhan yang komite sekolah fasilitasi dengan tetap

mengkomonikasikan ke orang tua siswa.

Dalam melakukan pengawasan terhadap proses perencanaan sekolah,

komite sekolah melakukan beberapa cara. Berikut hasil wawancaranya:

Dalam mengawasi proesenya perencanaan sekolah kami ikut


memantau beberapa perencanaan contohnya saja itu kebijakan
sama programnya sekolah, kita juga memberi pertimbangan
seperti rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah. Kita
melihat apakah sudah sesuai atau tidak.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan komite sekolah peneliti

menyimpulkan bahwa komite sekolah dalam melakukan pengawasan terhadap

proses perencanaan sekolah itu mereka ikut memantau perencanaan-

perencanaan sekolah seperti memberikan pertimbangan dalam penentuan dan

pelaksanaan kebijakan terkait kebijakan dan program dari sekolah dan Rencana
44

anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS).

Komite sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai badan pengontrol

yaitu memantau program sekolah, memantau organisasi sekolah, memantau

alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah dan memantau partisipasi

stakeholder. Program sekolah sangat penting untuk meningkatkan mutu layanan

pendidikan disekolah. Oleh karena itu program-program sekolah harus sesuai

dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia dan usaha pemerintah,

sehingga pelaksanaan program sekolah harus diawasi dan dievaluasi secara

berkelanjutan. Jadi pelayanan pengawasan kegiatan sekolah ini juga sangat

penting dilakukan untuk mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

sekolah.

Komite sekolah di SMK Negeri 2 Makassar sudah tidak mempunyai

program khusus karena tidak lagi memiliki anggaran, hal tersebut didukung oleh

hasil keterangan kepala sekolah (N). Berikut kutipan wawancaranya :

Komite sekolah sudah tidak punya program khusus karena tidak


punya anggaran, anggarannya dulu hanya sumbangan dari
masyarakat dan sekarang sudah tidak ada jadi otomatis sudah
tidak ada kegiatan, karena kan kegiatannya membuat program
kan berarti ada anggaran dan sementara sekarang sudah tidak ada.
Jadi istilahnya sekarang komite sekolah hanya tinggal sebatas
mengawasi, mengontrol pemanfaatan dana dana bantuan dari
pemerintah, seperti dana bos dan dana bantuan pembangunan.
Jadi secara struktur programnya, komite sekolah disini itu masih
ada. Jadi pengurus komite ada tapi keterlibatannya disekolah
sudah tidak seaktif dulu. Karena sudah tidak ada anggaran yang
dia kelola dia sekarang hanya sebatas mengawasi pemanfaatan
dana bos dan bantuan bantuan pemerintah, karena sudah tidak
45

ada iuran komite dari masyarakat otomatis sudah tidak punya


kegiatan.
Dari pernyataan bapak N ini menunjukkan bahwa program kerja komite

sekolah di SMK Negeri 2 Makassar sudah tidak seaktif yang dulu lagi. Karena

sudah tidak ada lagi anggaran yang mereka kelola. Hal ini dikemukakan pula

oleh Komite Sekolah (M) dan mengatakan bahwa:

Program komite sekolah sekarang menyesuaikan program


sekolah, jadi kita tidak punya program khusus tapi tetap
programnya program sekolah kita perkuat,seperti kemarin awal
pertemuan dulu kita disini dengan seluruh orang tua pada
awalnya pada penerimaan siswa baru, sekolah paparkan apa saja
programnya setelah itu kita kaitkan jumlah kuota internal dana
kita.Itu hari banyak program seperti ruang ruang kelas yang harus
diperbaiki,karna siswa ada lebih seribu sementara ruang ruang
kelas yang tersedia tidak cukup. Apalagi yang paling penting
kemarin itu tempat ibadah,kurang juga.
Tanggapan tidak jauh berbeda diungkapkan kembali oleh bapak (RZ)

sebagai guru pada saat peneliti menanyakan tentang:

Program komite sekolah setau saya sudah tidak punya program


khusus, yang saya lihat sekarang komite sekolah hanya ikut
mengawasi dan mengontrol program-program sekolah, contohnya
pengunaan dana bos. Karena komite sekolah sekarang sudah tidak
ada anggaran atau dana jadi sudah tidak bisa lagi membuat
program sendiri.

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas menunjukkan bahwa program

kerja komite sekolah di SMK Negeri 2 Makassar sudah tidak seaktif yang dulu

lagi. Karena sekarang komite sekolah sudah tidak mempunyai anggaran. Komite

sekolah sekarang hanya ikut mengawasi program- program sekolah seperti

pengunaan dana bos. Komite sekolah ikut memantau dan mengontrol dana
46

tersebut.

Dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program disekolah

komite sekolah melakukan beberapa cara. Berikut hasil wawancaranya:

komite sekolah itu selalu ikut memantau program dari sekolah


dengan melihat langsung. Komite juga melakukan rapat atau
musyawarah sebelum menjalankan suatu program, kemudian
ketika program itu telah disepakati bersama saya selaku kepala
sekolah bersama dengan komite itu kemudian memantau atau
melihat apakah programnya itu sudah berjalan dengan baik ata
belum.

Tanggapan tidak jauh berbeda diungkapkan kembali oleh bapak (M)

sebagai komite sekolah pada saat peneliti menanyakan tentang pengawasan

pelaksanaan program sekolah. Berikut hasil wawancaranya:

Komite sekolah melakukan pengawasan program disekolah


sekarang ini dengan memantau jalannya program- program
sekolah, kami melihat apakah program tersebut sudah berjalan
dengan baik atau berjalan sesuai dengan apa yang kita sepakati
sebelumnya karena sebelum menajalankan suatu program, kita
rapat atau bermusyawarah dulu mengenai program tersebut. Jadi
apabila sudah disepakti barulah program tersebut dijalankan. Jadi
ketika ada yang tidak sesuai atau ada kekurangan kita perbaiki.

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas menunjukkan bahwa dalam

melakukan pengawasan program sekolah di SMK Negeri 2 Makassar komite

sekolah sebelum menjalankan suatu program terlebih dahulu dilakukan rapat

atau musyawarah apabila disepakati barulah program tersebut dijalankan,

kemudian ikut memantau langsung bersama dengan kepala sekolah ketika

program tersebut telah dijalankan. Selanjutnya melihat apakah programnya

sudah berjalan dengan baik atau belum.


47

Komite sekolah di SMK Negeri 2 Makassar sudah tidak ikut memantau

organisasi sekolah. Karena komite sekolah sudah sangat jarang datang

kesekolah. Berikut kutipan wawancaranya :

Keterlibatan komite sekolah sudah sangat jarang, baik itu terlibat


langsung maupun dalam hal sekedar pemantauan kegiatan
organisasi sekolah, karena komite sekolah sudah jarang
berkunjung ke sekolah hal ini dilatar belakangi oleh pendanaan
yang sudah tidak berjalan lagi, sehingga komite sekolah juga
menganggap bahwa dia tidak bisa lagi menjalankan kegiatan.
Dari pernyataan bapak N ini menunjukkan bahwa komite sekolah di

SMK Negeri 2 Makassar sudah tidak memantau organisasi sekolah, dikarenakan

komite sekolah sudah sangat jarang datang disekolah. Hal ini dikemukakan pula

oleh Komite Sekolah (M) dan mengatakan bahwa:

Komite sekolah sekarang sudah tidak ikut serta dalam


pemantauan organisasi sekolah, komite sekolah hanya mengikut
pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Karena
komite sekarang sudah tidak seperti dulu lagi, sekarang komite
sudah sangat jarang datang disekolah.
Tanggapan tidak jauh berbeda diungkapkan kembali oleh bapak (RZ)

sebagai guru pada saat peneliti menanyakan tentang:

Yang saya tau sekarang komite sudah tidak ikut memantau


organisasi sekolah, karena saya liat komite sudah tidak seaktif
yang dulu lagi. Komite hanya ikut membantu kepala sekolah
ketika akan membuat program sekolah.

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas menunjukkan bahwa komite

sekolah sudah tidak memantau organisasi sekolah di SMK Negeri 2 Makassar.

Karena komite sudah tidak seaktif yang dulu lagi. Komite juga sudah sangat
48

jarang datang disekolah.

Pengontrol atau controlling adalah bagian yang penting dalam sebuah

manajemen agar tercapai tujuan sesuai rencana. Beberapa fungsi yang dapat

dilakukan Komite sekolah dalam hubungannya dengan perannya sebagai badan

pengontrol terhadap perencanaan pendidikan antara lain adalah melakukan

kontrol terhadap proses pengambilan keputusan, termasuk penilaian terhadap

kualitas kebijakan yang ada. Selain itu komite sekolah juga mengontrol

pelaksanaan program disekolah, disamping alokasi dana dan sumber daya bagi

pelaksanaan program tersebut.

Dalam memantau alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah di

SMK Negeri 2 Makassar komite sekolah masih ikut memantau anggaran

tersebut. Berikut kutipan wawancaranya :

Komite sekolah sekarang masih ikut memantau alokasi anggaran


untuk pelaksanaan program sekolah, seperti anggaran dana bos
atau anggaran dari pemerintah. Jadi komite sekolah itu ikut
membantu saya memantau dana dari pemerintah yang digunakan
kita melihat apakah dana tersebut sudah tepat sasaran atau tidak.

Dari pernyataan bapak N ini menunjukkan bahwa komite sekolah menjalankan

perannya dalam memantau alokasi anggaran untuk pelakasanaan program

sekolah dengan memantau alokasi dana apakah sudah tepat sasaran atau tidak.

Hal ini dikemukakan pula oleh Komite Sekolah (M) dan mengatakan bahwa:

Jadi alat kontrol kita ketika ada bantuan yang turun kita periksa
bersama sama dengan kepala sekolah. Kita melihat apakah sudah
tepat sasaran atau tidak.Jadi kita arahkan saja ingat bahwa ini
seperti ini,ini begini.Jadi kita hanya mengingatkan kepsek bahwa
49

seperti ini pak harapan kita. Kalau ada rapat pembuatan program
sekolah saya selalu ikut begitupun kepala sekolah, guru, dan
orang tua siswa kami saling memberi pendapat atau masukan.

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas menunjukkan bahwa komite sekolah

masih ikut dalam memantau alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah di

SMK Negeri 2 Makassar dengan cara membantu kepala sekolah memantau dana

tersebut apakah sudah tepat sasaran atau tidak.

b. Memantau output pendidikan

Komite sekolah di SMK Negeri 2 Makassar sudah tidak ikut dalam

memantau hasil ujian akhir siswa.Berikut hasil wawancaranya:

Kami dulu memantau hasil ujian akhir sekolah, angka partisipasi


sekolah, memantau angka mengulang sekolah dan angka
partisipasi sekolah. Tapi sekarang sudah tidak dilakukan lagi.
Padahal dulu itu komite melakukan pemantauan melaluai laporan
yang disampaikan oleh kepala sekolah. Komite sekolah harus
selalu memperhatikan hasil ujian akhir sekolah.

Dari pernyataan di atas, peneliti mengamati bahwa hasil wawancara yang

dikemukakan oleh kepala sekolah sekarang mereka tidak lagi memantau hasil

ujian akhir siswa. Hal ini dikemukakan pula oleh Komite Sekolah (M) dan

mengatakan bahwa:

Komite sekolah dulu itu selalu memperhatikan hasil ujian akhir


sekolah. Apabila hasilnya kurang baik komite sekolah selalu
mencari apa penyebabnya dan berusaha mencari solusinya.
Komite sekolah juga sangat memperhatikan angka partisipasi
sekolah. Hanya saja sekarang komite sudah tidak melakukan itu
lagi.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh komite sekolah, peneliti


50

mencoba menyimpulkan bahwa komite sekolah sekarang sudah tidak memantau

hasil ujian akhir siswa, ini hanya dilakukan dulu sekarang komite sekolah di

SMK Negeri 2 Makassar sudah tidak melakukan itu lagi.

B. Pembahasan

Berdasarkan Permendikbud No. 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah

pada Pasal 3 dijelaskan bahwa komite sekolah bertugas untuk memberikan

pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan terkait kebijakan

program sekolah, rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah/rencana

kerja dan anggaran sekolah (RAPBS/RKAS) kriteria kinerja sekolah, kriteria

fasilitas pendidikan di sekolah, kriteria kerjasama sekolah dengan pihak

lain.Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik

perorangan/ organisasi/ dunia usaha/ dunia industri/ maupun pemangku

kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif. Mengawasi pelayanan

pendidikan di sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.Menindaklanjuti keluhan, saran, aspirasi dari peserta didik, orang

tua/wali, dan masyarakat serta hasil pengamatan komite sekolah atas kinerja

sekolah.

Komite sekolah adalah salah satu lembaga yang menjadi wadah peran serta

masyarakat dalam memajukan satuan pendidikan. Komite sekolah sebagai

lembaga pengontrol dalam penyelenggaraan pendidikan adalah melakukan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai masukan bagi para

pengambil kebijakan dalam rangka peningkatan keluaran pendidikan.


51

Peran kontrol komite sekolah di SMK Negeri 2 Makassar berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan oleh komite sekolah melakukan pengontrolan

bersama dengan kepala sekolah seperti apabila ada bantuan-bantuan komite

sekolah yang bertanda tangan. Jadi komite sekolah melihat apakah bantuan

tersebut sudah tetap sasaran atau tidak dan memberikan arahan.

Komite sekolah sekarang hanya ikut mengontrol program-program kerja dari

sekolah karena komite sekolah sudah tidak punya program khusus lagi. Jadi

komite sekolah tidak seaktif yang dulu lagi karena sudah tidak ada anggaran

yang dikelola, tidak ada lagi iuran komite sekolah dari masyarakat. Sekarang

komite sekolah hanya sebatas mengawasi pemanfaatan dan bos dan bantuan-

bantuan pemerintah.

Komite sekolah memiliki peran sebagai controlling agency, badan yang

melaksanakan pengawasan dan kebijakan kepada sekolah. Pengawasan ini tidak

sebagai pengawasan institusional sebagaimana yang dilakukan oleh lembaga

maupun badan pengawasan seperti inspektorat maupun badan pengawasan

fungsional lainnya. Pengawasan social dilakukan lebih memiliki impikasi social

dan lebih dilaksanakan secara preventuf, seperti ketika sekolah menyusun

RAPBS, atau ketika seklah menyusun laporan kepada masyarakat. Berikut ini

gambaran dari fokus penelitian saya, dapat diuraikan pada pembahasan hasil

temuan penelitian di SMK Negeri 2 Makassar.

1. Pengawasan Perencanaan Program dan Kegiatan Sekolah


52

Pelayanan Pengawasan kebijakan sekolah merupakan pengawasan yang

komite sekolah lakukan untuk melakukan pengawasan terhadap proses

pengambilan keputusan di sekolah dan pengawasan terhadap proses

perencanaan disekolah.

a. Memantau proses pengambilan keputusan disekolah

Peneliti menemukan bahwa komite sekolah ikut mengambil keputusan

disekolah, tidak hanya komite sekolah kepala sekolah, guru, orang tua siswa

juga ikut dalam proses pengambilan keputusan. Contohnya saat membuat suatu

program sekolah kepala sekolah, komite sekolah, guru, orang tua siswa,

sebagian masyarakat sekitar sekolah diundang jadi semua bermusyawarah apa

yang menjadi harapan sekolah jadi kepala sekolah memaparkan apa program

dari sekolah kemudian orang tua mencermati. Maka disepakatilah apa yang

menjadi program sekolah.

Jadi didalam pengambilan keputusan ini komite sekolah melihat misalnya

apa yang menjadi kendala dalam program tersebut, kemudian bersama- sama

mengambil keputusan. Jadi dilakukan dulu evaluasi agar dapat diketahui apa

yang yang menjadi kendala.

Jadi apa yang dilakukan komite sekolah di SMK Negeri 2 makassar sudah

sesuai didalam pengambilan keputusan disekolah. Karena dalam pengambilan

keputusan tersebut pertama kita memanh harus mengidentifikasi atau

mengevaluasi apa permasalahannya, kemudian, mencari solusi yang terbaik.

Jadi komite sekolah biasanya melakukan musyawarah atau rapat bersama


53

dengan kepala sekolah, guru, perwakilan orang tua siswa dan perwakilan

masyarakat sebelum mengambil keputusan seperti saat akan diadakan suatau

program.

b. Memantau proses perencanaan disekolah

Peneliti menemukan Komite sekolah sudah melakukan pengawasan

perencanaan dengan baik. Komite sekolah ikut memantau perencanaan yang

dilakukan sekolah, seperti pengawasan dalam pembuatan program sekolah.

Komite sekolah bersama dengan kepala sekolah memantau program-program

yang dilakukan disekolah.

Perencanaan sebagai suatu strategi untuk mencapai tujuan yang dibuat

suatu tindakan, program dan kegiatan yang dilaksanakan. Seperti contohnya

proses perencanaan disekolah, proses perencanaan dilakukan secara rasional

dengan mempertimbangakan berbagai aspek.

c. Mengontrol Kualitas Kebijakan di Sekolah

Peneliti menemukan Komite sekolah juga ikut dalam mengontrol kualitas

kebijakan, begitupun dengan kepala sekolah karena dalam mengambil

kebijakan itu harus sesuai dengan kebutan sekolah dan harus dilaporkan

kekomite sekolah. Sebagaimana pendapat Satori dikutip Sagala (2013) bahwa

peran komite sekolah diantaranya adalah memantau kinerja sekolah, mutu

belajar termasuk kinerja mengajar guru, hasil belajar peserta didik, disiplin dan

tata tertib sekolah, prsetasi sekolah, baik dalam intra maupun ekstrakulikuler.

Hal tersebut didukung oleh Misbah (2009) bahwa komite sekolah dalam fungsi
54

perencanaan memiliki peran dalam pelaksanaan program, yang menyangkut

kurikulum dan evaluasi.

Dari penyajian data diatas yang didasarkan pada hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi penulis dapat melihat bahwa pelayanan

pengawasan kebijakan sekolah di SMK Negeri 2 Makassar sudah tidak seaktif

yang dulu lagi.

d. Memantau Program Sekolah

Peneliti menemukan bahwa komite sekolah ikut mengawasi program-

program dari sekolah, komite sekolah ikut mengevaluasi dan mengawasi

program sekolah bersama dengan kepala sekolah. Komite sekolah memberikan

masukan, pertimbangan dan rekomendasi dalam pembuatan program sekolah

seperti RAPBS, kriteria kinerja sekolah, kriteria tenaga kependidikan dan

fasilitas pendidikan.

Komite sekolah ikut mengembangkan visi yang sama dalam program

pendidikan disekolah dan layanan sekolah, komite sekolah juga ikut

mengevaluasi keefektifan strategi pengembangan sekolah. Hanya saja sekarang

komite sekolah sudah tidak punya program khusus lagi, komite sekolah hanya

membantu mengawasi program dari sekolah itu sendiri.

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Renani (2008), fungsi

komite sekolah sebenarnya merupakan penjabaran dari Peran Komite Sekolah

tersebut. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa fungsi komite sekolah itu

memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan


55

mengenai kebijakan dan program pendidikan, RAPBS, kriteria tenaga

kependidikan dan hal- hal lain yang terkait dengan pendidikan, mendorong

orang tua dan masyarakat untuk berpartsipasi dalam pendidikan, menggalang

dana masyarakat dalam rangka pembiayaan peneyelenggaraan pendidikan,

melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap program, penyelenggaraan dan

keluaran pendidikan.

Pendapat senada juga terdapat dalam Permendikbud No. 75 tahun 2016

tentang Komite Sekolah pada Pasal 3 dijelaskan bahwa:

1) Memberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan


kebijakan pendidikan terkait:
a) Kebijakan dan program sekolah Rencana anggaran
pendapatan dan belanja sekolah/rencana kerja dan anggaran
sekolah (RAPBS/RKAS)
b) Kriteria kinerja sekolah
(1) Kriteria fasilitas pendidikan di sekolah
(2) Kriteria kerjasama sekolah dengan pihak lain.
2) Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari
masyarakat baik perorangan/ organisasi/ dunia usaha/ dunia
industri/ maupun pemangku kepentingan lainnya melalui upaya
kreatif dan inovatif.
3) Mengawasi pelayanan pendidikan di sekolah sesuai dengan
4) ketentuan peraturan perundang-undangan.
5) Menindaklanjuti keluhan, saran, aspirasi dari peserta didik,
orang tua/wali, dan masyarakat serta hasil pengamatan komite
sekolah atas kinerja sekolah.

Selain itu menurut Muhsin, Y. H. (2014) Adapun tujuan dibentuknya

komite sekolah sebagai suatu organisasi masyarakat sebagai wadah untuk

menyalurkan asprasi masyarakat dalam penyelenggaraan peendidikan disekolah.

Partisipasi komite sekolah memiliki peran dan fungsi dalam pelaksanaan

program sekolah. Dalam pelaksanaan program sekolah terdapat keterlibatan dari


56

berbagai aspek yaitu orang tua, pemerintah, komite sekolah, masyarakat, kepala

sekolah, dll. Salah satu ruang lingkup partisipasi yaitu Partisipasi dalam

pelaksanaan. Partisipasi dalam pelaksanaan program melibatkan berbagai unsur,

khususnya pemerintah dalam kedudukannya sebagai fokus atau sumber utama

pembangunan. Unsur dari partisipasi pelaksanaan program tersebut sebagai

penentu keberhasilan program yang dijalankan.

Pendapat tersebut memiliki kesamaan bahwa komite sekolah memang

memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program

disekolah. Komite sekolah sudah sangat cukup membantu didalam pembuatan

program sekolah dan ikut mengawasi dan mengevaluasi program tersebut.

Proses evaluasi dan pengawasan program sekolah oleh komite ini

memang sangat penting karena dengan ini komite dapat mengetahui

bagaimanatingkat keberhasilan dari program sekolah sebelum dan sesudah

dilaksanakan. Apabila partisipasi komite sekolah dalam pelaksanaan program

sekolah terlaksana dengan baik, maka ini dapat memberikan dampak terhadap

keberhasilan sistem pendidikan nasional dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat melaui program-program yang berkualitas.

e. Organisasi Sekolah

Yang ditemukan dilapangan komite sekolah sudah tidak ikut memantau

organisasi sekolah seperti dulu, karena komite skolah sudah sangat jarang

datang kesekolah sehingga itulah yang membuat komite sekolah suddah tidak
57

ikut memantau organisasi sekolah. Komite sekolah sekarang hanya sebatas ikut

menawasi program dari sekolah, membantu membuat program sekolah dan

ikut ,mengawasi bersama dengan kepala sekolah.

f. Memantau Alokasi Anggaran Untuk Pelaksanaan Program Sekolah

Yang ditemukan di lapangan komite sekolah masih ikut memantau alokasi

anggaran untuk pelaksanaan program sekolah, komite sekolah ikut membantu

kepala sekolah melihat alokasi anggaran tersebut apakah sudah sesuai atau sudah

tepat sasaran atau belum.

Menurut Sutisna (1989: 240) yang menyatakan bahwa pengawasan ialah

fungsi administrative dimana administrator memastikan bahwa apa yang dia

kerjakan sesuai dengan yang dikehendaki. Pengawasan didalamnya terdapat

aktivitas pemeriksaan apakah semua berjalan dengan yang dikehendaki.

Pengawasan di dalamnya terdapat aktivitas pemeriksaan apakah semua berjalan

sesuai dengan rencana yang dibuat., instruksi yang dikeluarkan , dan prinsip-

prinsip yang telah ditetapkan.

2. Memantau Output Pendidikan

Pemantauan terhadap output pendidikan merupakan bagian dari kinerja komite

sekolah, dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai badan pengontrol.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Komite Sekolah dalam memantau hasil ujian akhir

siswa, angka bertahan, mengulang dan partisipasi sekolah. Peneliti menemukan bahwa

komite sekolah sudah tidak ikut memantau output pendidikan. Dulu komite sekolah di
58

SMK Negeri 2 Makassar masih ikut memantau output pendidikan, dengan melihat

hasil akhir ujian sekolah. Komite selalu memperhatikan hasi ujian akhir sekolah.

Apabila hasilnya kurang baik komite sekolah selalu mencari apa penyebabnya dan

berusaha mencari solusinya. Komite sekolah juga sangat memperhatikan

angkpartisipasi sekolah. Hanya saja sekarang semua itu sudah tidak dilakukan lagi,

karena komite sudah sangat jarang datang kesekolah.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam kajian teori pada penelitian

ini dinyatakan bahwa peran kontrol komite sekolah dalam pelayanan

penyelenggaraan pendidikan.

Pelayanan pengawasan kegiatan sekolah, hal tersebut belum terlaksana

dengan baik dimana komite sekolah masih ikut mengawasi program sekolah

tetapi sudah sangat jarang datang ke sekolah. Komite sekolah juga sudah tidak

mempunyai program khusus lagi. Hal ini dilatar belakangi karena pendanaan

yang sudah tidak berjalan lagi, sehingga komite sekolah juga menganggap

bahwa dia tidak bisa lagi menjalankan kegiatan.

59
60

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan penelitian

maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Makassar agar lebih memperhatikan

komite sekolah, agar komite sekolah dapat membuat program kerja lagi

karena komite sekolah mempunyai peluang yang lebih besar untuk menjadi

wadah aspirasi masyarakat dalam memajukan sekolah.

2. Bagi Komite Sekolah agar bisa lebih aktif lagi, karena komite sekolah

sangat penting didalam penyelenggaraan pendidikan, komite sekolah

mempunyai banyak peran dan fungsi yang sangat berguna untuk

meningkatkan kualitas pendidikan.


61

DAFTAR PUSTAKA

Agus Haryanto dkk. 2008. Komite Sekolah: Sejarah dan Prospeknya di Masa
Depan. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Budi Wibowo, Sapto, M. Pd Sutama, dan Achmad Fathoni. 2019. “Kinerja


Komite Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SD
Negeri 5 Lebak, Kecamatan Grobogan.” PhD Thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Febriana, Lilys, Muhammad Isnaini, dan A. Syarifuddin. 2019. “Peranan Komite


Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Man 1 Palembang.”
Jurnal PAI Raden Fatah 1 (2): 152–163.

Garmawandi. 2012. “Pelayanan Pendidikan Oleh Guru Dan Sekolah.”

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta:


Erlangga.“Kepmendiknas 044/U/2002.” 2002.

Misbah, M. 2009. “Peran dan Fungsi Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan.” Insania 14 (1): 68–91.

. 2009. “Peran dan Fungsi Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu


Pendidikan.” Insania 14 (1): 68–91.

Moch. 2011. Fungsi dan Peranan Komite Sekolah. Gorontalo: Gaya Media
Pratama.

Moleong, Lexy J. 2001. Metode penelitian kualitatif. Bandung: Rosda.

2018. Metodelogi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Muhsin, Y. H. 2014. Manajemen Sumber Daya Pendidikan. Bandung: Pustaka


Setia.
62

Mulyono, Wahyu Dwi, dan Pardjono Pardjono. 2014. “Peran komite sekolah
dalam penyelenggaraan pendidikan SMK di Kabupaten Lamongan, Jawa
Timur.” Jurnal Pendidikan Vokasi 4 (3).

Mursidi, Ali. 2010. “Pengelolaan komite sekolah dalam meningkatkan mutu


pendidikan di sd islam al azhar 29 Semarang.” PhD Thesis, IAIN
Walisongo.

Nasional, Departemen Pendidikan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan


Dasar, Menengah Kegiatan Peningkatan Kegiatan, dan Usaha Manajemen
Pendidikan. 2006. “Pemberdayaan komite sekolah.” Jakarta: Ditjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kemendikbud.2016. “Permendikbud No.75 tahun 2016 tentang Komite


Sekolah”.

Sagala. 2013. Kemampuan Profesional Gurudan Tenaga Kependidikan.


Bandung: Alfabeta.

Sari, Erna Erviana Purnama. 2015. “Peran komite sekolah dalam mendukung
peningkatan mutu SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2014/2015.” Universitas PGRI Yogyakarta.

Sihaan, dkk. 2005. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Ciputat: quantum


teaching.

Sri Renani Panthastuti. 2008. Komite Sekolah Sejarah dan Prosepeknya di Masa
Depan. Yogyakarta: Hikayat.

Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutisna. 1989. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Wirda, Emelda. 2018. “Peran Komite Sekolah Sebagai Pengontrol Di Gugus SD


Negeri Lambada Klieng Aceh Besar” 3.

Zunaidi, Arif. 2008. “Peranan komite sekolah dalam pembelajaran PAI di SMP
63

Islam Ngebruk, Sumberpucung, Malang pada manajemen berbasis sekolah


(MBS).” PhD Thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
64

L
A
M
P
I
R
A
N
65
lampiran 1. Kisi-kisi instrumen penelitian

KISI-KISI

PERAN KOMITE SEKOLAH SEBAGAI PENGONTROL DALAM PELAYANAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN


DI SMK NEGERI 2 MAKASSAR

Teknik
Variabel Fokus Deskriptor Indikator Sumber Data Pengumpulan
Data
 Pengawasan terhadap sumber daya
pelaksana kegiatan sekolah
 Pengawasan terhadap pelaksanaan
program disekolah
Pengawasan  Pengawasan terhadap organisasi
Perencanaan
sekolah
Program dan
Peran Kegiatan Sekolah  Pengawasan terhadap proses
1. Kepala Sekolah 1. Wawancara
Peran Kontrol Kontrol pengambilan keputusan di sekoah 2. Komite Sekolah 2. Observasi
Komite Sekolah Komite  Pengawasan terhadap proses 3. Guru 3. Dokumentasi
Sekolah perencanaan sekolah

Memantau Output
 Memantau hasil ujian akhir siswa
Pendidikan
66

Lampiran 2. Pedoman wawancara


Pedoman Wawancara
(Kepala Sekolah)
Identitas Informan
Nama Informan :
Pangkat/Golongan :
Hari/Tanggal Wawancara :
1. Apa saja program kerja komite sekolah disini?
2. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan komite sekolah dalam
melakukan pengawasan terhadap sumber daya pelaksana kegiatan
sekolah?
3. Bagaimana cara bapak memantau proses pelaksanaan program disekolah
ini?
4. Langkah apa saja yang dilakukan dalam pengawasan terhadap organisasi
sekolah?
5. Bagaimana bapak mengontrol proses pelaksanaan pendidikan disekolah?
6. Berkenaan dengan Dana Pak, apakah bapak ikut memantau alokasi
anggaran sekolah?
7. Apakah bapak dilibatkan dalam rapat untuk mengambil keputusan?
8. Menurut Bapak bagaimana kualitas kebijakan yang ada disekolah sudah
tepat sasaran dan sesuai dengan kurikulum yang ada?
9. Apakah bapak ikut dalam memanatau output pendidikan disekolah?
67

10. Bagaimana cara bapak menyampaikan program sekolah kepada


masyarakat?
11. Bagaimana cara bapak untuk mengatasi jika ada sebagian masyarakat
yang tidak setuju dengan program yang dilaksanakan oleh sekolah?

Pedoman Wawancara
(Ketua Komite Sekolah)
Identitas Informan
Nama Informan :
Pangkat/Golongan :
Hari/Tanggal Wawancara :
1. Apa saja program kerja komite sekolah disini?
2. Bagaimana cara bapak memantau prosespelaksanaan program disekolah
ini?
3. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan komite sekolah dalam
melakukan pengawasan terhadap sumber daya pelaksana kegiatan
sekolah?
4. Langkah-langkah apa sajayang dilakukan dalam pengambilan kebijakan
disekolah?
5. Langkah apa saja yang dilakukan dalam pengawasan terhadap organisasi
sekolah?
6. Perihal program yang dilaksanakan disekolah ini apakah bapak ikut
dalam mengawasi program-program yang dilakukan disekolah?
7. Bagaimana cara bapak melakukan Pengawasan terhadap proses
perencanaan disekolah?
68

8. Berkenaan dengan fungsi pengontrol proses perencanaan pendidikan,


tindakan apa saja yang dilakukan untuk mengontrol kualitas program-
program yang akan dilaksanakan?
9. Menurut bapak bagaimana kualitas kebijakan yang ada disekolah, apakah
sudah sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan?
10. Apakah bapak ikut memantau alokasi anggaran sekolah?
11. Bagaimana cara bapak menampung masukan dari masyarakat mengenai
perencaaan pendidikan yang akan dilaksanakan disekolah?
12. Apakah bapak ikut dalam memantau output pendidikan disekolah?
69

Pedoman Wawancara
(GURU)
Identitas Informan
Nama Informan :
Pangkat/Golongan :
Hari/Tanggal Wawancara :
1. Apakah bapak/ibu paham mengenai peran dari komite sekolah disini?
2. Apakah bapak/ibu ikut memberikan pertimbangan atau masukan dalam
pembuatan program komite sekolah?
3. Menurut bapak/ibu program dari komite sekolah sudah berjalan dengan
baik?
4. Apakah bapak/ibu ikut memantau proses pelaksanaan program disekolah
ini?
5. Kendala-kendala apa saja yang biasanya bapak/ibu hadapi ketika
menyusun program kerja komite sekolah?
6. Sejauh yang ibu ketahui dukungan apa saja yang telah diberikan komite
sekolah dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan?
7. Menurut pendapat bapak atau ibu bagaimana kondisi dari pada SMK itu
sendiri? Jika dilihat dari kualitas siswa dan jika dilihat dari sarana dan
prasarana yang ada.
8. Dalam usaha sekolah meningkatkan layanan pendidikan yang bapak/ibi
lihat dukungan apa saja yang telah diberikan diberikan oleh komite
sekolah?
9. Apakah semua program program kerja dari komite sekolah sudah
dilaksanakan dengan baik?
70

DOKUMENTASI

Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 2 Makassar

Wawancara dengan Komite Sekolah


71

Wawancara dengan informan


72

SMK Negeri 2 Makassar


73

PERSURATAN
74
75
76
77
78

RIWAYAT HIDUP

DHEA YUSTIKA, Lahir di Bulukumba, Pada tanggal 07 Juni 1999.

Anak pertama dari 3 bersaudara oleh pasangan Muh Yusuf dan

Hj Astuti. Pendidikan yang pernah ditempuh yakni SD 69 Annisia

Kab. Bulukumba Sulawesi Selatan pada tahun 2004-2010. Kemudian

di SMP Negeri 1 Bulukumpa yang sekarang telah berganti nama

menjadi SMP Negeri 14 Bulukumba Kab. Bulukumba Sulawesi Selatan pada tahun 2010-

2013. Pada tahun yang sama selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2

Bulukumba Sulawesi Selatan dan tamat pada tahun 2016. Selanjutnya pada tahun 2016

peneliti melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri yakni Universitas Negeri

Makassar Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Adminitrasi Pendidikan. Kegiatan organisasi

yang pernah penulis ikuti yaitu terlibat dalam pengurusan Lembaga Kemahasiswaan tingkat

Jurusan di HIMA AP FIP UNM Periode 2017/2018 sebagai anggota bidang 4

(Kewirarausahaan).

Anda mungkin juga menyukai