Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

REFOCUSING KEBIJAKAN DAN ANGGARAN UNTUK


PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAHUN AJARAN 2020
Mata Kuliah: Kebijakan Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Supadi, M. Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Fatiyah Ainun Hakim (1103620036)
Fitri Wulandari (1103620135)
Nadifa Zulfa Putri Lasanto (1103620002)
Silvy Isnaini Maryam (1103620015)
Siti Rubaiah Fikriyah (1103620059)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
ANGGOTA KELOMPOK

Fatiyah Ainun Hakim Fitri Wulandari

Nadifa Zulfa Putri Lasanto Silvy Isnaini Maryam

Siti Rubaiah Fikriyah

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allat SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, mari
kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Refocusing Kebijakan dan Anggaran Untuk Pembiayaan Pendidikan Tahun Ajaran 2020”
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr.
Supadi, M. Pd. pada mata kuliah Kebijakan Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pengelolaan kebijakan dan anggaran pembiayaan
pendidikan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Supadi, M. Pd. selaku dosen mata
kuliah Kebijakan Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuan
serta ilmunya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Maret 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
2.1 Pembiayaan Pendidikan ............................................................................................... 3
2.2 Kebijakan dan Anggaran Pembiayaan Pendidikan ........................................................ 7
2.3 Realokasi Anggaran Kemendikbud Pada Tahun Ajaran 2020 ..................................... 10
2.4 Langkah-Langkah Mengatur Anggaran Sekolah ......................................................... 11
2.5 Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Akademik Baru Dimasa
Covid-19. ........................................................................................................................ 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 17
3.2 Saran ......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu elemen penting dalam mutu pendidikan adalah pembiayaan. Pembiayaan
kadang juga merupakan inti dari setiap permasalahan pendidikan, apalagi jika
dihubungkan dengan Pembiayaan pendidikan pada swasta yang seluruhnya bersumber
dari dana masyarakat walaupun sebenarnya ada bantuan dari pemerintah tetapi tidak
terlalu signifikan untuk dibuat acuan dalam penentuan kebijakan maka kualitas
pendidikan tinggi swasta tentu sangat bergantung pada bagaimana manajemen
pembiayaannya. Manajemen Pembiayaan yang baik merupakan salah satu kunci dari
keberhasilan sebuah lembaga pendidikan untuk memajukan atau meningkat kualitasnya.
Lembaga pendidikan sebagai sebuah organisasi memiliki fungsi ganda keluar dan ke
dalam. Fungsi keluar sebagai lembaga pelayanan pendidikan berfungsi memberikan bekal
berbagai kemampuan bagi peserta didik secara kognitif, afektif, dan psikomotor. Kedalam
lembaga pendidikan berfungsi mengelola berbagai sumberdaya yang dimilikinya untuk
bertahan dan berkembangnya lembaga itu menjalankan misinya (Setiowati, 2007).
Seperti makna dari pendidikan yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan nasional memiliki visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua
warga negara berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang berubah.
Pendidikan dikatakan sebagai penyiapan tenaga kerja, yaitu sebagai kegiatan
membimbing peserta didik sehingga memberi bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan
dasar dapat berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon
tenaga kerja. Pendidikan dipandang sebagai sarana yang paling strategis untuk
mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa dan membentuk karakter bangsa.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pembiayaan pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan kebijakan dan anggaran pembiayaan pendidikan?
3. Bagaimana realokasi anggaran Kemendikbud pada tahun ajaran 2020?
4. Apa saja langkah yang dilakukan untuk mengatur anggaran sekolah?
5. Bagaimana panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun akademik baru
dimasa Covid-19?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan dari pembiayaan pendidikan.
2. Untuk memahami kebijakan dan anggaran pembiayaan pendidikan.
3. Untuk mengetahui realokasi anggaran Kemendikbud pada tahun ajaran 2020.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah mengatur anggaran sekolah.
5. Untuk mengetahui panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun akademik baru
dimasa Covid-19.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembiayaan Pendidikan


Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh satu pihak lain untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata
lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pembiayaan merupakan
salah satu sumber daya yang secara langsung dapat menunjang keefektifan dan efisiensi
pengelolaan pendidikan.
Menurut Supriyono biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk
memperoleh barang atau jasa. Secara bahasa, biaya (cost) dapat diartikan sebagai
pengeluaran, dalam istilah ekonomi biaya pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk
moneter lainnya.
Menurut Yahya yang dikutip oleh Mulyono pembiayaan adalah bagaimana mencari
dana atau sumber dana dan bagaimana menggunakan dana itu dengan memanfaatkan
rencana biaya standar, memperbesar modal kerja, dan merencanakan kebutuhan masa
yang akan datang akan uang.
Pembiayaan pendidikan merupakan proses yang dimana pendapatan dan sumber
daya tersedia digunakan untuk menyusun dan menjalankan program kegiatan sekolah.
Menurut Levin (1987) pembiayaan pendidikan adalah proses dimana pendapatan dan
sumber daya yang tersedia digunakan untuk menyusun dan menjalankan sekolah di
berbagai wilayah dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
Menurut Nanang Fattah biaya pendidikan merupakan jumlah uang yang dihasilkan
dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup
gaji guru, peningkatan profesional peralatan, pengadaan alat-alat dan buku pelajaran, alat
tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan
supervisi pendidikan.
Sistem pembiayaan pendidikan sangat bervariasi tergantung dari kondisi masing-
masing negara seperti kondisi geografis, tingkat pendidikan, kondisi politik pendidikan,
hukum pendidikan, ekonomi pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan
administrasi sekolah. Sementara itu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan
untuk mengetahui sesuai tidaknya sistem dengan kondisi negara. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pembiayaan pendidikan adalah dana yang diberikan kepada sekolah untuk

3
memfasilitasi setiap kegiatan proses pembelajaran di sekolah, dan berbagai keperluan
dalam penyelenggaraan pendidikan.
a. Jenis Pembiayaan Pendidikan
Pada dasarnya, pembiayaan pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis antara lain:
1. Biaya Langsung (direct cost)
Menurut Anwar (1993:30) Biaya langsung merupakan pengeluaran uang
secara langsung yang membiayai jalannya proses penyelenggaraan
pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
termasuk biaya yang secara langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan.
Biaya pendidikan juga dapat dikatakan sebagai biaya yang secara langsung
menyentuh aspek dan proes pendidikan Biaya rutin (recurrent cost). Biaya
rutin merupakan biaya yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
pendidikan selama satu tahun anggaran. Biaya ini digunakan untuk menunjang
pelaksanan program pengajaran, pembayaran gaji guru, personil sekolah,
administrasi kantor, pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana
sekolah.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang pada umumnya, baiaya
pengeluaran yang tidak secaralangsung menunjang proses pendidikan yang
terjadi di sekolah. Biaya tidak langsung memiliki beberapa jenis antara lain:
a. Biaya Pribadi (private cost), adalah biaya yang dikeluarkan keluarga untuk
membiayai sekolah anaknya.
b. Biaya masyarakat (social cost), adalah biaya yang dikeluarkan oleh
masyarakat untuk membiayai sekolah (di dalamnya termasuk biaya
pribadi).
3. Semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak
langsung yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan.
4. Semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk uang, meskipun
didalamnya terdapat nilai dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak
langsung yang dikeluarkan unutk kegiatan pendidikan.

4
b. Sumber-sumber Pembiayaan Pendidikan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada
Satuan Pendidikan Dasar adalah sebagai berikut:
1. Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan
oleh Pemerintah dan atau pemerintah daerah yang tercantum dalam pasal 5
adalah anggaran pendapatan dan belanja negara; anggaran pendapatan dan
belanja daerah; sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya;
sumbangan dari pemangku kepentingan pendidikan dasar di luar peserta didik
atau orang tua/walinya; bantuan lembaga lainnya yang tidak mengikat;
bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lain yang sah.
2. Kemudian dalam pasal 6, sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan
dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah bantuan dari
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan; pungutan, dan/atau
sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya; bantuan dari masyarakat
di luar peserta didik atau orang tua/walinya; bantuan Pemerintah; bantuan
pemerintah daerah; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; bantuan lembaga
lain yang tidak mengikat; hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan;
dan/atau sumber lain yang sah.
Sumber-sumber pembiayan pendidikan di sekolah menurut (Amirin, 2013: 92)
dikategorikan menjadi lima yaitu:
a. Anggaran rutin dan APBN (anggaran pembangunan);
b. Dana penunjang pendidikan (DPP);
c. Bantuang/sumbangan dari BP3;
d. Sumbangan dari pemerintah daerah setempat (kalau ada);
e. Bantuan lain-lain.

c. Karakteristik Pembiayaan Pendidikan


Beberapa hal yang merupakan karakteristik atau ciri-ciri pembiayaan
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Biaya pendidikan akan selalu naik, dan dalam perhitungan pembiayaan
pendidikan dinyatakan dalam satuan unit cost, yang meliputi:
a) Unit cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan semua fasilitas
yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan.

5
b) Unit cost setengah lengkap, hanya memperhitungkan biaya kebutuhan
yang berkenaan dengan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun
jangka waktunya berbeda.
c) Unit cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan
memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan dengan
memperhitungkan biaya yang lain yang berhubungan dengan kegiatan
belajar mengajar.
2. Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor
manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai “human investment”, yang
artinya biaya terbesar diserap oleh tenaga manusia.
3. Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah.
4. Unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan. Biaya untuk
sekolah kejuruan lebih besar daripada biaya untuk sekolah umum.
5. Komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke
tahun

d. Komponen Pembiayaan Pendidikan


Dalam menghitung biaya pendidikan di sekolah, Hallak menjelaskan bahwa
banyak komponen yang mesti dipertimbangkan oleh pembuat anggaran.
Komponen- komponen yang dimaksud adalah:
1. Peningkatan KBM,
2. Peningkatan pembinaan kegiatan siswa,
3. Pembinaan tenaga kependidikan,
4. Rumah tangga sekolah,
5. Pengadaan alat-alat belajar,
6. Kesejahteraan,
7. Pengadaan bahan pelajaran,
8. Perawatan,
9. Sarana kelas,
10. Pengadaan alat-alat belajar,
11. Sarana sekolah,
12. Pembinaan tenaga kependidikan,
13. Pembinaan siswa,
14. Pengadaan bahan pelajaran,

6
15. Pengelolaan sekolah,
16. Pemeliharaan dan penggantian sarana dan prasarana Pendidikan,
17. Biaya pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pelaporan,
18. Peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang Pendidikan,
19. Peningkatan kemampuan dalam menguasai IPTEK.

2.2 Kebijakan dan Anggaran Pembiayaan Pendidikan


Kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan publik pada bidang
pendidikan, hal ini dikarenakan kebijakan pendidikan tersebut memberikan aturan-aturan
dan ketentuan-ketentuan di bidang pendidikan. Dalam Ensiklopedia Wikipedia
menyebutkan bahwa kebijakan pendidikan berkenaan dengan kumpulan hukum atau
aturan yang mengatur pelaksanaan sistem pendidikan yang ada, yang tercakup di
dalamnya tujuan pendidikan dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Di era otonomi daerah sekarang ini persoalan pendidikan menjadi hal yang cukup
krusial dengan adanya istilah desentralisasi pendidikan (otonomi daerah). Istilah
desantralisasi pendidikan muncul dalam paket UU tentang pemerintahan daerah yang
pelaksanaannya dilatarbelakangi oleh keinginan segenap lapisan masyarakat untuk
melakukan reformasi dalam semua bidang pemerintahan.
Berbicara mengenai kebijakan pendidikan atau desentralisasi pendidikan tentu saja
sekarang tidak terlepas dengan persoalan biaya. Dimana dalam penyelenggaraan otonomi
pendidikan dewasa ini daerah dihadapkan pada problema anggaran/pembiayaan yang
mahal dan cenderung tidak pro pada masyarakat, untuk itu daerah dituntut lebih kreatif
dan efisien dalam menggunakan anggaran. Anggaran menjadi hal yang sangat penting
bagi terselenggaranya aktivitas pemerintahan secara umum. Sehingga pemerintah pusat
dan daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa
biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan kepada masyarakat.
Berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di tingkat nasional maupun daerah
mengalami suatu transisi yang sangat signifikan dalam pengelolaan sumber-sumber daya
yang ada dalam bidang pendidikan terutama dalam hal pendanaan/anggaran pendidikan
(pembiayaan pendidikan). Dalam hal ini pelaksanaan pendidikan harus. dengan adanya
peningkatan peran sumber-sumber daya pendidikan (dana pendidikan) yang telah
tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab 1 Ketentuan Umum pasa 1 ayat 23 yang menjelaskan bahwa sumber daya
pendidikan adalah segala sesuat yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan

7
yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana. Dalam hal
ini pembiayaan pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi pendidikan di
daerah. Lebih lanjut dalam pasal 47 disebutkan tentang sumber pendanaan pendidikan,
yaitu:
1. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan
dan keberlanjutan.
2. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang
ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Ketentuan mengenai sumber pendanaan pendidikan sebagaiman dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Amanat UUD 1945 pasal 31 ayat 4 juga menerangkan dalam hal pembiayaan
pendidikan bahwa: “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.”
Sejalan dengan itu maka dalam penyelenggaraan kebijakan pendidikan di daerah
akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh sumber daya pendidikan (pembiayaan
pendidikan) yang memadai dan dapat diandalkan untuk meningkatkan mutu dan kualitas
sumber daya di daerah.
Dukungan Kebijakan
No. Dasar Hukum Keterangan
1. Peraturan Pemerintah Pengganti  Berisi tentang Kebijakan Keuangan
Undang Undang RI Nomor 1 tahun dan Stabilitas Sistem Keuangan
2020 Tentang Kebijakan Keuangan untuk Penanganan Pandemi
Negara dan Stabilitas Sistem Corona Virus Disease 2019
Keuangan untuk Penanganan Pandemi (Covid-19).
Corona Virus Disease 2019 (Covid-  Kebijakan relaksasi pelaksanaan
19) dan/atau dalam rangka APBN- khususnya dengan
Menghadapi Ancaman yang melakukan peningkatan belanja
membahayakan Perekonomian untuk kesehatan, pengeluaran
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem untuk jaring pengaman sosial
Keuangan (social safety net), dan pemulihan
perekonomian.

8
2. a. Peraturan Presiden RI No 54  Berisi tentang perubahan target
tahun 2020 tentang Perubahan pendapatan dan belanja negara.
Postur dan Rincian Anggaran  Berpengaruh pada Kemendikbud
Pendapatan dan Belanja Negara melakukan pengurangan anggaran
Tahun Anggaran 2020 sebesar: 5 T pada Belanja Pusat &
b. Peraturan Presiden RI No 72 5 T pada Transfer daerah.
tahun 2020 tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden No 54
tahun 2020 Perubahan Postur dan
Rincian Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran
2020
3. PMK No. 38/PMK/02/2020 tentang  Berisi tentang Kebijakan Keuangan
Pelaksanaan Kebijakan Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-
Negara untuk Penanganan Pandemi 19
Corona Virus Disease 2019 (Covid-  Salah satunya mengenai Jaring
19) dan/atau Menghadapai Ancaman Pengaman Sosial yang dapat
yang Membahayakan Perekonomian digunakan untuk Penyesuaian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem anggaran Pendidikan dalam rangka
Keuangan penanganaan Covid-19
4. Permendikbud No. 19 Tahun 2020 Selama masa penetapan status
Perubahan atas Peraturan Menteri kedaruratan Kesehatan masyarakat
Pendidikan dan Kebudayaan No 8 Covid-19, sekolah dapat menggunakan
tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis dana BOS regular untuk penanganan
Bantuan Operasional Sekolah reguler dampak Covid-19
5. Permendikbud No. 24 tahun 2020  Berisi kebijakan BOS Afirmasi dan
tentang Petunjuk Teknis Bantuan BOS Kinerja
Operasional Sekolah Afirmasi dan  Fokus pada kebijakan penggunaan
Bantuan Operasional Sekolah Kinerja dana BOS yang lebih fleksibel,
termasuk untuk penanganan pada
daerah yang paling membutuhkan
dan terdampak Covid-19
6. Permendikbud No. 25 tahun 2020  Berisi ketentuan mengenai

9
tentang Standar Satuan Biaya penyesuaian UKT.
Operasional Pendidikan Tingggi pada  Memberikan keringanan UKT bagi
Perguruan Tinggi Negeri di Mahasiswa PTN yang keluarganya
Lingkungan Kementerian Pendidikan mengalami kendala finansial akibat
dan Kebudayaan pandemi Covid-19.

Permendikbud No. 25 Tahun 2020 Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan


Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kemendikbud pasal 9 ayat (4): Dalam hal
mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayai mahasiswa
mengalami penurunan kemampuan ekonomi, antara lain dikarenakan bencana alam
dan/atau non-alam, mahasiswa dapat mengajukan:
a. Pembebasan sementara UKT;
b. Pengurangan UKT;
c. Perubahan kelompok UKT; atau
d. Pembayaran UKT secara mengangsur.
Namun demikian, Kemendikbud juga tetap memberikan perhatian kepada PT
dengan mengalokasikan anggaran untuk dana bantuan UKT Mahasiswa. Perluasan
cakupan mahasiswa penerima manfaat (yang secara ekonomi terdampak Covid-19).

2.3 Realokasi Anggaran Kemendikbud Pada Tahun Ajaran 2020


Pada Komisi X DPR RI menyepakati realokasi anggaran Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2020. Besaran anggaran Kemendikbud yang disetujui
untuk direalokasi, pada Perpres 54/2020 sebesar Rp 4,984 triliun. Kemudian persetujuan
besaran anggaran Kemendikbud yang direalokasi ditetapkan dalam rapat Komisi X,
Rabu (20/5/2020) yang dipimpin oleh Agustina Wilujeng (Wakil Ketua Komisi X).
Adapun rincian realokasi anggaran Kemendikbud adalah sebagai berikut:
1. Setjen, dari Rp22.788.642.535.000 menjadi Rp22.081.627.145.000
2. Itjen, dari Rp221.823.925.000 menjadi Rp185.402.855.000
3. Ditjen PAUD dan Dikdasmen, dari Rp6.050.595.223.000 menjadi
Rp4.929.828.592.000
4. 4.Balitbang dan Perbukuan, dari Rp934.997.028.000 menjadi Rp683.792.559.000
5. Ditjen Kebudayaan, dari Rp1.804.611.162.000 menjadi Rp1.394.431.152.000
6. Ditjen GTK, dari Rp3.593.394.435.000 menjadi Rp2.518.394.435.000

10
7. Ditjen Dikti, dari Rp32.002.158.059.000 menjadi Rp31.617.158.059.000
8. Ditjen Pendidikan Vokasi, dari Rp7.790.284.179.000 menjadi Rp6.617.552.110.000
9. Ditjen Dikdasmen, Rp139.808.813.000
10. Ditjen PAUD Dikmas, Rp133.964.454.000
Sebelumnya, anggaran Kemendikbud termasuk yang direalokasi untuk mendukung
penanganan pandemi virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Dengan demikian
Mendikbud, Nadiem Makarim memastikan anggaran tunjangan profesi guru tidak
terimbas kebijakan realokasi tersebut. Menurut Nadiem dalam kondisi krisis ini tentunya
tunjangan profesi guru juga masuk kategori yang sama, tidak ada perubahan anggaran,
bantuan KIP kuliah, pemotongan anggaran, dan juga tidak ada pemotongan bantuan
kepada perguruan tinggi swasta.

2.4 Langkah-Langkah Mengatur Anggaran Sekolah


Mulai tahun ajaran 2020/2021, dana pendidikan yang harus dianggarkan oleh
sekolah dipastikan akan meningkat dengan sangat tajam. Disisi lain, jumlah total
pendapatan tahunan sekolah diproyeksikan turun hingga ke tingkat dimana sekolah harus
mencari dana tambahan selain dari siswa atau sponsor. Situasi pandemi dan ancaman
resesi ekonomi tentu tidak akan selesai dalam satu dua bulan. Oleh karena itu, sekolah
harus mengatur kembali rencana anggaran dana pendidikan mereka.
Mengatur anggaran dana pendidikan merupakan hal yang sangat krusial serta tidak
bisa dilakukan sembarangan dan tanpa rencana yang matang. Untuk itu, pihak
manajemen harus membuat rencana berdasarkan data, langkah, serta metode
penganggaran dana pendidikan yang terstruktur dan tepat. Berikut 5 langkah mengatur
anggaran sekolah yang perlu diperhatikan pihak sekolah:
1. Membuat Objective Planning Anggaran
Saat mempersiapkan anggaran operasional untuk sekolah, hal pertama harus
memiliki tujuan utama yang akan menjadi inti rencana tahunan. Memiliki objective
planning yang tepat juga dapat membantu menurunkan risiko timbulnya masalah
pada manajemen dan keuangan. Oleh karena itu, manajemen perlu memperhatikan
tiga hal dalam penganggaran agar tidak menimbulkan masalah di masa depan, yaitu:
a. Anggaran harus seimbang. Selain itu, manajemen harus menjaga aliran
pendapatan dapat memenuhi semua pengeluaran yang dibutuhkan.
b. Lakukan belanja tahunan dengan prioritas, khususnya belanja pada kebutuhan
produktif seperti sarana pembelajaran. Hindari belanja sekolah yang akan

11
menguras kas pada kegiatan konsumtif seperti belanja kegiatan rapat dan event
internal.
c. Lakukan review pada pengeluaran dan kinerja sekolah. Perhatikan apakah
terjadi over budget pada kegiatan atau turunnya kualitas layanan.
Hal yang perlu diperhatikan lainnya juga dapat memakai data tahun sebelumnya
untuk membuat objective planning anggaran. Namun, rasanya sulit menganalisis
kebutuhan berdasarkan data dari tahun sebelumnya bila mengingat situasi yang
terjadi sepanjang tahun ini. Oleh karena itu, hal terbaik yang bisa manajemen
lakukan adalah membuat proyeksi berdasarkan data yang dikumpulkan dalam waktu
dekat.

2. Membuat Rencana Prioritas Program


Merencanakan program-program prioritas dengan detail dan mendalam. Sebab,
kesalahan dalam perencanaan program akan sangat mempengaruhi hasil dan tujuan
yang ingin dicapai. Terdapat banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam
pembuatan prioritas dan penetapan tujuan penganggaran. Oleh karena itu, tim
perencana dan manajemen harus kreatif dalam mengembangkan ide-ide baru.
Berikut merupakan hal yang harus dilakukan oleh manajemen:
a. Membuat daftar program prioritas dan bagilah ke dalam aspek yang dapat
diukur. Anda harus memastikan semua perencanaan program memiliki tujuan
yang spesifik.
b. Menganalisis tujuan yang sudah ditetapkan dan buat hipotesis anggaran yang
sekolah butuhkan untuk menjalankan semua program prioritas.
c. Berdiskusilah dengan tim administrasi sekolah mengenai masalah yang
membuat program di tahun sebelumnya tidak berjalan dengan baik.

3. Membuat Analisis Biaya dan Sumber Daya


Setelah melakukan perencanaan objektif, penetapan prioritas, dan tujuan
program, selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap sumber daya dan kapasitas
finansial sekolah.
a. Manajemen harus melakukan analisis terhadap pengeluaran dan proyeksi
pendapatan tahunan sekolah. Untuk mendapatkan nilai yang akurat, manajemen
bisa menerapkan cara berikut:

12
1) Tentukan manfaat dari program yang telah ditentukan serta hitung nilai
materiil dari semua manfaat tersebut.
2) Hitung semua biaya, baik untuk program prioritas maupun biaya lain seperti
infrastruktur dan perawatan.
3) Bandingkan manfaat dan sumber daya yang harus dikeluarkan pada setiap
program dan kegiatan.
4) Evaluasi pengeluaran dan sumber daya yang diperlukan untuk menjamin
tidak ada over cost dalam anggaran.
b. Kalkulasikan semua faktor yang dibutuhkan oleh sekolah seperti sumber daya
manusia (guru, tenaga pendidik, dan lain-lain), fasilitas, peralatan, dan material.

4. Buat Rencana Implementasi Keuangan


Setelah semua rencana penganggaran, pembuatan program prioritas, dan analisis
sumber daya selesai, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh manajemen
adalah membuat rencana implementasi. Khususnya rencana strategis
mengenai roadmap jangka panjang anggaran dan finansial sekolah. Ini adalah
langkah penerjemahan dari rencana strategis dan program yang sebelumnya dibuat.
Oleh karena itu, akan fatal dampaknya bila kesalahan terjadi pada proses ini. Berikut
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rencana implementasi keuangan
sekolah:
a. Memastikan semua pihak mengerti dan memahami tujuan bersama serta misi
yang ingin dicapai;
b. Menciptakan arah dan panduan dalam pembuatan keputusan;
c. Menetapkan fokus dan target penggalangan dana operasional;
d. Menetapkan jumlah dan nilai alokasi anggaran lebih spesifik serta berorientasi
pada peluang di masa depan;
e. Mengevaluasi perangkat serta alat yang diperlukan untuk kegiatan dan event
yang akan dating;
f. Membuat susunan tim dan organisasi yang efektif.

5. Pastikan Keberlanjutan Rencana dan Anggaran


Semua rencana diatas adalah bersifat statis. Oleh karena itu, manajemen
memerlukan langkah-langkah yang menjamin fleksibilitas anggaran agar terjadi

13
kesinambungan program. Setidaknya, manajemen harus menerapkan dua strategi
berikut ini untuk terjadi keberlanjutan dan kesinambungan program sekolah:
1. Membuat anggaran baru pada awal tahun fiskal. Namun, metode ini mungkin
harus dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi sekarang. Pandemi Covid-19 dan
ancaman resesi dunia tentunya akan sangat mempengaruhi kelancaran program
yang telah dibuat.
2. Membuat penyesuaian anggaran di pertengahan tahun dan evaluasi terhadap
efektivitas dan efisiensi kinerja.
Perencanaan dana pendidikan dan struktur anggaran memang bukan persoalan
mudah, khususnya di situasi seperti saat ini. Metode penganggaran lama tentunya
tidak akan bekerja dengan baik. Oleh karena itu, pihak manajemen sekolah harus
pandai memutar otak serta harus lebih kreatif dalam mencari peluang. Melakukan
beberapa pinjaman untuk menjaga kestabilan cash flow atau arus kas sekolah pun
bisa menjadi jawaban yang cukup tepat di pertengahan tahun hingga awal tahun
2021. Selain itu, promosi dan kampanye untuk menarik siswa baru yang potensial
pun bisa dilakukan untuk meningkatkan keseimbangan finansial sekolah.

2.5 Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Akademik Baru Dimasa


Covid-19.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar
Makarim prinsip dikeluarkannya kebijakan pendidikan di masa Pandemi Covid-19
adalah dengan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik,
tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat.
Tahun ajaran baru bagi pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah di tahun ajaran 2020/2021 tetap dimulai pada bulan Juli 2020.
Namun demikian, menurut Mendikbud Nadiem Anwar Makarim Untuk daerah yang
berada di zona kuning, oranye, dan merah, dilarang melakukan pembelajaran tatap muka
di satuan pendidikan. Satuan pendidikan pada zona-zona tersebut tetap melanjutkan
Belajar dari Rumah. Terkait jumlah peserta didik, hingga 15 Juni 2020, terdapat 94
persen peserta didik yang berada di zona kuning, oranye, dan merah dalam 429
kabupaten/kota sehingga mereka harus tetap Belajar dari Rumah. Adapun peserta didik
yang saat ini berada di zona hijau hanya berkisar 6 persen.
Menurut Nadiem, proses pengambilan keputusan dimulainya pembelajaran tatap
muka bagi satuan pendidikan di kabupaten/kota dalam zona hijau dilakukan secara

14
sangat ketat dengan persyaratan berlapis. Keberadaan satuan pendidikan di zona hijau
menjadi syarat pertama dan utama yang wajib dipenuhi bagi satuan pendidikan yang
akan melakukan pembelajaran tatap muka. Persyaratan kedua, adalah jika pemerintah
daerah atau Kantor Wilayah/Kantor Kementerian Agama memberi izin. Ketiga, jika
satuan pendidikan sudah memenuhi semua daftar periksa dan siap melakukan
pembelajaran tatap muka. Keempat, orang tua/wali murid menyetujui putra/putrinya
melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan. Namun jika salah satu dari
empat syarat tersebut tidak terpenuhi, maka peserta didik melanjutkan Belajar dari
Rumah secara penuh.
Nadiem juga mengajak semua pihak termasuk seluruh kepala daerah, kepala satuan
pendidikan, orang tua, guru, dan masyarakat bergotong-royong mempersiapkan
pembelajaran di tahun ajaran dan tahun akademik baru.

 Panduan Pembelajaran Tatap Muka pada Zona Hijau


Di luar pelarangan yang berlaku di zona kuning, oranye, dan merah, tahapan
pembelajaran tatap muka satuan pendidikan di zona hijau dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan kemampuan peserta didik dalam menerapkan protokol kesehatan.
Dengan demikian, urutan pertama yang diperbolehkan pembelajaran tatap muka
adalah pendidikan tingkat atas dan sederajat, tahap kedua pendidikan tingkat
menengah dan sederajat, lalu tahap ketiga tingkat dasar dan sederajat. Itupun harus
dilakukan sesuai dengan tahapan waktu yang telah ditentukan. “Namun, begitu ada
penambahan kasus atau level risiko daerah naik, satuan pendidikan wajib ditutup
kembali,” terang Mendikbud.
Rincian tahapan pembelajaran tatap muka satuan pendidikan di zona hijau
adalah:
a) Tahap I: SMA, SMK, MA, MAK, SMTK, SMAK, Paket C, SMP, MTs, Paket B
b) Tahap II dilaksanakan dua bulan setelah tahap I: SD, MI, Paket A dan SLB
c) Tahap III dilaksanakan dua bulan setelah tahap II: PAUD formal (TK, RA, dan
TKLB) dan non formal.
Adapun sekolah dan madrasah berasrama pada zona hijau harus melaksanakan
Belajar dari Rumah serta dilarang membuka asrama dan pembelajaran tatap muka
selama masa transisi (dua bulan pertama). Pembukaan asrama dan pembelajaran
tatap muka dilakukan secara bertahap pada masa kebiasaan baru dengan mengikuti
ketentuan pengisian kapasitas asrama. Selanjutnya untuk satuan pendidikan di zona

15
hijau, kepala satuan pendidikan wajib melakukan pengisian daftar periksa kesiapan
sesuai protokol kesehatan Kementerian Kesehatan. Kemendikbud akan menerbitkan
berbagai materi panduan seperti program khusus di TVRI, infografik, poster, buku
saku, dan materi lain mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan pada fase
pembelajaran tatap muka di zona hijau.

 Sistem Pembelajaran di Lingkungan Perguruan Tinggi


Mengenai pola pembelajaran di lingkungan pendidikan tinggi pada Tahun
Ajaran 2020/2021, Tahun Akademik Pendidikan Tinggi 2020/2021 tetap dimulai
pada Agustus 2020 dan Tahun Akademik Pendidikan Tinggi Keagamaan 2020/2021
dimulai pada September 2020. Metode pembelajaran pada semua zona wajib
dilaksanakan secara daring untuk mata kuliah teori. Sementara untuk mata kuliah
praktik juga sedapat mungkin tetap dilakukan secara daring. Namun, jika tidak dapat
dilaksanakan secara daring maka mata kuliah tersebut diarahkan untuk dilakukan di
bagian akhir semester.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembiayaan pendidikan merupakan proses yang dimana pendapatan dan sumber
daya tersedia digunakan untuk menyusun dan menjalankan program kegiatan sekolah.
Sistem pembiayaan pendidikan sangat bervariasi tergantung dari kondisi masing-masing
negara seperti kondisi geografis, tingkat pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum
pendidikan, ekonomi pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi
sekolah.
Pembiayaan pendidikan merupakan unsur penting dalam mendukung
penyelenggaraan kebijakan pendidikan. Penyelenggaraan kebijakan pendidikan di
daerah akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh sumber daya pendidikan
(pembiayaan pendidikan) yang memadai dan dapat diandalkan untuk meningkatkan mutu
dan kualitas sumber daya di daerah. Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan
dan anggaran untuk pembiayaan pendidikan. Termasuk realokasi pembiayaan pada tahun
ajaran 2020.
Dalam mengelola dan mengatur anggaran dana pendidikan tidak bisa dilakukan
sembarangan dan tanpa rencana yang matang. Oleh karena itu, diperlukan pembuatan
rencana berdasarkan data, langkah, serta metode penganggaran dana pendidikan yang
terstruktur dan tepat.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini bisa bermanfaat untuk
semua kalangan baik pelajar maupun pengajar.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud.go.id. 2020. “Panduan Penyelenggaran Pembelajaran Pada Tahun Ajaran


dan Tahun Akademik Baru di Masa Covid-19”. Terdapat pada :
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/06/panduan-penyelenggaraan-pembelajaran-pada-
tahun-ajaran-dan-tahun-akademik-baru-di-masa-covid19.
Mochamad Zhacky. 2020. “Komisi X DPR Sepakati Realokasi Anggaran Kemendikbud”.
Terdapat pada : https://news.detik.com/berita/d-5022768/komisi-x-dpr-sepakati-realokasi-
anggaran-kemendikbud-rp-4-t. Diakses pada Rabu, 20 Mei 2020.
Monita, Dinda Fitri. 2019. “Pembiayaan Dalam Pendidikan.” doi: 10.31227/osf.io/3tyvw.
Pintek. 2020. “5 Cara Mengatur Anggaran dan Dana Pendidikan Tahun Ajaran 2020”.
Terdapat pada: https://pintek.id/blog/dana-pendidikan-2/. Diakses pada 30 Maret 2021
Putera, Roni Ekha. 2010. “Formulasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dalam Mewujudkan
Peningkatan Pemerataan Pendidikan Era Otonomi Daerah Di Kabupaten Solok.”
Jurnal Demokrasi 9(Nomor 2):205–26.

18

Anda mungkin juga menyukai