Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Pendidikan Islam

Dosen pengampu : Siska Yulia Weny, M.Ak.

Disusun oleh :

Maulia Sheila Prianti (22205040)

Puspita Amalia (22205049)

Muhammad Inggar Dwi K. (22205050)

Devy Putri Permata Sari (22205080)

Nurliana Wulan Sari (22205091)

KELAS B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI 2023


KATA PENGANTAR

Bismillah hirrohman nirrohim.

Pertama, kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha ESA.
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kedua, rahmat ta’dim dan salam bahagia Allah
senantiasa tercurahlimpahkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad
SAW., yang telah memberikan petunjuk dari zaman jahiliyah hingga zaman
Ialamiyah. Ketiga, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini yang tidak dapat kami tulis satu
persatu. Khususnya saya mengucapkan terimakasih kepada Siska Yulia Weny,
M.Ak. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Keuangan Pendidikan
Islam yang senantiasa memberikan arahan kepada kami.

Kami berharap semoga makalah ini senantiasa memberikan wawasan


keilmuan kepada setiap orang yang membacanya. Kami pun telah berusaha
semaksimal mungkin dalm penyusunana makalah ini, meskipun makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami butuhkan untuk perbaikan ke depan.

Kediri, 5 September 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5

A. Makna Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan 5


B. Tujuan Dan Fungsi Manajemen Pembiayaan Pendidikan 7
C. Prinsip Prinsip Dari Manajemen Pembiayaan Pendidikan 8
D. Karakteristik Dari Manajemen Pembiayaan Pendidikan 11
E. Ruang Lingkup Pembiayaan Pendidikan 12

BAB III PENUTUP 16

A. Kesimpulan 16

B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan faktor utama dalam meningkatkan sumber


daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam prosesnya pendidikan tidak
akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan biaya yang dapat
membantu proses pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan baik.
Pembiayaan pendidikan merupakan investasi terbesar untuk
berkembangnya sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pembiayaan
pendidikan ini sangat diperlukan untuk menunjang tercapainya visi dan
misi sekolah dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Dalam penyelenggaraannya keuangan dan pembiayaan adalah salah


satu potensi yang sanggat menentukan dan merupakan bagian yang tidak
bisa dipisahkan dalam manajemen pembiayaan pendidikan. Komponen ini
merupakan komponen produksi konsumtif yang menentukan terlaksananya
kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Dengan ini sekolah
memerlukan biaya atau dana untuk terlaksananaya setiap kegiatan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah tersebut muncul beberapa rumusan


masalah diantaranya :
1. Apa makna dari manajemen keuangan dan pembiayaan
Pendidikan?
2. Apa tujuan dan fungsi dari manajemen pembiayaan Pendidikan?
3. Apa saja prinsip prinsip dari manajemen pembiayaan Pendidikan?
4. Apa saja karakteristik dari manajemen pembiayaan Pendidikan?

3
5. Apa saja ruang lingkup pembiayaan dalalam pendidikan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami makna dari manajemen
keuangan dan pembiayaan pendidikan.
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dan fungsi dari
manajemen pembiayaan Pendidikan.
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dari manajemen
pembiayaan Pendidikan.
4. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik dari manajemen
pembiayaan Pendidikan.
5. Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup pembiayaan
pendidikan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. MAKNA DARI MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN


PENDIDIKAN.

Pembiayaan yaitu pendanaan yang dilakukan oleh diri sendiri


maupun lembaga untuk mendukung perencanaan atau prongram yang
sudah dibuat. Dengan kata lain pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah di tentukan. Pembiayaan sendiri merupakan
salah satu sumber daya yang dapat menunjang keefektifitasan dan efisiensi
pengelolaan dalam pendidikan.

Menurut Supriono biaya adalah pengorbanan ekonomi yang dibuat


untuk memperoleh barang atau jasa. Secara Bahasa biaya dapat diartikan
sebagai pengeluaran, namun dalam istilah ekonomi biaya atau pengeluaran
tidak hanya berupa uang namun juga dapat berupa bentuk moneter
lainnya.

Menurut Yahya yang dikutip oleh Mulyono pembiayaan adalah


bagaimana mencari dana atau sumber dana dan bagaimana
menggunakannya dengan memanfaatkan rencana biaya standar, dan
memperbesar modal kerja, dan merencanakan kebutuhan masa yang akan
datang dengan uang.

Pembiayaan Pendidikan sendiri merupakan proses dimana


pendapatan dan sumber daya yang tersedia digunakan untuk menyusun
dan menjalankan program kegiatan sekolah di berbagai wilayah dengan
tingkat pendidikan yang berbeda-beda.

Menurut Nanang Fattah biaya pendidikan merupakan jumlah uang


yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan
penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan

5
profesional peralatan, pengadaan alat-alat dan buku pelajaran, alat tulis
kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan,
dan supervisi pendidikan.1

Sistem pembiayaan pendidikan sangat bervariasi tergantung dari


kondisi masing-masing negara seperti kondisi geografis, tingkat
pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi
pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah.
Sementara itu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk
mengetahui sesuai tidaknya sistem dengan kondisi negara.

Dalam proses penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan


perlu didukung biaya yang memadai sehingga menjamin kelancaran
berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Pembiayaan pendidikan pada
dasarnya adalah menitikberatkan pada upaya pendistribusian benefit
pendidikan dan beban yang harus ditanggung oleh masyarakat.
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya operasional, dan biaya personal.

1. Biaya Oprasional

Biaya oprasional dalam standar pembiayaan Pendidikan terdiri dari :

a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjanan yang


melekat pada gaji

b. Bahan atau peralatan Pendidikan habis pakai.

c. Biaya oprasional Pendidikan tak langsung berupa, daya air, jasa,


telekomunikasi, pemeliharaan sarana prasarana, transportasi,
komunikasi, pajak, asuransi dan sebagainya.

2. Biaya Personal

Biaya personal merupakan biaya pendidikan yang harus


dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan, antara lain meliputi
pakaian, transpor, buku, konsumsi, dan akomodasi. Di dalam Peraturan
1
Luthfia Yuli Kurniawan, “ Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan” Universitas Negri Padang
6
Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pembiayaan pendidikan terdiri dari biaya investasi, biaya operasional
dan biaya personal.

Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan


sarana prasarana, pengembangan sumber daya manusia dan modal
kerja tetap. PP ini diperkuat dengan PP No 48 tahun 2008 tentang
pendanaan pendidikan, di mana biaya pendidikan meliputi biaya
satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan atau pengelolaan
pendidikan, dan biaya pribadi peserta didik. Biaya satuan pendidikan
terdiri dari biaya investasi, biaya operasi,bantuan biaya pendidikan,
dan beasiswa. Biaya penyelenggaraan dan pengelolaan Pendidikan
terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. PP No 48 tahun 2008
ini sifatnya melengkapi dan mengukuhkan PP No 19 tahun 2005, tidak
ada pemberlakuan standar ganda pada penggunaan kedua PP tersebut,
karena PP No 48 tahun 2008 memberikan penafsiran yang lebih jelas
terhadap PP no 19 tahun 2005 tentang pendanaan pendidikan.2

B. TUJUAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DAN


PEMBIYAAN LEMBAGA PENDIDIKAN

Dalam pelaksanaan manajemen keuangan dan pembiayaan


pendidikan, ada beberapa tahapan yang perlu dilaksanakan, diantaranya
tahap perencanaan keuangan (financial plan), penganggaran (budgating),
pelaksanaan pembukuan (accounting) dan tahap penilaian atau auditting.

Adapun tujuan dari manajemen keuangan dan pembiayan adalah


untuk memperoleh, dan mencari peluang sumber-sumber pendanaan bagi
kegiatan sekolah, agar bisa menggunakan dana secara efektif dan tidak
melanggar aturan, dan membuat laporan keuangan yang transparan
akuntabel. Disinilah peran kepalah sekolah untuk menggelolah keuangan
dengan sebaik mungkin dengan memperdayan sumberdaya manusia yang

2
Fatah, Nanang, Standar Pembiayaan Pendidikan (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012), 93.
7
ada. melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan
kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya,
dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai
pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan
manajemen keuangan adalah untuk :

1. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi penggunaan keuangan


sekolah
2. Meningkatkan akuntabelitas dan transparansi keuangan sekolah
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Fungsi manajemen keuangan dalam pendidikan adalah untuk


melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan
efisien. Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum
untuk fungsi manajemen.3

C. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIYAAN


LEMBAGA PENDIDIKAN

1. Transparansi

Transparansi artinya keterbukaan. Transparansi dalam manajemen


keuangan pendidikan berarti adanya keterbukaan dalam pengelolaan
keuangan mulai dari sumber-sumber keuangan, pemanfataan hingga
pertanggung jawaban keuangan pendidikan. Transparansi keuangan
sangat diperlukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk
mengetahuinya. Transparansi juga akan sangat bermanfaat untuk
meningkatkan partisipasi orang tua, masyarakat, dan pemerintah
dalam penyelenggaraan program pendidikan.

Selain itu transparansi juga akan meningkatkan tingkat


kepercayaan antar orang tua, masyarakat, pemerintah dan pemerintah
daerah melalui kemudahan dalam mengakses informasi-informasi
3
Mayasari R, Toni Julham D, “Manajemen Keuangan dan Pembiayaan” Sabilarrasyad. Vol. 3 No
02, Desember 2018, hal 83-84
8
keuangan pendidikan. Informasi keuangan pendidikan disebuah
lembaga pendidikan dapat dituangkan melalui RAPBS yang
ditempelkan di papan pengumuman, ruang guru, ruang Tata Usaha
(TU) maupun melalui media online web site lembaga pendidikan yang
bersangkutan sehingga semua yang berkepentingan mudah
mengetahui sumber keuangan serta pemanfaatannya.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh


orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan
tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya.
Akuntabilitas dalam manajemen keuangan pendidikan berarti
penggunaan keuangan pendidikan dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan
perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku
pihak sekolah membelajankan uang secara bertanggung jawab.
Ada tiga syarat utama untuk terciptanya akuntabilitas public yakni:
(1) Adanya transparansi dari penyelenggara pendidikan dalam hal
masukan dan keikutsertaan mereka pada berbagai komponen
sekolah; (2) Adanya standar kinerja sekolah dalam hal pelaksanaan
tugas, fungsi, dan wewenang; (3) adanya partisipasi untuk saling
menciptakan suasana sekolah yang kondusif dalam bentuk
pelayanan pendidikan, dengan prosedur yang mudah, biaya murah,
dan proses yang cepat.

3. Efektivitas

Efektivitas dimaknai sebagai ketercapaian tujuan yang telah


ditetapkan. Garner dalam Kompri mendefinisikan efektivitas lebih
dalam lagi, efektivitas tidak sampai pada ketercapaian tujuan akan
tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan pada tujuan dan
visi misi lembaga.4 Manajemen keuangan dapat dikatakan

4
Kompri, Standardisasi Kompetensi Kepala Sekolah: Pendekatan Teori Untuk Praktik Profesional
(Jakarta: Kencana, 2017), h.16
9
memenuhi prinsip efektivitas manakala kegiatan yang
diselenggarakan mampu mengatur keuangan untuk membiayai
aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang telah
ditetapkan dan kualitas outcomes nya sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.

4. Efisiensi

Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara masukan


(input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya
yang dimaksud berupa pikiran, waktu, dan biaya. Dilihat dari segi
penggunaan daya, penyelenggaraan kegiatan pendidikan dapat
dikatakan efisien manakala mampu memanfaatkan waktu, tenaga
dan biaya yang sekecil-kecilnya namun dapat mencapai tujuan
yang telah direncanakan. Dilihat dari segi hasil kegiatan
pemdidikan dapat dikatakan efisien manakala mampu
memanfaatkan waktu, tenaga dan biaya tertentu mampu
memberikan hasil yang sebaik-baiknya baik secara kualitas
maupun kuantitas.

Manajemen keuangan pendidikan perlu memperhatikan


sejumlah prinsip sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 20 Tahun
2003 Pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan
akuntabilitas publik.5 (1) Prinsip keadilan. Pelaksanaan prinsip
keadilan yaitu : besarnya pendanaan pendidikan, (dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah dan masyarakat) yang besarannya
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. (2) Prinsip
Efisiensi, mengarah pada perbandingan antara pemasukan dan
pengeluaran atau antara daya (waktu, pikiran, biaya) dengan hasil.
(3) Prinsip transparansi, artinya menekankan adanya keterbukaan
dalam manajemen keuangan pendidikan, baik dari segi sumber
keuangan pendidikan, jumlahnya, rincian kegunaannya, maupun

5
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
10
pertanggung jawabannya. Secara keseluruhan harus jelas dan
sesuai dengan kenyataannya dan pelaksanaannya. (4) prinsip
akuntabilitas publik. Artinya penggunaan keuangan sekolah harus
dapat dipertanggung jawabkan, pengeluaran harus sesuai dengan
perencanaan sekolah yang telah ditetapkan.6

D. KARAKTERISTIK MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIYAAN


PENDIDIKAN

Ada beberapa karakteristik penting yang perlu diperhatikan dalam


manajemen keuangan dan pembiayaan Pendidikan, di antaranya :

1. Trend pembiayaan Pendidikan selalu menunjukkan kenaikan, dimana


perhitungan pembiayaan Pendidikan dinyatakan dalam satuan unit
cost yang terdiri dari :

a. Unit cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan semua


fasilitas yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan Pendidikan.
b. Unit cost setengah lengkap, hanya memperhitungkan biaya
kebutuhan yang berkenaan dengan bahan dan alat yang berangsur
habis walaupun jangka waktunya berbeda.
c. Unit cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan
memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan dengan
memperhitungkan biaya yang lain yang berhubungan dengan
kegiatan belajar mengajar.

2. Pembiayaan terbesar dalam pelaksanaan Pendidikan adalah biaya pada


factor sumber daya manusia. Dimana Pendidikan dapat dikatakan
sebagai “Human investmen“, yang artinya biaya terbesar diserap oleh
tenaga manusia, yakni pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Unit cost Pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah,


semakin bermutu sekolah tersebut, kecenderungan penggunaan biaya
yang besar semakin menjadi kebutuhan yang realistis dan sebaliknya
6
Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, h. 184.
11
semakin kecil biaya yang disediakan kecenderungan untuk tidak
bermutu semakin menjadi realistis.

4. Unit cost Pendidikan dipengaruhi oleh jenis Lembaga Pendidikan.


Biaya untuk sekolah kejuruan lebih besar dari pada biaya untuk
sekolah umum.

5. Unit cost rutin komponen yang dibiayai dalam sistem Pendidikan


hamper sama dari tahun ketahun sehingga bisa diprediksi dan
diestimasi. ( Suharti, T., & Nurhayati, I.;2015 ).

Dengan memahami karakteristik manajemen keuangan dan


pembiayaan Pendidikan diatas, tentu para manajer keungan, bendahara,
perencana keuangan bisa mengkoreksi kebutuhan dan sumber keuangan,
pendanaan, dan pembiayaan yang bisa dicarikan dari berbagai pihak yang
terkait dengan proses layanan Pendidikan yang diselenggarakan dapat
dipenuhi kebutuhannya. Sehingga siap memberikan layanan terbaik dan
mutu Pendidikan yang sesuai dengan harapan segenap stakeholder
Pendidikan.7

E. RUANG LINGKUP PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Masalah keuangan sangat erat hubungannya dengan pembiayaan


sedangkan masalah pembiayaan merupakan factor yang sangat penting dan
menentukan kehidupan suatu organisasi seperti Lembaga Pendidikan. Di
dalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan memiliki tiga
ruang lingkup, yaitu:

1. Perencanaan keuangan (budgeting)


Merupakan kegiatan penyusunan anggaran. Budget merupakan
rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk
satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan-kegiatan dalam waktu tertentu.Dalam menentukan biaya

7
Dr. Arwildayanto, M.Pd. dkk , manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan (Gorontalo:
Widya Padjadjaran 2017) hal. 19-20
12
satuan Pendidikan ada dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan
pendekatan mikro.
Pendekatan makro mendasarkan perhitungan keseluruhan jumlah
pengeluaran Pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana yang
kemudian dibagi jumlah murid. Sedangkan pendekatan mikro
mendasarkan perhitungan biaya berdasarkan allokasi pengeluaran
perkomponen Pendidikan yang digunakan oleh murid.
Dalam penyusunan perencanaan keuangan Pendidikan harus
diperhatikan menurut Morphet (1983), antara lain: 1) anggaran belanja
Pendidikan harus dapat mengganti beberapa peraturan dan prosedur
yang tidak efektif sesuai dengan kebutuhan pendidikan saat ini. 2)
merevisi peraturan dan input lainnya yang relevan, dengan merancang
pengembangan system secara efektif, 3) memonitor rencana dan
menilai keluaran Pendidikan secara terus meneruskan dan
berkesinambungan sebagai bahan perencanaan tahap berikutnya.
Menurut Mulyana dengan mengutip pendapat Morphet dalam Jaja
Jahari dan Amirulloh Syarbini ada beberapa hal yang harus dipenuhi
dalam penganggaran biaya Pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Anggaran belanja harus dapat mengganti beberapa peraturan dan
prosedur yang tidak efektif sesuai dengan kebutuhan pendidik.
b. Mengembangkan system perencanaan yang efektif.
c. Memonitor dan menilai lulusan Pendidikan secara terus menerus
dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan berikutnya.
2. Pembukuan (acconting)
Digunakan untuk menggambarkan hasil kegiatan ekonomi.
Pelaksanaan keuangan sekolah dari sumber-sumber dana dapat
dikelompokkan menjadi dua kegiatan, yakni penerimaan dan
pengeluaran. Keduanya ini harus dibukukan sesuai prosedur
pengelolaan selaras dengan ketentuan atau kesepakatan Bersama.
Sebagai manajer Pendidikan hendaknya benar-benar memahami
dan dapat menjelaskan fungsi, tujuan, dan manfaat pembukuan

13
(accounting) kepada staf yang menangani masalah keuangan, antara
lain:
a. Buku pos (vate book), memuat informasi beberapa dana yang
masih tersisa untuk tisp pos anggaran kegiatan Pendidikan,
mencatat berbagai peristiwa pembelanjaan uang harian.
b. Faktur, dapat berupa buku atau lembaran lepas yang data
diarsipkan. Berisi tentang rincian tentang maksud pembelian,
tanggal pembelian, jenis pembelian, rincian barang yang dibeli,
jumlah pembayaran, dan tandatangan pemberi kekuasaan anggaran.
c. Buku kas, mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran
uang di Lembaga Pendidikan serta sisa saldo secara harian dan
pada hari yang sama.
d. Lembar cek, merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang
dikeluarkan adalah sah.
e. Jurnal, dikelompokkan menjadi 4 jenis antara lain: 1) jurnal untuk
mencatat transaksi pengeluaran kas, 2) jurnal untuk mencatat
transaksi penerimaan kas, 3) jurnal untuk mencatat transaksi gaji,
4) jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas dan piutang.
f. Buku besar, mencatat kapan terjadinya transaksi keuangan, keluar
masuknya uang pada saat itu dan neraca saldonya.
g. Buku kas pembayaran uang sekolah,berisi catatan tentang
pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran,
jumlah dan sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran
sebelumnya.
h. Buku kas piutang, berisi daftar/catatan orang yang berutang kepada
sekolah menurut jumlah uang yang berutang, tanggal pelunasan,
dan sisa utang yang belum dilunasi.
i. Neraca percobaan, bertujuan untuk mengetahui secara tepat
keadaan neraca pertanggungjawaban keuangan Lembaga
Pendidikan secara cepat.
3. Tahap penilaian atau evaluasi (auditing)

14
Adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian barang bukti
tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi
yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat
melaporkan kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan.
Secara sederhana pengawasan terdiri dari memantau (monitoring),
menilai dan melaporkan. Proses evaluasi harus dilakukan agar
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan manajemen keuangan
berjalan efektif serta tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
prosesnya.
Kegiatan lain yang terkait dengan manajemen keuangan adalah
memuat laporan pertanggungjawaban keuangan kepada kalangan
internal Lembaga atau eksternal yang menjadi stakeholder Lembaga
Pendidikan. Pelaporan dapat dilakukan secara periodic seperti laporan
tahunan dan laporan pada masa akhir jabatan pimpinan.8

8
Dr. Arwildayanto, M.Pd. dkk , manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan (Gorontalo:
Widya Padjadjaran 2017) hal. 24-30
15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwasannya


manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan merupakan faktor
penting untuk menunjang keefektifitasan dan efisiensi dalam pendidikan.
Dalam pembiayaan pendidikan pada dasarnya adalah menitikberatkan
pada upaya pendistribusian benefit pendidikan dan beban yang harus
ditanggung oleh masyarakat. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya
operasional, dan biaya personal.

Dalam pelaksanaan manajemen keuangan dan pembiayaan


pendidikan, ada beberapa tahapan yang perlu dilaksanakan, diantaranya
tahap perencanaan keuangan (financial plan), penganggaran (budgating),
pelaksanaan pembukuan (accounting) dan tahap penilaian atau auditting.
Adapun tujuan untuk memperoleh, dan mencari peluang sumber-sumber
pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa menggunakan dana secara
efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat laporan keuangan yang
transparan akuntabel. Selain itu fungsi manajemen keuangan dalam
pendidikan adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai
dengan efektif dan efisien.

Dengan manajemen yang baik pula tidak mustahil bagi sekolah


memiliki kemandirian pendanaan, dapat memberdayakan masyarakat
sekolah dan masyarakat sekitar. Untuk itu dalam pelaksanaanya, kepala
sekolah, bendahara dan Staf dituntut untuk senantiasa berpegang teguh
pada prinsip-prinsip Manajemen keuangan yakni: (1) transparan, (2)
akuntabilitas, (3) efektif (4) efisien.

16
Trend pembiayaan Pendidikan saat ini selalu menunjukkan kenaikan
dalam satuan unit cost diantaranya ; Unit cost lengkap, Unit cost setengah
lengkap, dan Unit cost sempit. Pembiayaan terbesar dalam pendidikan
adalah biaya pada factor sumber daya manusia, dimana dapat dikatakan
sebagai “Human investment”. Unit cost Pendidikan akan naik sepadan
dengan jenjang sekolah, jika semakin bermutu sekolah tersebut. Unit cost
dipengaruhi oleh jenis Lembaga Pendidikan. Unit cost rutin komponen
yang dibiayai dalam system Pendidikan hamper sama dari tahun ketahun
sehingga bisa diprediksi dan diestimasi.

Masalah keuangan sangat erat hubungannya dengan pembiayaan


sedangkan masalah pembiayaan merupakan factor yang sangat penting dan
menentukan kehidupan suatu organisasi. Di dalam pengertian umum
keuangan, kegiatan pembiayaan memiliki tiga ruang lingkup, yaitu:
Perencanaan keuangan (budgeting), Pembukuan (acconting), Tahap
penilaian atau evaluasi (auditing).

B. SARAN

Sebagaimana yang dijelaskan pada materi modifikasi perilaku


merupakan sebuah pengembangan daripada perilaku itu sendiri yang
dimana perilaku tersebu diamati dan dibenahi kekurangan dan
kelabihannya. Sehingga perilaku tersebut memunculkan dampak positif
dan negatif atas pengembangan hal tersebut. Karena perilaku tidak dapat
terdeteksi dari dirisendiri melainkan membutuhkan orang lain dalam
prosesnya. Karena memang hakikatnya manusia tidak dapat berdiri sendiri
dan membutuhkan peranan orang lain dalam keberlangsungan kehidupan
manusia

17
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Arwildayanto, M. D. (2017). manajemen pembiayaan dan keuangan pendidikan.


gorontalo: widyapajajaran.

Dr. Dahlia Novarianing Asri, M. S. (2021). MODIFIKASI PERILAKU TEORI DAN


PENERAPANNYA. MADIUN JAWA TIMUR: UNIPMA Press (Anggota IKAPI).

fatah, n. (2012). standar pembiayaan pendidikan. bandung : remaja rosdakarya.

KIRANA, Y. (2020). PSIKOLOGI DAN ETIKA PROFESI DALAM NILAI-NILAI ILMU


PENGETAHUAN. STIH Painan, Banten, 135-141.

Renny Mayasari, S. d. (2018). MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN.


Sabilarrasyad, 83-84.

Profesional. Jakarta: Kencana. 2017.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Agustinus Hermino. Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan: Tinjauan perilaku

organisasi menuju Comprehensive Multilevel Planning. Jakarta: Gramedia. 2013.

18

Anda mungkin juga menyukai