Abstrak
Pendapat Sihombing dan Gutama (2000) yang dikutip dalam artikel Muchlisin
Riadi (2022), PKBM merupakan tempat masyarakat mengatur dan
menyelenggarakan sendiri segala kegiatan belajar masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, kegemaran atau keterampilan. Selanjutnya, Seorang
ahli bernama Coombs dan Ahmed (1974:8) berpendapat : “Pembelajaran yang
dilakukan disamping pendidikan formal disebut dengan pendidikan nonformal.
Dimana Pendidikan ini diselenggarakan secara terpisah, mencakup suatu kegiatan
yang lebih luas. Tujuannya adalah untuk menawarkan layanan khusus kepada
masyarakat untuk belajar dan untuk membantu masyarakat mengidentifikasi
kebutuhan belajar dan tujuan belajar mereka. Kelompok layanan pendidikan
informal terdiri dari lembaga kursus, lembaga pendidikan, kelompok belajar, pusat
kegiatan belajar masyarakat, dll.
Masyarakat dapat mengembangkan seluruh potensi yang mereka miliki agar dapat
memenuhi segala kebutuhannya dan lebih mengembangkan lingkungannya melalui
suatu program PKBM sebagai sarananya. Sehingga Tujuan PKBM adalah untuk
memperluas dan meningkatkan kesempatan masyarakat kurang mampu untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan gagasannya, untuk sejahtera dan
mencari nafkah. PKBM memiliki beberapa permasalahan internal terkait
pencapaian standar mutu minimal yang dapat dicapai. salah satunya yaitu :
Beberapa Pengarahan/panduan, Penyelenggaraan dan pelaksanaan program
pendidikan di luar sekolah yang dikemas sebelumnya jarang dilaksanakan
sebagaimana mestinya, oleh karena itu mengakibatkan timbulnya permasalahan-
permasalahan dalam pelaksanaan PKBM ini.
Oleh karena itu, kita harus membahas seperti apa Permasalahan program PKBM
ini, bagaimana perkembangannya, serta bagaimana solusi yang tepat dalam
menerapkan program PKBM menjadi lebih baik guna meningkatkan kualitas
pelatihan kehidupan organisasi.
KAJIAN TEORI
A. Konsep PKBM
PKBM merupakan pendidikan non formal masyarakat dimulai. Dengan kata
lain, PKBM dibangun di atas tanah Kebutuhan masyarakat yang menitik
beratkan pada gotong royong, partisipasi dan swadaya antar anggota
masyarakat yang ada. Lembaga pendidikan informal yang menjadi mitra
negara dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas
harus didasarkan pada pengembangan program yang memenuhi kebutuhan
atau pemberdayaan masyarakat. Aktivitas belajar masyarakat dipandang
sebagai “hub” dimana orang-orang yang jauh atau dekat PKBM tersebut
berpartisipasi dalam program pendidikan di luar sekolah atau program-
program yang memenuhi kebutuhan belajar mereka. Pada dasarnya
program/agenda pendidikan luar sekolah yang menjadi pedoman PKBM
beragam dan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Agenda keaksaraan, seperti Agenda keaksaraan fungsional dan
pemantauannya dalam bentuk taman bacaan masyarakat.
2. Agenda peningkatan pendapatan seperti agenda Kelompok Studi
Bisnis
3. Agenda yang sederajat, seperti Program Kelompok Belajar Paket A
setingkat Sekolah dasar, Paket B setingkat Sekolah Menegah
Pertama dan Paket C setingkat Sekolah Menengah Atas
4. Agenda keterampilan, seperti program pelatihan keterampilan
5. Agenda untuk meningkatkan kualitas hidup, seperti agenda
pendidikan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan
Tentu saja, tidak semua program yang telah dijelaskan di atas dapat dikelola
dengan PKBM. Kemampuan PKBM untuk menyelenggarakan agenda
pendidikan di luar sekolah sangat terbatas. Keterbatasan ini bergantung pada
beberapa faktor seperti : Kapasitas keuangan PKBM, fasilitas dan
infrastruktur, serta sumber daya manusia. Secara umum, setiap PKBM
hanya dapat mengelola sekitar tiga program pendidikan luar sekolah.
PEMBAHASAN
PKBM sendiri adalah badan usaha yang didirikan oleh masyarakat, dimiliki oleh
masyarakat dan dikelola oleh masyarakat, yang pendiriannya memperhatikan
sumber daya yang ada di daerah tersebut, khususnya jumlah kelompok sasaran dan
perusahaan/profesional. untuk mengembangkan ekonomi, sosial dan budaya,
terutama untuk meningkatkan studi masyarakat dan kesejahteraan masyarakat
sekitar. Selain itu, (Januszweski dan Molenda, 2008) Sosialisasi program cara
PKBM menyajikan programnya sendiri agar masyarakat tertarik belajar di PKBM.
Mengaktifkan pembelajaran berarti memfasilitasi, membantu dan mendukung
bagaimana pembelajaran dapat berlangsung.
Program PKBM dapat diselenggarakan dengan membuat uraian tugas. Uraian tugas
tersebut terdiri dari tugas ketua PKBM, pengelola program, bendahara, sekretaris
dan pelatih atau pengajar. Dengan uraian tugas tersebut, program PKBM akan lebih
terstrutktur. Sumber daya yang diperlukan diidentifikasi dan diintehrasikan dalam
kegiatan untuk menjacapi segala tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sumber daya
tersebut meliputi : Tenaga Kerja, Fasilitas, Peralatan dan Biaya.
Gambar 2
https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id
KESIMPULAN
REFERENSI
Combs, P With Ahmed, M. (1974). Attacking Rural Poperty, Baltimore: The John
Hopkins University Press. How Non Formal Education can help, Baltimore:
John Hopkins University Press.
Nur Djazifah ER, et al. (2005). Pemetaan tingkat Pencapaian Mutu Pendidikan
pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Laporan penelitian kelompok, Yogyakarta: Jurusan
PLS FIP UNY.
Sihombing, U., & Gutama. (2000). Profil Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) di Indonesia pada Masa Perintisan. Jakarta: PD. Mahkota.