Dosen Pengampu:
Oleh :
Refika Afriani
NIM 19003092
2021
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi ujian akhir semester matakuliah
Pendidikan Masyarakat yang diampu oleh Ibu Dr. Syur’Aini, M.Pd. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang “ SATUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT'
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia pendidikan bukan hanya berada di sekolah-sekolah negeri atau
swasta yang terdiri dari SD, SMP, serta SMA. Tetapi pendidikan didapatkan dimana daja
dalam sayuan masyarakat. Masyarakat diartikan sebagai layanan pendidikan yang
diperuntukan bagi masyarakat tanpa melihat perbedaan tingkat pendidikan, usia, status
sosial, ekonomi, agama, suku dan kondisi mental fisiknya, yang mempunyai keinginan
untuk menambah dan atau meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.
Sehingga dalam pendidikan, kita mempelajari tentang satuan dan program
pendidikan masyarakat agar kita memahami tentang pendidikan apa saja yang bisa kita
dapatkan sebagai masyarakat dan bagaimana cara mendapatkannya. Satuan dan program
pendidikan masyarakat ini sudah ada dan dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 10 tentang Sisdiknas, satuan
Pendidikan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal. Jalur
Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang diselenggarakan di sekolah, sedangkan
jalur Pendidikan nonoformal yaitu jalur pendidikan yang diselenggarakan di lingkungan
masyarakat, yang terdiri atas berbagai satuan dan jenis program dengan menggunakan
beberapa pendekatan yaitu Pedagogi dan Andragogi.
Masyarakat perlu dimotivasi, diarahkan agar dapat memiliki kesadaran untuk
belajar, untuk berubah dan mampu melihat potensi diri serta peluang yang ada
disekitarnya. Kemudian dikelola dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupannya.
Salah satu lembaga pendidikan non formal untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat
melalui PKBM. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu lembaga
pendidikan non formal yang dibentuk dan dikelola dari, oleh, dan untuk masyarakat yang
secara khusus berkonsentrasi pada usaha-usaha pembelajaran dan pemberdayaan
masyarakat (komunitas tertentu) sesuai dengan kebutuhan komunitas tersebut (Anonim,
2003: 5).
Dalam rangka merealisasikan tujuan, tugas dan fungsi Pendidikan Luar Sekolah,
maka diperlukan suatu wadah atau lembaga sebagai tempat belajar, menggali,
memanfaatkan potensi yang dimiliki, sehingga masyarakat dapat tumbuh dan berkembang
ke arah yang lebih baik, yaitu menjadi masyarakat yang lebih cerdas, kreatif dan mandiri.
Menurut Kamil (2009: 81), PKBM sebagai basis pendidikan masyarakat Perlu
dikembangkan secara komprehensif, fleksibel, beranekaragam dan terbuka bagi semua
kelompok usia, sesuai dengan peranan, hasrat, kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
Sehingga peran–peran masyarakat dalam PKBM tidak hanya sekedar sebagai sasaran,
akan tetapi sebagai sumber belajar, yang akhirnya tumbuh rasa memiliki, rasa percaya diri
akan program–program yang dikembangkannya. Agar PKBM tetap eksis sesuai dengan
kebutuhan masyarakat tentunya dibutuhkan pengelolaan yang baik. Menurut Kamil
(2009: 113) “....... mampu mengelola sumber–sumber yang dibutuhkan program apabila
didukung oleh kemampuan menyusun strategi yang ampuh dalam menjalankan fungsi
manajerial yang dimiliki”.
Pemerintah sebagai agen pembangunan diharapkan berperan dalam membantu
meringankan biaya pendidikan, mengingat pendidikan membutuhkan biaya yang cukup
besar sedangkan sebagian besar masyarakat hidup dalam kemiskinan. Bantuan
pemerintah sangat diperlukan menjamin proses pendidikan. “Tanpa bantuan pemerintah,
cita-cita pendidikan untuk semua kemungkinan besar hanya merupakan cita-cita yang
jauh dari kenyataan” (Maliki, 2008: 130). Biaya pendidikan tidak dapat disamakan
dengan pengeluaran uang oleh lembaga pendidikan, Dinas Pendidikan dan sekolah
(Harsono, 2007:9). Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang
secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelola pendidikan. Hal tersebut
lebih terasa lagi dalam implementasi MBS yang menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam
penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat
menentukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian manajemen
keuangan.
Penyusunan makalah ini untuk menambah wawasan pembaca tentang satuan dan
program pendidikan masyarakat. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi
ujian akhir semester matakuliah Pendidikan Masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian satuan dan program pendidikan masyarakat?
2. Bagaimana karakteristik satuan dan program pendidikan masyarakat?
3. Apa saja jenis-jenis dari satuan dan program pendidikan masyarakat?
4. Bagaimana pendekatan pembelajaran dalam satuan dan program pendidikan
masyarakat?
C. TUJUAN
1. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian pendidikan
masyarakat.
2. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang karakteristik satuan dan
program pendidikan masyarakat
3. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis jam satuan dan
program pendidikan masyarakat.
4. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang pendekatan pembelajaran
dalam satuan dan program pendidikan masyarakat.
5. Untuk memenuhi ujian akhir semester mata kuliah pendidikan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Segi Tujuan
a. pendek dan khusus, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar
tertentu yang fungsional bagi kehidupan masa kini dan masa depan.
b. Kurang menekankan pentingnya ijazah, hasil belajar, berijazah atau
tidak, dapat diterapkan langsung dalam kehidupan di lingkungan
pekerjaan atau masyarakat.
2. Lembaga Pelatihan
Menurut Kaswan (2016 : 3) dalam (& & Widiastuti, 2018) mengatakan
Bahwa pelatihan adalah proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Karyawan. Pelatihan mungkin juga meliputi perubahan yang ada pada diri
Karyawan tersebut. Umumnya hasil yang diinginkan dari pelatihan ialah
Penguasaan atau peningkatan. Proses pelatihan dikendalikan oleh pemilik
keahlian Yang diajarkan atau ahli yang membantu mengembangkan keterampilan
melalui Pengalaman terstruktur. Dapat dikatakan bahwa lembaga pelatihan
merupakan Lembaga untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang
ada pada peserta Didik baik dengan tujuan untuk penguasaan dan peningkatan
pengetahuan dan Keterampilan yang sudah di miliki sebelumnya.
Pelatihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperolah
kemahiran atau kecakapan, pelatihan berkaitan dengan pekerjaan. Menurut
Artasasmita (1985), pelatihan adalah “kegiatan pendidikan yang dilaksanakan
dengan sengaja, terorganisir dan sistematis diluar sistem persekolahan untuk
memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu
kepada kelompok tenaga kerja tertentu dalam waktu yang singkat dengan
mengutamakan praktik daripada teori, agar mereka memperoleh pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu pekerjaan
tertentu dengan cara yang efisien dan efektif. Pelatihan bertujuan untuk melatih
kekreatifan dan kemampuan seseorang. Contohnya seperti pelatihan
kepemimpinan, pelatihan tutor, pelatihan metode pembelajaran.
3. Kelompok Belajar
Kelompok belajar adalah lembaga kegoatan belajar mengajar mengajar
yang dilaksanakn dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga
belajar. Program belajar dapat berupa paket-paket belajar dan dapat disusun
bersama antara sumber belajar dan warga belajar. Sumber belajar dapat berperan
sebagai autor atau fasilitator dan dapat pula sebagai pendidik. Kelompok belajar
dapat membantu peserta didik untuk dapat meningkatkan hasil belajar nya apabila
benar-benar diikuti dengan baik (Ibid : 63) dalam (Dewi, 2012).
Kelompok belajar yaitu salah satu wadah dalam rangka membelajarkan
masyarakat. Menurut Zaenudin (1985), kelompok belajar adalah upaya yang
dilakukan secara sadar dan terencana melalui bekerja dan belajar dalam kelompok
belajar untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan
kondisi sekarang.
Contoh : kelompok Belajar Paket A, Kelompok Belajar Paket B,
Kelompok Belajar Paket C, Kelompok Belajar Usaha.
5. Majelis Taklim
Majelis Taklim adalah suatu lembaga pendidikan yang dibentuk atas dasar
pendekatan dari kebutuhan masyarakat (bottom up approach), dengan kegiatannya
lebih berorientasi pada keagamaan, khususnya Agama Islam. Melalui Majelis
Taklim dibahas berbagai aspek yang ditinjau dari sudut pandang Agama Islam.
Majelis Taklim berasal dari bahasa Arab yakni dari Majelis yang berarti
tempat dan Ta’lim berarti pengajaran berarti pengajaran atau pengajian. Dengan
demikian secara Bahasa majelis taklim bisa diartikan sebagai tempat
melaksanakan pengajaran atau pengajian ajaran Islam. Secara istilah, Pengertian
Majelis Taklim adalah lembaga pendidikan Islam nonformal yang memiliki
kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, diikuti oleh
Jemaah yang relative banyak dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan
hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara
manusia dengan sesamanya, maupun manusia dengan lingkungannya, dalam
rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT (Ihid : 95).
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tetang Sisdiknas pasal 26 ayat (3), tercantum
program pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan, serta pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
3. Pendidikan Kepemudaan
Pendidikan kepemudaan adalah program pendidikan yang sasarannya khusus
pemuda. Dapat disimpulkan bahwa kepemudaan merupakan sebuah wadah untuk para
pemuda menuangkan berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab,
hak, karakter, aktualisasi diri dan cita-cita demi kepentingan bangsa dan negara.
Contohnya organisai pramuka, organisasi karang taruna, dan lain-lain.
5. Pendidikan Keaksaraan
Pendidikan Keaksaraan yang dikembangkan saat ini adalah program
keaksaraan fungsional yang pada dasarnya merupakan suatu pengembangan dari
program keaksaraan sebelumnya. Program Keaksaraan Fungsional pada dasarnya
bertujuan untuk:
a. keterampilan membaca, menulis, menghitung dan juga keterampilan
berbicara, berpikir, mendengar dan berbuat.
b. Memecahkan masalah kehidupan Warga Belajar melalui kehidupannya dalam
membaca, menulis, berhitung dan berbuat.
c. Menemukan jalan untuk mendapatkan sumber-sumber kehidupan sehari-hari
Warga Belajar.
d. Meningkatkan keberanian warga masyarakat untuk berhubungan dengan
lembaga yang berkaitan dengan kebutuhan belajarnya.
e. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pembaharuan agar dapat
berpartisipasi dalam perubahan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di
masyarakat.
f. Meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui keterampilan dan kebudayaan
di masyarakat.
6. Pendidikan Keterampilan
Program pendidikan keterampilan ditujukan untuk membekali warga belajar
dalam bidang keterampilan yang dapat dijadikan bekal usaha. Dengan keterampilan
yang dimiliki diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kemampuan dirinya untuk
peningkatan kesejahteraan hidupnya.Program pendidikan keterampilan yang dapat
dikembangkan dalam masyarakat adalah :
a. dalam bidang kemampuan bahasa;
b. Keterampilan dalam bidang berumah tangga;
c. Keterampilan dalam bidang penampilan diri;
d. Keterampilan dalam bidang usaha;
e. Keterampilan dalam bidang pekerjaan jasa;
7. Pendidikan Kesetaraan
Dalam menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,
pendidikan kesetaraan melalui pendidikan nonformal mendapat perhatian cukup
tinggi. Hal ini terjadi karena program wajar dikdas 9 tahun tidak hanya bisa ditangani
melalui pendidikan formal saja. Banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti
pendidikan karena berbagai alasan, diantaranya tidak ada biaya, harus bekerja
membantu orang tua. Mereka terpaksa putus sekolah baik pada tingkat SD, SMP,
SMA.
Program kesetaraan yang ada di masyarakat yaitu mencakup : Kelompok
Belajar (Kejar) Paket A, Paket B, Paket C.Menurut Zaenudin (2005) Kejar Paket A
yaitu suatu upaya belajar dan bekerja secara sadar dan berencana dalam organisasi
kelompok untuk meningkatkan pendidikan warga belajar, sehingga setara dengan
sekolah dasar.
Contohnya :
Program pendidikan kesetaraan merupakan salah satu bentuk pendidikan
nonformal seperti program pendidikan Paket A, Paket B, dan Paket C yang
setara dengan pendidikan formal seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Program kesetaraan merupakan
pendidikan pengganti bagi mereka yang tidak berkesempatan mengikuti
jenjang pendidikan formal (Hidayati, Setiawati, & Sunarti, 2018; Rani, Aini,
& Syuraini, 2018). Triyadi (2010), menyatakan bahwa pendidikan kesetaraan
adalah salah satu pendidikan yang memberikan pendidikan kepada masyarakat
melalui pendidikan informal dan pendidikan nonformal yang tujuannya untuk
memberikan pendidikan setara dengan SD, SMP, dan SLTA . Pendidikan
kesetaraan dapat diselenggarakan melalui sanggar kegiatan belajar dan pusat
kegiatan belajar masyarakat.
PKBM Legus adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan
pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C yang beralamat di Jl. Padang
Mengatas Jorong Indobaleh Barat Nagari Mungo Kecamatan Luak, Kabupaten
Lima Puluh Kota Provinsi Sumatra Barat. Kualitas lulusan warga belajar
pendidikan kesetaraan Paket B erat kaitannya dengan kompetensi yang
dimiliki oleh tutor. Sudjana (2001) menyatakan bahwa secara etimologi, tutor
orang atau pendidik yang mengajar pada program Paket. Tutor adalah guru
pada pendidikan nonformal, walaupun yang menjadi tutor adalah guru yang
mengajar pada pendidikan formal. Keberadaan tutor dalam penyelenggaraan
program Paket B merupakan komponen penting, seorang tutor harus memiliki
kompetensi dalam mengajar supaya tujuan pendidikan kesetaraan program
Paket B dapat tercapai dengan baik.
Robert Houston (dalam Janawi, 2011) memberikan defenisi kompetensi
adalah kemampuan, keterampilan, yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, begitu
juga dengan kompetensi tutor, yaitu gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat
dilakukan seorang tutor dalam melaksankan pekerjaannya baik berupa kegiatan,
berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan. Menurut Janawi (2011)
menyatakan bahwa standar kompetensi tutor pendidikan kesetaraan meliputi empat
komponen yaitu 1) kompetensi pedagogik dan andragogik, 2) kompetensi
kepribadian, 3) kompetensi sosial, dan 4) kompetensi profesional.
Inti teori Andragogi adalah teknologi keterlibatan diri (ego) peserta didik.
Artinya bahwa kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran peserta didik terletak
pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran.Asumsi-asumsi yang
dijadikan landasan dalam teori Andragogi adalah sebagai berikut
SIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
Ariyanti, S., Pendidikan, J., Islam, A., Tarbiyah, F., & Ilmu, D. A. N. 2017. Peran Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah:
Studi Kasus PKBM Bistanul Muslimin Desa Genting Kecamatan Jampu Kabupaten
Semarang. Skripsi. IAIN Salatiga
Aini, W. (2006). Konsep Pendidikan Luar Sekolah. Padang: PLS UNP Padang.
E.R.F., & Widiastuti, N. 2018. Peran Lembaga Kursus Dan Pelatihan Menjahit Dalam
Memperkuat Manajemen Pemberdayaan Masyarakat di Desa Padalarang. Jurnal
Comm-Edu, 1(20), 127–137. https://doi.org/dx.doi.org/10.22460/comm-edu.v1i2.639
Sudjana, N. (2014). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (13th ed.). Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Syur’aini. (2018). Gambaran Kompetensi Profesional Tutor Menurut Warga Belajar Pada
Program Kesetaraan Paket B Di PKBM Legusa Kabupaten Lima Puluh Kota.
SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), 1(1), 424–430. Jurnal
Pendidikan Luar Sekolah http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pnfi