Anda di halaman 1dari 19

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATAKULIAH PENDIDIKAN MASYARAKAT

‘SATUAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT’'

Dosen Pengampu:

Dr. Syur`aini, M.Pd.

Oleh :

Refika Afriani

NIM 19003092

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur atas rahmat Allah SWT,


berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul SATUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT’ dapat selesai. Penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Ibu Dr.Syur’Aini, M.Pd.selaku dosen pengampu matakuliah ini.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi ujian akhir semester matakuliah
Pendidikan Masyarakat yang diampu oleh Ibu Dr. Syur’Aini, M.Pd. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang “ SATUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT'

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Padang, 6 Desember 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia pendidikan bukan hanya berada di sekolah-sekolah negeri atau
swasta yang terdiri dari SD, SMP, serta SMA. Tetapi pendidikan didapatkan dimana daja
dalam sayuan masyarakat. Masyarakat diartikan sebagai layanan pendidikan yang
diperuntukan bagi masyarakat tanpa melihat perbedaan tingkat pendidikan, usia, status
sosial, ekonomi, agama, suku dan kondisi mental fisiknya, yang mempunyai keinginan
untuk menambah dan atau meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.
Sehingga dalam pendidikan, kita mempelajari tentang satuan dan program
pendidikan masyarakat agar kita memahami tentang pendidikan apa saja yang bisa kita
dapatkan sebagai masyarakat dan bagaimana cara mendapatkannya. Satuan dan program
pendidikan masyarakat ini sudah ada dan dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 10 tentang Sisdiknas, satuan
Pendidikan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal. Jalur
Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang diselenggarakan di sekolah, sedangkan
jalur Pendidikan nonoformal yaitu jalur pendidikan yang diselenggarakan di lingkungan
masyarakat, yang terdiri atas berbagai satuan dan jenis program dengan menggunakan
beberapa pendekatan yaitu Pedagogi dan Andragogi.
Masyarakat perlu dimotivasi, diarahkan agar dapat memiliki kesadaran untuk
belajar, untuk berubah dan mampu melihat potensi diri serta peluang yang ada
disekitarnya. Kemudian dikelola dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupannya.
Salah satu lembaga pendidikan non formal untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat
melalui PKBM. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu lembaga
pendidikan non formal yang dibentuk dan dikelola dari, oleh, dan untuk masyarakat yang
secara khusus berkonsentrasi pada usaha-usaha pembelajaran dan pemberdayaan
masyarakat (komunitas tertentu) sesuai dengan kebutuhan komunitas tersebut (Anonim,
2003: 5).
Dalam rangka merealisasikan tujuan, tugas dan fungsi Pendidikan Luar Sekolah,
maka diperlukan suatu wadah atau lembaga sebagai tempat belajar, menggali,
memanfaatkan potensi yang dimiliki, sehingga masyarakat dapat tumbuh dan berkembang
ke arah yang lebih baik, yaitu menjadi masyarakat yang lebih cerdas, kreatif dan mandiri.
Menurut Kamil (2009: 81), PKBM sebagai basis pendidikan masyarakat Perlu
dikembangkan secara komprehensif, fleksibel, beranekaragam dan terbuka bagi semua
kelompok usia, sesuai dengan peranan, hasrat, kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
Sehingga peran–peran masyarakat dalam PKBM tidak hanya sekedar sebagai sasaran,
akan tetapi sebagai sumber belajar, yang akhirnya tumbuh rasa memiliki, rasa percaya diri
akan program–program yang dikembangkannya. Agar PKBM tetap eksis sesuai dengan
kebutuhan masyarakat tentunya dibutuhkan pengelolaan yang baik. Menurut Kamil
(2009: 113) “....... mampu mengelola sumber–sumber yang dibutuhkan program apabila
didukung oleh kemampuan menyusun strategi yang ampuh dalam menjalankan fungsi
manajerial yang dimiliki”.
Pemerintah sebagai agen pembangunan diharapkan berperan dalam membantu
meringankan biaya pendidikan, mengingat pendidikan membutuhkan biaya yang cukup
besar sedangkan sebagian besar masyarakat hidup dalam kemiskinan. Bantuan
pemerintah sangat diperlukan menjamin proses pendidikan. “Tanpa bantuan pemerintah,
cita-cita pendidikan untuk semua kemungkinan besar hanya merupakan cita-cita yang
jauh dari kenyataan” (Maliki, 2008: 130). Biaya pendidikan tidak dapat disamakan
dengan pengeluaran uang oleh lembaga pendidikan, Dinas Pendidikan dan sekolah
(Harsono, 2007:9). Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang
secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelola pendidikan. Hal tersebut
lebih terasa lagi dalam implementasi MBS yang menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam
penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat
menentukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian manajemen
keuangan.
Penyusunan makalah ini untuk menambah wawasan pembaca tentang satuan dan
program pendidikan masyarakat. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi
ujian akhir semester matakuliah Pendidikan Masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian satuan dan program pendidikan masyarakat?
2. Bagaimana karakteristik satuan dan program pendidikan masyarakat?
3. Apa saja jenis-jenis dari satuan dan program pendidikan masyarakat?
4. Bagaimana pendekatan pembelajaran dalam satuan dan program pendidikan
masyarakat?

C. TUJUAN
1. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian pendidikan
masyarakat.
2. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang karakteristik satuan dan
program pendidikan masyarakat
3. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis jam satuan dan
program pendidikan masyarakat.
4. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang pendekatan pembelajaran
dalam satuan dan program pendidikan masyarakat.
5. Untuk memenuhi ujian akhir semester mata kuliah pendidikan masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SATUAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT


Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 ayat 10 satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan. pendapat lain menyebutkan bahawa satuan pendidikan
adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan.” (Pasal 1 Angka 6 UU
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen). selanjutnya dalam Pasal 1 Angka 8 UU
Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan menyebutkan bahwa satuan
Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan.”
Program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan pendidikan, sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang
telah diterapkan (Ananda, 2017:9). Jadi program pendidikan masyarakat adalah kegiatan
kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan pendidikan masyarakat sesuai dengan
strategi, kebijakan pendidikan masyarakat yang berlaku.
Pendidikan yang mengarah pada perbaikan adalah pendidikan yang menyebar
secara rata, bermutu, dan sesuai kebutuhan masyarakat. Mengingat fungsi strategis
pendidikan tersebut, ide-ide atau pemikiran mengenai pendidikan terutama pendidikan
dasar sebagai prioritas utama dalam pembangunan Nasional akan senantiasa didukung
oleh pemerintah Indonesia. Selain pendidikan dalam jenjang persekolahan juga
diperlukan pendidikan dalam keluarga dan pendidikan di luar sekolah sebagai penunjang
atau pelengkap dari pendidikan sekolah (formal) itu sendiri. Pendidikan masyarakat
merupakan pendidikan yang dilaksanakaan bertujuan untuk memberdayakan masyarakat.
Pendidikan masyarakat merupakan salah satu proses pendidikan berbasis
masyarakat memiliki keluasan di mana pendidikan masyarakat menganut proses
pendidikan yang dapat membina warga belajarnya menjadi seseorang yang memiliki
potensi yang dapat mengangkat harkat dan martabatnya dalam kehidupan masyarakat
(Aini, 2006). Menurut Sudjana (2004) menyatakan bahwa Pendidikan masyarakat adalah
pelengkap dari pendidikan formal, pendidikan masyarakat adalah paralel dari pendidikan
formal dan juga pendidikan masyarakat merupakan alternatif dari pendidikan formal.
Pendidikan masyarakat berguna dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dengan
pemusatan pada kemampuan dan keterampilan fungsional serta mengembangkan sikap
dan pribadi profesional yang tidak didapatkan dalam mengikuti pendidikan formal.

B. Karakteristik Satuan dan Program Pendidikan Masyarakat


Karakteristik Pendidikan Masyarakat dapat dilihat dari proses belajar
mengajarnya. Luasnya cakupan Pendidikan Masyarakat menimbulkan berbagai persepsi
terhadap berbagai program yang ada di masyarakat. Untuk lebih memperjelas satuan dan
jenis pendidikan Pendidikan Masyarakat, berikut dijelaskan karakteristik Pendidikan
Masyarakat menurut Sudjana (2001) adalah sebagai berikut:

1. Segi Tujuan
a. pendek dan khusus, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar
tertentu yang fungsional bagi kehidupan masa kini dan masa depan.
b. Kurang menekankan pentingnya ijazah, hasil belajar, berijazah atau
tidak, dapat diterapkan langsung dalam kehidupan di lingkungan
pekerjaan atau masyarakat.

2. Dari Segi Waktu


a. Waktu relatif singkat, jarang lebih dari satu tahun, pada umumnya
kurang dari satu tahun. Lamanya penyelenggaraan program bergantung
pada kebutuhan belajar peserta didik. Persyaratan untuk mengikuti
program ialah kebutuhan, minat, dan kesempatan waktu peserta.
b. Menekankan masa sekarang dan masa depan, memusatkan layanan untuk
memenuhi kebutuhan terasa peserta didik guna meningkatkan
kemampuan sosial ekonominya dalam waktu bebas.
c. Menggunakan waktu tidak penuh dan tidak terus menerus, waktu
ditetapkan dengan berbagai cara sesuai dengan kesempatan peserta didik,
serta memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar sambil bekerja
atau berusaha.

3. Dari Segi Isi Program


a. Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta didik, kurikulum
bermacam ragam sesuai dengan perbedaan kebutuhan belajar peserta
didik dan potensi daerah pendidikan.

4. Dari Segi Proses Pembelajaran


a. Dipusatkan dilingkungan masyarakat dan lembaga, kegiatan belajar
mengajar dapat dilakukan di berbagai lingkungan atau satuan Pendidikan
Masyarakat.
b. Berkaitan dengan kehidupan peserta didik dan masyarakat, pada waktu
mengikuti program pendidikan, peserta didik berkomunikasi dengan
dunia kehidupan atau pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara
fungsional dengan kegiatan belajar.
c. Struktur program yang luwes, jenis dan urutan program kegiatan belajar
bervariasi. Pengembangan program dapat dilakukan sewaktu program
sedang berjalan.
d. Berpusat pada peserta didik, kegiatan pembelajaran dapat menggunakan
sumber belajar dari berbagai keahlian dan nara sumber. Peserta didik
dapat menjadi sumber belajar. Lebih menekankan kegiatan
membelajarkan dibandingkan mengajar.
e. Penghematan sumber-sumber yang tersedia, memanfaatkan tenaga dan
sarana yang terdapat di masyarakat dan lingkungan kerja dalam rangka
efisiensi.

5. Dari Segi Pengendalian


a. Dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik, pengendalian tidak
terpusatkan. Koordinasi dilakukan antar lembaga-lembaga terkait.
Otonomi pada tingkat program dan daerah menekankan inisiatif dan
partisipasi masyarakat.
b. Pendekatan demokratis, hubungan pendidik dengan peserta didik
bercorak hubungan sejajar atas dasar kefungsian. Pembinaan program
dilakukan secara Demokratik.

C. JENIS-JENIS SATUAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT


1) Jenis Satuan Pendidikan Masyarakat
1. Kursus
Istilah kursus merupakan terjemahan dari “course” dalam Bahasa asing
yang Secara harfiah berarti “mata pelajaran atau rangkaian mata pelajaran”.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1991 menjelaskan bahwa kursus adalah
Sekumpulan warga masyarakat yang memberikan pengetahuan keterampilan dan
Sikap mental tertentu bagi warga belajar (Putri, 2012). Kemudia menurut Triyadi
(2007 : 18) dalam (Putri, 2012) menyebutkan Pengertian kursus adalah salah satu
Bentuk layanan pendidikan luar sekolah bagi masyarakat peserta didik melalui
Pendidikan dan pelatihan untuk membekali sejumlah kompetensi atau
pengetahuan Keterampilan dan sikap mental tertentu kepada peserta didik
sehingga mereka siap untuk memasuki dunia kerja atau DUDI.
Sedangkan menurut Artasasmita (1985), kursus adalah sebagai kegiatan
pendidikan yang berlangsung didalam masyarakat yang dilakukan secara sengaja,
terorganisir, dan sistematik untuk memberikan materi pelajaran tertentu kepada
orang dewasa atau remaja dalam waktu yang singkat agar mereka memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan diri dan masyarakat. Contohnya seperti kursus menjahit, kursus
komputer, kursus kecantikan.

2. Lembaga Pelatihan
Menurut Kaswan (2016 : 3) dalam (& & Widiastuti, 2018) mengatakan
Bahwa pelatihan adalah proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Karyawan. Pelatihan mungkin juga meliputi perubahan yang ada pada diri
Karyawan tersebut. Umumnya hasil yang diinginkan dari pelatihan ialah
Penguasaan atau peningkatan. Proses pelatihan dikendalikan oleh pemilik
keahlian Yang diajarkan atau ahli yang membantu mengembangkan keterampilan
melalui Pengalaman terstruktur. Dapat dikatakan bahwa lembaga pelatihan
merupakan Lembaga untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang
ada pada peserta Didik baik dengan tujuan untuk penguasaan dan peningkatan
pengetahuan dan Keterampilan yang sudah di miliki sebelumnya.
Pelatihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperolah
kemahiran atau kecakapan, pelatihan berkaitan dengan pekerjaan. Menurut
Artasasmita (1985), pelatihan adalah “kegiatan pendidikan yang dilaksanakan
dengan sengaja, terorganisir dan sistematis diluar sistem persekolahan untuk
memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu
kepada kelompok tenaga kerja tertentu dalam waktu yang singkat dengan
mengutamakan praktik daripada teori, agar mereka memperoleh pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu pekerjaan
tertentu dengan cara yang efisien dan efektif. Pelatihan bertujuan untuk melatih
kekreatifan dan kemampuan seseorang. Contohnya seperti pelatihan
kepemimpinan, pelatihan tutor, pelatihan metode pembelajaran.

3. Kelompok Belajar
Kelompok belajar adalah lembaga kegoatan belajar mengajar mengajar
yang dilaksanakn dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga
belajar. Program belajar dapat berupa paket-paket belajar dan dapat disusun
bersama antara sumber belajar dan warga belajar. Sumber belajar dapat berperan
sebagai autor atau fasilitator dan dapat pula sebagai pendidik. Kelompok belajar
dapat membantu peserta didik untuk dapat meningkatkan hasil belajar nya apabila
benar-benar diikuti dengan baik (Ibid : 63) dalam (Dewi, 2012).
Kelompok belajar yaitu salah satu wadah dalam rangka membelajarkan
masyarakat. Menurut Zaenudin (1985), kelompok belajar adalah upaya yang
dilakukan secara sadar dan terencana melalui bekerja dan belajar dalam kelompok
belajar untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan
kondisi sekarang.
Contoh : kelompok Belajar Paket A, Kelompok Belajar Paket B,
Kelompok Belajar Paket C, Kelompok Belajar Usaha.

4. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)


PKBM sebagai satuan pendidikan merupakan lembaga/institusi atau
tempat belajar masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan anak usia dini
dan pendidikan nonformal dan informal. PKBM diselenggarakan dengan tujuan
untuk memberikan layanan pendidikan nonformal dan informal sebagai
penambah, pengganti dan pelengkap pendidikan formal bagi warga masyarakat
yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan kecakapan hidup,
mengembangkan sikap dan kepribadian, mengembangkan diri untuk berusaha
mandiri, dana tau melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dalam
rangka pemberdayaan masyarakat (Ariyanti et al., 2017).
Menurut Sihombing (2001), PKBM merupakan tempat belajar yang
dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam rangka usaha untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat warga
masyarakat.Melalui PKBM diharapkan terjadi kegiatan pembelajaran dalam
masyarakat dengan memanfaatkan sarana, prasarana, dan potensi yang ada
disekitar lingkungan masyarakat, supaya masyarakat mempunyai kemampuan dan
keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Program pembelajaran yang dapat dilaksanakan di PKBM, diantaranya
Kejar Paket A, Kejar Paket B, Kejar Paket C, KBU, PADU, Kelompok Pemuda
Produktif.

5. Majelis Taklim
Majelis Taklim adalah suatu lembaga pendidikan yang dibentuk atas dasar
pendekatan dari kebutuhan masyarakat (bottom up approach), dengan kegiatannya
lebih berorientasi pada keagamaan, khususnya Agama Islam. Melalui Majelis
Taklim dibahas berbagai aspek yang ditinjau dari sudut pandang Agama Islam.
Majelis Taklim berasal dari bahasa Arab yakni dari Majelis yang berarti
tempat dan Ta’lim berarti pengajaran berarti pengajaran atau pengajian. Dengan
demikian secara Bahasa majelis taklim bisa diartikan sebagai tempat
melaksanakan pengajaran atau pengajian ajaran Islam. Secara istilah, Pengertian
Majelis Taklim adalah lembaga pendidikan Islam nonformal yang memiliki
kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, diikuti oleh
Jemaah yang relative banyak dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan
hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara
manusia dengan sesamanya, maupun manusia dengan lingkungannya, dalam
rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT (Ihid : 95).

6. Satuan Pendidikan yang Sejenis


Satuan pendidikan yang sejenis adalah satuan yang tidak termasuk pada
luar satuan yang sudah dijelaskan terdahulu. Dapat juga dikatakan satuan
pendidikan yang sejenis adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan program pendidikan nonformal.satuan lainnya diantaranya
pesantren, sanggar seni, TKA/TPA.
Pesantren adalah lembaga pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
program pendidikan keagamaan. sanggar seni lebih ditujukan pada tempat
kegiatan khusus dalam beraneka seni yang diikuti oleh anak-anak, remaja, dan
orang dewasa. Sedangkan TKA/TPA yaitu lembaga pendidikan khusus bagi anak
usia dini dalam bidang keagamaan, khususnya agama Islam.

2) Jenis Program Pendidikan Masyarakat

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tetang Sisdiknas pasal 26 ayat (3), tercantum
program pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan, serta pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.

1. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup merupakan kemampuan yang mencakup
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang saling berinteraksi diyakini
sebagai unsur penting untuk lebih mandiri. Pendidikan kecakapan hidup memiliki
prinsip belajar untuk memperoleh pengetahuan (learning to know), belajar untuk
berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi orang yang berguna (learning to be)
dan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain (learning to live together).
Berdasarkan prinsip di atas, pada dasarnya pendidikan kecakapan hidup
bermaksud memberi kepada seseorang bekal pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan fungsional praktis serta perubahan sikap untuk bekerja dan berusaha
mandiri, membuka lapangan kerja dan lapangan usaha serta memanfaatkan peluang
yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraannya.

2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang ditujukan bagi
anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan pemberian berbagai rangsangan untuk
membantu pertumbuhan, perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan
dalam memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Secara umum tujuan PAUD adalah
memberikan dukungan bagi kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya anak usia
dini serta meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran orangtua dan
masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini.

3. Pendidikan Kepemudaan
Pendidikan kepemudaan adalah program pendidikan yang sasarannya khusus
pemuda. Dapat disimpulkan bahwa kepemudaan merupakan sebuah wadah untuk para
pemuda menuangkan berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab,
hak, karakter, aktualisasi diri dan cita-cita demi kepentingan bangsa dan negara.
Contohnya organisai pramuka, organisasi karang taruna, dan lain-lain.

4. Pendidikan Pemberdayaan Perempuan


Pendidikan pemberdayaan perempuan diperuntukan khusus untuk perempuan.
Hal ini didasarkan atas masih banyak perempuan yang belum berdaya, padahal
mereka memiliki potensi yang perlu dikembangkan.

5. Pendidikan Keaksaraan
Pendidikan Keaksaraan yang dikembangkan saat ini adalah program
keaksaraan fungsional yang pada dasarnya merupakan suatu pengembangan dari
program keaksaraan sebelumnya. Program Keaksaraan Fungsional pada dasarnya
bertujuan untuk:
a. keterampilan membaca, menulis, menghitung dan juga keterampilan
berbicara, berpikir, mendengar dan berbuat.
b. Memecahkan masalah kehidupan Warga Belajar melalui kehidupannya dalam
membaca, menulis, berhitung dan berbuat.
c. Menemukan jalan untuk mendapatkan sumber-sumber kehidupan sehari-hari
Warga Belajar.
d. Meningkatkan keberanian warga masyarakat untuk berhubungan dengan
lembaga yang berkaitan dengan kebutuhan belajarnya.
e. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pembaharuan agar dapat
berpartisipasi dalam perubahan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di
masyarakat.
f. Meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui keterampilan dan kebudayaan
di masyarakat.
6. Pendidikan Keterampilan
Program pendidikan keterampilan ditujukan untuk membekali warga belajar
dalam bidang keterampilan yang dapat dijadikan bekal usaha. Dengan keterampilan
yang dimiliki diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kemampuan dirinya untuk
peningkatan kesejahteraan hidupnya.Program pendidikan keterampilan yang dapat
dikembangkan dalam masyarakat adalah :
a. dalam bidang kemampuan bahasa;
b. Keterampilan dalam bidang berumah tangga;
c. Keterampilan dalam bidang penampilan diri;
d. Keterampilan dalam bidang usaha;
e. Keterampilan dalam bidang pekerjaan jasa;
7. Pendidikan Kesetaraan
Dalam menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,
pendidikan kesetaraan melalui pendidikan nonformal mendapat perhatian cukup
tinggi. Hal ini terjadi karena program wajar dikdas 9 tahun tidak hanya bisa ditangani
melalui pendidikan formal saja. Banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti
pendidikan karena berbagai alasan, diantaranya tidak ada biaya, harus bekerja
membantu orang tua. Mereka terpaksa putus sekolah baik pada tingkat SD, SMP,
SMA.
Program kesetaraan yang ada di masyarakat yaitu mencakup : Kelompok
Belajar (Kejar) Paket A, Paket B, Paket C.Menurut Zaenudin (2005) Kejar Paket A
yaitu suatu upaya belajar dan bekerja secara sadar dan berencana dalam organisasi
kelompok untuk meningkatkan pendidikan warga belajar, sehingga setara dengan
sekolah dasar.
Contohnya :
 Program pendidikan kesetaraan merupakan salah satu bentuk pendidikan
nonformal seperti program pendidikan Paket A, Paket B, dan Paket C yang
setara dengan pendidikan formal seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Program kesetaraan merupakan
pendidikan pengganti bagi mereka yang tidak berkesempatan mengikuti
jenjang pendidikan formal (Hidayati, Setiawati, & Sunarti, 2018; Rani, Aini,
& Syuraini, 2018). Triyadi (2010), menyatakan bahwa pendidikan kesetaraan
adalah salah satu pendidikan yang memberikan pendidikan kepada masyarakat
melalui pendidikan informal dan pendidikan nonformal yang tujuannya untuk
memberikan pendidikan setara dengan SD, SMP, dan SLTA . Pendidikan
kesetaraan dapat diselenggarakan melalui sanggar kegiatan belajar dan pusat
kegiatan belajar masyarakat.
 PKBM Legus adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan
pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C yang beralamat di Jl. Padang
Mengatas Jorong Indobaleh Barat Nagari Mungo Kecamatan Luak, Kabupaten
Lima Puluh Kota Provinsi Sumatra Barat. Kualitas lulusan warga belajar
pendidikan kesetaraan Paket B erat kaitannya dengan kompetensi yang
dimiliki oleh tutor. Sudjana (2001) menyatakan bahwa secara etimologi, tutor
orang atau pendidik yang mengajar pada program Paket. Tutor adalah guru
pada pendidikan nonformal, walaupun yang menjadi tutor adalah guru yang
mengajar pada pendidikan formal. Keberadaan tutor dalam penyelenggaraan
program Paket B merupakan komponen penting, seorang tutor harus memiliki
kompetensi dalam mengajar supaya tujuan pendidikan kesetaraan program
Paket B dapat tercapai dengan baik.
Robert Houston (dalam Janawi, 2011) memberikan defenisi kompetensi
adalah kemampuan, keterampilan, yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, begitu
juga dengan kompetensi tutor, yaitu gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat
dilakukan seorang tutor dalam melaksankan pekerjaannya baik berupa kegiatan,
berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan. Menurut Janawi (2011)
menyatakan bahwa standar kompetensi tutor pendidikan kesetaraan meliputi empat
komponen yaitu 1) kompetensi pedagogik dan andragogik, 2) kompetensi
kepribadian, 3) kompetensi sosial, dan 4) kompetensi profesional.

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN SATUAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN


MASYARAKAT
1. Pendekatan Pedagogi dalam Pembelajaran
Pedagogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Paid yang berarti
anak,dan Agogus yang berarti leader of. Pedagogi diartikan sebagai seni dan ilmu
mendidik anak.
Di dalam model pedagogi, guru bertanggung jawab penuh untuk
menentukan segala keputusan mengenai hal-hal yang akan dipelajari, bagaimana
dipelajarinya, kapan dipelajarinya, dan kapan berakhirnya. Di dalam model ini
guru yang memiliki peranan dalam pembelajaran, karena didasari oleh beberapa
asumsi mengenai peserta didik yaitu sebagai berikut :
a. Kebutuhan untuk mengetahui (the need to know)
b. Konsep diri peserta didik (the leaners self konsep)
c. Peran pengalaman (the role of experience)
d. Kesiapan untuk belajar (readiness to learn)
e. Berorientasi belajar (orientation to learning)
f. Motivasi (motivation)
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pedagogi, proses
pembelajarannya cenderung teacher centered. Hal ini dilandasi dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Adanya dominasi guru dalam pembelajaran
b. Bahan belajar terdiri dari konsep-konsep yang datangnya dari guru
c. Materi lebih cenderung bersifat informasi
d. Peserta didik tinggal menerima instruksi yang ditentukan oleh guru.
2. Andragogi dalam Pembelajaran
Andragogi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Andr yang berarti
orang dewasa dan Agogos yang berarti memimpin, mengamong atau
membimbing.Knowles (1980) mendefinisikan Andragogi sebagai seni dan ilmu
dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar. Andragogi disebut
juga sebagai teknologi pelibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
penerapan model.
Menurut pandangan Andragogi, setiap pendidik harus mampu membantu
peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan :
a. yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan
program pembelajaran.
b. Menemukan kebutuhan belajar
c. Merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan
belajar.
d. Merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta
didik.
e. Melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik, dan
sarana belajar yang tepat.
f. Menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar
untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Inti teori Andragogi adalah teknologi keterlibatan diri (ego) peserta didik.
Artinya bahwa kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran peserta didik terletak
pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran.Asumsi-asumsi yang
dijadikan landasan dalam teori Andragogi adalah sebagai berikut

a. Orang dewasa mempunyai konsep diri


Orang dewasa memandang bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk
membuat suatu keputusan, dapat menghadapi segala resiko dari keputusan
yang diambil, serta dapat mengatur kehidupannya secara mandiri.
b. Orang dewasa mempunyai akumulasi pengalaman
Orang dewasa mempunyai pengalaman yang berbeda dengan orang dewasa
lainnya sebagai akibat dari perbedaan latar belakang kehidupan sebelumnya
dan perbedaan lingkungannya.
c. Orang dewasa mempunyai kesiapan untuk belajar
Kesiapan belajar orang dewasa seirama dengan keberadaan peranan sosial
yang ia tampilkan. Peran sosial ini akan berubah sejalan dengan perubahan
usia sehingga kesiapan belajar orang dewasa akan ikut berubah pula.
d. Orang dewasa berharap dapat segera menerapkan perolehan belajarnya
Orang dewasa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran karena ia sedang
merespons hal-hal yang berhubungan dengan kehidupannya. Dalam kegiatan
belajar, orang dewasa senantiasa berorientasi pada kenyataan, oleh karena itu
kegiatan pembelajaran orang dewasa menekankan pada peningkatan
kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya.
e. Orang dewasa memiliki kemampuan untuk belajar
Knowles (1980) menjelaskan bahwa orang-orang yang lebih tua usianya dapat
belajar hal-hal yang baru. Oleh karena itu, mereka dapat melakukan kegiatan
belajar.
f. Belajar merupakan proses yang terjadi dalam diri orang dewasa
Setiap peserta didik akan mengontrol langsung proses belajarnya sendiri
dengan melibatkan semua potensi dirinya, termasuk potensi berpikir, emosi,
dan fisiknya. Implikasinya dalam proses pembelajaran adalah perlu
menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik
secara intensif di dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan
belajar, merangsang dan melaksanakan kegiatan belajar serta menilai proses,
hasil dan dampak pembelajarannya.
g. Perbedaan kondisi belajar memerlukan prinsip pembelajaran yang beberapa
orang. Dalam proses belajar orang dewasa ditemukan adanya kondisi-kondisi
belajar tertentu yang terungkap melalui transaksi pembelajaran. Kondisi itu
antara lain adalah peserta didik merasakan kebutuhan belajar dan lingkungan
belajar yang menyenangkan.
Keberhasilan proses pembelajaran orang dewasa akan ditentukan oleh
keterlibatan kedirian (ego) dalam tahap-tahap sebagai berikut :
a) Menciptakan iklim belajar yang cocok untuk mereka
b) Menciptakan situasi perencanaan partisipatif
c) Mendiagnosis kebutuhan belajar
d) Merumuskan tujuan belajar
e) Merencanakan kegiatan belajar
f) Melaksanakan kegiatan belajar dan menilai proses dan perolehan dalam
memenuhi kebutuhan belajar.
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
DAFTAR REFERENSI

Ariyanti, S., Pendidikan, J., Islam, A., Tarbiyah, F., & Ilmu, D. A. N. 2017. Peran Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah:
Studi Kasus PKBM Bistanul Muslimin Desa Genting Kecamatan Jampu Kabupaten
Semarang. Skripsi. IAIN Salatiga

Aini, W. (2006). Konsep Pendidikan Luar Sekolah. Padang: PLS UNP Padang.

E.R.F., & Widiastuti, N. 2018. Peran Lembaga Kursus Dan Pelatihan Menjahit Dalam
Memperkuat Manajemen Pemberdayaan Masyarakat di Desa Padalarang. Jurnal
Comm-Edu, 1(20), 127–137. https://doi.org/dx.doi.org/10.22460/comm-edu.v1i2.639

Syur’aini. (2018). Gambaran Motivasi Warga Belajar Mengikuti Pelatihan Menjahit Di


PKBM Nurul Hidayah Kecamatan Kamang Megek Kabupaten Agam. SPEKTRUM:
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), 1(1), 450–454. Jurnal Pendidikan Luar
Sekolah http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pnfi

Halimah, Ihat, dkk. 2007. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta: Universitas


Terbuka

Sudjana, N. (2014). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (13th ed.). Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Syur’aini. (2018). Gambaran Kompetensi Profesional Tutor Menurut Warga Belajar Pada
Program Kesetaraan Paket B Di PKBM Legusa Kabupaten Lima Puluh Kota.
SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), 1(1), 424–430. Jurnal
Pendidikan Luar Sekolah http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pnfi

Anda mungkin juga menyukai