Anda di halaman 1dari 6

RESUME

ANAK CERDAS ISTIMEWA DAN BAKAT ISTIMEWA

Dosen Pengampu:

Dr. Nurhastuti, S.Pd., M.Si.

Dibuat oleh:

Refika Afriani (19003092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
CERDAS ISTIMEWA DAN BAKAT ISTIMEWA

A. Konsep Anak Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa


Tin Suharmini (2009: 50) mengatakan bahwa Kirk, S.A. & Gallagher, J.J.
menjelaskan anak yang termasuk gifted adalah mereka yang mempunyai intelegensi
diatas 130. Sedangkan istilah talented lebih kepada keunggulan bidang-bidang khusus
seperti musik, melukis, olahraga, seni, kepemimpinan, bidang akademik seperti bahasa,
matematika dan sebagainya. Selain itu dalam artikelnya Tin Suhartini juga meyebutkan
bahwa Frieda Mangunsong mengemukakan pengertian mengenai keberbakatan yang
digunakan di Indonesia adalah pengertian dari United States Office of Education
disingkat USOE dan Renzulli Konsep anak berbakat dari USOE dapat dikemukakan
bahwa Anak berbakat adalah anak yang diidentifikasi oleh ahli (orang profesional) bahwa
ia memiliki kemampuan yang menonjol, dan prestasi yang tinggi serta membutuhkan
pelayanan dan pendidikan khusus yang terdeferensiasi agar dapat merealisasi
kemampuannya.
Klein (2007) mengatakan anak gifted merupakan anak yang memiliki pemikiran
yang kritis, mampu menerima informasi dengan mudah, dan mempunyai keterikatan
terhadap tugas-tugas. Anak gifted ini biasanya mampu menguasai informasi baru dengan
sangat cepat, dan dapat menemukan jawaban terhadap suatu masalah dengan baik (Distin
dkk, 2006). Renzulli menyatakan bahwa keberbakatan (giftedness) yang dimiliki oleh
seseorang merupakan hasil perpaduan dari kemampuan di atas rata-rata, kreativitas yang
tinggi, dan komitmen terhadap tugas yang tinggi (Davis, 2012).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak gifted merupakan anak yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi, mampu memecahkan masalah dalam waktu cepat,
memiliki bakat luar biasa terhadap suatu hal yang membuat bakat tersebut menonjol,
serta memiliki IQ diatas 130.

B. Konsep Kecerdasan
Kecerdasan berasal dari Bahasa latin intelectus dan intelligentina yang berarti
kekuatan yang melengkapi akal pikiran manusia dengan gagasan abstrak yang universal.
(Perman dan Wynn). Seorang tokoh utama perintis pengukuran intelegensi bernama
Alfred Binet mendefinisikan intelegensi terdiri dari tiga komponen yaitu kemampuan
untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkaan ( Direction ),
kemampuan untuk mengadakan adaaptasi terhadap masalah yang dihadapi atau fleksibel
dalam mengahadapi masalah (adaptation) dan kemampuan untkritik orang ataupun
dirinya sendiri (Criticism). Dikatakan ole William Stern bahwa intelegensi merupakan
kapasitas atau kecakapan umum pada individu secara sadar untuk menyesuaikan
pikirannya pada situasi yang dihadapinya.

1
Sedangkan menurut Jean Piget, intelegensi merupakan sejumlah struktur
psikologis yang ada pada tingkat perkembangan khusus, intelegensi yang menekan pada
aspek perkembangan kognitif, tidak merupakan aspek teori yang mengenai struktur
intelegensi saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intelegensi merupakan sejumlah
struktur psikologis untuk melengkapi akal pikiran manusia secara sadar pada situasi yang
dihadapinya.

C. Karakteristik Umum Anak Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa


Dwi Kencana Wulan menjelaskan dala jurnalnya bahwa siswa CIBI memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Membaca pada usia lebih muda, mampu membaca dengan cepat dan lebih banyak
2. Memiliki perbendaharaan kata yang luas
3. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
4. Mempunyai minat yang luas, terutama terhadap permasalahan orang “dewasa.
5. Mempunyai inisatif dan mampu bekerja secara mandiri
6. Mampu menghasilkan ide-ide yang orisinal
7. Mampu memberikan banyak ide dengan lancar
8. Luwes dalam berpikir
9. Terbuka terhadap rangsangan dan pengalaman dari lingkungan
10. Mampu memfokuskan diri dalam waktu yang cukup lama
11. Berpikir kritis
12. Senang mencoba hal-hal baru yang menantang, dengan minat yang luas dan
beragam
13. Mempunyai daya imajinasi yang kuat
14. Tidak cepat puas dengan prestasi yang diraih, menunjukkan sikap selalu berusaha
dengan giat
15. Peka (sensitif) dan menggunakan firasat (intuisi)
16. Menginginkan kebebesan dalam gerakan dan tindakan (Munandar, 1999).

D. Karakterisrik Khusus Anak Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa


Seagoe (Reni Akbar Hawadi, 1985) menjelaskan bahwa ciri-ciri tertentu dari anak
berbakat dapat atau mungkin mengakibatkan timbulnya masalah-masalah tertentu,
seperti:
1. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat mengarah ke sikap ragu-ragu (skeptis) dan
sikap kritis baik terhadap diri maupun lingkungan.
2. Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal baru bisa menyebabkan anak
berbakat tidak menyukai atau cepat bosan terhadap tugas rutin.
3. Perilaku ulet dan terarah pada tujuan yang sering tampak pada anak berbakat ke arah
keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya.

2
4. Kepekaan dari anak berbakat dapat membuatnya mudah tersinggung atau peka
terhadap kritik orang lain.
5. Semangat yang tinggi, kesiagaan mental dan prakarsanya dapat membuatnya kurang
sabar atau kurang toleran jika tidak ada kegiatan atau kurang tampak kemajuan dalam
kegiatan yang sedang berlangsung.
6. Dengan kemampuan dan minatnya yang beragam, anak berbakat membutuhkan
keluwesan dan dukungan untuk dapat menjajaki dan mengembangkan minat-
minatnya.
7. Keinginan anak untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, kebutuhan kebebasan
dapatmenimbulkan konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk
terhadap tekanan orang tua atau teman sebaya. Ia dapat juga merasa ditolak atau
kurang dimengerti oleh lingkungannya.
Sementara itu Greenan, Mingchang Wu, dan Broering (1995) dengan mengutip
beberapa pendapat ahli lain menegaskan bahwa masing-masing siswa berbakat adalah
unik dan dapat memiliki satu atau gabungan dari ke empat domain bakat, yaitu akademik,
artistik, kejuruan, dan interpersonal, umumnya memiliki minat yang kuat pada satu atau
dua bidang (Phelps, 1988), secara intelektual maupun kreativitas, mereka mendahului
kelompok umurnya dan secara emosional mereka mungkin normal atau bahkan mungkin
tertunda (Keyes, 1990; Landau, 1990), memiliki motivasi dan kemampuan intelektual
atau emosional tinggi (Dyaton dan Feldhuesen, 1989), namun, bila tidak memperoleh
bimbingan seperti yang diperlukan, keberbakatan dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan perkembangan intelektual dan personal (Confessore, 1991; Landau,
1990).

E. Emosional, Sosial, Dan Perilaku


1. Emosional
Dikutip dari Jurnal C Cherniss,C Roche, B Barbarasch, menjelaskn bahwaa
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami dan mengeskpresikan
emosi, mengasimilasi emosi dalam pikiran, pemahaman dan alasan dengan emosi,
dan mengatur emosi dalam diri orang lain. Dengan demikian intelektual Emotional
juga dapat dianggap sebagai jenis keceedasanyang melibatkan penalaran dan
pemrosesan informasi tentang emosi untuk mencapai tujuan seseorang.
Istilah kecerdasan emosional diperkenalkan pada tahun 1990 oleh Peter Salovey
dari Harvard University dan Jack Mayer dari University of New Hampshire untuk
menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan.

2. Sosial Dan Perilaku


Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk secara efektif menavigasi dan
bernegosiasi dalam interaksi dan lingkungan sosial. Menurut ilmuwan data Ross
Honeywill, kecerdasan sosial adalah gabungan dari kesadaran diri dan kesadaran

3
sosial, evolusi keyakinan sosial dan sikap, serta kapasitas dan kemampuan mengelola
perubahan sosial yang kompleks. Psikolog Nicholas Humphrey percaya bahwa
kecerdasan sosial, bukan kecerdasan kuantitatif, yang mendefinisikan manusia.
Definisi pertama kecerdasan sosial oleh Edward Thorndike pada tahun 1920
adalah "kemampuan untuk memahami dan mengelola laki-laki dan perempuan dan
anak perempuan, untuk bertindak bijaksana dalam hubungan manusia". Hal ini setara
dengan kecerdasan interpersonal, salah satu jenis kecerdasan yang diidentifikasi
dalam teori kecerdasan majemuk Howard Gardner, dan terkait erat dengan teori
pikiran. Menurut Sean Foleno, kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang untuk
memahami lingkungannya secara optimal dan bereaksi dengan tepat untuk sukses
secara sosial.

4
DAFTAR REFERENSI

Wirthwein, L., Bergold, S., Preckel, F., & Steinmayr, R. (2019). Personality and school functioning of
intellectually gifted and nongifted adolescents: Self-perceptions and parents’ assessments.
Learning and Individual Differences, 73, 16–29. doi:10.1016/j.lindif.2019.04.003.

Tin, Suharmini. 2009. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Kanwa Publiser.

Wulan, D.K. 2011. Peran Pemahaman Karakteristik Siswa Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa (CIBI)
Dalam MErencanakan Proses BElajar Yang Efektif Dan Sesuai Kebutuhan Siswa. vol. 20 (1).

Cherniss, C. (2016). Emotional Intelligence. 2, 108–115. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-397045-


9.00207-X

Forth international workshop on artificial intellegence and statistics. (1992). Computational Statistics &
Data Analysis, 14(2), 271–273. doi:10.1016/0167-9473(92)90183-g

Anda mungkin juga menyukai