Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN BUKU

PROFESI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

“ PAMONG BELAJAR DAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT“

OLEH :

FRISCA FITRIA FRICILIA 19005059

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
Ringkasan Materi

Pengertian Pamong Belajar

Permenpan dan RB nomor 15 tahun 2012 mengatakan bahwa pamong belajar adalah pendidik
dengan tugas utama melakukan kegiatan belajar mengajar, pengkajian program, dan
pengembangan model pendidikan nonformal dan informal (PNFI) pada unit pelaksana teknis
(UPT) /unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dan satuan PNFI Pamong belajar adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan
model dan pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak
pelaksanaan program pendidikan luar sekolah dan pemuda serta olahraga.

Jabatan, Kedudukan Dan Tugas Pamong Belajar

Untuk mengkaji terhadap jabatan pamong belajar terurai dalam pasal 2, Jabatan Fungsional
Pamong Belajar termasuk dalam rumpun pendidikan lainnya. Kemudian dalam pasal 3 yaitu:

 Pamong Belajar berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang belajar


mengajar, pengkajian program, pengembangan model PNFI.
 Pamong Belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jabatan karier yang
hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Visi Misi Pamong Belajar

1. Pembimbing membantu warga belajar mengatasi kesulitan dalam proses belajar.


2. Motivator, berupaya menciptakan lingkungan yang menantang warga belajar agar mau
melaksanakan kegiatan belajar.
3. Komunikator, melakukan komunikasi dengan warga belajar dan masyarakat.
4. Inovator, turut menyebarkan usaha pembaharuan kepada masyarakat.
5. Organisator, mengelola, kelompok belajar sehingga proses pembelajaran berhasil.
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan Fasilitator Pemberdaya Masyarakat yang


fungsinya dikenal sebgai pendamping masyarakat. Pendamping masyarakat harus mengetahui
betul kelebihan dan kekurangan yang ada di masyarakat antara lain masalah dan potensi yang
ada di masyarakat. Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat yang dikontrak sebuah program,
misalnya PNPM Mandiri Perdesaan,menjadi ujung tombak keberhasilan program tersebut,
disamping itu harus berperan lebih dalam memberdayakan masyarakat. Dalam setiap proses
kegiatan yang dikawalnya dituntut output dan outcome yang harus dapat terukur baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.

Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat yaitu:

 Meningkatkan kapasitas kelompok dampingan terkait serta memastikan keterlibatan para


pihak;
 Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan;
 Berkoordinasi dengan UPT Kementerian/Lembaga dan SKPD/Pemda terkait dalam
pelaksanaan kegiatan
 Memberikan pemahaman terkait dengan konservasi dan peran serta masyarakat;

Kualifikasi dan keahlian yang dibutuhkan yaitu:

 Mempunyai pengalaman kerja relevan dengan program/proyek pemberdayaan


masyarakat dan pengelolaan proyek minimal 3 tahun.
 Berpengalaman dalam pemberdayaan masyarakat, pendampingan kerja sosial, serta
pengorganisasian masyarakat;
 Berpengalaman memfasilitasi perencanaan program/proyek pembangunan desa, fasilitasi
manajemen dan pelaksanaan program-program pembangunan, khususnya terkait dengan
bidang pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan;
PEMBAHASAN

1. PAMONG BELAJAR

A. PENGERTIAN PAMONG BELAJAR

Permenpan dan RB nomor 15 tahun 2012 mengatakan bahwa pamong belajar adalah pendidik
dengan tugas utama melakukan kegiatan belajar mengajar, pengkajian program, dan
pengembangan model pendidikan nonformal dan informal (PNFI) pada unit pelaksana teknis
(UPT) /unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dan satuan PNFI Pamong belajar adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan
model dan pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak
pelaksanaan program pendidikan luar sekolah dan pemuda serta olahraga. Pamong Belajar
dibedakan menjadi dua yaitu:

 Pamong Belajar Terampil, adalah jabatan fungsional Pamong Belajar yang tugasnya
melakukan kegiatan belajar mengajar, penilaian, dan melaksanakan sebagai kegiatan
pengembangan model berdasarkan keterampilan yang dimiliki.Pamong Belajar Ahli
 Pamong belajar ahli adalah jabatan fungsional pamong belajar yang tugasnya melakukan
kegiatan belajar mengajar penilaian dan melaksanakan kegiatan pengembangan model
berdasarkan keahlian yang dimiliki.

Tugas Pokok Pamong Belajar Ahli

 Melaksanakan pengembangan model program pendidikan luar sekolah, pemuda dan


olahraga.
 Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan model dan
pembuatan percontohan program PLSPOR.
 Melaksanakan penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan
program PLSPOR.

Pamong Belajar SKB merupakan tenaga kependidikan UPT Dinas Pendidikan dan memiliki
posisi strategis dalam pelaksanaan program PNF. SKB memiliki tugas dan fungsi membuat
percontohan program dan mengendalikan mutu serta sebagai pusat informasi dalam bidang
Diklusepora, dengan sasaran program ditujukan kepada mereka yang sebagian besar masyarakat
miskin, tidak bermatapencaharian, korban PHK, putus sekolah dan tidak memilik keberdayaan
untuk bangun dari penderitaannya.Hal tersebut menuntut pamong belajar untuk memiliki
B. JABATAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS PAMONG BELAJAR

Untuk mengkaji terhadap jabatan pamong belajar terurai dalam pasal 2, Jabatan Fungsional
Pamong Belajar termasuk dalam rumpun pendidikan lainnya. Kemudian dalam pasal 3 yaitu:

 Pamong Belajar berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang belajar


mengajar, pengkajian program, pengembangan model PNFI.
 Pamong Belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jabatan karier yang
hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

1. Formasi Pamong Belajar

Dalam formasil pamong belajar secara jelas terurai dalam Pasal 26 dengan rincian sebagai
berikut: (2) Formasi jabatan Pamong Belajar sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur sebagai
berikut:

 Formasi jabatan Pamong Belajar pada UPTD/SKB atau sebutan lain yang
 Formasi jabatan Pamong Belajar pada UPTD/BPKB atau sebutan lain
 Formasi jabatan Pamong Belajar pada UPT/BPPNFI paling banyak 70 org;
 Formasi jabatan Pamong Belajar pada UPT/P2PNFI paling banyak 100 org.

2. Tugas dan Fungsi

Bila memperhatikan terhadap SK mendiknas RI nomor 23/0/1997 bahwa tugas lembaga


penyelenggaran pendidikan non formal SKB ini, sebagai lembaga penyelenggara PLS atau PNFI
ini, adalah melakukan pembuatan percontohan dan pengendalian mutu program pendidikan non
formal dan Informal. Sedangkan fungsi SKB ada 9 fungsi yang harus kita perhatikan adalah:

 pembangkitan dan penumbuhan kemauan belajar masyarakat dalam rangka terciptanya


masyarakat gemar belajar;
 pemberian motivasi dan pembinaan masyarakat agar mau dan mampu menjadi pendidik
dalam melakukan azas saling membelajarkan;
 pemberian pelayanan informal kegiatan pendidikan non formal dan informal;
 pembuatan percontohan berbagai program dan pengendalian mutu pelaksanaan program
pendidikan non formal dan informal;
 penyusunan dan pengadaan muatan lokal;
 penyediaan sarana dan fasilitas belajar belajar;
 pengintegrasian dan pengsingkronisasian kegiatan sektoral dalam bidang pendidikan non
formal dan informal;
 pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana pendidikan non formal dan
informal; dan
 pengelolaan urusan tata usaha sanggar.
C. KOMPETENSI PAMONG BELAJAR

Seorang pamong belajar dituntut minimal memiliki tiga kompetensi utama yaitu:

a). Kompetensi Profesional

Dengan demikian kompetensi profesional pamong belajar berdasar pada kepercayaan dan
kewenangan yang diberikan oleh pejabat berwenang dengan dilandasi kualifikasi dan kemahiran
yang diperoleh melalui pendidikan yang sesuai dan dinyatakan dengan ijazah, minimalnya
memiliki kompetensi:

1. Menguasai landasan kependidikan:mengenal tujuan pendidikan untuk pencapaian tujuan


pendidikan nasional, mengenal tugas dan fungsi SKB/BPKB dalam masyarakat,
mengenal prinsip-prinsip pendidikan luar sekolah.
2. Mampu menyusun program pengajaran, bimbingan dan latihan.
3. Menguasai bahan pengajaran, bimbingan dan latihan.
4. Mampu melaksanakan program pengajaran, bimbingan dan latihan.
5. Mampu menilai kegiatan yang telah dilaksanakan.

b). Kompetensi Personal

Kompetensi personal adalah kemampuan seorang pamong belajar untuk dapat bersikap dan
bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat, yang dapat diteladani oleh
warga belajar dan anggota masyarakat serta mampu menilai diri sendiri. Agar dapat
mengembangkan manusia yang utuh, secara personal pamong belajar harus menjadi manusia
yang utuh terlebih dahulu, dengan demikian secara personal pamong belajar harus:

1. Mengembangkan kepribadian : beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani,
berkepribadian mantap dan mandiri serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
2. Berperan sebagai agen moral dan politik: turut membina moral masyarakat, warga belajar
serta menunjang upaya-upaya pembangunan.
3. Menjadi model/teladan: memberi contoh yang baik pada warga belajar dan masyarakat.
4. Berpikir kritis analitis: mampu menemukan peluang dalam kesulitan.
5. Memiliki sifat-sifat kepemimpinan : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso
dan Tut Wuri Handayani.
6. Memiliki kebiasaan untuk bekerja keras.
7. Mau dan mampu untuk belajar terus untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.

c). Kompetensi Kemasyarakatan


Yang dimaksud kompetensi kemasyarakatan adalah kemampuan menempatkan diri sebagai
anggota masyarakat dan dapat mengembangkan hubungan yang baik dan harmonis serta dapat
bekerjasama kaitannya dengan kompetensi kemasyarakatan dimaksud dalam rangka mencapai
Optimalisasi pelaksanaan program Diklusepora di lapangan, seorang pamong belajar dituntut
untuk dapat mensosialisasikan peran fungsi SKB/BPKB dan program program Diklusepora ke
masyarakat dan mampu menjaring kemitraan yang bersifat aliansi strategis maupun aliansi
lisensi.

Dengan demikian maka seorang pamong belajar hendaknya :

1. Mampu berinteraksi dengan rekan sejawat dan masyarakat.


2. Dapat berkomunikasi dengan siapa saja.
3. Punya kepedulian serta memiliki kemampuan untuk melakukan analisis lingkungan
mampu melihat potensi masyarakat, melihat sarana/prasarana yang dimiliki dan mampu
melihat problema yang ada di masyarakat.
4. Memiliki kemampuan menjalin kerja sama dengan lembaga dan instansi lainnya.

d). Kompetensi lainnya

1. Menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa resmi internasional.


2. Memiliki kemampuan aplikasi computer.
3. Memiliki kemampuan mengakses informasi secara cepat.
4. Mampu melakukan penelitian secara sederhana.

Visi Misi Pamong Belajar

1. Pembimbing membantu warga belajar mengatasi kesulitan dalam proses belajar.


2. Motivator, berupaya menciptakan lingkungan yang menantang warga belajar agar mau
melaksanakan kegiatan belajar.
3. Komunikator, melakukan komunikasi dengan warga belajar dan masyarakat.
4. Inovator, turut menyebarkan usaha pembaharuan kepada masyarakat.
5. Organisator, mengelola, kelompok belajar sehingga proses pembelajaran berhasil.

Ikatan Pamong Belajar Indonesia disingkat dengan IPABI adalah organisasi profesi dan
organisasi perjuangan pamong belajar seluruh Indonesia. Pamong belajar adalah tenaga
fungsional yang berstatus sebagai pendidik pada jalur pendidikan nonformal berkedudukan pada
unit pelaksana teknis (UPT Pusat) dan unit pelaksana teknis dinas (UPTD). Adapun tugas pokok
pamong belajar adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar, pengkajian dan pengembangan
program pendidikan nonformal dan informal.

Tujuan IPABI:

1. Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


2. Berperan aktif dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
3. Berperan aktif mengembangkan sistem pendidikan nasional.
4. Mempertinggi kesadaran pamong belajar untuk meningkatkan mutu dan kompetensi
pamong belajar.
5. Menjaga, memelihara, membela serta meningkatkan harkat dan martabat pamong belajar

2.FASILITATOR PEMBERDAYA MASYARAKAT

Pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan Fasilitator Pemberdaya Masyarakat yang


fungsinya dikenal sebgai pendamping masyarakat. Pendamping masyarakat harus mengetahui
betul kelebihan dan kekurangan yang ada di masyarakat antara lain masalah dan potensi yang
ada di masyarakat. Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat yang dikontrak sebuah program,
misalnya PNPM Mandiri Perdesaan,menjadi ujung tombak keberhasilan program tersebut,
disamping itu harus berperan lebih dalam memberdayakan masyarakat. Dalam setiap proses
kegiatan yang dikawalnya dituntut output dan outcome yang harus dapat terukur baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.

Mengingat beratnya tugas dan fungsi seorang Fasilitator, wajar jika World Bank menyarankan
pada pemerintah Indonesia untuk membayar honor para fasilitator yang bertugas di lapangan
dengan nilai di atas rata-rata, meskipun mungkin pemerintah kita agak keberatan dengan beban
belanjanya. Tetapi kalau kita bandingkan dengan hasilnya di lapangan, hasil pekerjaan
masyarakat menjadi lebih efisien dan masyarakat dapat mengelola kegiatannya dengan nilai
bantuan yang sesuai rencana anggaran dan transparan tanpa “disunat” pihak manapun serta
ditambah dengan iuran swadaya dari masyarakat. Pengelolaan kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan mampu menumbuhkan kembali semangat masyarakat dalam swakelola pembangunan
masyarakat desa. Bagi masyarakat desa yang terlibat dalam pengelolaan PNPM Mandiri
Perdesaan merasa sangat beruntung dengan adanya kegiatan yang didanai oleh PNPM Mandiri
Perdesaan, karena pembangunan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati
masyarakat dan di setiap desa telah dilatih kader pemberdayaan masyarakat yang membantu
akselerasi perencanaan pembangunan di desa dan peningkatan kualitas pekerjaan sarana
prasarana.

Sepanjang perjalanan mengawal program ada dua hal penting yang harus menjadi perhatian
serius seorang Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat, pertama melaksanakan tahapan program
sesuai mekanisme-prosedur dan melaksanakan RKTL yang sinkron dengan RKTL kabupaten,
propinsi, dan nasional, yang kedua melaksanakan penyadaran, peningkatan kapasitas, dan
pengorganisasian masyarakat yang didampinginya.

Kendala selama melaksanakan tugas tentunya banyak, antara lain ada tiga hal yang sering
muncul yaitu faktor internal fasilitator, faktor eksternal dari pemilik program (executive agency),
dan faktor eksternal dari lingkungan masyarakat yang didampingi.

Faktor internal fasilitator meliputi 3 hal, yaitu:


1. Rendahnya kompetensi;
2. Kurangnya motivasi dan komitmen kerja;
3. Gangguan kondisi fisik.

Faktor eksternal dari pemilik program meliputi :

1. Kualitas rekrutmen fasilitator;


2. Kurangnya dukungan kebijakan;
3. Kurangnya dukungan pengendalian program.

Faktor eksternal dari lingkungan masyarakat meliputi :

1. Intervensi pemangku kebijakan lokal;


2. Kondisi Geografis Lokasi Dampingan yang berat;
3. Rendahnya partisipasi masyarakat.

Dari berbagai kendala yang dihadapi Fasilitator, demi membela kepentingan masyarakat dan
keberpihakan untuk memberdayakan masyarakat seorang Fasilitator harus bisa “ Berdaya”.
Bagaimana agar tetap bisa berdaya ditengah berbagai tekanan beban kerja yang menggunung?

1.Jadilah pribadi yang “merdeka”, yaitu pribadi profesional yang memiliki tanggung jawab
yang tinggi terhadap masyarakat dan kelompok binaan. Kita kuasai konsep program dan
implementasikan konsep program bukan hanya sekedar memenuhi tuntutan “proyek” dari
program itu sendiri tetapi karena benar-benar ingin menjadikan masyarakat dampingan kita
menjadi masyarakat yang mampu dan mandiri mengembangkan potensi dan menyelesaikan
masalahnya.

2.Jadilah pribadi yang “berani”, yaitu pribadi profesional yang berani untuk tegas dari awal
dalam menerapkan prinsip-prinsip program sehingga dapat meminimalisir deviasi yang
mungkin timbul. Kondisi geografis yang sulit tidak menyurutkan semangat untuk
membangun bersama masyarakat desa.

3.Jadilah pribadi yang “cerdas”, yaitu pribadi profesional yang bisa menyeimbangkan
implementasi konsep program dengan perkembangan zaman. Setiap orang harus mempunyai
target peningkatan kompetensi dan pengembangan kemampuan diri sehingga di tengah
masyarakat kita dapat mengimbangi perubahan yang ada. Saat menghadapi ancaman PHK
karena kinerja dianggap kurang atau karena tuntunan pengurangan lokasi program, seorang
Fasilitator tidak akan takut untuk tidak bisa berkarya lagi, karena dengan kompetensi yang
dimiliki kita akan dapat menjadi pribadi yang dibutuhkan ‘pihak’ manapun.

4.Jadilah pribadi yang “konsisten”, yaitu pribadi profesional yang siap menjaga komitmen
dan tidak mudah tergoda oleh bujukan, rayuan, dan godaan yang mungkin akan menggiring
kita berbuat hal yang merugikan masyarakat dampingan.
5.Jadilah pribadi yang “Mempunyai Empati”, yaitu pribadi profesional yang dapat menjaga
hubungan relasi sosial dengan masyarakat dampingannya dengan baik sehingga mendorong
terjadinya dinamika dari sisi perubahan dan perkembangan masyarakat yang positif.

Dengan menjadi Fasilitator yang “berdaya” keberadaan fasilitator menjadi katalisator untuk
adanya perubahan positif yang ada di masyarakat dan dapat mendorong untuk mempengaruhi
pengambil kebijakan dalam membuat regulasi yang berpihak untuk kepentingan
masyarakat.Nunung Nurhasanah

FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (COMMUNITY DEVELOPMENT


FACILITATOR)

Saat ini, PETAI sedang mencari 1 orang kandidat yang profesional, terampil, mandiri,
berdedikasi tinggi pada lingkungan, dengan posisi sebagai FASILITATOR
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (COMMUNITY DEVELOPMENT
FACILITATOR)

Dibawah supervisi Direktur Program, kandidat akan bertanggung jawab dalam mendampingi dan
memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat dalam merencanakan dan mengelola hutan
bersama dengan pemangku kawasan.

Posisi ini akan ditempatkan di Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Langkat dan Pakpak
Bharat selama 1 tahun.

Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat yaitu:

 Meningkatkan kapasitas kelompok dampingan terkait serta memastikan keterlibatan para


pihak;
 Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan;
 Berkoordinasi dengan UPT Kementerian/Lembaga dan SKPD/Pemda terkait dalam
pelaksanaan kegiatan
 Memberikan pemahaman terkait dengan konservasi dan peran serta masyarakat;
TANGGAPAN

Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks. Indikator utama kemiskinan terkait
dengan pemenuhan kebutuhan primer, realitas penduduk Indonesia masih banyak yang sulit
memenuhi kebutuhan dasar tersebut (Anwas, 2014: 83). Di Indonesia penduduk miskin masih
menghantui masalah pembangunan. Permasalahan ini ditunjukkan dengan banyaknya rumah
tidak layak huni dan permukiman kumuh yang identik dengan kemiskinan.

Permukiman menjadi bagian dari lingkungan hidup yang akan digunakan sebagai tempat tinggal
dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi serta berhubungan dalam mewujudkan
masyarakat yang tentram. Untuk mengatasinya pemerintah masih terus melakukan pembangunan
yang merata di seluruh Indonesia. Paradigma pembangunan yang baru berprinsip bahwa
pembangunan harus pertama-tama dan terutama dilakukan atau inisiatif dan dorongan
kepentingan- kepentingan masyarakat, masyarakat harus diberi kesempatan untuk terlibat di
dalam keseluruhan proses perencanan dan pelaksanaan pembangunannya, termasuk pemilikan
serta penguasaan aset infrastrukturnya. Dengan semua itu jaminan bahwa distribusi keuntungan
dan manfaat yang lebih adil bagi masyarakat dari operasinya akan dapat diletakkan dengan lebih
kokoh.

Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun
sendiri oleh masyarakat, mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung
keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang terpinggirkan lainnya, dibangun dari sumber daya
lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak
menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat (instansi pemerintah, lembaga
penelitian, perguruan tinggi, LSM, swasta, dan lainnya), serta berkelanjutan. Rumah Tidak
Layak Huni salah satu program kegiatan Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLPBK)
yang menjadi rangkaian program PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat).
Kabupaten Karanganyar yang dijalankan oleh Pemerintah di lokasi kawasan prioritas adalah
Desa Kemiri. Berdasarkan Pasal 1 ayat 1-6 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa perumahan dan kawasan
permukiman adalah salah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan
perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan
dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan
tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat. Perumahan yaitu kumpulan
rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun pedesaan yang dilengkapi
dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak
huni. Kawasan permukiman itu bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Lingkungan hunian juga bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman adalah
KESIMPULAN

Pamong belajar adalah pendidik yang memiliki tugas pokok melaksanakan kegiatan
pembelajaran, pengkajian program, dan pengembangan model di bidang pendidikan nonfarmal
dan informal. Pamong belajar dibagi menjadi dua yaitu pamong belajar terampil dan pamong
belajar ahli. Pamong Belajar berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang belajar
mengajar, pengkajian program, pengembangan model PNF. Adapun kompetensi yang harus
dimiliki oleh pamong belajar antaranya adalah kompetensi profesional, kompetensi personal,
kompetensi kemasyarakatan dan kompetensi lainnya. Pamong belajar mampunyai organisasi
yang dinamai dengan IPABI {ikatan pamong belajar indonesia}.
Pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan Fasilitator Pemberdaya Masyarakat yang
fungsinya dikenal sebgai pendamping masyarakat. Pendamping masyarakat harus mengetahui
betul kelebihan dan kekurangan yang ada di masyarakat antara lain masalah dan potensi yang
ada di masyarakat. Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat yang dikontrak sebuah program,
misalnya PNPM Mandiri Perdesaan,menjadi ujung tombak keberhasilan program tersebut,
disamping itu harus berperan lebih dalam memberdayakan masyarakat. Dalam setiap proses
kegiatan yang dikawalnya dituntut output dan outcome yang harus dapat terukur baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.

SARAN
Peningkatan kualitas pamong belajar harus selalu dilakukan mengingat bidang kinerja pamong
belajar yang luas sehingga perbaikan mutu pendidikan nonformal dan informal berjalan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

http://imadiklus.com/pengertian-pamong-belajar-adalah/
https://sitiativa.wordpress.com/2012/09/09/fungsi-dan-tugas-tenaga-kependidikan/
http://bpkb.malukuprov.go.id/77/
http://ipabi.org/tentang-ipabi/apa-ipabi/
http://norsanie.blogspot.co.id/2012/12/pamong-belajar-dalam-menjalankan.html
UCIL

Jelaskan perbedaan antara pamong belajar dan fasilitas pemberdayaan masyarakat

Jawab

pamong belajar adalah pendidik dengan tugas utama melakukan kegiatan belajar mengajar,
pengkajian program, dan pengembangan model pendidikan nonformal dan informal (PNFI) pada
unit pelaksana teknis (UPT) /unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dan satuan PNFI

Yang menjabat di pamong belajar hanya seorang PNS

Sedangkan

Fasilitator Pemberdaya Masyarakat yang fungsinya dikenal sebgai pendamping masyarakat.


Pendamping masyarakat harus mengetahui betul kelebihan dan kekurangan yang ada di
masyarakat antara lain masalah dan potensi yang ada di masyarakat. Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat yang dikontrak sebuah program, misalnya PNPM Mandiri Perdesaan,menjadi ujung
tombak keberhasilan program tersebut, disamping itu harus berperan lebih dalam
memberdayakan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai