Anda di halaman 1dari 67

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG Tenaga kependidikan luar sekolah mempunyai cakupan bidang yang luas dituntut untuk memiliki suatu kompetensi skill yang berbeda jika dibandingkan dengan keahlian tenaga kependidikan yang terdapat pada pendidikan formal seperti guru, konselor dan lain sebagainya. Tenaga kependidikan luar sekolah yang mempunyai fungsi dan peranan yang sangat kuat, yaitu sebagai penambah. Pelengkap dan pengganti dari pendidikan formal. Dalam melayani, mengelola serta membina warga belajarnya senantiasa memegang prinsip PSH (Pendidikan Seumur Hidup) dan POD (Pendidikan Orang Dewasa) yang mana tenaga kerja pendidikan luar sekolah (PLS) Berperan sebagai fasilitator, motivator, penghubung antar sistem, problem solver serta pengelola program (administrator) disamping keahlian teknis yang praktis dan aplikatif. Sehubungan dengan hal tersebut, maka praktik kerja lapangan bagi mahasiswa/i jurusan pendidikan luar sekolah harus benar benar dipersiapkan secara terarah dan terencana. Oleh karehna hal itu, praktik kerja lapangan harus menjadi suatu bagian yang integral keseluruhan kurikulum pendidikan tenaga kependidikan berdasarkan kompotensi anak bidang jurusan pendidikan luar sekolah dengan 7 SKS. Praktik kerja lapangan bidang pendidikan luar sekolah dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berlatih dan mengintegrasikan dan mengimplementasikan pengalaman belajar yang diperolehnya dibangku kuliah dengan kegiatan lapangan yang menjadi tugas pendidikan luar sekolah (PLS), Sehingga memiliki kualifikasi dalam aspek kompetensi akademik, serta kompetensi personal dan sosial, persiapan mental dan moral yang dibutuhkan Dalam menyikapi tgas tugas pendidikan Luar Sekolah. Praktek kerja lapangan diprogramkan dan dimulai dari pengenalan tugas tenaga Pendidikan Luar Sekolah, pembentukan keterampilan dasar pendidikan luar sekolah, disamping itu juga melatih kemampuan untuk melaksanakan supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan baik teknis maupun administratif. Karena itu program praktek kerja lapangan ini harus didesain secermat mungkin mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

terintegrasi bekerja sama antar jurusan dengan instansi/lembaga tempat praktek kerja lapangan. Untuk mewujudkan hal inilah dipandang perlu suatu pedoman yang memuat petunjuk pelaksanaan PKL dimaksud. Pengertian praktek kerja lapangan dibidang studi Pendidikan Luar Sekolah adalah suatu kegiatan latihan pendidikan luar sekolah yang bersifat intra universitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa/i baik secara mandiri, maupun terbimbing, untuk memadukan pengalaman belajar yang diperoleh dalam perkuliahan dikampus dengan kegiatan lapangan secara terintegrasi 1.2 TUJUAN PROGRAM Secara umum tujuan praktek kerja lapangan ini adalah latihan memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa agar mengenal dan menguasai bidang studi pendidikan luar sekolah (PLS) baik secara administratif maupun teknis sehingga siap untuk memasuki lapangan kerja setelah lulus dari perguruan tinggi. Secara khusus praktek kerja lapangan bertujuan untuk : 1. Memberi pengalaman praktis dan teknis secara langsung bagi nahasiswa/i dalam mengenal tugas pendidikan luar sekolah (PLS) 2. Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan bagi mahasiswa untuk melengkapi materi yang diperolehnya selama perkuliahan dikampus 3. Untuk mengaplikasikan teori yang diperolehnya dalam situasi praktek nyata di lapangan tugas pendidikan luar sekolah (PLS) 4. Melengkapi wawasan keprofesional mahasiswa dalam menyikapi bidang tugas pendidikan luar sekolah (PLS) 5. Melatih sikap mental dan moral serta disiplin mahasiswa untuk siap menghadapi tugas pendidikan luar sekolah (PLS)

1.3 MANFAAT PROGRAM Mengingat bahwa sasaran praktek kerja lapangan adalah mahasiswa. Masyarakat dan pemerintah serta perguruan tinggi, masing masing kelompok sasaran memperoleh manfaat sebagai berikut :
2

a) Mahasiswa 1. Mahasiswa dapat mempraktekkan secara langsung ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan untuk diterapkan dilapangan dan ilmu yang diperoleh dari praktek kerja lapangan dapat diterapkan suatau nanti setelah menjadi sarjana 2. Memberikan keterampilan pada mahasiswa untuk membentuk dan melaksanakan program pendidikan yang dibutuhkan dimasyarakat 3. Membina mahasiswa/i untuk menjadi motivator, fasilitator, administrator dan problem solver 4. Melalui pengalaman kerja dalam melakukan penelaahan, merumuskan dan memecahkan masalah secara langsung dan menumbuhkan sifat dan profesionalisme dalam diri mahasiswa, dalam arti peningkatan keahlian dan tanggung jawab

b) Masyarakat dan Pemerintahan 1. Memperoleh cara cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan program pendidikan 2. Tumbuhnya kader kader pembangunan pendidikan di masyarakat sehingga pembangunan pendidikan terjamin kelanjutannya 3. Pemanfaatan bantuan tenaga mahasiwa untuk melaksankan program pendidikan

c) Perguruan tinggi 1. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa sebagai proses pembangunan di tengah tengah masyarakat, sehingga kurikulum materi perkuliahan dan pengembangan ilmu yang diasuh diperguruan tinggi dapat disesuaikan dengan tuntutan yang nyata dari masyarakat pembangunan 2. Meningkatkan, memperluas dan memperkuat kerjasama dengan instansi serta departemen lain melalui rintisan kerjasama dari mahasiswa melaksanakan praktek kerja lapangan.

1.4 WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM Pelaksanaan program praktek kerja lapangan, dapat diikuti oleh mahasiswa program S1 Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Setelah mahasiswa memperoleh persyaratan sebagai berikut : 1. Terdaftar sebagai mahasiswa si semester yang sedang berlangsung ditunjukan dengan kartu tanda mahasiswa 2. Praktek kerja lapangan tercantum dalam KRS sedang berjalan 3. Telah lulus mata kuliah sejumlah 120 SKS dengan catatan : lulus semua MKU, MKDK dan mata kuliah. Waktu pelaksanaan program praktek kerja lapangan yang diikuti oleh mahasiswa program S1. Jurusan pendidikan luar sekolah dimulai dari tanggal 23 Agustus 2013 acara pelepasan oleh ketua jurusan terhadap mahasiswa dan pada tanggal 26 agustus 2013 bertepatan hari Senin kami diberangkatkan ketempat praktek kerja lapangan yang

didampingi oleh dosen pembimbing Dra. Nasriah. Mpd menuju ke lokasi praktek kerja lapangan yaitu di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, terletak di jalan sampul No. 138 Medan.

BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1.1 Sejarah Singkat Dinas Sosial

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Garis Besar Haluan (GBHN) sebagai titik tolak pembagunan Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial yang berperan untuk menunjang dan melengkapi pembangunan Kepala Bidang-Kepala Bidang Sosial yang baik dari sumber dasar kemiskinan, ketentuan dan kependudukan sebagai akbiat dari proses Pembangunan. Pada mulanya sebelum terbit P.P No.5 tahun 1958 (Tentang Penyerahan Tugas di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial), instansi sosial yang ada di Sumatera Utara adalah Inspeksi sosial Republik Indonesia pada tanggal 28 Januari 1958 berdasarkan instruksi bersama Menteri Sosial dan Dewan Pemerintah Sumatera Utara No.K2-4 tanggal 14 Mei 1958. Selaras dengan P.P No.5 tahun 1958, kepada daerah di serahkan (dengan Status di Perbankan) semua Pegawai Negeri, Tanah, Pembangunan Inventaris lainnya dalam lingkup kerja di kuasai oleh jabatan bimbingan dan perbankan sosial atau ISORI. Provinsi Sumatera Utara menjadi jabatan Sosial Provinsi Sumatera Utara sebagai unsur Pelaksanaan Pemerintah Daerah. Perlu dikemukakan bahwa Kepala Bidang tugas Departemen Sosial pada Saat terbit P.P No.5 tahun 1958 adalah sebagai berikut : o Research o Rehabilitas Penyandang Cacat o Urusan korban Perang o Urusan Perumahan o Urausan Transmigrasi o Urusan bimbingan dan Perbaikan Sosial Dengan terbitnya P.P No.5 tahun 1958, urusan yang diserahkan adalah meliputi susunan bimbingan dan perbaikan sosial. Penyerahan tugas tersebut diserahkan berdasarkan azas desentralisasi atau azas tugas perbantuan. Tugas yang diserahkan atas dasar desentralisasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab daerah sepenuhnya ( Tugas Otonomi ) adalah : a. Penyelengaraan pusat-pusat penampungan bagi anak-anak terlantar (untuk observasi dan reservasi)
5

b. Penyelengaraan penyuluh Sosial. c. Perizinan Undian Sosial. d. Pengawasan / bimbingan kepada Organisasi-organisasi masyarakat yang menyelengarakan usaha tersebut di atas.

Dalam pelaksanaan tugas bimbingan Sosial, selaras keputusan Menteri dalam Negeri No. 363 1977 tentang susunan Organisasi dan tata kerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. 2.1.2 Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial

Agar segala kepentingan dapat disatukan untuk mencapai tujuan, maka aktifitas yang beraneka ragam didalam suatu perusahaan perlu diadministrasikan secara efektif di dalam suatu Organisasi. Setiap Organisasi dapat digambarkan dalam suatu Organisasi. Bagan / struktur Organisasi itu dapat merupakan petunjuk di dalam organisasi yang dirangkai dalam suatu dengan lainya melalui saluran-saluran wewenang. Organisasi adalah suatu wadah (wahana) kegiatan dan kepada orang-orang yang berkerja sama dalam suatu usaha mencapai tujuannya. Dalam wadah itu setiap orang harus jelas tugasnya, wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan serta tata kerjanya. Jadi dengan adanya bagan / struktur Organisasi, maka para Pegawai akan dapat mengetahui tanggung jawabnya dan batas wewenang serta fungsinya di dalam Organisasi. Selanjutnya struktur Ornganisasi juga berguna untuk menjaga kesetian jabatan, karena suatu Organisasi yang tidak mempunyai bagan yang dapat mengakibatkan pergeseran seorang kedudukannya. Bagan Organisasi ini dapat mengembangkan garis wewenang dari setiap orang dan sebagai pedoman bagi pimpinan dan pagawai baru untuk menunjukan bagaimana mereka itu terajalin satu sama lain. Dalam struktur Organisasi bukan hanya menunjukkan plaining Organisasi tetapi juga kearah pengembalian keputusan.

2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Dinas Sosial a) Kedudukan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah dimpinan oleh seseorang KADIS (Kepala Dinas) yang berada dibawah dan bertangung jawab langsung Kepada Gubernur KHD Provinsi Sumatera Utara. b) Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial a) Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial Mempunyai uraian tugas sebagai berikut : 1) Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin, pegawai dilingkungan Dinas; 2) Menyelenggarakan pembinaan, sinkronisasi dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas; 3) Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku; 4) Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Kepala Bidang Kesejahteraan dan Sosial; 5) Menyelenggarakan fasilitasi penyelenggaraan program Potensi sumber kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan dan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial; 6) Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait; 7) Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan tugas-tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan, Potensi sumber kesejahteraan sosial, Pelayanan dan rehabilitasi sosial, Bantuan dan jaminan sosial; 8) Menyelenggarakan penetapan penyusunan standar, norma-norma dan kriteria-kriteria, sesuai ketentuan yang berlaku; 9) Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan di Kepala Bidang kesejahteraan dan sosial; 10) Menyelenggarakan koordinasi kegiatan dengan dinas/lembaga kesejahteraan dan sosial lintas Kabupaten/Kota; 11) Menyelenggarakan tugas lain, yang diberikan Gubernur sesuai tugas dan fungsinya;

b) Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas membantu kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang administrasi umum, keuangan dan program. Sekretariat menyelenggarakan fungsi : a) Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup Sekretariat b) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas lingkup Sekretariat ; c) Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian administrasi umum Dinas; d) Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian aset Dinas ; e) Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian administrasi Kepegawaian Dinas f) Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian administrasi Keuangan Dinas ; g) Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan Dinas ; h) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian kegiatan administrasi UPT Dinas ; Untuk melaksanakan tugas fungsi dan uraian tugas diatas sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), (2), dan (3) skretaris dibantu oleh : a) Sub Bagian Umum mempunyai uraian tugas : 1) Melaksanakan pembimbingan dan arahan keada pegawai pada lingkup SubBagian Umum ; 2) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dalam bidang urusan umum ; 3) Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada SubBagian Umum ; 4) Melaksanakan persiapan dan meneliti, mengadakan dan mendistribusikan konsep surat dan bahan rancangan perundang-undangan ;
8

5) Melaksanakan pengendalaian dan pemeliharaan kebersihan, keamanan kantor dan pengelolaan perpustakaan ; 6) Melaksanakan pengendalian dan fasilitasi rapat, keprotokalan dan hubungan masyarakat dan pengelolaan perpustakaan mini pada dinas ; 7) Melaksanakan koordinasi perncanaan kebutuhan asset, perlengkapan dan peralatan barang bergerak dan tidak bergerak pada dinas ; 8) Melaksanakan persiapan dan tindak lanjut kelengkapan administrasi, mutasi , kenaikan pangkat,promosi pegawai, cuti pegawai, kenaikna gaji berkala,

pensiunurusan karpeg, karis/karsu, dan kesejahteraan pegawai lainnya ; 9) Melaksanakan pembinaan tenaga fungsional pekerja sosial dan penyuluh sosial ; 10) Melaksanakan persiapan usulan pegawai dalam mengikuti diklat teknis dan fungsional ; 11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai dengan tugasnya; 12) Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

b). Kepala Sub Bagian Keuangan, mempunyai uraian tugas: a) Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup Sub Bagian Keuangan; b) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/ bahan dalam bidang urusan keuangan; c) Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada Sub Bagian Keuangan; d) Melaksanakan penyusunan rencana anggaran Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku; e) Melaksanakan penyusunan satuan biaya kegiatan, sesuai ketentuan yang berlaku; f) Melaksanakan penelitian kelengkapan dokumen pencairan anggaran dan

ketersediaan dana, sesuai ketentuan yang berlaku;


9

g) Melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran keuang Dinas; h) Melaksanakan pembukuan, verivikasi dan penghitungan anggaran Dinas; i) Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan anggaran dan perhitungan anggaran Dinas; j) Melaksanakan pengurusan, koordinasi dan fasilitasi dan penetapan anggaran keuangan pada Dinas ; k) Melaksanakan Urusan penanganan perbendaharaan dan ganti rugi ; l) Melaksanakan penyiapan usul bendahara dan unit di lingkungan Dinas ; m) Melaksanakan pembayaran gaji pegawai pada lingkup Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku; n) Melaksanakan pengurusan keuangan perjalanan dinas pada Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku ; o) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai bidang tugasnya ; p) Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksaanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

c).

Kepala Sub Bagian Program, mempunyai uraian tugas :

Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada Pegawai pada lingkup Sub Bagian Program. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/bahan dalam bidang urusan program. Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada Sub Bagian Program. Melaksanakan koordinasi persiapan dan pelaksanaan pendataan, analisis data, penyajian data, penyiapan bahan dan pengembangan sistem informasi potensi kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial. Melaksanakan koordinasi penyiapan bahan penyususnan rencana kerja tahunan, Rencana strategis, Grand design Dinas, kebijakan operasional inas.

10

Melaksanakan koordinasi penyiapan bahan penyusunanKebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara, Rencana Kerja Anggaran. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan sistem informasi potensi sumber kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan rehabilitas sosial, bantuan dan jaminan sosial. Melaksanakan persiapan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) bahan LKPJ dan LPPD Dinas. Melaksanakan penyusunan statistik penyelenggaraan kegiatan perencanaan pada Dinas. Melaksanakan pengkoordinasian penyususnan laporan monitoring dan evaluasi pada Dinas. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai bidang tugasnya. Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

c) Bidang Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial, 1) Bidang pontensi sumber kesejahteraan social mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang Kepahlawanan, Keperintisan, Penyuluhan Social dan Kelembagaan Sosial Masyarakat. 2) Bidang potensi sumber kesejahteraan social menyelenggarakan fungsi : a) Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin pegawai pada lingkup bidang Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial; b) Penyelenggaraan penyusunan standar teknis dalam penyelenggaraan norma, pedoman, kriteria dan prosedur dalal penggalian, pengembangan dan pemberdayaan dibidang kepahlawanan, keperintisan, penyuluhan sosial dan pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat;

11

c) Penyelenggaraan bimbingan teknis dalam penyelenggaraan penggalian nilainilai kepahlawanan dan keperintisan, pengembangan dan pendayagunaan penyuluhan sosial serta pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat; d) Penyelenggaraan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dalam penyelenggaraan Kepahlawanan dan keperintisan penyuluhan sosial dan kelembagaan sosial masyarakat; e) Penyelenggaraan Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya; f) Penyelenggaraan pemberian masukan yang perlu dalam penyelenggaraan tugasnya kepada Kepala Dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya; g) Penyelenggaraan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas, sesuai standar yang ditetapkan; Bidang Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial, dibantu oleh : 1. Seksi Kepahlawanan dan Keperintisan; Seksi Kepahlawanan dan Keperintisan mempunyai tugas : a) Melaksanakan pembinaan , bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup seksi kepahlawanan dan keperintisan b) Melaksanakan pengumpulan , pengelolaan dan menyajikan bahan/data untuk pemyempurnaan dan penyusunan standar pelayanan minimal pelaksanaan

kewenangan daerah kabupaten/kota dalam pembinaan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan keperintisan. c) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan keperimtisan. d) Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan di bidang

kepahlawanan dan keperintisan e) Melaksanakan sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan program kegiatan di bidang kepahlawanan dan keperintisan

12

f) Melaksanakan pemberian bimbingan , monitoring, supervise, konsultasi dan fasilitasi bidang kepahlawanan dan keperintisan skala provinsi g) Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam upaya pembinaan kesejahteraan keluarga para pahlawan dan perintis kemerdekaan, sesuai standar yang ditetapkan h) Melaksanakan kebijakan teknis dibidang pelestarian nilai kepahlawanan , keperintisan dan perjuangan i) Melaksanakan pemberian rekomendasi atas usul pengangkatan gelar pahlawan nasional, perintis kemerdekaan j) Melaksanakan pemeliharan taman makam pahlawan national dan taman makam pahlawan , sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Seksi Penyuluhan Sosial mempunyai tugas sebagai berikut : a) Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup seksi penyuluhan social b) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan standar pelayanan minimal pelaksanaan kewenangan daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penyuluhan kota c) Melaksanakan persiapan penyusunan kebijakan norma-norma criteria bidang penyuluhan social skala provinsi mengacu pada kebijakan nasional d) Melaksanakan koordinasi monitoring dan evaluasi, kerjasama penyuluhan bidang social skala provinsi dan antar kabupaten/kota e) Melaksanakan pengajuan usulan dan rekomendasi untuk penetapan akreditasi dan sertifikasi tenaga penyuluh social, sesuai ketentuan peratruran perundang-undangan f) Melaksanakan pemberian bimbingan, supervise dan konsultasi penyuluhan social skala provinsi g) Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan penyuluhan social provinsi h) Melaksanakan pengawasan penyuluhan social dan kebijakan skala provinsi
13

i) Melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana penyuluhan social provinsi j) Melaksanakan pembinaan tenaga penyuluhan social provinsi k) Melaksanakan fasilitasi penyelanggaraan penyuluhan social. 3. Seksi Kelembagaan Sosial Masyarakat. a) Melaksanakan pembinaaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai lingkup seksi kelembagaan social masyarakat b) Melaksanakan pengumpulan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk

penyempurnaan dan pnyususnan standar pelayanan minimal pelaksanaan kewenangan daerah kabupaten/kota dalam pembinaan dan pemberdayaan karang taruna, organisasi social, wahana kesejahteraan social berbasis masyarakat, kerjasama kelembagaan dan dunia usaha, tenaga kesejahteraan sosial c) Melaksanakan kebijakan teknis di bidang pembinaan karang taruna, organisasi social, wahana kesejahteraan social berbasis masyarakat, kerjasama kelembagaan dan dunia usaha, tenaga kesejahteraan social d) Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan dibidang kelembagaan social masyarakat e) Melaksanakan dan menjalin hubungan anatara kelembagaan sosial masyarakat f) Melaksanakan kerjasama kelembagaan sosial masyarakat g) Melakasanakan penyusunan kebijakan kelembagaan sosial masyarakat h) Melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana kerjasama sosial masyarakat i) Melaksanakan pengawasan kerjasama sosial masyarakat dan kebijakan skala provinsi j) Melaksanakan pengusulan dan pemberian rekomendasi atas usulan penganugerahan satya lencana kebaktian sosial kepada presiden melalui menteri sosial, sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan k) Melaksanakan pemberian penghargaan di bidang sosial skala provinsi

14

d) Bidang Pemberdayaan Sosial Bidang pemberdayaan sosial mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang kesetiakawanan, pemberdayaan fakir miskin, dan rehabilitasi sosial daerah kumuh serta pemberdayaan keluarga. Bidang pemberdayaan sosial, menyelenggarakn fungsi: a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin pegawai dapa lingkup bidang pemberdayaan sosial. b. Penyelenggaraan pembinaan dan bimbingan teknis dibidang kesejahteraan sosial, pemberdayaan kesetiakawanan, fakir miskin, rehabilitasi sosial daerah kumuh serta pemberdayaan keluarga. c. Penyelenggaraan penyusun standar teknis, norma, pedoman, criteria dan prosedur pemberdayaan kesetiakawanan, fakir miskin, rehabilitasi sosial daerah kumuh serta pemberdayaan keluarga, pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Sumatera Utara. d. Penyelenggaraan pembinaan organisasi sosial/lembaga-lembaga sosial kabupaten/kota dalam kegiatan pemberdayaan kesetiakawanan, fakir miskin, rehabilitasi sosial daerah kumuh serta pemberdayaan keluarga. e. Penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan kesetiakawanan, fakir miskin, rehabilitasi daerah kumuh serta pemberdayaan keluarga. f. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan kepala dinas, sesuai standar yang ditetapkan. g. Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya, sesuai standar yang ditetapkan.

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, mempunyai tugas : a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan penegakkan disiplin pegawai pada lingkup bidang pemberdayaan sosial. b. Menyelenggarakan penyusun kebijakan di bidang kesetiakawanan, pemberdayaan fakir miskin serta rehabilitas sosial daerah kumuh dan pemberdayaan keluarga. c. enyelenggarakan penyusunan standar teknis, norma, pedoman, criteria dan prosedur kesetiakawanan sosial, pemberdayaan keluarga. d. Menyelenggarakan penyusunan rencana dan program kegiatan di bidang

kesetiakawanan, pemberdayaan fakir miskin serta rehabilitasi sosial daerah kumuh dan pemberdayaan keluarga.

15

e. Menyelenggarakan

koordinasi

dan

pengendalian

pembinaan

kesetiakawanan,

pemberdayaan fakir miskin dan rehabilitasi sosial kumuh dan pemberdayaan keluarga. f. Menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan kesetiakawanan, pemberdayaan fakir miskin serta rehabilitasi sosial daerah kumuh dan pemberdayaan keluarga. g. Menyelenggarakan peringatan hari kesetiakawanan sosial tingkat provinsi. h. Menyelenggarakan identifikasi sasaran pembinaan kesetiakawanan, pemberdayaan fakir miskin serta rehabilitasi sosial daerah kumuh dan pemberdayaan keluarga. i. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya. j. Menyelenggarakan pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya. k. Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala dinas, sesuai standar yang ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan ayat (3), kepala bidang pemberdayaan sosial dibantu oleh : a. Seksi Kesetiakawanan b. Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin c. Seksi Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh dan Pemberdayaan Keluarga.

Kepala Seksi Kesetiakawanan, mempunyai tugas : a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup seksi kesetiakawanan. b. Melaksanakan dan pengumpulan data/bahan minimal kewenangan daerah

kabupaten/kota dan standar teknis pelaksanaan tugas-tugas dinas dalam pemeliharaan nilai-nilai pelestarian kesetiakawanan. c. Melaksanakan kegiatan pengolahan dan penyajian bahan untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan dalam pengembangan nilai-nilai kesetiakawanan. d. Melaksanakan sosialisasi, eveluasi, pembinaan, pemeliharaan dan pelestarian kesetiakawanan. e. Melaksanakan koordinasi peringatan hari kesetiakawanan sosial tingkat provinsi. f. Melaksanakan pengawasan pembinaan pemeliharaan dan pelestarian nilai-nilai kesetiakawanan sosial skala provinsi

16

g. Melaksanakan koordinasi pemerintahan di bidang pembinaan pemeliharaan dan pelestarian nilai-nilai kesetiakawanan sosial skala provinsi. h. Melaksanakan kebijakan pemerintah, pemeliharaan dan pelestarian nilai-nilai kesetiakawanan. i. Melaksanakan bimbingan teknis terhadap organisasi dan lembaga-lembaga sosial dalam bidang kesetiakawanan sosial. j. Melaksanakan pelayanan nyata untuk mewujudkan kesetiakawanan. k. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberdayaan kesetiakawanan. l. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait, sesuai bidang tugasnya. m. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada kepala bidang sesuai bidang tugasnya. n. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang, sesuai dengan tugasnya. o. Melaksanakan persiapan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

Kepala Seksi Pemberdayaan Fakir miskin, mempunyai tugas : a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup seksi pemberdayaan fakir miskin. b. Melaksanakan pengumpulan bahan/data fakir miskin pada kabupaten/kota di Sumatera Utara. c. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan pemberdayaan fakir miskin. d. Melaksanakan persiapan penyusunan standar, norma dan kriteria-kriteria dalam bidang pemberdayaan fakir miskin. e. Melaksanakan penyusunan kebijakan pemberdayaan fakir miskin skala provinsi. f. Melaksanakan indetifikasi sasaran pemberdayaan fakir miskin. g. Melaksanakan sonkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan pedoman standarisasi pemberdayaan fakir miskin. h. Melaksanakan fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana pemberdayaan fakir miskin. i. Melaksanakan kerjasama pemberdayaan fakir miskin skala provinsi. j. Melaksanakan pemberian bimbingan, supervise dan fasilitasi pemberdayaan fakir miskin skala provinsi.
17

k. Melaksanakan pengawasan atas pemberdayaan fakir miskin skala provinsi. l. Melaksanakan seleksi dan assessment terhadap data fakir miskin yang diperoleh dari kabupaten/kota. m. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan pemberdayaan fakir miskin. n. Melasanakan pembinaan dan bimbingan terhadap panti sosial swasta an lembagalembaga sosial yang menangani fakir miskin di kabupaten/kota se-Sumatera Utara, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. o. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pemberdayaan fakir miskin. p. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pemberdayaan daerah kumuh dan keluarga. q. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja yang terkait, sesuai bidang tugasnya. r. Melaksanakan persiapan penyusunan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang diterapkan.

e) Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial 1. Bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pelayanan rehabilitasi anak dan lanjut usia, pelayanan rehabilitasi sosial penyandang cacat dan pelayanan tuna sosial.

2. Bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial, menyelenggarakan fungsi: a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan penegak disiplin pegawai pada lingkup bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial. b. Penyelenggara standar teknis, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur pelayanan rehabilitasi sosial anak dan lanjut usia, pelayanan rehabilitasi sosial penyandang cacat, pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan eks. Korban penyalahgunaan NAPZA kepada kabupaten/kota wilayah provinsi Sumatera Utara. c. Penyelenggara kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial anak dan lajut usia, pelayanan rehabilitasi sosial penyandang cacat, pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan eks penyalahgunaan NAPZA. d. Penyelenggara bimbingan teknis dan evaluasi pelayanan rehabilitasi sosial anak dan lajut usia, pelayanan rehabilitasi sosial penyandang cacat, pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan eks korban penyalahgunaan NAPZA.
18

e. Penyelenggaraan pembinaan panti

sosial swasta yang ada di kabupaten/ kota

dengan atas kegiatan pelayanan rehabilitas sosial anak dan lanjut usia, pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat, pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan eks korban penyalahgunaan NAPZA. f. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan kepada dinas, sesuai tugas dan fungsinya. g. Penyelenggaraan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan tugas fungsi sesuai standar yang ditetapkan.

3. Kepala bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial, mempunyai uraian tugas: a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan penegakkan disiplin pegawai pada bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial. b. Menyelenggarakan persiapan perumusan kebijakan di bidang pelayanan

rehabilitasi anak dan lanjut usia, pelayanan rehabilitasi sosial penyandang cacat dan pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan eks korban penyelahgunaan NAPZA. c. Menyelenggarakan penyusunan standar teknis, norma, pedoman, kriteria dan prosedur pelayanan rehabilitas anak dan lajut usia, pelayanan rehabilitasi sosial penyandang cacat dan pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan eks korban penyalahgunaan NAPZA pada kabupaten / kota wilayah provinsi Sumatera Utara. d. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan rehabilitasi anak dan lanjut usia, pelayanan rehabilitasi sosial penyandang cacat dan pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan eks korban penyalahgunaan NAPZA. e. Menyelenggarakan pemberian izin lisan pengankaran anak antar WNI, sesuai ketentuan perturan perundang-undangan. f. Menyelenggarakan pengembagan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik, mental, lanjut usia, tidak potensial, terlantar yang berasal dari masyarakat rentan tidak mampu skala provinsi. g. Menyelenggarakan bimbingan teknis dan evaluasi terhadap pelayanan rehabilitasi anak dan lanjut usia, pelayanan dan rehabilitasi penyandang cacat, pelayanan h. Menyelenggarakan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan pelayanan rehabilitasi anak dan lanjut usia, pelayanan rehabilitasi sosial penyandang cacat, pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan eks Koran

penyalahgunaan NAPZA, sesuai standar yang telah ditetapkan.

19

i. Menyelenggarakan

koordinasi

dengan

kabupaten/kota

dan

UPTD

Dinas

kesejahteraan dan sosial dalam menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi anak dan lanjut usia, pelayanan rehabilitasi penyandang cacat dan pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan eks korban penyalahgunaan NAPZA. j. Menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan terhadap panti sosial swasta di sosial panyandangan cacat dan pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan eks korban penyalahgunaan NAPZA, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. k. Menyeleggarakan telaahan staf untuk masukan kepada kepala dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya. l. Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan. 4. Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan ayat (3), Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, dibantu oleh: a. Seksi Pelayanan Rehabilitasi anak dan lanjut usia b. Seksi Pelayanan Rehabilitasi sosial penyandang cacat c. Seksi Pelayanan Rehabilitasi tuna sosial Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia mempunyai tugas: a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut USia. b. Melaksanakan dan pengumpulan data/bahan dibidang anak balita, anak terlantar, anak nakal dan lanjut usia di kabupaten/kota. c. Melaksanakan kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial anak balita, anak terlantar, anak nakal, dan perelindungan sosial anak serta pelayanan sosial lanjut usia. d. Melaksanakan pembinaan pelayanan rehabilitasi sosial anak balita, anak terlantar, anak nakal, dan perelindungan sosial anak serta pelayanan rehabilitasi sosial lanjut usia, sesuai kriteria dan prosedur yang ditetapkan. e. Melaksanakan persiapan penyusunan kebijakan di bidang pelayanan rehabilitasi anak dan lanjut usia. f. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan pelayanan

rehabilitasi anak dan lanjut usia. g. Melaksanakan kerjasama bidang pelayanan rehabilitasi anak dan lanjut usia skala provinsi.

20

h. Melaksanakan koordinasi pemerintah bidang pelayanan rehabilitasi anak dan lanjut usia skala provinsi. i. Melaksanakan sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan pedoman dan standarisasi pelayanan rehabilitasi social anak dan lanjut usia.. j. Melaksanakan pemberian bimbingan, monitoring, supervisi, konsultasi dan fasilitasi pelayanan rehabilitasi anak lanjut usia skala provinsi. k. Melaksanakan pemberian izin pengangkatan anak antar WNI, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. l. Melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan social anak dan lanjut usia skala provinsi. m. Melaksanakan pembinaan anak balita, anak terlantar, anak nakal dan lanjut usia, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. n. Melaksanakan bimbingan teknis anak balita, anak terlantar, anak nakal dan anak lanjut usia, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. o. Melaksanakan pelayanan rehabilitasi social kepada anak pada panti maupun diluar panti social, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. p. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pada pelayanan rehabilitasi anak dan lanjut usia. q. Melaksanakan pengawasan pelayanan rehabilitasi social anak lanjut usia skala provinsi. r. Melaksanakan pemberian masukan kepada kepala bidang, sesuai dengan tugasnya. s. Melaksanakan pengangkatan anak, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. t. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait, sesuai dengan tugasnya. u. Melaksanakan persiapan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat mempunyai tugas : a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup seksi pelayanan social rehabilitasi social penyandang cacat. b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/bahan penyandang cacat di kabupaten/kota wilayah provinsi. c. Melaksanakan persiapan penyusunan kebijakan bidang pelayanan rehabilitasi social penyandang cacat.

21

d. Melaksanakan

penyusunan

perencanaan

dan

program

kegiatan

pelayanan

rehabilitasi penyandang cacat. e. Melaksanakan kerjasama bidang pelayanan rehabilitasi penyandang cacat skala provinsi. f. Melaksanakan koordinasi pemerintah di bidang pelayanan rehabilitasi penyandang cacat skala provinsi. g. Melaksanakan sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan pedoman dan standarisasi pelayanan rehabilitasi penyandang cacat. h. Melaksanakan pemberian bimbingan, monitoring, supervisi, konsultasi dan fasilitasi pelayanan rehabilitasi penyandang cacat. i. Melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan rehabilitasi penyandang cacat. j. Melaksanakan pengawasan pelayanan rehabilitasi penyandang cacat dan kebijakan skala provinsi. k. Melaksanakan seleksi dan assessment terhadap penyandang cacat, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. l. Melaksanakan penyiapan penyusunan standar, norma dan criteria pembinaan rehabilitasi penyandang cacat. m. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan terhadap panti swasta penyandang cacat di kabupaten/kota wilayah provinsi Sumatera Utara. n. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang cacat. o. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait, sesuai dengan tugasnya. p. Melaksanakan pemberian masukan kepada kepala bidang, sesuai dengan tugasnya. q. Melaksanakan persiapan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial mempunyai tugas : a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup seksi pelayanan rehabilitasi tuna sosial. b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, data/bahan dan bidang gelandangan dan pengemis, tuna susila, bekas warga binaan pemasyarakatan, orang dengan HIV/AIDS, eks korban penyalahgunaan NAPZA.

22

c. Melaksanakan seleksi dan penyiapan bahan pembinaan rehabilitasi sosial terhadap gelandangan dan pengemis, tuna susila, bekas warga binaan pemasyarakatan, orang dengan HIV/AIDS, eks korban penyalahgunaan NAPZA. d. Melaksanakan persiapan penyusunan standar, norma dan kriteria dibidang pelayanan rehabilitasi tuna sosial skala provinsi. e. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan pelayanan

rehabilitasi tuna sosial. f. Melaksanakan kerjasama bidang pelayanan rehabilitasi tuna sosial skala provinsi. g. Melaksanakan koordinasi pemerintahan di bidang pelayanan reabilitasi tuna sosial skala provinsi. h. Melaksanakan sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan pedoman dan standarisasi pelayanan rehabilitasi tuna sosial. i. Melaksanakan pemberian bimbingan, monitoring, supervisi, konsultasi dan fasilitasi pelayanan rehabilitasi tuna sosial skala provinsi. j. Melaksanakan pengawasan pelayanan rehabilitasi tuna sosial dan kebijakan skala provinsi. k. Melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan rehabilitasi sosial skala provinsi. l. Melaksanakan kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial dan bimbingan teknis terhadap gelandangan dan pengemis, tuna susila, bekas warga binaan pemasyarakatan, orang dengan HIV/AIDS, eks korban penyalahgunaan NAPZA. m. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan terhadap panti sosial swasta dan UPTD penyandang cacat di Kab/kota wilayah provinsi Sumatera Utara. n. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang cacat. o. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait, sesuai dengan tugasnya. p. Melaksanakan pemberian masukan kepada kepala bidang, sesuai dengan tugasnya. q. Melaksanakan persiapan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

f) Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial 1. Bidang bantuan dan jaminan social mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembinaan sumbangan sosial, fasilitas korban bencana dan tindak kekerasan pekerja migran.
23

2. Kepala bidang bantuan dan jaminan sosial, menyelenggarakan fungsi : a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan penegakan disiplin pegawai pada lingkup bidang bantuan jaminan sosial. b. Penyelenggaraan penyusunan standar kebijakan serta rencana pembangunan tehunan dan jangka menengah dibidang pembinaan sumbangan sosial, fasilitasi korban bencana serta korban tindak kekerasan pekerja migran. c. Penyelenggaraan pengkoordinasian dan pengendalian peningkatan pelaksanaan pembinaan sumbangan sosial, bantuan korban bencana serta korban tindak kekerasan pekerja migran. d. Penyelenggaraan penyiapan pengkajian untuk pengambilan kebijakan di bidang sumbagan sosial, bantuan korban bencana, serta korban tindak kekerasan pekerja migran. e. Penyelenggaraan bimbingan teknis peningkatan kesejahteraan dan jaminan sosial dibidang sumbangan sosial, bantuan korban bencana, korban tindak kekerasan pekerja migran serta akses jaminan sosial dan Program Keluarga Harapan (PKH) g) Penyelenggaraan koordinasi dan pengawasan dalam pelaksanaan tugas pembinaan sumbangan sosial, bantuan korban bencana, korban tindak kekerasan pekerja migran serta akses jaminan sosial. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya. h) Penyelenggaraan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya, sesuai standar yang di tetapkan. 3. Kepala Bidang dan jaminan Sosial, mempunyai uraian tugas: a) Menyelenggarakan Pembinaan, bimbingan, arahan, persiapan penegakkan disiplin pegawai pada lingkup Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial. b) Menyelenggarakan penysunanadan penetapan kebijakan, koordinasi program kerja di bidang sumbangan social, bantuan korban tindak kekerasaan pekerja migrant serta akses jaminan social. c) Menyelenggarakan penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pembinaan sumbangan social, fasilitas korban bencana dan korban tindak kekerasan pekerja migrant skala provinsi Sumatera Utara, sesuai kebijakan nasional.

24

d) Menyelenggarakan pengkajian dan koordinasi perencanaan dibidang sumbangan social, bantuan korban bencana, korban tindak kekerasan pekerja migrant serta askes jaminan social. e) Menyelenggarakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan peningkatan

kesejahteraan dan jaminan social, bantuan korban tindak kekerasan pekerja migrant serta asuransi kesejahteraan social dan program keluarga harapan. f) Menyelenggarakan, penyiapan dan perumusan kebijakan teknis bidang

sumbangan social, bantan korban bencana, tindak kekerasan pekerja migrant serta akses jaminan social. g) Menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan dalam pengelolaan sumbangan social, bantuan korban bencana tindak kekerasan pekerja migrant serta asuransi kesejahteraan social an program keluarga harapan. h) Menyelenggarakan,koordinasi dan fasilitas dengan instansi terkait dan

kabupaten/kota dalam bidang bantuaan dan jaminan social. i) Menyelenggarakan, kerja sama bidang bantuan dan jaminan social. j) Menyelenggarakan, pengkoordinasian pelaporan, evaluasi, monitoring atas kegiatan di daerah kabupaten/kota. k) Menyelenggarakan telaan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan l) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas dan social sesuai tugas dan fungsinya m) Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas

pelaksanaan tugasnya sesuai standar yang di tetapkan

Untuk melaksanaakan tugas, fungsi, dan uraian sebagaimna dimaksud pada ayat (1),(2),dan ayat (3) kepala bidang bantuan dan jaminan social di bantu oleh: Kepala Seksi Fasilitas Korban Bencana, mempunyai tugas: a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup seksi fasilitas korban bencana. b. Melaksanakan pengumpulan, dan mengolah bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan kebijakan penanganan fasilitas korban bencana. c. Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan teknis di bidang rehabilitasi social serta resosialisasi dan rujukan korban bencana sesuai ketentuan yang berlaku.
25

d. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang fasilitas penanganan korban bencana, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. e. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan bidang fasilitasi korban bencana. f. Melaksanakan bimbingan teknis dibidang kesiapsiagaan dalam menangani korban bencana alam dan bencana social berbasis masyarakat g. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dalam menangani fasilitasi korban bencana alam dan bencana social. h. Melaksanakan koordinasi upaya penanganan kemungkinan terjadinya bencana skala provinsi. i. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama pengarahan tenaga terlatih dan taruna siaga bencana(tagana) ke lokasi bencana. j. Melaksanakan kerjasama dalam pelaksanaan sosialisasi dan pembinaan masyarakat di bidang penganan dan penanggulangan korban bencana skala provinsi. k. Melaksanakan pemantauan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan penanganan dan fasilitas penanggulanagan korban bencana skala provinsi. l. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam enganan dan penanggulangan korban bencana skala provinsi. m. Melaksanakan pemberian masukkan kepada kpala bidang, sesuai dengan tugasnya. n. Melaksanaakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang, sesuai bidang tugasnya. o. Melaksanakan persiapan penyusunan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnnya, sesuai standar yang ditetapkan.

Kepala Seksi Tindak Kekerasan Pekerja migrant, mempunyai tugas: a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup seksi Tindak Kekerasan Pekerja migrant. b. Melaksanakan pengumpulan, dan mengolah bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan kebijakan penanganan Tindak Kekerasan Pekerja migrant. c. Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan teknis di bidang identifikasi dan analisis bantuan social tindak kekerasana, bantuan social korban Pekerja migrant, resiosialisasi dan rujukan korban tindak kekerasaan Pekerja migrant.

26

d. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan bidang penanganan bantuan social pada korban tindak kekerasaan Pekerja migrant. e. Melaksanakan pengkoordinasian penanganan korban tindak kekerasaan Pekerja migrant teermasuk orang terlantar, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. f. Melaksanakan teknis identifikasi dana analisis bantuan social korban tindak kekerasan, bantuan social korban pekerja migrant,resosialisasi dan rujukan korban tindak kekerasaan korban pekerja migrant. g. Melaksanakan pengendalian dan pengwasan atas penanganan korban tindak kekerasan pekerja migrant. h. Melaksanakan sosialisasi dan pembinaan kepada korban tindak kekerasan pekerja migrant. i. Melaksanakan dan mengkoordinasikan penanganan rehabilitasi social dan resosialisasi korban tindak kekerasan pekerja migrant, sesuai standar yang ditetapkan. j. Melaksanakan penanganan pengembalian korban tindak kekerasan pekerja migrant dari provinsi ke daerah asal bersama instansi terkait sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. k. Melaksanakan pengwasan penanganan korban ti l. Melaksanakanndak kekerasan pekerja migrant dan kebijakan skla provinsi m. Melaksanakan monitoring, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis di bidang identifikasi dan analisis bantuan social korban tindak kekerasan, bantuan social korban pekerja migrant, resosialisasi dan rujukan korban tindak kekerasan pekerja migran n. Melaksanakan pemberian masukkan kepada kepala bidang, sesuai bidang tugasnya. o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang, sesuai dengan tugasnya.

27

p. Melaksanakan persiapan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnnya.

2.2 PROFIL Ulasan profil dari Dinas Sosial Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dilihat dari luas tanah 2.400 M dan luas gedung 1.071 M untuk lebih lanjut kami akan paparkan dibawah ini. 2.2.1 Profil Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara 1. Personil Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Dinas Kesejahteraan dan Sosial terletak di Jalan Sampul No.138 telp.(061) 4538662 4519251 Medan. Memiliki 586 orang Pegawai Negeri Sipil. Dengan jenjang pendidikan pegawai sebagai berikut: a) S2 b) S1 c) SM/D3 d) D1 e) SLTA f) SLTP g) SD : 9 orang

:171 orang : 38 orang : 1 orang

:330 orang : 21 orang : 16 orang

(Ranglis 2010 Kepegawaian)

2. Visi dan Misi Dinas kesejahteraan Sosial Provinsi Sumatera Utara VISI: Terwujudnya Masyarakat Sumatera Utara yang sejahtera, Mandiri, dan Bebas dari permasalahan Kesejahteraan Sosial. MISI: 1. Mengembangkan kualitas masyarakat dan sumber daya manusia yang mandiri, sejahtera dan berwawasan luas. 2. Meningkatkan keyakinan, kebersamaan dan rasa persatuan dalam masyarakat.
28

3.

Mengembangkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan bidanng kesejahteraan social.

4. Memelihara dan memperkuat stabilitas social dan integrasi melalui pembinaaan semangat kesetiakawanan social, nilai kejuangan keperintisan dan kepeloporan. 5. Mencegah dan mengendalikan serta mengatasi permasalahan social sebgai

dampak dari industrialisasi, krisis multidimensi, bencana serta akibat-akibat sampingan dari globalisasi dan kebebasan rus informasi. 6. Mengmbangkan upaya sistem jaminan dan perlindungan social.

1. Program dan kegiatan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara 1. Program pemberdayaan Fakir Miskin, KAT, dan PMKS lainya. 2. Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial 3. Program Pengembangan Sitem Perlindungan Sosial 4. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 5. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 6. Program Penelitan dan Pengmbangan Kesejahteraan Sosial 7. Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan Kesejahteraan Sosial 8. Program peningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Program dan kegiatan yang di dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan di unit pelaksanaan yang dimiliki oleh pemerintah provinsi Sumatera Utara dinas kesejahteraan social, adalah sebagai berikut. 1. Balai Abdi/Dharma Asih Binjai 2. Balai Parawarsa/pajoreken Berastagi 3. Balai Uli/Hasonangan siborong-borong 4. Balai Pengepkepen/Perpulungan Sidikalang 5. Balai Bakti/Harapan Rantau Parapat 6. Balai Budi Mulia/Bawongahono pinang sori Tapanuli Tengah 7. Balai Pungai/Sejahtera Binjai 8. Balai Harapan/Teratai Bah Kapul Pematang Siantar 9. Balai Karya Bakti/Sei Bulu Deli Serdang 10. Balai Panti asuhan Taman Budi Padang Sidempuan 11. BalaiP.S Cacat Netra BAla Dewa Tebing Tinggi
29

12. Balai P.S Bina Remaja Nusa Putra Tanjung Morawa Deli Serdang

2. UPTD Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Ada 13 UPTD dengan 20 Panti Sosial dengan sarana garapan : a. Anak dan Remaja dilayani oleh b. Lansia/Jompo, dilayani oleh c. Gepeng,dilayani oleh d. Penyandang Cacat, dilayani oleh e. WTS, dilayani oleh : 6 unit Panti Sosial : 4 unit Panti Sosial : 5 unit Panti Sosial : 4 unit Panti Sosial : 1 unit Panti Sosial

3. Jenis-Jenis PMKS(Penyandang Masalah Kesejateraan Sosial) Jumlah PMKS(Penyandang Masalah Kesejateraan Sosial) di Provinsi Sumatera utara lebih kurang 2,4 juta jiwa, meliputi 23 jenis PMKS antara lain: a. Anak Terlantar Yaitu anak yang berusia 0-4 tahun yang karna sebab tertentu, orangtuanya tidak dapat melakukan kewajiban (karena beberapa kemungkinanan: miskin/ tidak mampu, salah seorang sakit, salah seorang/ keduanya meninggal, anak balita sakit) sehingga terganggu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembannganya baik secara jasmani, rohani maupun social. Kriterianya: Anak (Laki-laki/perempuan) usia 0-4 tahun Tidak terpenuhinya kebutuhan dasarnya ASI/susu pengganti atau balita yang tidak mendapatkan makanan bergizi (4 sehat 5 sempurna) 2 kali seminggu atau balita yang tidak mempunyai sandang yang sesuai dengan kebutuhanya. Yatim piatu atau tidak terpeliara, ditinggalkan oleh orang tuanya pada ornag lain; ditempat umum, rumah sakit dan sebagainya. Apabila sakit mempunyai akses kesehatan modern(puskesmas, dll.

b. Anak Jermal

30

Yaitu anak yang berusia 5-8 tahun dan belum pernah menikah yang sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah atau bekerja di jermal/ pantai-pantai/ tempat penangkapan ikan di laut. Kriterianya: Anak berusia 5-8 tahun Anak yang sulit dijangkau karena perbatasan-perbatasan tertentu Anak yang bekerja secara paksaan

c. Anak Jalanan Yaitu anak yang berusia 5-18 tahun yang mnghabiskan sebagian waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalan maupun ditempat-tempat umum. Kriterianya Anak (Laki-laki/ perempuan) usia 5-18 tahun Melakukan kegiatan tidak menentu, tidak jelas kegiatanya dan atau berkeliaran dijalanan atau tempat umum minimal 4 jam/ hari dalam kurun waktu 1 bulan, seperti pedagang asongan, pengamen, ojek paying, pengelap mobil, pembwa belanja di pasar, dll. Kegiatannya dapat membahayakan dirinya sendirinya atau mengganggu ketertiban umum

d. Penyandang Cacat Setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan atau mental, yang dapat

mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara layaknya yang terdiri dari 1. Penyandang cacat fisik yaitu seorang yang menderita kelaianan pada tulang dan atau sendi anggota gerak tubuh,tidak lengkapnya anggota gerak atas dan bawah,sehingga menimbulkan gangguan atau menjadi lambat untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara layak/wajar.Seperti:penyandang cacat mata (tuna netra),tuna rungu,dan tuna wicara.

31

2. Penyandang cacat mental yaitu seorang yang menderita kelainan mental/jiwa sehingga orang tersebut tidak dapat dipelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan orang lain sesuainya atau tidak dapat mengikuti perilaku biasa sehingga menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara layak/wajar. 3. Penyandang cacat fisik dan mental yaitu seorang yang menderita kelainan fisik dan mental sekaligus,atau cacat ganda seperti gangguan pada fungsi tubuh,penglihatan pendengaran dan kemampuan berbicara serta mempunyai kelainan mental atatu tingkah laku,sehingga yang bersangkutan tidak mampu melakukan kegiatan seharihari secara layak / wajar. Kriterianya : Penyandang cacat fisik: Anggota tubuh tidak lengkap,putus / amputasi tungkai,lengan / kaki. Cacat tulang / persendian. Cacat sendi otot dan tungkai,lengan / kaki. Lumpuh. Buta total / buta kedua mata. Masih mempunyai sisa penglihatan atau kurang awas ( low vision ). Tidak dapat mendengar atau memahami perkataan yang disampaikan pada jarak 1 meter tanpa alat bantu dengar. Tidak dapat bicara sama sekali atau berbicara tidak jelas (pembicaraannya tidak dapat dimengerti ). Mengalami hambatan atau kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain. e. Fakir Miskin Yaitu seseorang kepala keluarga yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian atau tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pecaharian akan tetapi tidak memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang layak bagi kemanusiaan. Kriterianya : Penghasilannya rendah atau berada dibawah garis kemiskinan seperti tercermin dari tingkat pengeluaran per bulan.
32

Tingkat pendidikan pada umunya rendah,tidak tamat SLTP,tidak ada keterampilan tambahan. Derajat kesehatan dan gizi rendah. Tidak memiliki tempat tinggal yang layak huni,termasuk tidak memiliki MCK. f. Komunitas Adat Terpencil ( KAT ) Yaitu kelompok orang atau masyarakat yang hidup dalam kesatuan-kesatuan sosial kecil bersifat local dan terpencil dan masih sangat terkait pada sumber daya alam dan habitatnya secara sosial budaya terasing dan terbelakang dibandingkan dengan masyarakat Indonesia pada umumnya sehingga memerlukan pemberdayaan dalam menghadapi perubahan lingkungan dalam arti luas. g. HIV / AIDS

Yaitu seseorang yang dengan rekomendasi profesional (dokter) atau petugas laboratorium terbukti tertular HIV,sehingga mengalami sindrom menurunnya daya tahan tubuh ( AIDS ). Kriterianya : Kondisi tubuh semakin melemah. Merasa terasing. Bintik-bintik merah ditubuh. Demam terus menerus selama 1 bulan. h. Lanjut Usia / Jompo Terlantar Yaitu sesorang yang berusia 60 tahun atau lebih,karena faktor-faktor tertentu tidak memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,rohani,maupun sosial. Kriterianya : Usia 60 tahun ke atas (laki-laki/perempuan). Tidak sekolah / tidak tamat SD. Makan 2x per hari. Makan-makanan berprotein tinggi (4 sehat 5 sempurna ) 4x per minggu. Pakaian yang dimiliki kurang dari 4 stell. Tempat tidur tidak tetap.
33

Jika sakit tidak mampu berobat ke fasilitas kesehatan. Ada atau tidak ada keluarga,sanak saudara atau orang lain yang mau dan mampu mengurusnya. i. Gelandangan / Pengemis Yaitu orang-orang yang mendapat penghasilan dengan meminta-minta di tempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mendapat belas kasihan dari orang lain. Kriterianya : Anak sampai usia dewasa. Meminta-minta dirumah-rumah penduduk,persimpangan jalan (lampu lalu lintas),pasar,tempat ibadah dan tempat-tempat umum lainnya. Bertingkah laku untuk mendapat belas kasihan,seperti:berpura-pura

sakit,merintih,dan kadang mendoakan dengan baca-bacaan ayat suci,sumbangan untuk organisasi tertentu atau tetap membaur pada penduduk pada umumnya. j. Wanita Tuna Susila Yaitu seorang wanita yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenisnya secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang sah dengan tujuan mendapatkan imbalan uang,materi atau jasa. Kriterianya : Seseorang perempuan usia 19 tahun keatas atau lebih. Menjajakan diri ditempat umum,lokasi atau tempat pelacuran (bordir) dan tempattempat terselubung,seperti:warung remang-remang,hotel,mall dan diskotik.

h. Wanita Rawan Sosial ekonomi Yaitu seorang wanita dewasa yang berusia 18-59 tahun,belum menikah atau janda yang tidak mempunyai penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Kriterianya : Wanita usia 18-59 tahun.
34

Berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi untuk kebutuhan fisik minimum (sesuai kriteria fakir miskin). Tingkat pendidikan rendah (umumnya tidak tamat/maksimal pendidikan dasar). Istri yang ditinggal suami tanpa batas waktu dan tidak dapat mencari nafkah. Sakit,sehingga tidak mampu bekerja. i. Korban Tindak Kekerasan Yaitu seseorang yang terancam secara fisik atau non fisik (psikologi) karena tindak kekerasan,diperlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial terdekat.Dalam hal ini termasuk anak,wanita dan lanjut usia korban kekerasan. Kriterianya : Anak,wanita dan lanjut usia. Tidak diberi nafkah atau tidak boleh mencari nafkah. Diberlakukan secara keras,kasar,dan kejam (dipukul,disiksa) dalam keluarga atau ditempat umum. Mengalami pelecehan seksual (dikantor,dirumah tangga,ditempat umum,antara lain diperkosa atau dipaksa menjual diri/dieksploitir). m. Anak Balita Terlantar Yaitu anak yang berusia 0-4 tahun yang karena sebab tertentu,orangtuanya tidak dapat melakukan kewajibannya (karena beberapa kemungkinan:miskin/tidak mampu salah seorang sakit). Kriterianya : Anak (laki-laki/perempuan) usia 0-4 tahun. Tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya ASI / susu pengganti atau balita yang tidak mendapat makanan bergizi (4 sehat 5 sempurna) 2 kali seminggu atau balita yang tidak mempunyai sandang yang sesuai dengan kebutuhannya. Yatim piatu atau tidak terpelihara ,ditinggalkan oleh orangtuanya pada orang lain,ditempat umum,rumah sakit dan sebagainya. Apabila sakit tidak mempunyai akses kesehatan modern.

35

n. Anak Nakal Yaitu anak yang berusia 5-18 tahun yang berprilaku menyimpang dari norma dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat,lingkungannya sehingga merugikan

dirinya,keluarganya,dan orang lainnya,akan mengganggu ketertiban umum akan tetapi (karena itu) belum dapat dituntut secara hukum. Kriterianya : Anak (laki-laki/perempuan) usia 8 sampai 21 tahun dan belum menikah. Melakukan perbuatan (secara berulang) yang menyimpang o. Gelandangan

Yaitu orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat,serta tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta menggembara ke tempat umum. Kriterianya : Anak sampai usia dewasa tinggal di sembarang tempat dan hidup menggembara atau menggelandang di tempat-tempat umum,biasanya di kota-kota besar. Tidak mempunyai tanda pengenal atau identitas diri,berprilaku kehidupan bebas / liar terlepas dari norma kehidupan masyarakat yang pada umumnya. Tidak mempunyai pekerjaan tetap,meminta-minta atau mengambil sisa makan atau barang bekas. p. Bekas Warga Binaan Lembaga Kemasyarakatan Yaitu seseorang yang telah selesai masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan dan mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri kembali dalam kehidupan masyarakat,sehingga mendapat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan atau melaksanakan kehidupannya secara normal. Kriterianya : Usia 18 tahun sampai usia dewasa. Telah selesai atau segera keluar dari penjara karena masalah pidana. Kurang diterima / dijauhi atau diabaikan oleh keluarga dan masyarakat.
36

Sulit mendapatkan pekerjaan yang tetap. q. Korban Penyalahgunaan Napza Yaitu seseorang yang menggunakan narkotika,psikotropika dan zat-zat adiktif lainnya termasuk minuman keras diluar tujuan pengobatan atau tanpa sepengetahuan dokter yang berwenang. Kriterianya: o Usia 10 tahunsampaiusiadewasa o Pernahmenyalahginakannarkotika,psikotropikadanzat-zatadiktiflainya termasukminumankeras dilakukansekali,lebihdarisekalaiataudalamtarafcoba-coba. o Seacaramedissudahdinyatakanbebasdariketergantunganobatolehdokter berwenang. r. Keluarga Berumah Tidak layakHuni. Yaitu keluarga yang kondisi perumahandan lingkungan tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik maupun social. Kriterianya: a. kondisi rumah o Luas perkapita.4M,desa,10M o Sumber air tidaksehat,akses memperoleh air besih terbatas o Tidak mempunyai akses MCK o Bahan bangunan tidak permanent atau/dinding daribamboo,rumbia o Tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi udara o Lantai darah tanah dan lantai lembab dan pengap o Letak rumah ridakteratur dan berdempatan o Kondisi rumah rusak. yang yang

b.kondisi lingkungan o Lingkungan kumuh dan lecek o Saluran pembuangan air tidak memenuhi standar
37

o Jalan setapak tidak teratur c.kondisi keluarga o Kebanyakan kelurga miskin pengeluaran biaya hidup tidak melebihi Rp.62.000,00 (untukperkotaan) dan Rp.50.000,00 (untukpedesan) setiap orang perbulan (tahun 2000) o Kesadaran untuk ikut serta memiliki dan memelihara lingkungan pada umumnya rendah (ikut bersihkan [untuk ikut kerja bakti,membuang sampah sembarangan kesungai). s. Kelurga Bermasalah Social Psikologis Yaitu keluarga yang hubungan antara anggota keluarganya terutama hubungan antarsuami istri kurang serasi,sehingga tugas dan fungsi keluraga tidak dapat berjalan dengan wajar. Kriterianya: o Suami istri sering tanpa saling memperhatikan atau anggota kelurga kurang berkomunikasi o Suami istri sering saling bertengkar,hidup sendiri-sendiri walaupun masih dalam ikatan keluarga o Hubungan dengan kelurga kurangbaik,sering bertengkar,tidak mau

bergaul/berkomunikasi o Kebutuhan anak baik jasmani,rohani maupun social kurangterpenuhi.

t. KorbanBencanaAlam yaitu perorangan,keluragaatau kelompok masyarakat yang menderita baik secara fisik,mental social maupun ekonomi akibat terjadinya bencana alam yang menyebabkan mereka mengalami hamabatan dalam melaksankan tugas-tugas kehidupanya. Yang termsuk kedalam bencana alam: o Korban bencana gempa bumi tektonik gunung berapi,tanah

longsor,banjir,gelombang pasanag atau tsunami,angin kencanag kekerigan dan kebakaran hutan dan lahan.

38

o Korban kebakaran pemukiman,kecelakaan kapal terbang,kereta api,musibah industry (kecelakaan kerja) dan kecelakan perahu. Kriterianya : o Kehilangan tempat tinggal sehingga mereka ditampung sementara atau di asramakan di tempat pengungsian atau menumpang dirumah keluarga/kerabat. o Kelurga sumber mata pencaharian sehingga mengalami hambatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. o Kehilangan kepala keluarga atau anggota keluraga yang merupakan sumber nafkah untuk keluarganya. o Kehilangan harta benda o Kondisi mental kuranag stabil emosional dan stress. o Kondisi fisik menderita

u. KorbanBencana Social/Pengungsian. Yaitu perorangan,kelurag atau kelompok yang menderita baik secara fisik,mental maupun social ekonomi akibat terjadinya bencana social atau kerusuhab yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupanya. Kriterianya: o Korban musibah,kekacauan atau kerusuhan social. o Korban wabah penyakit. v. Pekerja Migran Bermaslah Sosial yaitu orang yang berpndah tempat untuk sementara waktu atau menetap dari tempat satu ketempat lain dengan tujuan mencari pekerjaan /pengidupan yang lebih baik. o Orang terlantar dalam perjalanan seperti orang Indonesia yang terlantar diluar negeri TKI yang terlantar,pelintas batas,orang-orang Indonesia yang msuk Negara lain tanpa izin dan harus dipulangkan ke indonesia (di deportasi)

w. Keluarga Rentan Yaitu keluraga yang masih berkategori memiliki potensi masalah,namun jika tidak diperdayakan akan mengalami masalah tertentu,keluaraga rentan tersebut berada pada

39

ambang batas marginal dan menjadi rentan terhadap masalaha lainya.Ambang batas marginal dimaksud dan menjadi rentan terhadap masalah lainya,Ambang batas marginal dimkasudkan diukur dari ambang batas pemenuhan kebutuhan fisik (KFM) didaerah yang bersangkutan. Kriterianya: Keluarga muda rentan adalah keluarga yang baru dibentuk dengan usia

perkawinan antara 0-5 tahun keterbatasan social dan ekonomi sehingga berpotensi bermasalah. Kelurga dewasa rentan adalah keluarga yang usia perkawinanya diantara 5 tahun keterbatasan social dan ekonomi sehingga berpotensi masalah. Keluraga rentan masalah adalah keluraga kelurga yang memiliki masalah akibat kerapuhan pada usia perkawinan seperti tidak

bekerja,perselingkihan,penyimpangan seksual,tindak kekersaan,tidak mampu dala memenuhi kebutuhan dasar darai anggota keluarganya dan lain-lain. Keluarga di lingkungan social kurang menguntungkan adalah kelurga potensi rawan masalah social yang tinggal di daerah-daerah kurang mendukung tumbuh kembang terhadap angota kelurga,seperti kelurga dilingkungan kantong-kantong kemiskinan,didaerah kritis,derah kumuh,lingkungan

rentan,sekitar lokasi palacuran,kriminalitas dan sebagainya.

2.2.2 Profil UPT. Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) 1. Gambaran Umum Lokasi Penlitian Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara didirikan tahun 1975 dan dihuni 1976 yang beralamat di Jalan Industri No 47 Desa Tanjung Morawa B Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, dengan luas areal lokasi adalah l9.896 m2 Diatas tanah yang terdaftar dengan surat keterangan camat Tanjung Morawa itu secara bertahap sejak tahun 1975 dan 1999 dibangunlah gedung-gedung untuk rnelengkapi fasilitas daya tampung untuk kapasitas 200 orang dengan luas bangunan keseluruhannya berjuinlah 4.767,5m2, dikelilingi oleh tembok sepanjang 1.200 m. Jumlah keseluruhan gedung yang dibangun ada 31 unit dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan bantuan dan luar negeni (LOAN) Departemen Sosial Republik Indonesia.

40

1. Latar Belakang Berdirinya Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja (UPT.PSAR) Tanjung Morawa. Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja (UPT.PSAR) Tanjung Morawa didirikan tahun 1975 dan dthuni 1976 yang beralamat di Jalan Industri No.47 Desa Tanjung Morawa B Kecamatan Unit Pelayanan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, dengan luas area! lokasi adalah 19.896 m2. Keberadaan awal berdirinya UPT.PSAR adalalah milik Kantor Wilayah Departemen Sosial Repubilk Indonesia di Sumatera Utara dengan nama Panti Karya Taruna ( PKT) Nusa Putra. Path tahun 1979 Departemen Sosial Republik Indonesia merubah nama lembaga tersebut dengan Panti Penyantunan Anak ( PPA ) Nusa Putra. Pada tahun 1994 berubah lagi namanya menjadi Panti Sosial Bina Remaja ( PBR ) Nusa Putra. Krisis ekonomi dan moneter di Indonesia pada tahun 1997 yang berkepanjangan membuat perekonomian rakyat semakin terpuruk, dipicu oleh situasi dan kondisi tersebut, system pemerintah Indonesia yang sentralisasi berubah menjadi desentralisasi. Terbitnya Unclang Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Pemerintah Provinsi sebagai daerah otonomi. Undang undang Nomor 22 tahun 1999 yang diperbaharui dengan Undang undang Nomor 32 tahun 2003 membawa implilcasi kepada perubahan system sentralisasi menjadi desentralisasi. Seiring dengan berlakunya otonomi daerah pemerintah pusat dalam hal mi Departemen Sosial Republik Indonesia meneyrahkan semua assetnya pemerintah pusat yang berada di daerah khususnya Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara termasuk Balai Sosial Bina Remaja Nusa Putra Tanjung Morawa. Penyerahan asset tersebut tepatnya tanggal 1 April 2000 berupa personil atau pagawai negeri sipil (PNS), bangunan gedung clan kelengkapan administrasi lainnya. Nama Panti Sosial Bina Remaja Nusa Putra diseragamkan dengan nama nama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di Sumatera Utara menjadi Balai Bina. Remaja Nusa Putra Provinsi Sumatera Utara dan berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah di Lingkungan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.

41

Pada tahun 2010 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD ) Panti Sosial Bina Remaja Nusa Putra (PSBR) Nusa Putra berubah namanya menjadi Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja (UPT.PSAR) Tanjung Morawa, pergantian sesuai dengan Peraturan Gubemur Sumatera Utara ( Pergubsu) Nomor 10 Tahun 2009 yang memberikan pelayanan sosial bagi anak terlantar dan putus sekolah. 2. Tujuan Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja Unit Pelaksan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT.PASR ) memiliki 2 jenis tujuan, yaitu: a) TujuanUmum Adapun tujuan umum di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaj a (UPT.PSAR) Tanjung Morawa adalah: a. Mempersiapakan dan membantu anak putus sekolah terlantar dengan memberikan kesempatan dan kemudahan agar dapat mengembangkan potensi dan kemauannya baik jasmani, rohani maupun sosialnya. b. Menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan keija dalam rangka memberikan bekal untuk kehidupan dan penghidupan masa depan secara wajar sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. b) Tujuan Khusus Adapun yang menjadi tujan khusus di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT.PSAR) Tanjung Morawa adalah: a. Membina remaja agar mampu melakukan peran sosialnya secara aktif di masyarakat dan lingkungannya b. Mempersiapkan dan membina remaja sebagai manusia yang mempunyai akhlak mulia sesuai dengan nilai nilai agama, adat istiaclat, hokum dan pancasila c. Anak Remaja bisa mempunyai keterampilan yang data diterima di pasaran kerja

42

d. Mempersiapkan remaja untuk mendapatkan penghasilan yang layak dan hidup mandiri. e. Memoersiapkan remaja untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam melaksanakan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan kesejahteraan sosial pada khususnya di lingkungan tempat tinggalnya. 3. Struktur Organiasai Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja. Struktur organisasi dapat berfungsi sebagai petunjuk yang saling berangkai satu sama lain membentuk jaringfan. Dengan adanya struktur organisasi semua pihak yang terkait dalam organisasi dapat mengetahui wewenang tanggung jawab dan hubungan serta tata kerjanya. Selain itu, struktur organisasi dapat juga bermanfaat untuk menjaga kesetiaan jabatan, karena suatu organisasi yang tidak terstruktur tanpa bagan lebih berpeluang mengakibatkan pergeseran seseorang dan kedudukannya. Untuk mendapat penjelasan lebih lanjut mengenai prosedur kerja yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT.PSAR) Tanjung Morawa, dapat dilihat pada Bagan berikut: Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 33 tahun 2010 tentang struktur organiasai dan prosedur kerja dapat diuraikan sebagai berikut 1 .Kedudukan, Fungsi dan Uraian Tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas merupakan Unit Pelaksana Teknis Operasional di lingkungan Dinas Kesejahteraan dan Sosial yang dipimpin oleh seorang kepala berath di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas.

A. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial mempunyai uraian tugas: o Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arhan clan penegakan disiplin pegawai lingkup UPT, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. o Menyelenggarakan penetapan data/bahan dalam penyelenggaran Unit

Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial.


43

o Menyelenggarakan penyususnan perencanaan dan program kegiatan Unit Pelaksana Teknis. o Menyelenggaran penetapan standar, norma dan criteria dalam melaksanakan Unit Pelaksana Teknis. o Menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial, sesuai standar yang ditetapkan. o Menyelenggaran registrasi, observasi, identifikasi dan diagnose sosial. o Menyelenggaran pemberian pelayanan pengetahuan dasar, bimbingan mental, fisik, sosial dan keterampilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. o Menyelenggaran pemberian pelayanan resosialisasi, penyaluran dan

bimbingan lanjut sesuai dengan standar yang ditentukan. o Menyelenggarakan pemberian perlindungan sosial, advokasi sosial dan rujukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. o Menyelenggarakan pusat model pelayanan rehabilitasi. o Menyelenggarakan pemantauan pengawasan/pengendalian penyelenggaran pelayanan sosial sesuai ketentuan yang berlaku. o Menyelenggarakan fasilitasi pelayanan sosial sesuai standar yang telah ditetapkan. o Menyelenggarakan hubungan antar lembaga dan kemitraan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. o Menyelenggarakan kerjasama dan koordinasi dengan Kabupaten! Kota. o Menyelenggarakan pembinaan, monitoring, evaluasi dalam pnyelenggaran pelayanan sosial. o Menyelenggaran telaan staf untuk pengambilan kebijakan. o Menyelenggarakan pemberian masukan kepada kepala dinas sesuai dnegna ketentuan yang berlaku. o Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan tugas dan fiingsinya. o Menyelenggarakan penyususnan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya sesuai standar yang telah ditetapkan. o Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud,

B. Kepala unit pelaksana teknis pelayanan sosial dibantu oleh:

44

a) Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin pegawai pada lingkup sub bagian tata usaha. b) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data/bahan dalam bidang ketatausahaan/administrasi, arsip dan dokumen. c) Melaksanakan persiapan penyusunan perencanaan dan program kegiatan Sub bagian Tata Usaha dan Unit Pelaksanaan Teknis. d) Melaksanakan persiapan penyusunan standar, norma dan criteria dalam bidang penatausahaan/administrasi/arsip/dokumentasi sesuai standar yang ditetapkan. e) Melaksanakan pengelolaan penatausahaan surat/naskah dinas sesuai dengan standar yang ditetapkan. f) Melaksanakan penatausahaan/administrasi/,penerimaan, pendistribusian surat surat naskah dinas dan arsip sesuai dengan ketentuan yang berlaku. g) Melaksanakan administrasi kepegawaian, kenaikan pangkat, gaji berkala, pension, tugas/izin belajar, pendidikan pelatihan

kepemimpinan/structural,fungsional/teknis sesuai standar yang berlaku. h) Melaksanakan fasilitasi dan koordinasi mutasi kepegawaian sesuai dengan peraturan yang berlaku. i) Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan kesejahteraan pegawai, sesuai peraturan perundang undangan. j) Melaksanakan administrasi keuangan, pembayaran gaji, perjalanan dinas dan pengaturan perbendaharawanan sesuai dengan standar yang ditetapkan. k) Melaksanakan perawatan/pemeliharaan peralatan gedung, kantor sesuai dengan standar yang ditetapkan. l) Melaksanakan kenyamanan, keamanan dan kebersihan kantor. m) Melaksanakan pengkoordinasian pembinaan tenaga kelompok jabatan fungsional pada UPT, Sesuai dengan peraturan perundang undangan. n) Melaksanakan fasilitasi pelayanan tamu tamu kepala UPT, sesuai standar yang ditentukan. o) Melaksanakan fasilitas rapat rapat internal dan eksternal UPT sesuai dengan peraturan perundang undangan. p) Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana, prasarana, infrastruktur kantor sesuai peraturan perundang undangan. q) Melaksanaan pembinaan perpustakaan khusus kantor sesuai standar yang ditetapkan.
45

r) Melaksanakan peraturan jadwal/agenda kepala UPT dan penginformasian kegiatan kantor. s) Melaksanakan fasilitasi pelayanan umum kepada masyarakat sesuai ketentuan yang berlaku. t) Melaksanakan pengadaan/perbanyakan kebutuhan naskah dinas dan fasilitasi kelembagaan kantor. u) Melaksanakan telaahan staff untuk pengembalian kebijakan sesuai standar yang ditetapkan. v) Melaksanakan pemberian masukan kepada kepala UPT sesuai dengan standar yang ditetapkan. w) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala UPT sesuai dengan tugasnya. x) Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya sesuai standar yang ditetapkan.

C. Fungsi dan Uraian Tugas Kelompok Jabatan Fungsional : a) Pada UPT Dinas dan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, dapat dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional, berdasarkan peraturan Gubernur, sesuai ketentuan perundang undangan. b) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi UPT. Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan keahlian masing masing. c) Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi bagi dalam sub sub kelompok yang masing masing dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior, sesuai dengan ketentuan perundang undangan. d) Jumlah dan kelompok fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan sesuai sifat, jenis dan beban kerja. e) Pembinaan terhadap kelompok kelompok Jabatan Fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang undangan. 5. Kepegawaian Kondisi Kepegawaian

46

Klasifikasi kepegawaian yang ada di Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT PSAR ) Tanjung Morawa menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Tabel 1 Klasifikasi pegawai menurut Jenis Kelamin NO 1. 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah ( Orang ) 13 18 31

Jumlah

Sumber : Tata Usaha Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT PSAR ) Tanjung Morawa Jumlah kepegawaian sejak 2011 adalah 31 orang yang terdiri dari laki-laki 13 orang dan perempuan 18 orang. Selanjutnya klasifikasi menurut golongan yang dimiliki oleh pegawai Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT. PSAR ) Tanjung Morawa dapat dilihat pada tebel 4.3 berikut ini . Tabel 2 Klasifikasi pegawai PSAR menurut golongan NO 1. 2. 3. 4. Pangkat/ Golongan I II III IV Jumlah ( Orang ) 3 3 23 3 31

Jumlah

47

Sumber : Tata Usaha Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT PSAR ) Tanjung Morawa Menurut golongan yang dimiliki oleh pegawai Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT PSAR )Tanjung Morawa, jumlah golongan I berjumlah 2 orang , Golongan II berjumlah 3 orang, golongan III berjumlah 23 orang dan golongan IV berjumlah 3 orang. Selanjutnya klasifikasi pegawai Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT PSAR ) Tanjung Morawa menurut latar belakang pendidikannya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut. Tabel 3 Klasifikasi Pegawai UPT PSAR TAnjung Morawa menurut Latar Belakang Pendidikannya NO 1. 2. 3. 4. Latar Bakang Pendidikan Pasca Sarjana Sarjana SMA SMP Jumlah ( Orang ) 2 10 17 2 31

Jumlah

Sumber : Tata Usaha Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT PSAR ) Tanjung Morawa

Dalam kepegawaian di Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ( UPT PSAR ) Tanjung Morawa memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Jumlah pegawai yang berlatar belakang Pascasarjana sebanyak 2 orang, Jumlah pegawai yang berlatar belakang sarjana sebanyak 10 orang, jumlah pegawai yang berlatar belakang SMA sebanyak 17 orang dan jumlah pegawai yang berlatar belakang SMP sebanyak 2 orang . 4.5 Kondisi Fisik Unit Pelayanan Teknis Pelayananan Sosial Anak Remaja

48

Berikut ini akan diuraikan hasil pengamatan mengenai kondisi fisik di Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja (UPT.PSAR) Tanjung Morawa, dapat dilihat pada table 4.1 berikut :

Tabel 4 Keadaan Sarana dan Prasarana di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

No

Jenis Sarana/Prasarana

Jumlah

Keterangan

Tahun Pembangunan

Keadaan

Tanah a. Luas Tanah b. Jalan Aspal Kompeks c. Lapangan olahraga 56 m2 1999 Baik 19.896 m2 1.200 m
2

1975 1999

Baik Baik

Gedung a. Kantor b. Aula c. Perpustakaan d. Klinik e. Pos Jaga/satpam 1 1 1 1 2 289 m2 324 m2 150 m2 50 m2 24 m2 1975 1976 1998 1998 1976 dan 1999 Baik Baik Baik Baik Baik

Gedung Pendidikan a. Ruang Keterampilan b. Ruang belajar c. Ruang belajar d. Ruang belajar 1 1 1 1.888 m2 110 m2 130 m2 1976 1998 1998 Baik Baik Baik 1 8 m2 1998 Baik

Wisma a. Wisma Tipe B 8 960 m2 1976 Baik


49

120 b. Wisma Bertingkat 5 Rumah Dinas Pegawai a. Golongan II Tipe 1 B 50 b. Golongan II Tipe 3 E 36 6 Tower Air 2 54 m2 1976 dan 1999 Baik 360 m2 1976 Baik 174 m2 1976 Baik 1 360 m2 1999 Baik

Bangunan Garasi

36 m2

1998

Baik

Dapur

Umum

dan 2

200 m2 70 m2 40 m2 600 m2 600 m2

1994

Baik

Ruang makan 9 10 11 12 Mushola Gudang Tembok Pagar Keliling Pagar besi 1 1 1999 1999 1999 1999 Baik Baik Baik Baik

4.6. Sasaran Garapan 4.6.1 Sasaran Garapan PSAR Tanjung Morawa adalah : 1. Anak putus sekolah terlantar berumur 15 -21 tahun yang belum menikah, terutama : a. Diutamakan bagi anak putus sekolah tingkat SMP b. Tidak bekerja atau menganggur c. Anak yang mempunyai masalah social seperti anak yang berasal dari keluarga ekonomi lemah, keterlantaran dibidang pendidikan dan lain lain

50

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Peranan Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Terhadap Anak Putus Sekolah 1) Pembinaan Secara konseptual, pembinaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama pembinaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dan dihubungkan dengan kemampuan individu untuk membuat individu melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Pembinaan menunjuk pada kemampuan orang atau kelompok masyarakat, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam : Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kesakitan. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa yang mereka

perlukan. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi.Pembinaan dapat diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana seharusnya. Pembinaan menurut beberapa ahli : Poerwadarmita 1987 Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Thoha (1989) Pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu.

51

Menurut Widjaja (1988) Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan urutan pengertian, diawali dengna mendirikan membutuhkan memellihara pertumbuhan tersebut yang disertai usaha usaha perbaikan, menyempurnakan dan mengembangkannya. Hidayat, S (1979: 10) bahwa: Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar, berencana, teratur, dan terarah untuk meningkatkan sikap dan keterampilan anak didik dengan tindakan-tindakan, pengarahan, pembimbingan, pengembangan dan stimulasi dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan. Pembinaan pengorganisasian, adalah segala usaha dan kegiatan mengenai perencanaan, dan

pembiayaan

penyusunan

program,

koordinasi

pelaksanaan,

pengawasan sesuatu pekerjaan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dengan hasil semaksimal mungkin. (Kamus Istilah Pekerjaan Sosial ,1990) 2) Anak Putus Sekolah Menurut cahyaning rino Putus sekolah (dalam bahasa Inggris dikenal dengan Putus sekolah) adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar atau terlantarnya anak dari sebuah lembaga pendidikan formal, yang disebabkan oleh berbagai faktor,salah satunya kondisi ekonomi keluarga yang tidak memadai (Cahyaning Rino. 2011 ). Menurut cahyaning rino Anak Putus sekolah yang dimaksud adalah terlantarnya anak dari sebuah lembaga pendidikan formal, yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya kondisi ekonomi keluarga yang tidak memadai (Chyaning Rino.2011 ). 3) Pembinaan Anak Putus Sekolah Jadi pembinaan Anak Putus Sekolah segala usaha dan kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan kebutuhan anak putus sekolah , yang dimana kegiatan menyediakan pendidikan yang bersifat nonformal pengganti pendidikan formal. Sehingga mereka juga tetap bisa mengecam pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Setiap Warga Negara Berhak mendapatkan Pendidikan Pembinaan anak putus sekolah berupa : Pembinaan mental Pembinaan fisik
52

Pembinaan psikologis Pembinaan yang ini sebagai gantinya pendidikan yang tidak dapat diperoleh di

luar karena keterbatasan uang dalam mengecam pendidikan formal.

53

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sistem Pembinaan Anak Putus Sekolah PSAR Tahap Pelaksanaan Kegiatan Adapun pelaksanaan kegiatan yang ada di Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja (UPT. PSAR) adalah : 1. Pendekatan Awal Proses pendekatan awal dilakukan pada akhir tahun anggaran dengan mengirimkan surat kepada pemerintah/kabupaten kota tentang permintaan pengiriman calon warga binaan di Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja (UPT.PSAR) Tanjung Morawa : 2. Penerimaan Tahap penerimaan siswa diproses dengan memeriksa kelengkapan administrasi, meliputi a. Surat keterangan keluarga tidak mampu dari kepala desa/lurah yang isinya menerangkan antara lain : (1) keterangan tempat tinggal, (2) belum pernah menikah, (3) dari keluarga tidak mampu, (4) berkelakuan baik. b. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter, tidak cacat dan tidak mengidap penyakit menular. c. Surat permohonan dari orang tua agar anaknya bisa mengikuti pelatihan di Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja (UPT.PSAR) Tanjung Morawa. d. Fotocopy ijasah/raport terakhir SD/SMP/SMA yang telah dilegalisir oleh kepala sekolah yang bersangkutan. e. Pas photo berukuran 3x4 sebanyak 8 lembar. f. Calon warga binaan/klien/siswa tidak ada pantangan khusus dalam makanan. g. Sungguh dan bersedia menaati peraturan dan tata tertib yang diterapkan di Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja (UPT.PSAR) Tanjung Morawa. h. Bagi siswa/I yang lulus seleksi diwajibkan pakaian seragam baju putih, rok hitam dan sepatu hitam.
54

3. Assesment Pengungkapan dan pemahaman masalah terhadap calon warga binaan dengan mengikuti proses penelusuran minat, bakat dan latar belakang masalah yang digali

4. Perencanaan Program Selesai tahap penerimaan dan tahap assesmen selanjutnya dibuat program yng akan dilaksanakan selama 6 bulan meliputi pembuatan silabus/kurikulum pembelajaran.

5. Pelaksanaan Bimbingan Ada 6 bimbingan yang dilaksanakan oleh UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tj. Morawa yaitu sebagai berikut : a. Bimbingan Mental Bimbingan ini meliputi kedisiplinan , mematuhi tata tertib, menghrmati sesama teman, instruktur / pelatih. Kegiatan dilaksanakan dengan memberikan bimbingan kerohanian dan bimbingan mental lainnya.Setiap hari Kamis sesuai dengan agama masing dilaksanakan pembelajaran kerohanian. b. Bimbingan Sosial Materi yang diberikan dalam bimbingan sosial ini adalah sebagai berikut : 1) Kewirausahaan dilaksanakan setiap hari Senin Pukul 08.00-.09.00 2) Dinamika kelompok dilaksanakan setiap hari Selasa Pukul Pukul 08.00-.09.00 3) Bimbingan motivasi dilaksanakan setiap hari rabu Pukul 08.00-.09.00 4) Bimbingan etika dilaksanakan setiap hari Kamis Pukul 08.00-.09.00 c. Bimbingan Fisik Kebersiha Asrama Kebersihan asrama dilaksanakan setiap hari dengan membagi-bagi tugas kepada setiap siswa untuk membersikan kamar, perkarangan maupun kamar mandi. Kebersihan Lingkungan Kebersihan lingkungan dilaksanakan setiap hari Senin dan Jumat pukul 16.00-17.00 yang dibimbing dan diarahkan oleh pengasuh masing-masing Kegiatan Olahraga

55

Kegiatan olahraga dilaksanakan setiap hari Sabtu yang dipandu oleh instruktur atau kepolisian dan pada sore hari dibgi dalam kelompok volley dan badminton Senam Pagi Senam pagi dilaksanakan setiap hari Jumat selama 1 jam yang dibawakan oleh instruktur senam. d. Bimbingan Keterampilan Kerja Adapun ketrampilan kerja yang ada di UPT PSAR Tj. Morawa dibagi dalam 4 jurusan yaitu: Menjahit Border Salon Otomotis Masing-masing diajarkan oleh pendidik yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. e. Pelayanan Kesehatan Dalam rangk memberikan pelayanan kepada warga binaan . Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja Tj.Morawa menyediakan obat obatan dan juga menempatkan seorang tenaga perawat yang tinggal dip anti untuk memberikan pelayanan dan pemeriksaan kepada warga binaan yang sakit.

6.

Terminasi

Warga binaan mengikuti program pelayanan sosial selama 6 bulan, 5 bulan dilaksanakan di UPT PSAR dan 1 bulan dilaksanakan job training atau magang. Petugas UPT dan Fungsional akan menyalurkan warga binaan untuk melaksanakan PKL di tempat mitra kerja yang ada di sekitar Medan, Tj Morawa dan Lubuk Pakam.Proses terminasi yang merupakan proses pemutusan hubungan pelayanan sosial dengan warga binaan dilaksanakan dengan penyelenggaraan acara perpisahan. Pada acara tersebut semua warga binaan yang selesai dengan masa belajarnya dengan baik akn diberi sertifikat atau paket kerja atau toolkit sesuai dengan jurusan masing-masing.Dengan adanya pemberian toolkit ini diharapkan bisa menjadi bekal para warga binaan untuk kembali ke daerahnya masing-masing.

56

7. Bimbingan Lanjut Proses bimbingan lanjut pada Unit Pelayanan Teknis PSAR Tanjung Morawa tidak dilaksanakan , hal ini disebabkan keterbatasan anggaran yanga ada. Pelaksanaan bimbingan lanjut ini diserahkan kepada Dinas Sosial /Disnaker Kabupaten/Kota

4.2 Peranan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Terhadap Pembinaan Anak Putus Sekolah di UPT PSAR Dinas kesejahteraan dan sosial merupakan wadah atau sebagai fasilitator untuk membina masalah-masalah sosial salah satunya adalah pembinaan anak putus sekolah. Dinas kesejahteraan dan sosial menyediakan fasilitas untuk anak putus sekolah seperti menyediakan sebuah LKS (lembaga Kesejahteraan Sosial) terkhusus untuk anak putus sekola. Dinas Sosial memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya pemberdayaan remaja dengan memfungsikan lembaga pelayanan sosial yang sudah ada. Permasalahnnya adalah apakah Dinas Sosial telah memiliki segala perangkat yang diperlukan untuk pemberdayaan remaja dengan segala aspeknya, baik dari sisi kesiapan SDM, sarana dan prasarana serta program pengembangannya. Salah satu program pelayanan sosial yang telah dikembangkan oleh Dinas Sosial untuk membantu remaja yang mengalami putus sekolah adalah melalui Panti Sosial Bina Remaja ( PSBR ) Sebagai gambaran jumlah PSBR di seluruh Indonesia adalah sebanyak 37 buah, dan 3 diantaranya milik pemerintah pusat. Pengelolaan PSBR sejak era otonomi daerah yang sebelumnya dikelola oleh Dinas Sosial ( Pusat ), selanjutnya dikelola oleh pemerintah daerah Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), salah satunya adalah Panti Sosial Anak Remaja,. Tugas Panti Sosial Anak Remaja memberikan pembinaan bagi remaja remaja yang memiliki masalah dalam kesejahteraan sosial. Pembinaan tersebut dilakukan dengan cara pelatihan keterampilan dan memberikan bimbingan. Adapun upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan sudah lama dilakukan. Salah satunya melalui pelatihan dan pembelajaran keterampilan yang dilakukan oleh Panti Sosial Bina Remaja yang terletak di Beran Tanjung Morawa Medan. Berikut program jenis keterampilan yang ada yaitu keterampilan tata rias / salon, keterampilan menjahitan border, dan otomotif

57

Berikut jenis anak yang putus sekolah Anak Terlantar Yaitu anak yang berusia 0-4 tahun yang karna sebab tertentu, orangtuanya tidak dapat melakukan kewajiban (karena beberapa kemungkinanan: miskin/ tidak mampu, salah seorang sakit, salah seorang/ keduanya meninggal, anak balita sakit) sehingga terganggu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembannganya baik secara jasmani, rohani maupun social. Kriterianya: Anak (Laki-laki/perempuan) usia 0-4 tahun Tidak terpenuhinya kebutuhan dasarnya ASI/susu pengganti atau balita yang tidak mendapatkan makanan bergizi (4 sehat 5 sempurna) 2 kali seminggu atau balita yang tidak mempunyai sandang yang sesuai dengan kebutuhanya. Yatim piatu atau tidak terpeliara, ditinggalkan oleh orang tuanya pada ornag lain; ditempat umum, rumah sakit dan sebagainya. Apabila sakit mempunyai akses kesehatan modern(puskesmas, dll)

Anak Jermal Yaitu anak yang berusia 5-8 tahun dan belum pernah menikah yang sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah atau bekerja di jermal/ pantai-pantai/ tempat penangkapan ikan di laut. Kriterianya: Anak berusia 5-8 tahun Anak yang sulit dijangkau karena perbatasan-perbatasan tertentu Anak yang bekerja secara paksaan

Anak Jalanan Yaitu anak yang berusia 5-18 tahun yang mnghabiskan sebagian waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalan maupun ditempat-tempat umum. Kriterianya Anak (Laki-laki/ perempuan) usia 5-18 tahun

58

Melakukan kegiatan tidak menentu, tidak jelas kegiatanya dan atau berkeliaran dijalanan atau tempat umum minimal 4 jam/ hari dalam kurun waktu 1 bulan, seperti pedagang asongan, pengamen, ojek paying, pengelap mobil, pembwa belanja di pasar, dll.

Kegiatannya dapat membahayakan dirinya sendirinya atau mengganggu ketertiban umum Peran Dinas Kesejahteraan dan Sosial sangat terlihat karena adanya kerjasama antara pimpinan UPTD Pelayanan Sosial Anak Remaja, hal ini terlihat terjalinnya komunikasi antara kedua pihak.Salah satu program yang dibuat oleh Dinas adalah Program pemberdayaan Fakir Miskin, KAT, dan PMKS lainya. i. Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial ii. Program Pengembangan Sitem Perlindungan Sosial iii. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial iv. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial v. Program Penelitan dan Pengmbangan Kesejahteraan Sosial vi. Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan Kesejahteraan Sosial vii. Program peningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak

4.3 Pengalaman Praktek Kerja Lapangan Pada jenjang Pendidikan Luar Sekolah , setiap mahasiswa/I diwajibkan untuk

mengikuti Praktek Kerja Lapangan pada suatu instansi atau lembaga organisasi yang sesuai dengan jurusan dan setelah menjalankan kegiatan Praktek Kerja Lapangan diwajibkan untuk membuat laporan . Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Adapun Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanaka kurang lebih selama 3 bulanyang terhitung mulai tanggal 26 Agustus 2013 26 November 2013 yang didasarkan pada instansi-instansi maupun lembaga baik milik swasta maupun pemerintah.Hal ini bertujuan 1. Untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha,

59

2. Menumbuhkan & meningkatkan sikap profosional untuk memasuki dunia usaha, 3. Meningkatkan persiapan daya kreasi dan produktifitas atau memasuki

yang diperlukan siswa

tehadap dunia

siswa usaha

sebagai yang

dalam

menghadapi

sesungguhnya, 4. Meluaskan wawasan dan Pandangan Siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan pada tempat dimana Siswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Dilihat dari jurusan yang diambil oleh mahasiswa/I Pendidikan Luar Sekolah yang kerab berhubungan dengan masalah sosial dan masyarakat meliputi keterbatasan

masyarakat ekonomi rendah, sehingga berdasarkan hal tersebt penulis jurusan Pendidikan Luar Sekolah memilih Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utarasebagai tempat Praktek Kerja Lapanagn.Ditinjau dari kegiatan pelaksanaan Dinas Kesejahteraan dan Sosial yang dominan ke arah admnistrasi sehingga kurang sesuai dengan Ilmu pendidikan Luar Sekolah yang lebih mengarah pada bidang pendidikan.Berdasarkan hal terebut Dinas Kesejahteraan Sosial menenmpatkan penulis pada salah satu lembaga dibawah naungan Dinas Sosial yaitu sebuah Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) yang bertempat di Tj.Morawa. PSAR Nusa Putra Tj Morawa adalah panti yang menangani remaja yang memiliki masalah sosial seperti ekonomi rendah dan masalah sosial. Di PSAR Nusa Putra terdapat 157 anak belajar yang berasal dari beberapa kabupaten / kota di Sumatera Utara dan anak anak tersebut akan tinggal dipanti selama 6 bulan dan khusus bagi anak laki-laki selama 1 tahun.Di dalam panti anak-anak diajarkan disiplin dan mandiri.Selama di panti anak-anak disediakan fasilitas yang cukup seperti tempat tidur, lemari.Di PSAR terdapat empat (4) jenis keterampilan yang diberikan yaitu Menjahit, Bordir, Salon dan otomotif. Selain kelas keterampilan , selaku penulis sebagai peserta PKL mendapat kesempatan untuk memberikan bimbingan yang sesuai dengan jurusan yang diambil penulis. Adapun bimbingan yang penulis berikan di PSAR selama 2 bulan yaitu Bimbingan Kewirausahaan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan yang sudah diberikan

menjadi peluang bisnis, Bimbingan Etika yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri serta mampu beradaptasi dan berkomunikasi dalam bersosialisasi

60

dengan orang lain dan Bimbingan Dinamika Kelompok yang bertujuan untuk saling membantu satu sama lain. Selama memberikan bimbingan penulis tak jarang merasa gugup saat pertama kali memberikan pengajaran.Penulis tidak mudah menguasai kelas dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi yang berbeda.Sehingga penulis harus lebih menguasai konsep materi dan memahami karakter per anak di kelas, sekitar 60 anak/kelas. Selain memberikan bimbingan sesuai jadwal belajar pesert didik, kami selaku Pelaku PKL membentuk kelompok wirausaha berupa keterampilan kain flannel.Kami membentuk sekita 9 kelompok , pembentukan kelompok itu berdasarkan kamauan dan pengamatan secara objektif yang bisa diajak berkerjasama.Kami sebagai pelaku PKL mendampingi setiap kegiatan keterampilan yang diadakan setiap hari sabtu.Hasil keterampilan tersebut dipasarkan di sekitar daerah PSAR dan saat kegiatan Dharma Wanita. Hasil yang diperoleh cukup baik, setidaknya mereka sudah tauhu bagaimana melihat peluang bisnis. Praktek Kerja Lapangan menggambarkan dunia kerja yang melibatkan peraturan serta peraturan yang saling berhubungan, dan harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat seperti peagawai yang memiliki karakter yang berbeda-beda. a) Program Praktek Kerja Lapangan di PSAR Tj.Morawa Adapun program yang kami berikan pada UPT.Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa sebagai berikut : Memberikan Keterampilan Life Skill, kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu pukul 09.00 s/d selesai. Keterampilan ini berupa membuat keterampilan dari kain flanel yang diharapkan mampu menciptakan peserta didik yang lebih mandiri setelah selesai pembinaan di PSAR. Mengaplikasikan atau mendayagunakan hasil keterampilan peserta PSAR menjadi penghasilan tambahan.Hal ini dilakukan melalui Bazar selam 2 minggu dan pada saat Dharma Wanita. Menetapkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kegiatan sehari-hari sehingga mengurangi sifat-sifat kesalapahaman antar sesama penghuni asrama PSAR Mengadakan diskusi bersama terhadap peserta didik yang mempunyai masalah sosial kepada kakak-kakak asuh masing-masing
61

Mengadakan acara Temu Pisah yang teryata menggali potensi-potensi seni anak-anak PSAR

b) Permasalahan Kegiatan atau program yang dilaksanakan di PSAR menemukan permasalahan, permasalahan yang terjadi di pembinaan PSAR sebagai berikut: Kesenjangan sosial terhadap sesama penghuni asrama UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja, hal ini disebabkam penggunaan bahasa-bahasa daerah yang dapat menimbulkan prasangka-prasangka negatif selama bergaul sehari-hari. Dalam memenuhi kebutuhan pribadi seperti membeli alat-alat tulis peserta didik di PSAR masih mengalami kendala, hal ini disebabkan oleh terbatasanya uang kiriman dari orang tua. Penyamapian materi yang dilakukan secara ceramah menimbulakan kebosanan terhadap peserta didik, sehingga peserta didik tidak serius bahkan tidak mengerti tentang pembelajaran Latar belakang sosial yang mendominan maka pola pikir dan tingkah laku peserta didik sulit untuk dibina, hal ini disebabkan beberapa dari mereka telah ditelantarkan oleh orang tua sehingga belum menerima pola asuh yang baik, sehingga menimbulkan masalah sosial seperti anak nakal.

c) Solusi Solusi yang dapat kami berikan dalam mengatasi maupun meminimalisirkan permasalahan yang timbul pada saat pembinaan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa sebagai berikut : Dalam mengatasi permasalahn kesenjangan terhadap tata bahasa , kami selaku praktek kerja lapangan menetapkan peraturan untuk memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Konsekwensi yang melanggar peraturan ini maka diberi hukuman . Hal ini sudah dapat mengubah kebiasaan tersebut. Keterampilan yang kami berikan dapat digunakan sebagai motivasi untuk menciptakan peserta didik yang mandiri.Keterampilan ini diaplikasikan melalui kegiatan bazar sebagai tindak nyata bimbingan kewirausahaan.

62

Kami mengubah cara belajar terutama pada saat bimbingan pagi yaitu bimbingan etika, bimbingan kewirausahaan, bimbingan kelompok dengan menggunakan sistem diskusi dikolaborasikan dengan bermain peran atau menjadi orang lain , sehingga sekitar 30% materi diberikan dengan cara ceramah. Etika dan pola pikir anak-anak di Pelayanan Sosial Anak Remaja masih rendah karena faktor pola asuh orang tua yang cenderung kurang memperdulikan anaknya karena mengutamakan mencari uang. Oleh karena itu kami sering mengadakan bimbingan rohani. Bagi beragama Islam mengadakan wirit dan pengajian sedangkan bagi yang kristen mengadakan kebaktian.

4.4 Hambatan-Hambatan Praktek Kerja Lapangan 1. Sebelum Prktek Kerja Lapangan Hambatan yang penulis dapatkan sebelum melaksanakan Praktek Kerja lapangan yaitu belum mengetahui tugas atau jenis pekerjaan yang diberikan oleh instansi tersebut serta lokasi Praktek Kerja lapangan, sehingga penulis perlu mencari informasi melalui kakak senior yang terlebih dahulu menjalankan PKL ini. 2. Selama Praktek kerja Lapangan Adapun hambatan-hambatan yang penulis hadapi selama melaksanakan praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut:

a) Pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Minggi pertama penulis meraa bingung karena keadaan kantor dan para pegawai yang belum saling kenal sehinnga sulit berkomunikasi Penulis merasa bingung karena yang dihadapi masalah administrasi

b) Pada UPTD PASAR Minggu pertama masih sulit beradaptasi dengan para pegawai dan anakanak panti Sulit menguasai keadaan anak-anak yang terlalu banyak maunya

63

4.5

Ringkasan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui pekerjaan di sebuah nstansi atau lembaga untuk mengetahui keadaan dunia kerja .Praktek Kerja Lapangan dilakukan di 2 tempat instansi yang berbeda yaitu di Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) dan Dinas Kesejhteraan Sosial. Daftar kegiatan penulis selaku praktek kerja lapangan terlampir dalam RKH atau daftar kegiatan harian yang menuat seluruh kegiatan mahasiswa PKL.

Namun diliht dari kegiatan harian

dalam praktek kerja lapangan ada beberapa

kegiatan yang tidak sesuai dengan pendidikan yang kami peroleh di bangku kuliah.Tetapi melalui praktek kerja lapangan dapat menambah pengalaman dan menambah pengertahuan tentang dunia kerja yang sebenarnya.

64

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN 1) Praktek Kerja Lapangan dilakukan dengan penempatan mahasiswa dalam kesatuan antara displin ilmu pendidikan yang berupa pengetahuan dengan instansi yang sesuai dengan bidang jurusan Pendidikan Luar Sekolah dalam jangka 3 bulan di 2 tempat yang berbeda di Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) dan Dinas Kesejahteraan dan Sosial 2) Kantor Dinas Kesejahteraan dan Sosial merupakan induk atau sebagai pengawas dalam sebuah lembaga sosial sperti Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) , Panti-Panti Sosial maupun Panti Rehabilitasi Masayarakat. 3) Salah satu kebijkan Dinas Kesejahteraan dan Sosial yaitu memberikan surat tembusan ke salah satu panti naungannya yaitu Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) yang sesuai dengan pendidikan yang kami peroleh di bangku kuliah 4) Praktek kerja lapangan membuat mahasiswa lebih disiplin dengan peraturan yang dibuat oleh sebuah instansi tertentu, dan beradaptasi dengan masyarakat yang berlatarbealakang yang memeiliki masalah sosial 5) Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) menampung anak-anak yang memiliki masalah ekonomi dan sosial 6) Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) memberikan kelas keterampilan berupa salon, border, menjahit dan otomotif 7) Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) memberikan fasilitas yang membantu pelaksanaan kegiatan belajar dip panti. 8) Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) bertujuan untuk membina remaja mempersiapkan diri melakukan peran sosialnya secara aktif di masyarakat dan lingkungannya.

65

5.2

KESAN

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan kami mahasiswa PKL banyak mendapatkan pengalaman kerja. 1) Dinas Kesejahteraan dan Sosial Sambutan pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial baik Banyak informasi yang kami dapatkan sangat berguna baik untuk di dunia kerja maupun di dunia pendidikan Khususnya,bagi pegawai lulusan alumni Pendidikan Luar Sekolah

memberikan pengarahan atau gambaran dunia kerja di bidang Pendidikan Luar Sekolah berdasarkan pengalamanan

2) Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) Sambutan pimpinan Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) sangat baik dan perhatian terhadap kedatangan kami yang tak sungkan memberikan arahan dan masukan bagi kami Pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) memberikan kami kesempatan untuk memberikan bimbingan setiap pagi kepada peserta didik. Pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) bersedia mengawasi dan memberikan masukan terhadap materi dan cara mengajar kami. Pegawai perhatian memberikan nasihat jika kami membuat kesalahan Hubungan mahasiswa PKL dengan warga belajar mulai membaik setelah du minggu setelah PKL Mahasiswa PKL merasakan harmonis karena peserta didik sering sharing mengenai masalah sosial yang mereka hadapi, sehingga sedikit banyaknya ada solusi yang dapat kami berikan Peserta didik tidak canggung lagi mengunjungi posko kami untuk belajar bersama atau membicarakan masalah internal didalam

66

5.3 SARAN 1) Dinas Kesejahteraan dan Sosial Setelah melaksanakan Praktek kerja Lapangan , penulis mendapat banyak hal dan wawasan mengenai administrasi sebuah instansi pemerintah salah satunya Kesejahteraan dan Sosial Dalam hal ini adapun saransaran yang dapat kami berikan selalu praktek kerja lapangan yang dapat bermanfaat sebagai berikut: Pelaku PKL mengharapkan sebelum ditempatkan di bidang masing- masing baiknya diberikan pengarahan tentang pekerjaan yang dikerjakan. Staf memberikan informasi secara detail tentang pekerjaan spesifik di bidang maing-masing Memiliki komunikasi yang baik dengan kami selaku Praktek Kerja Lapangan Membina PKL dengan sabar Dinas

2)

Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Anak Remaja (UPTD PSAR ) Sebaiknya para pegawai lebih memperhatikan masalah internal peserta didik , yang juga menciptakan masalah sosial baru di lingkungan panti tesebut. Pegawai lebih peka terhadap keluhan peserta didik sehingga terkadang mengganggu kegiatan peserta didik Alangkah baiknya jika setiap sebulan sekali diadakan penyuluhan terhadap peserta didik dengan masalah sosial yang berkembang

67

Anda mungkin juga menyukai