Anda di halaman 1dari 16

Resume materi Bapak Dr. Sapiudin, S.Si., M.

Pd

“PAPARAN PENGENALAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIKBUD SULTRA”

SELASA, 21 NOVEMBER 2023

PUKUL : 08.00 – 11.30 WITA

Visi Misi Gubernur Sulawesi Tenggara:

Visi: "Terwujudnya Sulawesi Tenggara yang Bermartabat, Mandiri, dan Berkelanjutan"

Misi:

- Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.


- Mendorong pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
- Memperkuat sektor ekonomi dan mengembangkan potensi daerah.
- Meningkatkan kualitas pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia.
- Mempertahankan keberagaman budaya dan memajukan kebudayaan Sulawesi Tenggara.

Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulawesi Tenggara: Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulawesi Tenggara merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam
pengembangan pendidikan dan kebudayaan di wilayah Sulawesi Tenggara.

Berikut adalah struktur organisasi yang ada di Disdikbud Sulawesi Tenggara:

- Kepala Dinas: Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dan kebijakan di Disdikbud Sulawesi
Tenggara.
- Sekretariat: Bertugas dalam mendukung kelancaran administrasi dan koordinasi di Disdikbud.
- Bidang Pendidikan Dasar: Melaksanakan program pendidikan dasar, termasuk taman kanak-
kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama.
- Bidang Pendidikan Menengah: Bertanggung jawab atas program pendidikan menengah,
termasuk sekolah menengah atas dan kejuruan.
- Bidang Pendidikan Khusus: Melaksanakan program pendidikan khusus untuk anak-anak
berkebutuhan khusus.
- Bidang Pendidikan Tinggi: Memfasilitasi pengembangan pendidikan tinggi di daerah Sulawesi
Tenggara.
- Bidang Kebudayaan: Bertugas dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah,
termasuk seni, budaya, dan kearifan lokal.
- Bidang Sarana dan Prasarana: Menangani pengembangan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan di Sulawesi Tenggara.
- Bidang Data dan Informasi: Mengelola data dan informasi terkait pendidikan di wilayah Sulawesi
Tenggara.
Tugas dan fungsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi:

1. Merumuskan kebijakan dan program pembangunan pendidikan dan kebudayaan di provinsi


Sulawesi Tenggara.
2. Melaksanakan pengawasan, pemantauan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan dan
program pendidikan dan kebudayaan.
3. Meningkatkan mutu pendidikan dan kebudayaan di provinsi Sulawesi Tenggara.
4. Mengelola dan mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan serta kebudayaan di provinsi
Sulawesi Tenggara.
5. Mendorong pengembangan kurikulum yang relevan dan inovatif.
6. Menyusun rencana pengembangan pendidikan dan kebudayaan di provinsi Sulawesi Tenggara.
7. Membina dan mengembangkan sumber daya manusia di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Merumuskan kebijakan dan program pembinaan guru dan tenaga kependidikan di provinsi Sulawesi
Tenggara.

Tugas utama guru sesuai undang-undang adalah:

1. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.


2. Membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
3. Mengevaluasi dan memberikan penilaian terhadap kemajuan belajar peserta didik.
4. Melibatkan diri dalam kegiatan pengembangan profesional dan peningkatan kompetensi.
5. Membina hubungan yang baik dengan peserta didik, orang tua, dan masyarakat.
6. Menjaga etika dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.

Susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) merujuk pada struktur organisasi dan pembagian tugas di
dalam suatu entitas, baik itu pemerintahan, perusahaan, atau organisasi lainnya. SOTK menetapkan
hierarki, tanggung jawab, dan hubungan antarbagian dalam suatu organisasi. Berikut adalah penjelasan
umum tentang pengenalan susunan organisasi dan tata kerja:

Susunan Organisasi:

Struktur Organisasi:

Menjelaskan hierarki dan hubungan antara unit organisasi, seperti departemen, divisi, atau bagian.

Menetapkan tanggung jawab dan kewenangan di setiap tingkatan dalam organisasi.


Pemimpin dan Pejabat:

Menyajikan daftar pemimpin dan pejabat kunci di setiap tingkatan, termasuk direktur, manajer, dan
kepala bagian.

Menetapkan garis komando dan tanggung jawab setiap pemimpin terhadap unit kerjanya.

Bagan Organisasi:

Menggambarkan secara visual struktur organisasi dengan menggunakan bagan berbentuk diagram.

Menunjukkan hubungan dan alur komunikasi antar unit dan pejabat.

Tata Kerja:

Fungsi dan Tugas:

Menjabarkan fungsi masing-masing unit atau bagian dalam mencapai tujuan organisasi.

Menetapkan tugas dan tanggung jawab individu di setiap level organisasi.

Alur Kerja dan Proses:

Menjelaskan langkah-langkah atau proses kerja yang harus diikuti untuk mencapai hasil tertentu.

Menetapkan urutan kegiatan dan ketergantungan antarproses.

Koordinasi dan Komunikasi:

Menentukan mekanisme koordinasi antarunit atau bagian untuk memastikan kelancaran operasional.

Menjelaskan saluran komunikasi dan rapat-rapat yang diadakan.

Pengukuran Kinerja:

Menyajikan indikator atau metrik yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap unit atau individu.

Menetapkan target kinerja dan evaluasi periodik.

Implementasi dan Evaluasi:


Pelaksanaan Kebijakan:

Menjelaskan bagaimana kebijakan organisasi diimplementasikan di setiap tingkatan.

Menentukan peran masing-masing bagian dalam menjalankan kebijakan.

Evaluasi dan Penyesuaian:

Menetapkan mekanisme evaluasi kinerja dan pencapaian tujuan organisasi.

Menyediakan ruang untuk perbaikan dan penyesuaian struktur atau proses kerja yang diperlukan.

LITERASI DAN NUMERASI

Literasi dan numerasi adalah keterampilan penting dalam pendidikan yang memengaruhi kemampuan
seseorang dalam memahami dan menggunakan informasi tertulis serta angka. Literasi melibatkan
kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan, sementara numerasi melibatkan
pemahaman angka, operasi matematika, dan pemecahan masalah matematika.

Komunitas belajar merupakan kelompok orang yang saling berinteraksi dan berbagi pengetahuan serta
pengalaman untuk meningkatkan pembelajaran. Tujuan dari komunitas belajar adalah mendukung
pertukaran ide, kolaborasi, dan pemahaman yang lebih baik melalui diskusi, refleksi, dan eksplorasi
bersama.

Dalam konteks pendidikan, literasi dan numerasi menjadi dasar yang penting untuk keberhasilan dalam
kehidupan sehari-hari dan karir. Kemampuan literasi membantu seseorang memahami, menafsirkan,
dan menganalisis informasi tertulis, sedangkan kemampuan numerasi memungkinkan seseorang
memahami dan menggunakan angka serta konsep matematika dalam berbagai situasi.

Komunitas belajar memainkan peran penting dalam meningkatkan literasi dan numerasi. Dalam
komunitas belajar, individu dapat saling berlatih, saling membantu, dan memperluas pengetahuan
melalui interaksi sosial. Diskusi, kolaborasi, dan refleksi bersama dalam komunitas belajar membantu
individu dalam mengembangkan keterampilan literasi dan numerasi secara efektif.

Kombinasi antara literasi, numerasi, dan partisipasi dalam komunitas belajar memberikan kesempatan
bagi individu untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami dan menggunakan informasi
serta angka, sehingga membantu mereka dalam menghadapi tantangan di dunia yang semakin
kompleks.
Resume Materi BKD oleh Kepala BKD Provinsi Sulawesi Tenggara Dra. Zanuriah, M.Si

“PENGENALAN JABATAN”

SELASA, 21 NOVEMBER 2023

PUKUL : 13.30 – 17.00 WITA

Tugas jabatan fungsional ASN:

1. Pejabat Fungsional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada
Pejabat Pimpinan Tinggi madya, Pejabat Pimpinan Tinggi.
2. Jabatan Fungsional ASN merupakan jabatan karier PNS yang bertugas memberikan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
3. Tugas jabatan fungsional ASN dapat beragam tergantung pada jenjang jabatan fungsional yang
diemban. Contohnya, jabatan fungsional keterampilan melaksanakan tugas dan fungsi
koordinasi, sedangkan jabatan fungsional mahir melaksanakan tugas dan fungsi tertentu.

Ruang Lingkup jabatan fungsional ASN:

1. Pengangkatan Pertama
2. Perpindahan
3. Penyesuaian dan
4. Promosi

Berikut adalah penjelasan mengenai ruang lingkup tata kelola jabatan fungsional ASN terkait
perpindahan, promosi, dan penyesuaian:

1. Pengangkatan pertama dalam tata kelola jabatan fungsional ASN merupakan proses
pengangkatan untuk mengisi lowongan kebutuhan jabatan fungsional

Berikut adalah beberapa informasi terkait pengangkatan pertama:

- Persyaratan: Pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional harus memenuhi persyaratan


yang ditetapkan. Persyaratan ini dapat berupa kualifikasi pendidikan, pengalaman kerja, atau
kompetensi yang relevan dengan jabatan fungsional yang dituju.
- Proses Seleksi: Calon PNS yang ingin mengikuti pengangkatan pertama akan melalui proses
seleksi yang ditetapkan oleh instansi terkait. Proses seleksi ini dapat meliputi tes tertulis, tes
praktik, wawancara, atau penilaian kompetensi lainnya.
- Lowongan Jabatan: Pengangkatan pertama dilakukan untuk mengisi lowongan kebutuhan
jabatan fungsional yang tersedia. Lowongan jabatan ini dapat bervariasi tergantung pada
kebutuhan organisasi dan bidang jabatan fungsional yang bersangkutan.

- Pengembangan Karir: Pengangkatan pertama merupakan kesempatan bagi calon PNS untuk
memulai karir dalam jabatan fungsional. Setelah pengangkatan pertama, individu tersebut dapat
mengembangkan diri melalui pelatihan, pengalaman kerja, dan peningkatan kompetensi untuk
kemajuan karir di bidang jabatan fungsional tersebut.
2. Perpindahan: Ruang lingkup tata kelola jabatan fungsional ASN mencakup proses perpindahan
individu dari satu jabatan fungsional ke jabatan fungsional lainnya. Perpindahan ini dapat
dilakukan berdasarkan kebutuhan organisasi, pengembangan karir, atau rotasi tugas untuk
pengalaman yang lebih luas. Proses perpindahan ini melibatkan pemetaan kompetensi individu
dengan kebutuhan jabatan fungsional yang dituju.

Berikut adalah beberapa informasi terkait perpindahan jabatan fungsional:

- Pertimbangan Organisasi: Perpindahan jabatan fungsional dapat dilakukan berdasarkan


kebutuhan organisasi untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Organisasi
dapat memutuskan untuk memindahkan pegawai ke jabatan fungsional lain yang lebih sesuai
dengan keahlian dan kompetensi yang dimiliki.
- Pemetaan Kompetensi: Proses perpindahan jabatan fungsional melibatkan pemetaan
kompetensi individu dengan kebutuhan jabatan yang dituju. Ini berarti membandingkan
kualifikasi, pengalaman, dan kompetensi yang dimiliki oleh individu dengan persyaratan jabatan
fungsional yang akan dipindahkan. Jika individu memenuhi persyaratan tersebut, maka proses
perpindahan dapat dilakukan.
- Rotasi Tugas: Perpindahan jabatan fungsional juga dapat dilakukan melalui rotasi tugas, di mana
individu dipindahkan ke jabatan yang berbeda untuk mendapatkan pengalaman yang lebih luas
dan meningkatkan pemahaman tentang berbagai aspek organisasi. Ini dapat memberikan
kesempatan bagi individu untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka di
berbagai bidang.
- Prosedur Perpindahan: Prosedur perpindahan jabatan fungsional dapat bervariasi tergantung
pada kebijakan dan peraturan yang berlaku di masing-masing instansi pemerintah. Biasanya,
prosedur ini melibatkan pengajuan permohonan perpindahan, evaluasi kompetensi dan
kualifikasi, serta persetujuan dari pihak yang berwenang.

3. Promosi: Ruang lingkup tata kelola jabatan fungsional ASN juga mencakup proses promosi
individu dari satu kelas jabatan fungsional ke kelas jabatan fungsional yang lebih tinggi. Promosi
ini biasanya didasarkan pada prestasi, pengalaman, dan kualifikasi individu yang memenuhi
persyaratan untuk kelas jabatan yang lebih tinggi. Proses promosi ini melibatkan penilaian
kinerja, evaluasi kompetensi, dan seleksi yang objektif.

Berikut adalah beberapa informasi terkait promosi jabatan fungsional:

- Kriteria Promosi: Promosi jabatan fungsional biasanya didasarkan pada pencapaian individu,
kualifikasi pendidikan, pengalaman kerja, dan penilaian kinerja yang baik. Organisasi akan
menetapkan kriteria promosi yang jelas berdasarkan kebutuhan dan standar yang ditetapkan.
- Evaluasi Kinerja: Evaluasi kinerja merupakan faktor penting dalam proses promosi. Individu akan
dinilai berdasarkan pencapaian kinerja, kompetensi yang dimiliki, kontribusi terhadap organisasi,
dan kemampuan untuk mengemban tanggung jawab yang lebih tinggi.
- Persyaratan Jabatan: Promosi jabatan fungsional biasanya membutuhkan pemenuhan
persyaratan jabatan yang lebih tinggi. Ini bisa termasuk persyaratan pendidikan yang lebih
tinggi, pengalaman kerja yang relevan, atau sertifikasi yang diperlukan untuk jabatan yang
dituju.
- Seleksi Promosi: Proses promosi jabatan fungsional dapat melibatkan seleksi yang ketat, seperti
tes tertulis, wawancara, atau penilaian kompetensi. Tujuan dari seleksi ini adalah untuk
menentukan individu yang paling memenuhi persyaratan dan memiliki potensi untuk sukses
dalam jabatan yang le
- Dampak Finansial: Promosi jabatan fungsional biasanya akan diikuti dengan kenaikan gaji dan
tunjangan yang sesuai dengan pangkat atau posisi yang baru. Hal ini dapat menjadi insentif bagi
individu untuk terus mengembangkan diri dan meraih promosi yang lebih tinggi.
4. Penyesuaian: Ruang lingkup tata kelola jabatan fungsional ASN juga mencakup proses
penyesuaian terhadap perubahan dalam jabatan fungsional. Hal ini dapat terjadi ketika terdapat
perubahan dalam tugas, tanggung jawab, atau kualifikasi yang terkait dengan jabatan fungsional
tersebut. Proses penyesuaian ini melibatkan pemetaan kembali kompetensi individu, pelatihan
dan pengembangan, dan penilaian ulang terhadap kualifikasi yang dibutuhkan.

Berikut adalah beberapa informasi terkait penyesuaian jabatan fungsional:

- Perubahan Tugas: Penyesuaian jabatan fungsional dapat terjadi ketika terjadi perubahan tugas
atau tanggung jawab yang melekat pada jabatan tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh
perubahan kebijakan, perubahan struktur organisasi, atau kebutuhan operasional yang berubah.
Penyesuaian ini dapat melibatkan penambahan atau pengurangan tugas yang harus dilakukan
oleh individu dalam jabatan tersebut.
- Pembaruan Kualifikasi: Penyesuaian juga dapat terjadi jika terjadi pembaruan atau perubahan
persyaratan kualifikasi untuk jabatan fungsional tertentu. Misalnya, jika ada perubahan dalam
persyaratan pendidikan, pelatihan, atau sertifikasi yang diperlukan untuk menjalankan jabatan
tersebut, individu mungkin perlu melakukan penyesuaian dengan memperoleh kualifikasi yang
baru atau memperbarui kualifikasi yang sudah dimiliki.
- Reorganisasi Jabatan: Penyesuaian juga dapat terjadi sebagai bagian dari reorganisasi jabatan
fungsional di dalam organisasi. Ini dapat melibatkan penggabungan, pemisahan, atau
restrukturisasi jabatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. Individu dalam
jabatan tersebut akan mengalami penyesuaian dalam hal tanggung jawab, tugas, atau posisi
hierarki dalam struktur organisasi.
- Proses Penyesuaian: Proses penyesuaian jabatan fungsional dapat melibatkan komunikasi yang
jelas antara pihak yang berwenang dan individu yang terkena penyesuaian. Pihak yang
berwenang harus menjelaskan alasan dan tujuan dari penyesuaian tersebut, serta memberikan
bimbingan dan dukungan kepada individu dalam menghadapi perubahan.

Kompetensi jabatan fungsional ASN:

1. Standar kompetensi ASN terdiri atas:


2. Standar kompetensi jabatan pimpinan tinggi
3. Standar kompetensi jabatan administrasi
4. Standar kompetensi jabatan manajerial
Kelas jabatan fungsional ASN:

Terdapat klasifikasi kelas jabatan fungsional ASN. Contoh kelas jabatan fungsional ASN antara lain:

1. Analis Kebijakan Muda


2. Analis Kebijakan Pertama
3. Analis Kepegawaian Madya

Berikut adalah beberapa perubahan pokok dalam tata kelola jabatan fungsional ASN:

1. Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 1 Tahun 2023: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) telah mengeluarkan Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 1
Tahun 2023 yang mengenai tata kelola jabatan fungsional ASN. Peraturan ini bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi jabatan fungsional dalam ASN.
2. Penyederhanaan Tata Kelola: Peraturan tersebut menekankan pada penyederhanaan birokrasi
dan pengurangan beban administratif terkait jabatan fungsional. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi keseluruhan ASN.
3. Pemantapan Peran dan Tanggung Jawab: Perubahan tata kelola ini bertujuan untuk
memantapkan peran dan tanggung jawab jabatan fungsional dalam ASN. Hal ini termasuk
peningkatan pengembangan karir, pengakuan, dan pertumbuhan profesional bagi individu yang
memegang jabatan fungsional.
4. Pendekatan Berbasis Kompetensi: Peraturan tersebut menekankan pendekatan berbasis
kompetensi dalam jabatan fungsional. Artinya, individu yang memegang jabatan fungsional
diharapkan memiliki keterampilan, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk
menjalankan tugas mereka dengan efektif.
Resume Materi oleh SUPARDIN, S.Sos., M.Si.

“PENGENALAN MANAJEMEN KINERJA ORGANISASI”

RABU, 22 NOVEMBER 2023

PUKUL : 08.00 – 11.30 WITA

Fungsi BPSDM

BPSDM merupakan singkatan dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Fungsi utama BPSDM
biasanya berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di suatu
negara atau organisasi.

Beberapa fungsi umum BPSDM meliputi:

1. Perencanaan Pengembangan SDM: Membantu dalam perencanaan strategis untuk


mengembangkan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan organisasi atau negara.
2. Pelatihan dan Pengembangan: Menyelenggarakan program pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan karyawan atau peserta agar dapat
mengoptimalkan kinerja mereka.
3. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai: Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan bagi
pegawai pemerintah atau sektor swasta guna meningkatkan kompetensi mereka.
4. Evaluasi Kinerja: Melakukan evaluasi terhadap kinerja sumber daya manusia untuk menentukan
efektivitas pelatihan dan pengembangan yang telah diimplementasikan.
5. Penelitian dan Pengembangan: Melakukan penelitian terkait dengan perkembangan sumber
daya manusia, tren di pasar kerja, dan kebutuhan industri.
6. Pengelolaan Talenta: Membantu dalam identifikasi, pengembangan, dan pengelolaan talenta
dalam organisasi atau negara untuk memastikan pemenuhan kebutuhan jangka panjang.
7. Pemberdayaan Masyarakat: Memberikan dukungan dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja
secara keseluruhan dan memberdayakan masyarakat melalui pengembangan sumber daya
manusia.
Pengembangan kompetensi untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah suatu
upaya untuk meningkatkan kualifikasi, pengetahuan, dan keterampilan pegawai yang memiliki status
PPPK. PPPK adalah pegawai yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk mengisi jabatan tertentu,
yang sebelumnya bisa berasal dari honorer, tenaga kontrak, atau pegawai tidak tetap lainnya.

Berikut adalah beberapa langkah atau aspek yang dapat mencakup pengembangan kompetensi PPPK:

1. Pelatihan dan Pendidikan Lanjutan: Menyelenggarakan program pelatihan dan pendidikan


lanjutan untuk meningkatkan keterampilan teknis, manajerial, dan kepemimpinan yang
diperlukan sesuai dengan tuntutan jabatan.
2. Sertifikasi Profesi: Mendorong atau menyediakan dukungan bagi PPPK untuk mendapatkan
sertifikasi profesi yang relevan dengan bidang tugasnya. Sertifikasi ini dapat menjadi bukti
kompetensi dan kredibilitas.
3. Pengembangan Soft Skills: Fokus pada pengembangan soft skills seperti kemampuan
komunikasi, kepemimpinan, kerja sama tim, dan adaptabilitas, yang juga sangat penting dalam
konteks pekerjaan.
4. Pengenalan Teknologi dan Inovasi: Mengintegrasikan pelatihan terkait teknologi informasi,
digitalisasi, dan inovasi agar PPPK dapat mengikuti perkembangan teknologi dan bekerja secara
efisien.
5. Mentoring dan Pembinaan: Menyediakan program mentoring dan pembinaan untuk
membimbing PPPK, terutama mereka yang baru bergabung, agar dapat lebih cepat beradaptasi
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
6. Evaluasi Kinerja dan Umpan Balik: Melakukan evaluasi kinerja secara berkala dan memberikan
umpan balik konstruktif untuk membantu PPPK memahami area yang perlu ditingkatkan.
7. Pengembangan Karir: Menyusun rencana pengembangan karir yang jelas untuk memberikan
arah dan motivasi kepada PPPK untuk terus meningkatkan kompetensinya.
8. Partisipasi dalam Proyek dan Inisiatif: Memberikan kesempatan kepada PPPK untuk
berpartisipasi dalam proyek atau inisiatif tertentu yang dapat membantu mengembangkan
keterampilan mereka secara praktis.
Tujuan Manajemen Kinerja:

1. Mencapai Tujuan Organisasi: Tujuan utama manajemen kinerja adalah memastikan bahwa
kinerja individu, tim, dan organisasi secara keseluruhan sejalan dengan tujuan dan strategi
organisasi.
2. Meningkatkan Produktivitas: Dengan mengukur dan mengelola kinerja, manajemen kinerja
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi di seluruh tingkatan organisasi.
3. Pengembangan Karyawan: Memberikan dukungan untuk pengembangan keterampilan dan
kemampuan karyawan melalui pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kinerja mereka.
4. Pemberian Umpan Balik: Tujuan lainnya adalah memberikan umpan balik yang konstruktif
kepada karyawan untuk membantu mereka memahami pencapaian mereka dan memberikan
arahan untuk perbaikan.
5. Perencanaan Karir: Manajemen kinerja membantu dalam perencanaan karir karyawan dengan
mengidentifikasi potensi pengembangan dan promosi berdasarkan kinerja yang baik.
6. Pengelolaan Kinerja yang Buruk: Mengidentifikasi dan mengatasi masalah kinerja yang buruk
atau tidak sesuai standar untuk memastikan bahwa organisasi memiliki tim yang efektif.

Manfaat Manajemen Kinerja:

1. Peningkatan Produktivitas: Dengan mengelola kinerja secara efektif, organisasi dapat


meningkatkan produktivitas karyawan dan mencapai hasil yang lebih baik.
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan: Dengan memastikan kinerja yang baik, organisasi dapat
meningkatkan kualitas pelayanan atau produk yang mereka tawarkan kepada pelanggan atau
pemangku kepentingan lainnya.
3. Pengembangan Karyawan: Manajemen kinerja memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan mereka.
4. Pengelolaan Bakat: Mengidentifikasi dan mengelola bakat di dalam organisasi, membantu
menempatkan karyawan sesuai dengan keahlian mereka dan memaksimalkan potensi mereka.
5. Motivasi Karyawan: Proses umpan balik, pengakuan, dan penghargaan dapat meningkatkan
motivasi karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang positif.
6. Perbaikan Hubungan Kerja: Dengan memberikan umpan balik terstruktur, manajemen kinerja
dapat membantu meningkatkan komunikasi dan hubungan antara atasan dan bawahan.
Resume Materi oleh Drs. SAHABUDDIN, M.Si.

“PENERAPAN FUNGSI DAN TUGAS ASN DI TEMPAT KERJA”

RABU, 22 NOVEMBER 2023

PUKUL : 13.30 – 17.00 WITA

DASAR HUKUM ASN

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah dasar hukum
utama yang mengatur mengenai ASN di Indonesia. Undang-undang ini memberikan kerangka hukum
yang komprehensif untuk pengelolaan ASN, termasuk hak, kewajiban, dan tanggung jawab mereka.

Berikut adalah beberapa poin utama dari UU No 5 Tahun 2014:

1. Definisi ASN: UU ini memberikan definisi yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan ASN,
yang mencakup pejabat negara, pegawai negeri, dan pekerja honorer.
2. Penerimaan, Penempatan, dan Mutasi: UU ini mengatur prosedur penerimaan ASN,
penempatan, serta mutasi ASN sesuai dengan kebutuhan organisasi dan prinsip meritokrasi.
3. Hak dan Kewajiban ASN: Menetapkan hak-hak dan kewajiban ASN, termasuk hak untuk
mendapatkan pelatihan dan pengembangan, serta kewajiban untuk menjalankan tugas dengan
penuh tanggung jawab.
4. Evaluasi Kinerja dan Penghargaan: UU ini mengatur proses evaluasi kinerja ASN dan
memberikan dasar untuk penghargaan yang dapat diberikan kepada ASN yang berprestasi.
5. Pengawasan dan Disiplin: Memberikan dasar untuk pengawasan dan tindakan disiplin terhadap
ASN yang melanggar norma-norma etika atau peraturan yang berlaku.
6. Penghentian dan Pemberhentian ASN: UU ini memberikan ketentuan mengenai penghentian
dan pemberhentian ASN, baik yang bersifat sementara maupun permanen.
7. Hak dan Kewajiban Pensiun: Menyusun ketentuan terkait hak dan kewajiban pegawai yang telah
memsuki masa pensiun.
8. Peran dan Fungsi Badan Kepegawaian Negara (BKN): UU ini memberikan peran dan fungsi yang
lebih rinci bagi Badan Kepegawaian Negara sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas
manajemen dan pengembangan kepegawaian.
9. Pendidikan dan Pelatihan ASN: Menetapkan pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi ASN
untuk meningkatkan kompetensi mereka.
10. Standar Etika ASN: Memberikan dasar untuk pembentukan dan penegakan standar etika ASN.

UU No 5 Tahun 2014 memberikan dasar hukum yang kuat untuk pembentukan dan pengelolaan ASN di
Indonesia, dengan tujuan untuk menciptakan birokrasi yang profesional, efisien, dan berorientasi
pelayanan.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berAKHLAK, para pejabat dan pegawai diharapkan untuk
mewujudkan tujuh komponen utama yang tercakup dalam akronim tersebut melalui perilaku dan sikap
positif dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Pertama-tama, "Berorientasi Pelayanan" menjadi landasan utama. ASN diharapkan memiliki


fokus yang tinggi terhadap kepentingan masyarakat dan mampu memberikan pelayanan yang terbaik.
Mereka berkomitmen untuk menjadikan pelayanan publik sebagai tujuan utama.

Kedua, "Akuntabel" menjadi prinsip yang tak terpisahkan. ASN diharapkan dapat bertanggung
jawab sepenuhnya atas tindakan dan keputusan yang diambil. Transparansi dan pertanggungjawaban
menjadi pondasi dalam setiap langkah yang diambil.

Selanjutnya, "Kompeten" menjadi kunci keberhasilan. Para ASN diharapkan memiliki


pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas yang memadai untuk menjalankan tugasnya. Mereka
senantiasa berusaha meningkatkan kompetensi demi kualitas pelayanan yang lebih baik.

Keempat, "Harmonis" menggambarkan lingkungan kerja yang saling mendukung. ASN


diharapkan mampu bekerja secara kooperatif, menciptakan hubungan yang harmonis dengan rekan
kerja, dan bersama-sama membangun atmosfer kerja yang positif.

Loyalitas menjadi unsur kelima. "Loyal" mengartikan setia terhadap organisasi dan aturan yang
berlaku. ASN diharapkan menjaga integritas, menghormati norma, dan mematuhi nilai-nilai organisasi
dengan penuh kesetiaan.

"Adaptif," sebagai keenam, menekankan pada kemampuan untuk beradaptasi dengan


perubahan. ASN diharapkan memiliki ketangguhan untuk menghadapi dinamika lingkungan kerja dan
tuntutan tugas yang terus berkembang.

Terakhir, "Kolaboratif" menjadi kunci keberhasilan bersama. ASN diharapkan mampu bekerja
sama dengan pihak internal dan eksternal, membangun sinergi untuk mencapai tujuan bersama demi
kemajuan organisasi dan pelayanan publik.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, ASN berAKHLAK diharapkan dapat menjadi pilar-pilar positif
dalam membangun pelayanan publik yang bermutu, transparan, dan bermartabat. Melalui sikap dan
perilaku yang mencerminkan nilai-nilai ini, ASN dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam
menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat.

Bersamaan dengan perkembangan konsep ASN berAKHLAK, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan
lingkungan kerja yang etis dan produktif.
Berikut adalah sharing pembelajaran tentang penerapan nilai berAKHLAK dalam menjalankan fungsi dan
tugas PPPK di tempat kerja:

1. Berorientasi Pelayanan:

Pemahaman Tujuan Pelayanan: Memahami bahwa tugas dan tanggung jawab sebagai PPPK adalah
melayani masyarakat dengan memberikan pelayanan terbaik.

2. Akuntabel:

Transparansi dan Pertanggungjawaban: Menjelaskan setiap keputusan atau tindakan yang diambil
dengan jelas kepada atasan dan pihak terkait, serta siap bertanggung jawab atas hasilnya.

3. Kompeten:

Peningkatan Keterampilan: Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan pribadi untuk


meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan tugas.

Aktif dalam Pembelajaran: Selalu mencari peluang untuk belajar dari pengalaman dan melakukan
refleksi terhadap kinerja sendiri.

4. Harmonis:

Kerja Sama Tim: Berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dengan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tim dan menghargai peran masing-masing anggota.

Mengelola Konflik: Menunjukkan keterampilan dalam mengelola konflik dan mencari solusi yang
membangun.

5. Loyal:

Kesetiaan pada Nilai-Nilai Organisasi: Menunjukkan kesetiaan pada visi dan misi organisasi serta
menjaga reputasi organisasi.

Bekerja dengan Integritas: Bertindak dengan integritas dalam setiap tindakan, menjauhkan diri dari
praktik-praktik yang dapat merugikan organisasi.

6. Adaptif:

Fleksibilitas: Mampu beradaptasi dengan perubahan kebijakan, tugas, atau lingkungan kerja dengan
sikap positif.

7. Kolaboratif:

Berbagi Informasi: Mendorong budaya berbagi informasi dan pengetahuan di antara rekan kerja.

Kolaborasi antar Lembaga: Aktif menjalin kerjasama dengan instansi lain untuk mencapai tujuan
bersama.

Penerapan nilai berAKHLAK di tempat kerja oleh PPPK melibatkan kesadaran pribadi untuk menjadikan
nilai-nilai tersebut sebagai panduan dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari. Dengan
demikian, PPPK dapat memberikan kontribusi positif yang lebih besar terhadap pelayanan publik dan
pembangunan nasional secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai