Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 juga secara
nyata menunjukkan cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk mencerdaskan
kehidupan setiap anak Indonesia. Untuk dapat mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yang efektif dan efisien, diperlukan pendidikan yang
berkualitas. Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang dapat
mengembangkan seluruh potensi peserta didik sehingga membentuk insan
yang berkarakter, manusia yang cerdas baik secara intelektual, emosional
maupun spiritual.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan yang
memerlukan seperangkat komponen pengajaran. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru harus mengacu pada kurikulum yang berlaku sebagai arah
tercapainya tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
Tujuan pembelajaran untuk mencapai keberhasilan siswa dipengaruhi
oleh kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kesiapan
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat berupa kesiapan
dalam memilih metode pembelajaran dan dapat pula berupa ketepatan guru
dalam menyediakan alat peraga pembelajaran.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 4 undang-undang

1
tersebut menyatakan bahwa Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk: (1)
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2)
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kedudukan guru dan dosen sebagai
tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
(UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3). Oleh karena itu, guru mempunyai fungsi,
peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional di
bidang pendidikan.
Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan
pendidikan, maka seorang guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan
tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan mulai dari saat belajar di
perguruan tinggi, pendidikan profesi guru di Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK), sampai menjadi guru yang ditugaskan di satuan
pendidikan.
Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal
lingkungan sekolah, mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain:
pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi, dan
berkomunikasi dengan warga sekolah. Pengenalan guru pemula terhadap
situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru
selanjutnya. Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah
Program Induksi Guru Pemula (PIGP).
Untuk menyikapi semangat dari peraturan Perundangan yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah, maka setiap Satuan Pendidikan (khususnya SD
Negeri Belandingan) di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, harus

2
melaksanakannya dengan semangat reformasi dan professional yang melekat
pada dirinya disetiap manajerial Sekolah, baik guru-guru serta pemangku
kepentingan pendidikan dan lain sebagainya. Terkait dengan penuntasan
Program PIGP, di SD Negeri Belandingan telah dilaksanakan dengan baik
sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan dan petunjuk
teknis tentang Program Induksi Guru Pemula.

1.2. Landasan Hukum


1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintahan
Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kredit;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010
tentang Program Induksi bagi Guru Pemula; dan
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010
tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

1.3. Tujuan
Pelaksanaan program induksi yang diadakan di SD Negeri Belandingan
bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:
1. Beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah dimana tempat
bekerja

3
2. Melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah tempat
bekerja
Secara khusus penyusunan laporan PIGP pleh penulis memiliki tujuan
yaitu sebagai berikut.
1. Memberikan Laporan Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Provinsi Bali bahwa Program Induksi Guru Pemula di SD Negeri
Belandingan sudah terlaksana sebagaimana mestinya.
2. Memberikan laporan hasil kemajuan (progress report) terhadap
Program Induksi Guru Pemula yang ada di SD Negeri Belandingan.
3. Untuk mendapatkan pengesahan secara formal dari Dinas Pendidikan
atau Dinas terkait agar guru yang menjalani Program Induksi Guru
Pemula ini mendapat pengakuan setingkat lebih tinggi setelah berproses
dan dievaluasi selama satu tahun oleh Kepala Sekolah, dan Pengawas
Sekolah serta pihak yang berwenang dari Dinas Pendidikan.

1.4 Sasaran
Program Induksi Guru Pemula (PIGP) difokuskan pada tiga sasaran
utama, yaitu:
1. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang ditugaskan pada sekolah
yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah;
2. Guru pemula berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) mutasi dari
jabatan lain; dan
3. Guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah yang
diselenggarakan oleh masyarakat.

1.5 Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan Program Induksi Guru
Pemula (PIGP) antara lain :
1. Terpenuhinya salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan
fungsional guru;
2. Terbentuknya calon guru yang berkualitas dalam menjalankan
tugaspokok dan fungsinya; dan

4
3. Terbentuknya suasana sekolah yang selaras, serasi dan seimbang
sehingga mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang efektif.

BAB II
KONSEP PELAKSANAAN PIGP

2.1 Konsep PIGP


Program Induksi Guru Pemula (PIGP) merupakan kegiatan orientasi,
pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran bagi guru pemula pada sekolah di
tempat tugasnya.
PIGP diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Profesionalisme: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode
etik profesi, sesuai bidang tugas;
2. Kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;
3. Akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik; dan
4. Berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan
perbaikan atas hasil sebelumnya.
Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan
melaksanakan proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Guru
pemula memiliki kewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, serta melaksanakan perbaikan dan
pengayaan. Guru pemula wajib melaksanakan pembelajaran minimal 24 jam
tatap muka per minggu

2.2 Pelaksanaan PIGP


1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PIGP
Program induksi dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula
bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun.

5
2. Tahapan PIGP
a. Perencanaan
Sekolah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru pemula
perlu mempersiapkan hal-hal berikut:
1) Melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan ciri khas
sekolah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula, dan
faktor-faktor pendukung lainnya;
2) Menyelenggarakan pelatihan tentang pelaksanaan program induksi;
3) Menyiapkan Buku Pedoman bagi guru pemula yang memuat
kebijakan sekolah, prosedur kegiatan sekolah, format administrasi
pembelajaran; dan
4) Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki
kriteria sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Pengenalan Lingkungan Sekolah


Pengenalan sekolah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan
pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah tempat
guru pemula bertugas.
c. Pembimbingan
Pembimbingan guru pemula meliputi bimbingan dalam perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penilaian dan
evaluasi hasil pembelajaran, perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran,dan
pelaksanaan tugas lain yang relevan.
d. Penilaian
Di akhir masa program induksi, dilakukan penilaian kinerja guru
pemula. Penilaian kinerja guru pemula dilakukan sebagaimana
penilaian kinerja yang diterapkan terhadap guru lain (senior) pada
setiap tahun, dengan menggunakan Lembar Hasil Observasi
Pembelajaran. Hasil penilaian kinerja pada akhir program induksi

6
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala
sekolah dan pengawas dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur,
adil, terbuka, akuntabel dan demokratis.
Peserta Program Induksi dinyatakan berhasil, jika semuaelemen
kompetensi pada penilaian tahap ke dua paling kurang memiliki
kriteria nilai dengan kategori Baik.
e. Pelaporan dan Tindak Lanjut
Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan ke-11 setelah
pembimbingan tahap ke dua dan penilaian kinerja selesai dilakukan.
Namun apabila nilai yang diperoleh masih belum memenuhi standar,
pembimbing diharapkan melaksanakan tindak lanjut
pembimbingannya dengan mencari metode yang lebih tepat sehingga
target pembimbingannya dapat tercapai.

7
BAB III
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA

3.1 Data Sekolah


Nama Sekolah : SD Negeri Belandingan
Kepala Sekolah : I Ketut Budiata, S.Pd
Status : Negeri
NPSN : 501024890
Akreditasi : B
Alamat : Jl. Raya Belandingan, Desa Belandingan, Kintamani,
Bangli 80652
Telepon : -
Jumlah Guru : 9 guru
Jumlah Siswa : 177 siswa
Jumlah Rombel : 6 rombel

3.2 Alokasi Waktu Pelaksanaan Program Induksi


Program induksi dialokasikan dilaksanakan di satuan pendidikan tempat
guru pemula bertugas yaitu di SD Negeri Belandingan selama dua belas bulan
mulai dari bulan Juni tahun 2015 sampai dengan bulan Mei 2016 dengan
tahapan kegiatan sebagai berikut.
Tabel 2.1 Tahapan Kegiatan PIGP
Waktu Pelaksanaan Bulan ke-
No. Tahapan kegiatan 2015 2016 Ket.
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Persiapan dan perencanaan
1
program
Bimbingan dan Penilaian
2
tahap 1
3 Penilaian tahap 2
4 Pelaporan

8
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu duabelas bulan,
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Rincian Kegiatan PIGP
Hasil yang
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu
diharapkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Persiapan dan - buku pedoman Guru Tersedianya Bulan
Perencanaan - analisis pemula seluruh ke-1
kebutuhan dokumen
- penugasan yang
pembimbing dibutuhkan

2 - Bimbingan - Memotivasi guru Guru Guru pemula Bulan


dan Penilaian pemula dalam pemula termotivasi Ke 2-9
tahap 1 menghadapi dalam
penilaian kinerja menghadapi
guru pemula penilaian
kinerja guru
- Penilaian guru pemula
pemula minimal
baik
- Penilaian - Penilaian guru Guru pemula Bulan
tahap 2 pemula minimal memperoleh Ke 10-
baik nilai baik 11
3 Pelaporan - draf laporan Guru Guru pemula Bulan
- keputusan pemula memperoleh Ke12
- pengajuan sertifikat
sertifikat PIGP

3.3 Data Guru Pemula


Data guru pemula adalah sebagai berikut.
Nama Lengkap : Luh Komang Eny Erawati, S.Pd.
NIP : 19900217 201503 2 008
Pangkat/Golongan (ruang) : Penata Muda/IIIa
TMT Golongan (ruang) : 1 Maret 2015
Tempat/Tanggal Lahir : Bangli, 17 Februari 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama/Kebangsaan : Hindu/Indonesia
Alamat lengkap : Lingk/Br. Tegal,Kelurahan Bebalang
Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli,

9
Provinsi Bali
T.M.T Capeg : 1 Maret 2015
Jenis Kepegawaian : PNSD

3.4 Data Guru Pembimbing


Nama Lengkap : I Ketut Suparwata
NIP : 19680911 200604 1 009
Pangkat/Golongan (ruang) : Pengatur/ II (c)
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama/Kebangsaan : Hindu
Jabatan : Guru Muda
Jenis Kepegawaian : PNSD

3.5 Pengenalan Lingkungan Sekolah (Orientasi)


Pengenalan SD Negeri Belandingan dan lingkungannya dilaksanakan
pada bulan pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah
tempat guru pemula bertugas. Pada bulan pertama ini, dilakukan hal-hal
berikut:
1. pembimbing memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah kepada
guru pemula;
2. pembimbing memperkenalkan guru pemula kepada siswa
3. pembimbing melakukan bimbingan dalam menyusunan perencanaan
dan pelaksanaan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling dan
tugas terkait lainnya;
4. guru pemula mengamati situasi dan kondisi sekolah serta
lingkungannya, termasuk melakukan observasi di kelas sebagai bagian
pengenalan situasi;
5. guru pemula mempelajari Buku Pedoman dan Panduan Kerja bagi
guru pemula, data-data sekolah, tata tertib sekolah, dan kode etik
guru;
6. guru pemula mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan
sumber belajar di sekolah; dan

10
7. guru pemula mempelajari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

3.6 Deksripsi Pelaksanaan Pembimbingan oleh Pembimbing


A. Kegiatan Pembimbingan
Kegiatan pembimbingan oleh pembimbing ini dimulai dari bulan Juli
2015 sampai bulan Mei 2016.
Langkah-langkah pembimbingan yang dilakukan antara lain:
a. Menyusun Rencana Pengembangan Keprofesian (RPK);
b. Menyiapkan Program Tahunan;
c. Menyiapkan Program Semester;
d. Menyiapkan Format Penilaian Hasil Pembelajaran;
e. Menyiapkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan digunakan pada pertemuan pembelajaran;
f. Pembimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi proses
pembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya
sebagai guru, seperti pembina ekstra kurikuler.
Pembimbingan proses pembelajaran meliputi penyusunan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran;
membimbing dan melatih peserta didik; dan melaksanakan tugas tambahan
yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban
kerja guru. Proses pembimbingan ini bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Pembimbingan proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan cara : (1) memberi motivasi dan arahan
tentang penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran
dan penilaian hasil belajar siswa (2) memberi kesempatan kepada guru
pemula untuk melakukan observasi pembelajaran guru lain, (3) melakukan
observasi untuk mengembangkan kompetensi pedagogik dan profesional
dengan menggunakan Lembar Hasil Observasi Pembelajaran.
Pembimbingan pelaksanaan tugas tambahan yang terkait dengan
tugasnya sebagai guru, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
kepribadian dan sosial. Pembimbingan ini dilakukan dengan cara: (1)
melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, (2) memberi

11
motivasi dan arahan dalam menyusun program dan pelaksanaan program
pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan yang diemban guru pemula,
(3) melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi kepribadian
dan sosial dengan menggunakan Lembar Hasil Observasi Pembelajaran.
Setelah pembimbingan konseptual proses pembelajaran, maka
dilakukan observasi pembelajaran oleh pembimbing sekurang-kurangnya 1
kali setiap bulan pada masa pelaksanaan program induksi dari bulan ke 2
sampai dengan bulan ke 10. Adapun langkah-langkah kegiatan observasi
adalah sebagai berikut:
a. Pra Observasi
Pembimbing bersama guru pemula menentukan fokus observasi
pembelajaran. Fokus observasi maksimal lima elemen kompetensi inti
dari setiap kompetensi inti pada setiap observasi pembelajaran. Fokus
observasi ditandai dalam Lembar Hasil Observasi Pembelajaran dan
Lembar Refleksi Pembelajaran sebelum dilaksanakannya observasi.
b. Pelaksanaan Observasi
Pada saat pelaksanaan observasi, pembimbing mengamati kegiatan
pembelajaran guru pemula dan mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran
sesuai dengan fokus elemen kompetensi yang telah disepakati.
c. Pasca Observasi
1) Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran setelah
pembelajaran dilaksanakan;
2) Pembimbing dan guru pemula membahas hasil pembimbingan pada
setiap tahap dan memberikan masukan kepada guru pemula setelah
observasi selesai;
3) Guru pemula dan pembimbing menandatangani Lembar Hasil
Observasi Pembelajaran. Pembimbing memberikan salinan Lembar
Hasil Observasi kepada guru pemula.
Sebelum dilaksanakan pembimbingan guru pemula, ada beberapa hal yang
perlu direncanakan dan disepakati antara guru pemula dan pembimbing.
Kesepakatan berisikan pedoman pelaksanaan bimbingan, elemen-elemen
bimbingan yang tercantum dalam seperangkat Intrumen PIGP, yaitu: Rencana

12
Pengembangan Keprofesian, Lembar Refleksi Guru Pemula, dan Lembar
Observasi Pembelajaran. Adapun pengisian instrumen tersebut dapat dilihat
sebagaimana lampiran laporan ini.

B. Elemen Kompetensi Penilaian Kinerja Guru Pemula


Penilaian guru pemula adalah penilaian kinerja berdasarkan elemen
kompetensi guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi
tersebut dapat dinilai melalui observasi pembelajaran/bimbingan dan
konseling serta observasi pelaksanaan tugas lain yang relevan. Elemen-
elemen tersebut terdiri dari:
a. Kompetensi pedagogik
1) Memahami latar belakang siswa;
2) Memahami teori belajar;
3) Pengembangan kurikulum;
4) Aktivitas pengembangan pendidikan;
5) Peningkatan potensi siswa;
6) Komunikasi dengan siswa;
7) Assessmen & evaluasi;
b. Kompetensi kepribadian
1) Berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan dan hukum di Indonesia;
2) Kepribadian matang dan stabil;
3) Memiliki etika kerja dan komitmen serta kebanggan menjadi guru;
c. Kompetensi sosial
1) Berperilaku inklusf, objektif, dan tidak pilih kasih;
2) Komunikasi dengan guru, pegawai sekolah,orang tua, dan
masyarakat;
d. Kompetensi profesional
1) Pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi dan standard
kompetensi mata pelajaran dan tahap-tahap pengajaran;
2) Profesionalisme yang meningkat melalui refleksi diri;
Interpretasi atau penafsiran penilaian kinerja guru pemula oleh guru
pembimbing dilakukan sebagaimana penilaian kinerja guru pada setiap

13
tahun. Peserta PIGP dinyatakan berhasil, jika semua elemen kompetensi
pada penilaian tahap ke dua paling kurang memiliki kriteria nilai
dengan kategori Baik.

3.7 Deskripsi Pelaksanaan Pembimbingan oleh Kepala Sekolah dan


Pengawas
Pembimbingan oleh Kepala Sekolah termasuk dalam kegiatan
bimbingan tahap 2. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan 9 (sembilan), 10
(sepuluh), dan 11(sebelas) yaitu bulan Februari, Maret dan April 2016 yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dengan tujuan
melakukan penilaian kinerja kepada guru pemula.
Pembimbingan tahap ke dua ini berupa observasi pembelajaran
diikuti dengan ulasan dan masukan oleh kepala sekolah dan pengawas
sekolah yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam
pembelajaran/bimbingan dan konseling. Observasi pembelajaran yang
dilakukan pada pembimbingan tahap ini dilaksanakan paling kurang 3 (tiga)
kali oleh kepala sekolah dan 2 (dua) kali oleh pengawas sekolah. Apabila
kepala sekolah dan pengawas menemukan adanya kelemahan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru pemula maka kepala sekolah dan
atau pengawas sekolah wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan
kepada guru pemula.
1. Persiapan Pembelajaran
Sebelum proses pembelajaran dan pelaksanaan observasi, perlu
beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru pemula dibawah
bimbingan guru pembimbing. Adapun persiapan tersebut sebagai
berikut:
a. Silabus
b. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
c. Program Tahunan
d. Program Semesteran
e. Pelaksanaan proses pembelajaran
f. Penilaian hasil pembelajaran

14
g. Pengawasan proses pembelajaran
2. Proses Observasi Pembelajaran oleh Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah
Kepala sekolah melakukan observasi pembelajaran guru pemula
sebanyak tiga kali. Proses observasi pembelajaran yang dilakukan
kepala sekolah dan guru pemula dalam tahap 2 terdiri dari tahap-tahap
berikut:
a. Guru pemula dan kepala sekolah membicarakan fokus observasi
pembelajaran. Mereka menyetujui maksimum lima elemen dari
empat kompetensi inti guru yang akan menjadi fokus observasi
pembelajaran dan guru pemula menuliskan hasil yang diharapkan
dari praktik mengajar.
b. Pada saat observasi pembelajaran dilaksanakan, kepala sekolah
mengisi Lembar Hasil Observasi Pembelajaran. Guru pemula
mengisi Lembar Refleksi pembelajaran setelah pembelajaran
dilaksanakan. Pada saat pertemuan pasca observasi, kepala
sekolah memberikan umpan balik kepada guru pemula.
Pertemuan ini membahas tentang pembelajaran yang telah
dilakukan guru pemula serta catatan yang dibuat kepala
sekolah di Lembar Hasil Observasi Pembelajaran.
c. Kepala sekolah dan guru pemula kemudian menandatangani
lembar tersebut sebagai bukti telah dilaksanakannya observasi dan
diskusi. Kepala sekolah memberikan salinan Lembar Hasil
Observasi Pembelajaran kepada guru pemula.
d. Pada saat penilaian proses dan penilaian hasil harus dilaksanakan
diskusi antara guru pemula dengan pembimbing, guru pemula
dengan kepala sekolah, dan guru pemula dengan pengawas
sekolah.

3.8 Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula


Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan Lembar Penilaian
Kinerja bagi Guru. Skor hasil penilaian selanjutnya dikonversi ke rentang 0-
100 sebagai berikut.

15
Skor yang diperoleh
---------------------------- X 100 = ................ (Skor Akhir)
Total skor

Hasil skor akhir selanjutnya dimasukkan dalam kriteria nilai sebagai


berikut:
91 - 100 = Amat Baik
76 - 90 = Baik
61 - 75 = Cukup
51 - 60 = Sedang
< 50 = Kurang
Berdasarkan penilaian akhir, diperoleh nilai akhir peserta program
induksi dengan kriteria Amat baik. Selanjutnya, Guru pemula yang berstatus
CPNS yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling
kurang kategori Baik yang dibuktikan dengan sertifikat dapat diusulkan untuk
diangkat dalam jabatan fungsional guru. Lembar observasi pembelajaran yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pembimbingan dalam
pembelajaran disajikan terlampir. Hasil kinerja guru pemula yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan pembimbingan kinerja dalam pembelajaran
disajikan terlampir. Hasil observasi pembelajaran guru pemula yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan pembimbingan selanjutnya dalam
pembelajaran disajikan terlampir. Lembar nilai pembelajaran dan rekomendasi
guru pemula yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
pembimbingan selanjutnya dalam pembelajaran disajikan terlampir.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di SD Negeri 1

Belandingan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli berjalan dengan baik

sehingga yang bersangkutan mendapatkan evaluasi nilai kinerja akhir dengan

kategori Baik. Terbukti dengan perolehan nilai yang baik pada setiap

pembelajaran. Secara rinci dapat dilihat :

1. Rata-rata evaluasi nilai kinerja tahap 1 selama 6 kali pertemuan/observasi

terhitung dari bulan Juli 2015 sampai dengan Juni 2016 dari guru

pembimbing adalah 82,25 (kategori Baik).

2. Hasil evaluasi nilai kinerja tahap 2 dari kepala sekolah adalah 78,57 pada

pertemuan 1, 82,14 pada pertemuan 2, dan 87,5 pada pertemuan 3 (kategori

Baik).

3. Hasil evaluasi nilai kinerja tahap 2 dari pengawas adalah 78,57 pada

pertemuan 1 dan 83,92 pada pertemuan 2 (kategori Baik).

Berdasarkan hasil evaluasi nilai kinerja maka Guru Pemula atas nama Luh

Komang Eny Erawati, S.Pd, dinyatakan telah lulus program induksinya dan

kepadanya berhak mendapatkan Sertifikat Lulus Program Induksi.

17

Anda mungkin juga menyukai