Anda di halaman 1dari 35

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengacu pada Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, tentang Guru dan
Dosen pada pasal 1 ayat 1 dengan tegas dinyatakan bahwa guru adalah
pendidik yang professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan memberikan evaluasi
terhadap hasil pembelajaran anak sekolah yang dibimbingnya pada Satuan
Pendidikan. Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 4 dinyatakan bahwa profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang menjadi sumber penghasilan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, serta
meningkatkan mutu Pendidikan Nasional. Kedudukan guru dan dosen sebagai
tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem dan mewujudkan
tujuan Pendidikan Nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3). Oleh karena itu, guru
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam
pembangunan nasional di bidang pendidikan.
Mengingat peran guru sangat strategis dalam pembangunan
pendidikan, maka seorang guru dipersiapkan secara matang.Persiapan tersebut
dilakukan secara berkesinambungan mulai dari saat belajar di perguruan tinggi,
pendidikan profesi guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
hingga menjadi seorang guru yang ditugaskan di satuan pendidikan.
Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal
lingkungan sekolah, mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain:
pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi, dan
berkomunikasi dengan warga sekolah. Pengenalan guru pemula terhadap
2

situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru


selanjutnya. Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah
Program Induksi Guru Pemula (PIGP). Agar PIGP berjalan dengan baik maka
disusun buku ini yang berisi salah satu model Implementasi PIGP.
Untuk menyikapi peraturan Perundangan yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah, maka setiap Satuan Pendidikan (khususnya SDN 1 Brenggolo) di
Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, harus melaksanakannya dengan
semangat reformasi dan profesional yang melekat pada dirinya di setiap
manajerial Sekolah, baik guru-guru serta pemangku kepentingan pendidikan
dan lain sebagainya. Terkait dengan penuntasan Program PIGP, SDN 1
Brenggolo telah melaksanakan dengan baik sesuai bimbingan guru senior,
kepala sekolah, dan pengawas sekolah sebagaimana diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan dan Petunjuk Teknis tentang PIGP.
B. Landasan Hukum
Dasar hukum yang mendasari penyusunan Laporan Program Induksi
Guru Pemula (PIGP) di SDN 1 Brenggoloyaitu :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Sistem Pemerintahan
Daerah
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kredit
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang
Program Induksi bagi Guru Pemula, dan
3

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang


Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
C. Tujuan
Tujuan diadakan Program Induksi Guru Pemula ( PIGP ) di SDN 1
Brenggolo yaitu:
1. Membimbing guru pemula agar dapat beradaptasi dengan iklim kerja dan
budaya Sekolah/Madrasah
2. Membimbing guru pemula agar dapat melaksanakan pekerjaannya sebagai
guru professional di Sekolah/Madrasah.
Tujuan pembuatan laporan terkait dengan Program PIGP di SDN 1
Brenggolo tahun 2019 adalah sebagai berikut.
1. Memberikan laporan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri
bahwa Program Induksi Guru Pemula di SDN 1 Brenggolo sudah
terlaksana sebagaimana mestinya.
2. Memberikan laporan hasil kemajuan (progress report) terhadap Program
Induksi Guru Pemula yang ada di SDN 1 Brenggolo.
3. Untuk mendapatkan pengesahan secara formal dari Dinas Pendidikan atau
dinas terkait agar guru yang menjalani Program PIGP ini mendapat
pengakuan setingkat lebih tinggi setelah berproses dan dievaluasi selama
satu tahun oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah serta pihak yang
berwenang dari Dinas Pendidikan.
D. Sasaran
Pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) memiliki sasaran
yakni dimana Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) khususnya formasi guru
dapat belajar menimba pengalaman dari Kepala Sekolah dan Guru
Pembimbing sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
E. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan Program Induksi Guru
Pemula (PIGP) antara lain :
1. Terpenuhinya salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional
guru;
4

2. Terbentuknya calon guru yang berkualitas dalam menjalankan


tugaspokok dan fungsinya; dan
3. Terbentuknya suasana sekolah yang selaras, serasi dan seimbang
sehingga mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang efektif.
5

BAB II
KONSEP PELAKSANAAN PIGP

A. Konsep Dasar Program Induksi Guru Pemula


Program Induksi Guru Pemula (PIGP) adalah kegiatan orientasi,
pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru
pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Guru pemula adalah guru
yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.
1. Tujuan PIGP
Pelaksanaan PIGP bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:
a. Membimbing guru pemula agar dapat beradaptasi dengan iklim kerja
dan budaya Sekolah/Madrasah
b. Membimbing guru pemula agar dapat melaksanakan pekerjaannya
sebagai guru professional di Sekolah/Madrasah.
2. Manfaat PIGP Terkait dengan Status
Kepegawaian
Program induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan
dalam jabatan fungsional guru bagiguru pemula yang berstatus calon
pegawai negeri sipil (CPNS), atau pegawai negeri sipil (PNS) mutasi dari
jabatan lain.Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, PIGP
dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru
tetap.
3. Prinsip Penyelenggaraan PIGP
Program induksi guru pemula diselenggarakan berdasarkan prinsip:
a. keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode
etik profesi, sesuai bidang tugas;
b. kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;
c. akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik; dan
6

d. berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu


mengadakan perbaikan atas hasil sebelumnya.
4. Peserta PIGP
Peserta PIGP adalah:
a. guru pemula berstatus CPNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah
yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah;
b. guru pemula berstatus PNS mutasi dari jabatan lain; atau
c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
5. Hak Guru Pemula
Guru pemula berhak:
a. memperoleh bimbingan dalam hal:
1) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses dan hasil
pembelajaran, bagi guru kelas dan guru mata pelajaran;
2) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil proses bimbingan dan
konseling, bagi guru bimbingan dan konseling;
3) pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.
b. memperoleh salinan lembar hasil observasi pembelajaran yang telah
ditandantangani oleh pembimbing atau kepala sekolah dan pengawas
sekolah.
c. memperoleh dukungan dari sekolah dalam meningkatkan kompetensi
dan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
d. memperoleh laporan hasil penilaian kinerja guru pemula;
e. memperoleh sertifikat bagi guru pemula yang telah menyelesaikan
PIGP dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik.
6. Kewajiban Guru Pemula
Guru pemula memiliki kewajiban:
a. merencanakan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling
yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan
dan konseling, serta melaksanakan perbaikan dan pengayaan;
7

b. melaksanakan pembelajaran 18 (delapan belas) jam tatap muka per


minggu bagi guru mata pelajaran/guru kelas, atau beban bimbingan
antara 75 (tujuh puluh lima) hingga 100 (seratus) peserta didik bagi
guru bimbingan dan konseling.
7. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Program Indiksi guru pemula dilaksanakan di satuan pendidikan tempat
guru pemula bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling
lama 1 (satu) tahun.
8. Tanggung Jawab Pihak Terkait dalam PIGP
Pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP adalah guru pembimbing,
kepala sekolah, dan pengawas sekolah.
a. Guru Pemula
Guru pemula bertanggungjawab:
1. mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah/madrasah,
termasuk mempelajari data tata tertib, sarana, dan sumber belajar di
sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut bertugas;
2. mempelajari latar belakang siswa;
3. mempelajari dokumen administrasi guru;
4. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;
5. menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;
6. melaksanakan proses pembelajaran;
7. menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor);
8. melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;
9. melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru,
seperti pembina ekstra kurikuler, instruktur teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
10. melakukan observasi di kelas lain; dan
11. melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah
dan pengawas sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah
dalam pembelajaran maupun tugas lain yang terkait dengan
tugasnya sebagai guru.
8

b. Pembimbing
Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas
dasar profesionalisme dan kemampuan komunikasi.Sekolah/madrasah
yang tidak memiliki pembimbing sebagaimana dipersyaratkan, kepala
sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing sejauh dapat
dipertanggungjawabkan dari segi profesionalitas dan kemampuan
komunikasi. Jika kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi
pembimbing, kepala sekolah/madrasah dapat meminta pembimbing dari
satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan pengawas dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama
kabupaten/kota sesuai dengan tingkat kewenangannya.
Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai
pembimbing adalah, memiliki:
1) kompetensi sebagai guru profesional;
2) kemampuan bekerja sama dengan baik;
3) kemampuan komunikasi yang baik
4) kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan
terhadap proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;
5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata
pelajaran yang sama dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah
memiliki;pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan
memiliki jabatan sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.
Tanggung Jawab Pembimbing:
1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi,
bersahabat, dan terbuka dengan guru pemula;
2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan
konseling
3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah;
4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan
keprofesian guru pemula;
5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;
9

6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada


pengawas sekolah/ madrasah;
7) memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap
kedua.
c. Kepala Sekolah
TanggungJawab Kepala Sekolah:
1) melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
2) menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;
3) menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
4) menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang
dipimpinnya tidak terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai
pembimbing;
5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas
pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala
sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
6) memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
7) melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan
saran perbaikan;
8) melakukan penilaian kinerja;
9) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan
kepada Kepala Dinas Pendidikan terkait, dengan
mempertimbangkan masukan dari saran dari pembimbing dan
pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan laporan
tersebut kepada guru pemula.
d. Pengawas Sekolah
Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :
1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan
guru pemula tentang pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;
2) melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang
pelaksanaan pembimbingan dan penilaian dalam PIGP;
3) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan
pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya;
10

4) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian


Kinerja.
B. Strategi Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, Program Induksi Guru Pemula (PIGP) lebih
cenderung menggunakan pendekatan model pembinaan Lesson Study.
1. Pengertian
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar. Secara sederhana lesson study dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan
secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran secara berkelanjutan.
2. Tipe Lesson Study
Lesson study dapat dilaksanakan dalam dua tipe berikut ini:
a. Lesson study berbasis sekolah (School Based Lesson Study)
Lesson study berbasis sekolah merupakan kegiatan lesson study yang
dilaksanakan oleh semua guru untuk semua mata pelajaran dan kepala
sekolah di suatu sekolah, dengan tujuan utama untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut semua bidang studi
yang diajarkan.
b. Lesson study berbasis MGMP/KKG (Cross School Lesson Study)
Lesson study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP)/Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan kegiatan lesson study
yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran sejenis dalam satu sekolah
atau guru-guru mata pelajaran sejenis dari beberapa sekolah yang
tergabung dalam organisasi profesi seperti KKG atau MGMP.
3. Tahap Pelaksanaan Lesson Study
Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan),
Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata
lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan
yang tak pernah berakhir (continous improvement).
11

Skema kegiatan Lesson Study diperlihatkan pada Skema 3 berikut ini.

PLAN
(Merencanakan)

SEE DO
(Merefleksi) (Melaksanakan

Skema 3.Siklus Kegiatan Lesson Study


a. PLAN (Merencanakan)
Peningkatan mutu pembelajaran melalui Lesson Study dimulai
dari tahap merencanakan (Plan) yang bertujuan untuk merancang
pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada
siswa, agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan
bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan dosen
dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan
diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Permasalahan dapat berupa pemahaman materi pelajaran dan
pedagogi tentang metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran
lebih efektif dan efisien atau bagaimana menyiasati kekurangan fasilitas
pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa
media pembelajaran, dan lembar kerja siswa, serta instrumen asesmen.
Teaching materials yang telah dirancang perlu diujicobakan sebelum
diterapkan di dalam kelas. Agar perencanaan lebih berkualitas, kegiatan
12

perencanaan dapat dilakukan dalam beberapa kali pertemuan (misal 2–3


kali pertemuan).
Pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop antara guru-
guru (jika memungkinkan menghadirkan dosen) dalam rangka
merencanakan pembelajaran, diharapkan dapat terbentuk kolegalitas
antara guru dengan guru dan dosen dengan guru, sehingga dosen atau
guru tidak merasa lebih tinggi satu sama lain. Mereka berbagi
pengalaman dan saling belajar sehingga melalui kegiatan ini terbentuk
mutual learning (saling belajar).
Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru
memperoleh kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah
pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa
dilakukan, memilih alternatif model pembelajaran yang akan
digunakan, merancang rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan
kekurangan alternatif model pembelajaran yang dipilih.
b. DO (Melaksanakan)
Langkah kedua dalam Lesson Study adalah melaksanakan
pembelajaran (Do) untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang
telah dirumuskan dalam merencanakan (Plan). Dalam perencanaan
telah disepakati guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran
(guru model) dan sekolah yang akan menjadi tuan rumah (pada tipe
lesson study berbasis MGMP/KKG). Langkah ini bertujuan untuk
mengujicoba efektivitas model pembelajaran yang telah dirancang.
Guru-guru lain dari sekolah yang bersangkutan atau dari sekolah lain
bertindak sebagai pengamat (observer) pembelajaran. Dalam kegiatan
observasi pembelajaran dapat juga melibatkan dosen-dosen atau
mahasiswa sebagai observer. Dalam kegiatan (open lesson) tersebut
diharapkan kepala sekolah terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan
memandu kegiatan ini. Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya
dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh guru dan mengingatkan
bahwa selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak mengganggu
13

kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama


pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan pada aktivitas belajar siswa
yang meliputi interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan
bahan ajar, antar siswa dengan guru.
Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para
pengamat sebelum pembelajaran dimulai. Para pengamat dipersilahkan
mengambil tempat di ruang kelas yang memungkinkan dapat
mengamati aktivitas siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi kiri
dan kanan di dalam ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan
baik. Selama proses pembelajaran berlangsung para pengamat tidak
menganggu aktivitas dan konsentrasi siswa dan guru model. Para
pengamat dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran dalam
bentuk video atau foto untuk keperluan dokumentasi dan bahan studi
lebih lanjut tanpa mengganggu aktivitas belajar. Keberadaan para
pengamat di dalam ruang kelas disamping mengumpulkan informasi
juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang
berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi guru.
c. SEE (Merefleksi)
Kegiatan refleksi sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati
dan dijadikan bukti pada saat mengajukan pendapat atau saran terjaga
akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat dengan
baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan
refleksi, dalam konteks PIGP, refleksi dapat dilakukan oleh sekurang-
kurangnya guru pemula dan pembimbing, guru pemula dengan kepala
sekolah dan/atau pengawas, atau guru pemula dengan pembimbing,
kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru observer lainnya. Dalam
acara ini, kepala sekolah atau pembimbing dapat bertindak sebagai
moderator atau pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang
dilakukan dalam refleksi adalah sebagai berikut:
14

a. Moderator membuka kegiatan refleksi pada waktu yang telah


ditetapkan, diawali dengan mengucapkan terima kasih kepada guru
model dan meminta applaus dari pengamat yang hadir.
b. Moderator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan
komentar atau mengajukan umpan balik. Aturan tersebut meliputi
tiga hal berikut: (1) Selama diskusi berlangsung, hanya satu orang
yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara bersamaan); (2)
Setiap peserta diskusi memiliki kesempatan yang sama untuk
berbicara; dan (3) Pada saat mengajukan pendapat, observer harus
mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari
komentar yang disampaikannya (tidak berbicara berdasarkan opini).
c. Guru yang melakukan pembelajaran (guru model) diberi kesempatan
untuk berbicara paling awal melakukan refleksi diri, yakni
mengomentari tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya.
Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa yang
telah terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan,
kejadian apa yang tidak sesuai harapan, dan apa yang berubah dari
rencana semula (15 sampai 20 menit).
d. Moderator memberi kesempatan kepada perwakilan guru yang
menjadi anggota kelompok pada saat pengembangan rencana
pembelajaran untuk memberikan komentar tambahan.
e. Moderator memberi kesempatan kepada observer untuk
menyampaikan hasil pengamatannya. Ketika muncul
fakta/permasalahan pembelajaran yang menarik maka moderator
dapat meminta observer lain untuk memberikan pendapatnya. Pada
kesempatan ini tiap observer memiliki peluang yang sama untuk
menyampaikan fakta-fakta yang diamatinya sekaligus memberikan
alternatif solusi berdasarkan pengalamannya.
f. Jika ada tenaga ahli yang hadir, moderator dapat mempersilahkan
tenaga ahli tersebut untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang
pembelajaran yang telah berlangsung, setelah masukan-masukan
yang dikemukakan observer dianggap cukup.
15

g. Diakhir diskusi refleksi moderator tidak perlu menyampaikan


simpulan/rekomendasi tertentu dari hasil refleksi, namun dalam
kontek PIGP pembimbing, kepala sekolah, atau pengawas dapat
memberikan arahan, rekomendasi, justifikasi tertentu untuk
perbaikan pembelajaran berikutnya.
h. Dalam kontek lesson study regular, diakhir sesi moderator
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh partisipan dan
mengumumkan rencana kegiatan lesson study berikutnya.
C. Profil Sekolah
Sebagai gambaran, dapat penulis paparkan profil SD Negeri 1
Brenggolo Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri. SD Negeri 1 Brenggolo
berlokasi di daerah Brenggolo, di Dusun Sugihan Kecamatan Jatiroto
Kabupaten Wonogiri. SD Negeri 1 Brenggolo berdiri sejak tahun 1976. SDN
1 Brenggolo berlokasi tepat di pinggir jalan akses menuju ke kecamatan
Tirtomoyo. SDN 1 Brenggolo ini luas namun gedungnya terpisah oleh jalan
menuju ke desa warga, sehingga gedung Sekolah ini terdiri dari dua bagian.
Akan tetapi akses menuju ke sekolah ini cukup mudah di jangkau
dikarenakan tepat berada di daerah pemukiman warga walaupun letaknya di
atas gunung. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh siswa yaitu bahasa
Jawa. Lingkungan sekitar merupakan pemukiman penduduk. Mata
pencaharian penduduknya sebagian besar adalah petani dan beberapa di
antaranya adalah perantau.
Kondisi gedung sekolah, pada saat PIGP dilaksanakan cukup bagus
meskipun terdapat jalan yang memisahkan kedua bangunan sekolah ini
namun kegiatan belajar tetap dapat berjalan dengan baik. Perlengkapan
pelajaran (media, buku sumber) sudah lumayan mencukupi, terdapat
perpustakaan di belakang ruang guru atau di samping ruang kelas 1. Alat dan
media pembelajaran sudah cukup lengkap, beberapa KIT pembelajaran IPA
dan juga ketersediaan bahan penunjang lain sudah tersedia, baik LCD
maupun CD pembelajaran, sehingga guru dapat memanfaatkan sarana
tersebut agar pembelajaran lebih maksimal.
16

Keberagaman tingkat ekonomi dalam masyarakat Brenggolo terutama


di desa sugihan tergolong berada dalam kelas menengah. Jauhnya jangkauan
sekolah lain selain SD N 1 Brenggolo dengan sekolah lain menyebabkan
jumlah siswa di SD ini tergolong cukup banyak dengan kapaitas rata-rata 30
anak tiap tingkatan kelas. Prestasi belajar di SD N 1 Brenggolo ini sudah
tergolong baik, baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non
akademik. Dalam bidang non akademik prestasi yang terlihat menonjol dari
siswa di SD N 1 Brenggolo ini adalah banyaknya siswanya yang menguasai
cabang olahraga Voly dan cukup membuahkan prestasi baik di tingkat
kecamatan maupun di tingkat kabupaten. Hal tersebut dikarenakan bakat
siswa didukung dengan tersedianya lapangan Voly di halaman sekolah dan
juga kelengkapan sarana prasarana yang menunjang kegiatan voly ini.

Profil Sekolah :
1.1. Nama Sekolah : SDN 1 Brenggolo
1.2. Alamat
a. Dusun : Sugihan
b. Desa : Brenggolo
c. Kecamatan : Jatiroto
d. Kabupaten : Wonogiri
e. Provinsi : Jawa Tengah
f. Telp/Hp : -
g. Kode Pos : 57692
1.3. Tahun Operasional :
1.4. Status Tanah
a. Surat Kepemilikan : Milik Desa
b. Luas Tanah : 1597 m2
1.5. Status Bangunan
a. Luas Bangunan : 708m2
b. NPSN : 20310821
c. NSS : 101031205016
d. NSB : 003111750310607
17

1.6. Keadaan Siswa Tahun 2019


JML JENIS KELAMIN JML
NO KELAS
ROMBEL L P SISWA
1 I 1 3 4 7
2 II 1 3 5 8
3 III 1 7 - 7
4 IV 1 5 2 7
5 V 1 8 7 15
6 VI 1 6 6 12
JUMLAH 6 32 24 56

1.7. Keadaan Guru dan karyawan


Pendidikan
NO Status Guru / Karyawan
SLTA DI DII DIII SI
1 Kepala Sekolah 1
2 Guru Kelas PNS 3
3 Guru Kelas CPNS -
4 Guru Kelas WB 3
5 Guru Agama 2
6 Guru Penjaskes 1
8 Guru Seni Tari -
9 Pustakawan -
10 Penjaga WB 1
Jumlah 1 10

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Merujuk dari ketentuan pemerintah Program Induksi Guru Pemula
(PIGP) dilaksanakan selama satu tahun yakni terhitung dari Bulan Juli 2019
sampai dengan Bulan Juli 2020. Adapun tempat pelaksanaannya di SD Negeri
1 Brenggolo Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri dimana Calon Pegawai
Negeri Sipil tersebut ditugaskan.
E. Peran pihak-pihak yang terkait
Program induksi dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula
bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun.Pihak yang Terkait Secara Langsung dalam Pelaksanaan PIGP:
a. Guru Pemula
Guru pemula bertanggungjawab:
18

1) mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah/madrasah,


termasuk mempelajarivisi dan misi sekolah, struktur organisasi sekolah,
sarana dan prasarana sekolah, dan sumber belajar di sekolah tempat
guru pemula tersebut bertugas;
2) mempelajari latar belakang siswa;
3) mempelajari dokumen administrasi guru;
4) mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;
5) menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;
6) melaksanakan proses pembelajaran;
7) menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor);
8) melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;
9) melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru,
seperti pembina ekstra kurikuler, instruktur teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
10) melakukan observasi di kelas lain; dan
11) melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah dan pengawas
sekolah untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun
tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru.
b. Pembimbing
Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah atas dasar
profesionalisme dan kemampuan komunikasi.Sekolah yang tidak memiliki
pembimbing sebagaimana dipersyaratkan, kepala sekolah dapat menjadi
pembimbing sejauh dapat dipertanggungjawabkan dari segi profesionalitas
dan kemampuan komunikasi. Jika kepala sekolah tidak dapat menjadi
pembimbing, kepala sekolah dapat meminta pembimbing dari satuan
pendidikan yang terdekat dengan persetujuan pengawas dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan tingkat kewenangannya.
Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai
pembimbing adalah, memiliki:
1) kompetensi sebagai guru profesional;
2) kemampuan bekerja sama dengan baik;
19

3) kemampuan komunikasi yang baik


4) kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan
terhadap proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;
5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata
pelajaran yang sama dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah
memiliki;pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan
memiliki jabatan sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.
Tanggung Jawab Pembimbing:
1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan
terbuka dengan guru pemula;
2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan
konseling
3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah;
4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan
keprofesian guru pemula;
5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;
6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada
pengawas sekolah;
7) memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua.
c. Kepala Sekolah
TanggungJawab Kepala Sekolah:
1) melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
2) menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;
3) menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
4) menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya
tidak terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas
pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah
tidak dapat menjadi pembimbing;
6) memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
20

7) melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan


saran perbaikan;
8) melakukan penilaian kinerja;
9) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan
dari saran dari pembimbing dan pengawas sekolah, serta memberikan
salinan laporan tersebut kepada guru pemula.
d. Pengawas Sekolah
Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :
1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru
pemula tentang pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;
2) melatih pembimbing dan kepala sekolah tentang pelaksanaan
pembimbingan dan penilaian dalam PIGP;
3) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan
yang menjadi tanggung jawabnya;
4) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian
Kinerja.
F. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) secara
rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bulan Ke-7 – 12
Bulan / Minggu ke
Bulan ke- Bulan Bulan Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke-
No Kegiatan
7 Ke-8 Ke-9 10 11 12
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Perencanaan
1. √ √ √ √
Pelaksanaan PIGP
Pelaksanaan PIGP
2.
2.1 Monitoring
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2.1 Pembinaan
√ √ √ √ √
2.3 Penilaian
√ √ √ √ √
Evaluasi
4

5. Pelaporan dan
21

Program Tindak
Lanjut

Bulan Ke-1 – 6
Bulan / Minggu ke
Bulan ke- Bulan Bulan Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke-
No Kegiatan
1 Ke-2 Ke-3 4 5 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Perencanaan
1. Pelakssanaan
PIGP
Pelaksanaan Pigp
2.
2.1 Monitoring
√ √ √ √ √ √
2.1 Pembinaan
√ √ √
2.3 Penilaian
√ √ √
Evaluasi
4 √ √ √ √
Pelaporan dan
5. Program Tindak √ √ √ √ √ √ √ √
Lanjut
22

BAB III
HASIL PENILAIAN KINERJA

A. Data Guru Pemula


Secara rinci dapat kami jelaskan biodata guru pemula, sebagai berikut :
Identitas Guru Pemula
Nama : Apriyani Parawitasiwi,S.Pd
NIP : 199504172019022001
Tempat Tanggal Lahir : Wonogiri, 17 April 1995
Pendidikan Terakhir : S-1
Program / Jurusan : PGSD
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
Status Pegawai : CPNS
Golongan : III/a
Guru Bidang Studi/Kelas : Guru Kelas IV
B. Deskripsi Pelaksanaan Pembimbingan
Dalam melaksanakan PIGP, pihak sekolah menggunakan Panduan
Kerja yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Model
pelaksanaan PIGP dapat dilaksanakan dengan berbagai pendekatan.
Berdasarkan kajian saat ini, pendekatan yang dapat dilaksanakan adalah
melalui lesson study. Tahap-tahap lesson study dapat diintegrasikan kedalam
tahap-tahap pelaksanaan PIGP.
a) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) implementasi
PIGP. Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan PIGP perlu melakukan
hal-hal berikut:
1. Kepala Sekolah
Dalam tahap persiapan kepala sekolah melakukan hal-hal berikut:
a. Melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor antara lain: ciri khas sekolah, latar belakang pendidikan dan
pengalaman guru pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi
23

syarat, penyediaan buku pedoman, dan keberadaan organisasi profesi


yang terkait
b. Mempersipkan dan melaksankan pelatihan PIGP yang diikuti oleh
kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing, dengan pelatih
seorang pengawas yang telah lulus program pendidikan dan
pelatihan (Diklat) bagi pelatih PIGP.
c. Menyiapkan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat
kebijakan sekolah/madrasah, prosedur kegiatan sekolah/madrasah,
format administrasi pembelajaran, dan informasi lain yang dapat
membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah.
d. Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki
kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dengan menerbitkan surat keputusan (SK) kepala sekolah.
e. Menyusun rencana tindak implementasi PIGP .
f. Menyusun jadwal implementasi PIGP
2. Pembimbing
Dalam tahap persiapan, guru pembimbing juga melakukan analisis
kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri
khas sekolah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula,
penyediaan buku pedoman, dan keberadaan organisasi profesi yang
terkait.
3. Pengawas Sekolah
Sebelum melakukan tahap persiapan, pengawas sekolah
mempelajari buku-buku panduan dan modul PIGP. Selanjutnya
pengawas sekolah melakukan dua tahap persiapan sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kepengawasan tahunan dan semesteran PIGP
yang tertuang dalam jadwal kegiatan pengawasan PIGP
b. Memberikan pelatihan PIGP bagi kepala sekolah dan calon
pembimbing. Pelatihan dapat dilakukan di setiap sekolah atau
bersama-sama di KKG/MGMP, KKKS/MKKS, atau
diselenggarakan oleh dinas pendidikan setempat.
24

c. Menyusun rencana monitoring implementasi PIGP


d. Menyiapkan instrumen monitoring implementasi PIGP
b) Tahap Pengenalan Sekolah dan Lingkungannya.
Pengenalan sekolah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan
pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah tempat guru
pemula bertugas. Pada bulan pertama dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Kepala Sekolah
Setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah,
selanjutnya kepala sekolah memperkenalkan guru pemula kepada
dewan guru, karyawan sekolah, siswa, dan masyarakat sekitar.
2. Pembimbing
Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pembimbing dalam
tahap pengenalan sekolah dan lingkungannya kepada guru pemula
adalah:
a. Memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah kepada guru pemula;
b. Memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan
c. Mendiskusikan rencana pembimbingan dan pengembangan
keprofesian.
3. Guru Pemula
Setelah guru pemula diperkenalkan dengan lingkungan sekolah
oleh kepala sekolah dan pembimbing, selanjutnya guru pemula
melakukan hal-hal berikut.
a. Melakukan evaluasi diri.
b. Mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya,
termasuk melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan
situasi.
c. Mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula,
data sekolah, tata tertib sekolah, dan kode etik guru.
d. Mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber
belajar di sekolah.
e. Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (K13).
25

C. Tahap Pembimbingan
Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan ketiga sampai
dengan bulan kesembilan oleh guru yang telah ditetapkan sebagai
pembimbing. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap pembimbingan
adalah sebagai berikut.
1. Pembimbing
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai
berikut.
a. Menyusun rencana pembimbingan, yang terdiri dari:
1) identifikasi kompetensi pembimbing (Evaluasi diri)
2) menyusun skala prioritas pembimbingan ;
3) menyusun rencana pengembangan keprofesian pembimbing ;
4) menyusun rencana tindak pembimbingan ;
5) menyusun jadwal kegiatan pembimbingan.
b. Membimbing guru pemula dalam menyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran/satuan layanan bimbingan dan konseling. Dalam
membimbing penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
mempedomani Permen Diknas No. 41 tahun 2007 tentang standar
proses, serta panduan/juknis terkait. Khusus untuk satuan layanan
bimbingan dan konseling. Dalam pembimbingan penyusunan
perencanaan pembelajaran (Silabus dan RPP/Satuan Layanan),
pembimbing dapat membimbing secara langsung atau dapat pula
bersama guru lain yang sejenis dalam MGMP sekolah ataupun tingkat
kabupaten/kota. Ini merupakan bagian dari tahapan perencanaan
pembelajaran (plan) dalam lesson study.Penyusunan dokumen
perencanaan pembelajaran (lesson plan/RPP/Satuan layanan) dapat pula
dilakukan secara bersama-sama dengan beberapa guru sejenis dan
dosen untuk memperkaya ide-ide. Penyusunan perencanaan
pembelajaran dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.
1) Analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat
mengarah padapermasalahan materi pembelajaran, pedagogi, dan
fasilitas, serta permasalahan lainnya. Dengan teridentifikasinya
26

permasalahan diharapkan guru dapat menentukan strategi


pembelajaran efektif dan efisien.
2) Guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau
lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran, lembar
kerja siswa, dan asesmen.
c. Melakukan observasi pembelajaran secara berkala.Proses observasi
pembelajaran dan pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
praobservasi, observasi, dan pascaobservasi.
D. Tahap Penilaian
1. Metode Penilaian
Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja. Penilaian
kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru
dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya (pasal 1
Peraturan Menteri Pendidikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Penilaian berdasarkan
penerapan kompetensi dalam melaksanakan kegiatan pokok pada tugas
utama guru. Kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi guru). Kegiatan pokok guru adalah kegiatan
pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran;
(3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik;
dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru (pasal 52 Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru). Sedangkan tugas utama
guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
(pasal 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
27

Penilaian dapat dilakukan melalui observasi pembelajaran dan


observasi pelaksanaan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru.Penilaian dilakukan dalam
dua tahap. Penilaian tahap pertama yang dilakukan oleh pembimbing
bersamaan dengan proses pembimbingan pada bulan kedua samapai bulan
kesembilan (assessment for learning). Penilaian tahap kedua dilakukan
oleh kepala sekolah dan pengawas pada bulan kesepuluh dan
kesebelas.Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan
memberikan tanda cek (√) dan deskripsinya berdasarkan observasi.
Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau umpan balik untuk
perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan berikutnya.
Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat
penjelasan mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan
pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi bahan masukan bagi
perbaikan guru pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik.
Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen
penilaian kinerja guru yang lebih fokus pada penerapan kompetensi
pedagogik dan profesional, dan instrumen/lembar observasi untuk
mengukur penerapan kompetensi kepribadian dan sosial dalam
melaksanakan kegiatan pokok/tugas utama guru, baik guru mata pelajaran,
guru kelas, maupun guru BK/Konselor. Instrumen penilaian yang
digunakan adalah:
a. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata
pelajaran atau guru kelas.
b. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembimbingan
untukBK/Konselor.
c. Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula
2. Tahap-tahap pemberian nilai adalah sebagai berikut:
a. Pemberian Nilai Kinerja Guru Pemula
Setelah bukti-bukti kinerja diperoleh melalui pengamatan dan/atau
pemantauan penilai dapat menentukan nilai dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
28

1) Penentuan Skor Butir Indikator Kinerja (PenetapanPernyataan


“Ya” atau “Tidak”).Skor butir indikator kinerja ditentukan
berdasarkan pernyataan “ya” atau “tidak” yang telah
ditetapkan. Penetapan “ya” atau tidak pada setiap butir
penilaian indikator kinerja berdasarkan hasil kajian/analisis
berbagai dokumen dan/atau analisa catatan pengamatan
dan/atau pemantauan yang dapat menggambarkan secara utuh
untuk setiap butir penilaian. Butir indikator kinerja yang
dinyatakan “ya” memiliki skor satu, sedangkan yang
dinyatakan “tidak” memiliki skor 0.
2) Penentuan Skor Indikator Kinerja.Berdasarkan catatan hasil
pengamatan, pemantauan, wawancara, studi (penggalian)
dokumen, dan bukti-bukti berupa data lain yang dikumpulkan
selama proses penilaian kinerja guru, penilai menentukan
setiap skor indikator kinerja dengan rumus sebagai berikut:

Total Pernyataan “Ya”


Skor Indikator Kinerja = X 100
Total Pernyataan “Ya” maksimal

Hasil perhitungan di atas, dikonversi ke skor 4-3-2-1, dengan cara


menetapkan skor pada rentang sebagai berikut:
No. Rentang skor Skor
1 0<x≤25% 1
2 25%<x≤50% 2
3 50%<x≤75% 3
4 75%<x≤100% 4

3) Penentuan Nilai Kinerja Guru Pemula


a. Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau
rentang 14-112 (guru BK/Konselor). Untuk menentukan Nilai
Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau
rentang 14-112 (guru BK/Konselor) dengan cara menjumlahkan
semua skor indikator kinerja.
29

b. Nilai Kinerja Guru Konversi 100. Untuk menentukan Nilai


Kinerja Guru Konversi 100 dapat dilakukan dengan cara
membagi total skor indikator kinerja perolehan dibagi jumlah skor
indikator kinerja maksimal (56 untuk guru mata pelajaran/guru
kelas dan 112 untuk guru BK/Konselor) dikalikan dengan 100.
maka Nilai Kinerja Guru Pemula konversi 100 dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1) Nilai Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas

Nilai Kinerja Guru Pemula Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan


= x100
Konversi 100
56

2) Nilai Kinerja Guru BK/Konselor

Nilai Kinerja Guru Pemula Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan


= x100
Konversi 100
112

c. Penentuan Kategori Nilai Kinerja Guru


Kategori Nilai Kinerja Guru Pemula dapat dilihat pada tabel Nilai
Kinerja berikut:
Nilai Kinerja Sebutan
91- 100 Amat Baik
76 – 90 Baik
61 - 75 Cukup
51 –60 Sedang
≤ 50 Kurang
b. Pemberian Nilai Kepribadian dan Sosial
Penilaian kepribadian dan sosial guru pemula dilakukan
melalui pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran dan/atau
pemantauan, serta wawancara di luar pelaksanaan pembelajran.
Hasil pengamatan, pemantauan dan wawancara dikaji/analisis,
untuk menentukan Nilai Kepribadian dan Sosial Guru Pemula
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)Penetapan pernyataan “ya” atau “tidak, dengan ketentuan sebagai
30

berikut:
a) “ya”, jika terdapat bukti yang mendukung butir penilaian
b) “tidak”, jika tidak terdapat bukti yang mendukung butir
penilaian
2)Menentukan skor butir: skor 1 untuk pernyataan “ya”, dan 0 untuk
pernyataan “tidak”
3)Menghitung skor indikator penilaian dengan ketentuan sebagaimana
ketentuan penilaian kinerja di atas
4)Menghitung Nilai dan Kategori Nilai Kepribadian dan Sosial dengan
ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas.
c. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penilaian Tahap 1
1) Praobservasi
Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan,
dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan
yang meliputi paling banyak 5 (lima) indikator kinerja dari
keseluruhan indikator kinerja sebagaimana yang tertulis dalam
lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh pembimbing dan
lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula. Lima indikator
kinerja yang menjadi obyek dalam fokus observasi dapat ditentukan
secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang didasarkan
pada hasil observasi sebelumnya.
2) Pelaksanaan Observasi
Pembimbing mengisi lembar observasi pembelajaran dan
pembimbingan secara objektif pada saat seketika pelaksanaan
observasi dilakukan.Dalam hal pemberian nilai, pembimbing
menggunakan lembar observasi.Dalam konteks pendekatan lesson
study, pada saat observasi pembelajaran para observer disarankan
untuk menggunakan observasi pembelajaran yang lebih bersifat
kualitatif untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena
aktivitas/proses belajar siswa yang menarik untuk didiskusikan
dalam refleksi.
31

3) Pasca observasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:
a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan
pembimbingan setelah selesai pelaksanaan pembelajaran dan
pembimbingan.
b) Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses
pembelajaran dan pembimbingan yang telah dilaksanakan.
Dalam tahap ini dapat menggunakan pendekatan lesson study,
dengan tata cara sebagai berikut:
 Refleksi dipimpin oleh seorang moderator (kepala sekolah,
pembimbing, atau observer yang ditunjuk), dan didampingi
oleh seorang notulis yang bertugas untuk mencatat hal-hal
penting yang didiskusikan dalam refleksi.
 Moderator memperkenalkan diri dan membuka diskusi.
 Moderator memberikan kesempatan pertama kepada guru
pemula untuk melakukan refleksi diri untuk menyampaikan
ketercapaian target pembelajaran yang telah dirancang,
kondisi-kondisi khusus yang terjadi pada beberapa siswa saat
pembelajaran.
 Moderator memberikan kesempatan observer untuk
menyampaikan hasil pengamatan (komentar), dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Pengamat menyampaikan terima kasih kepada guru model
yang telah bersedia membuka kelas dan diobservasi.
 Pengamat dalam menyampaikan komentar hendaknya
terfokus pada: (a) proses belajar siswa; (b) pencapaian
tujuan/kompetensi siswa, dan (c) pelajaran berharga yang
dipetik oleh observer.
 Pengamat dalam menyampaikan komentar dengan
kalimat yang santun, halus, bijak, dan tidak berkesan
menggurui, serta menggunakan kata “pembelajaran kita”
untuk mengomentari proses pembelajaran.
32

 Pengamatmenganalisishasil pengamatan serta


menyampaikan alternative solusi.
 Pengamat sebaiknya tidak mengulang menyampaikan
hasil pengamatan yang telah disampaikan oleh pengamat
lain.
 Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai
alternatif solusi dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-
hari oleh masing-masing peserta refleksi.
Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson
study dapat dilihat pada tata tertib melaksanakan lesson study
c) Pembimbing memberikan salinan lembar observasi
pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula yang
telah ditandatangani oleh guru pemula dan pembimbing untuk
diarsipkan sebagai dokumen portofolio penilaian proses
(assessment for learning).
d. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penilaian Tahap 2
1) Praobservasi
Kepala Sekolah dan pengawas mendiskusikan, menentukan,
dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan
yang meliputi paling banyak 5 (lima) indikator kinerja dari
keseluruhan indikator kinerja sebagaimana yang tertulis dalam
lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh pengawas dan
lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula. Lima indikator
kinerja yang menjadi obyek dalam fokus observasi dapat ditentukan
secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang didasarkan
pada hasil observasi sebelumnya.
2) Pelaksanaan Observasi
Pengawas mengisi lembar observasi pembelajaran dan
pembimbingan secara objektif pada saat seketika pelaksanaan
observasi dilakukan.Dalam konteks pendekatan lesson study, pada
saat observasi pembelajaran para observer disarankan untuk
menggunakan observasi pembelajaran yang lebih bersifat kualitatif
33

untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena aktivitas/proses belajar


siswa yang menarik untuk didiskusikan dalam refleksi.
3) Pasca observasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:
a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan
pembimbingan setelah selesai pelaksanaan pembelajaran dan
pembimbingan
b) Pengawas dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran
dan pembimbingan yang telah dilaksanakan. Dalam tahap ini
dapat menggunakan pendekatan lesson study, dengan tata cara
sebagai berikut:
 Refleksi dipimpin oleh seorang moderator (kepala sekolah,
pembimbing, atau observer yang ditunjuk), dan didampingi
oleh seorang notulis yang bertugas untuk mencatat hal-hal
penting yang didiskusikan dalam refleksi.
 Moderator memperkenalkan diri dan membuka diskusi.
 Moderator memberikan kesempatan pertama kepada guru
pemula untuk melakukan refleksi diri untuk menyampaikan
ketercapaian target pembelajaran yang telah dirancang,
kondisi-kondisi khusus yang terjadi pada beberapa siswa saat
pembelajaran.
 Moderator memberikan kesempatan observer untuk
menyampaikan hasil pengamatan (komentar), dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Pengamat menyampaikan terima kasih kepada guru model
yang telah bersedia membuka kelas dan diobservasi.
 Pengamat dalam menyampaikan komentar hendaknya
terfokus pada: (a) proses belajar siswa; (b) pencapaian
tujuan/kompetensi siswa, dan (c) pelajaran berharga yang
dipetik oleh observer.
 Pengamat dalam menyampaikan komentar dengan kalimat
yang santun, halus, bijak, dan tidak berkesan menggurui,
34

serta menggunakan kata “pembelajaran kita” untuk


mengomentari proses pembelajaran.
 Pengamatmenganalisishasilpengamatansertamenyampaika
n alternative solusi.
 Pengamat sebaiknya tidak mengulang menyampaikan
hasil pengamatan yang telah disampaikan oleh pengamat
lain.
 Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai
alternatif solusi dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-
hari oleh masing-masing peserta refleksi.
Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson
study dapat dilihat pada tata tertib melaksanakan lesson study
c) Pengawas memberikan salinan lembar observasi pembelajaran
dan pembimbingan kepada guru pemula yang telah
ditandatangani oleh guru pemula dan pembimbing untuk
diarsipkan sebagai dokumen portofolio penilaian proses
(assessment for learning).
35

BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di SDN 1 Brenggolo
Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri berjalan dengan baik sehingga Calon
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mendapatkan evaluasi nilai kinerja akhir
dengan kategori Baik. Terbukti dengan perolehan nilai yang baik pada setiap
pembelajaran. Secara rinci dapat dilihat :
1. Hasil evaluasi penilaian kinerja tahap 1 selama 1 kali pertemuan pada
Bulan Februari 2020 dari guru pembimbing adalah : 89,1 (kategori Baik).
2. Hasil evaluasi penilaian kinerja tahap 2 dari pengawas pada Bulan Maret
2020 adalah : 89,8 (kategori Baik).
3. Berdasarkan hasil evaluasi nilai kinerja maka Guru Pemula atas nama
Apriyani Parawitasiwi dinyatakan telah lulus program induksinya dan
kepadanya berhak mendapatkan Sertifikat Lulus Program Induksi.

Anda mungkin juga menyukai