Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting. Sehingga dapat menjadi tolak ukur bagi perkembangan suatu bangsa. Bangsa
Indonesia mempunyai dasar Negara Pancasila sebagai pandangan hidupnya yang
di dalamnya telah merumuskan sistem pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan yang memerlukan
seperangkat komponen pengajaran. Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat berupa
kesiapan dalam memilih metode pembelajaran dan ketepatan guru dalam menyediakan alat
peraga pembelajaran.
Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan, maka
seorang guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan tersebut harus dilakukan secara
berkesinambungan mulai dari saat belajar di perguruan tinggi, pendidikan profesi guru
di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sampai menjadi guru yang
ditugaskan di satuan pendidikan.
Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan
sekolah, mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain: pengenalan karakteristik
peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan warga sekolah.
Pengenalan guru pemula terhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas
seorang guru selanjutnya. Salah satu program yang dapat membekali guru pemula pada awal
mereka bertugas adalah Program Induksi Guru Pemula Madrasah (PIGPM).

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintah Daerah.
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

1
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
7. Peraturan Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit.
8. Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 Program Induksi Guru Pemula.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

C. Tujuan
Pelaksanaan program induksi guru pemula madrasah bertujuan untuk membimbing
guru pemula agar dapat:
a. Berdaptasi dengan iklim kerja dan budaya madrasah.
b. Melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di madrasah.

D. Sasaran
Pelakasanaan Program Induksi Guru Pemula Madrasah (PIGPM) memiliki sasaran
yakni di mana Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) khususnya formasi guru dapat belajar
menimba pengalaman dari Kepala Madrasah dan Guru Pembimbing sehingga dapat
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

E. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula Madrasah
(PIGPM) antara lain:
1. Terbentuknya calon guru yang berkualitas dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya.
2. Terbentuknya suasana sekolah yang selaras, serasi, dan seimbang sehingga mendukung
terciptanya suasana pembelajaran yang efektif.

2
BAB II
PELAKSANAAN

A. Konsep PIGPM
Program Induksi Guru Pemula Madrasah (PIGPM) adalah kegiatan orientasi,
pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktek pemecahahan berbagai permasalahan
dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada madrasah di
tempat tugasnya. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan
proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.
1. Tujuan PIGPM
Tujuan Program Induksi Guru Pemula Madrasah adalah:
a. Membantu guru pemula agar memiliki kompetensi Agama Islam sebagai guru
madrasah, yaitu:
1) Memiliki kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dengan benar.
2) Melaksanakan ibadah harian.
3) Memahami dasar-dasar moderasi beragama.
b. Membimbing guru pemula agar dapat beradaptasi dengan iklim kerja dan nilai
budaya kerja Kementerian Agama yang meliputi: (1) Integritas, (2) Profesionalitas,
(3), Inovasi, (4) Tanggung Jawab, dan (5) Keteladanan.
c. Membantu guru pemula agar mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai guru
profesional di madrasah.
d. Membantu guru pemula dalam memperkuat kompetensi sebagai guru sesuai dengan
standar kompetensi guru, yaitu:
1) Kompetensi paedagogis, yang meliputi:
a) Memahami latar belakang peserta didik.
b) Memahami teori belajar.
c) Mengembangkan krikulum.
d) Melaksanakan kegiatan pengembangan pendidikan.
e) Mengembangkan potensi peserta didik.
f) Berkomunikasi dengan peserta didik.
g) Mengelola asesmen dan evaluasi.

3
2) Kompetensi kepribadian, yang meliputi:
a) Berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan, dan hukum di Indonesia.
b) Berkepribadian matang dan stabil.
c) Memiliki etika kerja dan komitmen serta kebanggaan menjadi guru.
3) Kompetensi sosial, yang meliputi:
a) Berperilaku inklusif dan tidak pilih kasih.
b) Berkomunikasi dengan guru, staf pegawai madrasah, orang tua, dan
masyarakat.
4) Kompetensi profesional, yang meliputi:
a) Pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi, dan standar kompetensi
mata pelajaran, serta tahap-tahap pembelajaran.
b) Mengembangkan profesionalisme melalui refleksi diri.
Dengan demikian Program Induksi Guru Pemula Madrasah merupakan proses
orientasi kegiatan pembelajaran dalam konteks satuan pendidikan dan menjadi
pembelajaran keprofesionalan di tempat kerja selama tahun pertama mengajar dan
merupakan tahap awal dalam Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB)
Guru.
2. Manfaat PIGPM
Manfaat Program Induksi Guru Pemula Madrasah adalah:
a. Bagi guru pemula yang berstatus CPNS atau PNS mutasi dari jabatan lain, program
induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan
fungsional guru.
b. Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, program induksi dilaksanakan
sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap yayasan/lembaga
penyelenggaraan pendidikan.
3. Prinsip Penyelenggaraan PIGPM
Program Induksi Guru Pemula Madrasah dilaksanakan dengan prinsip:
a. Keprofesionalan, yaitu penyelenggaraan PIGPM didasarkan pada kode etik profesi,
sesuai bidang tugas.
b. Kesejawatan, yaitu penyelenggaraan PIGPM dilakukan atas dasar hubungan kerja
dalam tim.

4
c. Akuntabel, yaitu penyelenggaraan PIGPM harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik.
d. Berkelanjutan, yaitu penyelenggaraan PIGPM dilakukan secara terus menerus
dengan selalu mengadakan perbaikan atas hasil sebelumnya.
4. Peserta PIGPM
Peserta PIGPM adalah:
a. Guru pemula berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang ditugaskan pada madrasah yang
diselenggarakan oleh Kementerian Agama.
b. Guru pemula berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) mutasi dari jabatan lain.
c. Guru pemula bukan PNS yang bertugas pada madrasah yang diselenggarakan oleh
masyarakat.

B. Strategi Pelaksanaan PIGPM


Program Induksi Guru Pemula Madrasah dapat dilaksanakan dalam beberapa tahap
sebagaimana disajikan oleh diagram berikut ini.

Gambar 2.1. Tahapan Pelaksanaan PIGPM

5
Penjelasan tahapan pelaksanaan PIGPM adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan PIGPM dilaksanakan pada bulan ke-1 dengan kegiatan sebagai
berikut:
a. Persiapan PIGPM
Madrasah yang akan melaksanakan PIGPM perlu melakukan hal-hal
berikut:
1) Bimbingan Teknis tentang pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula
Madrasah yang diikuti oleh kepala madrasah dan guru pembimbing dengan
pelatih seorang pengawas madrasah.
2) Kepala madrasah menyiapkan panduan bagi guru pemula yang memuat
kebijakan, prosedur madrasah, format administrasi pembelajaran, dan
informasi lain yang dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri
dengan lingkungan madrasah.
3) Kepala madrasah melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan
ciri khas madrasah, pengalaman mengajar guru pemula,
keberadaan/keterlibatan/kepedulian kelompok/organisasi profesi, keberadaan
guru yang dapat dijadikan guru pembimbing, pengalaman guru pembimbing,
kesiapan menyediakan Buku Panduan dan faktor pendukung lainnya.
4) Kepala madrasah melakukan pemetaan kompetensi pendidikan agama Islam
terhadap guru pemula sebagai kriteria khusus guru madrasah.
5) Kepala madrasah menunjuk seorang pembimbing (pembimbing 1) sebagai
pembimbing mata pelajaran yang memiliki kriteria yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
6) Kepala madrasah menunjuk seorang pembimbing khusus pendidikan agama
Islam (pembimbing 2) sesuai kriteria yang telah ditentukan. Dalam hal guru
pemula mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Fikih, Al-Qur’an
Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam) maka pembimbing 1
sekaligus pembimbing 2.

6
b. Pengenalan madrasah dan lingkungannya
Pengenalan madarasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama
setelah guru pemula melapor kepada kepala madrasah tempat guru pemula
bertugas. Pada bulan pertama ini, guru pembimbing (pembimbing 1 dan 2)
memperkenalkan situasi dan kondisi madrasah dan memperkenalkan guru pemula
kepada siswa, serta selanjutnya melakukan bimbingan dalam menyusun
perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran dan tugas terkait lainnya. Guru
pemula dapat mengamati situasi dan kondisi madrasah serta lingkungannya,
mempelajari Buku Pedoman dan Panduan Kerja bagi guru pemula, data-data
madrasah, tata tertib madrasah, kode etik guru, dan menemukan serta mempelajari
sarana dan sumber belajar di madrasah, mempelajari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan PIGPM dilaksanakan pada bulan ke-2 sampai dengan bulan ke-9,
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pembimbingan
Pada bulan ke-2, guru pemula bersama guru pembimbing 1 menyusun:
1) Rencana Pengembangan Keprofesian (RPK) untuk tahun pertama masa
induksi.
2) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan
pada pertemuan minggu-minggu pertama.
Pembimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi proses
pembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai
guru, seperti pembina ekstra kurikuler.
Pembimbingan proses pembelajaran meliputi penyusunan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing
dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Proses pembimbingan
ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi paedagogis dan kompetensi
profesional. Pembimbingan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara:

7
1) Memberi motivasi dan arahan tentang penyusunan perencanaan pembelajaran
dan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.
2) Memberi kesempatan kepada guru pemula untuk melakukan observasi
pembelajaran guru lain.
3) Melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi paedagogis dan
profesional dengan mengunakan Lembar Observasi Pembelajaran.
Pembimbingan pelaksanaan tugas tambahan yang terkait dengan tugasnya
sebagai guru, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kepribadian dan sosial.
Pembimbingan ini dilakukan dengan cara:
1) Melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di madrasah.
2) Memberi motivasi dan arahan dalam menyusun program dan pelaksanaan
program pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan yang diemban guru
pemula.
3) Melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi kepribadian dan
sosial dengan menggunakan Lembar Observasi Pembelajaran.
Setelah pembimbingan proses pembelajaran, maka dilakukan observasi
pembelajaran oleh pembimbing sekurang-kurangnya 1 kali setiap bulan pada masa
pelaksanaan program induksi dari bulan ke-2 sampai dengan bulan ke-9. Dalam
rangka membimbing guru pemula mencapai standar kompetensi agama Islam, guru
pemula bersama guru pembimbing 2, menyusun rencana pembimbingan,
menentukan jadwal pembimbingan, dan menetapkan prioritas pembimbingan
bersama dengan guru pemula agar tidak mengganggu kegiatan pembelajaran. Guru
pembimbing 2 melaksanakan bimbingan dengan metode pembiasaan, contoh,
motivasi, observasi, atau metode lainnya yang sesuai dengan kebutuhan. Guru
pembimbing (1 dan 2) melaporkan perkembangan guru pemula secara berkala
kepada kepala madrasah.
b. Observasi pembelajaran
Observasi pembelajaran ini diawali dengan pertemuan pra observasi yang
dilaksanakan untuk menentukan fokus elemen kompetensi guru yang akan
diobservasi, kemudian pelaksanaan observasi yang dilakukan terhadap fokus
elemen kompetensi yang telah disepakati, dan diakhiri pertemuan pasca observasi

8
untuk membahas hasil observasi dan memberikan umpan balik berdasarkan fokus
elemen kompetensi yang telah disepakati bersama, berupa ulasan tentang hal-hal
yang sudah baik dan hal yang perlu dikembangkan.
Setiap komponen penilaian dituliskan hasil penilaian berdasarkan observasi
kemudian juga dituliskan deskripsi hasil penilaian tersebut. Dengan adanya
deskripsi maka akan dapat diberikan masukan atau umpan balik untuk perbaikan
pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
Proses observasi mengajar memiliki tahapan sebagai berikut:
1) Pra observasi
Guru pemula dan penilai mendiskusikan, menentukan dan menyepakati
fokus observasi pembelajaran. Fokus observasi meliputi elemen kompetensi
dari keempat kompetensi inti sebagaimana yang tertulis dalam Lembar
Observasi Pembelajaran bagi penilai.
2) Pelaksanaan observasi
Pada saat pelaksanaan observasi, penilai mengisi Lembar Observasi
Pembelajaran sesuai dengan hasil observasi penilai terhadap pelaksanaan
pembelajaran oleh guru pemula.
3) Pasca observasi
Penilai dan guru pemula melakukan refleksi untuk mendiskusikan
proses pembelajaran. Penilai memberikan salinan Lembar Observasi
Pembelajaran kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh Guru
Pemula, pembimbing, dan kepala madrasah untuk diarsipkan sebagai dokumen
Portofolio Penilaian Proses (assessment for learning).
c. Penilaian
Penilaian PIGPM dilaksanakan pada bulan ke-2 sampai dengan bulan ke-9.
Penilaian dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu:
1) Penilaian tahap pertama
Penilaian tahap pertama dilakukan oleh guru pembimbing 1 dan 2 pada
bulan ke-2 sampai dengan bulan ke-9 dengan tujuan untuk mengembangkan
kompetensi guru dalam proses pembelajaran, kompetensi Pendidikan Agama
Islam, dan tugas tambahan yang terkait. Penilaian tahap pertama berupa

9
penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran, usulan dan masukan
oleh guru pembimbing. Penilaian tahap 1 merupakan penilaian proses
(assessment for learning) sebagai bentuk pembimbingan guru pemula dalam
melaksanakan tugas proses pembelajaran yang meliputi menyusun perencanaan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan
yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja
guru.
Penilaian tahap ini dilakukan oleh guru pembimbing 1 dengan observasi
pembelajaran dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula,
dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setiap bulan selama masa
penilaian Tahap 1. Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk
mengidentifikasi bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik
secara reguler dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi
secara terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang
perlu untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses
pembelajaran yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.
Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan
pokok proses pembelajaran dan tugas tambahan yang terkait. Selama
berlangsungnya penilaian tahap pertama, kepala madrasah memantau
pelaksanaan pembimbingan dan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula,
pengawas madrasah melakukan pemantauan, pembinaan, pemberian dukungan
dalam pelaksanaan pembimbingan dan penilaian guru pemula. Penilaian
kompetensi agama Islam dilaksanakan oleh Guru Pembimbing 2 berdasarkan
indikator setiap kompetensi. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes
lisan, praktek, dan pengamatan.
2) Penilaian tahap kedua
Penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala madrasah dan pengawas
madrasah dengan tujuan untuk menentukan Nilai Kinerja Guru Pemula.
Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan ke-10 sampai dengan bulan ke-
11, berupa observasi pembelajaran, ulasan dan masukan oleh kepala madrasah

10
dan pengawas madrasah, yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam
pembelajaran. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (assessment for
learning) yang bertujuan untuk menentukan kompetensi guru pemula dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan tugas tambahan yang melekat dengan
beban kerja guru pemula.
Pada penilaian tahap kedua yang merupakan kelanjutan penilaian tahap
pertama, bila masih ditemukan kekurangan maka kepala madrasah atau
pengawas madrasah wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan
kepada guru pemula, sehingga pada akhir penilaian diharapkan guru pemula
telah memenuhi syarat minimal yaitu semua komponen penilaian memiliki
kriteria dengan kategori “baik”.
Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir program induksi ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara pembimbing (1 dan 2), kepala madrasah, dan
pengawas madrasah dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka,
akuntabel, dan demokratis. Peserta Program Induksi dinyatakan berhasil, jika
semua elemen kompetensi penilaian paling kurang memiliki kriteria nilai dengan
kategori “Baik”.
Setiap komponen kompetensi dalam penilaian diberikan skor, dengan
kategori sebagai berikut:
Skor 1 : Jika hasil penilaian kurang
Skor 2 : Jika hasil penilaian cukup
Skor 3 : Jika hasil penilaian baik
Skor 4 : Jika hasil penilaian sangat baik
Nilai kinerja guru pemula oleh masing-masing pembimbing dan kepala
madrasah diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap komponen kompetensi
dibagi total skor maksimal komponen kompetensi dikalikan 100.

11
Nilai kinerja Guru Pemula Madrasah merupakan rata-rata dari Nilai Kinerja
dari Pembimbing 1, Pembimbing 2, dan Kepala Madrasah yang dirumuskan sebagai
berikut:

Keterangan:
NKGP : Nilai Kinerja Guru Pemula
NKP1 : Nilai Kinerja dari Pembimbing 1
NKP 2 : Nilai Kinerja dari Pembimbing 2
NKKM : Nilai Kinerja dari Kepala Madrasah
Hasil penilaian kinerja guru pemula diperoleh dari konversi hasil penilaian
kinerja guru pemula ke dalam kategori hasil penilaian yang dinyatakan dalam
rentang nilai 1 sampai dengan 100 dan dibedakan menjadi lima kategori penilaian,
yaitu Amat Baik, Baik, Cukup, Sedang, dan Kurang dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tabel 2.1. Predikar Nilai Kinerja Guru Pemula (NKGP)
Skor NKGP Predikat
90 < NKGP ≤ 100 Amat Baik
75 < NKGP ≤ 90 Baik
60 < NKGP ≤ 75 Cukup
50 < NKGP ≤ 60 Sedang
NKGP ≤ 50 Kurang

d. Rekomendasi dan tindak lanjut


Dalam pengambilan keputusan atas keberhasilan guru pemula dalam
mengikuti program induksi ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Guru pemula yang berstatus CPNS/PPPK atau PNS mutasi dari jabatan lain
atau berstatus bukan PNS yang telah menyelesaikan program induksi dengan
nilai kinerja paling kurang kategori “Baik” dapat diusulkan untuk diangkat
dalam jabatan fungsional guru dengan menyertakan sertifikat.

12
2) Guru pemula yang berstatus CPNS/PPPK atau PNS mutasi dari jabatan
lain/bukan PNS yang belum mencapai nilai kinerja dengan kategori minimal
“Baik” dapat mengajukan masa perpanjangan Program Induksi paling lama 1
(satu) tahun dengan dilakukan penilaian per triwulan pada masa perpanjangan
induksi.
a) Jika hasil penilaian kinerja guru pemula pada triwulan pertama pada masa
perpanjangan induksi telah memperoleh nilai paling kurang kategori
“Baik”, maka guru pemula berha untuk diajukan penerbitan sertifikat yang
menyatakan berhasil menyelesaikan program induksi.
b) Jika guru pemula yang telah melalui masa perpanjangan program induksi
samapai batas waktu yang telah ditentukan tidak dapat meraih nilai kinerja
paling kurang kategori “Baik”, maka guru pemula diberi Laporan Hasil
Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan kategori nilai yang diraih, tanpa
diajukan untuk diterbitkan sertifikat oleh kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi.
3) Guru pemula yang berstatus CPNS/PPPK/PNS mutasi dari jabatan lain/bukan
PNS yang tidak mencapai nilai kinerja minimal dengan kategori “Baik” dalam
masa perpanjangan, tidak dapat diusulkan untuk memperoleh jabatan
fungsional guru dan diusulkan memperoleh jabatan administrasi.
4) Pengangkatan dan penempatan guru pemula berstatus CPNS/PPPk dan PNS
mutasi dari jabatan lain yang tidak berhasil dalam program induksi selanjutnya
dilakukan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
5) Pengangkatan dan penempatan guru pemula berstatus bukan PNS yang tidak
berhasil dalam program induksi, selanjutnya dilakukan oleh
yayasan/penyelenggara pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

e. Pelaporan

13
Pelaporan dilaksanakan mulai bulan ke-11 setelah penilaian tahap kedua
selesai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pembuatan Draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh Kepala
Madrasah yang didiskusikan dengan guru pembimbing (1 dan 2) dan
dikonsultasikan dengan pengawas madrasah berdasarkan hasil penilaian tahap
kedua.
2) Pengkajian hasil penilaian tahap 1 dan tahap 2 oleh pengawas madrasah dengan
kepala madrasah, guru pembimbing (1 dan 2), dan guru pemula.
3) Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula
berdasarkan pengkajian penilaian tahap 2 dengan mempertimbangkan penilaian
tahap 1, yang selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja
dengan 5 (lima) kategori, yaitu amat baik, baik, cukup, sedang, dan kurang.
4) Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh guru
pemula, guru pembimbing, kepala madrasah, dan pengawas madrasah.
5) Pengajuan penerbitan sertifikat oleh kepala madrasah kepada Kepala kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota bagi guru pemula yang telah memiliki
Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai minimal
berkategori “Baik”.

C. Profil Madrasah
Tabel 2.2. Gambaran Umum MIN 1 Katingan
Nama Madrasah : MIN 1 Katingan
NSM : 111.1.62.06.0002
NPWP : 00.594.515.9-712.000
Alamat : Jl. Revolusi No 11 Kelurahan Kasongan
Lama Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten
Katingan
Nama Kepala Madrasah : Yetro, S.Pd.I
Tahun Berdiri : 2009
Status : Negeri
Status Bangunan : Milik Pemerintah
Luas Tanah : 20.210 m2
Luas Bangunan : 2.385 m2
1. Visi MIN 1 Katingan

14
Visi adari MIN 1 Katingan adalah membentuk generasi cerdas, terampil, islami
dan menguasai ilmu pengetahuan dasar serta cinta NKRI.
2. Misi MIN 1 Katingan
Misi dari MIN 1 Katingan adalah sebagai berikut :
a. Memberikan bekal kemampuan baca, tulis, hitung dan keterampilan dasar untuk
jenjang pendidikan selanjutnya;
b. Memberikan bekal kemampuan baca tulis Al-Qur’an serta hapalan surah-surah
Juz Amma dengan tajwid;
c. Menerapkan perilaku islami dalam kehidupan sehari-hari;
d. Menyelenggarakan pendidikan yang berdisiplin dan berkualitas;
e. Memberikan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan;
f. Membudayakan perilaku toleransi terhadap perbedaan.
3. Tujuan MIN 1 Katingan
Dalam rangka pelaksanaan pencapaian misi madrasah sesuai dengan tujuan dan
target mutu yang di inginkan, maka dilaksanakan program sebagai berikut :
a. Meningkatkan kemampuan baca, tulis, hitung dan keterampilan dasar untuk
jenjang pendidikan selanjutnya;
b. Meningkatkan pengetahuan agama dengan bekal kemampuan baca tulis Al-Qur’an
serta hapalan surah-surah Juz Amma dengan tajwid;
c. Menjadi madrasah yang diminati masyarakat dengan menerapkan perilaku islami
dalam kehidupan sehari-hari;
d. Meningkatkan warga sekolah untuk tertib masuk dan pulang sekolah sesuai dengan
ketentuan.
e. Mengaktualisasikan profesionalitas guru dengan memberikan proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan;

D. Tanggung Jawab Kepala Madrasah


Kepala madrasah bertanggung jawab dalam pelaksanaan Program Induksi Guru
Pemula Madrasah tempat bekerja. Untuk itu, seorang kepala madrasah harus memastikan
keterlaksanaan program induksi guru pemula mulai saat persiapan hingga berakhirnya
program induksi. Kepala madrasah bertanggung jawab untuk:

15
a. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengawas madrasah dalam pelaksanaan
program induksi guru pemula di madrasah.
b. Menunjuk 2 orang guru pembimbing yaitu 1 orang guru pembimbing keagamaan dan 1
orang guru pembimbing mata pelajaran sesuai kriteria.
c. Menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat
guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing.
d. Mengajukan guru pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota terkait jika tidak memiliki guru pembimbing dan
kepala madrasah tidak dapat menjadi guru pembimbing.
e. Memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing.
f. Melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan.
g. Melakukan penilaian tahap kedua terhadap guru pemula.
h. Mengevaluasi pelaksanaan PIGPM pada akhir periode dengan meminta masukan dari
guru pemula dan guru pembimbing.
i. Menyusun laporan hasil penilaian kinerja guru pemula untuk disampaikan kepada
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu pelaksaan program induksi dapat dilihat pada tabel berikut:
No Kegiatan Tujuan Sasaran Hasil yang Waktu
diharapkan
1 Persiapan dan - Buku pedoman Guru pemula Tersedianya Bulan ke-1
Perencanaan - Analisis kebutuhan seluruh
- Penugasan dokumen yang
pembimbing dibutuhkan
2 - Bimbingan - Memotivasi guru Guru pemula Guru pemula Bulan Ke-2
dan Penilaian pemula dalam termotivasi sampai ke-9
tahap 1 menghadapi dalam
penilaian kinerja menghadapi
guru pemula penilaian

16
- Penilaian guru kinerja guru
pemula minimal pemula
baik
- Penilaian - Penilaian guru Guru pemula Bulan
tahap 2 pemula minimal memperoleh Ke-10 sampai
baik nilai baik ke-11
3 Pelaporan - Draft laporan Guru pemula Guru pemula Bulan
- Keputusan memperoleh Ke-12
- Pengajuan sertifikat
sertifikat PIGPM

Adapun tempat pelaksanaan program induksi guru pemula madrasah (PIGPM)


adalah di satuan pendidikan tempat guru pemula bertugas yaitu MIN 1 Katingan selama 1
tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 tahun.

F. Peran-Peran Pihak-Pihak yang Terkait


1. Pengawas Madrasah
a. Mensosialisasikan Pedoman PIGPM kepada Yayasan Penyelenggara Pendidikan
Madrasah.
b. Memberikan penjelasan kepada kepala madrasah, guru pembimbing, dan guru
pemula tentang pelaksanaan PIGPM termasuk proses penilaian.
c. Melatih guru pembimbing dan kepala madrasah tentang pelaksanaan
pembimbingan dan penilaian dalam PIGPM.
d. Melakukan observasi pelaksanaan proses pembelajaran dan berkomunikasi dengan
guru pemula sebagai bagian dari proses pembimbingan dan penilaian.
e. Melakukan penilaian tahap kedua terhadap guru pemula serta memberikan saran
perbaikan.
f. Memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Penilaian Kinerja Guru Pemula.
g. Melakukan fungsinya sebagai mitra, inovator, konselor, motivator, kolaborator,
konsultan dan evaluator bagi kepala madrasah, guru pembimbing dan guru pemula.

17
h. Memantau, membina, menilai, mengevaluasi dan menyusun laporan serta
memberikan rekomendasi program tindak lanjut pada keseluruhan pelaksanaan
Program Induksi Guru Pemula Madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.
2. Kepala Madrasah
a. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengawas madrasah dalam
pelaksanaan program induksi guru pemula di madrasah.
b. Menunjuk 2 orang guru pembimbing yaitu 1 orang guru pembimbing keagamaan
dan 1 orang guru pembimbing mata pelajaran sesuai kriteria.
c. Menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat
guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing.
d. Mengajukan guru pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota terkait jika tidak memiliki guru pembimbing
dan kepala madrasah tidak dapat menjadi guru pembimbing.
e. Memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing.
f. Melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran
perbaikan.
g. Melakukan penilaian tahap kedua terhadap guru pemula.
h. Mengevaluasi pelaksanaan PIGPM pada akhir periode dengan meminta masukan
dari guru pemula dan guru pembimbing.
i. Menyusun laporan hasil penilaian kinerja guru pemula untuk disampaikan kepada
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
3. Guru Pembimbing Mata Pelajaran
a. Menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, terbuka dengan
guru pemula.
b. Memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran yang meliputi penyusunan
perencanaan pembelajaran (silabus, RPP), melaksanakan pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan
tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
c. Melakukan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula serta memberikan saran
perbaikan.
d. Melibatkan guru pemula dalam aktivitas madrasah.

18
e. Memberikan dukungan terhadap rencana pengembangan profesi guru pemula.
f. Memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran
guru lain.
g. Melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada kepala madrasah.
h. Memberikan masukan dan saran atas hasil penilaian tahap kedua dan isi Laporan
Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.
4. Guru Pembimbing Pendidikan Agama Islam
a. Menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, terbuka dengan
guru pemula.
b. Memberikan bimbingan dalam penguatan pendidikan agama Islam (membaca
Al-Qur’an, melaksanakan ibadah harian, dan pemahaman dasar-dasar Islam
rahmatan lil alamin).
c. Melakukan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula serta memberikan saran
perbaikan.
d. Melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada kepala madrasah
secara berkala.

19
Jadwal Kegiatan

LAMPIRAN SENDIRI

20
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA

A. Data Guru Pemula


Tabel 3.1. Data Guru Pemula
Nama : LUQMAN FARITS ADIYAT, S.Pd
NIP : 198906012019031008
Tempat/Tgl Lahir : Palangka Raya, 01 Juni 1989
Pendidikan terakhir : S-1
Program/Jurusan : Pendidikan Fisika
Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri Palangkaraya
Status Pegawai : CPNS
Golongan : III/a
Mapel : Guru Kelas/Tematik

B. Deskripsi Pelaksanaan Pembimbingan


1. Tahap Persiapan Pembimbingan
Pembimbingan guru pemula meliputi bimbingan dalam perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penilaian dan evaluasi hasil
pembelajaran, perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian,
serta evaluasi pembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang relevan. Untuk
kelancaran pembimbingan tahap 1 dan tahap 2, pembimbing mempersiapkan
dokumen-dokumen yang mendukung dalam tahap pembimbingan PIGPM.
Dokumen-dokumen yang digunakan pada tahap persiapan meliputi:
a. Silabus
b. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
c. Program Tahunan
d. Program Semester
e. Pelaksanaan proses pembelajaran
f. Penilaian hasil pembelajaran
g. Pengawasan proses pembelajaran

21
2. Tahap Pembimbingan
Pembimbingan guru pemula meliputi bimbingan dalam perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penilaian dan evaluasi hasil
pembelajaran, perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian,
serta evaluasi pembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang relevan.
Pembimbingan terdiri dari pembimbingan yang dilaksanakan pada Penilaian
Tahap 1 dan Tahap 2.
a. Pembimbingan Tahap 1
Pembimbingan tahap 1 pada dasarnya adalah pembimbingan untuk
mengembangkan kompetensi guru pemula. Pada pembimbingan ini
diperlukan penilaian pembimbingan untuk mengetahui sub kompetensi
yang sudah memenuhi standar dan yang belum. Kompetensi yang belum
standar ini perlu dibimbing terus menerus hingga mencapai standar.
Pembimbingan Tahap 1 dilaksanakan pada bulan ke-2 sampai
dengan bulan ke-9 oleh pembimbing yang telah ditunjuk oleh kepala
madrasah. Pembimbingan tahap 1 bertujuan untuk membimbing guru
pemula dalam proses pembelajaran secara bertahap dengan memberikan
motivasi, arahan, dan umpan balik untuk pengembangan kompetensi guru
dalam melaksanakan tugas dan menjalankan fungsinya dalam proses
pembelajaran.
Pada bulan ke-2, guru pemula bersama pembimbing menyusun: (1)
Rencana Pengembangan Keprofesian (RPK) untuk tahun pertama masa
induksi, (2) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan digunakan pada pertemuan minggu-minggu pertama.
Pembimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi proses
pembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya
sebagai guru, seperti pembina ekstrakurikuler. Pembimbingan proses
pembelajaran meliputi penyusunan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan
melatih siswa, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Proses
pembimbingan ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional. Pembimbingan proses

22
pembelajaran dapat dilakukan dengan cara (1) memberi motivasi dan
arahan tentang penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, (2) memberi kesempatan
kepada guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran guru lain,
serta (3) melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi
pedagogik dan profesional dengan menggunakan Lembar Hasil Observasi
Pembelajaran.
Pembimbingan pelaksanaan tugas tambahan yang terkait dengan
tugasnya sebagai guru, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
kepribadian dan sosial. Pembimbingan ini dilakukan dengan cara (1)
melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah,(2) memberi
motivasi dan arahan dalam menyusun program dan pelaksanaan program
pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan yang diemban guru pemula,
serta (3) melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi
kepribadian dan sosial dengan menggunakan Lembar Hasil Observasi
Pembelajaran.
b. Pembimbingan Tahap 2
Pembimbingan Tahap 2 dilaksanakan pada bulan ke-10 dan 11 oleh
kepala Sekolah/Madrasah dan pengawas sekolah/Madrasah dengan tujuan
melakukan penilaian kinerja guru pemula. Pembimbingan tahap dua
dilaksanakan pada bulan ke-10 sampai dengan bulan ke-11, berupa
observasi pembelajaran diikuti dengan ulasan dan masukan oleh kepala
sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah, yang mengarah pada
peningkatan kompetensi dalam pembelajaran.

C. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penilaian Tahap 1


Setelah pembimbingan proses pembelajaran, maka dilakukan observasi
pembelajaran oleh pembimbing sekurang- kurangnya 1 kali setiap bulan pada masa
pelaksanaan program induksi dari bulan ke-2 sampai dengan bulan ke-9. Langkah
observasi pembelajaran yang dilakukan oleh pembimbing (pembimbingan tahap
1), adalah sebagai berikut:

23
1. Pra Observasi
Pembimbing bersama guru pemula menentukan fokus observasi
pembelajaran. Fokus observasi maksimal lima elemen kompetensi inti dari
setiap kompetensi inti pada setiap observasi pembelajaran. Fokus observasi
ditandai dalam Lembar Hasil Observasi Pembelajaran dan Lembar Refleksi
Pembelajaran sebelum dilaksanakannya observasi.
2. Pelaksanaan Observasi
Pada saat pelaksanaan observasi, pembimbing mengamati kegiatan
pembelajaran guru pemula dan mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran sesuai
dengan fokus elemen kompetensi yang telah disepakati.
3. Pasca Observasi
Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:
a. Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran setelah pembelajaran
dilaksanakan.
b. Pembimbing dan guru pemula membahas hasil pembimbingan pada setiap
tahap dan memberikan masukan kepada guru pemula setelah observasi
selesai.
c. Guru pemula dan pembimbing menandatangani Lembar Hasil Observasi
Pembelajaran. Pembimbing memberikan salinan Lembar Hasil Observasi
kepada guru pemula.

D. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penilaian Tahap 2


Observasi pembelajaran yang dilakukan pada pembimbingan dan penilaian
tahap 2 (dua) dilaksanakan paling kurang 2 (dua) kali oleh kepala madrasah.
Obeservasi pembelajaran dalam pembimbingan tahap kedua yang dilakukan oleh
kepala madrasah disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan dengan
observasi dalam pembimbingan tahap 2 karena mempertimbangkan agar tidak
mengganggu proses pembelajaran. Apabila kepala madrasah menemukan adanya
kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru pemula maka kepala
madrasah wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula.

24
1. Praobservasi
Kepala sekolah bersama guru pemula menentukan dan menyepakati
fokus observasi pembelajaran yang meliputi paling banyak lima sub-kompetensi
sebagaimana yang tertulis dalam lembar hasil observasi pembelajaran yang diisi
oleh kepala madrasah dan lembar refleksi pembelajaran yang diisi oleh guru
pemula.
2. Pelaksanaan Observasi
Pada saat pelaksanaan observasi, kepala madrasah mengamati kegiatan
pembelajaran guru pemula dan mengisi Lembar Hasil Observasi Pembelajaran
secara obyektif dengen memberikan nilai pada saat pelaksanaan observasi
dilakukan.
3. Pascaobservasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah :
a. Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran setelah pembelajaran
dilaksanakan.
b. Kepala madrasah dan guru pemula mendiskusikan hasil penilaian pada
setiap tahap pembelajaran.
c. Kepala madrasah memberikan masukan kepada guru pemula setelah
observasi selesai.
d. Guru pemula dan kepala madrasah menandatangani Lembar Hasil
Observasi Pembelajaran. Kepala madrasah memberikan salinan Lembar
Hasil Observasi kepada guru pemula.
4. Penilaian
Penilaian kinerja guru pemula dilakukan pada akhir masa program
induksi. Penilaian kinerja guru pemula dilakukan sebagaimana penilaian
kinerja yang diterapkan terhadap guru lain (senior) pada setiap tahun, dengan
menggunakan Lembar Hasil Observasi Pembelajaran. Hasil penilaian kinerja
pada akhir program induksi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara
pembimbing, kepala madrasah, dan pengawas madrasah dengan mengacu pada
prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. Peserta
PIGPM dinyatakan berhasil, jika semua elemen kompetensi pada penilaian
tahap kedua paling kurang memiliki kriteria nilai dengan kategori Baik.
Penilaian guru pemula merupakan kinerja berdasarkan elemen kompetensi

25
guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional.
5. Pelaporan
Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan ke-11 setelah penilaian
tahap kedua dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pembuatan Draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh
kepala madrasah yang didiskusikan dengan pembimbing dan pengawas.
b. Penentuan Keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula
berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan
penilaian tahap pertama, yang selanjutnya guru pemula dinyatakan
memiliki Nilai Kinerja dengan Kategori Baik.
c. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh
kepala madrasah dan pengawas madrasah.
d. Pengajuan penerbitan Sertifikat oleh kepala madrasah kepada Kepala
Kementerian Agama Kabupaten bagi guru pemula yang telah mencapai
Nilai Kinerja dengan nilai minimal berkategori Baik.

26
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan hasil pelaksanaan PIGPM yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa pelaksanaan berjalan dengan baik sehingga guru pemula yang menjadi peserta
mendapatkan pengalaman berharga melaksanakan proses pembelajaran, tugas-tugas
tambahan, mengembangkan kompetensi kepribadian dan sosial dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari. Peran serta dari pembimbing selama program PIGPM sangat
membantu. Demikian pula, Kepala Madrasah dan Pengawas Madrasah yang
memberikan arahan dan pengawasan.
Mempedomani hasil PIGPM yang telah dilakukan, maka diharapkan kepada
Kementerian Agama untuk menerbitkan Sertifikat Program Induksi Guru Pemula
Madrasah (PIGPM). Demikian laporan ini disusun semoga bermanfaat bagi semua
pihak yang terkait.

27
LAMPIRAN – LAMPIRAN

28

Anda mungkin juga menyukai