Disusun Oleh :
NAMA
NIP
: 196802021997031003
JABATAN
: KEPALA SEKOLAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke khadirat illahi Robbi yang mana atas rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Program
Kegiatan
Induksi Guru
saran dan
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................
.2
4.
PIGP ............................................................................................
BAB IV
BAB V
BAB VI
A.
Tahap Persiapan
B.
C.
Tahap Pembimbingan
D.
Tahap Penilaian
11
E.
Tahap Pelapotan
16
18
18
B.
18
C.
19
D.
19
E.
19
18
A. Evaluasi Program
21
B. Bimbingan Teknis
22
KESIMPULAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
1. SK Penganngkatan Pembimbing Guru Pemula oleh Kepala Sekolah
2. Format-format yang berhubungan dengan Guru Pemula
23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 4 undang-undang tersebut menyatakan bahwa
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
meningkatkan
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2) meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya
potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3). Oleh karena itu, guru
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional di
bidang pendidikan.
Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan, maka
seorang guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan tersebut harus dilakukan secara
berkesinambungan mulai dari saat belajar di perguruan tinggi, pendidikan profesi guru di Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sampai menjadi guru yang ditugaskan di satuan
pendidikan.
Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan
sekolah, mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain: pengenalan karakteristik didik,
budaya sekolah, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Pengenalan guru pemula
terhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru selanjutnya.
Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah Program Induksi Guru Pemula (PIGP). Agar PIGP
berjalan dengan baik maka disusun buku ini yang berisi salah satu model Implementasi Program
Induksi Guru Pemula (PIGP).
1
B.
Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru
Pemula; dan
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
C.
Tujuan
Tujuan penyusunan Buku Model Implementasi PIGP ini adalah untuk:
1. menyamakan persepsi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP; dan
2. memberikan acuan pelaksanaan PIGP.
D. Sasaran
Pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) memiliki sasaran yakni dimana Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) khusunya formasi guru dapat belajar menimba pengalaman
dari Kepala Sekolah dan Guru Pembimbing sehingga dapat melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya.
E. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) antara
lain :
1. Terbentuknya calon guru yang berkualitas dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya.
2. Terbentuknya suasana sekolah yang selaras, serasi dan seimbang sehingga mendukung
terciptanya suasana pembelajaran yang efektif.
BAB II
PELAKSANAAN
A. Konsep Dasar Program Induksi Guru Pemula
Program Induksi Guru Pemula (PIGP) adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat
kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat
tugasnya. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.
1. Tujuan PIGP
Pelaksanaan PIGP bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:
a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan
b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah.
2. Manfaat PIGP Terkait dengan Status Kepegawaian
Program induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan
fungsional guru bagi guru pemula yang berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS), atau
pegawai negeri sipil (PNS) mutasi dari jabatan lain. Bagi guru pemula yang berstatus bukan
PNS, PIGP dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.
3. Prinsip Penyelenggaraan PIGP
Program induksi guru pemula diselenggarakan berdasarkan prinsip:
a. keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi, sesuai
bidang tugas;
b. kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;
c. akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik;dan
d. berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan perbaikan atas
hasil sebelumnya.
4. PIGP
PIGP adalah:
a.
guru pemula berstatus CPNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau pemerintah daerah;
b. guru pemula berstatus PNS mutasi dari jabatan lain; atau
c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
5.
1)
2)
3)
4)
5)
3) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang menjadi tanggung
jawabnya;
4) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.
B.
c. SEE (Merefleksi)
Kegiatan refleksi sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat mengajukan
pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat
dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan refleksi, dalam
konteks PIGP, refleksi dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya guru pemula dan
pembimbing, guru pemula dengan kepala sekolah dan/atau pengawas, atau guru pemula
dengan pembimbing, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru observer lainnya. Dalam
acara ini, kepala sekolah atau pembimbingdapat bertindak sebagai moderator atau pemandu
diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam refleksi adalah sebagai berikut:
a. Moderator membuka kegiatan refleksi pada waktu yang telah ditetapkan, diawali
dengan mengucapkan terima kasih kepada guru model dan meminta applaus dari
pengamat yang hadir.
b. Moderator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan komentar atau mengajukan
umpan balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut: (1) Selama diskusi berlangsung, hanya
satu orang yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara bersamaan); (2) Setiap diskusi
memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara; dan (3) Pada saat mengajukan pendapat,
observer harus mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari komentar yang
disampaikannya (tidak berbicara berdasarkan opini).
c. Guru yang melakukan pembelajaran (guru model) diberi kesempatan untuk berbicara
paling awal melakukan refleksi diri, yakni mengomentari tentang proses pembelajaran yang
telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa yang telah
terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai
harapan, dan apa yang berubah dari rencana semula (15 sampai 20 menit).
d. Moderator memberi kesempatan kepada perwakilan guru yang menjadi anggota
kelompok pada saat pengembangan rencana pembelajaran untuk memberikan komentar
tambahan.
e. Moderator memberi kesempatan kepada observer untuk menyampaikan hasil
pengamatannya. Ketika muncul fakta/permasalahan pembelajaran yang menarik maka
moderator dapat meminta observer lain untuk memberikan pendapatnya.Pada kesempatan ini
tiap observer memiliki peluang yang sama untuk menyampaikan fakta-fakta yang diamatinya
sekaligus memberikan alternatifsolusi berdasarkan pengalamannya.
f. Jika ada tenaga ahli yang hadir, moderator dapat mempersilahkan tenaga
ahlitersebut untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang pembelajaran yang telah
berlangsung, setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup.
g. Diakhir diskusi refleksi moderator tidak perlu menyampaikan simpulan/rekomendasi
tertentu dari hasil refleksi, namun dalam kontek PIGP pembimbing, kepala sekolah, atau
pengawas dapat memberikan arahan, rekomendasi, justifikasi tertentu untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya.
h. Dalam kontek lesson study regular, diakhir sesi moderator menyampaikan ucapan terima
kasih kepada seluruh partisipan dan mengumumkan rencana kegiatanlesson study berikutnya.
C.
Profil Sekolah
Sebagai gambaran, dapat penulis paparkan profil SMPN 1 SIAK HULU
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. SMPN 1 SIAK HULU berlokasi di daerah
perbatasan antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar, terletak di Dusun Pandau
Makmur, Desa Pandau Jaya RT.01 RW.01 Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar .
SMPN 1 SIAK HULU berdiri sejak tahun 2002. SMPN 1 SIAK HULU berlokasi cukup
strategis karena berada ditengah-tengah perumahan dan juga berada di batas kota Pekanbaru
dengan Kabupaten Kampar, sehingga secara akses jalan mudah untuk dijangkau. Bahasa yang
digunakan oleh siswa yaitu bahasa Indonesia, Minang, Batak, dan Melayu. Lingkungan
sekitar merupakan perumahan yang dibangun oleh beberapa developer. Mata pencaharian
penduduknya sebagian besar karyawan dan pedagang, dan Pegawai Negeri Sipil. Gaya hidup
masyarakat cenderung konsumtif. Tingkat kepedulian masyarakat terhadap pendidikan cukup
tinggi.
Kondisi gedungnya, pada saat PIGP dilaksanakan sangat baik. Perlengkapan pelajaran
( media, buku sumber ) sudah mencukupi. Alat dan media pembelajaran sudah cukup
lengkap, sehingga bila saja guru kreatif memanfaatkan sarana tersebut, maka dapat belajar
secara optimal. Berikut batas-batas SMPN 1 SIAK HULU;
- Sebelah Utara berbatasan dengan rumah Bapak Jumri
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Raya Puncak
- Sebelah Barat berbatasan dengan Rumah Bapmak Acep
- Sebelah Timur berbatasan dengan SDN Cipayung 02
Tingkat ekonomi masyarakat tergolong menengah ke bawah. Pendidikan tertinggi orang
tuanya sebagian besar hanya mampu Sekolah Dasar. Budaya gemar membaca dan belajar
masih memprihatinkan. Prestasi belajarnya pun rendah.
Jumlah guru SD Negeri Cipayung 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
terdiri dari 9 orang yaitu 1 orang Kepala Sekolah, 3 orang PNS dan 5 orang GTT. Jumlah
siswa SD Negeri Cipayung 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor dari kelas I
sampai kelas VI sebanyak 162 Siswa terdiri dari 92 siswa laki-laki dan 70 siswa perempuan.
Ruang
Klas IV
Ruang
Kls VI
Ruang
Kls V
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
a. Guru Pemula
Guru pemula bertanggung jawab:
1. mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah/madrasah, termasuk mempelajari
data tata tertib, sarana, dan sumber belajar di sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut
bertugas;
2. mempelajari latar belakang siswa;
3. mempelajari dokumen administrasi guru;
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kepala Sekolah
Tanggung Jawab Kepala Sekolah:
melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;
menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat guru
yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan terkait jika
tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
6) memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
7) melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan;
8) melakukan penilaian kinerja;
9) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dari saran dari pembimbing dan
pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan laporan tersebut kepada guru
pemula.
1)
2)
3)
4)
d. Pengawas Sekolah
Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :
memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru pemula tentang
pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;
melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan pembimbingan dan
penilaian dalam PIGP;
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang menjadi tanggung
jawabnya;
memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.
Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Bulan Ke 1 6
Bulan / Minggu ke
Kegiatan
Bulan ke1
Bulan Ke2
Bulan Ke3
Bulan ke4
Bulan ke5
Bulan ke6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
(1
)
(2)
1.
Perencana
an
Pelakssana
an PIGP
2.
Pelaksanaa
n Pigp
2.1
Monitorin
g
2.1
Pembinaan
2.3
Penilaian
Evaluasi
5.
Pelaporan
dan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Program
Tindak
Lanjut
Bulan Ke 7 12
Bulan / Minggu ke
N
o
Kegiatan
Bulan ke7
Bulan ke10
Bulan ke11
Bulan ke12
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
(1
)
(2)
1.
Perencana
an
Pelakssana
an PIGP
2.
Pelaksanaa
n Pigp
2.1
Monitorin
g
2.1
Pembinaan
2.3
Penilaian
Evaluasi
5.
Pelaporan
dan
Program
Tindak
Lanjut
(9)
(10)
(11)
(13)
(14)
(12)
2
BAB II
KONSEP PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)
A. Program Induksi Guru Pemula
Program Induksi Guru Pemula (PIGP) adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja,
pengembangan,
dan
praktik
pemecahan
berbagai
permasalahan
dalam
proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya.
Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.
1. Tujuan PIGP
Pelaksanaan PIGP bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:
a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah; dan
b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah.
2.
4.
PIGP
PIGP di SMP N 1 Siak Hulu adalah 3 orang yakni Mega Arisandi, S.Pd, Heni Rika, SH
dan .......
3
5. Hak Guru Pemula
Guru pemula berhak:
a. memperoleh bimbingan dalam hal:
1)
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses dan hasil pembelajaran, bagi guru
kelas dan guru mata pelajaran;
2)
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil proses bimbingan dan konseling, bagi
guru bimbingan dan konseling;
3)
melaksanakan pembelajaran antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan belas) jam tatap
muka per minggu bagi guru mata pelajaran/guru kelas, atau beban bimbingan antara 75
(tujuh puluh lima) hingga 100 (seratus) didik bagi guru bimbingan dan konseling.
7.
8.
Pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP adalah guru pembimbing, kepala sekolah, dan
pengawas sekolah.
a. Guru Pemula
Guru pemula bertanggung jawab:
1. mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah, termasuk mempelajari data
tata tertib, sarana, dan sumber belajar di sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut
bertugas;
4
2. mempelajari latar belakang siswa;
3. mempelajari dokumen administrasi guru;
4. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;
5. menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;
6. melaksanakan proses pembelajaran;
7. menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif, dan psikomotor);
8. melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;
9. melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina
ekstra kurikuler, instruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
10. melakukan observasi di kelas lain; dan
11. melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun tugas
lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru.
b.
Pembimbing
Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah atas dasar profesionalisme dan
kemampuan komunikasi. Sekolah yang tidak memiliki pembimbing sebagaimana
dipersyaratkan,
kepala
sekolah
dapat
menjadi
pembimbing
sejauh
dapat
5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata pelajaran
yang sama dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah memiliki;
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan memiliki jabatan
sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.
Tanggung Jawab Pembimbing:
1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan
terbuka dengan guru pemula;
5
2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling
3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah;
4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan keprofesian
guru pemula;
5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;
6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada pengawas
sekolah;
7) memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua.
c.
Kepala Sekolah
Pengawas Sekolah
Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :
1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru pemula tentang
pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;
2) melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan pembimbingan
dan penilaian dalam PIGP;
3) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang menjadi
tanggung jawabnya;
4) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.
6
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)
Dalam melaksanakan PIGP, pihak sekolah menggunakan Panduan Kerja yang diterbitkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Model pelaksanaan PIGP dapat dilaksanakan dengan
berbagai pendekatan. Berdasarkan kajian saat ini, pendekatan yang dapat dilaksanakan adalah melalui
lesson study. Tahap-tahap lesson study dapat diintegrasikan kedalam tahap-tahap pelaksanaan PIGP.
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) implementasi PIGP. Sekolah yang akan
melaksanakan PIGP perlu melakukan hal-hal berikut:
1. Kepala Sekolah
Dalam tahap persiapan kepala sekolah melakukan hal-hal berikut.
a.
Melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktorfaktor antara lain: ciri khas sekolah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru
pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan buku pedoman,
dan keberadaan organisasi profesi yang terkait.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Pembimbing
Dalam tahap persiapan, guru pembimbing juga melakukan analisis kebutuhan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas sekolah, latar belakang pendidikan dan
pengalaman guru pemula, penyediaan buku pedoman, dan keberadaan organisasi profesi
yang terkait .
7
3. Pengawas Sekolah
Sebelum melakukan tahap persiapan, pengawas sekolah mempelajari buku-buku
panduan dan modul PIGP. Selanjutnya pengawas sekolah melakukan dua tahap persiapan
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
B.
Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pembimbing dalam tahap pengenalan sekolah
dan lingkungannya kepada guru pemula adalah:
a.
b.
c.
mendiskusikan
rencana
pembimbingan
dan
pengembangan
keprofesian.
3. Guru Pemula
Setelah guru pemula diperkenalkan dengan lingkungan sekolah oleh kepala sekolah
dan pembimbing, selanjutnya guru pemula melakukan hal-hal berikut.
a. Melakukan evaluasi diri
b. Mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan observasi di
kelas sebagai bagian pengenalan situasi.
8
c. Mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data sekolah, tata tertib
sekola, dan kode etik guru.
d. Mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah.
e. Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
C.
Tahap Pembimbingan
Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan ke dua sampai dengan bulan ke sembilan
oleh guru yang telah ditetapkan sebagai pembimbing. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
tahap pembimbingan adalah sebagai berikut.
1. Pembimbing
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai berikut.
a.
b.
2)
3)
4)
5)
9
Melakukan observasi pembelajaran secara berkala. Proses observasi
c.
pembelajaran dan pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu praobservasi, observasi,
dan pascaobservasi.
1) Praobservasi
Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan menyepakati
fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima)
indikator kinerja dari keseluruhan indikator kinerja sebagaimana yang tertulis dalam
lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi
diri yang akan diisi oleh guru pemula. Lima indikator kinerja yang menjadi obyek dalam
fokus observasi dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi
yang didasarkan pada hasil observasi sebelumnya.
2) Pelaksanaan Observasi
Pembimbing mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan
secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan. Dalam hal
pemberian nilai, pembimbing menggunakan Form PB 10a/Form PB 10b. Dalam
konteks pendekatan lesson study, pada saat observasi pembelajaran para observer
disarankan untuk menggunakan observasi pembelajaran yang lebih bersifat kualitatif
untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena aktivitas/proses belajar siswa yang
menarik untuk didiskusikan dalam refleksi
3)
Pascaobservasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:
Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson study dapat dilihat
pada tata tertib melaksanakan lesson study.
c) Pembimbing
memberikan
salinan
lembar observasi
pembelajaran
dan
pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula
dan pembimbing untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio penilaian proses
(assessment for learning)
.
D.
Tahap Penilaian
1.
Metode Penilaian
Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja. Penilaian kinerja guru adalah
penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan
dan jabatannya (pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Penilaian berdasarkan penerapan kompetensi
dalam melaksanakan kegiatan pokok pada tugas utama guru. Kompetensi guru yang dimaksud
adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru). Kegiatan pokok
guru adalah kegiatan pokok:
pembelajaran;
(1)
merencanakan pembelajaran;
(2)
melaksanakan
(3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih didik; dan (5)
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan
beban kerja Guru (pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru).
11
Sedangkan tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen). Penilaian dapat dilakukan melalui observasi pembelajaran dan observasi
pelaksanaan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja Guru. Penilaian dilakukan dalam dua tahap.
Penilaian tahap pertama yang dilakukan oleh pembimbing
pembimbingan pada bulan
bersamaan
dengan
proses
Penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas pada bulan kesepuluh dan
kesebelas. Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan memberikan tanda cek
() dan deskripsinya berdasarkan observasi. Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau
umpan balik untuk perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan
berikutnya.Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat penjelasan mengenai
kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi
bahan masukan bagi perbaikan guru pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik.
Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja guru yang
lebih fokus pada penerapan kompetensi pedagogik dan profesional, dan instrumen/lembar
observasi untuk mengukur penerapan kompetensi kepribadian dan sosial dalam melaksanakan
kegiatan pokok/tugas utama guru, baik guru mata pelajaran, guru kelas, maupun guru
BK/Konselor. Instrumen penilaian yang digunakan adalah:
a. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata pelajaran atau guru
kelas.
b. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembimbingan untuk BK/Konselor.
c. Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula
2. Tahap-tahap pemberian nilai adalah sebagai berikut:
a. Pemberian Nilai Kinerja Guru Pemula
Setelah bukti-bukti kinerja diperoleh melalui pengamatan dan/atau pemantauan penilai dapat
menentukan nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Penentuan Skor Butir Indikator Kinerja (Penetapan Pernyataan Ya atau
Tidak)
Skor butir indikator kinerja ditentukan berdasarkan pernyataan ya atau tidak yang
telah ditetapkan. Penetapan ya atau tidak pada setiap butir penilaian indikator kinerja
berdasarkan hasil kajian/analisis berbagai dokumen dan/atau analisa catatan pengamatan
dan/atau pemantauan yang dapat menggambarkan secara utuh untuk setiap butir
penilaian. Butir indikator kinerja yang dinyatakan ya memiliki skor satu, sedangkan yang
dinyatakan tidak memiliki skor 0.
12
2) Penentuan Skor Indikator Kinerja
Berdasarkan catatan hasil pengamatan, pemantauan, wawancara, studi (penggalian)
dokumen, dan bukti-bukti berupa data lain yang dikumpulkan selama proses penilaian
kinerja guru, penilai menentukan setiap skor indikator kinerja dengan rumus
sebagai berikut:
Total Pernyataan Ya
X 100
Skor Indikator Kinerja =
Total Pernyataan Ya maksimal
Rentang
skor
Skor
1.
0<x25%
2.
25%<x50
%
3.
50%<x75
%
4.
75%<x10
0%
13
Sebutan
91- 100
Amat Baik
76 90
Baik
61 - 75
Cukup
51 60
Sedang
50
Kurang
a)
b)
3.
Proses Penilaian
a.
14
pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil pembelajaran dan pembimbingan, dan
melaksanakan tugas tambahan.
Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran dan
pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula,
dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap bulan atau minimal 6 (enam)
kali selama masa penilaian tahap pertama menggunakan Form PB 09a/Form PB 09b dan
Form PB09c. Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagianbagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara reguler, dan
memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua
aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu untuk dikembangkan. Pembimbing
dapat memberikan contoh proses pembelajaran dan pembimbingan yang baik di kelasnya
atau di kelas yang diajar oleh guru lain.
Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok
proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama berlangsungnya penilaian
tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan bimbingan dan penilaian
tahap pertama terhadap guru pemula. Dalam penilaian tahap pertama ini pengawas
melakukan pemantauan, pembinaan, dan pemberian dukungan dalam pelaksanaan
bimbingan dan penilaian guru pemula.
b. Proses Penilaian Tahap Kedua
Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan
kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh kepala
sekolah dan pengawas sekolah, yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam
pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (asesment of
learning) yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses
pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Observasi pembelajaran/pembimbingan
pada penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3
(tiga) kali, sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
(Gunakan Form PS 06a/Form PS 06b atau Form KS 07a/Form KS 07b). Observasi
pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua oleh kepala sekolah/madrsah dan
pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan, dengan pertimbangan agar
tidak menggangu proses pembelajaran dan pembimbingan. Apabila kepala sekolah/madrasah
dan pengawas menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan
pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala sekolah/madrasah dan/atau pengawas wajib
memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula.
15
Langkah observasi pembelajaran dalam kontek penilaian dan pembimbingan yang
dilakukan kepala sekolah dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut
1) Praobservasi
Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula
menentukan dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang
meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana
yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh kepala sekolah
atau pengawas sekolah, dan lembar refleksi yang akan diisi oleh guru pemula .
2) Pelaksanaan Observasi
Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi
pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai pada saat
seketika pelaksanaan observasi dilakukan.
3) Pascaobservasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:
a) Guru
pemula
mengisi
lembar
refleksi
pembelajaran/pembimbingan
setelah
pembelajaran/pembimbingan dilaksakan.
b) Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula
mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/pembimbingan.
c) Kepala sekolah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan kepada guru
pemula setelah observasi selesai. Kegiatan b) dan c) dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan lesson study.
d) Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas sekolah menandatangani
lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan. Kepala sekolah memberikan
salinan lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula.
Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir PIGP ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah dan pengawas sekolah dengan
mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. PIGP
dinyatakan berhasil, jika semua sub-kompetensi pada penilaian tahap kedua paling kurang
memiliki nilai baik .
E.
Tahap Pelaporan
Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap kedua,
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan
pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama.
16
Selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik,
cukup, sedang, atau kurang. Untuk menentukan keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala
sekolah membuat rekapitulasi hasil nilai penilaian kinerja .
2. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala sekolah/madrasah
berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah. Contoh
laporan hasil kinerja guru pemula dapat dilihat pada Form KS 10.
3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh kepala
sekolah/madrasah dan pengawas sekolah.
4. Pengajuan penerbitan sertifikat PIGP dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang
disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau kepala kantor kementerian agama
kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru
Pemula dengan nilai baik. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa
menyelesaikan PIGP dengan nilai baik. Guru pemula dinyatakan berhasil jika:
a. Nilai kinerja minimal Baik (minimal 76)
b. Setiap skor indikator kinerja minimal Baik (3)
c. Setiap Nilai Kepribadian dan Sosial minimal Baik (76)
17
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)
DI SMP NEGERI 3 TAROGONG KIDUL GARUT
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) di Sekolah kami.
Saya sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Tarogong Kidul Garut dalam tahap persiapan
melakukan hal-hal berikut.:
a.
b.
d.
18
meleksanakan -tugas bimbingan dalam tahap pengenalan sekolah dan lingkungannya
kepada guru pemula tersebut, yaitu: memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah
kepada guru pemula, memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan mendiskusikan
rencana pembimbingan dan pengembangan keprofesian.
Harapan saya sebagai Kepala Sekolah kepada Guru Pemula, yaitu melakukan evaluasi
diri dan mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan
observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi.mempelajari buku pedoman dan panduan
kerja bagi guru pemula, data sekolah, tata tertib sekola, dan kode etik guru,mempelajari
ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah.mempelajari kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP).
C. Rencana Tahap Pembimbingan
Rencana Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan ke dua sampai dengan bulan ke
sembilan oleh guru yang telah ditetapkan sebagai pembimbing. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam tahap pembimbingan adalah sebagai berikut:
merupakan penilaian kinerja sesuai aturan hukum berlaku. Dengan mengutamakan Kompetensi
guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
19
profesional.dan mengacu kepada Kegiatan pokok guru, yaitu (1) merencanakan pembelajaran;
(2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih
didik; dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan beban kerja Guru.
Sedangkan Instrumen penilaian yang digunakan adalah:
a. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata pelajaran.
b. Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula.
Format-format instrumen ini terlampir.
E.
keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala sekolah membuat rekapitulasi hasil nilai penilaian
kinerja. Dan Penyusunan draft
20
BAB V
EVALUASI PROGRAM DAN BIMBINGAN TEKNIS
A. Evaluasi Program
Implementasi PIGP perlu dievaluasi sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan
serta perbaikan implementasi tahun berikutnya, dan juga sebagai bagian dari proses penjaminan mutu
pendidikan. Evaluasi implementasi PIGP dilakukan melalui pemantauan langsung maupun
menggunakan instrumen yang sesuai oleh lembaga-lembaga terkait.
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan
PIGP secara nasional.
2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama melaksanakan evaluasi
implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah yang menjadi tanggungjawabnya.
3. Dinas Pendidikan/Kota atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melaksanakan
evaluasi implementasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang
menjadi tanggungjawabnya.
4. Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi implementasi PIGP pada sekolah/madrasah
yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.
Prosedur evaluasi dalam rangka menjamin akuntabilitas implementasi PIGP dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Penyusunan panduan evaluasi yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat
evaluasi; (2) sasaran, tempat, dan waktu evaluasi, (3) metode pelaksanaan evaluasi;
(4) sistematika laporan hasil evaluasi.
2.
3.
4.
B. Bimbingan Teknis
Hasil evaluasi oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan
terkait dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan perbaikan dengan merevisi kebijakan
dan/atau memberikan bimbingan teknis bagi daerah atau sekolah yang membutuhkan.
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi
PIGP secara nasional.
2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama memberikan bimbingan teknis
terhadap implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah yang menjadi
tanggungjawabnya.
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama memberikan bimbingan
21
teknis terhadap implemnetasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah yang menjadi
tanggungjawabnya.
4. Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi PIGP pada
sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.
Prosedur bimbingan teknis dalam rangka membantu daerah atau sekolah agar dapat
melaksanakan PIGP dengan baik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penyusunan panduan bimbingan teknis yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat
bimbingan teknis; (2) sasaran, tempat, dan waktu bimbingan teknis, (3) strategi pelaksanaan
bimbingan teknis; (4) sistematika laporan hasil bimbingan teknis.
2. Penyusunan materi bimbingan teknis yang meliputi Penjelasan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang PIGP, Penjelasan Petunjuk Teknis PIGP, Penggunaan Panduan Kerja,
Penilaian dan Penggunaan Instrumen Penilaian Kinerja.
3. Pelaksanaan bimbingan teknis di lapangan.
4. Penyusunan laporan hasil bimbingan teknis.
22
BAB VI
KESIMPULAN
Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya guru pemula perlu
beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah dan dapat melaksanakan pekerjaannya sebagai
guru profesional di sekolah/madrasah, maka perlu dilaksanakan PIGP. Program Induksi Guru Pemula
adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada
sekolah/madrasah di tempat tugasnya.
Program Induksi Guru Pemula dilaksanakan melalui tahap-tahap persiapan, pengenalan
sekolah dan lingkungannya, pelaksanaan pembimbingan, penilaian, dan pelaporan. Dalam tahap
persiapan, pembimbingan, dan observasi pembelajaran dapat dilaksanakan melalui pendekatan
lesson study. Lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang
dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
secara berkelanjutan. Pada kegiatan lesson study pengamat (observer) dituntut untuk mengamati
aktivitas belajar siswa selama pembelajaran. Aktivitas belajar siswa di kelas merupakan gambaran
dari kinerja/kompetensi guru. Kompetensi-kompetensi guru, khususnya guru pemula dapat
dikembangkan atau ditingkatkan melalui PIGP. Guru pemula yang mengikuti PIGP akan dinilai
menggunakan penilaian kinerja guru, dan dinyatakan lulus jika memperoleh nilai minimal kategori
baik.
Mengingat akan pentingnya PIGP untuk mempercepat peningkatan kompetensi dan
keprofesionalan guru pemula, maka diharapkan semua pihak terkait di daerah dapat berperan aktif
dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikannya. Untuk mengimplementasikan PIGP pihak
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan seperangkat panduan kerja, modul
bagi pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembimbing, serta buku model implementasi PIGP.
Kelengkapan implementasi PIGP ini diharapkan dapat digunakan untuk mensukseskan
implementasi PIGP di sekolah.
23
LAMPIRAN - LAMPIRAN