Anda di halaman 1dari 38

PROGRAM

PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA


(PIGP)
SMP NEGERI 1 SIAK HULU

Disusun Oleh :
NAMA

: Drs. JASIR, M.Pd

NIP

: 196802021997031003

JABATAN

: KEPALA SEKOLAH

DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
KAB. KAMPAR
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke khadirat illahi Robbi yang mana atas rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Program

Kegiatan

Pemula (PIGP) di SMPN 1 SIAK HULU Kab. Kampar

Induksi Guru

Tahun 2015 yang

diselenggarakan oleh sekolah kami.


Isi Program ini secara umum lebih menekankan pada pemahamanpemahaman konsep dan cara mengimplementasikannya dilapangan dalam upaya
penjaminan dan peningkatan mutu Profesional guru. Harapan kita bermuara pada
terjadinya perubahan dan peningkatan mutu proses pembelajaran di kelas.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi terhadap penyusunan program ini. Di antaranya Kadis
Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kampar dan rekan-rekan di MKKS Mawar sebagai
teman sharing, semua guru dan karyawan SMPN 1 Siak Hulu dan guru calon
program induksi.
Akhirnya kami beharap semoga program ini berguna khususnya untuk
pelaksanaan program induksi di SMPN 1 Siak Hulu, baik bagi induksi maupun para
pembimbing ( guru senior, kepala sekolah dan pengawas). Sumbang

saran dan

kritikan konstruktif demi kesempurnaan program ini sangat dinantikan.

Kubang Jaya, November 2015


Penyusun,

Drs. JASIR, M.Pd


NIP. 196802021997031003

DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................................

B. Landasan Hukum ................................................................................................

C. Tujuan ...............................................................................................................

.2

KONSEP PROGRAM INDUKS GURU PEMULA (PIGP)


A. Program Induksi Guru Pemula (PIGP).............................................................

1. Tujuan PIGP ...........................................................................................

2. Manfaat PIGP terkait status Kepegawaian ..............................................

3. Prinsip penyelenggaraan PIGP ................................................................

4.

PIGP ............................................................................................

5. Hak Guru Pemula .....................................................................................

6. Kewajiban Guru Pemula ...........................................................................

7. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..............................................................

8. Tanggung jawab pihak terkait dalam PIGP ...............................................

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

BAB IV

BAB V

BAB VI

A.

Tahap Persiapan

B.

Tahap Pengenalan Sekolah dan Lingkungannya

C.

Tahap Pembimbingan

D.

Tahap Penilaian

11

E.

Tahap Pelapotan

16

RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)


DI SMP NEGERI 3 TAROGONG KIDUL GARUT
A.
Tahap Persiapan

18
18

B.

Tahap Pengenalan Sekolah dan Lingkungannya

18

C.

Rencana Tahap Pembimbingan

19

D.

Rencana Tahap Penilaian

19

E.

Rencana Tahap Pelapotan

19

EVALUASI PROGRAM DAN BIMBINGAN TEKNIS

18

A. Evaluasi Program

21

B. Bimbingan Teknis

22

KESIMPULAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN :
1. SK Penganngkatan Pembimbing Guru Pemula oleh Kepala Sekolah
2. Format-format yang berhubungan dengan Guru Pemula

23

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Di dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 4 undang-undang tersebut menyatakan bahwa
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk: (1)

meningkatkan

martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2) meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya
potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3). Oleh karena itu, guru
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional di
bidang pendidikan.
Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan, maka
seorang guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan tersebut harus dilakukan secara
berkesinambungan mulai dari saat belajar di perguruan tinggi, pendidikan profesi guru di Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sampai menjadi guru yang ditugaskan di satuan
pendidikan.
Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan
sekolah, mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain: pengenalan karakteristik didik,
budaya sekolah, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Pengenalan guru pemula
terhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru selanjutnya.
Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah Program Induksi Guru Pemula (PIGP). Agar PIGP
berjalan dengan baik maka disusun buku ini yang berisi salah satu model Implementasi Program
Induksi Guru Pemula (PIGP).

1
B.

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru
Pemula; dan
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

C.

Tujuan
Tujuan penyusunan Buku Model Implementasi PIGP ini adalah untuk:
1. menyamakan persepsi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP; dan
2. memberikan acuan pelaksanaan PIGP.

D. Sasaran
Pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) memiliki sasaran yakni dimana Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) khusunya formasi guru dapat belajar menimba pengalaman
dari Kepala Sekolah dan Guru Pembimbing sehingga dapat melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya.
E. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) antara
lain :
1. Terbentuknya calon guru yang berkualitas dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya.
2. Terbentuknya suasana sekolah yang selaras, serasi dan seimbang sehingga mendukung
terciptanya suasana pembelajaran yang efektif.

BAB II
PELAKSANAAN
A. Konsep Dasar Program Induksi Guru Pemula
Program Induksi Guru Pemula (PIGP) adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat
kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat
tugasnya. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.
1. Tujuan PIGP
Pelaksanaan PIGP bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:
a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan
b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah.
2. Manfaat PIGP Terkait dengan Status Kepegawaian
Program induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan
fungsional guru bagi guru pemula yang berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS), atau
pegawai negeri sipil (PNS) mutasi dari jabatan lain. Bagi guru pemula yang berstatus bukan
PNS, PIGP dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.
3. Prinsip Penyelenggaraan PIGP
Program induksi guru pemula diselenggarakan berdasarkan prinsip:
a. keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi, sesuai
bidang tugas;
b. kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;
c. akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik;dan
d. berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan perbaikan atas
hasil sebelumnya.

4. PIGP
PIGP adalah:
a.

guru pemula berstatus CPNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau pemerintah daerah;
b. guru pemula berstatus PNS mutasi dari jabatan lain; atau
c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
5.

Hak Guru Pemula


Guru pemula berhak:
a. memperoleh bimbingan dalam hal:
1) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses dan hasil pembelajaran, bagi guru kelas dan
guru mata pelajaran;
2) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil proses bimbingan dan konseling, bagi guru
bimbingan dan konseling;

3) pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.


b. memperoleh salinan lembar hasil observasi pembelajaran yang telah ditandantangani oleh
pembimbing atau kepala sekolah dan pengawas sekolah.
c. memperoleh dukungan dari sekolah dalam meningkatkan kompetensi dan pengembangan
keprofesian berkelanjutan.
d. memperoleh laporan hasil penilaian kinerja guru pemula;
e. memperoleh sertifikat bagi guru pemula yang telah menyelesaikan PIGP dengan nilai kinerja
paling kurang kategori baik.
6. Kewajiban Guru Pemula
Guru pemula memiliki kewajiban:
a. merencanakan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang bermutu, menilai
dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta melaksanakan
perbaikan dan pengayaan;
b. melaksanakan pembelajaran antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan belas) jam tatap muka
per minggu bagi guru mata pelajaran/guru kelas, atau beban bimbinganantara 75 (tujuh puluh
lima) hingga 100 (seratus) didik bagi guru bimbingan dan konseling.

7. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Program Indiksi guru pemula dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula bertugas
selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun.
8. Tanggung Jawab Pihak Terkait dalam PIGP
Pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP adalah guru pembimbing, kepala sekolah, dan
pengawas sekolah.
a. Guru Pemula
Guru pemula bertanggung jawab:
1. mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah/madrasah, termasuk mempelajari
data tata tertib, sarana, dan sumber belajar di sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut
bertugas;
2. mempelajari latar belakang siswa;
3. mempelajari dokumen administrasi guru;
4. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;
5. menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;
6. melaksanakan proses pembelajaran;
7. menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif, dan psikomotor);
8. melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;
9. melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina
ekstra kurikuler, instruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
10. melakukan observasi di kelas lain; dan
11. melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun tugas lain yang
terkait dengan tugasnya sebagai guru.
b. Pembimbing
Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas dasar profesionalisme dan
kemampuan komunikasi. Sekolah/madrasah yang tidak memiliki pembimbing sebagaimana
dipersyaratkan, kepala sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing sejauh dapat
dipertanggungjawabkan dari segi profesionalitas dan kemampuan komunikasi. Jika kepala

1)
2)
3)
4)
5)

sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah/madrasah dapat meminta


pembimbing dari satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan pengawas dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai
dengan tingkat kewenangannya.
Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing adalah,
memiliki:
kompetensi sebagai guru profesional;
kemampuan bekerja sama dengan baik;
kemampuan komunikasi yang baik
kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling;
pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata pelajaran yang sama
dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah memiliki;pengalaman mengajar sekurangkurangnya 5 tahun dan memiliki jabatan sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.

Tanggung Jawab Pembimbing:


1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan terbuka dengan guru
pemula;
2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling
3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah;
4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan keprofesian guru pemula;
5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran/bimbingan
dan konseling guru lain;
6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada pengawas sekolah/ madrasah;
7) memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua.
c. Kepala Sekolah
Tanggung Jawab Kepala Sekolah:
1) melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
2) menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;
3) menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
4) menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat guru
yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan terkait jika
tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
6) memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
7) melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan;
8) melakukan penilaian kinerja;
9) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dari saran dari pembimbing dan
pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan laporan tersebut kepada guru
pemula.
d. Pengawas Sekolah
Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :
1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru pemula tentang
pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;
2) melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan pembimbingan dan
penilaian dalam PIGP;

3) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang menjadi tanggung
jawabnya;
4) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.
B.

Strategi Pelaksanaan PIGP


Dalam pelaksanaannya, Program Induksi Guru Pemula (PIGP) lebih cenderung
menggunakan pendekatan model pembinaan Lesson Study.
1. Pengertian
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas
dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Secara sederhana lesson
study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara
berkelanjutan.
2. Tipe Lesson Study
Lesson study dapat dilaksanakan dalam dua tipe berikut ini:
a.
Lesson study berbasis sekolah (School Based Lesson Study)
Lesson study berbasis sekolah merupakan kegiatan lesson study yang dilaksanakan oleh
semua guru untuk semua mata pelajaran dan kepala sekolah di suatu sekolah, dengan tujuan
utama untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut semua bidang
studi yang diajarkan.
Lesson study berbasis MGMP/KKG (Cross School Lesson Study)
Lesson study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Kelompok Kerja Guru
(KKG) merupakan kegiatan lesson study yang dilakukan oleh guru-guru mata
pelajaran sejenis dalam satu sekolah atau guru-guru mata pelajaran sejenis dari beberapa
sekolah yang tergabung dalam organisasi profesi seperti KKG atau MGMP.
b.

3. Tahap Pelaksanaan Lesson Study


Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu:
Plan (merencanakan), Do(melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan.
Dengan kata lain Lesson Studymerupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan
yang tak pernah berakhir (continous improvement). Skema kegiatan Lesson
Study diperlihatkan pada Skema 3 berikut ini.
Skema 3. Siklus Kegiatan Lesson Study
a. PLAN (Merencanakan)
Peningkatan mutu pembelajaran melalui Lesson Study dimulai dari tahap merencanakan
(Plan) yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan
berpusat pada siswa, agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan
yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama, beberapa guru dapat
berkolaborasi atau guru-guru dan dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide.
Perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Permasalahan dapat berupa pemahaman materi pelajaran dan pedagogi tentang metode
pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau bagaimana

menyiasati kekurangan fasilitas pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama


mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran
atau lesson
plan, teaching
materials berupa
media
pembelajaran, dan lembar kerja siswa, serta instrumen asesmen. Teaching materials yang
telah dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas.Agar perencanaan lebih
berkualitas, kegiatan perencanaan dapat dilakukan dalambeberapa kali pertemuan (misal 23
kali pertemuan).
Pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop antara guru-guru (jika
memungkinkan menghadirkan dosen) dalam rangka merencanakan pembelajaran, diharapkan
dapat terbentuk kolegalitas antara guru dengan guru dan dosen dengan guru, sehingga dosen
atau guru tidak merasa lebih tinggi satu sama lain. Mereka berbagi pengalaman dan saling
belajar sehingga melalui kegiatan ini terbentuk mutual learning (saling belajar).
Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh kesempatan
untuk melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran
yang biasa dilakukan, memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan,
merancang rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif model
pembelajaran yang dipilih.
b. DO (Melaksanakan)
Langkah kedua dalam Lesson Study adalah melaksanakan pembelajaran (Do) untuk
menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam merencanakan (Plan).
Dalam perencanaan telah disepakati guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran
(guru model) dan sekolah yang akan menjadi tuan rumah (pada tipe lesson study berbasis
MGMP/KKG). Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba efektivitas model pembelajaran
yang telah dirancang. Guru-guru lain dari sekolah yang bersangkutan atau dari sekolah lain
bertindak sebagai pengamat (observer) pembelajaran. Dalam kegiatan observasi pembelajaran
dapat juga melibatkan dosen-dosen atau mahasiswa sebagai observer. Dalam kegiatan (open
lesson) tersebut diharapkan kepala sekolah terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan
memandu kegiatan ini. Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukanbriefieng kepada
para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh guru
dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak mengganggu
kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Fokus
pengamatan ditujukan pada aktivitas belajar siswa yang meliputi interaksi antara siswa
dengan siswa, antara siswa dengan bahan ajar, antar siswa dengan guru.
Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran
dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil tempat di ruang kelas yang memungkinkan
dapat mengamati aktivitas siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi kiri dan kanan di
dalam ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan baik. Selama proses pembelajaran
berlangsung para pengamat tidak menganggu aktivitas dan konsentrasi siswa dan guru model.
Para pengamat dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran dalam bentuk video atau
foto untuk keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut tanpa mengganggu aktivitas
belajar. Keberadaan para pengamat di dalam ruang kelas disamping mengumpulkan informasi
juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk
mengevaluasi guru.

c. SEE (Merefleksi)

Kegiatan refleksi sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat mengajukan
pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat
dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan refleksi, dalam
konteks PIGP, refleksi dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya guru pemula dan
pembimbing, guru pemula dengan kepala sekolah dan/atau pengawas, atau guru pemula
dengan pembimbing, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru observer lainnya. Dalam
acara ini, kepala sekolah atau pembimbingdapat bertindak sebagai moderator atau pemandu
diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam refleksi adalah sebagai berikut:
a. Moderator membuka kegiatan refleksi pada waktu yang telah ditetapkan, diawali
dengan mengucapkan terima kasih kepada guru model dan meminta applaus dari
pengamat yang hadir.
b. Moderator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan komentar atau mengajukan
umpan balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut: (1) Selama diskusi berlangsung, hanya
satu orang yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara bersamaan); (2) Setiap diskusi
memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara; dan (3) Pada saat mengajukan pendapat,
observer harus mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari komentar yang
disampaikannya (tidak berbicara berdasarkan opini).
c. Guru yang melakukan pembelajaran (guru model) diberi kesempatan untuk berbicara
paling awal melakukan refleksi diri, yakni mengomentari tentang proses pembelajaran yang
telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa yang telah
terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai
harapan, dan apa yang berubah dari rencana semula (15 sampai 20 menit).
d. Moderator memberi kesempatan kepada perwakilan guru yang menjadi anggota
kelompok pada saat pengembangan rencana pembelajaran untuk memberikan komentar
tambahan.
e. Moderator memberi kesempatan kepada observer untuk menyampaikan hasil
pengamatannya. Ketika muncul fakta/permasalahan pembelajaran yang menarik maka
moderator dapat meminta observer lain untuk memberikan pendapatnya.Pada kesempatan ini
tiap observer memiliki peluang yang sama untuk menyampaikan fakta-fakta yang diamatinya
sekaligus memberikan alternatifsolusi berdasarkan pengalamannya.
f. Jika ada tenaga ahli yang hadir, moderator dapat mempersilahkan tenaga
ahlitersebut untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang pembelajaran yang telah
berlangsung, setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup.
g. Diakhir diskusi refleksi moderator tidak perlu menyampaikan simpulan/rekomendasi
tertentu dari hasil refleksi, namun dalam kontek PIGP pembimbing, kepala sekolah, atau
pengawas dapat memberikan arahan, rekomendasi, justifikasi tertentu untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya.
h. Dalam kontek lesson study regular, diakhir sesi moderator menyampaikan ucapan terima
kasih kepada seluruh partisipan dan mengumumkan rencana kegiatanlesson study berikutnya.
C.

Profil Sekolah
Sebagai gambaran, dapat penulis paparkan profil SMPN 1 SIAK HULU
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. SMPN 1 SIAK HULU berlokasi di daerah
perbatasan antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar, terletak di Dusun Pandau
Makmur, Desa Pandau Jaya RT.01 RW.01 Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar .
SMPN 1 SIAK HULU berdiri sejak tahun 2002. SMPN 1 SIAK HULU berlokasi cukup
strategis karena berada ditengah-tengah perumahan dan juga berada di batas kota Pekanbaru

dengan Kabupaten Kampar, sehingga secara akses jalan mudah untuk dijangkau. Bahasa yang
digunakan oleh siswa yaitu bahasa Indonesia, Minang, Batak, dan Melayu. Lingkungan
sekitar merupakan perumahan yang dibangun oleh beberapa developer. Mata pencaharian
penduduknya sebagian besar karyawan dan pedagang, dan Pegawai Negeri Sipil. Gaya hidup
masyarakat cenderung konsumtif. Tingkat kepedulian masyarakat terhadap pendidikan cukup
tinggi.
Kondisi gedungnya, pada saat PIGP dilaksanakan sangat baik. Perlengkapan pelajaran
( media, buku sumber ) sudah mencukupi. Alat dan media pembelajaran sudah cukup
lengkap, sehingga bila saja guru kreatif memanfaatkan sarana tersebut, maka dapat belajar
secara optimal. Berikut batas-batas SMPN 1 SIAK HULU;
- Sebelah Utara berbatasan dengan rumah Bapak Jumri
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Raya Puncak
- Sebelah Barat berbatasan dengan Rumah Bapmak Acep
- Sebelah Timur berbatasan dengan SDN Cipayung 02
Tingkat ekonomi masyarakat tergolong menengah ke bawah. Pendidikan tertinggi orang
tuanya sebagian besar hanya mampu Sekolah Dasar. Budaya gemar membaca dan belajar
masih memprihatinkan. Prestasi belajarnya pun rendah.
Jumlah guru SD Negeri Cipayung 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
terdiri dari 9 orang yaitu 1 orang Kepala Sekolah, 3 orang PNS dan 5 orang GTT. Jumlah
siswa SD Negeri Cipayung 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor dari kelas I
sampai kelas VI sebanyak 162 Siswa terdiri dari 92 siswa laki-laki dan 70 siswa perempuan.

2.Denah Ruang Kelas

Denah ruang kelas SD Negeri Cipayung 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor


sebagai berikut:
Denah lantai 1

Ruang
Klas IV

Ruang
Kls VI

Ruang
Kls V

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Tanggung jawab Kepala Sekolah


Tanggung Jawab Kepala Sekolah:
melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;
menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat guru
yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan terkait jika
tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan;
melakukan penilaian kinerja;
menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dari saran dari pembimbing dan
pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan laporan tersebut kepada guru
pemula.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Merujuk dari ketentuan pemerintah Program Induksi Guru Pemula (PIGP) dilaksanakan
selama satu tahun yakni terhitung dari Bulan Juli 2014 sampai dengan Bulan Juni 2015.
Adapun tempat pelaksanaannya di SD Negeri Cipayung 06 Kecamatan Megamendung
Kabupaten Bogor dimana Calon Pegawai Negeri Sipil tersebut ditugaskan.
D.

Peran-peran pihak-pihak yang terkait


Program induksi dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula bertugas selama
1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun.
Pihak yang Terkait Secara Langsung dalam Pelaksanaan PIGP.
E.

a. Guru Pemula
Guru pemula bertanggung jawab:
1. mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah/madrasah, termasuk mempelajari
data tata tertib, sarana, dan sumber belajar di sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut
bertugas;
2. mempelajari latar belakang siswa;
3. mempelajari dokumen administrasi guru;

4.
5.
6.
7.
8.
9.

mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;


menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;
melaksanakan proses pembelajaran;
menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif, dan psikomotor);
melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;
melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina
ekstra kurikuler, instruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
10.
melakukan observasi di kelas lain; dan
11.
melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun tugas lain yang
terkait dengan tugasnya sebagai guru.
b. Pembimbing
Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas dasar profesionalisme dan
kemampuan komunikasi. Sekolah/madrasah yang tidak memiliki pembimbing sebagaimana
dipersyaratkan, kepala sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing sejauh dapat
dipertanggungjawabkan dari segi profesionalitas dan kemampuan komunikasi. Jika kepala
sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah/madrasah dapat meminta
pembimbing dari satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan pengawas dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai
dengan tingkat kewenangannya.
Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing adalah,
memiliki:
1) kompetensi sebagai guru profesional;
2) kemampuan bekerja sama dengan baik;
3) kemampuan komunikasi yang baik
4) kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling;
5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata pelajaran yang sama
dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah memiliki; pengalaman mengajar sekurangkurangnya 5 tahun dan memiliki jabatan sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.
Tanggung Jawab Pembimbing:
1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan terbuka dengan guru
pemula;
2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling
3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah;
4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan keprofesian guru pemula;
5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran/bimbingan
dan konseling guru lain;
6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada pengawas sekolah/ madrasah;
7) memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua.
c.
1)
2)
3)
4)

Kepala Sekolah
Tanggung Jawab Kepala Sekolah:
melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;
menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat guru
yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;

5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan terkait jika
tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
6) memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
7) melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan;
8) melakukan penilaian kinerja;
9) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dari saran dari pembimbing dan
pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan laporan tersebut kepada guru
pemula.

1)
2)
3)
4)

d. Pengawas Sekolah
Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :
memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru pemula tentang
pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;
melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan pembimbingan dan
penilaian dalam PIGP;
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang menjadi tanggung
jawabnya;
memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.
Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Bulan Ke 1 6

Bulan / Minggu ke
Kegiatan

Bulan ke1

Bulan Ke2

Bulan Ke3

Bulan ke4

Bulan ke5

Bulan ke6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
(1
)

(2)

1.

Perencana
an
Pelakssana
an PIGP

2.

Pelaksanaa
n Pigp
2.1
Monitorin
g
2.1
Pembinaan
2.3
Penilaian

Evaluasi

5.

Pelaporan
dan

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Program
Tindak
Lanjut

Bulan Ke 7 12
Bulan / Minggu ke
N
o

Kegiatan

Bulan ke7

Bulan Ke- Bulan Ke8


9

Bulan ke10

Bulan ke11

Bulan ke12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
(1
)

(2)

1.

Perencana
an
Pelakssana
an PIGP

2.

Pelaksanaa
n Pigp
2.1
Monitorin
g
2.1
Pembinaan
2.3
Penilaian

Evaluasi

5.

Pelaporan
dan
Program
Tindak
Lanjut

(9)

(10)

(11)

(13)

(14)

(12)

2
BAB II
KONSEP PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)
A. Program Induksi Guru Pemula
Program Induksi Guru Pemula (PIGP) adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja,
pengembangan,

dan

praktik

pemecahan

berbagai

permasalahan

dalam

proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya.
Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.
1. Tujuan PIGP
Pelaksanaan PIGP bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:
a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah; dan
b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah.
2.

Manfaat PIGP Terkait dengan Status Kepegawaian


Program induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional
guru bagi guru pemula yang berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS) atau pegawai negeri sipil
(PNS) mutasi dari jabatan lain. Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, PIGP dilaksanakan
sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.

3. Prinsip Penyelenggaraan PIGP


Program induksi guru pemula diselenggarakan berdasarkan prinsip:
a. keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi,
sesuai bidang tugas;
b. kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;
c. akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik; dan

d. berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan perbaikan


atas hasil sebelumnya.

4.

PIGP
PIGP di SMP N 1 Siak Hulu adalah 3 orang yakni Mega Arisandi, S.Pd, Heni Rika, SH
dan .......

3
5. Hak Guru Pemula
Guru pemula berhak:
a. memperoleh bimbingan dalam hal:
1)
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses dan hasil pembelajaran, bagi guru
kelas dan guru mata pelajaran;
2)

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil proses bimbingan dan konseling, bagi
guru bimbingan dan konseling;

3)

pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.


b. memperoleh salinan lembar hasil observasi pembelajaran yang telah ditandantangani oleh
pembimbing atau kepala sekolah dan pengawas sekolah.
c. memperoleh dukungan dari sekolah dalam meningkatkan kompetensi dan pengembangan
keprofesian berkelanjutan.

d. memperoleh laporan hasil penilaian kinerja guru pemula;


e. memperoleh sertifikat bagi guru pemula yang telah menyelesaikan PIGP dengan nilai
kinerja paling kurang kategori baik.
6.

Kewajiban Guru Pemula


Guru pemula memiliki kewajiban:
a. merencanakan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang bermutu,
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta
melaksanakan perbaikan dan pengayaan;
b.

melaksanakan pembelajaran antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan belas) jam tatap
muka per minggu bagi guru mata pelajaran/guru kelas, atau beban bimbingan antara 75
(tujuh puluh lima) hingga 100 (seratus) didik bagi guru bimbingan dan konseling.

7.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Program Indiksi guru pemula dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula
bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun.

8.

Tanggung Jawab Pihak Terkait dalam PIGP

Pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP adalah guru pembimbing, kepala sekolah, dan
pengawas sekolah.
a. Guru Pemula
Guru pemula bertanggung jawab:
1. mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah, termasuk mempelajari data
tata tertib, sarana, dan sumber belajar di sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut
bertugas;
4
2. mempelajari latar belakang siswa;
3. mempelajari dokumen administrasi guru;
4. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;
5. menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;
6. melaksanakan proses pembelajaran;
7. menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif, dan psikomotor);
8. melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;
9. melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina
ekstra kurikuler, instruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
10. melakukan observasi di kelas lain; dan
11. melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun tugas
lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru.

b.

Pembimbing
Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah atas dasar profesionalisme dan
kemampuan komunikasi. Sekolah yang tidak memiliki pembimbing sebagaimana
dipersyaratkan,

kepala

sekolah

dapat

menjadi

pembimbing

sejauh

dapat

dipertanggungjawabkan dari segi profesionalitas dan kemampuan komunikasi. Jika kepala


sekolah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah dapat meminta pembimbing dari
satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan pengawas dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan
tingkat kewenangannya.
Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing adalah, memiliki:
1) kompetensi sebagai guru profesional;
2) kemampuan bekerja sama dengan baik;
3) kemampuan komunikasi yang baik
4) kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap
proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;

5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata pelajaran
yang sama dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah memiliki;
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan memiliki jabatan
sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.
Tanggung Jawab Pembimbing:
1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan
terbuka dengan guru pemula;
5
2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling
3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah;
4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan keprofesian
guru pemula;
5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;
6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada pengawas
sekolah;
7) memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua.
c.

Kepala Sekolah

Tanggung Jawab Kepala Sekolah:


1) melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
2) menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;
3) menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
4) menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat guru
yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan terkait jika
tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi
pembimbing;
6) memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
7) melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan;
8) melakukan penilaian kinerja;
9) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dari saran dari pembimbing dan
pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan laporan tersebut kepada guru
pemula.
d.

Pengawas Sekolah
Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :

1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru pemula tentang
pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;
2) melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan pembimbingan
dan penilaian dalam PIGP;
3) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang menjadi
tanggung jawabnya;
4) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.

6
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)
Dalam melaksanakan PIGP, pihak sekolah menggunakan Panduan Kerja yang diterbitkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Model pelaksanaan PIGP dapat dilaksanakan dengan
berbagai pendekatan. Berdasarkan kajian saat ini, pendekatan yang dapat dilaksanakan adalah melalui
lesson study. Tahap-tahap lesson study dapat diintegrasikan kedalam tahap-tahap pelaksanaan PIGP.
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) implementasi PIGP. Sekolah yang akan
melaksanakan PIGP perlu melakukan hal-hal berikut:
1. Kepala Sekolah
Dalam tahap persiapan kepala sekolah melakukan hal-hal berikut.
a.

Melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktorfaktor antara lain: ciri khas sekolah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru
pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan buku pedoman,
dan keberadaan organisasi profesi yang terkait.

b.

Mempersiapkan dan melaksankan pelatihan PIGP yang diikuti oleh


kepala sekolah dan calon pembimbing, dengan pelatih seorang pengawas yang telah lulus
program pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi pelatih PIGP.

c.

Menyiapkan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan


sekolah, prosedur kegiatan sekolah, format administrasi pembelajaran/pembimbingan, dan
informasi lain yang dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah.

d.

Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki


kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan menerbitkan
surat keputusan (SK) kepala sekolah.

e.

Menyusun rencana tindak implementasi PIGP.

f.

Menyusun jadwal implementasi PIGP.

2. Pembimbing
Dalam tahap persiapan, guru pembimbing juga melakukan analisis kebutuhan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas sekolah, latar belakang pendidikan dan
pengalaman guru pemula, penyediaan buku pedoman, dan keberadaan organisasi profesi
yang terkait .

7
3. Pengawas Sekolah
Sebelum melakukan tahap persiapan, pengawas sekolah mempelajari buku-buku
panduan dan modul PIGP. Selanjutnya pengawas sekolah melakukan dua tahap persiapan
sebagai berikut:
a.

Menyusun rencana kepengawasan tahunan dan


semesteran PIGP yang tertuang dalam jadwal kegiatan pengawasan PIGP (Contoh
penyusunan rencana pengawasan tahunan terdapat dalam Format Pengawas Sekolah 01,
rencana kepengawasan semesteran dapat menggunakan Fomat Pengawas Sekolah 02,
dan jadwal kegiatan pengawasan PIGP dapat menggunakan Format Pengawas Sekolah
03.

b.

Memberikan pelatihan PIGP bagi kepala sekolah


dan calon pembimbing. Pelatihan dapat dilakukan di setiap sekolah atau bersama-sama di
KKG/MGMP, KKKS/MKKS, atau diselenggarakan oleh dinas pendidikan setempat.

c.

Menyusun rencana monitoring implementasi PIGP


(Format Pengawas Sekolah 04.).

d.

Menyiapkan instrumen monitoring implementasi


PIGP (Format Pengawas Sekolah 05).

B.

Tahap Pengenalan Sekolah dan Lingkungannya.


Pengenalan sekolah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama setelah guru
pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas. Pada bulan
pertama dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Kepala Sekolah
Setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah, selanjutnya kepala
sekolah memperkenalkan guru pemula kepada dewan guru, karyawan sekolah, siswa, dan
masyarakat sekitar.
2. Pembimbing

Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pembimbing dalam tahap pengenalan sekolah
dan lingkungannya kepada guru pemula adalah:
a.

memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah kepada guru pemula

b.

memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan

c.

mendiskusikan

rencana

pembimbingan

dan

pengembangan

keprofesian.
3. Guru Pemula
Setelah guru pemula diperkenalkan dengan lingkungan sekolah oleh kepala sekolah
dan pembimbing, selanjutnya guru pemula melakukan hal-hal berikut.
a. Melakukan evaluasi diri
b. Mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan observasi di
kelas sebagai bagian pengenalan situasi.
8
c. Mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data sekolah, tata tertib
sekola, dan kode etik guru.
d. Mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah.
e. Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

C.

Tahap Pembimbingan
Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan ke dua sampai dengan bulan ke sembilan
oleh guru yang telah ditetapkan sebagai pembimbing. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
tahap pembimbingan adalah sebagai berikut.
1. Pembimbing
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai berikut.
a.

b.

Menyusun rencana pembimbingan, yang terdiri dari:


1)

identifikasi kompetensi pembimbing (Evaluasi diri) ;

2)

menyusun skala prioritas pembimbingan ;

3)

menyusun rencana pengembangan keprofesian pembimbing ;

4)

menyusun rencana tindak pembimbingan ;

5)

menyusun jadwal kegiatan pembimbingan .


Membimbing guru pemula dalam menyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran/satuan layanan bimbingan dan konseling. Dalam membimbing penyusunan


rencana pelaksanaan pembelajaran mempedomani Permen Diknas No. 41 tahun 2007
tentang standar proses, serta panduan/juknis terkait. Khusus untuk satuan layanan
bimbingan dan konseling dapat

melihat contoh pada Form PB 08. Dalam pembimbingan penyusunan perencanaan


pembelajaran (Silabus dan RPP/Satuan Layanan), pembimbing dapat membimbing secara
langsung atau dapat pula bersama guru lain yang sejenis dalam MGMP sekolah ataupun
tingkat kabupaten/kota. Ini merupakan bagian dari tahapan perencanaan pembelajaran
(plan) dalam lesson study. Penyusunan dokumen perencanaan pembelajaran (lesson
plan/RPP/Satuan layanan) dapat pula dilakukan secara bersama-sama dengan beberapa
guru sejenis dan dosen untuk memperkaya ide-ide. Penyusunan perencanaan
pembelajaran dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.
1) Analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat mengarah pada
permasalahan materi pembelajaran, pedagogi, dan fasilitas, serta permasalahan
lainnya. Dengan teridentifikasinya permasalahan diharapkan guru dapat menentukan
strategi pembelajaran efektif dan efisien.
2) Guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials
berupa media pembelajaran, lembar kerja siswa, dan asesmen.

9
Melakukan observasi pembelajaran secara berkala. Proses observasi

c.

pembelajaran dan pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu praobservasi, observasi,
dan pascaobservasi.
1) Praobservasi
Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan menyepakati
fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima)
indikator kinerja dari keseluruhan indikator kinerja sebagaimana yang tertulis dalam
lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi
diri yang akan diisi oleh guru pemula. Lima indikator kinerja yang menjadi obyek dalam
fokus observasi dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi
yang didasarkan pada hasil observasi sebelumnya.
2) Pelaksanaan Observasi
Pembimbing mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan
secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan. Dalam hal
pemberian nilai, pembimbing menggunakan Form PB 10a/Form PB 10b. Dalam
konteks pendekatan lesson study, pada saat observasi pembelajaran para observer
disarankan untuk menggunakan observasi pembelajaran yang lebih bersifat kualitatif
untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena aktivitas/proses belajar siswa yang
menarik untuk didiskusikan dalam refleksi
3)

Pascaobservasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan pembimbingan setelah


selesai pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan.
b) Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan
pembimbingan yang telah dilaksanakan. Dalam tahap ini dapat menggunakan
pendekatan lesson study, dengan tata cara sebagai berikut:

Refleksi dipimpin oleh seorang moderator (kepala sekolah, pembimbing, atau


observer yang ditunjuk), dan didampingi oleh seorang notulis yang bertugas
untuk mencatat hal-hal penting yang didiskusikan dalam refleksi.

Moderator memperkenalkan diri dan membuka diskusi.


Moderator memberikan kesempatan pertama kepada guru pemula untuk
melakukan refleksi diri untuk menyampaikan ketercapaian target pembelajaran
yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi pada beberapa siswa
saat pembelajaran.

Moderator memberikan kesempatan observer untuk menyampaikan hasil


pengamatan (komentar), dengan ketentuan sebagai berikut:
10
Pengamat menyampaikan terima kasih kepada guru model yang telah
bersedia membuka kelas dan diobservasi.
Pengamat

dalam menyampaikan komentar hendaknya terfokus pada:

(a) proses belajar siswa; (b) pencapaian tujuan/kompetensi siswa, dan


(c) pelajaran berharga yang dipetik oleh observer.
Pengamat dalam menyampaikan komentar dengan kalimat yang santun,
halus, bijak, dan tidak berkesan menggurui, serta menggunakan kata
pembelajaran kita untuk mengomentari proses pembelajaran.
Pengamat menganalisis hasil pengamatan serta menyampaikan alternative
solusi.
Pengamat sebaiknya tidak mengulang menyampaikan hasil pengamatan
yang telah disampaikan oleh pengamat lain.

Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai alternatif solusi dapat


diterapkan pada pembelajaran sehari-hari oleh masing-masing refleksi.

Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson study dapat dilihat
pada tata tertib melaksanakan lesson study.
c) Pembimbing

memberikan

salinan

lembar observasi

pembelajaran

dan

pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula
dan pembimbing untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio penilaian proses
(assessment for learning)
.

D.

Tahap Penilaian
1.

Metode Penilaian
Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja. Penilaian kinerja guru adalah
penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan
dan jabatannya (pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Penilaian berdasarkan penerapan kompetensi
dalam melaksanakan kegiatan pokok pada tugas utama guru. Kompetensi guru yang dimaksud
adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru). Kegiatan pokok
guru adalah kegiatan pokok:
pembelajaran;

(1)

merencanakan pembelajaran;

(2)

melaksanakan

(3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih didik; dan (5)

melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan
beban kerja Guru (pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru).

11
Sedangkan tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen). Penilaian dapat dilakukan melalui observasi pembelajaran dan observasi
pelaksanaan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja Guru. Penilaian dilakukan dalam dua tahap.
Penilaian tahap pertama yang dilakukan oleh pembimbing
pembimbingan pada bulan

bersamaan

dengan

proses

ke 2 sampai bulan ke 9 kesembilan (assessment for learning).

Penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas pada bulan kesepuluh dan
kesebelas. Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan memberikan tanda cek
() dan deskripsinya berdasarkan observasi. Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau
umpan balik untuk perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan
berikutnya.Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat penjelasan mengenai
kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi
bahan masukan bagi perbaikan guru pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik.
Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja guru yang
lebih fokus pada penerapan kompetensi pedagogik dan profesional, dan instrumen/lembar
observasi untuk mengukur penerapan kompetensi kepribadian dan sosial dalam melaksanakan
kegiatan pokok/tugas utama guru, baik guru mata pelajaran, guru kelas, maupun guru
BK/Konselor. Instrumen penilaian yang digunakan adalah:

a. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata pelajaran atau guru
kelas.
b. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembimbingan untuk BK/Konselor.
c. Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula
2. Tahap-tahap pemberian nilai adalah sebagai berikut:
a. Pemberian Nilai Kinerja Guru Pemula
Setelah bukti-bukti kinerja diperoleh melalui pengamatan dan/atau pemantauan penilai dapat
menentukan nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Penentuan Skor Butir Indikator Kinerja (Penetapan Pernyataan Ya atau
Tidak)
Skor butir indikator kinerja ditentukan berdasarkan pernyataan ya atau tidak yang
telah ditetapkan. Penetapan ya atau tidak pada setiap butir penilaian indikator kinerja
berdasarkan hasil kajian/analisis berbagai dokumen dan/atau analisa catatan pengamatan
dan/atau pemantauan yang dapat menggambarkan secara utuh untuk setiap butir
penilaian. Butir indikator kinerja yang dinyatakan ya memiliki skor satu, sedangkan yang
dinyatakan tidak memiliki skor 0.
12
2) Penentuan Skor Indikator Kinerja
Berdasarkan catatan hasil pengamatan, pemantauan, wawancara, studi (penggalian)
dokumen, dan bukti-bukti berupa data lain yang dikumpulkan selama proses penilaian
kinerja guru, penilai menentukan setiap skor indikator kinerja dengan rumus
sebagai berikut:
Total Pernyataan Ya
X 100
Skor Indikator Kinerja =
Total Pernyataan Ya maksimal

Hasil perhitungan di atas, dikonversi ke skor 4-3-2-1, dengan


cara menetapkan skor pada rentang sebagai berikut:
N
o

Rentang
skor

Skor

1.

0<x25%

2.

25%<x50
%

3.

50%<x75
%

4.

75%<x10

0%

3) Penentuan Nilai Kinerja Guru Pemula


a. Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau rentang 14-112 (guru
BK/Konselor)
Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau
rentang 14-112 (guru BK/Konselor) dengan cara menjumlahkan semua skor indikator
kinerja.
b. Nilai Kinerja Guru Konversi 100
Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru Konversi 100 dapat dilakukan dengan cara membagi
total skor indikator kinerja perolehan dibagi jumlah skor indikator kinerja maksimal (56)
untuk guru mata pelajaran/guru kelas dan 112 untuk guru BK/Konselor) dikalikan dengan
100. maka Nilai Kinerja Guru Pemula konversi 100 dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Nilai Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas

Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan


Nilai Kinerja Guru Pemula
x 100
=
Konversi 100
56

13

2) Nilai Kinerja Guru BK/Konselor


Jumlah
Nilai Kinerja Guru Pemula Konversi
100Skor Indikator Kinerja Perolehan
x 100
=
112

c. Penentuan Kategori Nilai Kinerja Guru


Kategori Nilai Kinerja Guru Pemula dapat dilihat pada tabel Nilai Kinerja berikut:
Nilai Kinerja

Sebutan

91- 100

Amat Baik

76 90

Baik

61 - 75

Cukup

51 60

Sedang

50

Kurang

b. Pemberian Nilai Kepribadian dan Sosial


Penilaian kepribadian dan sosial guru pemula dilakukan melalui pengamatan pada
pelaksanaan pembelajaran dan/atau pemantauan, serta wawancara di luar pelaksanaan
pembelajran. Hasil pengamatan, pemantauan dan wawancara dikaji/analisis, untuk
menentukan Nilai Kepribadian dan Sosial Guru Pemula dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Penetapan pernyataan ya atau tidak, dengan ketentuan sebagai berikut:
ya, jika terdapat bukti yang mendukung butir penilaian
tidak, jika tidak terdapat bukti yang mendukung butir penilaian
2) Menentukan skor butir: skor 1 untuk pernyataan ya, dan 0 untuk pernyataan tidak
3) Menghitung skor indikator penilaian dengan ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian
kinerja di atas
4) Menghitung Nilai dan Kategori Nilai Kepribadian dan Sosial dengan ketentuan
sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas.

a)
b)

3.

Proses Penilaian
a.

Penilaian Tahap Pertama


Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan
kesembilan berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran dan
pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap pertama
merupakan penilaian proses (asesment for learning) sebagai bentuk pembimbingan guru
pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan, melaksanakan

14
pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil pembelajaran dan pembimbingan, dan
melaksanakan tugas tambahan.
Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran dan
pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula,
dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap bulan atau minimal 6 (enam)
kali selama masa penilaian tahap pertama menggunakan Form PB 09a/Form PB 09b dan
Form PB09c. Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagianbagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara reguler, dan
memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua
aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu untuk dikembangkan. Pembimbing
dapat memberikan contoh proses pembelajaran dan pembimbingan yang baik di kelasnya
atau di kelas yang diajar oleh guru lain.
Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok
proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama berlangsungnya penilaian
tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan bimbingan dan penilaian

tahap pertama terhadap guru pemula. Dalam penilaian tahap pertama ini pengawas
melakukan pemantauan, pembinaan, dan pemberian dukungan dalam pelaksanaan
bimbingan dan penilaian guru pemula.
b. Proses Penilaian Tahap Kedua
Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan
kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh kepala
sekolah dan pengawas sekolah, yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam
pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (asesment of
learning) yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses
pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Observasi pembelajaran/pembimbingan
pada penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3
(tiga) kali, sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
(Gunakan Form PS 06a/Form PS 06b atau Form KS 07a/Form KS 07b). Observasi
pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua oleh kepala sekolah/madrsah dan
pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan, dengan pertimbangan agar
tidak menggangu proses pembelajaran dan pembimbingan. Apabila kepala sekolah/madrasah
dan pengawas menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan
pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala sekolah/madrasah dan/atau pengawas wajib
memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula.

15
Langkah observasi pembelajaran dalam kontek penilaian dan pembimbingan yang
dilakukan kepala sekolah dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut
1) Praobservasi
Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula
menentukan dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang
meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana
yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh kepala sekolah
atau pengawas sekolah, dan lembar refleksi yang akan diisi oleh guru pemula .
2) Pelaksanaan Observasi
Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi
pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai pada saat
seketika pelaksanaan observasi dilakukan.
3) Pascaobservasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a) Guru

pemula

mengisi

lembar

refleksi

pembelajaran/pembimbingan

setelah

pembelajaran/pembimbingan dilaksakan.
b) Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula
mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/pembimbingan.
c) Kepala sekolah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan kepada guru
pemula setelah observasi selesai. Kegiatan b) dan c) dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan lesson study.
d) Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas sekolah menandatangani
lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan. Kepala sekolah memberikan
salinan lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula.
Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir PIGP ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah dan pengawas sekolah dengan
mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. PIGP
dinyatakan berhasil, jika semua sub-kompetensi pada penilaian tahap kedua paling kurang
memiliki nilai baik .
E.

Tahap Pelaporan
Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap kedua,
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan
pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama.
16
Selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik,
cukup, sedang, atau kurang. Untuk menentukan keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala
sekolah membuat rekapitulasi hasil nilai penilaian kinerja .
2. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala sekolah/madrasah
berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah. Contoh
laporan hasil kinerja guru pemula dapat dilihat pada Form KS 10.
3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh kepala
sekolah/madrasah dan pengawas sekolah.
4. Pengajuan penerbitan sertifikat PIGP dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang
disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau kepala kantor kementerian agama
kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru
Pemula dengan nilai baik. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa

PIGP telah berhasil

menyelesaikan PIGP dengan nilai baik. Guru pemula dinyatakan berhasil jika:
a. Nilai kinerja minimal Baik (minimal 76)
b. Setiap skor indikator kinerja minimal Baik (3)
c. Setiap Nilai Kepribadian dan Sosial minimal Baik (76)

Selanjutnya, laporan hasil pelaksanaan PIGP berisi:


a. Data sekolah/madrasah;
b. Waktu pelaksanaan PIGP;
c. Data guru pemula PIGP;
d. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
e. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama;
f. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;
g. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru pemula
(amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala sekolah.
h. Pengawas sekolah menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.
Secara lengkap dapat dilihat pada Form KS 11.
Penyampaian laporan hasil pelaksanaan PIGP:
a. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus CPNS dan PNS mutasi dari jabatan lain
disampaikan oleh kepala sekolah kepada Kepala Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian Daerah.
b. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus bukan PNS disampaikan oleh Kepala Sekolah
kepada penyelenggara pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan/Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota.

17
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)
DI SMP NEGERI 3 TAROGONG KIDUL GARUT
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) di Sekolah kami.
Saya sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Tarogong Kidul Garut dalam tahap persiapan
melakukan hal-hal berikut.:
a.

Melakukan analisis kebutuhan bagi Guru Pemula (Format terlampir).


Adapun guru pemulanya adalah:

b.

Menyediakan dan mempersiapkan


syarat. (SK kepala sekolah. Terlampir)

pembimbing yang memenuhi

Adapun Pembimbingnya adalah :


1. .................................................... yang akan membimbing ..............................., Guru
mata pelajaran Kesenian
2. ............................................. yang akan membimbing .......................... Guru Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
3. ........................... yang akan membimbing .......................... Guru Mata Pelajaran
Olahraga.
c.

Menyiapkan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan


sekolah, prosedur kegiatan sekolah, format administrasi pembelajaran/pembimbingan, dan
informasi lain yang dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah.

d.

Menyusun jadwal implementasi PIGP. (Format terlampir).

Tahap Pengenalan Sekolah dan Lingkungannya.


Pengenalan sekolah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama setelah guru
pemula melapor kepada saya sebagai kepala sekolah tempat guru pemula tersebut bertugas. Pada
bulan pertama saya melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Kepala Sekolah
Setelah guru pemula melapor kepada saya sebagai kepala sekolah, selanjutnya saya
memperkenalkan guru pemula kepada dewan guru, karyawan sekolah, siswa, dan
masyarakat sekitar, dan saya menginstruksikan kepada pembimbing untuk

18
meleksanakan -tugas bimbingan dalam tahap pengenalan sekolah dan lingkungannya
kepada guru pemula tersebut, yaitu: memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah
kepada guru pemula, memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan mendiskusikan
rencana pembimbingan dan pengembangan keprofesian.
Harapan saya sebagai Kepala Sekolah kepada Guru Pemula, yaitu melakukan evaluasi
diri dan mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan
observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi.mempelajari buku pedoman dan panduan
kerja bagi guru pemula, data sekolah, tata tertib sekola, dan kode etik guru,mempelajari
ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah.mempelajari kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP).
C. Rencana Tahap Pembimbingan
Rencana Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan ke dua sampai dengan bulan ke
sembilan oleh guru yang telah ditetapkan sebagai pembimbing. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam tahap pembimbingan adalah sebagai berikut:

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai berikut.


1.Menyusun rencana pembimbingan, yang terdiri dari identifikasi kompetensi pembimbing
(Evaluasi diri) ; menyusun skala prioritas pembimbingan ;menyusun rencana
pengembangan keprofesian pembimbing ;menyusun rencana tindak pembimbingan
;menyusun jadwal kegiatan pembimbingan (Format terlampir)
2. Analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat mengarah pada
permasalahan materi pembelajaran, pedagogi, dan fasilitas, serta permasalahan
lainnya. Dengan teridentifikasinya permasalahan diharapkan guru dapat menentukan
strategi pembelajaran efektif dan efisien.
3. Guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials
berupa media pembelajaran, lembar kerja siswa, dan asesmen.
4. Melakukan observasi pembelajaran secara berkala. Proses observasi pembelajaran
dan pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu praobservasi, observasi, dan
pascaobservasi.
.
D. Rencana Tahap Penilaian
Saya sebagai Kepala sekolah dan pebimbing akan menilai

guru pemula yang

merupakan penilaian kinerja sesuai aturan hukum berlaku. Dengan mengutamakan Kompetensi
guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

19
profesional.dan mengacu kepada Kegiatan pokok guru, yaitu (1) merencanakan pembelajaran;
(2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih
didik; dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan beban kerja Guru.
Sedangkan Instrumen penilaian yang digunakan adalah:
a. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata pelajaran.
b. Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula.
Format-format instrumen ini terlampir.
E.

Rencana Tahap Pelaporan


Dalam penyusunan laporan saya sebagai Kepala Sekolah akan melaksanakan pada bulan
kesebelas setelah penilaian tahap kedua, dengan prosedur sebagai berikut: Penentuan keputusan
pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua
dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama.Selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki
nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang, atau kurang. Untuk menentukan

keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala sekolah membuat rekapitulasi hasil nilai penilaian
kinerja. Dan Penyusunan draft

Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala

sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah.

20
BAB V
EVALUASI PROGRAM DAN BIMBINGAN TEKNIS
A. Evaluasi Program
Implementasi PIGP perlu dievaluasi sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan
serta perbaikan implementasi tahun berikutnya, dan juga sebagai bagian dari proses penjaminan mutu
pendidikan. Evaluasi implementasi PIGP dilakukan melalui pemantauan langsung maupun
menggunakan instrumen yang sesuai oleh lembaga-lembaga terkait.
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan
PIGP secara nasional.
2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama melaksanakan evaluasi
implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah yang menjadi tanggungjawabnya.
3. Dinas Pendidikan/Kota atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melaksanakan
evaluasi implementasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang
menjadi tanggungjawabnya.
4. Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi implementasi PIGP pada sekolah/madrasah
yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur evaluasi dalam rangka menjamin akuntabilitas implementasi PIGP dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.

Penyusunan panduan evaluasi yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat
evaluasi; (2) sasaran, tempat, dan waktu evaluasi, (3) metode pelaksanaan evaluasi;
(4) sistematika laporan hasil evaluasi.

2.

Penyusunan instrumen evaluasi, berupa lembar obervasi dan/atau angket.

3.

Pelaksanaan evaluasi di lapangan.

4.

Penyusunan laporan hasil evaluasi.

B. Bimbingan Teknis
Hasil evaluasi oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan
terkait dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan perbaikan dengan merevisi kebijakan
dan/atau memberikan bimbingan teknis bagi daerah atau sekolah yang membutuhkan.
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi
PIGP secara nasional.
2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama memberikan bimbingan teknis
terhadap implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah yang menjadi
tanggungjawabnya.
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama memberikan bimbingan
21
teknis terhadap implemnetasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah yang menjadi
tanggungjawabnya.
4. Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi PIGP pada
sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.
Prosedur bimbingan teknis dalam rangka membantu daerah atau sekolah agar dapat
melaksanakan PIGP dengan baik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penyusunan panduan bimbingan teknis yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat
bimbingan teknis; (2) sasaran, tempat, dan waktu bimbingan teknis, (3) strategi pelaksanaan
bimbingan teknis; (4) sistematika laporan hasil bimbingan teknis.
2. Penyusunan materi bimbingan teknis yang meliputi Penjelasan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang PIGP, Penjelasan Petunjuk Teknis PIGP, Penggunaan Panduan Kerja,
Penilaian dan Penggunaan Instrumen Penilaian Kinerja.
3. Pelaksanaan bimbingan teknis di lapangan.
4. Penyusunan laporan hasil bimbingan teknis.

22
BAB VI
KESIMPULAN
Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya guru pemula perlu
beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah dan dapat melaksanakan pekerjaannya sebagai
guru profesional di sekolah/madrasah, maka perlu dilaksanakan PIGP. Program Induksi Guru Pemula
adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada
sekolah/madrasah di tempat tugasnya.
Program Induksi Guru Pemula dilaksanakan melalui tahap-tahap persiapan, pengenalan
sekolah dan lingkungannya, pelaksanaan pembimbingan, penilaian, dan pelaporan. Dalam tahap
persiapan, pembimbingan, dan observasi pembelajaran dapat dilaksanakan melalui pendekatan
lesson study. Lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang
dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
secara berkelanjutan. Pada kegiatan lesson study pengamat (observer) dituntut untuk mengamati
aktivitas belajar siswa selama pembelajaran. Aktivitas belajar siswa di kelas merupakan gambaran
dari kinerja/kompetensi guru. Kompetensi-kompetensi guru, khususnya guru pemula dapat
dikembangkan atau ditingkatkan melalui PIGP. Guru pemula yang mengikuti PIGP akan dinilai

menggunakan penilaian kinerja guru, dan dinyatakan lulus jika memperoleh nilai minimal kategori
baik.
Mengingat akan pentingnya PIGP untuk mempercepat peningkatan kompetensi dan
keprofesionalan guru pemula, maka diharapkan semua pihak terkait di daerah dapat berperan aktif
dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikannya. Untuk mengimplementasikan PIGP pihak
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan seperangkat panduan kerja, modul
bagi pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembimbing, serta buku model implementasi PIGP.
Kelengkapan implementasi PIGP ini diharapkan dapat digunakan untuk mensukseskan
implementasi PIGP di sekolah.

23

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai