Pernyataan a. Ciri khas pendidikan nonformal adalah merupakan tambahan, alternatif dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam proses belajar sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua. Pendidikan nonformal dapat mencakup program- program yang berkontribusi terhadap literasi dan pendidikan orang dewasa dan remaja untuk anak-anak putus sekolah, serta program-program tentang kecakapan hidup, keterampilan kerja, dan pengembangan sosial atau budaya. Analisis : Menurut UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 12 : Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal juga berfungsi sebagai : 1. Sebagai pelengkap Pendidikan nonformal diperlukan oleh masyarakat atau peserta didik agar terpenuhinya kebutuhan belajar, memperluas pengetahuan, dan untuk memperluas fungsi pendidikan formal agar bisa menjangkau kebutuhan dan perubahan masyarakat yang terus berkembang 2. Sebagai penambah salah satu bentuk layanan pendidikan yang bertujuan sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. 3. Sebagai pengganti Pendidikan nonformal sendiri adalah pendidikan yang bersifat sebgai penambah, pelengkap, dan pengganti pendidikan formal. Awal dari adanya pendidikan nonformal sudah ada pada jaman pemerintahan penjajah belanda yang ada Indonesia. Tujuannya sendiri adalah memenuhi kebutuhan peserta didik yang masih belum terpenuhi..
b. Langkah-langkah mendirikan CLC dan mempersiapkan kegiatan CLC. Mendapat
manfaat besar dari keterlibatan masyarakat, menilai kebutuhan masyarakat, banyak kasus, bahan dan tenaga kerja lokal digunakan untuk membangun CLC. Administrasi pusat adalah tanggung jawab komite manajemen, yang terdiri dari guru sekolah, pensiunan profesional, tokoh masyarakat dan agama dan anggota masyarakat lainnya. Analisis : CLC merupakan upaya nyata Pemerintah RI untuk memastikan anak-anak Pekerja Migran Indonesia di luar negeri terpenuhi haknya untuk mendapatkan pendidikan. CLC berdiri dalam naungan yudiris, yakni : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 6 ayat (1) yaitu “Setiap warga negara yang berusia tujuh tahun sampai dengan 15 tahun dimanapun mereka berada baik di dalam negeri maupun diluar Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib mengikuti pendidikan dasar.” Tujuan CLC adalah melaksanakan pembedayaan masyarakat untuk kemandirian, melalui program-program yang dilaksanakan, agar dapat membentuk manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap. PKBM merupakan wadah pembelajaran untuk masyarakat yang dibentuk masyarakat sendiri. PKBM merupakan salah satu alternative yang dipilih dan dijadikan sebagai ajang proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini selaras dengan adanya pemikiran bahwa dengan melembagakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, maka akan banyak potensi yang dimiliki oleh masyarakat yang selama ini belum dikembangkan secara maksimal. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat diarahkan untuk dapat mengembangkan potensipotensi tersebut menjadi bermanfaat bagi kehidupannya. Agar mampu mengembangkan potensi-potensi tersebut, maka diupayakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di PKBM bervariasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Strategi Pendidikan Nonformal
1. Memberikan bimbingan kepada organisasi masyarakat sipil tentang pelaksanaan
program pendidikan nonformal. Analisis : Sebelum melakukan penyuluhan dan pendampingan kepada organisasi masyarakat sipil sosialisasi lebih baik dilaksanakan terlebih dahulu secara masif mengenai program pendidikan non formal yang akan kita bawakan. Sosialisasi diperlukan karena perlu adanya penyamaan persepsi bersama target masyarakat dan juga pendidikan nonformal jarang diketahui oleh keban. Sosialisasi dilakukan dengan cara memanggil perwakilan dari setiap organisasi ke balai desa kemudian dilakukan sosialisasi. Dalam sosialisasi, organisasi masyarakat sipil kita beri pemahaman bahwa pendidikan itu bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, selain itu kita juga memberi pemahaman bahwa sekolah itu tak hanya di formal saja dan pendidikan nonformal itu setara. Hal lain yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi bakat minat serta kebutuhan (analysys need assesment) dari organisasi masyarakat sipil yang kita bina. Bimbingan terhadap organisasi masyarakat dengan mengadakan program kursus serta memberikan bekal keterampilan dan kecakapan hidup kepada warga belajar yang belum beruntung. Lembaga kursus perlu melakukan diksusi secara langsung dengan tutor dan trainer agar pembelajaran dapat berjalan sesuai tujuan lembaga.
2. Saat mendirikan kegiatan pendidikan nonformal, pendidikan penyedia harus
berkonsultasi dengan anak-anak, remaja, orang tua dan kelompok masyarakat. Analisis : Sebagai mahasiswa maupun pegiat PLS, sebelum mendirikan kegiatan pendidikan nonformal alangkah baiknya melakukan identifikasi kebutuhan kepada calon/target peserta didik seperti anak-anak, remaja, orang tua dan kelompok masyarakat. Contohya di desa Purisemanding didapati kebanyakan warga desa nya suka menjahit. Melihat potensi yang ada, sebagai pegiat PLS tentunya bisa dilakukan sebuah pendekatan kepada kepala desa mengenai program yang akan diajukan untuk mengembangkan potensi warga desa itu. Setelah melakukan pendekatan kepada kepala desa kemudian menawarkan program yang cocok sesuai bakat dan minat warganya, misal minatnya menjahit sjadi program yang cocok yaitu mendirikan sekolah sepakbola. Sebelum meluncurkan programnya pelaksana program memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada semua elemen masyarakat, apakah program pengembangan ini disambut positif oleh mereka. Keterlibatan masyarakat juga memang harus dilibatkan karena komponen utama dalam pembelajaran ini adalah masyarakat itu sendiri. Proses pendekatan dan penyadaran masyarakat juga perlu diperhatikan karena ini merupakan acuan dari terbukanya atau penerimaan masyarakat terhadap program yang dibuat.