HIKMAYANA.AW
Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Parepare
Jl. Jend Ahmad Yani No.Km. 6, Bukit Harapan, Kec. Soreang Kota Parepare, Sulawesi Selatan
91112
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A .PENDAHULUAN
B .PEMBAHASAN
1.Defenisi
C .SIMPULAN
1. Latar Belakang
Kesulitan dan tantangan dalam kehidupan manusia baik yang diakibatkan oleh
lingkungan maupun alam yang kurang bersahabat, sering memaksa manusia untuk mencari
cara yang memungkinkan mereka untuk keluar dari kesulitan yang dialaminya. Masih
banyaknya warga yang tidak melanjutkan pendidikan ke taraf yang memungkinkan mereka
menggeluti profesi tertentu, menuntut upaya-upaya untuk membantu mereka dalam
mewujudkan potensi yang dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
Sejauh ini, anggaran yang berkaitan dengan pendidikan mereka masih terbatas,
sehingga berbagai upaya untuk dapat terus mendorong keterlibatan masyarakat dalam
membangun pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar makin
tumbuh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan mendorong masyarakat untuk terus
berpartisipasi aktif di dalamnya.
Penerapan pendidikan nonformal dengan memberikan bekal keterampilan kepada
warga belajar untuk dapat bekerja, atau mengembangkan usaha mandiri sebagai
wirausahawan dalam berbagai jenis keterampilan.
Mereka yang putus sekolah dan tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena
berbagai kondisi, diberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti pendidikan
nonformal, diantaranya program pendidikan kecakapan hidup (life skill) sehingga mereka
mampu meningkatkan taraf hidupnya.
Sejalan dengan berbagai kemajuan dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan
nonformal, terdapat masalah dan kendala yang perlu dicarikan alternatif solusinya. Salah satu
masalah yang cukup menonjol adalah masalah pemerataan pendidikan, dimana masyarakat
pedesaan, masyarakat terpencil dan terisolir masih belum terjangkau oleh pendidikan formal
dan dapat dijangkau dengan pendidikan nonformal. Kelompok masyarakat ini perlu mendapat
perhatian, sehingga kualitas dan taraf hidupnya dapat ditingkatkan, sehingga keberadaan
mereka perlu diketahui untuk dapat merancang program-program pendidikan nonformal yang
relevan dengan kebutuhan belajar mereka.
BAB I
Pendahuluan
Uraian Kegiatan Belajar ini berhubungan dengan satuan dan program pendidikan
nonformal. Materi ini berkaiatan dengan penjelasan, bahwa menurut Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas, penyelenggaraan pendidikan dapat diselenggarakan melalui
jalur pendidikan formal dan nonformal. Jalur pendidikan formal diselenggarakan di sekolah,
sedangkan jalur pendidikan nonformal diselenggarakan di lingkungan masyarakat, yang
terdiri atas berbagai satuan dan jenis program.
Materi ini sangat bermanfaat dipelajari untuk menambah wawasan dan menambah
keyakinan, bahwa penyelenggaraan pendidikan harus dilakukan secara serasi dan seimbang
antara pendidikan formal dan pendidikan nonformal dalam rangka pembentukan manusia
seutuhnya.
BAB II
Pembahasan
A.Defenisi
Pengertian Program Pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan pendidikan,sesuai dewngan strategi dan kebijakan pendidikan yang
telah diterapkan.
Pendidikan luar sekolah telah hadir di dunia ini sama tuanya dengan kehadiran manusia yang
berinteraksi dengan lingkungan di muka bumi ini dimana situasi pendidikan ini muncul
dalam kehidupan kelompok dan masyarakat. Kegiatan pendidikan dalam kelompok dan
masyarakat telah dilakukan oleh umat manusia jauh sebelum pendidikan sekolah lahir di
dalam kehidupan masyarakat. Pada waktu permulaan kehadirannya, pendidikan luar sekolah
dipengaruhi oleh pendidikan informal, yaitu kegiatan yang terutama berlangsung dalam
keluarga dimana terjadi interaksi di dalamnya berupa transmisi pengetahuan, keterampilan,
sikap, nilai, dan kebiasaan. Pada dasarnya kegiatan tersebut menjadi akar untuk tumbuhnya
perbuatan mendidik yang dikenal dewasa ini.
Dikalangan masyarakat, program-program pendidikan nonformal sering di koordinasikan dan
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Masyarakat. Tim pengerak Pembina kesatuan pada tingkat
kelurahan dibina oleh para lurah/kepala desa. Diluar itu, organisasi-ogranisasi wanita seperti Dharma
Wanita dalam program bakti sosial kepada masyarakat sering kali melaksanakan program-program
dalam bentuk paket program pendidikan nonformal. Pendidikan non formal sifatnya lebih fleksibel
dalam arti luas waktu penyelenggaranya disesuaikan dengan kesempatan yang ada artinya dapat
beberapa bulan, tahun ataupun hari, sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat digunakan
untuk memperoleh kecakapan atau keterampilan yang dapat digunakan dalam menopang
kehidupannya.
3. Pendidikan Kepemudaan
Pendidikan kepemudaan perlunya pendidikan kepemudaan merupakan usaha dari
pemerintahan untuk mencetak generasi-generasi yang berkualitas dan unggul dalam banyak
hal. Pendidikan kepemudaan bias diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan organisasi kepemudaan sebagai lembaga kependidikan. Diantaranya melalui,
organisasi pemuda-pemudi di desa-desa, perkumpulan olahraga dan organisasi kesenian.
Organisasi kepemudaan adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang
tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan
untuk masyarakat terutama generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat
yang bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial. Sebagai institusi sosial yang menjadi
sumber daya sosial paling potensial di masyarakatnya, organisasi kepemudaan diorientasikan
untuk menjadi organisasi pelayanan kemanusiaan penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial
yang memiliki pendekatan dan standar pada pendekatan pekerjaan sosial yang memadai,
karena organisasi kepemudaan adalah juga volunteer. Organisasi kepemudaan adalah
lembaga nonformal yang tumbuh dan eksis dalam masyarakat antara lain ikatan remaja
mesjid, kelompok pemuda (karang taruna), dan sebagainya. Pendidikan kepemudaan
dipandang sangat perlu dikembangkan lagi karena pada hakikatnya dalam diri pemuda itu
terdapat berbagai potensi yang apabila tidak dikelola dengan baik maka kemampuan/bakat
tersebut akan sia-sia.
5. Pendidikan Keaksaraan
Pendidikan keaksaraan sebagai salah satu layanan pendidikan non formal untuk
membelajarkan warga masyarakat buta aksara, dan sebagai suatu pendekatan pembelajaran,
merupakan cara untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam menguasai dan
menggunakan keterampilan membaca, menulis, berhitung, mengamati dan menganalisis,
yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta memanfaatkan potensi yang ada di
lingkungan sekitar.
Untuk mencapai hal tersebut, pendidikan keaksaraan diselengarakan dengan prinsip ;
1) Konteks lokal, adalah bahwa pembelajaran pendidikan keaksaraan dilaksanakan berdasarkan
minat, kebutuhan, pengalaman, permasalahan dan situasi lokal serta potensi yang ada di
sekitar warga belajar.
2) Desain lokal, tutor bersama warga belajar perlu merancang kegiatan pembelajaran di
kelompok belajar, sebagai jawaban atas permasalah, minat dan kebutuhanwarga belajar
3) Partisipatif, tutor perlu melibatkan warga belajar berpartisipasi secara aktif, dari mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil warga belajar .
4) Fungsionalisasi hasil belajar, dari hasil pembelajarannya warga belajar diharapkan dapat
memecahkan masalah keaksaraannya dan meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.
Strategi pembelajaran pendidikan keaksaraan
Dalam rangka mengembangkan kemampuan warga belajar dalam menguasai dan
menggunakan keterampilan membaca, menulis, berhitung, mengamati dan menganalisis,
yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta memanfaatkan potensi yang ada di
lingkungan sekitar, maka strategi pembelajaran yang diterapkan adalah; membaca, menulis,
berhitung, diskusi dan aksi (Calistungdasi). Kegiatan aksi dalam strategi pembelajaran
pendidikan keaksaraan adalah merupakan pemanfaatan hasil belajar warga belajar atau
fungsionalisasi hasil belajar.
2. Asas-asas pendidikan nonformal mencakup asas kebutuhan, asas pendidikan sepanjang hayat, asas
relevansi dengan pembangunan masyarakat, dan asas wawasan ke masa depan.
3. Fungsi pendidikan nonformal adalah sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan
formal, dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
6. Ketenagaan pada pendidikan nonformal terdiri dari pamong belajar dan pendidik PAUD
Nonformal