PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan ialah proses pembentukan dan pengembangan potensi menjadi sebuah
kompetensi, sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah sebuah perjalanan kreatif
yang mengantarkan kita menuju pengenalan dan pembentukan jati diri. Berbagai upaya dalam
mewujudkan keberhasilan suatu pendidikan yang sudah barang tentu dilakukan secara
simultan dan berkesinambungan dalam rangka pembangunan suatu bangsa.
Pendidikan tidak hanya berperan besar dalam kemajuan bangsa, melainkan juga
berkaitan dengan pasar bebas yang semakin kompetitif, pendidikan hendaknya dipandang
dapat mengakomodir masyarakat agar suatu negara memiliki manusia-manusia yang
berkualitas. Melalui pendidikan dapat menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya kaya akan
pengetahuan teoritis melainkan juga praktis, penguasaan teknologi, dan memiliki keahlian
khusus.
Lembaga Pendidikan adalah sebuah aktivitas besar yang didalamnya adaempat
komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang dimaksud adalah Staf Tata Usaha
dan Administrasi, Staf Teknis Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru dan Komite Sekolah
sebagai badan independen yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dengan
siswa sebagai peserta didik yangbisa ditempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelajaran
yang harus memadai.
Kebutuhan dan tuntunan dari masyarakat akan suatu pembelajaran yang dilakukan
dalam pendidikan formal diharapkan mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap
anaknya. Secara garis besar, pengertian belajar adalah proses seseorang memperoleh berbagai
kecakapan, ketrampilan dan sikap.1 Dan dengan belajar tersebut, siswa melakukan perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang yang nantinya akan bermanfaat bagi
kehidupannya kelak. Belajar bukan merupakan suatu tujuan tapi merupakan suatu proses
untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu, belajar akan berlangsung aktif dan integratif dengan menggunakan
berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan tersebut. Semua aktifitas dan prestasi
manusia tidak lain adalah hasil dari belajar.2
1 Margeret E. Bell Gredeler, Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 1994), h. 1
2 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 99
1
Proses pendidikan di Indonesia dikenal dengan adanya pendidikan informal, pendidikan
formal dan pendidikan non formal.Akan tetapi, makalah kami hanya membahas sebatas
pendidikan formal saja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pendidikan formal.
2. Bagaimana tujuan, manfaat dan fungsi pendidikan formal.
3. Bagaimana posisi lembaga pendidikan formal diantara pendidikan informal dan non
formal.
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan formal.
2. Untuk mengetahui tujuan, manfaat dan fungsi pendidikan formal.
3. Untuk mengetahui posisi lembaga pendidikan formal di antara pendidikan informal
dan non formal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar “Pendidikan Luar Sekolah”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. 3,
hlm. 163
3
1) Pendidikan Umum
2) Kejuruan
3) Akademik
4) Profesi
5) Vokasi
6) Keagamaan dan khusus
B. Tujuan, Manfaat dan Fungsi Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
perguruan tinggi. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal negeri dan pendidikan
formal berstatus swasta.
Adapun tujuan dari diselenggarakannya pendidikan formal adalah sebagai berikut:
a. Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki,
memperluas pengetahuan, dan tingkah laku peserta didik yang dibawa dari keluarga
serta membantu pengembangan bakat.4
b. Mengembangkan keperibadian peserta didik lewat kurikulum agar :
1) Peserta didik dapat bergaul dengan lingkungan sekolahnya.
2) Mempersiapkan peserta didik terjun di masyarakat berdasarkan norma yang
berlaku.
c. Membentuk dasar atau pondasi cara-cara/pola berpikir yang sistematis dan
konseptual secara konsisten dan terarah.
d. Melatih dan menanamkan sikap mental dan emosional yang matang, dewasa dan
mandiri. Sehingga biasanya seorang yang berpendidikan tinggi lebih dapat
mengendalikan sikap dan emosinya secara baik.
e. Mengajarkan banyak disiplin ilmu dengan berbagai teori-teori dan ilmu pengetahuan
yang ada sehingga wawasan dan pengetahuan menjadi banyak dan luas.
f. Menanamkan disiplin belajar yang sangat tinggi, sehingga seseorang yang
berpendidikan akan lebih terbiasa untuk belajar dan belajar lagi.
Mengenyam pendidikan pada institusi pendidikan formal yang diakui oleh lembaga
pendidikan Negara adalah sesuati yang wajib dilakukan di Indonesia. Mulai dari anak rakyat
biasa sampai anak bangsawan dan sebagainya harus bersekolah, minimal 9 tahun hingga lulus
SMP.5
4
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif
dan efisien dari pemerintah untuk masyarakat merupakan perangkat yang berkewajiban untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menjadi warga Negara. Adapun manfaat
dan fungsi pendidikan formal sebagai berikut :
a. Melatih Kemampuan Kemampuan Akademis Anak.
Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal, menganalisa, memecahkan
masalah, logika, dan lain sebagainya maka diharapkan seseorang akan memiliki
kemampuan akademis yang baik. Orang yang tidak sekolah biasanya tidak memiliki
kemampuan akademis yang baik sehingga dapat dibedakan dengan orang yang
bersekolah. Kehidupan yang ada di masa depan tidaklah semudah dan seindah saat
ini karena dibutuhkan perjuangan dan kerja keras serta banyak ilmu pengetahuan.
b. Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin.
Dengan mengharuskan seorang siswa atau mahasiswa datang dan pulang sesuai
dengan aturan yang berlaku maka secara tidak langsung dapat meningkatkan
kedisiplinan seseorang. Dengan begitu padatnya jadwal sekolah yang memaksa
seorang siswa untuk belajar secara terus-menerus akan menguatkan mental dan fisik
seseorang menjadi lebih baik.
c. Memperkenalkan Tanggung Jawab.
Tanggung jawab seorang anak adalah belajar dimana orangtua atau wali yang
memberi nafkah. Seorang anak yang menjalankan tugas dan kewajibannya dengan
baik dengan bersekolah yang rajin akan membuat bangga orang tua, guru, saudara,
sanak keluarga, dan lain-lain.
d. Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan.
Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas hubungan sosial
seorang siswa. Tidak menutup kemungkinan di masa depan akan membentuk
jaringan bisnis dengan sesama teman dimana di antara sesamanya sudah saling kenal
dan percaya. Dengan memiliki teman maka kebutuhan sosial yang merupakan
kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik.
e. Sebagai Identitas Diri.
Lulus dari sebuah institusi pendidikan biasanya akan menerima suatu sertifikat atau
ijazah khusus yang mengakui bahwa kita adalah orang yang terpelajar, memiliki
kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Jika disandingkan dengan orang yang tidak
5
berpendidikan dalam suatu lowongan pekerjaan kantor, maka rata-rata yang
terpelajarlah yang akam mendapatkan pekerjaan tersebut.
f. Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas.
Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler sebagai pelengkap
kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat mengembangkan bakat dan minat
dalam diri seseorang. Semakin banyak memiliki keahlian dan daya kreativitas maka
akan semakin baik pula kualitas seseorang. Sekolah dan kuliah hanyalah sebagai
suatu mediator atau perangkat pengembangan diri. Yang mengubah diri seseorang
adalah hanyalah orang itu sendiri.
6
Dari uraian tersebut semakin terlihat betapa eratnya kerja sama antara pendidikan
formal dan pendidikan non formal, yang satu sama lainnya bersifat komplementer sebagai
sebuah sistem yang terpadu.Selanjutnya ada juga pendidikan informal sebagai suatu fase
pendidikan yang berada disamping dan di dalam pendidikan formal dan non formal sangat
menunjang keduanya. Sebenarnya tidak sulit untuk dipahami karena sebagian besar waktu
peserta didik adalah justru berada di dalam ruang lingkup yang sifatnya informal.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, non formal, dan informal ketiganya
hanya dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisah-pisahkan karena keberhasilah pendidikan
dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat
tergantung kepada sejauh mana ketiga sub sistem tersebut berperanan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang,
dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf denganya
termasuk ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program
spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
2. Tujuan, Manfaat dan Fungsi Pendidikan Formal
Adapun tujuan dari diselenggarakannya pendidikan formal adalah sebagai berikut:
a. Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar
b. Mengembangkan keperibadian peserta didik lewat kurikulum agar
c. Membentuk dasar atau pondasi cara-cara/pola berpikir yang sistematis dan
konseptual secara konsisten dan terarah.
d. Melatih dan menanamkan sikap mental dan emosional yang matang, dewasa dan
mandiri.
e. Mengajarkan banyak disiplin ilmu dengan berbagai teori-teori dan ilmu pengetahuan
yang ada.
f. Menanamkan disiplin belajar yang sangat tinggi, sehingga seseorang yang
berpendidikan akan lebih terbiasa untuk belajar dan belajar lagi.
Adapun manfaat dan fungsi pendidikan formal sebagai berikut :
a. Melatih Kemampuan Kemampuan Akademis Anak.
b. Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin.
c. Memperkenalkan Tanggung Jawab.
d. Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan.
e. Sebagai Identitas Diri.
f. Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas.
3. Posisi Lembaga Pendidikan Formal di antara Pendidikan Informal dan Non Formal
Sebagai pendidikan formal, maka pendidikan formal itu diposisikan menjadi suatu
pendidikan yang sangat penting. Dimana pendidikan formal itu menentukan bagaimana
pendidikan itu diselenggarakan. Karena sistem pendidikan formal banyak memberi
pengetahuan dan keahlian sehingga pendidikan formal membantu para peserta pendidikan
8
untuk berinovasi dalam bidangnya, sehingga dapat menimbulkan perubahan sesuai dengan
keadaan masyarakat yang berbeda-beda dengan satu sama lain dalam pendidikan yang sesuai
dengan keahliannya dalam belajar.
Akan tetapi ketiga sistem pendidikan tersebut (formal, informal dan non formal) saling
menunjang dalam programnya, di dalam kerangka penerusan kebutuhan masyarakat dalam
pedidikan. Tak kalah penting pendidikan non formal justru dapat memberikan keahlian
kepada masyarakat agar lebih terampil dan dapat menunjang masa depannya. Dan juga
pendidikan informal sebenarnya telah menyatu dengan setiap keadaan emosional peserta
didik pada pendidikan formal maupun non formal.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, non formal, dan informal ketiganya
hanya dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisah-pisahkan karena keberhasilah pendidikan
dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat
tergantung kepada sejauh mana ketiga sub sistem tersebut berperanan.
B. Saran
Saran penulis kepada semua guru khususnya untuk calon guru bagi mahasiswa IAI Al-
Aziziyah, agar dapat mengetahui dan memahami perkembangan-perkembangan pendidikan
yang ada di Indonesia, mulai dari jenis-jenis pendidikan, sampai proses-proses pendidikan
tersebut.Dan yang terpenting adalah pelaksanaan proses jenis-jenispendidikan tersebut dalam
belajar mengajar nantinya yang dapat diterapkan secara efektif sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.
9
DAFTAR PUSTAKA
Juni 2021
21 Juni 2021
Joesoef, Soelaiman. (2004).Konsep Dasar “Pendidikan Luar Sekolah”. Cet. 3. Jakarta: Bumi
Aksara.
http://rifaie-myblog.blogspot.co.id/contoh-makalah-pendidikan-formal.html diunduh
pukul 22.57.
10