Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan Formal

Pengertian Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat,


berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang
setaraf dengannya termasuk ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi
akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional yang
dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Pendidikan formal juga merupakan
lembaga pendidikan yang ditempuh melalui jalur institusi yang sudah ditentukan
dan ditetapkan, serta diatur oleh sekelompok orang yang berwenang yang dalam
hal ini pemerintah atau sebuah yayasan (Ahmadi, 2003).
Pengajaran yang dilakukan oleh pendidikan formal diselenggarakan
disekolah dimana pendidikan formal berlangsung dalam waktu terbatas, yaitu masa
anak dan remaja. Pendidikan formal berlangsung dalam lingkungan pendidikan
yang diciptakannya khusus untuk menyelenggarakan proses pendidikan secara
teknis yang berlangsung dikelas, yang kegiatan pendidikannya terjadwal, tertentu
waktu dan tempatnya. Pendidikan formal juga tersusun secara terprogram dalam
bentuk kurikulum yang kegiatan pendidikannya lebih berorientasi pada kegiatan
guru, sehingga guru mempunyai peranan yang sentral dalam bentuk pengajaran
yang diberikan melalui pendidikan.
Pendidikan formal ditentukan oleh pihak luas untuk mengatur pendidikan
dan tujuan pendidikan formal juga terbatas pada pengembangan kemampuan-
kemampuan tertentu untuk mempersiapkan tujuan hidup yang diperoleh melalui
pendidikan. Pada umumnya lembaga formal adalah tempat dimana orang tua
menitipkan anak-anaknya untuk belajar sehingga memperluas pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya agar mampu menghadapi dunia kerja.
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pendidikan formal
didefinisikan sebagai jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
a. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam
masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah.
b. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan
hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar,
serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau
pendidikan tinggi.
c. Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan
tinggi yang bersifat akademik dan atau profesional sehingga dapat
menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan
kesejahteraan manusia (Faud, 2012)

Karakteristik Pendidikan Formal


Dalam pendidikan formal terdapat jenjang pendidikan yang jelas dan
berjenjang, pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi. Berikut ini
beberapa karakteristik pendidikan formal diantaranya, yaitu:
1. Selalu dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis
2. Waktu penyampaian diprogram lebih panjang atau lebih lama.
3. Usia siswa disuatu jenjang relatif homogen, khususnya pada jenjangjenjang
permulaan.
4. Memiliki kurikulum yang jelas.
5. Materi pelajaran pada umumnya lebih banyak yang bersifat akademis.
6. Merupakan respons dari kebutuhan umum dan relatif jangka panjang.
7. Credentials memegang peranan penting, terutama bagi penerimaan siswa
pada tingkatan pendidikan lebih tinggi (Marzuki, 2012).
Manfaat dan Fungsi Pendidikan Formal
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan perangkat yang
berkewajiban memberikan pelayanan pendidikan pada masyarakat. Berikut ini
manfaat dan fungsi pendidikan formal diantaranya yaitu:
a. Melatih kemampuan akademis
Dengan melatih dan juga mengasah kemampuan analisis, mengahafal,
logika, memecahkan masalah dan sebagainya. Diharapkan seseorang akan
memiliki kemampuan akademis yang baik. Biasanya orang yang tidak
sekolah, dia tidak memiliki kemampuan akademis yang baik sehingga bisa
dibedakan dengan yang bersekolah. Kehidupan yang ada di masa depan
tidak semudah dan seindah saat ini karena diperlukan perjuangan dan kerja
keras juga banyak ilmu pengetahuan.
b. Melatih mental, fisik, dan disiplin
Dengan mengharuskan peserta didik atau mahasiswa datang dan pulang
sesuai aturan yang berlaku maka secara tidak langsung bisa meningkatkan
kedisiplinan seseorang. Dengan adanya jadwal sekolah yang padat maka
memaksa seseorang untuk belajar secara terus-menerus sehingga akan
menguatkan mental dan fisik mereka menjadi lebih baik.
c. Melatih tanggung jawab
Disekolah, peserta didik diajarkan mengenai tanggung jawab. Seperti
tanggung jawab dalm mengerjakan tugas, menjaga kebersihan dan lain
sebagainya.
d. Mengembangkan diri dan kreativitas
Salah satu sarana untuk mengembangkan diri dan kreativitas peserta didik
disekolah yaitu dengan adanya program ekstrakurikuler. Seseorang yang
memiliki kemampuan dan kreativitas tertentu tentunya akan membentuk
pribadi yang lebih berkualitas. Sekolah dan kuliah hanya sebagai mediator
atau perangkat pengembangan diri dan yang mengubah diri seseorang
hanyalah orang itu sendiri.
e. Membangun jiwa sosial dan jaringan pertemanan
Banyaknya teman disekolah akan memperluas hubungan sosial seorang
peserta didik. Dengan adanya hubungan sosial yang baik, tidak menutup
kemungkinan di masa depan akan membentuk jaringan bisnis barsama antar
peserta didik yang sudah saling kenal dan percaya.
f. Membentuk indentitas diri
Identitas diri merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan individu
dalam kehidupan bermasyarakat juga dalam dunia kerja. Biasanya lulus dari
institusi pendidikan akan menerima suatu sertifikat atau ijazah khusus yang
mengakui bahwa kita adalah orang yang terpelajar, memiliki kualitas baik
dan dapat diandalkan. Apabila disandingkan dengan orang yang tidak
berpendidikan dalam suatu lowongan pekerjaan kantor, maka rata-rata
mereka yang terpelajar yang akan mendapatkan pekerjaan tersebut.

Satuan Pendidikan Formal


Berikut ini satuan pendidikan formal diantaranya yaitu:
1. TK (Taman kanak-kanak)
Taman kanak-kanak adalah jenjang pendidikan anak usia dini (yakni
usia 6 tahun atau dibawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Tujuan TK
adalah meningkatkan daya cipta anak-anak dan memacunya untuk belajar
mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan melalui pendekatan nilai budi
bahasa, agama, sosial, emosional, fisik, motorik, kognitif, bahasa, seni, dan
kemandirian. Semua dirancang sebagai upaya mengembangkan daya pikir dan
peranan anak dalam hidupnya. Kegiatan belajar ini dikemas dalam model
belajar sambil bermain.
2. SD (Sekolah Dasar)
Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai kelas 1 sampai
kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah
menengah pertama (atau sederajat).
Sekolah Dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak
diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar
negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen
Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
kabupaten/ kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan
sebagai regulator dalam bidang standar pendidikan. Secara struktural, sekolah
dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan
kabupaten/kota.
3. SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Sekolah Menengah Pertama adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan
formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah
menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai
kelas 9.
Sekolah Menengah Pertama diselenggarakan oleh pemerintah maupun
swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan
sekolah menengah pertama negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di
bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah kabupaten/ kota. Sedangkan Departemen Pendidikan
Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar pendidikan.
Secara struktural, sekolah menengah pertama negeri merupakan unit pelaksana
teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.
4. SMA (Sekolah Menengah Atas)
Sekolah Menengah Atas adalah jenjang pendidikan menengah pada
pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah menengah pertama (atau
sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari
kelas 10 sampai kelas 12.
Sekolah Menengah Atas diselenggarakan oleh pemerintah maupun
swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan
sekolah menengah atas negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah
Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah kabupaten/ kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya
berperan sebagai regulator dalam bidang standar pendidikan. Secara struktural,
sekolah menengah atas negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas
pendidikan kabupaten/kota.
5. Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikkan
tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga
pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi
dibagi menjadi dua:
a. Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh
pemerintah.
b. Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh
pihak swasta.
Pengelolaan dan regulasi perguruan tinggi di Indonesia dilakukan oleh
Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor perguruan tinggi negeri merupakan
pejabat dibawah Menteri Pendidikan Nasional. Selain itu juga terdapat
perguruan tinggi yang dikelola kementerian atau lembaga pemenrinta non
kementerian yang umumnya merupakan perguruan tinggi kedinasan, misalnya
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang dikelola oleh Kementerian Keuangan.
Selanjutnya berdasarkan undang-undang yang berlaku, setiap
perguruan tinggi di Indonesia harus memiliki Badan Hukum Pendidikan yang
berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada peserta didik,
berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dan secara mandiri untuk memajukan
pendidikan nasional.

Pendidikan Non Formal


Pengertian Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal adalah proses belajar yang terjadi secara
terorganisasikan diluar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik
dilaksanakan terspisah maupun merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang
lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya
tertentu pula (Marzuki, 2012). Pendidikan non formal adalah pendidikan yang
teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak perlu mengikuti peraturan-peraturan
yang tetap dan ketat.
pendidikan non formal dapat didefinisikan sebagai jalur pendidikan diluar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang
(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003). Sedangkan menurut Axin (1976)
(Soedomo, 1989), pendidikan non formal adalah kegiatan belajar yang disengaja
oleh warga belajar dan pembelajaran di dalam suatu latar yang diorganisasi
(berstruktur) yang terjadi diluar sistem persekolahan.
Adapun menurut Faisal (1981) pendidikan non formal mempunyai ciri
sebagai berikut:
a. Berjangka pendek pendidikannya
b. Program pendidikannya merupakan paket yang sangat khusus
c. Persyaratan pendaftarannya lebih fleksibel
d. Sekuensi materi lebih luwes
e. Tidak berjenjang kronoligis
f. Perolehan dan keberartian ijazah tidak seberapa terstandarisasi.

Karakteristik Pendidikan Non Formal


Berikut karakteristik pendidikan non formal, diantaranya yaitu:
1. Pada umumnya tidak dibagi atas jenjang.
2. Waktu penyampaian diprogram lebih pendek.
3. Usia siswa disuatu kursus tidak perlu sama.
4. Menggunakan kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat fleksibel, dapat
dimusyawarahkan secara terbuka, dan banyak ditentukan oleh peserta didik.
5. Materi mata pelajaran pada umumnya lebih bersifat praktis dan khusus.
6. Merupakan respon daripada kebutuhan khusus yang mendesak.
7. Credentials (ijazah dan sebagainya) umumnya memegang peranan penting
terutama bagi penerimaan siswa (Marzuki, 2012).
Manfaat dan Fungsi Pendidikan Non Formal
Berikut ini manfaat dan peran pendidikan non formal diantaranya yaitu:
1. Sebagai pelengkap pendidikan sekolah
Pendidikan non formal berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta
didik dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam
pendidikan sekolah. Pendidikan non formal sebagai pelengkap dirasakan peru
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dan
mendekatkan fungsi pendidikan sekolah dengan kenyataan yang ada di
masyarakat. Oleh karena itu program-program pendidikan non formal pada
umumnya dikaitkan dengan lapangan kerja dan dunia usaha seperti latihan
keterampilan kayu, tembok, las, pertanian, makanan, dan lain-lain.
2. Sebagai penambah pendidikan sekolah
Pendidkan non formal sebagai penambah pendidikan sekolah bertujuan untuk
menyediakan kesempatan belajar kepada:
a. Peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran tertentu yang
diperoleh selama mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan
sekolah.
b. Alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih masih memerlukan
layanan pendidik untuk memperluas materi pelajaran yang telah diperoleh.
c. Mereka yang putus sekolah dan memerlukan pengetahuan serta
keterampilan yang berkaitan dengan lapangan pekerjaan atau penampilan
diri dalam masyarakat.
3. Sebagai pengganti pendidikan sekolah
Pendidikan non formal sebagai penggnati pendidikan sekolah menyediakan
kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa yang karena barbagai
alasan tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki satuan pendidikan
sekolah. Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk memberikan kemampuan
dasar membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan praktis dan sederhana
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti pemeliharaan
kesehatan lingkungan dan pemukiman, gizi keluarga, cara bercocok tanam, dan
jenis keterampilan lainnya.
Satuan Pendidikan Non Formal
Satuan pendidikan non formal diantaranya yaitu:
1. Lembaga Kursus dan Pelatihan
Lembaga kursus dan pelatihan adalah pendidikan non formal yang
diselenggarakan oleh sekelompok masyarakat untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental tertentu kepada peserta didik.
Contohnya yaitu: lembaga kursus komputer, lembaga kursus bahasa asing,
lemabag kursus seni musik, lembaga kursus kerajinan tangan dan lain-lain.
2. Kelompok Belajar
Kelompok nelajar adalah pendidikan non formal yang terdiri dari sekelompok
masyarakat yang saling berbagi pengalaman dan kemampuan satu sama lain.
Tujuan kelompok belajar ini adalah untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup
setiap anggota kelompok belajar. Ada 2 program kelompok belajar yaitu:
a. Kelompok belajar fungsional, diantaranya keaksaraan fungsional,
Kelompok Belajar Usaha, Kelompok Pemuda Produktif Pedesaan,
Kelompok Pemberdayaan Swadaya Masyarakat, dan Kelompok Pemuda
Produktif Mandiri.
b. Kelompok belajar kesetaraan (kejar paket A setara SD, kejar paket B setara
dengan SLTP, kejar paket C setara SMA).
3. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Pusat kegiatan belajar masyarakat adalah pendidikan non formal yang
berfungsi sebagai tempat untuk belajar dari/ oleh/ dan untuk masyarakat.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap,
hobi, dan bakat anggota masyarakat sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan
lingkungannya.
4. Majlis Ta’lim
Majlis Ta’lim adalah pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap hidup
yang berhubungan dengan agama Islam. Contohnya: kelompok yasinan,
kelompok pengajian, pengajian kitab kuning, salafiah, dan lain-lain.
5. Satuan Pendidikan Sejenis
Satuan pendidikan sejenis adalah pendidikan non formal yang dilakukan oleh
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
dimana cakupannya luas dan memerlukan landasan hukum. Contohnya: pra
sekolah (kelompok bermain, penitipan anak), balai latihan dan penyuluhan,
kepramukaan, padepokan pencak silat, sanggar kesenian, dan lain-lain.

Daftar Pustaka

Faud, Ikhsan. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Joesoef, Soelaiman. 2004. Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta.
Marzuki, Saleh. 2012. Pendidikan Nonformal Dimensi dalam Keaksaraan
Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Universitas Negeri Malang: PT
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai