Anda di halaman 1dari 9

Kecakapan Hidup Abad 21: Kecakapan Bertindak

RESUME
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Kuliah dan Praktik Lapangan dengan dosen
pengampu Ibu Dr. Murni Sapta Sari, M.Si

Disusun oleh Kelompok IV /Offering C

Ismiatul Hasanah (190341764441)


Hesty Nurwijayati (190341764449)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
September 2020
KECAKAPAN BERTINDAK

A. Definisi Kecakapan Bertindak


Kehidupan di abad ke-21 menuntut berbagai kecakapan/keterampilan yang harus
dikuasai oleh seseorang, sehingga diharapkan pendidikan dapat mempersiapkan pelajar
untuk menguasai berbagai keterampilan tersebut agar menjadi pribadi yang sukses
(Zubaidah, 2016). Salah satu kecakapan hidup abad 21 adalah “kecakapan bertindak”
(Greenstein, 2012). Kecakapan bertindak menurut Griffin dkk. (2012) adalah kecakapan
dalam bekerja yang meliputi kecakapan dalam berkomunikasi dan bekerja sama serta
kecakapan penguasaan alat kerja yang meliputi literasi informasi dan ICT. Beberapak
kecakapan sangat penting dimiliki oleh generasi abad 21 guna merespon berbagai
persoalan yang dihadapi dengan tepat.
B. Komponen Kecakapan Bertindak
Greenstein (2012) mengidentifikasi beberapa komponen dari kecakapan bertindak
meliputi:
1. Keterampilan Komunikasi
a. Definisi Keterampilan Komunikasi
Keterampilan berkomunikasi (Communication skill) merupakan keterampilan untuk
mengungkapkan pemikiran, gagasan, pengetahuan, ataupun informasi baru yang dimiliki
baik secara tertulis maupun lisan (NEA, 2010). Keterampilan ini mencakup keterampilan
mendengarkan, menulis dan berbicara di depan umum. Komunikasi merupakan proses
transmisi informasi, gagasan, emosi, serta keterampilan dengan menggunakan simbol-
simbol, kata-kata, gambar, grafis, atau angka. Pada definisi lain, komunikasi diartikan
sebagai keterampilan yang melibatkan kegiatan mendengar, observasi, berbicara,
bertanya, analisis serta evaluasi untuk menyampaikan pesan atau makna suatu informasi
kepada orang lain melalui berbagai media. Kemampuan komunikasi mencakup
pemahaman informasi yang diberikan dan kemampuan mengekspresikan ide atau konsep
secara efektif (Partnership for 21st Century Learning, 2015). Keterampilan komunikasi
mengacu pada kemampuan individu untuk berkomunikasi dengan jelas, menggunakan
bahasa lisan atau tertulis, verbal maupun non-verbal dan berkolaborasi secara efektif
(Pacific Policy Research Center, 2010). Komunikasi verbal terkait dengan isi atau
konten informasi yang disampaikan, sedangkan komunikasi non verbal yang terkait
dengan cara penyampaian informasi.
b. Indikator dan Assesmen Keterampilan Komunikasi
Menurut Greenstein (2012) terdapat empat aspek atau indikator keterampilan
komunikasi dalam penilaiannya, yakni komunikasi oral; penerimaan informasi
(mendengar, membaca, dan melihat); memahami tujuan komunikasi; berkomunikasi
dengan jelas untuk mencapai suatu tujuan; dan keterampilan presentasi. Masing-masing
aspek tersebut dijabarkan kedalam empat kriteria yakni teladan, ahli, dasar dan pemula.
Keterampilan kolaborasi dapat dinilai dengan teknik obsevasi dengan mengacu pada
rubrik sebagai berikut:
Tabel Indikator dan Rubrik Keterampilan Komunikasi
Skill/
Teladan Cakap/Ahli Dasar Pemula
Knowledge
Komunikasi oral Kejelasan, ketenangan, Kejelasan, ketenangan, Satu bagian penting Sulit untuk
volume dan artikulasi kuat volume dan artikulasi dari komunikasi mendengar dan
.dan meningkatkan kualitas dapat diterima untuk lisan terpenuhi mengikuti
komunikasi tujuan komunikasi langsung
Penerimaan Membedakan fakta dan Menentukan fakta dan Mengidentifikasi Menyatakan
informasi pendapat, mengetahui persuasi pesan yang fakta dalam pesan, kembali fakta
(mendengar, maksud pesan yang dikenali, mampu yang diberikan,
membaca, dan disampaikan, meringkas ide- mengidentifikasi dan menginterpretasi memahami
melihat) ide utama merangkum ide-ide data sebagian tujuan
utama pesan yang
disampaikan
Mengidentifikasi dan Mengetahui maksud Memahami ide Tidak
Memahami tujuan menginterpretasi pesan dan sebagian pesan dangan utama dari pesan, memahami
komunikasi menggambarkan pesan yang baik namun butuh maksud pesan
logis bantuan untuk yang
mengetahui maksud disampaikan
pesan tersebut
Berkomunikasi Mengenali tujuan dan Memahami tujuan Kurang memahami Tidak
dengan jelas untuk kemudian mengatur serta komunikasi tujuan komunikasi memahami
mencapai suatu menyajikan informasi untuk tujuan
tujuan memenuhi tujuan tsb. komunikasi
Keterampilan Siap dan tepat dalam Siap melakukan Mencoba presentasi Presentasi tidak
presentasi melakukan presentasi. presentasi. Biasayanya namun mengalami professional,
Menanggapi isyarat audiens menyadari audiens dan kesulitan untuk dan tidka
dengan menyesuaikan nada, berusaha untuk siap, professional, menyadari
kedalaman, dan tahapan menanggapi isyarat tsb. dan responsif reaksi audiens.
Sumber: Greenstein (2012).

2. Keterampilan Kolaborasi
a. Definisi Keterampilan Kolaborasi
Kolaborasi adalah kegiatan belajar merencanakan dan bekerja bersama,
mempertimbangkan beragam perspektif, dan berpartisipasi dalam suatu wacana dengan
berkontribusi, mendengarkan, dan mendukung orang lain. Kolaborasi dibangun di atas
keterampilan komunikasi yang efektif dengan menempatkannya dalam lingkungan
interpersonal. Maka keterampilan kolaborasi merupakan keterampilan yang mencakup
keterampilan aktif mendengarkan, merespon dengan hormat, mengekspresikan gagasan
dengan jelas melalui berbagai cara berkomunikasi, dan menggunakan keterampilan ini
untuk mencapai suatu tujuan (Greenstein, 2012). Pemecahan masalah dengan kolaborasi
memiliki keunggulan dibandingkan pemecahan masalah secara individu karena
memungkinkan untuk: pembagian kerja yang efektif; penggabungan informasi dari
berbagai sumber pengetahuan, perspektif, dan pengalaman; serta meningkatkan
kreativitas dan kualitas solusi yang dimotivasi oleh ide-ide anggota kelompok lain (Child
& Shaw, 2016).
Greensteins (2012) memaparkan enam aspek kolaboratif yang penting pada abad
21, yakni: (1) keseimbangan dalam mendengarkan dan berbicara serta memimpin dan
mengikuti peminmpin dalam suatu kelompokmenunjukkan fleksibilitas, kompromi, dan
empati; (2) mempertimbangkan, memprioritaskan, dan memajukan kepentingan dan
kebutuhan kelompok yang lebih besar; (3) menilai, mengakui dan menggunakan
kontribusi serta kekuatan antar anggota kelompok; (4) bekerja bersama untuk
menciptakan ide dan produk baru; (5) berpartisipasi aktif, berkontribusi, dan memikul
tanggung jawab bersama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan; (6) bekerja dengan
penuh rasa hormat kepada orang lain untuk membuat keputusan yang mencakup
pandangan banyak individu.

b. Indikator dan Assesmen Keterampilan Kolaborasi


Menurut Greenstein (2012) terdapat empat aspek atau indikator keterampilan
kolaboratif dalam penilaiannya, yakni komunikasi oral; penerimaan
informasi:mendengar membaca dan melihat; memahami tujuan komunikasi;
berkomunikasi dengan jelas untuk suatu tujuan; keterampilan presentasi. Masing-masing
aspek dijabarkan kedalam empat kriteria yakni teladan, ahli, dasar dan pemula.
Keterampilan kolaborasi dapat dinilai dengan teknik obsevasi dengan mengacu pada
rubrik sebagai berikut:

Tabel Indikator dan Rubrik Keterampilan Kolaborasi


Skill/
Teladan Cakap/Ahli Dasar Pemula
Knowledge
Menggunakan waktu Mengerjakan tugas Terkadang bekerja Tidak mengerjakan
Bekerja secara efisien untuk bersama-sama dengan sama, namun tidak tugas bersama-sama
secara fokus terhadap tugas dan baik. Setiap anggota semua ikut dengan baik. Semua
produktif menyelesaikan tugas kelompok hanya berkontribusi sehingga anggota ingin
dengan baik. mengerjakan bagian rasanya sulit mengerjakan bagiannya
Mengerjakan bagian masing-masing dan yang menyelesaikan tugas sendiri dan lebih suka
masing-masing, lainnya menunggu kelompok mengatur anggota lain
terkadang membantu sampai selesai untuk bekerja daripada
anggota kelompok lain mengerjakan tugas fokus pada tugas.
Sikap saling Setiap anggota memiliki Anggota kelompok Beberapa anggota sulit Anggota kelompok
hormat respek yang sangat baik mendengarkan dan untuk menghargai ide tidak mau saling
dalam mendengarkan berinteraksi hanya pada dari anggota lain mendengarkan dan
dan berdiskusi ide yang waktu tertentu saling berdebat satu
dibagikan sama lain
Semua anggota fleksibel Biasanya dapat Ada anggota kelompok Terlalu banyak
Kompromi dalam bekerja sama berkompromi untuk yang belum perdebatan dan
untuk mencaaip tujuan menyelesaikan tugas berkompromi, sehingga beberapa anggota ingin
kami tugas kelompok sulit mendominasi tugas
diselesaikan dengan caranya sendiri
Tanggung- Setiap anggota Kebanyakan anggota Sangat sulit membuat Setiap anggota tidak
jawab dan melakukan pekerjaannya kelompok bertanggung semua anggota agar bertanggungjawab
kontribusi dengan baik dan jawab atas bagiannya mengerjakan bagiannya terhadap bagiannya,
bertanggung jawab sehingga kami sulit
terhadap hasil mengandalkan
pekerjaannya siapapun pada tugas
ini.
Sumber: Greenstein (2012).

3. Literasi Digital
a. Definisi Literasi Digital
Literasi digital dikemukakan pertama kali oleh Paul Gilster (1997) sebagai
kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital.
Bawden (2001) memperluas pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada
literasi komputer dan literasi informasi. Hague (2010) juga mengemukakan bahwa
literasi digital merupakan kemampuan untuk membuat dan berbagi dalam mode dan
bentuk yang berbeda; untuk membuat, berkolaborasi, dan berkomunikasi lebih efektif,
serta untuk memahami bagaimana dan kapan menggunakan teknologi digital yang baik
untuk mendukung proses tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik literasi digital tidak hanya mengacu pada keterampilan operasi dan
menggunakan berbagai perangkat teknologi informasi dan komunikasi teknologi
(perangkat keras dan perangkat lunak), tetapi juga untuk proses “membaca” dan “memahami”
sajian isi perangkat teknologi serta proses“menciptakan” dan “menulis” menjadi sebuah
pengetahuan baru. Literasi digital sebagai bagian dari kecakapan penggunaan alat kerja,
menurut Greenstein (2012) dan Griffin, dkk. (2012) memiliki indikator sebagai berikut:
 Mengakses informasi dari berbagai sumber serta memilih informasi secara efektif dan
efisien
 Mencari, menyeleksi, dan mengumpulkan informasi untuk berbagai tujuan
 Membedakan informasi apa yang diperlukan untuk tujuan khusus.
b. Indikator Assesmen Literasi Visual
Menguasi keterampilan dalam digital siswa harus memiliki beberapas keterampilan
sebagai berikut. (1) mengidentifikasi isu utama dan menyederhanakan pencarian melalui
berbagai pertanyaan esensial; (2) memposisikan informasi melalui penggunaan strategi
kualitas tinggi;(3) mengevaluasi dan memverifikasi informasi; (4) mensintesis informasi;
(5) berbagi dan mengkomunikasikan informasi; (6) penggunaan etika. Pengukuran
keterampilan literasi digital dapat dinilai melalui penilaian diri sendiri mengacu pada
rubrik penilaian literasi digital (Greenstein, 2012).
Self assessment yang dapat digunakan guru dalam menilai  keterampilan literasi digital
disajikan pada Tabel.
Tabel Indikator dan Rubrik Keterampilan Literasi Digital
Skill/
Teladan Cakap/Ahli Dasar Pemula
Knowledge
Memilih Saya sangat menguasai Saya cukup memahami Saya dapat mengambil Dengan bantuan guru,
cara mencari sumber sumber yang tidak tepat sdikit sumber yang saya bias menemukan
informasi dan maupun dan biasanya saya tepat, namun terkadang sumber yang bagus
memilih informasi yang memilih sumber yang kesulitan menemukan
paling tepat sesuai dengan yang saya sumber yang sesuai
inginkan dengan topik
Evaluasi Saya sangat ahli dalam Saya biasanya dapat Saya lebih menyukai Saya terkecoh dengan
memverifikasi pengarang memastikan pengarang website yang terlihat website dan butuh
dan sumber yang dan memasitikan menarik bantuan untuk memilih
berkualitan dan valid informasi konsisten sumber yang paling
bagus
Menimbang Saya memahami Saya memahami bahwa Secara umum saya bias Saya berfikir semua
sumber, pengaruh penggunaan mungkin sumber memahami informasi, website menyediakan
pesan dan sumber informasi dan informasi tidak valid dan namun terkadang saya info yang terbaik
efek mengerti efek dapat mempengaruhi kesulitan menentukan
penggunaannya keputusan sumber yang tidak
layak
Sumber: Greenstein (2012).

2. Literasi Visual
a. Definisi Literasi Visual
Istilah visual literacy pada dasarnya telah lama dimunculkan oleh John Debes pada
tahun 1969. Pemahaman dan definisinya terus berkembang. secara mendasar, pemahaman
visual literacy ini mengacu pada kemampuan untuk menginterpretasi, mengaitkan dan
memaknai informasi yang disampaikan dalam bentuk visual atau gambar (Avgerinou &
Ericson, dalam Palmer & Matthews, 2015:1). Menurut Greenstein (2012) literasi visual
adalah kemampuan menginteprtasi, menganalisis dan mengevaluasi pesan visual yang
meliputi gambar, komik, symbol-simbol, maps, diagram grafik, tabel dan charts, dll.
Kemajuan digital saat ini mengalami peningkatan dengan sangat cepat, maka
dalam proses pembelajaran, sangat penting untuk selalu memberdayakan serta
meningkatkan literasi visual pelajar. Nurannisa (2017) mengungkapkan beberapa manfaat
dilaksanakannya pembelajaran dengan visual guna memberdayakan dan meningkatkan
literasi visual pelajar, diantaranya adalah memahami konsep dengan lebih mudah dan
meningkatkan ingatan; memudahkan pembelajar mempelajari sebuah abstraksi, dll.
b. Indikator dan Assesmen Literasi Visual
Penilaian literasi visual dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Contoh
ketika seorang pelajar ditugaskan untuk menggambar tentang apa yang telah dipelajari,
maka rubrik pedoman penskorannya dapat meliputi kriteria organisasi, pelabelan,
penggunaan warna, dll. Karena setiap mata pelajaran atau penugasan tertentu memiliki
kriteria dan hasil tersendiri yang diinginkan. Contoh lainnya adalah ketika pelajar
ditugaskan membaca sebuah peta konsep, maka indikator atau kriteria penialaiannya bisa
meliputi pengetahuan, hubungan satu dengan yang lain, interpretasi, dan kemampuan
menganalisis (Greenstein, 2012).

3. Literasi Teknologi
a. Definisi Literasi Teknologi
Keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam menghadapi tantangan abad ke-21
salah satunya adalah keterampilan literasi teknologi (Greenstein, 2012). Literasi teknologi
adalah kemampuan individu untuk dapat bekerja secara mandiri atau dengan orang lain
orang, secara responsif, menggunakan alat teknologi secara tepat dan efektif untuk
mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat dan menyampaikan
informasi (Judson, 2010). Teknologi merupakan bagian integral dari kehidupan yang tidak
dapat dipisahkan, jadi keterampilan literasi teknologi sangat penting sebagai bagian dari
kecakapan hidup yang harus dimiliki (Jones, et al., 2011). Keterampilan literasi teknologi
melibatkan beberapa aspek, seperti pengetahuan dasar komputasi teknologi, merancang
dengan memanfaatkan alat-alat teknologi, memilih dan menggunakan teknologi dan hasil
yang tepat produk berbasis teknologi (Greenstein, 2012).

b. Indikator Assesmen Literasi Teknologi


Menurut Greenstein (2012) terdapat empat aspek atau indikator keterampilan literasi
teknologi dalam penilaiannya, yakni mengetahui komputer berbasis teknologi, Digital dan
multimedia produk, desain, pemilihan dan penggunaan. Masing-masing aspek tersebut
dijabarkan kedalam empat kriteria yakni teladan, ahli, dasar dan pemula. Keterampilan
literasi teknologi dapat dinilai dengan teknik obsevasi dengan mengacu pada rubrik
sebagai berikut:

Tabel Indikator dan Rubrik Keterampilan Kolaborasi


Skill/
Teladan Cakap/Ahli Dasar Pemula
Knowledge
Saya menunjukkan Saya kompeten dalam Saya dapat Saya sedang dalam
Mengetahui keunggulan dalam menggunakan berbagai menggunakan berbagai kurva belajar dalam
komputer berbagai produk produk dan alat alat teknologi dan mengembangkan
berbasis komputer dan perangkat komputer dan teknologi melakukan tugas-tugas kompetensi
teknologi produktivitas berbasis untuk meningkatkan dasar untuk komputer saya.
teknologi dan secara produktivitas mendukung
rutin mengintegrasikan produktivitas saya
mereka ke dalam
pekerjaan saya.
Digital dan Secara konsisten Saya dapat menyertakan Dapat menambahkan Saya baru belajar
multimedia gunakan gambar grafis, hal-hal digital dan gambar atau fitur lain untuk menggunakan
produk video, suara, dan multimedia seperti grafis, pada pekerjaan saya. satu atau dua fitur
multimedia lainnya video, dan suara dalam Tapi mereka tidak multimedia dan
untuk memperkuat cerita pekerjaan saya untuk selalu sejalan dengan ingin menjadi lebih
saya mendukung cerita. cerita. mampu untuk
menggabungkan
mereka dalam
pekerjaan saya.
Desain saya benar-benar Desainku berisi beberapa Rancanganku terbatas Dapat membuat
desain multimedia dan benda dan elemen yang pada beberapa elemen. beberapa pilihan
mencakup sejumlah tepat untuk mendukung Jadi mengorbankan objek dan elemen
benda dan unsur yang tujuanku kualitas dan untuk
dirancang dengan baik. relevansinya menambahkan
desain elemen
untuk pekerjaan
saya
Pemilihan Penggunaan saya Penggunaan teknologi Saya telah Saya pikir jika
dan teknologi menunjukkan rutin saya menunjukkan menggunakan menggunakan
penggunaan pemahaman mendalam bahwa saya teknologi lebih teratur hanya satu
dan kemahiran yang memahaminya dan dapat untuk mendukung teknologi pada
memperkuat pekerjaan memasukkannya dalam pembelajaran saya dan suatu waktu itu
saya. Saya mampu presentasi saya. Saya meningkatkan akan meningkatkan
memilih teknologi yang biasanya dapat memilih presentasi saya. Aku presentasi saya, tapi
paling tepat untuk teknologi yang relevan kadang-kadang kadang-kadang saya
kompleks, otentik mengandalkan pada tidak yakin mana
apa yang lain tinggi yang akan
saya untuk digunakan.
menggunakan
Sumber: Greenstein (2012).
DAFTAR PUSTAKA

Child, S & Shaw, S. 2016. Collaboration in the 21st century: Implications for assessment.
Research Matters: A Cambridge Assessment publication (a single article).
Greenstein, L. 2012. Assesing 21 Century Skills: to Guided to Evaluating Mastery and
Autenthic Learning. USA: Corwin.
Jones, M. C., Windsor, J. C., & Visinescu, L. 2011. Information technology literacy revisited:
An exploratory assessment. ACM Inroads, 2(2), 59–66.
Judson, E. 2010. Improving technology literacy: does it open doors to traditional content?
Educational Technology Research and Development, 58(3), 271–284
National Education Association. 2010. Preparing 21st century students for a global society:
An educators guide to the “Four Cs”. Retrieved September 16, 2018, from National
Education Association.
Nurannisa, S. 2017. Menghadapi Generasi Visual; Literasi Visual Untuk
Menstimulasi Kemampuan Berpikir Dalam Proses
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2a). 48-59
Pacific Policy Research Center. 2010. 21st Century Skills for Students and Teachers.
Honolulu: Kamehameha Schools, Research & Evaluation Division.
Palmer, M.S. & Tatiana M. 2015. Learning to See the Infinite: Measuring Viual Literacy
Skills in a 1st year Seminar Course. Journal of the Scholarship of Teaching and
Learning. 15(1). 1-9
Partnership for 21st Century Learning. 2015. P21 Framework Definition.
Zubaidah, S. 2016. Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui
Pembelajaran. Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan dengan tema “Isu-
isu Strategis Pembelajaran MIPA Abad 21”, tanggal 10 Desember 2016 di Program
Studi Pendidikan Biologi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang-Kalimantan Barat

Anda mungkin juga menyukai