Anda di halaman 1dari 148

MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi dan
Etika Profesi
Pengertian & Perspektif komunikasi, Proses
komunikasi, Hambatan komunikasi, Pentingnya
komunikasi di kalangan profesional

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Fasilkom Sistem Informasi MK18013 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang Diharapkan mahasiswa memahami dan
Pengertian & Perspektif komunikasi, mampu menjelaskan Pengertian &
Proses komunikasi, Hambatan Perspektif komunikasi, Proses
komunikasi, Pentingnya komunikasi di komunikasi, Hambatan komunikasi,
kalangan profesional Pentingnya komunikasi di kalangan
profesional

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Komunikasi

Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-harinya selalu berhubungan
dengan orang lain. Komunikasi merupakan kegiatan manusia untuk dapat berhubungan satu
dengan yang lain secara langsung, maka dapat dikatakan bahwa ketrampilan untuk
berkomunikasi merupakan hasil dari pembelajaran manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya. Sehingga hidup bermasyarakat dan bersosialisasi dengan orang lain
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama
atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita
berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya, termasuk juga dalam hal saling
memberikan informasi, pendapat maupun menceritakan suatu hal. Bentuk dasar komunikasi
terbagi menjadi 2, yaitu :

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal dilakukan secara lisan maupun tulisan yang dapat


dimengerti kedua belah pihak, memiliki struktur teratur dan terorganisir
dengan baik. Contoh : berdiskusi dengan teman, mempresentasikan
proposal bisnis kepada klien.

Bentuk komunikasi verbal dalam organisasi adalah :

- Berbicara dan menulis

- Mendengar dan membaca

Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;


1. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif
bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena
itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila
kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu
lambat.
3. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga
pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara
yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan
dalam berkomunikasi.
4. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989),
memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu
menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan
psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya
selingan dalam berkomunikasi.
5. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara
singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih
mudah dimengerti.
6. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi,
artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa
yang disampaikan.

b. Komunikasi Non Verbal

Dilakukan secara bahasa isyarat atau menggunakan gerak-gerik badan


yang menunjukkan sikap tertentu, umumnya kurang terstruktur sehingga sulit
dipelajari, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, melipat tangan,
mengangkat bahu, dsb. Bentuk komunikasi non verbal adalah :

- Bahasa isyarat
- Ekspresi wajah
- Sandi
- Simbol-simbol
- Pakaian – seragam
- Warna
- Intonasi suara

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Komunikasi non verbal juga penting diketahui terutama dalam kaitannya
dengan penyampaian perasaan dan emosi seseorang.Tujuan komunikasi non
verbal adalah :

- Memberikan informasi

- Mengatur alur percakapan

- Mengekspresikan emosi

- Memberi sifat, melengkapi, menentang atau melambangkan pesan-


pesan verbal

- Mengendalikan atau mempengaruhi seseorang

- Mempermudah tugas-tugas khusus

Yang termasuk komunikasi non verbal :

a. Ekspresi wajah, karena wajah merupakan sumber yang kaya dengan


komunikasi, maka ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti
orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan
untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata
juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang
lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih
bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti
perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau
simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi.
Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya
sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan
isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki
atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam
keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress

Komunikasi tidak hanya terbatas pada hubungan antar pribadi, namun juga diterapkan dalam
organisasi untuk menyelaraskan kepentingan dan keputusan dalam organisasi supaya dapat
mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Dalam
dunia bisnis, komunikasi non verbal dapat membantu menentukan kredibilitas, kewibawaan, dan
potensi kepemimpinan seseorang. Komunikasi dalam dunia bisnis harus dibentuk baik secara
formal maupun non formal yang diarahkan untuk kepentingan internal dan eksternal perusahaan
dengan lingkungan bisnisnya.

Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli, berdasarkan pada beberapa pendekatan yaitu :

a. Komunikasi dalam organisasi

Menurut Edward Depari, komunikasi adalah penyampaian ide/gagasan,


harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang
mengandung arti, dilakukan oleh pengirim pesan ditujukan kepada penerima
pesan.

b. Manajemen

- Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah dimana seseorang


berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.

- Menurut William F. Glueck, komunikasi dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu:

1. Interpersonal Communication

Komunikasi adalah proses pertukaran informasi dan pemindahan


pengertian antara dua orang atau lebih dalam kelompok kecil
manusia.

2. Organization Communications

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Suatu pembicaraan secara sistematis yang memberikan informasi dan
memindahkan pengertian kepada orang banyak didalam organisasi
dan pribadi maupun lembaga diluar yang ada hubungannya dengan
organisasi.

c. Managing Organizational Behavior

Menurut Jhon R. Schemerhorn, komunikasi adalah sebagai proses antar


pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi
kepentingan mereka.

d. Organization Communication

Dikutip dari Sunarja dan Djoenoesih Sunarja: komunikasi bersifat persuasive


dan retorika, terdapat beberapa gambaran definisi komunikasi, yaitu :

- Charles H. Cooley
Komunikasi adalah mekanisme yang mengadakan hubungan antara manusia
dan mengembangkan semua lambang dari pikiran-pikiran bersama dengan
arti yang menyertainya dan melalui keleluasaan – space – serta menyediakan
tepat pada waktunya.
- Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu system yang berusaha menyusun prinsip- prinsip
dalam bentuk yang tepat mengenai hal memindahkan penerangan dan
membentuk pendapat serta sikap-sikap. Dan komunikasi adalah proses
dimana seorang individu mengoperasikan perangsang untuk mengubah tingkah
laku individu lainnya.
- Wilbur Schramm
Komunikasi diartikan sebagai kita berusaha mengadakan persamaan
(pengertian) dengan orang lain.
- Sir Geral Barry
Berkomunikasi adalah berunding bahwa dengan berkomunikasi orang
memperoleh pengetahuan, informasi dan pengalaman, karena itu maka orang
saling mengerti percakapan, keyakinan, kepercayaan dan control sangat
diperlukan.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan
pengertian dari seseorang kepada orang lain.

1.Proses Komunikasi
Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Communications Today, 6e, proses komunikasi
terdiri dari 6 tahap, yaitu :

a. Pengirim memiliki suatu ide atau gagasan

b. Pengirim mengubah ide menjadi pesan

c. Pengirim menyampaikan pesan

d. Penerima menerima pesan

e. Penerima menafsirkan pesan

f. Penerima memberi tanggapan dan umpan balik kepada pengirim pesan

Arti penting dari komunikasi adalah sebagai sarana atau alat untuk menciptakan jalinan
pengertian yang sama, serasi dan akan menimbulkan dasar bagi tindakan dan terbentuknya
suatu kerja sama. Maka peranan komunikasi adalah :

a. Sebagai alat untuk menciptakan kesamaan dalam pengertian

b. Sebagai alat untuk menggerakkan tindakan atau reaksi pesan - komunikator

Elemen-elemen dalam komunikasi adalah :

a. Pengirim, misalnya : penulis, pembicara, pembuat pesan

b. Isi pesan

c. Media yang digunakan, misalnya : surat, memo, laporan, peta, dsb

d. Penerima pesan, misalnya : pendengar, pengamat

Motivasi untuk melakukan komunikasi adalah :

a. Memecahkan masalah

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
b. Mengurangi ketidakpastian (konfirmasi)

c. Meningkatkan keyakinan

d. Pengawasan situasi (controlling)

e. Umpan balik (feedback)

2.Hambatan Komunikasi
Beberapa faktor penghambat dalam komunikasi adalah :

a. Masalah dalam pengembangan pesan

Kadangkala dalam proses pengembangan pesan terdapat beberapa


masalah, misalnya : keraguan mengenai isi pesan, merasa asing dengan
situasi yang ada, terjadi pertentangan emosional, terdapat kesulitan dalam
mengekspresikan ide / gagasan.

b. Masalah dalam menyampaikan pesan

Umumnya terjadi karena ada kendala fisik dalam berkomunikasi, misalnya


aliran listrik padam, soundsystem tidak bekerja dengan baik, kurangnya
sarana presentasi, pesan terlalu panjang, dsb.

c. Masalah dalam menerima pesan

Masalah yang muncul secara umum adalah : tempat duduk kurang nyaman,
penerangan kurang, konsentrasi audiens terganggu, pandangan audiens
yang terhalang pilar, jarak audiens yang terlalu jauh, dsb

d. Masalah dalam menafsirkan pesan

Bisa terjadi karena perbedaan latar belakang usia, tingkat pendidikan, status
social, jenis kelamin, keadaan ekonomi, dsb yang akan mempengaruhi
tingkat pemahaman suatu masalah pada seseorang atau kelompok.
Selain itu juga bisa terjadi kesalahan dalam penafsiran kata karena memiliki
makna ganda yang disebabkan majemuknya latar belakang budaya.

Dalam komunikasi kadangkala terjadi kesalahpahaman, berikut ini adalah hambatan dalam
komunikasi, yaitu :

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
a. Hambatan dari Proses Komunikasi
 Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional.
 Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

 Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media


komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.
 Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh
si penerima
 Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.
 Hambatan dalam memberikan umpan balik (feedback). Balikan yang diberikan
tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
b. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan
alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat
komunikasi dan sebagainya.

c. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai
arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi
pesan dan penerima

d. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim
dan penerima pesan.

Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
a. Membuat pesan secara lebih berhati-hati

Perhatikan maksud dan tujuan berkomunikasi, serta kenali audiens yang


dituju. Gunakanlah bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami dan tidak
bertele-tele. Berikan penekanan dan pengulangan untuk hal-hal yang penting.

b. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi

Pilihlah media / saluran komunikasi yang baik, jika perlu diatur sedemikian
rupa supaya bisa menarik perhatian dan konsentrasi audiens (penerima
pesan). Jika komunikasi disampaikan secara lisan usahakan lokasi atau
tempat penyampaian pesan tersebut nyaman, rapi, teratur dan sejuk.

c. Mempermudah upaya umpan balik antara pengirim dan penerima pesan

Jika komunikator atau pengirim pesan menghendaki umpan balik yang cepat
maka pilihlah media komunikasi yang cepat misalnya saluran telepon atau
tatap muka. Namun jika sebaliknya maka dapat dipilih dengan cara
disampaikan melalui tulisan misalnya menggunakan surat, kuesioner, atau
email.

3.Pentingnya Komunikasi di Kalangan


Prefesional
Keberhasilan suatu usaha/bisnis tentu tidak lepas dari kelancaran dalam komunikasi baik secara
individu maupun organisasinya, dan perusahaan yang mempunyai keberhasilan komunikasi
tentu akan lebih sukses dibandingkan dengan perusahaan yang lemah komunikasinya.

Arus komunikasi pada organisasi harus menyesuaikan dengan struktur organisasi, etika profesi
serta cenderung bersifat formal dan tertulis untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin
akan menghambat jalannya operasional perusahaan.

Dalam dunia bisnis, komunikasi yang professional juga memegang peranan yang sangat penting
dan merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan usaha. Umpan balik (feedback) dari
konsumen juga diharapkan oleh perusahaan, sebagai parameter kepuasan pelanggan atas
layanan yang diberikan perusahaan. Bahkan biasanya perusahaan-perusahaan besar, misalnya
Unilever, akan menyediakan jalur telepon khusus yang dikenal sebagai Customer Care Line yaitu

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
media komunikasi antara konsumen dan pihak perusahaan jika ada complain atau pertanyaan
mengenai produk dan layanan Unilever. Hal ini maksudnya supaya memudahkan konsumen jika
ingin menghubungi pihak perusahaan.

Komunikasi yang professional tidak hanya meliputi hubungan antar individu namun juga
hubungan antara individu dengan manajemen perusahaan maupun hubungan antar corporate,
secara internal dan eksternal perusahaan. Karena perusahaan juga harus membina hubungan
baik dengan pihak luar perusahaan seperti partner bisnisnya, supplier, pihak bank, maupun
dengan pihak pemerintah.

Komunikasi yang professional tentu akan berpengaruh pada kredibilitas seseorang atau
perusahaan, sehingga akan memudahkan membina hubungan baik dalam jaringan bisnisnya
untuk jangka panjang. Selain itu juga mampu membangun dan meningkatkan citra baik
perusahaan di masyarakat.

Daftar Pustaka

1. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta, Univ. Terbuka


2. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publising
Company Inc. Belmont.
3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
4. Joseph A. Devito, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books.
5. Effendi, Onong Uhyana, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
6. Kasali Rhenald, 2007, Sukses Melakukan Presentasi, Gramedia, Jakarta

7. Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses & Konteks, Dian Rakyat
8. Daryl Koehn., Landasan Etika Profesi. Pustaka Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 2000.
9. Baumer, David, Poindexter, J.C (2002), Cyberlaw and e-commerce, McGraw-Hill, ISBN 0-07-
244120-8.
10. Edi Purwono, 2002, Apa Yang Harus Diketahui Oleh Sistem Analis, Penerbit Andi
Yogyakarta, ISBN 979-533-812-9
11. Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Dasar, Penerbit Kanisius, ISBN 979-413-199-7.
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
12. Steven Covey, 7 Habits of Highly Effective People

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi dan
Etika Profesi
Etika dan Norma

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Fasilkom Sistem Informasi MK18013 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang Diharapkan mahasiswa memahami dan
Pengertian Etika Dasar mampu menjelaskan pengertian etika
dasar, etika & norma dalam
Etika & Norma dalam masyarakat masyarakat, kebebasan dan tanggung
Kebebasan dan Tanggung Jawab jawab

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
4.Pengertian Etika

Istilah “etika” berasal dan bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat, ahlak, watak, perasaan; sikap;
dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai adat kebiasaan. Menurut filsuf Yunani
Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat/moral. Sehingga berdasarkan
asal usul kata, maka etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan.

Etika berasal dan bahasa Inggris Ethics, artinya pengertian, ukuran tingkah laku atau perilaku
manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.

Etika berasal dan bahasa Latin Mos atau Mores (jamak), artinya moral, yang berarti juga adat,
kebiasaan, sehingga makna kata moral dan etika adalah sama, hanya bahasa asalnya berbeda.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1953), Etika artinya ilmu
pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud, 1998) etika mengandung arti:

 Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral.
 Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
 Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Faktor-faktor yang melandasi etika adalah meliputi hal tersebut dibawah ini:
a. Nilai-nilai atau value.
b. Norma.
c. Sosial budaya, dibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
d. Religius
1) Agama mempunyai hubungan erat dengan moral.
2) Agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral atau etik.
3) Agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma etis yang paling
penting.
4) Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
perilaku para anggotanya.
e. Kebijakan atau policy maker, siapa stake holders nya dan bagaimana
kebijakan yang dibuat sangat berpengaruh atau mewarnai etika maupun kode etik.

Terdapat tiga pembagian mengenai etika, yaitu sebagai berikut:


a. Etika deskriptif
Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan,
anggapan-anggapan tentang baik buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak
diperbolehkan. Etika deskriptif tidak memberi penilaian tetapi menggambarkan moralitas
pada individu-individu tertentu, kebudayaan atau subkultur tertentu dalam kurun waktu
tertentu.
b. Etika normatif
Pada etika normatif terjadi penilaian tentang perilaku manusia. Penilaian ini terbentuk atas
dasar norma. Etika normatif bersifat preskriptif (memerintahkan), tidak melukiskan
melainkan menentukan benar atau tidaknya tingkah laku. Etika normatif menampilkan
argumentasi atau alasan atas dasar norma dan prinsip etis yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam praktik.
c. Metaetika
“Meta” berasal dan bahasa Yunani yang berarti melebihi atau melampaui. Metaetika
mempelajari logika khusus dan ucapan-ucapan etis. Pada metaetika mempersoalkan
bahasa normatif apakah dapat diturunkan menjadi ucapan kenyataan. Metaetika
mengarahkan pada arti khusus dan bahasa etika.

5.Moral

Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya.

Beberapa sistem filsafat moral :

1. Hedonisme

Ditemukan pada aristipos dari Kyrene (sekitar 433 – 355 SM) seorang murid Sokrates.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Hedonimesme itu sendiri merupakan suatu kesamaan yang dapat memuaskan keinginan dan
meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikmatan dalam diri kita.

2. Aeudominisme

Menurut pendapast Aristoteles (384 – 322 SM) ia menegaskan bahwa dalam setiap
kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan yang dapat dikatakan bahwa setiap perbuatan
kita ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Contohnya kita minum obat untuk bisa tidur
dan kita tidur untuk dapat memulihkan kesehatan.

3. Utilitatisme

a. Utilitasrime klasik

Aliran ini berasal dari tradisi pemikiran moral di United Kingdom dan dikemudian hari
berpengaruh keseluruh kawasan yang berbahasa Inggris. Pada tahun 1711 – 1776 David
Hume memberikan sumbangan penting kearah perkembangan aliran sebagai dasar etis
untuk memperbaharui hukum Inggris khususnya hukum pindana.

b. Utilitarisme aturan

Ditemukan oleh filsafat Inggris yaitu Stephen Toulmin. Menegaskan bahwa prinsip
kegunaan tidak harus diterapkan atas aturan moral yang mengatur perbuatan kita.

4. Deontologi

Disini memperhatikan hasil perbuatan baik tidaknya perbuatan dianggap tergantung pada
konsekuensinya.

Kaidah dasar moral


1. Kaidah sikap baik
Dimaksudkan bahwa kita wajib bertindak sedemikian rupa sehingga ada kelebihan dari
akibat baik dibandingkan tingkat akibat buruk.
2. Kaidah keadilan
Maksudnya yaitu keadilan dalam membagikan yang baik dan yang buruk.

Tahap-tahap dalam perkembangan moral


1. Tingkat Prakonvensional

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pada tingkat ini si anak mengaku adanya aturan-aturan dan baik serta buruk mulai
mempunyai arti baginya tapi hal itu semata-mata dihubungkan dengan reaksi orang lain.

2. Tingkat Konvensional
Pada tingkat ini biasanya anak mulai beralih ke tingkat antara umur 10 dan 13 tahun.
Disini perbuatan mulai dinilai atas dasar norma umum dan kewajiban serta otoritas di
junjung tinggi.
3. Tingkat Pascakonvensional
Tingkat ini disebut juga tingkat ”otonom” atau tingkat berprinsib. Pada tingkat ketiga ini
hidup moral dipandang sebagai penerimaan tanggung jawab pribadi atas dasar prinsib
yang dianut dalam batin.

Moralitas berasal dari bahasa latin Moralitas, artinya :


a. Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya
b. Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan baik buruk

3.Etiket

Etiket berasal dan bahasa Inggris Etiquette. Etika berarti moral, sedangkan etiket berarti sopan
santun. Persamaan etika dengan etiket:

a) Sama-sama menyangkut perilaku manusia.


b) Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan tentang apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Perbedaan antara etiket dengan etika:

Etiket :

1. Menyangkut cara sesuatu perbuatan yang harus dilakukan


2. Hanya berlaku dalam pergaulan, bila tidak ada orang lain tidak berlaku

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
3. Bersifat relative, tidak sopan dalam satu kebudayaan, sopan dalam kebudayaan lain
4. Memandang manusia dari segi lahiriyah

Etika :

1. Tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan, memberi nilai tentang perbuatan
itu sendiri
2. Selalu berlaku, tidak tergantung hadir atau tidaknya seseorang
3. Bersifat absolut, contoh “Jangan mencuri”, “Jangan berbohong”
4. Memandang manusia dan segi bathiniah

4.Kode Etik
Pengertian kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi didalam
melaksanakan tugas profesinya dan didalam hidupnya dimasyarakat.

Profesi adalah moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.
Mereka yang membentuk suatu prifesi karena disatukan oleh latar belakang pendidikan yang
sama dan memiliki keahlian yang sama.

Kode etik menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan menjamin mutu moral profesi dimata
masyarakat. Kode etik yang sudah ada, sewaktu-waktu harus dinilai kembali, jika perlu
memungkinkan direvisi, karena ada perubahan lingkungan, ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
kemajuan profesi.

5.Hukum
Hukum berhubungan erat dengan moral. Contoh bahwa mencuri it adalah moral yang tidak baik,
supaya prinsip etis ini berakar di masyarakat maka harus dengan hukum.

Menurut Bertens

a) Hukum ditulis sistematis, disusun dalam kitab undang-undang, mempunyai kepastian lebih
besar dan bersifat objektif
b) Hukum membatasi pada tingkah laku lahiriah saja dan hukum meminta legalitas.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
c) Hukum bersifat memaksa dan mempunyai sanksi
d) Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan negara, masyarakat atau negara dapat
merubah hukum. Hukum tidak menilai moral

Moral

a) Moral bersifat subjektif. tidak tertulis dan mempunyai ketidakpastian lebih besar
b) Moral menyangkut sikap batin seseorang
c) Moral tidak bersifat memaksa, sanksi moral adalah hati nurani tidak tenang, sanksi dari
Tuhan
d) Moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi masyarakat dan negara,
masyarakat dan negara tidak dapat merubah moral.

6.Etika Umum
Hati Nurani
Memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan tingkah laku nyata kita.
Hati nurani bisa merupakan penilaian terhadap perbuatan yang telah berlangsung dimasa lampau
(retrospektif). Hati nurani juga bisa merupakan penilaian perbuatan yang sedang dilaksanakan
saat ini atau penilaian terhadap perbuatan kita di masa yang akan datang (prospektif).

1. Kebebasan dan tanggung jawab


Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab.
Batas-batas kebebasan meliputi:
a. Faktor internal.
b. Lingkungar.
c. Kebebasan orang lain.
d. Generasi penerus yang akan datang.

2. Nilai dan Norma


Nilai adalah :
1. Sifat hal yang penting, berguna bagi kemanusiaan
2. Sesuatu yang paling dibanggakan
3. Sesuatu yang ingin dicapai

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
4. Sesuatu yang dikagumi
5. Kualitas atau fakta

Norma adalah :
1. Ukuran
2. Suatu aturan
3. Pedoman yang mengatur tingkah laku masyarakat
4. Standar pertimbangan

Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang
menyenangkan, sesuatu yang disukai,sesuatu yang diinginkan. Menurut filsuf Jerman Hang
Jonas nilai adalah the addressof a yes, sesuatu yang ditunjukkan dengan kata ya kita.
Sesuatu yang kita iakan. Nilai mempunyai konotasi yang positif. Nilai mempunyai tiga ciri:

a. Berkaitan dengan subyek.


b. Tampil dalam sutu niali yang praktis karena subyek ingin membuat sesuatu.
c. Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat yang dimiliki obyek.

Norma berasal dari bahsa Latin Norma, artinya aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolok
ukur menilai sesuatu.
Norma umum meliputi tiga hal:
a. Norma kesopanan atau etiket
b. Norma hukum
c. Norma moral, adalah norma yang tertinggi dan norma moral tidak dapat dilampaui oleh
norma yang lain tetapi menilai norma-norma yang lain.
Sumber dari nilai dan norma adalah agama, kebudayaan, nasionalisme, dan lain-lain.

3. Hak dan kewajiban

Hak merupakanpengakuan yang dibuat oleh orang tau sekelompok orang terhadap orang
atau sekelompok orang lain.

Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain. Kewajiban sempurna
artinya kewajiban didasarkan atas keadialn, selalu terkait dengan hak orang lain.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Sedanhakan kewajiban tidak sempurna, tidak terkait dengan hak orang lain tetapi bisa
didasarkan atas kemurahan hati atau niat berbuat baik.

4. Amoral dan immoral

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata amoral berarti tidak bermoral atau tidak
berakhlak. Sedangkan immoral berarti bertentangan dengan moralitas yang baik,secara
moral buruk, tidak etis.

5. Moral dan agama


Agama mempumyai hubungan erat dengan moral. Dsar terpenting dari tingkah laku moral
adalah agama. Agama mengatur bagaimana cara kita hidup. Setiap agama mengandung
ajaran moral yang menjadi pegangan bagi setiap penganutnya.

7.Etika Profesi
Etika Profesi
• Etika adalah refleksi kritis dan rasional mengenai norma-norma yang terwujud dalam
perilaku hidup manusia, baik secara pribadi atau kelompok.
• Sistem etika bagi profesional dirumuskan secara konkret dalam suatu kode etik profesi
yang secara harfiah berarti etika yang ditulis.

Kode Etik Profesi


• Kode etik profesi merupakan inti yang melekat pada suatu profesi, ialah kode perilaku
yang memuat nilai etika dan moral.
• Kode etik ibarat kompas yang memberikan atau menunjukkan arah bagi suatu profesi
dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu dalam masyarakat.

Tujuan Kode Etik Profesi

• Tujuan kode etik ini adalah menjunjung tinggi martabat profesi atau seperangkat kaedah
perilaku sebagai pedoman yang harus dipatuhi dalam mengemban suatu profesi.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
• Profesionalisme tanpa etika menjadikannya “bebas sayap” (vluegel vrij) dalam arti tanpa
kendali dan tanpa pengarahan. Sebaliknya, etika tanpa profesionalisme menjadikannya
“lumpuh sayap” (vluegel lam) dalam arti tidak maju bahkan tidak tegak.

Daftar Pustaka

1. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta, Univ. Terbuka


2. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publising
Company Inc. Belmont.
3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
4. Joseph A. Devito, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books.
5. Effendi, Onong Uhyana, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
6. Kasali Rhenald, 2007, Sukses Melakukan Presentasi, Gramedia, Jakarta

7. Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses & Konteks, Dian Rakyat
8. Daryl Koehn., Landasan Etika Profesi. Pustaka Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 2000.
9. Baumer, David, Poindexter, J.C (2002), Cyberlaw and e-commerce, McGraw-Hill, ISBN 0-07-
244120-8.
10. Edi Purwono, 2002, Apa Yang Harus Diketahui Oleh Sistem Analis, Penerbit Andi
Yogyakarta, ISBN 979-533-812-9
11. Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Dasar, Penerbit Kanisius, ISBN 979-413-199-7.
12. Steven Covey, 7 Habits of Highly Effective People

13. Charis Zubair Achmad, 1987. Kuliah Etika. Jakarta, PT Raja Gravinda Prasada

14. Solomon Robert dkk, 1987. Etika, Jakarta, Erlangga

15. K. Bertens, 1993. Etika, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama


2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi dan
Etika Profesi
Komunikasi Interpersonal

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Fasilkom Sistem Informasi MK18013 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang Diharapkan mahasiswa mampu
Karakteristik komunikasi interpersonal, menjalin komunikasi interpersonal
Komunikasi verbal & non verbal, dengan baik dan efektif.
Memahami konsep diri, Kemampuan
mendengar, Empati dan persuasi, The
Johari Window Theory
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
6.Pengertian dan karakteristi komunikasi
Interpersonal

Komunikasi Interpersonal (komunikasi antar pribadi) merupakan bentuk komunikasi yang


dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua
belah pihak dan cenderung lebih fleksibel dan informal, serta dapat menghasilkan suatu
hubungan produktif secara terus menerus. Jenis komunikasi ini banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari.

Ada tujuh karakteristik yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua individu
merupakan komunikasi interpersonal. Tujuh karakteristik komunikasi antar pribadi itu adalah
(Hardjana, 2007: 86-90):
1. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal.
2. Melibatkan perilaku spontan, tepat, dan rasional.
3. Komunikasi antar pribadi tidaklah statis, melainkan dinamis.
4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi, dan koherensi
(pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya).
5. Komunikasi antar pribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan
ekstrinsik.
6. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan.
7. Melibatkan di dalamnya bidang persuasif.

Awal dari proses komunikasi adalah persepsi. Persepsi bukan sekedar rekaman atas
objek yang yang telah terstimulasikan pada otak manusia dan otak manusia itu tidak seperti
komputer yang mengolah input sebagaimana data adanya. Persepsi sangat dipengaruhi
kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya, yang semuanya
menentukan interprestasi orang pada sensasi. Sering kali kita mempersepsikan sesuatu secara
subjektif padahal belum tentu benar. Contoh : orang berambut gondrong dianggap berandal
(padahal belum tentu).

Proses psikologis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Komunikasi


Interpersonal. Hal ini terjadi karena dalam Komunikasi Interpersonal kita mencoba
menginterpretasikan makna yang menyangkut diri kita, diri orang lain, dan hubungan yang terjadi.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Upaya kita untuk memahami diri pribadi ini disebut persepsi, dimana melalui indera yang dimiliki,
kita menangkap informasi atas objek tertentu. Melalui alat pikir dan logika, kita mempresentasikan
informasi yang telah kita peroleh melalui penginderaan. Proses ini memiliki subjektivitas tinggi
dan beberapa kelemahan didalamnya.

Sifat-sifat persepsi, yaitu :


1. Pengalaman
2. Selektif
3. Penyimpulan
4. Tidak akurat
5. Evaluatif.

Sedangkan elemen-elemen dari persepsi, yaitu :


1. Sensasi/penginderaan
2. Harapan
3. Bentuk dan latar belakang
4. Perbandingan
5. Konteks.

Selanjutnya dalam upaya untuk mempengaruhi persepsi orang lain terhadap diri kita telah
membuat kita menerapkan sejumlah strategi, yaitu :
1) Impression management, dalam hal ini mengungkapkan bahwa orang cenderung untuk
mengarahkan persepsi orang lain terhadap dirinya.
2) Rethorical sensitivity, mengajarkan orang untuk peka terhadap diri sendiri, peka terhadap
situasi, dan terutama peka terhadap orang lain.
3) Attributional respons, adalah cara lain dari penggunaan proses atribusi melalui perilaku kita
sebagai reaksi atas tindakan orang lain.
4) Konfirmasi antarpribadi, adalah tanggapan atau reaksi atas perilaku orang lain.
Kesalahan mempersepsi sering terjadi, misal kita berceloteh, bercanda akan
menyinggung orang tetapi kadang persepsi itu ada benarnya, misal persepsi tingkah laku yang
sombong dianggap meremehkan orang.
Persepsi dan konsep diri (yang positif) merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi interpersonal. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri sendiri. Kadar

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
keberhasilan atau kegagalan seseorang ditentukan oleh bagaimana memandang
kemampuannya sendiri.

Menurut Myers : Penghargaan diri adalah suatu perasaan yang anda peroleh pada saat
tindakan anda sesuai dengan kesan pribadi anda dan pada saat kesan khusus mengira-ngira
suatu versi yang diidealkan mengenai bagaimana anda mengharapkan diri anda sendiri.

Menurut Goss an H’Hair : Bahwa konsep diri mengacu pada bagaimana anda menilai diri
anda sendiri, seberapa besar anda berpikir bahwa diri anda berharga sebagai seseorang. Dapat
dilihat dari pernyataan tersebut bahwa penghargaan diri merupakan suatu persepsi evaluasi
public, dan konsep diri merupakan persepsi evaluasi pribadi.

Menurut Mead dan Cooley : Konsep diri merupakan suatu cerminan cara yang disajikan
orang lain sebagai tanggapan kepada kita. Konsep diri sangat dipengaruhi oleh reaksi orang lain
selama masa kecil.

Jadi dapat dikatakan bahwa pesan internal mengenai diri anda – konsep diri dan
penghargaan diri – dalam lingkup yang lebih besar dapat mengarahkan anda bagaimana untuk
merasakan diri anda dalam berhubungan dengan orang lain.

7. Konsep Diri

Suatu konsep diri yang dapat diterapkan dalam organisasi yang mengarah pada konsep diri
positif yaitu : percaya diri, memiliki kemampuan menyenangkan orang, memiliki cara mendorong
setiap orang yang diawasinya untuk berbuat inovasi dan bersedia mengakui kesalahan yang
dibuatnya.

Menurut Cathcart dan Gumpert : Kesan diri dibentuk terutama melalui komunikasi
interpersonal dan seringkali diketahui melalui interaksi dengan orang lain, sebagai contoh anak-
anak mulai meniru tingkah laku orang dewasa tanpa banyak bertanya.

Para komunikator bisnis membawa konsep diri yang relative stabil ke dalam kegiatan
presentasi bisnis, wawancara, dan bentuk lain dari komunikasi dalam organisasi, setiap orang

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
dan pada setiap situasi merupakan suatu kesempatan yang sekurang-kurangnya sedikit
memodifikasi konsep diri.

Untuk konsep diri bersifat negative sulit untuk dimodifikasi, dan pada umumnya seseorang
yang memiliki pengalaman negative dalam memproses kesan diri cenderung menemukan
isyarat-isyarat negative dalam lingkungannya.

Jadi, konsep diri merupakan penyaring dari semua informasi yang datang kepada seorang
individu, maka semakin positif dan realistic suatu konsep diri, maka semakin responsive pegawai
dalam mencari dan menghadirkan umpan balik yang efektif.

Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi,
yaitu:
a. Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang
mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah
secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-
sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.

b. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat
yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.
Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai
dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman
dan gagasan baru.

c. Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication


apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa
percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi
perlu.
d. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana
kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain
itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).

8. Kecakapan Komunikasi

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Ada dua jenis kecakapan yang harus dimiliki seseorang agar dirinya mampu melakukan
komunikasi interpersonal dengan baik dan berhasil, yaitu kecakapan kognitif dan kecakapan
behavioral.
1. Kecakapan Kognitif
Kecakapan kognitif merupakan kecakapan pada tingkat pemahaman mengenai
bagaimana cara mencapai tujuan personal dan relasional dalam berkomunikasi.
Kecakapan kognitif meliputi:
a. Empati (empathy): kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain
tanpa meninggalkan pandangannya sendiri.
b. Perspektif social (social perspective): kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan
perilaku yang berkomunikasi dengan dirinya.
c. Kepekaan (sensitivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam komunikasi
interpersonal.
d. Pengetahuan akan situasi pada waktu komunikasi sedang dilakukan.
e. Memonitor diri (self-monitoring): kecakapan memonitor diri sendiri untuk menjaga
ketepatan perilaku dan jeli dalam memperhatikan pengungkapan pihak yang
berkomunikasi dengannya.

2. Kecakapan Behavioral
Kecakapan behavioral merupakan kecakapan berkomunikasi pada tingkat tindakan,
yang berfungsi dalam mengarahkan pelaku komunikasi untuk mencapai tujuan, baik
personal maupun relasional. Kecakapan behavioral terdiri dari:
a. Keterlibatan interaktif (interactive involment). Keterlibatan interaktif menentukan tingkat
keikutsertaan dalam proses komunikasi. Kecakapan ini meliputi : 1) sikap tanggap
(responsiveness), 2). Sikap perseptif (perceptiveness), dan 3) sikap penuh perhatian
(attentiveness).
b. Manajemen interaksi (interaction management): kecakapan yang berfungsi untuk
membantu dalam mengambil tindakan-tindakan yang berguna demi tercapainya
tujuan komunikasi.
c. Keluwesan perilaku (behavioral flexibility) : kecakapan yang berfungsi menentukan
tindakan yang diambil demi tercapainya tujuan komunikasi.
d. Mendengarkan (listening): kecakapan yang berfungsi untuk bisa mendengarkan dan
menyelami perasaan pihak lain. Dengan kecakapan mendengarkan seseorang dapat
menjadi teman berbicara yang baik.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
e. Gaya sosial (social style): kecakapan yang mengarahkan pelaku komunikasi pada
perilaku yang baik dan menarik sehingga menyenangkan pihak lain.
f. Kecemasan komunikasi (communication anxiety): kecakapan yang dapat dipakai untuk
mengatasi rasa takut, cemas, malu, gugup, dst. ketika berhadapan dengan lawan
bicara.
Terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal
yang baik, yaitu:
a. Percaya
b. sikap suportif
c. sikap terbuka.

9. Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi

Konsep diri positif dan rasa harga diri merupakan prasyarat bagi terciptanya suatu hubungan
bisnis yang baik dan berhasil. Hubungan ini akan membantu para individu untuk berkomunikasi
dan mempengaruhi perilaku individu lainnya dalam suatu organisasi atau lingkungannya, jadi
yang perlu dikaji dan dipertimbangkan bagi seorang komunikator bisnis adalah kepuasan
hubungan interpersonal.

Menurut William Schutz: Terdapat tiga kebutuhan dasar interpersonal, yaitu :

1. Inclusion (dilibatkan)
Menurut Schutz : suatu kebutuhan untuk dilibatkan merupakan hal mendasar bagi
semua orang. Kebutuhan inklusi yang tinggi, umumnya tipe orang yang mencari
pengakuan dalam suatu organisasi sedangkan kebutuhan inklusi yang rendah,
umumnya tipe orang yang mandiri dan mampu bekerjasama dengan orang lain.

Menurut Myers: orang dengan kebutuhan inklusi yang tinggi akan melawan ketakutan
dengan memaksa orang lain untuk memberikan perhatian kepadanya, orang dengan
kebutuhan inklusi yang rendah telah meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka
tidak akan mendapatkan perhatian, tetapi itulah yang mereka inginkan.

Kebutuhan akan inklusi dari setiap orang berbeda yang didasarkan pada tingkat
kebutuhan dan persepsi mengenai siapa yang akan menanggapi kebutuhan pada

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
tingkat yang diinginkan. Jadi setiap orang akan mencari keseimbangan dalam hal
inklusi dan kemandirian, kebutuhan ini berhubungan dengan keadaan dan berubah
setiap saat.

2. Control (pengendalian)
Kebutuhan akan pengendalian (control) berhubungan dengan suatu harapan akan
kekuasaan, perasaan seorang pemimpin dan kewenangan untuk mengubah
lingkungan. Pada umumnya jika kebutuhan control yang tinggi maka berharap menjadi
pemimpin,

Kebutuhan inklusi yang rendah dan control tinggi ada kemungkinan belajar bagaimana
memanipulasi orang lain agar memperoleh peluangnya secara tidak langsung.
Kebutuhan inklusi dan control tinggi ada kemungkinan untuk berupaya mendominasi
situasi secara langsung, dan jika kebutuhan kontrolnya rendah dengan kebutuhan
penerimaan wewenang tinggi, umumnya orang tipe ini sebagai bawahan yang setia.

3. Afeksi (kasih sayang)

Kebutuhan –kebutuhan ini menekankan sebagian besar perilaku hubungan dalam


suatu organisasi dan dicerminkan dalam cara orang-orang mengharapkan orang lain
untuk melibatkan, mengendalikan dan menunjukkan kasih sayang.

Afeksi merupakan kebutuhan yang penting dalam pemilihan hubungan, afeksi


diekspresikan dengan memberikan “belaian” suatu indikasi verbal dan nonverbal
mengenai perilaku yang dinilai oleh orang lain dalam suatu kelompok kerja.

Kebutuhan afeksi yang tinggi, akan ditunjukkan dengan kehangatan dan kepedulian,
seperti melakukan jabatan tangan yang erat, tepukan yang pantas pada punggung,
senyum, kontak mata yang hangat, dll, atau dengan menggunakan kata-kata yang
positif.

Sedangkan kebutuhan afeksi yang rendah, umumnya orang tersebut bersifat dingin,
tidak mudah untuk bersahabat, dan cenderung selektif dalam mengembangkan
hubungan.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Jadi, seorang komunikator bisnis yang baik harus peka dan selektif terhadap
kebutuhan interpersonal dalam mengatur dan mengembangkan dinamika lingkungan
kerja. Hal ini dapat digunakan untuk memodifikasi tugas kerja bawahan sehingga
menciptakan iklim kerja dan dinamika organisasi yang lebih baik.

10. Mendengarkan dalam Komunikasi


Interpersonal

Dalam realita, anda tidak mengharapkan orang lain membaca pikiran anda dan anda juga
tidak dapat mengetahui apa yang orang lain inginkan. Maka dalam menciptakan komunikasi
interpersonal yang efektif, diharapkan adanya keterbukaan dan kemauan untuk
mendengarkan dengan baik hal apa saja yang dikomunikasikan. Keterbukaan merupakan
suatu cara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan bagaimana cara informasi
dibagikan.

Dengan mendengarkan, kita dapat mengetahui dan menelusuri secara detail pokok
permasalahan yang dibicarakan. Sehingga memudahkan dalam mencari penyelesaian
masalah dan memberikan feedback. Selain itu juga menunjukkan sikap perhatian (bagian
dari afeksi) terhadap lawan bicara dan informasi yang disampaikan.

11. Empati dan Persuasi

Empati adalah kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain tanpa
meninggalkan pandangannya sendiri. Empati komunikasi meliputi penyampaian perasaan,
kejadian, persepsi atau proses yang menyatakan tidak langsung perubahan sikap/perilaku
penerima.
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Everett M. Rogers & Dilip K. Bhowmik mendefinisikan emphaty sebagai kemampuan
seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain.

Menurut Sigmund Freud bahwa : “Empathy dianggap sebagai memahami orang lain yang
tidak mempunyai arti emosional bagi kita”.

Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain.
Dengan empati kita berusaha melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti orang
lain merasakannya.”

Komunikator yang dipersepsi memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung dapat


berkomunikasi lebih efektif. Hal ini alasannya menurut Herbert W. Simons karena empat
faktor, yaitu :
1. Kesamaan mempermudah proses penyandian (decoding), yakni menerjemahkan
lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan-gagasan.
2. Kesamaan membantu membangun premis yang sama untuk mempermudah proses
deduktif. Dalam hal ini berarti bila kesamaan disposisional relevan dengan topik
persuasi, maka komunikan akan terpengaruh oleh komunikator.
3. Kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator. Kebanyakan orang
cenderung menyukai orang-orang yang memiliki kesamaan disposisional dengan
orang tersebut tadi, Sehingga hal ini kalau dalam proses Komunikasi Interpersonal
komunikan akan tertarik pada komunikator dan komunikan tersebut cenderung
menerima gagasan-gagasan komunikator.
4. Kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan percaya pada komunikator.

Persuasi bersumber dari perkataan Latin, persuasio yang berarti membujuk, mengajak atau
merayu. Persuasi bisa dilakukan secara :

1. secara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek
yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep,
2. secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan
kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati
seseorang dapat digugah.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat
dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam komunikasi persuasi meliputi kejelasan tujuan,
memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi serta memilih strategi yang tepat. Ruang
lingkup kajian ilmu komunikasi persuasif meliputi sumber, pesan, saluran/media, penerima, efek,
umpan balik, dan konteks situasional.

Pendekatan yang digunakan dalam komunikasi persuasif adalah pendekatan psikologis. Menurut
Aristoteles, komunikasi dibangun oleh tiga unsur yang fundamental, yakni orang yang berbicara,
materi pembicaraan, dan orang yang mendengarkannya. Aspek yang pertama disebut
komunikator atau persuader, yang merupakan sumber komunikasi, aspek yang kedua adalah
pesan, dan aspek yang ketiga disebut komunikan atau persuadee, yaitu orang yang merupakan
penerima komunikasi.

Seorang persuader yang memiliki ethos tinggi, dicirikan oleh kesiapan, kesungguhan, ketulusan,
kepercayaan, ketenangan, keramahan, dan kesederhanaan. Jika komunikasi persuasif ingin
berhasil seorang persuader harus memiliki sikap reseptif, selektif, digestif, asimilatif, dan transitif.
Persuadee adalah orang dan atau sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan itu disampaikan
dan disalurkan oleh persuader baik secara verbal maupun nonverbal.

Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang terjadi pada diri persuader sebagai akibat dari
diterimanya pesan melalui proses komunikasi. Efek yang timbul berbentuk perubahan sikap
pendapat dan tingkah laku.

12. The Jouhari Window Theory

Merupakan sebuah model yang dikenal sebagai Johari Window menggambarkan proses
memberi dan menerima umpan balik. Teori ini dikembangkan oleh Psikolog Joseph Luft dan
Harry Ingham untuk program proses kelompok mereka. Model tersebut sebagai jendela
komunikasi melalui mana Anda memberi dan menerima informasi tentang diri Anda dan orang
lain.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Melalui proses umpan balik, kita melihat diri kita seperti orang lain melihat kita. Melalui umpan
balik, orang lain juga belajar bagaimana kita melihat mereka. Umpan balik memberikan informasi
kepada seseorang atau kelompok baik dengan komunikasi verbal atau nonverbal. Informasi yang
Anda berikan memberitahu orang lain bagaimana perilaku mereka mempengaruhi Anda,
bagaimana Anda rasakan, dan apa yang Anda anggap (umpan balik dan keterbukaan diri).

The Johari Window model, terdiri dari 4 kuadran, seperti digambarkan diagram di bawah ini :

Penjelasan keempat kuadran tersebut adalah :

Quadrant 1: Open Area


What is known by the person about him/herself and is also known by others.

Berisi hal-hal yang aku tahu tentang diriku dan juga diketahui oleh orang lain. Ditandai dengan
pertukaran informasi antara diri dan orang lain dengan bebas. Pada kuadran ini terdapat tingkat
kepercayaan antar individu yang tinggi, sehingga dengan mudahnya berbagi informasi tentang
hal-hal pribadi.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Quadrant 2: Blind Area, or "Blind Spot"
What is unknown by the person about him/herself but which others know.

Berisi informasi yang saya tidak tahu tentang diriku sendiri, tapi diketahui oleh orang lain. Orang
lain mendapatkannya melalui komunikasi non verbal yang saya lakukan, misalnya melalui
sikap, cara saya mengatakan sesuatu hal, atau gaya di mana saya berhubungan dengan orang
lain, saya mungkin tidak tahu bahwa saya selalu berpaling dari seseorang ketika saya berbicara
atau bahwa saya selalu berdehem sebelum mengatakan sesuatu.

Quadrant 3: Hidden or Avoided Area


What the person knows about him/herself that others do not.

Berisi informasi yang saya tahu tentang diriku sendiri, tetapi orang lain tidak tahu. Saya menjaga
hal-hal yang tersembunyi dari mereka. Saya mungkin takut bahwa jika kelompok itu tahu
perasaan saya, persepsi, dan pendapat mengenai kelompok atau individu dalam kelompok,
mereka mungkin menolak, menyerang, atau menyakiti saya. Akibatnya, saya menahan
informasi ini. Sebelum mengambil risiko mengatakan sesuatu kepada orang lain, saya
harus tahu ada unsur mendukung dalam kelompok kami. Saya ingin anggota kelompok
untuk menilai saya positif ketika saya mengungkapkan perasaan, pikiran, dan reaksi.
Saya harus mengungkapkan sesuatu tentang diri saya untuk mengetahui bagaimana anggota
akan bereaksi. Di sisi lain, saya dapat menyimpan informasi tertentu untuk diriku sendiri
sehingga saya bisa memanipulasi atau mengendalikan orang lain.

Quadrant 4: Unknown Area


What is unknown by the person about him/herself and is also unknown by others.

Berisi hal-hal yang baik saya sendiri maupun orang lain tidak tahu mengenai hal-hal tentang saya.
Aku mungkin tidak pernah menyadari bahwa hal tersebut terkubur jauh di bawah permukaan di
daerah bawah sadar saya. Daerah ini diketahui merupakan dinamika intrapersonal, kenangan
masa kanak-kanak, potensi laten, dan sumber daya (kemampuan atau potensi diri) yang belum
diakui. Batas-batas internal perubahan panel tergantung pada jumlah umpan balik dicari dan
diterima. Mengetahui semua tentang diri sendiri adalah sangat tidak mungkin, dan ekstensi
tidak dikenal dalam model merupakan bagian dari diriku yang selalu akan tetap tidak diketahui.

Proses pengembangan dari kuadran yang terbuka secara vertical disebut self-disclosure
(pengungkapan diri), dimana terjadi proses “take and give” (saling memberi dan menerima) antar
individu yang saling berinteraksi/berhubungan/berkomunikasi.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta, Univ. Terbuka


2. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publising
Company Inc. Belmont.
3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
4. Joseph A. Devito, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books.
5. Effendi, Onong Uhyana, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
6. Kasali Rhenald, 2007, Sukses Melakukan Presentasi, Gramedia, Jakarta

7. Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses & Konteks, Dian Rakyat
8. Daryl Koehn., Landasan Etika Profesi. Pustaka Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 2000.
9. Baumer, David, Poindexter, J.C (2002), Cyberlaw and e-commerce, McGraw-Hill, ISBN 0-07-
244120-8.
10. Edi Purwono, 2002, Apa Yang Harus Diketahui Oleh Sistem Analis, Penerbit Andi
Yogyakarta, ISBN 979-533-812-9
11. Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Dasar, Penerbit Kanisius, ISBN 979-413-199-7.
12. Steven Covey, 7 Habits of Highly Effective People

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi dan
Etika Profesi

Etika Dalam Organisasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Fasilkom Sistem Informasi MK18013 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang Diharapkan mahasiswa memahami dan
Etika dalam organisasi mampu menjelaskan tentang hal-hal
yang terkait dengan etika dalam
organisasi atau kelompok.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
13. Definisi Etika
Etika berasal dari Bahasa Yunani ETHOS (jamak ta etha) yang berarti kebiasaan. Selain etika
dikenal juga Moral atau Moralitas yang dari bahasa Latin MOS (jamak mores) yang juga berarti
kebiasaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 198) etika mengandung arti:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang baik dan buruk tentang hak dan kewajiban moral.
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianutsuatu golongan atau masyarakat.

Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul atau
berperilaku yang baik, sering disebut sebagai sopan santun. Etika menggambarkan suatu kode
perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan mana yang salah yang
berlaku secara obyektif dalam masyarakat.Nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh individu
dalam hubungannya dengan individu lain maupun dengan lingkungannya, sangat dipengaruhi
oleh nilai-nilai yang dianut oleh individu tersebut.

Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan
mengukur perilaku profesional seseorang.Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan etika
yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika kedokteran, etika
hukum, etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya.

Profesi dimaksudkan sebagai pekerjaan yang mengandalkan keahlian dan ketrampilan sesuai
tuntutan dan persyaratan organisasi.Dalam melaksanakan pekerjaannya tentu dengan komitmen
pribadi (moral) yang mendalam atas pekerjaannya tersebut sehingga mendorongnya untuk
bekerja dengan tekun, giat dan serius, tidak sekedar hobby atau asal-asalan.Hal inilah yang
melahirkan tanggung jawab besar atas tugas yang diembannya.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
14. Etika Organisasi
Etika dalam organisasi adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan seseorang
secara sadar untuk mentaati ketentuan dan norma yang berlaku dalam suatu organisasi. Hal itu
terwujud dalam bentuk bagaimana seseorang melaksanakan tugas dan wewenang sesuai
ketentuan yang berlaku, menjaga informasi perusahaan dengan baik, membangun etos kerja
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan, bersikap hormat, jujur dan tanggung jawab.

Dalam organisasi, peran individu sangat penting, karena organisasi terbentuk dengan adanya
sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu. Interaksi
antarorang atau antarkelompok yang memiliki nilai serta kepentingan dan latar belakang yang
berbeda-beda akan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga membentuk suatu nilai baru
yang akan melandasi perilaku individu untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi.

Kepentingan dapat diidentikkan dengan kebutuhan.Abraham Maslow membedakan kebutuhan


manusia dalam 5 hirarki (Teori Hirarki Kebutuhan) :

1. Fisiologi
2. Rasa Aman (security)
3. Afiliasi atau akseptansi
4. Penghargaan (esteem needs)
5. Perwujudan diri (self actualization)

Dimensi Materil-Spiritual dari Kebutuhan


2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Dengan demikian, etika organisasi dapat pula diartikan sebagai pola sikap dan perilaku yang
diharapkan dari setiap individu dan kelompok dalam organisasi, yang pada akhirnya akan
membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan visi, misi, dan tujuan organisasi.

Ciri organisasi yang ideal yang sekaligus menjadi nilai-nilai perilaku yang harus dianut oleh setiap
anggota organisasi adalah:
 adanya pembagian kerja
 hierarki wewenang yang jelas sesuai struktur organisasi
 prosedur seleksi yang formal
 aturan dan prosedur kerja yang rinci,
 hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi.
Teori birokrasi menempatkan setiap anggota organisasi dalam suatu hierarki struktur yang jelas,
setiap pekerjaan harus diselesaikan berdasarkan prosedur dan aturan kerja yang telah
ditetapkan, dan setiap orang terikat secara ketat dengan aturan-aturan tersebut. Selain itu,
hubungan antar individu dalam organisasi dan dengan lingkungan di dalam organisasi hanya
dibatasi dalam hubungan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam
model organisasi ini pola perilaku yang berkembang bersifat sangat kaku dan formal.

Pola perilaku atau tindakan yang telah disepakati bersama oleh setiap anggota organisasi akan
mewarnai setiap tindakan individu dalam berinteraksi dengan individu lain atau dengan
lingkungannya. Pola perilaku ini menjadi suatu kebiasaan. Pola kebiasaan ini lama kelamaan
menjadi suatu budaya dalam organisasi yang akan menjadi ciri khas organisasi bersangkutan.

15. Budaya Organisasi


Secara umum, perusahaan atau organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang,
kepribadian, emosi, dan ego yang beragam. Hasil interaksi berbagai orang tersebut membentuk
budaya organisasi. Secara sederhana, budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai kesatuan
dari orang-orang yang memiliki tujuan, keyakinan (beliefs), dan nilai-nilai yang sama.Dalam
perjalanan waktu, budaya organisasi kemudian mungkin mengalami perubahan-perubahan
sesuai dengan karakteristik orang-orang di dalam perusahaan.

Budaya organisasi mempengaruhi cara orang dalam organisasi tersebut berperilaku. Budaya
tersebut mempengaruhi jalannya organisasi dan seharusnya organisasi dapat mengelola budaya

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
tersebut dengan baik. Karena budaya memfasilitasi lahirnya komitmen pribadi terhadap sesuatu
yang lebih besar dan lebih penting daripada kepentingan individu. Selain itu budaya organisasi
juga meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu
menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya
dikatakan dan dilakukan karyawan.

Budaya menjadi kendala manakala nilai-nilai yang dimiliki bersama tidak sejalan dengan nilai-
nilai yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Hal ini paling mungkin terjadi bila
lingkungan sebuah organisasi bersifat dinamis. Contohnya budaya organisasi menjadi hambatan
bagi keragaman, yaitu ketika perusahaan merekrut karyawan baru yang, karena faktor ras, usia,
jenis kelamin, ketidakmampuan, atau perbedaan-perbedaan lain.

Budaya sebuah organisasi yang punya kemungkinan paling besar untuk membentuk standar dan
etika tinggi adalah budaya yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi, rendah, sampai sedang
dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain juga hasil. Manajemen dapat melakukan
beberapa hal dalam menciptakan budaya yang lebih etis, misalnya :

1. Karyawan akan melihat perilaku manajemen puncak sebagai acuan standar untuk
menentukan perilaku yang semestinya diambil.

2. Ambiguitas etika dapat diminimalkan dengan menciptakan dan mengkomunikasikan kode


etik organisasi.

3. Pelatihan etis digunakan untuk memperkuat standar, tuntunan organisasi, menjelaskan


praktik yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani dilema etikayang mungkin
muncul.

16. Pro Aktif


Bersikap proaktif lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif berarti bertanggung
jawab atas perilaku kita sendiri, baik di masa lalu, masa kini, maupun masa mendatang. Bersikap
proaktif juga berarti mampu membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai
yang berlaku.

Seseorang yang memiliki sikap proaktif selalu memiliki visi ke depan, memandang masa depan
dengan penuh optimisme, selalu aktif dan memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya. Sikap proaktif cenderung mengarah pada tindakan(action)

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
yang positif. Tindakan proaktif berbeda dengan tindakan reaktif yang hanya bisa mengumbar
keluhan akan keadaannya.

Stephen R. Covey dalam bukunya “7 Habits of Highly Effective People” menjelaskan ciri-ciri
individu proaktif (dibandingkan dengan individu reaktif), ada 5 (lima) hal, yaitu:
1. Orang proaktif selalu bertanggung jawab. Mereka tidak menyalahkan keadaan, kondisi,
atau pengkondisian untuk perilaku mereka.Perilaku adalah produk dari pilihan sadar,
berdasarkan nilai, dan bukan produk dari suasana hati, conditioning, atau tekanan sosial
yang diterima.
2. Orang proaktif menfokuskan upaya mereka pada lingkaran pengaruh (mencakup segala
hal yang dapat dipengaruhi). Mereka mengerjakan hal-hal yang terhadapnya mereka
dapat perbuat sesuatu.Sifat dari energi mereka adalah positif, memperluas dan
memperbesar, yang menyebabkan lingkaran pengaruh mereka meningkat.
3. Berfokus pada lingkaran pengaruh, orang proaktif bekerja dari dalam ke luar (in side –
out), yaitu berusaha memulai perubahan dengan mengubah dirinya lebih dahulu, bahkan
dari yang paling dalam dari dirinya, yaitu dengan memeriksa kebenaran paradigma dan
persepsi-persepsinya.
4. Orang proaktif hidup berpusat pada prinsip (principle centered) kemudian ia
menerjemahkan prinsip-prinsip itu kedalam seperangkat nilai-nilai (values) yang telah
dipilihnya dengan sadar. Berdasarkan nilai-nilai itulah ia mengarahkan pilihan sikap dan
perilakunya.
5. Orang proaktif mengembangkan dan menggunakan “empat anugrah unik manusianya”
secara optimal. Empat anugrah itu adalah sifat-sifat unik manusia yang membuatnya
berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Covey menyebutkan “four unique human gifts”
itu adalah:
 Self Awareness (kesadaran diri)
 Conscience (hati nurani)
 Creative Imagination (imajinasi kreatif)
 Independent Will (kebebasan kehendak)

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
17. Dahulukan yang Utama
Mendahulukan yang utama adalah bagaimana menentukan prioritas dan mengatur waktu dengan
baik, sehingga yang penting didahulukan dan sebaiknya tidak ditunda dalam melaksanakannya.
Karena dalam lingkungan organisasi, didalamnya terdapat banyak hal yang harus diselesaikan.
Maka sudah seharusnya anggota organisasi tersebut dapat menentukan skala prioritas, yang
mana yang utama dan perlu didahulukan.
Manajemen yang efektif adalah mendahulukan yang utama. Sementara kepemimpinan yang
memutuskan apa saja ‘hal-hal yang utama” itu. Manajemenlah yang mendahulukan hal-hal
tersebut hari demi hari, setiap waktu.Manajemen adalah disiplin dalam melaksanakannya.Karena
manajemen mengikuti kepemimpinan.
Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik.Mendahulukan yang utama
artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental
(tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda).Hal-hal sekunder tidak
didahulukan.Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan
perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak. Intinya adalah
memastikan diutamakannya hal yang utama.

18. Win-Win Solution


Berpikir menang/ menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama,
dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir menang/menang
artinya tidak berpikir egois (menang/kalah).Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para
anggotanya berpikir secara saling tergantung – dengan istilah “kita”, bukannya “aku”. Berpikir
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing individu untuk
mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya
berbagi informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.
Hal ini adalah landasan untuk bisa bergaul dengan baik dengan orang lain tanpa ada yang
merasa dirugikan. Dimulai dengan keyakinan bahwa kita semua adalah sama, tidak ada yang
lebih rendah atau lebih unggul dari lainnya.
Sikap menang-kalah itu banyak cirinya, antara lain :
- Menggunakan orang lain, baik secara emosional maupun fisik demi tujuanmu sendiri yang
egois.
- Berusaha maju atas pengorbanan orang lain
- Menjelek-jelekkan orang lain (gossip)
- Selalu memaksakan kehendak tanpa memusingkan perasaan orang lain.
- Menjadi cemburu atau iri jika sesuatu yang baik terjadi pada orang lain
Sikap menang-kalah seperti contoh tersebut sangatlah tidak baik dan tidak sesuai dengan etika
dalam organisasi bahkan dapat memicu konflik antar anggota organisasi.Sebaiknya hal tersebut
kita hindari.

19. Mengerti Dahulu Baru Dimengerti


Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk
menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain
merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang
untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. Berusaha
memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut keberanian. Keefektifan
terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.
Kunci komunikasi dan punya kuasa serta pengaruh terhadap orang lain bisa dirangkum dalam
satu kalimat: berusahalah untuk memahami terlebih dahulu, baru dipahami. Dengan kata lain
dengarkanlah dulu baru berbicara. Kita bisa memahami permasalahan dari sudut pandang lawan

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
bicara kita dan menunjukkan peduli hanya dengan meluangkan waktu untuk mendengarkan
tanpa menghakimi atau memberi nasehat.

20. Wujudkan Sinergi


Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga – bukan caraku, bukan caramu, melainkan
cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan perbedaan-
perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah dan memanfaatkan peluang.

Sinergi akan tercapai jika dua orang atau lebih bekerjasama untuk menciptakan solusi yang lebih
baik ketimbang kalau bekerja sendirian. Dapat dikatakan, sinergi adalah :

- Bekerja dengan memanfaatkan perbedaan


- Kerjasama (teamwork)
- Keterbukaan pikiran
- Menemukan cara-cara baru yang lebih baik

21. Asah Gergaji


Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus dalam keempat bidang
kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang
meningkatkan kapasitas kita utnuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi
sebuah organisasi, kebiasaan ini menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus-menerus,
kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan organisasinya di
jalan pertumbuhan yang baru.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta, Univ. Terbuka


2. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publising
Company Inc. Belmont.
3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
4. Joseph A. Devito, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books.
5. Effendi, Onong Uhyana, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
6. Kasali Rhenald, 2007, Sukses Melakukan Presentasi, Gramedia, Jakarta

7. Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses & Konteks, Dian Rakyat
8. Daryl Koehn., Landasan Etika Profesi. Pustaka Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 2000.
9. Baumer, David, Poindexter, J.C (2002), Cyberlaw and e-commerce, McGraw-Hill, ISBN 0-07-
244120-8.
10. Edi Purwono, 2002, Apa Yang Harus Diketahui Oleh Sistem Analis, Penerbit Andi
Yogyakarta, ISBN 979-533-812-9
11. Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Dasar, Penerbit Kanisius, ISBN 979-413-199-7.
12. Steven Covey, 7 Habits of Highly Effective People

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi dan
Etika Profesi

Komunikasi Dalam Organisasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Fasilkom Sistem Informasi MK18013 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang Diharapkan mahasiswa memahami dan
Komunikasi dalam organisasi atau mampu menjelaskan tentang hal-hal
perusahaan. yang terkait dengan komunikasi dalam
organisasi atau perusahaan.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
22. Pengertian Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi dari pengirim (komunikator) kepada
penerima (komunikan), dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian. Sedangkan definisi
organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan.

Dari definisi tersebut dapat digambarkan bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan:

1. Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu
dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff
pimpinan dan karyawan.
2. Adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang
komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya.

Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi yang terbentuk di dalam organisasi, dimana
proses komunikasi tersebut dipengaruhi oleh struktur hirarki dalam organisasi.

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan
sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat
bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok,
yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-
way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan
adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun
kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Hubungan yang terjadi merupakan suatu
proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang
nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.

Dalam setiap kepemimpinan organisasi ketika melaksanakan tugas dan kewajibannya diperlukan
pengertian yang sama diantara dua pihak yaitu atasan dan bawahan. Karena hal tersebut akan
lebih memberi dorongan semangat dan gairah kerja untuk dapat menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan, artinya mengembangkan suatu kerja sama demi mewujudkan
hasil kerja untuk mencapai tujuan organisasi.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human
Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:

1. Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator


memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa
mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.

2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap
ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua
arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu
saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.

3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami
dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini
menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak
dapat dikomunikasikan.

23. Tujuan Komunikasi dalam Organisasi


Komunikasi dalam organisasi ditujukan untuk :
 Mensosialisasikan peraturan yang berlaku dalam organisasi

 Mensosialisasikan program kerja organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

 Membina hubungan secara hirarki organisasi secara vertikal dan horizontal

 Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.

Keberhasilan komunikasi dalam organisasi merupakan modal penting untuk menuju keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang sudah ditetapkan.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
24. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Menurut Djoko Purwanto, komunikasi memiliki 2 fungsi penting dalam organisasi, yaitu:
1. Komunikasi memungkinkan orang-orang saling tukar informasi.
2. Komunikasi membantu menghubungkan sekelompok anggota organisasi yang terpisah
dari anggota lainnya.

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam
organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:

1. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-


processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih
pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan
kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi
tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulatif ini, yaitu:

1. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan
instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka
ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk
menjalankan perintah banyak bergantung pada:

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
1. Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah.
2. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi.
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
2. Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan
tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang
lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan
yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat


dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan
oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama
masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi.

25. Kegiatan-Kegiatan Organisasi


Kegiatan organisasi yang secara umum berkaitan dengan hubungan manusia dan pertukaran
informasi adalah :

1. Menetapkan tujuan
2. Membuat dan melaksanakan keputusan
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
3. Mengukur prestasi kerja
4. Merekrut dan mengembangkan staff
5. Pelayanan pelanggan
6. Negosiasi dengan pemasok
7. Interaksi dengan peraturan yang ada
8. Membuat produk

26. Pola Komunikasi dalam Organisasi


Pola komunikasi secara umum yang terdapat dalam organisasi dapat dibedakan ke dalam :
1. Saluran Komunikasi Formal
Merupakan saluran komunikasi yang terjadi dalam organisasi secara formal dan akan
mengikuti struktur organisasi yang ada dengan prinsip pembagian tugas untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Komunikasi formal biasanya berhubungan dengan masalah
kedinasan. Secara umum terdiri dari komunikasi vertikal, horizontal dan diagonal.

2. Saluran Komunikasi Informal

Merupakan kebalikan dari saluran komunikasi formal, yaitu saluran komunikasi yang tidak
mengikuti struktur formal hirarki organisasi. Biasanya terjadi secara spontan sebagai akibat
dari adanya persamaan perasaan, kebutuhan, persamaan tugas dan tanggung jawab.
Komunikasi informal pada pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu, ruang dan tempat,
kadang-kadang komunikasi informal lebih berhasil, dan peranannya tidak kalah penting,
karena dapat disampaikan setiap saat, asalkan bermanfaat untuk kemajuan organisasi.
Namun penyampaiannya kurang sistematis, karena pertumbuhan dan penyebarannya tidak
teratur.

Komunikasi informal ini mempunyai hal-hal yang positif, seperti:


a. Bila jalan yang ditempuh melalui komunikasi formal melewati hambatan, dengan
terpaksa digunakan komunikasi informal.
b. Dalam suasana konflik dan penuh ketegangan.
c. Sebagai sarana komunikasi antar personal dalam organisasi.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pada dasarnya komunikasi di dalam organisasi, terbagi kepada tiga bentuk:
1. Komunikasi Vertikal
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan
sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan
kepada pimpinan secara timbal balik.
Fungsi komunikasi ke bawah (Downward communication) digunakan pimpinan untuk:
a. Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai
pelaksanaan kerja bawahan.
b. Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
c. Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan
organisasi insentif.
d. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan.
e. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik lagi.

Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami
cara-cara mengambil kebijaksanaan terhadap bawahannya. Keberhasilan organisasi dilandasi
oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang memiliki jiwa
kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi
yang dipimpinnya.

Fungsi komunikasi ke atas (Upward Communication) digunakan untuk:


a. Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini
pendapat, permohonan bantuan, dan keluhan.
b. Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan
bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya dapat
diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan.

2. Komunikasi Horizontal

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Bentuk komunikasi secara mendatar, yaitu komunikasi diantara sesama karyawan. Komunikasi
horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal atau ke samping
digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan
cara tatap muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.
Adapun fungsi komunikasi horizontal ini adalah :
a. Memperbaiki koordinasi tugas
b. Upaya pemecahan masalah
c. Saling berbagi informasi
d. Upaya pemecahan konflik
e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama

3. Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari seseorang
kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada
jalur struktur yang lain. Fungsi komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang
mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.

Setiap bawahan dari suatu organisasi tentunya mempunyai motivasi. Adanya kebutuhan,
keinginan, ketegangan, ketidaksenangan dan harapan termasuk ke dalam motivasi.
Sedangkan sebagai pimpinan juga harus dapat memotivasi bawahannya, misalnya
memberikan apresiasi, perlakuan yang adil, dan suasana kerja yang kondusif.

27. Peran Manajerial


Pimpinan organisasi tentu memiliki peran manajerial dalam kepemimpinannya, dimana peran
tersebut dapat berpengaruh terhadap internal public (yaitu karyawan atau anggota organisasi)
dan external public (yaitu publik yang berada di luar organisasi dan bukan anggota organisasi
tersebut). Peran manajerial tersebut adalah:
1. Peran Antarpersonal (Interpersonal Role)
a. Peran sebagai Tokoh (figurehead role)
b. Peran sebagai Pemimpin (leader role)
c. Peran sebagai Penghubung (liaison role)
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2. Peran Informasional (Informational role)
a. Peran sebagai Monitor (monitor role)
b. Peran sebagai Penyebar (disseminator role)
c. Peran sebagai Jurubicara (spokesman role)
3. Peranan Memutuskan (Decisional role)
a. Peran sebagai Wiraswasta (entrepreneur role)
b. Peran sebagai Pengendali Gangguan (disturbance handler role)
c. Peran sebagai Penentu Sumber (Resource allocator role)
d. Peran sebagai Perunding (Negotiator role)

28. Hambatan dalam Komunikasi


Terdapat beberapa hambatan dalam proses komunikasi termasuk komunikasi dalam organisasi,
sebagai berikut :
1. Hambatan Teknis
Dikarenakan keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Jenis hambatan teknis:
a. Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
b. Kurangnya informasi atau kejelasan
c. Kurangnya ketrampilan membaca
d. Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat
2. Hambatan Semantik
Gangguan semantic menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide
secara efektif. Definisi semantic sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat
bahasa. Biasanya hambatan semantik timbul karena ada pengertian yang berbeda untuk satu
kata atau istilah yang sama. Sehingga untuk menghindari miscommunication (salah
pengertian) semacam ini diperlukan pemilihan kata-kata yang sesuai dengan karakteristik
komunikannya dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang digunakannya.
3. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.
Hambatan manusiawi tersebut timbul karena:
a. Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan, perbedaan
status, penyaringan informasi, dll.
b. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi
Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf / anggota organisasi dan
efektifitas komunikasi organisasi.

Daftar Pustaka

1. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta, Univ. Terbuka


2. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publising
Company Inc. Belmont.
3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
4. Joseph A. Devito, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books.
5. Effendi, Onong Uhyana, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
6. Kasali Rhenald, 2007, Sukses Melakukan Presentasi, Gramedia, Jakarta

7. Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses & Konteks, Dian Rakyat
8. Daryl Koehn., Landasan Etika Profesi. Pustaka Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 2000.
9. Baumer, David, Poindexter, J.C (2002), Cyberlaw and e-commerce, McGraw-Hill, ISBN 0-07-
244120-8.
10. Edi Purwono, 2002, Apa Yang Harus Diketahui Oleh Sistem Analis, Penerbit Andi
Yogyakarta, ISBN 979-533-812-9
11. Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Dasar, Penerbit Kanisius, ISBN 979-413-199-7.
12. Steven Covey, 7 Habits of Highly Effective People

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi dan
Etika Profesi

Komunikasi Bisnis

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Fasilkom Sistem Informasi MK18013 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang Diharapkan mahasiswa memahami dan
Komunikasi bisnis. mampu menjelaskan tentang hal-hal
yang terkait dengan komunikasi bisnis
dalam perusahaan.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
29. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses transfer informasi dari komunikator (pengirim pesan) kepada
komunikan (penerima pesan) dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian.
Sedangkan pengertian bisnis adalah suatu kegiatan system ekonomi yang diarahkan pada
manajemen dan distribusi hasil industri atau jasa profesional, yang dapat mendatangkan
keuntungan bagi organisasi bisnis tersebut.
Yang dimaksud dengan komunikasi bisnis adalah proses transfer informasi dari komunikator
kepada komunikan dimana hasil informasi tersebut dapat menghasilkan keuntungan bagi
organisasi bisnis tersebut.
Dengan kata lain, komunikasi bisnis merupakan pertukaran gagasan, pendapat, informasi,
instruksi yang bertujuan tertentu atau impersonal melalui simbol-simbol atau sinyal-sinyal.
Dalam komunikasi bisnis terdapat 6 hal pokok yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
2. Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih, yakni
komunikator dan komunikan
3. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya
beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisi.
4. Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka,
menggunakan media tertentu, atau melalui media massa yang menjangkau jutaan
orang secara bersamaan.
5. Menggunakan simbol dan sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat
dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan
6. Penyampaian tujuan organisasi : Salah satu karakteristik yang membedakan
organisasi atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.

30. Tujuan Komunikasi Bisnis

Setiap komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan tentu memiliki maksud dan
tujuannya. Begitu pula adanya dengan komunikasi bisnis yang terjadi antara individu dan
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
organisasi, maupun antar organisasi yang satu dengan organisasi lainnya. Berikut ini adalah
tujuan komunikasi bisnis, sebagai berikut :
1. Memberi informasi kepada klien, partner bisnis, bawahan dan atasan dalam suatu
organisasi bisnis, secara internal maupun eksternal.
2. Diberi informasi
3. Mempengaruhi orang lain, misalnya dalam hal penawaran harga suatu produk.
4. Menyelesaikanmasalahyang terjadibaik internal maupuneksternalorganisasi
5. Membuat keputusan
6. Sebagai alat untuk mengevaluasi

Mengapa tujuan komunikasi harus jelas ? Karena tujuan komunikasi yang jelas akan
membantu individu maupun organisasi tersebut dalam hal pengambilan keputusan,
antara lain :
a. Keputusan untuk meneruskan pesan
b. Keputusan untuk menghadapi audience
c. Keputusan untuk memusatkan isi pesan
d. Keputusan untuk menetapkan saluran dan media yang akan digunakan

31. Fungsi Komunikasi

Berikut ini adalah beberapa fungsi komunikasi, yaitu :


1. Menyampaikan informasi
2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Mempengaruhi (to influence)
Dalam bisnis, fungsi komunikasi bisnis dapat dilihat secara internal dan eksternal
organisasi/perusahaan, sebagai berikut :
1. Secara Internal: komunikasi terjadi antara atasan, bawahan, dan rekan kerja dalam
suatu struktur organisasi.
Fungsi :
 Mengeluarkan dan menjelaskan peraturan/prosedur
 Menginformasikan progress perusahaan
 Mendorong pegawai melakukan perbaikan
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
 Evaluasi, memberikan penghargaan dan hukuman/menegur pegawai yang
melanggar
2. Secara External: komunikasi terjadi antara organisasi / perusahaan dengan
konsumen, supplier, pemerintah, dan masyarakat / publik
Fungsi :
a. Membujuk konsumen untuk membeli
b. Memperkenalkan perusahaan (company profile) serta produk dan layanannya
c. Mengklarifikasikan spesifikasi produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan
d. Menciptakanbrand image perusahaan yang positif
e. Melakukan investasibisnis dan atau penagihan hutang piutang perusahaan

32. Bentuk Komunikasi Bisnis

Dibawah ini adalah penjelasan tentang bentuk komunikasi bisnis yang umum dilakukan,
sebagai berikut :
1. Komunikasi secara lisan (oral)
Disampaikan secara langsung “person to person”, atau menggunakan media
komunikasi misalnya telepon dan teleconference menggunakan internet. Oral
communication meliputi : berbicara dan mendengarkan
2. Komunikasi secara tulisan (written)
Disampaikan secara tertulis dengan surat menggunakan bahasa resmi / formal,
misalnya: surat penawaran produk, surat kontrak kerjasama, dsb. Written
communication meliputi: menulis dan membaca.

Ketrampilan Komunikasi Bisnis

Terdapat beberapa jenis ketrampilan berkomunikasi yang dibutuhkan dalam komunikasi


bisnis dan profesional, yaitu :
 Membaca dalam komunikasi bisnis, kemampuan membaca dengan teliti adalah
suatu keharusan yang tidak bias ditawar lagi. Karena diperlukan pemahaman
yang mendalam mengenai materi bisnis yang dibicarakan supaya tidak terjadi
salah paham. Misalnya: membaca kontrak kerjasama antar perusahaan,

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
membaca proposal penawaran pembuatan website perusahaan, membaca surat
penawaran suatu produk dari perusahaan supplier rekanan perusahaan, dan
sebagainya. Setelah dibaca dengan teliti, jika ada yang masih kurang dimengerti
sebaiknya perlu dikonfirmasi ulang atau diminta penjelasan yang lebih mendetail
mengenai hal tersebut.
 Mendengarkan
Mendengarkan juga tidak kalah pentingnya dalam komunikasi bisnis.Karena
mendengarkan penjelasan dengan baik akan meminimalkan tingkat kesalahan
dalam memahami suatu persoalan. Selain itu mendengarkan dengan baik juga
merupakan salah satu bagian dari etiket dalam bisnis, karena lawan bicara kita
akan merasa sangat dihargai pendapat dan pemikirannya. Begitu pula dalam hal
membalas (me-reply) sebagai tanggapan atas hal-hal yang telah didengarkan
tadi, sebaiknya juga diungkapkan dengan baik dan sopan. Mendengarkan
(menyimak) akan mempengaruhi pemahaman suatu masalah, ingatan serta
perhatian seorang individu dan semangat juang sebuah kelompok.
Mendengarkan (menyimak) merupakan keahlian komunikasi dalam dunia bisnis.
Komunikasi yang berkualitas, tidak dihasilkan dengan bahasa yang ngotot, tetapi
dihasilkan dari kecerdasan dan kesabaran, salah satunya adalah mendengarkan.
Mendengarkan yang sabar dan bertanya dengan sopan merupakan fondasi yang
kuat dan penting.

 Menulis
Menulis dengan bahasa yang baik dan benar, merupakan suatu hal penting
dalam komunikasi bisnis. Karena sebagian besar hal-hal yang dikomunikasikan
dalam bisnis sebaiknya dituangkan secara tertulis dan formal, sehingga
meminimalkan tingkat kesalahan (human error) karena lupa atau salah
pengertian.

 Percakapannya menarik
Dalam komunikasi bisnis, mengungkapkan materi pembicaraan yang menarik
merupakan hal penting, karena akan mendapatkan perhatian lebih dari lawan
bicaranya. Oleh karena itu diperlukan wawasan pengetahuan yang luas,
sehingga memiliki banyak alternative materi pembicaraan untuk diungkapkan.
 Wawancara

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Salah satu komponen dalam komunikasi bisnis adalah wawancara. Biasanya
wawancara terjadi ketika perusahaan mencari calon pegawai baru, atau akan
membina hubungan bisnis dengan partner yang baru sehingga perlu mempelajari
profil perusahaan calon partnernya tersebut. Misalnya pada suatu usaha
franchise seperti Indomaret, maka perusahaan Indomaret sebagai franchisor
akan melakukan wawancara yang mendalam mengenai profil calon franchisee
Indomaret.
 Berdiskusi dengan kelompok kecil
Dalam bisnis, sudah merupakan hal yang umum bahwa kita akan terlibat dalam
suatu kerjasama tim (teamwork). Sehingga diperlukan kemampuan
berkomunikasi yang baik ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan untuk
berdiskusi dalam suatu rapat untuk membahas persoalan bisnis.
 Berpidato dan presentasi
Ada kalanya ketika menjalankan suatu bisnis, kita perlu melakukan suatu
presentasi kepada klien mengenai proposal penawaran suatu project ataupun
presentasi kepada pihak manajemen perusahaan misalnya membahas
mengenai progress kerja yang kita lakukan. Untuk meningkatkan ketrampilan
berkomunikasi, kita perlu mempelajari teknik presentasi yang baik supaya dapat
menyajikan suatu presentasi yang menarik dan tidak membosankan. Berpidato
dan presentasi merupakan bagian dari public speaking.

33. Bahasa
Bahasa adalah lambang bunyi yang arbiter, digunakan oleh anggota suatu masyarakat
untuk berkomunikasi, bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa dapat
ditampilkan secara lisan, tulisan maupun gerak tubuh (bahasa isyarat).
Dalam proses komunikasi bahasa memegang peranan penting, terutama komunikasi
bisnis. Perbedaan bahasa akan menghambat proses komunikasi dan kelancaran bisnis,
sehingga diperlukan penerjemah (translator) untuk mempermudah memahami maksud
dan tujuan pembicaraan/ komunikasi bisnis yang dilakukan. Kadangkala ada kosakata
atau suatu istilah yang memiliki arti lebih dari satu sehingga potential akan menimbulkan
salah pengertian.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Penggunaan bahasa tubuh merupakan ungkapan perasaan yang sesungguhnya, dan
yang perlu diperhatikan adalah kata-kata yang diungkapkan sebaiknya disesuaikan
dengan bahasa tubuh.

Pentingnya Mendengarkan Dalam Bisnis

Mendengarkan (menyimak) akan mempengaruhi pemahaman suatu masalah, ingatan


serta perhatian seorang individu dan semangat juang sebuah kelompok.
Menurut penelitian Disalvo, Larsen dan Seiler : “ Orang-orang dalam dunia bisnis
memandang menyimak sebagai suatu yang kritis bagi keberhasilan suatu pekerjaan.”
Hal penting dalam komunikasi adalah kemampuan melihat gagasan dan sikap yang
diungkapkandari sudut pandang orang lain.
Jadilah pembicara dan pendengar yang baik, jangan pernah mendominasi diskusi, tapi
selalu bersikap persuasive terhadap situasi komunikasi.

Keuntungan menjadi pendengar :


1. Terhindar dari kesulitan. Pendengar yang baik akan memperhatikan instruksi, arahan
dan peringatan. Orang jarang mempunyai alasan untuk kesal kepada seseorang yang
menaruh perhatian
2. Mendapatkan pengetahuan apa yang terjadi. Semakin banyak mendengar maka
makin banyak pula pelajaran yang dapat diambil untuk meningkatkan profesionalitas
dalam bisnis.
3. Membuat terlihat cerdik. Mendengarkan membuat terlihat cerdas dan akan
meningkatkan kecerdasan dalam memahami suatu masalah.
4. Meningkatkan pengetahuan. Dengan meningkatnya pengetahuan maka kekuatan
bisnis akan semakin meningkat dengan data-data yang didapatkan dari mendengar.
5. Memahami dengan baik maksud dan isi dari materi yang dibicarakan.
6. Merasa lebih dihargai. Karena ketika pembicara merasa dihargai dan didengarkan,
makamereka akan menghargai pendengarnya
7. Perundingan. Untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain adalah mengetahui apa
yang ingin mereka berikan dan apa yang diperlukan supaya mereka memberikan
informasi lebih banyak adalah dengan mendengarkan

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
8. Meredakan kemarahan. Dengan mendengar, kita dapat memahami maksud
kemarahan, sehingga pada akhirnya dapat membuat orang yang marah menjadi lebih
rasional
9. Membina harga diri pada relasi. Dengan mendengarkan merupakan salah satu cara
untuk membina hargadiri pada semua pihak terutama orang dilingkungan bisnis.
10. Mendatangkan cinta pelanggan pada bisnis kita.

Penyebab Tidak Mendengarkan


Menurut pandangan dari J.J. Floyd terdapat 6 alasan yang menyebabkan
mendengarkan/menyimak tidak efektif :
1. Lebih banyak berbicara daripada menyimak
2. Sindrom hiburan atau tidak serius dalam menanggapi suatu masalah
3. Mengutamakan prasangka
4. Menyimak secara tidak kritis
5. Terpengaruh oleh gangguan
6. Rasa takut terhadap materi yang sulit (cenderung menghindar)

34. Teknik Negosiasi Bisnis


Dalam melaksanakan aktifitas bisnis, tentu akan mengalami suatu kondisi dimana perlu
dilakukan negosiasi baik dalam hal harga barang, spesifikasi produk, maupun batasan
ruang lingkup pekerjaan (scope of work) yang akan dikerjakan. Maka dalam hal ini teknik
negosiasi sangat diperlukan. Kemampuan negosiasi yang baik sangat berguna untuk
mencapai kesepakatan dengan berbagai pihak yang terkait dalam operasional bisnis.
Kesepakatan tersebut dapat meliputi kesepakatan kerja, kerjasama bisnis dengan mitra,
investor, maupun pemasok, kesepakatan yang terkait dengan perijinan, penjualan, dan
lainnya.
Cara bernegosiasi yang benar dan efektif sebenarnya tidak ada aturan yang baku, hal ini
disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi seseorang dalam bernegosiasi.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Faktor-faktor tersebut antara lainya itu pengalaman dalam bernegosiasi, kemampuan
berkomunikasi dan lain-lain.
Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam negosiasi bisnis
perlu dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni:
a. Persiapkan diri anda, masukilah ruang negosiasi dengan orientasi win-win
solution.
b. Mengumpulkan fakta-fakta maupun informasi yang berhubungan dengan kegiatan
bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
c. Susunlah rencana yang menggambarkan secara umum hal apa saja yang akan
disampaikan. Pusatkan pada kebutuhan bisnis, bukan pada kepentingan pribadi.
d. Lakukan negosiasi dengan bahasa yang mudah dimengerti lawan bicara sehingga
menghindari timbulnya makna ganda dan salah pengertian. Bicara seperlunya
dengan hati-hati, jaga kata-kata dan kalimat yang akan diucapkan, jangan sampai
membongkar “isidapur” Anda sendiri, karena informasi adalah barang berharga
dalam bisnis. Sebaiknya jangan dating ketempat negosiasi dengan banyak aksi
dan banyak bicara yang tidak penting.
e. Umpan balik, perlu diperhatikan oleh negosiator untuk memastikan hasil negosiasi.
Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti:
angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir, mengangguk setuju.
f. Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/ negosiasi sudah
tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara-cara untuk
mencapai hasil yang lebih baik.

B. Teknik Presentasi Bisnis

Kemampuan menyusun dan membawakan presentasi bisnis yang komunikatif akan


sanggup melejitkan karir Anda kejenjang lebih tinggi dan lebih menjanjikan. Buatlah slide
presentasi yang mampu menjelaskan pandangan yang ingin Anda sampaikan dengan
sederhana, lugas, jelas dan cepat dipahami audiens. Jika perlu tambahkan diagram, table,
alat peraga atau ilustrasi yang menarik sebagai penjelasan tambahan.Tantangannya
adalah bagaimana membuat slide presentasi bisnis yang sederhana
namun powerful secara visual. Presentasi sudah merupakan hal yang standar dalam
komunikasi bisnis, dilakukan dalam ruang lingkup internal yang audiensnya adalah
pihak manajemen perusahaan maupun eksternal perusahaan yaitu client /
konsumen.
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Sebelum melakukan presentasi sebaiknya presenter melakukan analysis audience
yang tujuannya untuk mempelajari karakteristik audience yang akan dihadapi
sehingga dapat melakukan komunikasi dengan baik. Materi analysis audience
meliputi usia, gender, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial, pekerjaan,
wilayah tempat tinggal, dan sebagainya.
Ketika melakukan presentasi harap diperhatikan penampilan yang rapi dan sopan,
gunakan bahasa yang formal dan mudah dimengerti, sampaikan materi presentasi
dengan intonasi dan pengucapan yang jelas, pencahayaan ruangan cukup
memadai, serta pastikan alat bantu presentasi seperti komputer, LCD proyektor dan
sound system bekerja dengan baik. Gunakan waktu dengan baik untuk
menyampaikan materi presentasi supaya tidak bertele-tele dan audience memiliki
kesempatan untuk melakukan Tanya jawab jika ada materi yang kurang dipahami.

Daftar Pustaka

1. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta, Univ. Terbuka


2. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publising
Company Inc. Belmont.
3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
4. Joseph A. Devito, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books.
5. Effendi, Onong Uhyana, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
6. Kasali Rhenald, 2007, Sukses Melakukan Presentasi, Gramedia, Jakarta

7. Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses & Konteks, Dian Rakyat
8. Daryl Koehn., Landasan Etika Profesi. Pustaka Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 2000.
9. Baumer, David, Poindexter, J.C (2002), Cyberlaw and e-commerce, McGraw-Hill, ISBN 0-07-
244120-8.
10. Edi Purwono, 2002, Apa Yang Harus Diketahui Oleh Sistem Analis, Penerbit Andi
Yogyakarta, ISBN 979-533-812-9
11. Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Dasar, Penerbit Kanisius, ISBN 979-413-199-7.
12. Steven Covey, 7 Habits of Highly Effective People

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi dan
Etika Profesi

Profesi, Profesional dan


Profesionalisme Kerja

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

07
Fasilkom Sistem Informasi MK18013 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang Diharapkan mahasiswa memahami dan
Pengertian profesi, professional dan mampu menjelaskan tentang hal-hal
profesionalisme kerja. yang terkait profesi, professional,
profesionalisme kerja..

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
35. Profesi
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang bermakna:
"Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/ permanen".

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi diartikan sebagai "bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (seperti ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu." Dalam
pengertian ini, dapat dipertegas bahwa profesi merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan
dengan bermodal keahlian, ketrampilan dan spesialisasi tertentu.

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap


suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah
pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, teknik desainer, tenaga pendidik.

Definisi Profesi adalah kelompok lapangan kerja yang dalam melaksanakan kegiatannya
membutuhkan ketrampilan atau keahlian khusus yang didapatkan dari penguasaan pengetahuan
dan pendidikan tinggi untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Nilai moral profesi :


- Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi
- Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi
- Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi

Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi.Profesi mempunyai
karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakteristik ini tidak
memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini
berlaku dalam setiap profesi. Secara umum karakteristik yang terdapat pada profesi adalah :

1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan


mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang
berdasar padapengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.

2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi
profesitersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya
memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.

4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan


untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.

5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti


pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum
menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan
profesional juga dipersyaratkan.

6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya
mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis


mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa
campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi
yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.

10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter
berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang
tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap
sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

Secara umum pekerjaan di bidang IT terbagi menjadi empat kelompok yaitu,

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
1. bidang software (sistem analis, programmer)
2. bidang hardware (technical engineer dan networking engineer)
3. bidang operational sistem informasi (EDP operator, system administration)
4. bidang pengembangan bisnis informasi

Berbagai profesi di bidang IT sebagai berikut :


1. System Analyst
2. Programmer
3. Database Administrator
4. Network Administrator
5. Network Systems and Data Communications Analysts
6. Web Developers
7. IT Project Managers
8. Computer Systems Engineers
9. Computer Security Specialists

Dalam melaksanakan kegiatan dalam bidang profesinya, tentu tidak akan terlepas dari etika
profesi. Etika Profesi adalah refleksi dari apa yang disebut “Self Control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan profesi itu sendiri.

Prinsip dasar dalam etika profesi :


1. Prinsip Standar Teknis
2. Prinsip Kompetensi
3. Prinsip Tanggung Jawab Profesi
4. Prinsip Kepentingan Publik
5. Prinsip Integritas
6. Prinsip Obyektifitas
7. Prinsip Kerahasiaan
8. Prinsip Perilaku Profesional

Etika pada bidang profesi IT meliputi :


1. Cyber ethics
2. Kejahatan komputer
3. E-commerce
4. Pelanggaran hak atas kekayaan intelektual (copyright)
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
5. Tanggung jawab profesi IT

Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan
bagi mereka yang melanggar aturan.

Pengertian Kode Etik menurut UU no.8 tentang Pokok-pokok Kepegawaian :


Kode Etik Profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas
dan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Kode etik :
 Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
 Untuk meningkatkan mutu profesi.
 Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
 Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
 Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
 Menentukan baku standarnya sendiri.

36. Profesional

Profesional adalah pekerja yang menjalankan profesi. Dalam menjalankan tugas profesinya
seorang profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu, sentimen, benci, sikap
malas dan enggan bertindak. Selain itu juga memiliki latar belakang pendidikan yang memadai
untuk menjalankan profesinya dan ada unsur semangat pengabdian dalam melakukan
pekerjaannya.

Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan
protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas
jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan
seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang
yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah. Sebagai contoh, dalam
dunia olahraga terdapat olahragawan profesional yang merupakan kebalikan dari
olahragawan amatir yang bukan berpartisipasi dalam sebuah turnamen/ kompetisi demi uang.

Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam, mampu
melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif
dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.

Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu bersikap profesional.
Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun selain memiliki keahlian juga harus bekerja pada
bidang yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan
pernah berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang profesional juga
harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya mampu
bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.

Watak Kerja Seorang Profesional


1. Beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti.
2. Dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses
pendidikan dan pelatihan.
3. Kerja seorang profesional – diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral –
menundukkan diri pada kode etik profesi yang berlaku.

37. Profesionalisme

Profesionalisme adalah ide atau aliran yang bertujuan mengembangkan profesi agar profesi yang
dilaksanakan mengacu pada norma standar dan kode etik serta memberikan layanan terbaik
kepada klien / konsumennya.

Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen
dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas
profesionalnya.
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu (2003),
definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu
profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti: bersifat
profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan, mendapatkan
bayaran karena keahliannya itu.
Sikap seorang professional dalam melakukan pekerjaannya adalah :
- Komitmen tinggi
- Tanggung jawab
- Berfikir sistematis
- Penguasaan materi
- Menjadi bagian masyarakat profesional

Prinsip Kerja Profesional


1. Holistic (Keseluruhan)
2. Optimal (terbaik)
3. Longlife Learner (belajar seumur hidup)
4. Integrity (kejujuran)
5. Sharp (berpikir tajam)
6. Team Work (kerjasama)
7. Innovation (inovasi)
8. Communication (komunikasi)

38. Sertifikasi

Sertifikasi merupakan suatu cara untuk melakukan standarisasi terhadap suatu profesi. Untuk
mendapatkan sertifikasi pada suatu bidang kerja / profesi tertentu, maka diharuskan menempuh
pendidikan atau pelatihan untuk jangka waktu tertentu dan melalui test berdasarkan standar
yang telah ditentukan. Manfaat sertifikasi adalah:
1. Pengakuan dari organisasi profesi sejenis
2. Pengakuan dari pemerintah secara nasional dan internasional
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
3. Ikut berperan menciptakan lingkungan kerja yang lebih profesional
4. Peningkatan karier dan pendapatan
5. Membuka akses lapangan kerja baik nasional maupun internasional

Contoh sertifikasi bidang IT yang berorientasi pada suatu produk:


1. Sertifikasi Oracle : OCA, OCP, OCM
2. Sertifikasi Microsoft : MCSA, MCDBA, MCSE
3. Sertifikasi Cisco : CCNA, CCNP, CCIE

Contoh sertifikasi yang tidak berorientasi pada suatu produk :


1. CCP (Certified Computer Programmer)
2. CDP (Certified Data Processor)
3. CCP (Certified System Professional)
4. CPM (Certified Project Manager)

Hambatan pelaksanaan sertifikasi :


1. Biaya yang mahal untuk mendapatkan sertifikasi tersebut dengan kualifikasi tertentu
yang sudah ditentukan dan belum tentu lulus test yang diberikan.
2. Tidak ada kewajiban sebagai standar kompetensi dari pihak perusahaan (swasta)
maupun pemerintah untuk mendapatkan sertifikasi profesi.
3. Penguasaan materi sertifikasi yang kurang memadai.

Standar kompetensi seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai alat manajemen, terutama


dalam hal :
1. Menentukan organisasi kerja dan perencanaan jabatan.
2. Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya.
3. Membantu dalam merekrut tenaga kerja.
4. Mengembangkan program pelatihan yang khas/spesifik sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.

Sertifikasi menjadi syarat utama bagi para pekerja IT jika ingin bekerja di perusahaan IT skala
internasional.Program sertifikasi dilakukan untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja
profesional di bidang IT.Sehingga para pekerja IT tersebut bisa memiliki daya saing.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta, Univ. Terbuka


2. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publising
Company Inc. Belmont.
3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
4. Joseph A. Devito, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books.
5. Effendi, Onong Uhyana, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
6. Kasali Rhenald, 2007, Sukses Melakukan Presentasi, Gramedia, Jakarta

7. Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses & Konteks, Dian Rakyat
8. Daryl Koehn., Landasan Etika Profesi. Pustaka Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 2000.
9. Baumer, David, Poindexter, J.C (2002), Cyberlaw and e-commerce, McGraw-Hill, ISBN 0-07-
244120-8.
10. Edi Purwono, 2002, Apa Yang Harus Diketahui Oleh Sistem Analis, Penerbit Andi
Yogyakarta, ISBN 979-533-812-9
11. Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Dasar, Penerbit Kanisius, ISBN 979-413-199-7.
12. Steven Covey, 7 Habits of Highly Effective People.
13. Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, J.S. Badudu, 2003.

14. Teguh Wahyono, Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi, Andi
Publisher, Jakarta, 2006
15. http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi

16. http://id.wikipedia.org/wiki/Profesional

17. http://www.lsp-telematika.or.id/site/ -- Lembaga Sertifikasi Profesi Telematika

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum Total
Quality
Management
Teknik Pengawasan Kualitas Secara
Statistik 2-Peta Kontrol Variabel

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

09
Fasilkom Sistem Informasi 31082 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang Mahasiswa dapat memahami dan
pembuatan peta kontrol variabel membuat peta kontrol variabel dengan
baik dan benar

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Peta Kontrol Variabel

Sebagaimana telah dijelaskan dalam modul sebelumnya, secara umum peta kontrol bisa dibagi menjadi beberapa
jenis:
– Peta kontrol atribut: Peta kontrol atribut memerlukan penentuan apakah sebuah part cacat atau tidak atau
berapakah banyaknya cacat yang terdapat di dalam sampel. Beberapa peta kendali jenis ini adalah peta kendali
p, peta kendali c, peta kendali u, peta kendali np, dan sebagainya.
– Peta kontrol variabel. Digunakan untuk karakteristik kualitas berjenis variabel, yaitu karakteristik kualitas yang
diukur pada skala numerik. Contoh karakteristik jenis ini mencakup dimensi seperti panjang atau lebar suhu, dan
volume. Peta kontrol variabel terbagi atas dua bagian yaitu : peta kontrol rata-rata dan peta kontrol rentangan
atau range. Peta kontrol rata-rata adalah peta yang digunakan untuk mengukur gejala memusat dari suatu
proses, sedangkan peta kontrol rentangan digunakan untuk mengukur penyebarannya atau menunjukkan setiap
pengubahan dispersi proses. Untuk rata-rata variabel disebut juga peta X (X – Chart atau average chart) dan
penmyebaran atau rentangan variabel disebut juga peta R (R –Chart atau range chart). Keduanya biasanya
dianalisa secara bersamaan untuk memeriksa ketidaknormalan dalam proses.

Menurut Zulian (1996) peta kontrol variabel digunakan untuk memonitor karakteristik kualitas selama proses
transformasi berlangsung dan mendeteksi apakah proses itu sendiri mengalami perubahan sehingga mempengaruhi
kualitas. Jika pemeriksaan sampel ditemukan berada diluar batas kontrol atas atau dan batas kontrol bawah,
maka proses transformasi harus diperiksa untuk dicari penyebabnya. Alasan digunakan batas kontrol atas dan
batas kontrol bawah adalah diasumsikan tidak ada produk yang dapat diproduksi persis sama, oleh karena itu variasi
dalam suatu proses mungkin akan terjadi. Masalah yang harus diselesaikan dengan peta kontrol adalah apakah
variasi yang diamati berada pada kondisi normal atau tidak normal.

CARA MEMBUAT PETA KONTROL VARIABEL

Beberapa notasi penting untuk pembuatan peta kontrol variabel dapat diuraikan sebagai berikut:
– n :Ukuran sampel (subgrup)
– m :Jumlah sampel yang diambil

– :Rata-rata sampel ke-i sample (i = 1, 2, ..., m)

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
– : Rata-rata total (digunakan sebagai garis tengah– center line)
– Ri : Nilai range pada sampel ke-i (Ri = xmax-xmin)

– : Rata-rata range keseluruhan

– : Rata-rata populasi

– :Standar deviasi populasi


Langkah-langkah pembuatan peta kontrol X an R adalah sebagai berikut:
1. Menentukan karakteristik proses yang akan diukur.
2. Melakukan dan mencatat hasil pengukuran.
3. Menghitung nilai X rata-rata dan R (range).
4. Menentukan batas pengendali.
a. Persamaan untuk grafik-R

Garis tengah :

b. Batas Kontrol Atas (BKA) =

c. Bataas Kontrol Bawah (BKB)=


5. Persamaan untuk grafik-X

a. Garis tengah =

b. Batas Kontrol Atas (BKA) =

c. Batas Kontrol Bawah (BKB) =


6. Pembuatan grafik.
a. Buat garis untuk nilai R dan X.
b. Buat garis untuk nilai batas kontrol atas dan batas kontrol bawah.
c. Plot nilai R dan X pada peta-R dan peta-X dan hubungkan titik tersebut dengan garis lurus
Adapun nilai A2, D3, dan D4 diperoleh dari tabel berikut.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
n A2 D3 D4
2 1,88 0 3,27
3 1,02 0 2,57
4 0,73 0 2,28
5 0,58 0 2,11
6 0,48 0 2,00
7 0,42 0,08 1,92
8 0,37 0,14 1,86
9 0,34 0,18 1,82
10 0,31 0,22 1,78
11 0,29 0,26 1,74

Perhatikan contoh berikut ini.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
PETA KONTROL SHEWHART UNTUK PENGUKURAN INDIVIDUAL
Ada beberapa situasi yang menyebabkan ukuran sampel yang digunakan adalah n= 1 (sampel adalah unit
individual). Beberapa situasi tersebut antara lain:
1. inspeksi otomatis di mana setiap unit dimonitor
2. tingkat produksi sangat lambat
3. hasil berbeda semata-mata error pengukuran
4. pengukuran berulang terjadi pada unit yang sama
5. pada industri proses, perbedaan hasil pengukuran sangat kecil sehingga deviasi standarnya juga sangat kecil

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
INTERPRETASI POLA PADA PETA KONTROL

Berikut adalah pola yang menunjukkan bahwa proses yang sedang ditelaah dengan menggunakan peta kendali
berada dalam kondisi tidak terkendali:
1. Satu titik jatuh di luar batas kendali 3σ;
2. Sembilan titik secara berurutan jatuh di sisi yang sama dari garis tengah (mean);
3. Enam titik secara berurutan terus menunjukkan trendnaik (atau turun);
4. Empat belas titik secara bergantian menunjukkan pola naik-turun;
5. Dua dari tiga titik jatuh di luar batas kendali 2 σ;
6. Empat dari lima titik jatuh di luar batas kendali 1σ;
7. Lima belas titik berada dalam batas kendali 1 σ; dan
8. Delapan titik secara berurutan jatuh di luar batas kendali 1σ.

LATIHAN SOAL

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Sebuah perusahaan melakukan pengamatan terhadap daya tahan hasil produksi yang berupa bola lampu dalam
satuan jam. Untuk keperluan ini diambil 20 kelompok sampel di mana setiap sampel terdiri atas 4 buah bola lampu.
Hasil pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut.

No. Sampel Daya Tahan (x)


1 21 31 39 25
2 17 44 54 13
3 36 48 19 41
4 25 31 38 30
5 35 21 20 34
6 21 22 44 19
7 39 22 24 29
8 40 44 24 18
9 23 25 46 29
10 23 37 44 34
11 36 52 30 28
12 35 23 11 5
13 33 15 40 29
14 18 30 22 25
15 23 30 20 19
16 7 32 36 38
17 29 30 39 31
18 36 12 34 25
19 36 37 39 32
20 38 9 25 39

Tugas : Dari data tersebut diatas, tentukanlah :


1) Rata-rata dan rentang daya tahan bola lampu
2) Batas kontrol atas dan batas kontrol bawah untuk peta kontrol X dan R
3) Buatlah peta kontrol X dan peta kontrol R

Championship Card Company (CCC) memproduksi kartu yang bergambar tokoh-tokoh olahragawan. Bagian depan
kartu akan bergambar atlit tersebut dan diberi bingkai warna emas. Kondisi yang saat ini terjadi adalah dari atlit yang
gambar dari atlit tersebut tidak seringkali tidak berada ditengah dari bingkai emasya. Secara random lima buah kartu
di ambil dari 1.000 kartu yang diproduksi dan kemudian diukur untuk menentukan tingkat ketidak-“central’-an dari
gambar atlit tersebut. Pengukuran ketidak-“central’-an dari gambar atlit tersebut. menggunakan persentase dan hasil
pengukuran dari 30 kali pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel berikut.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Tugas : Dari data tersebut diatas, tentukanlah :
1) Batas kontrol atas dan batas kontrol bawah untuk peta kontrol X dan R
2) Buatlah peta kontrol X dan peta kontrol R

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Besterfield, D. (2013). Quality Improvement. Eds 9. USA: Pearson

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum Total
Quality
Management
Acceptance Sampling

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Fasilkom Sistem Informasi 31082 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang Mahasiswa dapat memahami rencana
rencana penerimaan sampel, baik satu penerimaan sampel, baik satu tingkat
tingkat atau beberapa tingkat, untuk atau beberapa tingkat, untuk data
data atribut dan data variabel dengan atribut dan data variabel dengan
menggunakan beberapa menggunakan beberapa
metode guna menentukan keputusan metode guna menentukan keputusan
dalam menerima atau menolak produk dalam menerima atau menolak produk
yang datang, produk yang dalam yang datang, produk yang dalam proses
proses atau produk jadi, dengan atau produk jadi, dengan berdasarkan
berdasarkan pada sampel yang pada sampel yang diambil.
diambil.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Rencana Penerimaan Sampel
(ACCEPTANCE SAMPLING)
Rencana Penerimaan Sampel merupakan suatu prosedur yang digunakan dalam mengambil keputusan terhadap
produk-produk yang datang atau yang sudah dihasilkan perusahaan. Rencana Penerimaan Sampel mempunyai
sejumlah keuntungan psikologis dibandingkan dengan pemeriksaan 100%. Kelelahan pemeriksaan pada pekerjaan
yang berulang-ulang dapat merupakan penghalang untuk pemeriksaan 100% yang baik. Terdapat 3 prosedur dasar
pemeriksaan dalam rencana penerimaan sampel, yaitu:
1. Mengambil sampel secara acak dan mengujinya atau mengukur dengan karakteristik kualitas tertentu.
2. Jika sampel lulus dalam tes pertama, maka seluruh barang tersebut dapat diterima
3. Jika sampel tidak lulus dalam tes pertama, maka :
 Seluruh barang diperiksa secara keseluruhan, kemudian barang yang rusak akan dikembalikan atau diganti,
atau
 Seluruh barang dikembalikan kepada pemasok

Rencana penerimaan sampel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu rencana penerimaan sampel untuk data atribut
dan rencana penerimaan sampel untuk data variabel
 Rencana penerimaan sampel untuk data atribut dilakukan apabila inspeksi mengklasifikasikan produk sebagai
produk yang baik dan produk yang cacat tanpa ada pengklasifikasian tingkat kesalahan atau cacat produk tersebut
 Rencana penerimaan sampel untuk data variabel, karakteristik kualitas ditunjukkan dalam setiap sampel. Oleh
karenanya, dalam rencana penerimaan sampel untuk data variabel dilakukan pula penghitungan rata-rata sampel
dan penyimpangan atau deviasi standar sampel tersebut. Apabila rata-rata sampel berada di luar jangkauan
penerimaan, maka produk tersebut akan ditolak.

MENGAPA PERLU DILAKUKAN RENCANA PENERIMAAN SAMPEL (ACCEPTANCE SAMPLING)

Rencana penerimaan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa alasan berikut.


 Adanya pengujian yang dapat merusakkan produk
 Biaya inspeksi yang sangat tinggi
 100% inspeksi yang dilakukan memerlukan waktu yang lama
 Pemasok memiliki kinerja yang baik tetapi beberapa tindakan pengecekan tetap harus dilaksanakan,
 Adanya isu-isu mengenai tanggungjawab perusahaan terhadap produk yang dihasilkannya.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Namun demikian, rencana penerimaan sampel perlu mempertimbangkan beberapa resiko berikut ini.
 Adanya risiko penerimaan produk cacat atau penolakan produk baik
 Sedikitnya informasi mengenai produk
 Membutuhkan perencanaan dan pendokumentasian prosedur pengambilan sampel, dan
 Tidak adanya jaminan mengenaisejumlah produk tertentu yang akan memenuhi spesifikasi.

KEPUTUSAN RENCANA PENERIMAAN

Penerimaan pengambilan sampel melibatkan produsen atau pemasok suatu barang dan konsumen (pembeli).
Konsumen memerlukan penerimaan pengambilan sampel untuk membatasi resiko ditolaknya barang dengan kualitas
baik atau menerima barang dengan kualitas buruk. Sebagai akibatnya, terkadang konsumen bersama dengan
produsen melalui kontrak perjanjian menspesifikasikan parameter rencana tersebut.

Terdapat dua keputusan dalam rencana penerimaan, yaitu:


1. Keputusan kualitas dan resiko
Rencana penerimaan pengambilan sampel terdiri dari 2 tingkatan kualitas yang didasarkan pada desainnya,
yaitu sebagai beriikut :
 Acceptable Quality Level (AQL) adalah tingkat kualitas yang diinginkan konsumen. AQL digunakan untuk
mencari resiko produsen (∝). Resiko produsen merupakan resiko dari pengambilan sampel yang akan gagal
untuk diperiksa kemampuan penerimaan kualitas. Resiko produusen yang biasa dipakai sebesar 5%
(peluang suatu lot yang “baik” akan ditolak oleh sampling plan).
 Lot Tolerance Defective (LTPD) adalah tingkat kualitas terburuk yang dapat ditoleransi oleh konsumen. LTPD
merupakan resiko konsumen (β). Resiko konsumen yang biasa dipakai sebesar 10% (peluang suatu lot yang
“buruk” akan diterima oleh sampling plan)
Resiko produsen () dan resiko konsumen () serta AQL dan LTPD yang berkaitan digambarkan dalam grafik
yang disebut dengan Kurva Karakteristik Operasi (Operating Characteristic Curve)
Ingat:
AQL = Acceptable Quality Level; batas atas untuk penerimaan cacat dalam sebuah lot.
LQL = Limiting Quality Level = LTPD; batas bawah untuk penolakan cacat dalam sebuah lot.
 = resiko produsen; persentase bahwa lot dengan cacat AQL akan ditolak.
 = resiko konsumen; persentase bahwa lot dengan cacat LQL akan diterima
Kondisi yang ideal

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0 1 2 3 4 5 6

Menerima semua lot  3% cacat  Pa = 1.00; Menolak semua lot  3% cacat  Pa = 0.00
 = 0 &  = 0  tidak mungkin !

Kondisi aktual

Berbagai bentuk Kurva KO: Bentuk kurva akan sangat tergatung dari persentase cacat yang sebenarnya (p),
jumlah samel yang diambil (n), jumlah cacat maksimum yang ditemukan pada saat pengambilan sampel
sebelum suatu lot ditolak (c)

Pengaruh n pada Kurva KO Pengaruh c pada Kurva KO

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Kurva KO diperoleh dengan perhitungan berikut

pd cacat   f ( d ) 
n!
p d (1  p ) n d
d ! ( n  d )!
Pr obabilitas akan menerima bahwa cacat d akan lebih kecil dari c
c
pa  pd  c   
n!
p d (1  p ) n d
d 0 d ! ( n  d )!

p  0,01, n  89, c  2
2
pa  pd  2  
89!
(0.01) d (0.99 )89d
d 0 d ! (89  d )!

89! 89! 89!


pa  (0.01)0 (0.99 )89  (0.01)1 (0.99 )88  (0.01) 2 (0.99 )87
0!89! 1!88! 2!87!
pa  0,9397

Sehingga diperoleh

Probabilitas penerimaan,
Bagian cacat, p pa
0.005 0.9897
0.01 0.9397
0.02 0.7366
0.03 0.4985
0.04 0.3042
0.05 0.1721
0.06 0.0919
0.07 0.0468

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
0.08 0.023
0.09 0.0109

Average outgoing quality control

AOQ adalah tingkat kualitas rata-rata dari suatu departemen inspeksi. Dalam hal ini, sampel yang diambil
harus dikembalikan untuk mendapatkan perbaikan bila produk tersebut rusak atau cacat. AOQ mengukur
rata-rata kualitas output dari suatu hasil produksi yang banya dengan proporsi kerusakan sebesar p. Apabila
N adalah banyaknya unit yang dihasilkan dan n sebagai unit sampel yang diinspeksi dan p adalah bagian
kesalahan atau ketidaksesuaian dan Pa merupakan probabilitas menerima produk tersebut, maka rumus
yang digunakan adalah

p (Pa)(N − n)
𝐴𝑂𝑄 =
𝑁
Kurva ini mempunyai titik puncak yang disebut AOQL (Average Outgoing Quality Limit). AOQL tersebut
menunjukkan kualitas rata-rata terburuk yang akan meninggalkan bagian pengujian atau inspeksi dengan
asumsi dilakukan pengambilan untuk perbaikan tanpa memperdulikan kualitas produk yang datang. Pada titik
itulah mulai dilakukan perbaikan.

2. Rencana Pengambilan Sampel


Semua rencana pengambilan sampel dibuat untuk menetapkan resiko produsen (∝) dan resiko konsumen (β).
Keuntungan terbaik konsumen adalah menjaga jumlah rata-rata barang yang diperiksa yang disebut juga ANI

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
(average number of item inspected) seminimum mungkin untuk menjaga biaya pemeriksaan rendah.
Perlengkapan yang sering digunakan dalam rencana pengambilan sampel ada 3 yaitu :
 Rencana pengambilan sampel tunggal (single sampling plan)

Zypercom, sebuah perusahaan manufaktur membeli printer dari Procard. Procard telah menetapkan
acceptable quality level of 1% dan bersedia menerima resiko sebesar 5% untuk menolak lot yang tingkat
kecacatannya kurang dari 1%. Disatu sisi, Zypercom mempertimbangkan kualitas terburuk yang dapat
ditoleransi olehnya adalah lot dengan tingkat kecacatan 3% (tidak mau menerima lot dengan tingkat
kecacatan lebih dari 3%) dan Zypercom mengasumsikan bahwa dia memiliki resiko sebesar 10% untuk
menerima lot yang cacatnya lebih dari 3%. Tentutkan rencana pengambilan sampel untuk Zypercom.
Tentukan nilai AQL, α, LTPD, dan β. Selanjutnya bagilah LTPD dengan AQL. Tentukan c dengan memiliki
nilai dalam tabel n(AQL) yang lebih besar atau sama dengan LTPD/AQL.
Setelah mendapatkan nilai nAQL maka bagilah nilai tersebut dengan nilai AQL sehingga didapatkan angka
tertentu. Angka ini akan menjadi jumlah sampel yang harus ditarik dari suatu lot dan lot tersebut akan ditolak
jika ditemukan lebih dari c produk yang cacat

o Bagi LTPD by AQL = 0.03/0.01 = 3

o Cari dalam tabel diatas nilai LTPD/AQL yang lebih besar atau sama dengan 3 dan diperoleh nilai c
sama dengan 6

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
o Selanjutnya, kita peroleh nAQL= 3,286 dan bagilah 3,286 dengan AQL (3,286/0,01) sehingga
diperoleh 328,6 atau dibulatkan menjadi 329
o Artinya, ambil sampel sebesar 329 unit dari suatu lot dan tolak lot tersebut jika ditemukan cacat
sebesar lebih dari 6.
 Rencana pengambilan sampel ganda (double sampling plan)

 Rencana pengambilan sampel bertahap ( sequential sampling plan)

LATIHAN SOAL
1. Diketahui nilai kurva OC dengan n = 60 dan c = 1
Proportion Defective n.p Probability of c or less Comments
(p) defect (Pa)
0.01 0,6 0,878
0.02 1,2 0,663 ∝ =0,05
0.03 1,8 0,463
0.04 2,4 0,308

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
0.05 3,0 0,199
0.06 3,6 0,126
0.07 4,2 0,078
0.08 4,8 0,048 𝛽 =0,01
0.09 5,4 0,029
0.10 6,0 0,017

Nilai AQL =
Nilai LTPD =
2. Buatlah Kurva OC untuk single sampling plan dengan n = 60, 80, 100, dan 120 dengan c = 1. Apa yang dapat
anda simpulkan.
3. Bualtlah kurva OC untuk single sampling plan dengan n = 60 dan c = 1, 2, 3 dan 4. Apa yang dapat anda
simpulkan.
4. PT. ABC akan memperbaiki inspeksi untuk rencana sampel yang tunggal. Perhitungan rata-rata batas kualitas
outgoing pada suatu rencana dengan n = 110, c = 3 dan N = 1000. Dengan menggunakan tabel dan
perhitungan manual, perkirakan probabilitas penerimaan pada nilai-nilai proporsi kerusakan dari 0,01 sampai
dengan 0,08; Perhitungan nilai AOQL pada setiap nilai p; dan plot nilai-nilai AOQ pada gambar.
5. Rancang rencana sampling yang diinginkan, jika AQL = 5 % pada alpha = 5 % dan LTPD = 5 % pada beta=10
%. Tentukan rencana sampling yang tepat !
6. Tentukan rencana sampling tunggal yg dapat memberikan jaminan bahwa resiko pembuat adalah 1 % bila lot
mengandung 5 % produk yg tdk memenuhi syarat, sedangkan resiko pembeli tidak lebih dari 10 % pada keadaan
lot 4 % yang tidak memenuhi syarat.
7. Tentukan rencana sampling tunggal yang akan memuaskan risiko produsen dari 5% dan risiko konsumen 10%
untuk batch yang tidak sesuai 1,8% dan risiko konsumen sebesar 10% untuk batch yang tidak sesuai 9%.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Besterfield, D. (2013). Quality Improvement. Eds 9. USA: Pearson

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum Total
Quality
Management

Quality Function Deployment

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

11
Fasilkom Sistem Informasi 31082 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang cara Mahasiswa dapat memahami cara
membuat dan menganalisa Quality membuat dan menganalisa Quality
Function Deployment Function Deployment
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Quality Function deployment
Secara umum, Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu alat/metode yang digunakan utnuk memusatkan
perthaitan pada hal-hal yagn menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam penyusunan standar layanan.
Menurut Cohen (1995), QFD adalah sebuah metode yang dipakai untuk mengembangkan dan merencakan produk
agar tim pengembang dapat menspesifikasikan secara rinci kebutuhan dan keinginan konsumen.

Menurut Ermer (1995), QFD adalah sebuah metode perbaikan kualitas yang didasarkan pada pencarian input secara
langsung dari konsumen untuk selanjutnya dipikirkan bagaimana cara memenuhi input tersebut.; sedangkan menurutn
Daetz (1995), QFD adalah proses perencanaan sistematis yang diciptakan untuk membantu perusahaan mengatur
semua elemen yang diperlukan untuk mendefinisikan, merancang, dan membuat produk atau menyajikan service yang
dapat memenuhi konsumen. QFD digunakan untuk menangkap suara dan keinginan konsumen, kemudian
mengkonversikannya ke dalam strategi yang tepat serta produk dan proses yang dibutuhkan. Harapan-harapan dari
konsumen diterjemahkan ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang spesifik menjadi arah perencanaan strategi dan
tindakan teknik.

Dalam QFD terdapat sebuah istilah yang disebut House of Quality (Rumah Kualitas) yang merupakan bagian
dari proses QFD dengan menggunakan sebuah matriks perencanaan untuk menghubungkan keinginan
pelanggan dengan bagaimana perusahaan melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginan tersebut. Berikut ini
adalah gambar dari House of Quality.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1. House of Quality

MANFAAT QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Menurut Daetz (1995), QFD mempunyai beberapa manfaat berikut:


1. Rancangan produk dapat diutamakan dan dipusatkan pada kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menjadi
lebih mudah untuk dipahami
2. Dapat menganalisa kinerja layanan perusahaan terhadap para pesaingnya dalam rangka memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen
3. Dapat mengurangi frekuensi perubahan suatu desain setelah diluncurkan sehingga akan mengurangi biaya untuk
memperkenalkan desain yang baru
4. Dapat mendorong adanya suatu tim kerjasama antar departemen
5. Sebagai suatu cara /dasar yang cukup baik dalam pengambilan keputusan

Menurut Besterfield (1994), manfaat penerapan QFD dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Fokus kepada konsumen
Melalui penerapan QFD, perusahaan dapat mengarahkan fokusnya kepada konsumen. Perusahaan akan
merancang suatu produk atau jasa dengan memperhitungkan keinginan dan kebutuhan dari konsumen. Dalam
hal ini, kebutuhan dan keinginan konsumen diselidik oleh perusahaan. Hasil dari penyelidikan tersebut berupa
informasi-informai yang penting. Kemudian informasi-informasi tersebut akan dipilah-pilah dan akan diambil

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
informasi-informasi yang penting dan berhubungan dengan usaha-usaha peningkatan konsumen yang dapat
dilaukan oleh perusahaan. Namun demikian, dalam proses penelitian informasi tersebut, perusahaan harus
memperhitungkan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi suatu kondisi dimana permintaan konsumen terlalu berlebih, sedangkan kapasitas serta
kemampuan perusahaan tidak mencukupi untuk memenuhinya.
2. Mengurangi waktu implementasi
QFD membuat proses-proses yang penting teridentifikasi dan termonitor dengan baik dari awal hingga akhir.
Hasilnya adalah pengurangan waktu proses dalam proses-proses yang terjadi, misalnya proses desain ulang
peralatan, training untuk operator serta perubahan metoda pengontrolan kualitas secara tradisional ke metode
yang baru. Dengan adanya pengurangan waktu untuk setiap proses yang terjadi, maka secara otomatis, waktu
proses secara keseluruhan akan berkurang pula
3. Meningkatkan teamwork
QFD membuat suatu perusahaan membangun saluran komunikasinya tidak hanya secara horizontal seperti yang
banyak diterapkan. Input dari QFD berasal dari seluruh elemen organisasi, mulai dari bagian marketing sampai
dengan bagian produksi. Setiap elemen melakukan komunikasi yang baik satu dengan yang lain, sehingga suatu
departemen juga dapat mengerti apa yagn dilakukan oleh depertemen lain. Hal ini akan mencegah terjadinya
salah paham terhadap interpretasi, informasi, dan opini. Kesuksesan yang dicapai adalah tanggung jawab dari
semua departemen yang ada, sehingga diperlukan adanya teamwork yang baik untuk mencapainya.
4. Menyediakan dokumentasi secara tepat
QFD menciptakan suatu database dari desain-desain dan perbaikan proses yang dilakukan. Database ini sangat
berguna dan banyak memberikan kemudahan-kemudahan yang diberikan untuk perubahan. Selain itu, database
juga dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan training bagi pekerja baru. QFD juga sangat fleksibel ketia
ada informasi-inforamsi baru atau perubahan-perubahan yang diperlukan dalam matriks QFD.

HOUSE OF QUALITY

House of quality adalah proses pemahaman dari apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi konsumen
yang dirangkum ke dalam matrik perencanaan produk. Matrik ini terdapat dalam beberapa beberapa bagian yang
masing-masing bagian mengadung informasi yang saling berhubungan satu sama lain. Tiap bagian adalah hasil
pemahaman perusahaan terhadap suatu aspek proses perencanaan prosuk, jasa, atau suatu proses. Gambar house
of quality dapat dilihat di bawah ini.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2. House of quality (rumah kualitas).
Bagian A : Berisi data atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian pasar tentang kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Bagian B : Berisi empat jenis data, yaitu :
a. Importance to Customer (kepentingan konsumen) yang berisi tentang tingkat kepentingan tiap
kebutuhan dan manfaat bagi konsumen
b. Customer Satisfaction Performance (kinerja kepuasan konsumen) adalah bagaiaman kinerja
produk yang dikembangkan dapat memenuhi kepuasan konsumen
c. Competitive Satisfaction Performance (kinerja dari produk pesaing) adalah bagaimana kinerja
produk pesaing dalam memuaskan kepentingan pelanggan
d. Goal (Quality Plan) adalah tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan produk
Improvement ratio (pengembangan rasio), diperoleh dari rumus:
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
𝐺𝑜𝑎𝑙
𝐼𝑚𝑝𝑟𝑜𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑎𝑡𝑖𝑠𝑓𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒
Bagian C: Technical Response berisi persyaratan-persyaratan teknis untuk produk atau jasa baru yang akan
dikembangkan. Data ini diturunkan berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai kebutuhan dan
keinginan konsumen (matriks A)
Bagian D : Relationship berisi penilaian manajemen mengenai kekuatan hubungan antara elemen-elemen yang
ada pada bagian persyaratan teknis (matrik C) terhadap kebutuhan konsumen (matrik A) yang
dipengaruhinya. Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan menggunakan simbol tertentu.
Simbol yang digunakan untuk kolom relationship antara lain
= untuk hubungan dengan nilai 1
= untuk hubungan dengan nilai 3

= untuk hubungan dengan nilai 9

Bagian E : Menunjukkan korelasi antara persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan-persyaratan teknis
yang lain yang terdapat dalam matrik C. Korelasi antara kedua persyaratan teknis tersebut
ditunjukkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.
√√ = positif kuat
√ = posifit
Kosong = tidak ada hubungan
X = negatif
XX = negatif kuat

Bagian F : Berisi tiga jenis data, yaitu :


a. Urutan tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis. Tingkat kepentingan persayaratan
teknis diperoleh dari jumlah perkalian antara importance to customer dengan nilai relationshio
kolom technical response
b. Informasi hasil perbandingan kinerja persyaratan teknis produk yang dihasilkan oleh
perusahaan terhadap kinerja produk pesaing
c. Target kinerja persyaratan teknis produk baru yang dikembangkan

CONTOH QFD UNTUK PERBAIKAN PRODUK SETRIKA

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
CONTOH QFD UNTUK BAHAN CELANA PANJANG

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
LATIHAN SOAL

BORDERS BOOKS DAN RADIO SMOOTH FM

Anda menginginkan buku yang ternyata sulit didapatkan, dan bermutu tinggi dalam waktu 15 menit?
Borders dapat melayani Anda, bahkan jika Anda menginginkan sebuah buku yang tidak didapatkan pada
toko mana pun. Pertama-tama, seorang karyawan Borders meneliti kumpulan data digitalnya berdasarkan
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
judul yang telah diberikan izin oleh penerbit. Jika judul yang dicari tersedia, sebuah file digital mengenai
buku tersebut di-download pada dua printer dari suatu pusat server. Satu printer mencetak sampul buku
dan printer lainnya mencetak halaman-halaman. Kemudian karyawan menyatukan keduanya dalam satu
mesin penjilid buku. Kemudian mesin yang lain memotong buku sesuai dengan ukuran yang diinginkan, dan
siaplah buku Anda. Anda mendapatkan buku yang Anda inginkan sekarang, dan Borders mendapatkan
penjualan. Buku-buku yang terjual dengan cara ini juga menghindarkan biaya persediaan dan pengiriman,
juga biaya buku yang dikembalikan karena tidak terjual.

Untuk memenuhi seluruh permintaan pelanggan, Borders harus selalu memprediksi dengan tempat jumlah
permintaan bukunya setiap tahun. Data penjualan buku Borders selama 10 tahun terakhir adalah sebagai
berikut :

Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Penjualan 8900 9100 9250 9000 9000 9100 9150 8900 8500 8400

Borders ingin menganalisa mengapa penjualan bukunya selalu mengalami penurunan. Ia melempar
kuesioner ke pasar (konsumen) untuk mengetahui apa saja yang diinginkan oleh konsumen terhadap
produknya dan apakah konsumen telah puas dengan produk broders. Dari hasil penyebaran kuesioner
didapat informasi harapan pelanggan terhadap buku-buku yang dijual oleh Borders yaitu issue up to date
(UTD), buku ilmu pengetahuan lengkap (LNGKP), tidak mudah rusak (TMR), bahasa mudah dimengerti
(BMD), ukuran yang sesuai (UYS), relevan dengan kondisi nyata (RDKN), murah (MRH), gambar cover
menarik (GMBC), cover dilapisi plastik (CDLPL), dan buku ringan (BKRNG). Sementara Borders merasa
sudah melayani konsumennya dengan menyediakan produk-produk bermutu seperti : Pembahasan
gamblang, ringan, harga terjangkau, kompetensi penulis, kelugasan bahasa, dan kualitas cetak atau
kemasan.

Hasil penyebaran kuesioner untuk jejak pendapat terhadap produk Broders dilampirkan. Dengan kriteria Sangat
penting/sangat puas = 4, penting/puas = 3, kurang penting/kurang puas = 2 dan tidak penting/tidak puas =
1. (data dalam bentuk soft copy)

Hasil penyebaran kuesioner tentang tingkat kepentingan

Konsumen ke UTD LNGKP TMR BMD UYS RKDN MRH GMBC CDLPL BKRNG
1 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4
2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4
3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Konsumen ke UTD LNGKP TMR BMD UYS RKDN MRH GMBC CDLPL BKRNG
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3
5 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3
6 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3
7 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3
8 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3
9 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3
10 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4
11 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
12 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
13 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
14 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3
15 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4
16 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
17 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3
18 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3
19 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4
20 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4
21 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
22 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3
23 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
24 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3
25 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4
26 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4
27 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
28 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
29 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
30 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
32 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4
33 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3
34 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4
35 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3
37 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4
38 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
39 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
40 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
41 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
42 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4
43 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Konsumen ke UTD LNGKP TMR BMD UYS RKDN MRH GMBC CDLPL BKRNG
44 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
45 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3
46 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3
47 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3
48 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4
49 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3
50 2 3 3 2 3 2 2 3 4 3

Hasil penyebaran kuesioner tentang tingkat kepuasan

Konsumen ke UTD LNGKP TMR BMD UYS RKDN MRH GMBC CDLPL BKRNG
1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1
2 3 1 3 2 2 3 3 3 3 1
3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1
4 2 3 4 3 2 3 2 2 2 2
5 4 1 2 2 3 3 2 2 3 3
6 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2
7 2 1 2 1 3 2 2 2 1 1
8 3 2 3 2 2 3 1 1 2 2
9 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3
10 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2
11 1 3 2 1 3 2 1 3 1 2
12 3 1 3 3 2 3 2 2 2 3
13 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2
14 2 1 1 2 1 2 1 1 2 3
15 3 2 3 2 3 2 1 2 2 3
16 2 2 3 2 3 2 1 2 3 3
17 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2
18 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
19 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2
20 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2
21 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3
22 1 1 1 1 3 3 2 2 1 2
23 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3
24 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2
25 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3
26 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2
27 1 1 2 2 3 3 2 2 2 1
28 2 2 3 2 3 3 3 3 2 1
29 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1
30 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Konsumen ke UTD LNGKP TMR BMD UYS RKDN MRH GMBC CDLPL BKRNG
31 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3
32 1 3 2 1 3 2 1 2 2 2
33 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2
34 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1
35 2 3 3 1 2 2 3 2 2 1
36 2 1 3 1 2 3 3 2 1 3
37 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2
38 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2
39 1 3 1 1 1 2 2 3 2 1
40 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2
41 1 1 2 2 2 3 1 1 1 3
42 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
43 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2
44 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1
45 1 3 1 2 2 3 3 2 2 2
46 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1
47 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2
48 2 1 3 2 2 2 3 2 2 1
49 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
50 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2

Saat ini, Borders mempunyai 2 buah pesaing yaitu Mawar dan Melati. Mawar memiliki kondisi yang lebih
baik untuk issue up to date (UTD), buku ilmu pengetahuan lengkap (LNGKP), tidak mudah rusak (TMR),
dan bahasa mudah dimengerti (BMD). Adapun Melalti memiliki kondisi yang lebih baik untuk ukuran yang
sesuai (UYS), relevan dengan kondisi nyata (RDKN), murah (MRH), gambar cover menarik (GMBC), cover
dilapisi plastik (CDLPL), dan buku ringan (BKRNG).

Tugas :

1) Lakukan uji instrumen (SPSS 18)


2) Lakukan analisa gap (kesenjangan) antara harapan dan kenyataan kualitas yang didapat
3) Petakan seluruh data kedalam bagan house of quality
4) Tentukan technical characteristic yang harus ditinjau kembali kualitasnya.

Daftar Pustaka
Russel, R. & Taylor, B.W. (2010). Operation Management, 7th Ed. John Wiley & Son.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum Total
Quality
Management

PENGUJIAN INSTRUMEN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
Disini diisi Fakultas Program 31082 Tim Dosen
penerbit Modul Studi

Abstract Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang Mahasiswa dapat memahami cara
pengujian validitas dan reliabilitas melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas dari suatu instrumen

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pendahuluan
Kualitas data akan mempengaruhi kualitas analisis dan kesimpulan penelitian, oleh karena itu data harus dikumpulkan
dengan tepat, baik cara maupun sifatnya. Dari sisi cara pengumpulan data, hal yang harus dilakukan adalah
merancang teknik pengumpulan data yang tepat, misalnya dalam penelitian survey harus ditentukan apakah
pengumpulan data bersifat sensus atau pengumpulan sampel. Bila akan mengambil sampel, maka harus diunakan
teknik sampling yang tepat.

Pada kasus penelitian survey dimana hendak dilakukan pengambilan sampel, hal yang penting untuk diperhatikan
adalah bagaimana merancang instrumen pengumpul data yang handal dan teruji, atau dalam bahasa metode
penelitian dikatakan bahwa instrmen tersebut harus valid dan reliabel (sahih dan handal). Cara untuk meyakinkan
bahwa insrumen yang digunakan tersebut valid dan reliabel adalah dengan melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas.

PENGUJIAN VALIDITAS

Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Adapun instrumen yang memiliki validitas rendah akan
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Ketepatan validitas pada suatu alat ukur sangat
tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Suatu
tes yang dimaksudkan untuk mengukur variabel A dan kemudian memberikan hasil pengukuran mengenai variabel A,
dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi. Suatu tes yang dimaksudkan mengukur variabel A akan
tetapi menghasilkan data mengenai variabel A’ atau bahkan B, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas
rendah untuk mengukur variabel A dan tinggi validitasnya untuk mengukur variabel A’ atau B (Azwar 1986). Sisi lain
dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu
menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
Cermat berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya
mengenai perbedaan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dalam bidang pengukuran aspek fisik, bila
seseorang hendak mengetahui berat sebuah cincin emas maka kita harus menggunakan alat penimbang berat emas
agar hasil penimbangannya valid, yaitu tepat dan cermat. Sebuah alat penimbang badan memang mengukur berat,

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
akan tetapi tidaklah cukup cermat guna menimbang berat cincin emas karena perbedaan berat yang sangat kecil pada
berat emas itu tidak akan terlihat pada alat ukur berat badan.

Menggunakan alat ukur yang dimaksudkan untuk mengukur suatu aspek tertentu akan tetapi tidak dapat memberikan
hasil ukur yang cermat dan teliti akan menimbulkan kesalahan atau eror. Alat ukur yang valid akan memiliki tingkat
kesalahan yang kecil sehingga angka yang dihasilkannya dapat dipercaya sebagai angka yang sebenarnya atau angka
yang mendekati keadaan yang sebenarnya (Azwar 1986). Pengertian validitas juga sangat erat berkaitan dengan
tujuan pengukuran. Oleh karena itu, tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu
alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik. Dengan demikian, anggapan
valid seperti dinyatakan dalam “alat ukur ini valid” adalah kurang lengkap. Pernyataan valid tersebut harus diikuti oleh
keterangan yang menunjuk kepada tujuan (yaitu valid untuk mengukur apa), serta valid bagi kelompok subjek yang
mana? (Azwar 1986)

Pengertian validitas lainnya dinyatakan oleh Walizer dan Wiener (1987) dan Aritonang dan Lerbin (2007). Menurut
Walizer dan Wiener (1987), validitas adalah tingkat kesesuaian antara suatu batasan konseptual yang diberikan
dengan bantuan operasional yang telah dikembangkan. Menurut Aritonang dan Lerbin (2007) validitas suatu instrumen
berkaitan dengan kemampuan instrument itu untuk mengukur atu mengungkap karakteristik dari variabel yang
dimaksudkan untuk diukur. Instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur sikap konsumen terhadap suatu iklan,
misalnya, harus dapat menghasilkan skor sikap yang memang menunjukkan sikap konsumen terhadap iklan tersebut.
Jadi, jangan sampai hasil yang diperoleh adalah skor yang menunjukkan minat konsumen terhadap iklan itu.

Pengujian validitas dengan SPSS

Pengujian validitas dengan menggunakan SPSS adalah dengan menggunakan korelasi. Suatu instrumen dikatakan
valid apabila nilai korelasinya (pearson correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] <taraf
signifikan (α) sebesar 0,05. Langkah-langkah pengujian validitas dengan menggunakan SPSS dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Ketik data jawaban kuesioner di Excell

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2. Buka program SPSS
3. Copy skor-skor kuesioner yang ada di Excel,termasuk skor total, dan paste-kan di lembar data editor SPSS. Lalu
klik Variable View(lihat tanda panah pada gambar di bawah ini)

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
4. Lalu klik menu Analyze, Correlate, Bivariat

5. Blok semua label (Item X ke 1, dst), klik ikon panah, sehingga seluruhnya akan berpindah ke kotak Variables, lalu

klik ikon

6. Selanjutnya akan muncul halaman baru seperti gambar di bawah ini

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Dari gambar di atas, untuk ”Item X ke 1” nilai korelasinya adalah 0,912, dengan probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)]
sebesar 0,000. Sesuai kriteria sebelumnya, item instrumen nomor 1 adalah valid, karena nilai probabilitas korelasi
[sig.(2-tailed) < dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
RELIABILITAS

Walizer (1987) menyatakan pengertian reliabilitas keajegan pengukuran. Menurut Echols dan Shadily (2003)
reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Popham (1995) menyatakan bahwa reliabilitas adalah "...the degree of
which test score are free from error measurement". Menurut Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut
reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang
sama.

Selanjut, menurut Brennan (2001) reliabilitas merupakan karakteristik skor, bukan tentang tes ataupun bentuk tes.
Menurut Suryabrata (2004) reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat
dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Dalam
pandangan Aiken (1987) sebuah tes dikatakan reliabel jika skor yang diperoleh oleh peserta relatif sama meskipun
dilakukan pengukuran berulang-ulang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas atau keandalan adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan
tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai
memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran
yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan
berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan
hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu
memberikan hasil yang berbeda-beda.

Pengujian reliabilitas dengan SPSS

Masih dengan skor-skor seperti pada pengujian validitas di atas, maka pengujian reliabilitas dapat dilanjutkan, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Klik menu Analyze, Scale, Reliability Analysis

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2. Blok Item X ke 1 sd/ ke 6, tetapi ”tidak termasuk” total X, pindahkan ke kotak Items dengan mengklik tanda panah,
lalupada menu Model, pilih salah satu, misalnya Alpha, lalu klik OK

3. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Nilai koefisien reliabilitas di atas adalah 0,8724. Sesuai kriteria, nilai ini sudah lebih besar dari 0,60, maka hasil
data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Aiken, Lewis R.(1987) Psychological Testing and Assessment, Edisi 9, Boston: Allyn and Bacon
Aritonang, R, dan Lerbin, R. (2007) Teori dan Praktik Riset Pemasaran, Bogor: Ghalia Indonesia
Azwar (1986) Reliabilitas dan Valditas Interprestasi dan Komputasi, Yogyakarta: Liberty
Brennan, J. (2001) Measurement Approaches: Port Capacity Methodology, Marine Board Seminar on Waterway and
Harbor Capacity, Norbridge Research Associates
Echols, J. dan Shadily, H. (2003) Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia.
Suryabrata, S. (2004) Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Walizer, H.Michael dan Wiener, L. Paul.(1987) Metode dan Anlisis Penelitian : Mencari Hubungan, Jilid Dua, Alih
Bahasa Arief Sukadi Sadiman, Erlangga, Jakarta.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum Total
Quality
Management

SIX SIGMA

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Fasilkom Sistem Informasi 31082 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang six Mahasiswa dapat memahami cara
sigma membuat dan menganalisa perbaikan
kualitas dengan menggunakan metode
six sigma
2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian SIX SIGMA
Six sigma dimulai oleh Motorola ditahun 1980-an dimotori oleh salah seorang engineer disana yang bernama
Bill Smith atas dukungan penuh CEO-nya Bob Galvin. Motorola menggunakan statistics tools diramu dengan ilmu
manajemen menggunakan financial metrics (yaitu return on investment, ROI) sebagai salah satu metrics/ alat ukur
dari quality improvement process. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Dr. Mikel Harry dan Richard
Schroeder yang lebih lanjut membuat metode ini mendapat sambutan luas dari petinggi Motorola dan peusahaan
lain kebutuhan-kebutuhan yang spesifik menjadi arah perencanaan strategi dan tindakan teknik.

Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha
mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk/jasa yang diluar
spesifikasi)dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif. Secara harfiah, Six Sigma (6σ)
adalah suatu besaran yang bisa diterjemahkan secara gampang sebagai sebuah proses yangmemiliki kemungkinan
cacat (defects opportunity) sebanyak 3.4 buah dalam satu juta produk/jasa. Terdapat banyak kontroversi disekitar
penurunan angka Six Sigma menjadi 3.4 dpmo(defects per million opportunities). Namun demikian, intinya adalah Six
Sigma sebagai metrics merupakan sebuah referensi untuk mencapai suatu keadaan yang nyaris bebas cacat. Dalam
perkembangannya, 6σ bukan hanya sebuah metrics, namun telah berkembang menjadi sebuah metodologi dan
bahkan strategi bisnis.

Menurut Pande,dkk, ada enam komponen utama konsep Six Sigma sebagai strategi bisnis:
1. Benar-benar mengutamakan pelanggan. Yang dimaksu dengan pelanggan bukan hanya pembeli. Pelanggan juga
dapat merupakan rekan kerja, tim yang menerima hasil kerja, pemerintah, masyarakat umum pengguna jasa, dll.
2. Manajemen yang berdasarkan data dan fakta: bukan berdasarkan opini, atau pendapat tanpa dasar.
3. Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan: Six Sigma sangat tergantung kemampuan untuk mengerti proses
yang dipadu dengan manajemenyang bagus untuk melakukan perbaikan.
4. Manajemen yang proaktif: peran pemimpin dan manajer sangat penting dalam mengarahkan keberhasilan dalam
melakukan perubahan.
5. Kolaborasi tanpa batas: kerja sama antar tim yang harus mulus.
6. Selalu mengejar kesempurnaan.
Selain enam hal diatas, ciri lain dari penerapan Six Sigma adalah waktu untuk perbaikan yang ditargetkan bisa
diselesaikan dalam 4 sampai 6 bulan.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Istilah sigma diambil dari huruf abjad Yunani (σ) yang digunakan untuk menggambarkan variabilitas, di mana
pertimbangan pengukuran unit secara klasik dalam program tersebut adalah defectper unit. Level kualitas sigma
menawarkan sebuah indikator untuk menunjukkan seberapa sering defec t(cacat) yang terjadi. Di mana level kualitas
sigma yang lebih tinggi mengindikasikan sebuah proses yang memiliki peluang yang kecil untuk menyebabkan
terjadinya cacat, yaitu sebesar 3,4 Defects Per Million Opportunities (DPMO). Nilai pergeseran 1.5-sigma ini
diperoleh dari hasil penelitian Motorola atas proses dan sistem industri, di mana menurut hasil penelitian bahwa
sebagus-bagusnya suatu proses industri (khususnya mass production) tidak akan 100 persen berada pada satu
titik nilai target tapi akan ada pergeseran sebesar rata-rata 1.5 sigma dari nilai tersebut. ( Breyfogle III, 1999 )
Tabel 1. Batas Spesifikasi dan Defective (ppm)
Defective
Batas Spesifikasi Percent
ppm
 1 30.23 697700
 2 69,13 308700
 3 93,32 66810
 4 99,3790 6210
 5 99,97670 233
 6 99,999660 3.4

TIM PROYEK SIX SIGMA

Tim adalah sejumlah orang dengan kemampuan yang paling kemudian berkomitmen untuk mencapai tujuan yang
sama, menenukan sasaran kinerja, dan menentukan pendekatan pertanggungjawaban bersama. Proyak six sigma
membeutuhkan bermacam kemampuan dari analisis teknis dan pembentuka solusi yang kreatif hingga implementasi.
Dengan demikian, tim adalah alat yang sesuai dengan mengimplementasikan proyek six sigma.
Tim proyek six sigma biasanya menandatangani kesepakatan untuk melakukan misi tertentu untuk membangu sesuatu
yang baru atau mencapai tugas yang kompleks. Salah satu karakter dari tim ini adalah lintas funsi, tim ini melintasibatas
departemen atau fungsi yang berbeda tanpa memperdulikan soal orhanisasi. Tim ini umumnya terdiri atas beberapa
individu:

Pendukung
Yaitu paara manajer tingkat senior yang mempromosikan dan mencanagkan six sigma kedalam suatu wilayah bisnis
yang penting.para pendukung (champion) memahami filosofi dan perangkat six sigma, memilih proyek, menentukan
tujuan, mengalokasikan sumber daya, serta berperan sebagai mentor bagi tim. Champion adalah pemilik proyek six
sigma dan beryanggung jawab atas penyelesaian dan hasil proyek tersebut. Sponsor dari proyek six sigma.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Master black belt
Adalah para ahli six sigma penuh waktu yang bertanggung jawab atas strategi, pelatihan, bimbingan, pelaksanaan,
dan hasil six sigma. Mater black belt telah menjalati pelatihan tingkat tinggi untuk menggunakan perangkat dan six
sigma serta member jasa keahlian teknis tingkat lanjut. Tugas utama mereka adalah memandu dan member saran
mengenai arahan teknis kepada tim serta membantu jika terjadi permasalahan.

Black belt
Yaitu para ahlui six sigma yang sudah menjalani pelatihan hinga 160 jam dan bertugas untuk melakukan analisis teknis
yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek six sigma, biasanya secara penuh waktu. Mereka memiliki pengetahuan
tingkat lanjut mengenai perangkat dan metode DMAIC, dan bias menerapkannnya baik secara individu maupun
sebagai pimpinan tim. Para black belt bertugas untuk menerjemahkan masalah-masalah teknis dalam bahasa yang
dimengerti oleh champion.

Green belt
Adalah para karyawan fungsional yang sudah menjalani pelatihan dalan perangkat dan metodologi six sigma serta
melaksanakan proyek secara paruh waktu dengan cara membantu black belt sambil membangun pengetahuan serta
kemampuan mereka. Fokus pada proyek yang secara langsung berhubungan dengan pekerjaan harian mereka atau
proyek cross-fungsi , Membantu penyebaran kesuksesan implementasi Six Sigma, Memimpin peningkatan proyek,
Mengumpulkan dan menganalisa data, Menjalankan experiment, Menangkap dan mempertahankan Keuntungan Six
Sigma, Menyediakan leader pada area kerja menggunakan metode six sigma

Anggota tim
Adalah individu dari berbagai wilayah fungsional yang mendikung proyek-proyek tertentu. Mereka biasanya bertugas
mengumpulakan data atau melakukan eksperimen karena pengetahuan fungsional.

STRATEGI PENERAPAN SIX SIGMA / DMAIC

Upaya peningkatan menuju target six sigma dapat dilakukan dengan metodologi DMAIC, dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Define(D) : Merupakan langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada
tahap ini kita perlu mendefinisikan beberapa hal yang terkait dengan:
(a) Kriteria pemilihan proyek Six Sigma
(b) Peran dan tanggung jawab dari orang-orang yang akan terlibat dalam proyek Six Sigma
(c) Kebutuhan pelatihan untuk orang-orang yang terlibat dalam proyek Six Sigma

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
(d) Proses-proses kunci dalam proyek Six Sigma beserta pelanggannya
(e) Kebutuhan spesifik dari pelanggan
(f) Persyaratan tujuan proyek Six Sigma
2. Measure (M) : Merupakan langkah operasional kedua dalam program peningkatan kualitas Six Sigma.
Terdapat tiga hal pokok yang harus dilakukan dalam tahap Measure (M) yaitu:
(a) Memilih atau menentukan karakteristik kualitas (CTQ) kunci yang berhubungan langsung dengan
kebutuhan spesifik dari pelanggan
(b) Mengembangkan suatu rencana pengumpulan data melalui pengukuran yang dapat dilakukan pada
tingkat proses, output, dan outcome
(c) Mengukur kinerja sekarang (current performance) pada tingkat proses, output, dan outcome untuk
ditetapkan sebagai baseline kinerja (performance baseline)pada awal proyek Six Sigma; termasuk hal yang
dilakukan dalam tahap measure adalah menghitung DPMO
Rumus untuk menghitung DPMO dalam Six Sigma
DPMO = ( D / (U x O)) x 1,000,000
Keterangan :
DPMO = Defects Per Million Opportunities
D = Jumlah Defect
U = Jumlah Unit
O = Jumlah Kesempatan yang akan mengakibatkan Cacat (Opportunities)

Contoh Kasus perhitungan DPMO Six Sigma


Dalam sebuah proses produksi, terdapat 4 langkah proses perakitan dan masing-masing langkah tersebut
memiliki kesempatan untuk terdapat kegagalan (cacat) dan melakukan perakitan produk. Jumlah Input yang
dimasukan kedalam proses perakitan adalah 500 unit. Dalam proses perakitan terdapat 2 defect (cacat).
Berapakah DPMO Produksi tersebut ?

Penyelesaian :
D (Jumlah Defect) =2
U (Jumlah Unit) = 500
O (Jumlah Kesempatan) = 4
DPMO =?
DPMO = ( D / (U x O)) x 1,000,000 = DPMO = (2 / (500 x 4)) x 1,000,000 = 0.001 x 1,000,000=
1,000 DPMO

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
3. Analyze (A) : Merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada
tahap ini kita perlu melakukan beberapa hal berikut:
(a) Menentukan stabilitas (stability) dan kapabilitas/kemampuan (capability)dari proses
(b) Menetapkan target-target kinerja dari karakteristik kunci (CTQ)yang akan ditingkatkan dalam proyek Six
Sigma
(c) Mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab kegagalan atau kecacatan
(d) Mengkonversikan banyak kegagalan ke dalam biaya kegagalan kualitas (cost of poor quality)
4. Improve (I): Merupakan langkah operasional keempat dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada
tahap ini kita menetapkan suatu rencana tindakan (action plan) untuk melaksanakan peningkatan kualitas Six
Sigma. Pada dasarnya rencana-rencana tindakan (action plan) akan mendeskripsikan tentang alokasi
sumber-sumber daya serta prioritas dan alternatif yang dilakukan dalam implementasi dari rencana itu. Dalam
tahap ini tim peningkatan kualitas Six Sigmadapat menggunakan metoda 5W+2H dalam pengembangan
rencana tindakan. 5W+2H adalah what(apa), why(mengapa), where(dimana), when(bilamana), who(siapa),
how(bagaimana), dan how much(berapa). Selain metode 5W+2H juga dapat digunakan metode FMEA (Failure
Modes and Effects Analysis) dalam mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas
sekaligus memonitor efektifitas dari rencana tindakan yang dilakukan sepanjang waktu.
5. Control (C) : Merupakan tahap operasional terakhir dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap
ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan, praktek-praktek terbaik yang sukses
dalam meningkatkan proses distandarisasikan dan disebarluaskan, prosedur-prosedur didokumentasikan dan
dijadikan pedoman kerja standar, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari timSix Sigma
kepada pemilik atau penanggung jawab proses, yang berarti proyek Six Sigma berakhir pada tahap ini.

Gambar 1. Metodologi Six Sigma

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
LATIHAN SOAL SIX SIGMA

Industri manufaktur kayu lapis bermaksud menerapkan program peningkatan kualitas Six Sigma untuk
mengendalikan dan meningkatkan kinerja dari karakteristik kualitas produk kayu lapis itu. Salah satu
karakteristik kualitas output yang akan diukur adalah ketebalan dari produk kayu lapis itu. Berdasarkan
permintaan pelanggan, diketahui bahwa pelanggan menginginkan kayu lapis dengan ketebalan 2,40+0,05 mm.
Dengan menggunakan metode pengukuran tertentu yang dilakukan dalam
interval waktu tertentu, dikumpulkan data ketebalan produk kayu lapis sebagai berikut :

Sampel X1 X2 X3 X4 X5

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
a. Hitunglah rata-rata dari setiap sampel dan range; hitung pula rata-rata dari rata-rata (X-double bar) dan rata-
rata dari range
b. Hitunglah standar deviasi dari setiap sampel dan standar deviasi untuk proses. Standar deviasi dihitung
dengan menggunakan rumus S= R/d2. Nilai d2 untuk sampel sama dengan 5 adalah 2,326
c. Hitung DPMO dari setiap sampel dan nilai DPMO untuk proses . Untuk menghitung DPMO gunakan rumus
berikut
 





 USL 
 LSL
X 
X

DPMO = 
1P

Z P
Z
 x
1
.
000
.
000
 S S
  
d. Konversikan nilai DPMO ke dalam nilai Sigma
Untuk mengkorvesi DPMO ke Nilai Sigma gunakan rumus berikut Sigma=+NORMSINV((1.000.000-
DPMO)/1.000.000)+1,5
e. Jelaskan, apa yang dapat anda simpulkan

Industri mainan dari plastik, ingin mengetahui kapabilitas proses produksi melalui pengukuran banyak produk cacat
yang dihasilkan. Hasil pengamatan selama ini menunjukkan bahwa jenis-jenis cacat yang sering ditemukan
pada produk plastik adalah:
a. Permukaan tergores
b. Retak
c. Bagian-bagian dari boneka tidak lengkap
d. Bentuk tidak serasi
Dalam terminology Six Sigma, kita menyatakan bahwa CTQ potensial yang menimbulkan kegagalan adalah
empat, jadi CTQ potensial = 4. Data hasil inspeksi yang dilakukan selama 15 periode produksi ditunjukkan
dalam tabel berikut :

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Banyak
Banyak Banyak CTQ
produk produk penye-
Sampel yang yang bab
ke diperiksa cacat kecacata Dekripsi CTQ Potensial

a. Hitung DPMO dari setiap sampel dan nilai DPMO untuk proses.
b. Konversikan nilai DPMO ke dalam nilai Sigma
Untuk mengkorvesi DPMO ke Nilai Sigma gunakan rumus berikut Sigma=+NORMSINV((1.000.000-
DPMO)/1.000.000)+1,5
c. Jelaskan, apa yang dapat anda simpulkan

Daftar Pustaka
Besterfield, D. (2013). Quality Improvement. Eds 9. USA: Pearson

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum Total
Quality
Management
PRAKTIKUM KOMPREHENSIF

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

14
Fasilkom Sistem Informasi 31082 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang Mahasiswa dapat memahami cara
penerapan total quality management membuat dan menganalisa perbaikan
secara menyeluruh kualitas dengan menerapkan total
quality management secara
menyeluruh

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Praktikum Komprehensif
PT. Korma Jaya Utama berlokasi di Jln. M. Saidi No 39, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12270.
Penelitian dilakukan pada bulan November 2011 – Januari 2012. Usaha pembuatan Kecap Cap Korma berdiri sejak
tahun 1948 di Solo, Jawa Tengah dan saat itu masih dalam skala industri rumah tangga. Tahun 1974 Kecap Cap
Korma memperluas usahanya ke Jakarta, tepatnya di Jalan M. Saidi No.39 Petukangan Selatan, Jakarta Selatan,
yang sekarang menjadi kantor pusat. Produsennya adalah keluarga Habib Husein Ibrahim Assegaf dan sampai saat
ini kepemilikannya masih keluarga.

Mulai pada tahun 1990, PT. Korma Jaya Utama mengembangkan produknya menjadi lima varian rasa, yaitu sari manis
yang lebih dikenal dengan kecap manis, manis sedang, manis sate, panggang dan sari rasa. Selain itu perusahaan ini
juga memproduksi sirup dengan tiga varian rasa yaitu anggur, stroberi, dan jeruk, serta kerupuk udang. Saat ini produk
yang dikeluarkan telah terdaftar di beberapa kementrian, seperti Kementrian Kehakiman, Kementrian Industri,
Kementrian Kesehatan dan registrasi dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM-RI), serta
sertifikat halal dari MUI. Kemudian sejak awal bulan Juli 2005, bisnis ini sudah resmi menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Kecap Cap Korma terdaftar di Direktorat Jendral Patent dan Hak Cipta Departemen Kehakiman dengan pendaftaran
No. 231760, tanggal 7 Maret 1988. No. Izin industri 1403/09-04/PB/VII/2001. Salah satu alat untuk mencapai tujuan
organisasi adalah adanya struktur organisasi dan uraian yang jelas untuk masing-masing unit organisasi yang
ada.Pada dasarnya organisasi perusahaan adalah hal yang fundamental yang dapat mengakibatkan kegagalan
perusahaan dalam mencapai tujuannya.Struktur organisasi merupakan suatu sistem menurut pola tertentu yang terdiri
dari berbagai macam fungsi serta terdapat urutan pengaturan wewenang dan tanggung jawab dari bagian-bagian atau
fungsi-fungsi tertentu dalam organisasi tersebut.Makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi maka
makin kompleks pula hubungan yang ada.Untuk itu perlu dibuat suatu bagan yang menggambarkan tentang hubungan
tersebut, termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan atau fungsi.Adapun bentuk bagan struktur organisasi
PT. Korma Jaya Utama cabang Jakarta adalah sebagai berikut :

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pimpinan
Inayah, S.E.

Quality Control Manajer Produksi Manajer HR & GA Manajer F & A Manajer S & M
Sakinah Puji Riyanto Fira Suraya Dwi Anna Susiati Zainal Arifin

Kabag Kebersihan
Staf Produksi
dan Sanitasi

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Korma Jaya Utama


Sumber : PT. Korma Jaya Utama, 2012

PT. Korma Jaya Utama saat ini memiliki 200 karyawan, dengan jam kerja 8 jam sehari. Pada bagian produksi dilakukan
mulai dari hari Senin hingga Sabtu, sedangkan bagian kantor dilakukan mulai hari Senin hingga Jum’at. PT. Korma
Jaya Utama memiliki 1 shift yang dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Perusahaan memberikan fasilitas
dan tunjangan kepada karyawan seperti tunjangan kesehatan (asuransi rawat inap), transportasi, makan, tunjangan
jabatan, dan dana simponi (simpanan hari tua). Sebesar 80% tenaga buruh merupakan warga sekitar pabrik yang
umumnya adalah wanita.

Varian Produk Kecap Cap Korma

Produk Kecap Cap Korma dikembangkan menjadi lima varian rasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Jenisnya adalah sebagai berikut :
1. Kecap Manis
Kecap ini penggunaannya lebih dikhususkan pada konsumsi rumah tangga dan rumah makan.Keunggulannya
adalah dapat membuat aroma masakan menjadi lebih harum, rasa yang lebih sedap dan mampu menyatu dengan
cepat pada bahan utamanya. Kecap ini cocok untuk masakan semur, soto, dan lain-lain.
2. Kecap Manis Sedang
Kecap manis sedang tidak jauh berbeda dengan kecap manis dari segi peruntukkannya, yang membedakan
adalah dari segi rasa. Rasa pada kecap ini tidak terlalu manis dan sengaja ditujukan untuk konsumen pengguna
kecap yang tidak terlalu suka dengan manis.
3. Kecap Manis Sate

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Kekentalannnya yang pas akan memberikan kemudahan dalam memberikan takaran yang tepat, sehingga
pemakaiannya irit dan hasilnya enak. Warna kecap merah gelap dan aroma kecap yang asli dapat membangkitkan
selera.Pada masakan daging, kecap ini mampu memperbaiki tekstur dan warna sehingga sate mudah dikunyah
dan dicerna.
4. Kecap Panggang
Kecap ini digunakan khusus untuk memanggang. Keunggulannya adalah dapat membuat daging panggang
matang merata dan tidak gosong, bumbu lebih cepat menyerap, daging tetap segar dan lebih irit dalam
pemakaian.
5. Kecap Sari Rasa
Kecap sari rasa digunakan untuk menambah rasa sedap pada berbagai masakan, sangat pas dan cocok untuk
makanan seperti bakso, nasi goreng, siomay, dan lain-lain.Keunggulannya adalah membuat masakan lebih enak
dan lezat serta harga yang lebih murah dan terjangkau.

Proses Pembuatan Kecap

Kecap dapat dibuat dengan tiga cara. Pertama dengan cara fermentasi atau peragian. Cara ini mengandalkan ragi
atau starter kecap sebagai sumber mikro organisme yang menghasilkan enzim pengurai protein dalam kedelai.Waktu
produksinya relatif lama karena fermentasi berlangsung secara alami. Namun demikian, tanpa bahan pengawet serta
campuran bahan kimia lain menjadikan rasa dan aroma kecap yang dibuat melalui cara ini lebih harum, gurih dan
nikmat.

Cara kedua disebut hidrolis kimia yakni menghidrolis bahan dengan asam.Kelebihan asam kemudian dinetralkan
dengan basa. Cara ini umumnya banyak digunakan oleh industri-industri kecap berskala besar, karena masa produksi
yang relatif singkat dari cara pertama. Sedangkan cara ketiga adalah kombinasi fermentasi dan hidrolis. Cara ini dipilih
untuk bisa mempersingkat waktu, sementara cita rasa kecap alami tetap terjaga melalui fermentasi.

PT. Korma Jaya Utama menggunakan hampir 90% tenaga manual yang berasal dari tenaga manusia dan semi padat
karya, seperti pada pencucian botol dan packaging yang dilakukan secara manual. Proses pembuatan kecap pun
masih tradisional dan menggunakan resep keluarga yang turun temurun.

Proses produksi dimulai dengan penyiapan bahan baku yang dibutuhkan yakni kedelai hitam, gula merah, gula pasir,
garam dan rempah-rempah. Kedelai hitam dibersihkan sekitar 3 kali pencucian, kemudian direbus hingga ± 3 jam
setelah itu ditiriskan dengan menambahkan filtrat dan garam. Setelah ditambahkan filtrat dan garam, kedelai hitam

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
yang telah ditiriskan kemudian didinginkan selama 30 menit dan ditambahkan stater, setelah didinginkan kemudian
dihamparkan di rak dan di inkubasi selama ± 5 hari.

Pada hari kelima, kedelai hitam dicuci dari kapang kemudian difermentasikan dalam larutan garam dan air kemudian
disimpan minimal 1 bulan.Setelah itu kedelai hitam diekstrasi sehingga menghasilkan filtrat I lalu direbus kemudian
disaring.Hal tersebut dilakukan hingga 4 kali perebusan dan 4 kali penyaringan hingga tercipta kecap dengan
kekentalan yang diinginkan.

Setelah dihasilkan filtrat IV, sebagai penambah rasa ditambahkan bumbu penyedap seperti gula merah, gula pasir,
garam, dan rempah-rempah.Setelah dicampur lalu dimasak selama ± 5 jam, kemudian dilakukan uji test lab untuk
mengecek kualitas dan rasa yang dihasilkan kecap. Kecap yang telah lulus melalui proses uji test lab kemudian
disaring dan ditempatkan pada wadah atau aktivitas ini dikenal dengan filling kemudian di packing.

Kecap yang dihasilkan oleh Kecap Cap Korma memiliki aneka variasi berdasarkan tingkat rasa dan kekentalan.
Adapun untuk membedakannya, pihak perusahaan menyediakan 12 tangki besar, dimana 4 tangki digunakan untuk
kecap manis sate, 2 tangki digunakan untuk kecap panggang, dan 1 tangki masing-masing untuk kecap sari rasa,
kecap manis, kecap manis sedang, kecap manis Giant, kecap manis Carefour, dan kecap untuk Centra Food (industry
mie instant).

Aktivitas Pengendalian Kualitas yang Dilakukan PT. Korma Jaya Utama

Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan permintaan konsumen.Oleh
karena itu, maka perusahaan harus melaksanakan kegiatan pengendalian kualitas secara terus-menerus terhadap
produk yang dihasilkannya.

Pelaksanaan Pengendalian Kualitas


Dalam mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan, PT. Korma Jaya Utama melaksanakan aktivitas
pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan meliputi tiga tahapan, antara lain :
1. Pengendalian terhadap bahan baku
Bahan baku merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Apabila
bahan baku yang digunakan memiliki kualitas yang baik atau memenuhi standar, maka produk yang
dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik juga. Dalam hal ini PT. Korma Jaya Utama selalu memeriksasetiap
bahan baku yang masuk terlebih dahulu sebelum digunakan untuk produksi.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Karakteristik bahan baku yang ditetapkan perusahaan yaitu :
a) Kacang Kedelai, karakteristiknya adalah berwarna cerah, tingkat kekotoran tidak lebih dari 3%, memiliki
kadar protein yang tinggi dan memiliki ukuran kedelai yang cukup besar.
b) Gula Merah, karakteristiknya adalah berwarna coklat tua, tidak kotor, memiliki rasa yang manis dan
padat.
Selama ini perusahaan merasa puas dengan bahan baku yang mereka terima dari pemasok dan belum
pernah ditemukan bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Selain kedua bahan baku diatas, PT.
Korma Jaya Utama pun melakukan pengendalian kualitas terhadap botol beling ukuran 625 ml yang
digunakan. Pengendalian kualitas terhadap botol dibedakan menjadi 2 jenis, yakni pada saat penerimaan
botol dari supplier dan saat pencucian botol.
a) Penerimaan botol, karakteristiknya adalah botol harus utuh, tidak pecah, retak atau sumbing, mengikuti
bentuk standar botol dan bersih.
b) Pencucian botol, botol disortir sesuai karakteristik botol yang baik, kemudian direndam dan dikocok
hingga bersih dengan menggunakan teepol. Bekas label, seal, kotoran-kotoran harus dibersihkan dan
dibilas sampai 3 kali menggunakan air bersih lalu dikeringkan sekitar 10 menit agar benar-benar steril.
Botol yang telah dikeringkan dibawa ke pengisian dengan menggunakan lori dan ditutupi plastik agar
tetap steril.
2. Pengendalian terhadap proses produksi
Selama proses produksi berlangsung, setiap karyawan yang terlibat bertanggungjawab terhadap hasil kerja
mereka. Apabila ditemukan penyimpangan di dalam proses produksi, maka karyawan atau operator yang
bertanggungjawab terhadap penyimpangan tersebut segera melaporkan kepada manajer produksi.

Pengendalian kualitas pada saat proses fermentasi dapat dikatakan dalam taraf yang memenuhi kualitas.
Proses fermentasi merupakan proses dasar dari pembuatan kecap, sehingga apabila proses ini berada
dibawah kualitas, maka akan berdampak buruk pada proses yang lainnya. Sehingga timquality control PT.
Korma Jaya Utama pun sangat ketat dalam mengawasi proses fermentasi ini.

Pengendalian kualitas pada saat proses ekstraksi tidak terlalu ketat seperti pada saat proses fermentasi
dimana di setiap tahap selalu menjadi fokus utama.Namun masalah waktu dan kebersihan peralatan menjadi
hal penting dalam pengendalian kualitas pada tahap ini sehingga dapat menghasilkan sari kedelai yang
terbaik. Pada proses ini digunakan mesin-mesin dan operator yang mengendalikan mesin. Proses ekstraksi
ini pun dapat dikatakan telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pengendalian kualitas saat proses pemasakan merupakan hal yang penting. Karena pada proses ini akan
ditambahkan bahan-bahan lain seperti gula merah dan rempah-rempah untuk menghasilkan kecap yang
berkualitas. Meskipun sari kedelai yang dihasilkan pada proses sebelumnya telah baik, namun apabila pada
proses ini terjadi penyimpangan maka kualitas kecap akan dipastikan diluar harapan. Dari hasil observasi,
dapat dikatakan bahwa pengendalian kualitas pada proses ini telah terlaksana dengan baik. Apabila terjadi
penyimpangan pun langsung diatasi.

3. Pengendalian terhadap produk jadi


Pengendalian terhadap produk jadi dilakukan sebelum tahap packaging dan dilakukan melalui kegiatan
inspecting. Hal ini dilakukan dengan cara memeriksa kecap hasil produksi apakah terjadi penyimpangan atau
tidak. Produk yang baik kemudian dilakukan packaging oleh bagian finishing. Secara umum, kriteria kecap
yang berkualitas adalah :
a) Memiliki tingkat kekentalan yang diharapkan
b) Memiliki warna yang diharapkan
c) Memiliki rasa dan aroma yang sedap
d) Memiliki berat sesuai yang tertera pada label

Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Melaksanakan Pengendalian Kualitas

Dalam melakukan proses produksinya dan menghasilkan produk yang berkualitas, perusahaan membuat standar
spesifikasi dan batas-batas penyimpangan produk yang masih dapat diterima untuk menentukan apakah suatu produk
dinyatakan baik atau tidak. Namun begitu, dalam usaha mencapai dan mempertahankan kualitas produk yang
dihasilkannya, perusahaan selalu dihadapkan pada permasalahan.

Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah berkaitan dengan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan,
yang pada kenyataannya selalu saja ada perbedaan dengan standar spesifikasi yang telah ditetapkan dan terjadi
kesalahan yang cenderung tinggi bahkan melebihi batas toleransi kesalahan yang telah ditetapkan.Oleh karena itu,
untuk mengatasi hal tersebut maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan perusahaan agar produk yang
dihasilkan konsisten dan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Faktor-faktor tersebut
antara lain :
1. Tenaga kerja
a) Berbeda dengan faktor teknis, unsur manusia sebagai tenaga kerja mempunyai sifat yang kompleks. Faktor
fisik dan psikis dalam setiap individu akan mempengaruhi kapasitas dan prestasi kerjanya. Faktor fisik adalah
keadaan fisik tenaga kerja yang bersangkutan, seperti umur dan kesehatannya.Sedangkan faktor psikis

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
adalah keadaan jiwa tenaga kerja yang bersangkutan, motivasi, gairah kerja dan keadaan hidup pekerja
sehari-hari.
b) Selain itu, pendidikan dan pengalaman kerja juga sangat mempengaruhi prestasi kerja. Dengan demikian
dalam hubungannya dengan kualitas hasil produksi, maka tenaga kerja harus memiliki kesadaran untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, sehingga produk tersebut berkualitas
baik dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan pada para pekerja.
c) Untuk mengatasi hal tersebut, maka PT. Korma Jaya Utama telah memberikan beberapa jaminan sosial dan
kesejahteraan bagi karyawan berupa fasilitas-fasilitas meliputi mengikutsertakan dalam program asuransi
kesehatan , memberikan tunjangan hari raya (THR), serta pemberian bonus sesuai dengan prestasi kerja
karyawan bersangkutan.

2. Bahan baku yang digunakan


a) Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan dan
kelancaran proses produksi, baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Adapun bahan baku utama yang
digunakan oleh perusahaan adalah kacang kedelai hitam dan gula merah. Semakin baik kualitas bahan baku
yang digunakan, maka akan semakin baik pula kualitas kecap yang dihasilkan. Demikian pula sebaliknya,
apabila bahan baku yang digunakan kurang baik, maka kualitas kecap yang dihasilkan juga kurang baik.
3. Mesin dan peralatan
a) Adapun perusahaan menggunakan 2 buah mesin yang digunakan untuk memasak kacang kedelai hitam, 2
buah mesin untuk proses ekstraksi, 3 buah mesin untuk memasak kecap, 1 buah mesin penyaringan kecap
dan 12 tangki besar untuk menyimpanan kecap. Agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar, maka
perusahaan melakukan perawatan mesin, baik yang dilakukan setiap hari maupun yang dilakukan secara
periodik.
b) Perawatan yang dilakukan setiap hari adalah pembersihan mesin dan peralatan, pengencangan dan
pemberian pelumas.Sedangkan perawatan yang dilakukan secara periodik meliputi service atau reparasi
mesin yang dilakukan perusahaan hanya ketika terjadi kerusakan mesin (Corrective Maintenance).
4. Metode kerja yang digunakan
a) Metode kerja yang digunakan perusahaan sangat berpengaruh besar terhadap kelancaran proses produksi.
Berfungsinya metode kerja yang diterapkan dalam perusahaan untuk mengatur semua bagian yang terlibat
dalam proses produksi akan mengurangi jumlah produk rusak yang terjadi. Demikian juga sebaliknya apabila
metode yang dijalankan tidak dijalankan dengan baik, maka kemungkinan terjadinya produk rusak semakin
besar.

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
b) Metode untuk mengendalikan kualitas produk yangdilakukan oleh PT. Korma Jaya Utama ini adalah dengan
cara mengumpulkan laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan produksi di lapangan. Pengecekan itu
sendiri dilakukan pada setiap tahapan proses produksi oleh bagian quality control. Penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi akan dicatat di laporan hasil produksi sehingga penyimpangan tersebut dapat
segera langsung diatasi.
5. Keadaan lingkungan dan kondisi kerja
a) Keadaan lingkungan dan suasana kerja yang baik akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Penerangan
yang cukup, sirkulasi udara yang baik, tempat kerja yang bersih, suhu udara, keamanan dan keselamatan
kerja yang terjamin serta tata letak (layout) yang baik akan membuat para pekerja merasa nyaman dan aman
dalam melakukan pekerjaan yang dapat mengakibatkan prestasi kerja karyawan meningkat.
b) Kondisi dan lingkungan kerja di PT. Korma Jaya Utama dirasakan sudah cukup baik, kecuali di ruang produksi
kecap.Di ruang produksi kecap ini memang pencahayaannya sudah cukup baik, namun dari sisi kebersihan,
keamanan dan keselamatan pekerja harus diperbaiki. Di ruang produksi ini terdapat tumpahan kecap di lantai
sehingga menyebabkan lantai dan tangga yang licin. Hal ini tentu sangat berbahaya apabila tidak segera
ditindak lanjuti.
c) Suhu di dalam tiap ruang produksi cukup tinggi.Kenaikan suhu ini selain disebabkan oleh suhu yang berasal
dari mesin-mesin produksi yang digunakan perusahaan.Meskipun agak mengganggu, namun hal tersebut
tampaknya tidak terlalu mempengaruhi tingkat kelembaban di dalam pabrik karena sirkulasi udara dapat
bekerja dengan baik melalui ventilasi-ventilasi udara yang terdapat di dalam ruang produksi juga kipas angin
yang dipasang di dalam ruang produksi.
d) Kondisi pencahayaan di tiap ruang produksi juga dirasakan sudah mencukupi.Karena pada beberapa tempat
cahaya matahari dapat masuk ke dalam pabrik.Selain itu juga cahaya dari lampu-lampu yang dipasang di
setiap tempat sudah memenuhi kebutuhan.
e) Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah perlakuan dan penilaian hasil kerja yang diterima oleh karyawan.
Misalnya dalam hal pemberian penghargaan dan upah yang adil serta sesuai dengan prestasi kerja yang
dicapai karyawan. Dengan demikian, maka pekerja akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk bekerja
lebih giat, semangat dan menyenangi pekerjaannya.

Penerapan Statistical Process Control dalam Pengendalian Kualitas Produk Kecap Cap Korma

Pada penelitian Statistical Process Control dalam pengendalian kualitas produk Kecap Cap Korma ini, peneliti hanya
membahas permasalahan berat kecap dan tingkat kekentalan kecap dikarenakan alat untuk mengukur tingkat warna
belum dimiliki oleh PT. Korma Jaya Utama. Untuk mengukur berat Kecap Cap Korma, peneliti menggunakan
timbangan digital dan untuk mengukur tingkat kekentalan menggunakan Viscotester. Pengumpulan data dilakukan di

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
PT. Korma Jaya Utama bulan Desember 2011, dengan setiap bulan 20 kali observasi, dan tiap observasi dilakukan
pengukuran sebanyak 5 kali. Pengumpulan data ini memakai alat ukur timbangan digital.

JUMLAH
HASIL PENGUKURAN S R
OBSERVASI
1 1.42 1.38 1.28 1.27 1.4 1.35 0.07 0.02
2 1.37 1.27 1.4 1.38 1.39 1.36 0.05 0.01
3 1.4 1.38 1.38 1.39 1.39 1.39 0.01 0.01
4 1.4 1.38 1.26 1.47 1.43 1.39 0.08 0.21
5 1.38 1.39 1.26 1.38 1.37 1.36 0.05 0.13
6 1.25 1.27 1.37 1.38 1.39 1.33 0.07 0.14
7 1.37 1.26 1.39 1.29 1.28 1.32 0.06 0.13
8 1.27 1.26 1.38 1.38 1.31 1.32 0.06 0.12
9 1.37 1.26 1.28 1.38 1.37 1.33 0.06 0.11
10 1.38 1.26 1.27 1.26 1.26 1.29 0.05 0.12
11 1.38 1.38 1.26 1.26 1.4 1.34 0.07 0.14
12 1.36 1.36 1.36 1.39 1.39 1.37 0.02 0.03
13 1.26 1.36 1.38 1.47 1.27 1.35 0.09 0.21
14 1.26 1.38 1.37 1.26 1.26 1.31 0.06 0.12
15 1.4 1.38 1.27 1.26 1.37 1.34 0.07 0.14
16 1.26 1.37 1.36 1.37 1.26 1.32 0.06 0.11
17 1.38 1.38 1.44 1.26 1.38 1.37 0.07 0.18
18 1.26 1.26 1.27 1.36 1.25 1.28 0.05 0.11
19 1.39 1.4 1.26 1.37 1.25 1.33 0.07 0.15
20 1.26 1.26 1.38 1.36 1.41 1.33 0.07 0.15
JUMLAH 26.770 1.171 2.340
RATA-RATA 1.339 0.059 0.117

Anda diminta :
1. Membuat sheet pengambilan data jumlah dan frekuensi pengambilan data.
2. Mengambil data secara langsung dari lapangan dengan teknik pengumpulan data yang benar.
3. Membuat grafik pengendali dan menganalisa data yang telah diambil.
4. Membuat fish bone diagram.
5. Menghitung indeks kemampuan proses untuk proses yang terkendali.
6. Melakukan perbaikan pada batas kendali secara periodik.

Daftar Pustaka
Besterfield, D. (2013). Quality Improvement. Eds 9. USA: Pearson

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum Total
Quality
Management
Biaya Kualitas

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

15
Fasilkom Sistem Informasi 31082 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang Mahasiswa dapat memahami biaya
biaya kualitas kualitas

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Cost Of Quality / Biaya Kualitas

Cost of Quality atau biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan,
pengidentifikasian, perbaikan, dan pembetulan produk yang berkualitas rendah dan opportunity
cost dari hilangnya waktu produksi. Biaya kulitas yang digunakan adalah preventive, appraisal,
internal failure, external failure. Biaya kualitas dikategorikan menjadi enam yaitu sebagai
berikut:
1. Prevention Costs (Biaya Pencegahan)
Biaya kegiatan yang secara khusus dirancang untuk mencegah kualitas yang buruk.
2. Appraisal Costs (Biaya Penilaian)
Biaya kegiatan yang dirancang untuk menemukan masalah kualitas, seperti pemeriksaan
atau inspeksi dan setiap jenis pengujian untuk menemukan masalah.
3. Failure Costs (Biaya Kegagalan)
Biaya yang dihasilkan dari kualitas buruk, seperti biaya memperbaiki produk dan biaya
menangani keluhan pelanggan.
4. Internal Failure Costs(Biaya Kegagalan Internal)
Kegagalan biaya yang timbul sebelum perusahaan memasok produk kepada
pelanggan.Biaya ini melampaui biaya yang jelas untuk menemukan dan memperbaiki
produk.
5. External Failure Costs (Biaya Kegagalan Eksternal)
Kegagalan biaya yang timbul setelah perusahaan memasok produk kepada pelanggan,
seperti biaya jasa pelanggan, atau biaya patching produk dirilis dan mendistribusikan produk
6. Total Cost of Quality(Total Biaya Kualitas)
Jumlah dari semua biaya (Pencegahan + Penilaian + Kegagalan Internal + Kegagalan
eksternal).

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 1 Contoh Biaya Kualitas

Tabel 2 Contoh Biaya Kualitas

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
KEGUNAAN BIAYA KUALITAS

Kegunaan Biaya Kualitas:


1. Mengidentifikasi peluang laba
2. Untuk Pengambilan keputusan investasi
3. Menekan biaya pembelian atau yang berkaitan dengan pemasok
4. Mengidentifikaasi waste
5. Mengidentifikasi metode yang berlebih
6. Mengidentifikasi masalah-masalah mutu
7. Alat analisa vital view dan trival many (pareto analisis)
8. Alat untuk strategic planning

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
BIAYA KUALITAS OPTIMAL

Terdapat dua sudut pandang yang digunakan dalam mengoptimalisasi biaya kualitas.Adapun
uraian mengenai kedua pandangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pandangan Tradisional
Dalam sistem akuntansi manajemen tradisional optimalisasi biaya kualitas menggunakan
asumsi bahwa terdapat trade offantara biaya pencegahan dan biaya penilaian (control
cost)dengan biaya kegagalan internal dan eksternal (failure cost). Apabila control cost
meningkat maka failure cost akan menurun. Sepanjang penurunan biaya failure cost lebih
dari kenaikan control cost maka perusahaan perlu melanjutkan usaha pencegahan produk
rusak dalam hal ini yang akan meningkatkan control cost tidak dapat lagi menurunkan failure
cost. Oleh karena itu, sistem akuntansi manajemen tradisional menoleransi kegagalan pada
tingkat tertentu yang lebih sering dikenal dengan istilah acceptable quality levelatau AQL.
Secara konseptual dan praktikal tidak diketahui alasan mengapa posisi biaya total minimum
pada pandangan ini bukannya pencapaian kualitas 100%.
2. Pandangan Kontemporer (Zero Defect)
Dalam pandangan ini tingkat optimal biaya kualitas terjadi jika tidak ada produk rusak (zero
defect). Model cacat nol (zero defect model) menyatakan bahwa dengan mengurangi unit
cacat hingga nol maka akan diperoleh keunggulan biaya. Pengelolaan biaya kualitas ini
dilakukan dengan cara yang berbeda dengan yang dilakukan menurut sudut pandang
tradisional. Menurut Hansen dan Mowen (2004), terdapat tiga perbedaan dari kedua
pandangan itu, antara lain:
• Biaya pengendalian tidak meningkat tanpa batas ketika mendekati kondisi kegagalan nol.
• Biaya pengendalian dapat naik dan kemudian turun ketika mendekati kondisi kegagalan
nol.
• Biaya produk gagal dapat ditekan menjadi nol.

LAPORAN BIAYA KUALITAS

1. Laporan standar kualitas interim

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Suatu organisasi harus menetapkan standar kualitas interin setiap tahunnya dan membuat
rencana untuk mencapai tingkat yang ditargetkan. Pada akhir periode, laporan standar
kualitas interim membandingkan biaya kualitas aktual untuk periode tersebut dengan
anggaran biayanya. Jadi, laporan standar kualitas interim dapat digunakan untuk
menunjukkan kemajuan yang berhubungan dengan standar atau sasaran periode sekarang.
Keunggulan laporan standar kualitas interim yaitu perusahaan dapat memantau biaya kualitas
sesungguhnya yang telah dikeluarkan, dibandingkan dengan standar biaya kualitas yang
dianggarkan. Sedangkan kelemahan laporan standar kualitas interim yaitu laporan standar
kualitas interim hanya melihat biaya kualitas yang sesungguhnya dan biaya kualitas yang
dianggarkan tanpa melihat faktor-faktor lain seperti aktivitas-aktivitas kualitas yang
dilaksanakan perusahaan bernilai tambah atau tidak sehingga perusahaan bisa mengurangi
biaya yang timbul karena aktivitas tidak bernilai tambah.

2. Laporan biaya kualitas trend satu periode


Laporan biaya kualitas trend satu periode digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang
berhubungan dengan kinerja kualitas tahun terakhir. Manajemen dapat memperoleh
wawasan tambahan dengan membandingkan kinerja tahun ini dengan cara membandingkan
biaya kualitas yang sesungguhnya terjadi pada tahun ini dan biaya kualitas yang
sesungguhnya tahun sebelumnya. Wahana untuk melakukan perbandingan tersebut
adalah laporan biaya kualitas trend satu periode karena periode yang digunakan satu tahun.
Keunggulan laporan biaya kualitas trend satu periode yaitu laporan ini memungkinkan
manajer untuk menilai trend jangka pendek dari program perbaikan kualitas perusahaan dan
menghasilkan informasi yang rinci mengenai wilayah-wilayah yang menghasilkan
keuntungan. Adapun kelemahan laporan biaya kualitas trend satu periode yaitu laporan ini
hanya menilai trend jangka pendek (satu tahun) sehingga penurunan biaya kualitas pada
periode tersebut belum tentu bisadipertahankan pada periode-periode berikutnya
3. Laporan trend biaya kualitas
Laporan ini untuk menunjukkan kemajuan sejak awal mula program penyempurnaan
kualitas dan menyediakan informasi yang berhubungan dengan perubahan relatif biaya
kualitas periode sebelumnya. Laporan ini digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai kemajuan program peningkatan kualitas sejak mulai diterapkan. Keunggulan
laporan trend biaya kualitas yaitu perusahaan dapat memantau trend biaya kualitas yang
tercermin persentase biaya terhadap penjualan dan perusahaan berusaha untuk

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
memperbaiki aktivitas-aktivitas kualitas sehingga tercapai penurunan biaya kualitas yang
stabil sampai mencapai target yang telah ditetapkan.
4. Laporan biaya kualitas jangka panjang
Laporan ini menunjukkan kemajuan yang berhubungan dengan standar atau sasaran jangka
panjang. Laporan ini membandingkan biaya kualitas yang sesungguhnya terjadi untuk
periode ini dengan biaya yang diharapkan jika standar sama dengan tingkat penjualan
periode ini.

MENGESTIMASI BIAYA KUALITAS YANG TERSEMBUNYI

Terdapat tiga metode yang disarankan untuk mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi:
1. Metode pengali
Metode pengali mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari
biaya-biaya kegagalan. Total biaya kegagalan = k (biaya kegagalan eksternal yang terukur);
dimana k adalah the multiflier effect. Jika k=4 dan biaya kegagalan eksternal yang terukur
sebesar dua juta rupiah maka total biaya kegagalan eksternal menjadi 8 juta rupiah
2. Metode penelitian pasar
Metode penelitianpasar digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadap
penjualan dan pangsa pasar.

3. Taguchi Lost Function


Taguchi lost function atau fungsi kerugian kualitasTaguchi mengasumsikan bahwa setiap
penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya kualitas
yang tersembunyi.

Fungi kerugian kualitas Taguchi:


2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Dengan
L(y) : nilai loss dalam satuan biaya.
k : koefisien biaya.
v : deviasi terhadap target.
A0 : rata- rata biaya kerugian pada penyimpangan toleransi.
∆ : toleransi spesifikasi nilai karakteristik kualitas.
y : nilai karakteristik kualitas.
m : nilai target karakteristik kualitas.

Contoh
Alokasi biaya yang digunakan untuk membeli jahe PT. Nyonya Meneer Semarang yaitu
sebesar Rp.60.000,00 dengan toleransi alokasi biaya sebesar Rp.95.000,00. Biaya kerugian
yang dibebankan kepada perusahaan pada subkriteria harga yaitu harga penalti yang
diberikan kepada pihak pemasok apabila tidak sesuai dengan pemesanan. Biaya tersebut
sebesar Rp.35.000,00. Harga menggunakan karakteristik kualitas smaller is better karena
semakin rendah harga jahe maka PT. Nyonya Meneer Semarang dapat mengurangi alokasi
biaya pembelian yang dikeluarkan. Oleh karena itu, PT. Nyonya Meneer Semarang akan
memilih pemasok dengan harga yang paling rendah. Perhitungan biaya loss function pada
pemasok adalah :

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Besterfield, D. (2013). Quality Improvement. Eds 9. USA: Pearson

2012 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai