Anda di halaman 1dari 24

MODUL VIII

PUBLIC SPEAKING
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang memiliki kemampuan untuk berbicara didepan orang banyak, namun ketika
seseorang diminta untuk tampil berbicara didepan umum Ia mengalami demam panggung, cara
penyampaian kurang meyakinkan sehingga mengakibatkan persepsi audiens tidak sebagaimana
yang diharapkan. Oleh karena itu, upaya mempersiapkan dan melatih diri untuk mampu tampil
berbicara didepan umum dengan baik, merupakan bagian keberhasilan berkomunikasi
seseorang.
Berbicara di depan umum menuntut pembicara menampilkan dirinya dengan baik karena
pada kesempatan itulah dirinya menjadi pusat perhatian. Pertanyaan yang kemudian
muncul adalah: Bagaimanakah penampilan yang baik itu?
Penampilan yang baik dalam presentasi, berpidato, atau memimpin acara adalah
penampilan yang dapat membuat hadirin dapat menangkap pikiran-pikiran yang dikemukakan
pembicara dengan jelas, menarik dan tidak “mengganggu” hadirin dalam memahami apa yang
disampaikan pembicara. Seandainya pembicara bergumam, tidak berdiri dengan tenang,
melihat ke luar jendela, atau berbicara monoton, maka pastilah apa yang ingin disampaikan
pembicara sulit ditangkap hadirin. Hadirin juga akan sulit menangkap misi yang disampaikan
jika penyampaiannya terlalu berlebih-lebihan baik dengan gerakan-gerakan dan suara yang
sangat dramatis.
Sebagaian besar hadirin akan lebih menyukai penyampaian yang mengkombinasikan
antara unsur-unsur penyampaian yang formal dan yang biasa dilakukan dalam bercakap-cakap,
yaitu langsung, spontan, dan antusias.

B. RUANG LINGKUP

Isi dari Modul ini secara garis besar meliputi pembahasan tentang :
1. Pengertian Public Speaking
2. Prinsip Komunikasi
3. Metode Public Speaking
4. Teknik- Teknik Public Speaking
5. Beberapa contoh Public Speaking
6. Fondasi dasar untuk merencanakan dan menampilkan public speaking yang sukses.

C. SASARAN PEMBELAJARAN

Peraturan Pembelajaran
Selama proses pembelajaran dosen-mahasiswa yang dipandu dengan modul masing-
masing, maka dosen dapat menggali capaian kompetensi mahasiswa terkait publik speaking
yang indikatornya adalah kemampuannya dalam hal:
1. Mampu menjelaskan pengertian Public Speaking
2. Mampu menjelaskan tentang Prinsip Komunikasi
3. Mampu membedakan Metode Public Speaking
4. Mampu merinci Teknik- Teknik Public Speaking
5. Mampu mengaplikasikan beberapa contoh Public Speaking
6. Mampu mempraktekkan fondasi dasar untuk merencanakan dan menampilkan public
speaking yang sukses.
II. MATERI PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN PUBLIC SPEAKING
Public speaking adalah suatu bentuk komunikasi kepada sekelompok orang didepan
umum (biasanya dalam bentuk ceramah atau pidato) yang bertujuan untuk memberikan
informasi, mempengaruhi atau menghibur. Public Speaking merupakan rumpun keluarga
Ilmu Komunikasi dimana mencakup kemampuan seseorang untuk dapat berbicara di
depan publik, kelompok maupun perseorangan perlu menggunakan strategi, teknik yang
tepat. Berdebat, menyampaikan pidato, memimpin rapat, Me-moderatori atau memandu
sebuah acara, memandu sessi doa, melakukan debat dalam diskusi, memimpin sessi
presentasi atau diskusi, menjadi presenter tv, mengajar dan lain sebagainya. Secara
sederhana public speaking merupakan tata cara melakukan bicara di depan umum, secara
runtut dan terencana, dengan tujuan tertentu.
Public speaking dapat digunakan untuk berbagai tujuan komunikasi, diantaranya
membujuk (persuade), memberikan informasi (inform), dan bahkan sampai bisa
dipergunakan untuk memberikan hiburan (to entertained).
Dalam public speaking, pendengar (audience) lebih sering memperhatikan kepada
ekspresi dan bahasa tubuh (55%), baru kemudian tekanan suara atau teknik vocal (38%),
dibandingkan dengan apa yang anda ucapkan atau verbal yang hanya mencapai 7%. Ini
menunjukkan pentingnya bagaimana cara seorang public speaker dalam menyampaikan,
meskipun materi yang akan disampaikan juga sebenarnya tidak kalah pentingnya.
Karenanya, public speaking sebaiknya disampaikan dalam kalimat dan pesan yang
terstruktur yang disampaikan dengan metode yang sistematis agar memudahkan para
pendengar dalam memahami materi yang disampaikan oleh public speaker. Public
speaking pun hendaknya disampaikan dalam bahasa formal yang jelas.
Dalam kamus Merriam-Webster mengartikan public speaking sebagai “ the act or
skill of speaking to a usually large group of people” (Public speaking adalah aksi atau
keterampilan berbicara kepada sekelompok besar orang). Menurut David Zarefsky, dalam
Public Speaking Strategic for Success; “Public speaking is a continous communication
process in which messages and signals circulate back and forth between speaker and
listeners” (Public speaking adalah sebuah proses komunikasi berkelanjutan, di mana pesan
dan lambang terus berinteraksi, di antara pembicara dan para pendengarnya)
Public speaking adalah bentuk komunikasi lisan tentang sesuatu hal atau topik yang
disampaikan banyak orang. Tujuannya untuk mempengaruhi, mengubah opini, mengajar,
mendidik, memberikan penjelasan serrta memberikan informasi kepada masyarakat
tertentu pada suatu tempat tertentu. (Gunandi, Himpunan Istilah Komunikasi, 1998).
Menurut webster’s Thrid New International Citionary, public speaking adalah:

1. The act of precess of making speeches in publick


2. The art of science of effective oral comunication with an audience.
Public Speaking merupakan sebuah rumpun keluarga Ilmu Komunikasi (Retorika).
Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada
sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Contohnya: pidato, moderator, MC
(Master of Ceremony) dan presentasi.
Istilah public speaking berawal dari para ahli retorika, yang mengartikan sama
yaitu seni (keahlian) berbicara atau berpidato yang sudah berkembang sejak abad sebelum
masehi. Berabad-abad lalu mereka berpijak pada budaya yang mementingkan pendidikan
bahasa, yang berakar pada filsafat yunani dan yang bertumpu pda retorika. Kemudian, ada
anggapan negatif menggunakan kata retorika, kita sedang berhadapan dengan seni
propaganda, menggunakan kata-kata yang indah dan bagus yang disangsikan
kebenarannya.
Pengertian sebenarnya “retorika” yakni pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia,
yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa sebagai kemampuan berkomunikasi dalam media
pikiran. Dalam retorika, para pemimpin dapat menaklukkan hati dan jiwa, atau
kemampuan mengotak atik otak, sehingga keputusannya dapt diterima oleh karyawan atau
audiens.
Pada abad ke-20, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu
pengetahuan modern, khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi.
Istolah retorika mulai digeser speech communication, atau oral communication atau lebih
dikenal dengan public speaking. Tokoh-tokoh retorika mutakhir:
1. James A. Winans dalam bukunya “ public speaking”( 1917) menggunakan
spikologi dari Williams James dan E.B Tichene
sesuai teoro James tindakan ditentukan perhatian, Winans mendefisinikan
persuasi sebagai “proses menumbuhakan perhatian. Pentingnya
membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologi seperti kepentingan
pribadi, kewajiban sosial dan kewajiban agama. Winans adalah pendiri Speech
Communication Association of America (1950)
2. Charles Henry Woolbert yang juga pendiri Speech Communication
Association of America. Psikologi yang memengaruhi adalah behaviorisme dari
John B. Watson. Woolbert memandang Speech Communication sebagai ilmu
tingkah laku. Pidato merupakan ungkapan kepribadian. Logika adalah dasar
utama persuasi. Dalam menyusun persiapan pidato harus diperhatiakan hal-hal
sebagai berikut: (1) Teliti tujuannya, (2) Ketahui khalayak dan situasinnya, (3)
Tentukan proposisi yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut, (4) pilih
kalimat- kalimat yang dipertalikan secara logis. Bukunya, The Fundamental oF
Speech.
3. William Noorwood Brigance. Berbeda dengan Woolbert yang menitik
beratkan logika, Brigance menekankan factor keinginan (desire) sebagai dasar
persuasi. Persuasi melipti empat unsur: (1) Rebut perhatian pendengar, (2)
Usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter Anda, (3)
Dasarkanlah pemikiran pada keinginan, dan (4) kembangkan setiap gagasan
sesuai denagan sikap pendengar.
4. Alan H. Monroe dalam bukunya, Principles and types of speech. Pertengahan
tahun 20-an Monroe bersama stafnya meneliti proses motifasi. Jasa, Monroe,
cara organisasi pesan. Menurut Monroe pesan harus disusun berdasarkan proses
befikir manusia yang disebutnya motivated sequence.
Dari kecil hingga dewasa, kita akan terlibat dalam situasi yang mengharuskan
kita untuk berbicara di depan orang banyak. Misalnya memperkenalkan diri di depan
kelas, menceritakan cerita lucu atau memimpin musyawarah.
Namun powerful public speaking tidak sekedar berbicara menyampaikan
sesuatu didepan orang banyak, dalam powerful speaking, kata kata yang terucap harus
tertata dan teratur. Isi pembicaraan harus mampu memberikan kontribusi terhadap
perubahan emosi, tindakan dan sikap. Intinya mampu membuat orang orang yang
mendengarkan bergerak dan beranjak mengikuti petunjuk pembicara.
Ada begitu banyak teknik dan aturan saat memberikan motivasi, pengaruh,
bujukan, dan arahan kepada orang-orang. Tujuannya untuk menyentuh sisi think,
feel dan act. Dalam artikel ini saya akan menceritakan rahasia para expert dibidang
public speaking.
Berbicara untuk pergaulan jelas berbeda dari berbicara untuk karir, profesi dan
bisnis. Berbicara formal jelas berbeda dengan bicara pergaulan sehari-hari. Bahasa
formal lebih merupakan bahasa karir, bahasa bisnis, bahasa profesi, bahasa resmi. dan
mencerminkan keseriusan serta pentingnya pencapaian tujuan. Public speaking pun
harus dilakukan dengan performance yang baik, serta volume suara yang jelas.
Itulah sebab utama, mengapa banyak sekali orang mengalami rasa gugup dan
takut saat harus berbicara di depan orang banyak. Saat harus melakukan public
speaking. Rasa gugup dan takut, yang muncul karena tidak terbiasa dan tidak pernah
secara sengaja memahami dan mempelajari fenomena public speaking.
Kenapa banyak orang yang takut menjadi public speakers, atau berbicara
didepan umum? Pertama, adalah karena tidak familiar dengan suatu keadaan, atau pun
dengan para pendengar yang akan dihadapi oleh public speaker. Ini dapat
menimbulkan rasa kurang percaya diri. Perasaan kurang percaya diri pun dapat terjadi
akibat merasa ada orang lain di antara para pendengar yang memiliki pemahaman yang
lebih baik daripada si public speakers. Selain itu, banyak orang yang takut berbicara
didepan public, adalah karena perasaan keterasingan, karena menjadi pusat perhatian
sendiri ditengah-tengah banyaknya orang. Kurang percaya diri pun dapat ditimbulkan
karena adanya self conscious karena sadar punya banyak kekurangan. Pada akhirnya
ketakutan yang sering kali muncul, adalah ketakutan terlihat sebagai orang bodoh, atau
sebagai pembicara yang payah.
Ketakutan menjadi public speaking pada akhirnya menciptakan perasaan gugup
yang dengan mudah dapat dilihat oleh para pendengar. Untuk menghilangkan perasaan
gugup, seorang public speakers perlu menenangkan diri terlebih dahulu. Cara yang
paling sederhana adalah mengambil nafas dalam-dalam dan melemaskan tubuh, hingga
kepada mlakukan relaksasi suara. Sebelum tampil didepan publik, ada baiknya bagi
seorang public speakers untuk melakukan persiapan secara fisik, mental dan juga
materi yang akan disampaikan. Persiapan secara maksimal sebelumnya akan
memberikan kepercayaan diri. Satu hal lainnya yang juga perlu untuk dihindari adalah
rasa kepercayaan diri yang berlebihan karena dapat menjadi kontra produktif dengan
tujuan yang akan dicapai melalui public speaking.
Kemampuan seseorang dalam melakukan public speaking dapat ditingkatkan
melalui latihan didepan orang banyak. Secara paralel, seorang public speaker pun
perlu meningkatkan skill public speakingnya, dengan membangun pemahaman dan
keterampilan public speaking dan terus memperbaiki teknik berbicara, meliputi
persiapan dan penyampaian.
B. PRINSIP KOMUNIKASI
Dalam seni komunikasi persuasif atau yang dirujuk dengan istilah retorika, terdapat
tiga aspek penting yang harus dikuasai yaitu Logos, Pathos dan Ethos.Dalam bahasa
inggris secara sederhana Logos didefinisikan sebagai appeal to logic, Pathos sebagai
appeal to emotions, dan Ethos sebagai appeal to ethics. Berikut ini adalah penjelasan
terperinci mengenai tiga aspek tersebut:
1. Logos
Logos adalah pengusaan pengetahuan yang luas, memiliki pengetahuan akan
perbendaharaan kata dan memiliki banyak contoh serta mampu memberikan gambaran
yang luas dan terperinci secara rasional. Dengan penguasaan ilmu dan logika yang kuat,
pembicara dapat mengarahkan pemikiran khalayak karena mereka akan memadang bahwa
apa yang dikatakan oleh pembicara sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh rasional dan
benar adanya.
Untuk mengembangkan aspek logos seorang pembicara harus memperkaya dirinya
dengan berbagai referensi. Seorang pembicara harus terus belajar dan mengembangkan
pengetahuannya. Mengaplikasikan logos dalam orasi atau pidato dilakukan setidaknya
dengan tiga prinsip yaitu:
 Buatlah dimengerti
Apapun argumen yang disampaikan, harus mudah dipahami oleh audiens. Gunakan
bahasa yang sederhana. Jika menggunakan data berupa angka-angka pastikan
bahwa tidak membuat audiens pusing dengan banyaknya angka yang disebutkan. Cukup
fokus pada angka yang menurut kita penting untuk diketahui oleh audiens. Akan lebih
bagus lagi jika menggunakan tampilan visual untuk mendukung argumen dan data-data
yang disampaikan.
 Buatlah logis
Pastikan argumen yang disampaikan, mudah dinalar oleh audiens. Jangan pernah
memberikan sebuah pernyataan yang sulit, apalagi yang susah diterima oleh logika.
Perlu diingat setiap argumen yang disampaikan akan dipikirkan oleh audiens jika itu
masuk akal, maka mereka akan mempercayainya. Jika tidak masuk akal mereka akan
menolaknya.
 Buatlah nyata
Sebuah argumen yang didasarkan pada fakta dan contoh-contoh konkret cenderung lebih
mudah diterima oleh audiens. Semakin baik fakta yang ditunjukkan maka semakin besar
pula kepercayaan audiens terhadap diri anda.
2. Ethos
Ethos berkaitan dengan integritas, karakter dan kredibilitas untuk mampu
mempersuasi banyak orang. Memiliki ethos berarti memiliki karakter yang bisa
dipercaya, memiliki alasan untuk dipercaya. Kepercayaan merupakan elemen penting
untuk melakukan komunikasi. Pembicara harus mampu meyakinkan khalayak bahwa ia
memang berkompeten dan mumpuni untuk meyampaikan suatu topik pembicaraan. Aspek
ethos bagi pembicara bisa dikembangkan dengan cara:
 Menjaga nama baik dan membangun personal branding sehingga pembicara
memiliki citra yang baik di mata khalayak dan dipandang sebagai seseorang yang
memeiliki integritas dan kredibilitas ketika berbicara.
 Bersikap profesional dan disiplin sesuai dengan keahliannya.
 Menjunjung etika dan sopan santun
 Tidak pelit untuk membagikan pengalamannya pada orang lain
 Aktif dalam forum-forum diskusi yang berkaitan dengan program keahliannya
serta mampu menghasilkan tulisan-tulisan ilmiah
Pendekatan teori segitiga retorika ini berasal dari zaman Yunani kuno. sang
guru filsafat menerangkan bahwa model persuasi berdasarkan segitiga retorika
terdiridari; ethos, logos, dan phatos. Ethos adalah karakter (kredibilitas) dari seorang
pembicara.
Ethos adalah komponen di dalam argumen yang menegakkan kepercayaan pendengar
terhadap kompetensi sang pembicara. Dalam prinsip persuasi bisa termasuk ke dalam
prinsip otoritas dan rasa suka. Wawasan, etika dan karakter orang yang menyampaikan
argumen haruslah meyakinkan.
Dimensi ethos atau faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator, yaitu ;
 Kredibilitas
secara sederhana dapat diartikan pandangan komunikate terhadap komunikator. Oleh
karena itu persepsi tidaklah tetap melainkan berubah-ubah bergantung kepada pelaku
persepsi (komunikate), topik yang dibahas, dan situasi.
 Atraksi
adalah daya tarik komunikator yang besumber dari fisik. Seorang komunikator akan
mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik
(fisik),
 Kekuasaan
dalah kemampuan menimbulkan ketundukan. Ketundukan timbul dari interaksi antara
komunikator dan komunikate. Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator
“memaksakan” kehendaknya kepada orang lain, karena ia memiliki sumber daya penting
(critical reseorces).
3. Pathos
Pathos adalah sisi daya tarik emosional yang menyertai isi argumen dari
sisilogos dan kompetensi komunikator dari sisi ethos. Penyampaian argumentasi
denganpathos inilah yang menguatkan unsur persuasinya. Pathos adalah penentu dari
persetujuan pendengar pada pemaparan sang pembicara. Bujukan yang menyasar kepada
segi emosi bisa berupa cara penyampaian pesan yang bersemangat dengan bentuk cerita,
analogi, atau metafora untuk mengantarkan nilai-nilai secara empatik. Pembicara bisa
juga menggunakan imajinasi, harapan, bahkan ketakutan dariaudiens. Kelima prinsip
persuasi lainnya bisa dimasukkan disini.
Ketiga dimensi argumentasi yang berupa ethos, logos, dan pathos adalah satu
kesatuan dalam segitiga retorika yang amat ampuh dalam membujuk atau seni persuasi.
Pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih persuasif dari segi isi/subyek,
pendengar/pembaca, dan persona sang pembicara/penulis.
Audiens membutuhkan ketiga sisi segitiga retorika agar yakin terhadap kredibilitas
sang komunikator, argumennya logis dan bisa diterima akal sehat, serta merasa dipahami
sebagai manusia, bukan sekedar sebagai obyek yang sedang dipengaruhi.
Disini, kuncinya adalah keseimbangan pada kompetensi komunikator, konteks
argumen, dan metode audiensi; jangan berlebihan sehingga malah kontra-produktif,
namun tetap harmonis antara ketiga poinnya agar persuasif secara optimal
C. METODE PUBLIC SPEAKING
1. Impromtu/Ad Libitum
Metode ini sering disebut metode spontanitas, yakni tidak dilakukan
persiapan/pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu. Biasanya dilakukan hanya oleh
orang yang akan tampil mendadak. Dalam dunia siaran, Ad Libitum artinya berbicara
tanpa naskah (script).
Dalam penyampaiannya, dilakukan secara spontan tanpa persiapan. Metode ini
sangat bergantung pada wawasan si pembicara karena bisa jadi topik yang diminta
dalah topik yang tidak atau belum dikuasai oleh si pembicara. Jika dirasa tidak mampu
dalam dalam menyampaikan topik yang diminta maka sebaiknya pembicara dapat
menolak dengan halus dalam situasi tertentu.
Kelebihan metode Impromptu/Ad Libitum :
 Dapat mengungkapkan perasaan sebenarnya
 Pendapat dan gagasan datang secara spontan
 Memungkinkan pembicara terus berpikir
Kelemahan metode Impromptu/Ad Libitum :
 Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah karena terbatasnya pengetahuan
pembicara
 Penyampaian tidak lancar, terutama bagi orang yang belum berpengalaman
 Gagasan yang disampaikan kurang sistematis
 Mudah terkena ‘demam panggung’
2. Manuscript/Reading Complete Text/Naskah
Metode ini yakni penyampaian pidato dengan cara membaca naskah yang sudah
disiapkan. Metode ini biasanya dilakukan oleh pejabat negara atau mereka yang
memberi sambutan di acara resmi/formal. Metode ini dilakukan agar tidak terjadi
kesalahan, karena setiap kata yang diucapkan dalam acara resmi/formal akan dijadikan
figur oleh masyarakat luas dan dikutip oleh media massa
Kelebihan metode Manuscript/Reading Complete Text/Naskah :
 Kata-katanya dapat dipilih sebaik-baiknya
 Pernyataan dapat dihemat
 Lebih fasih dalam berbicara
 Hal-hal yang menyimpang dapat dihindari
 Naskah dapat diterbitkan atau diperbanyak
Kelemahan metode Manuscript/Reading Complete Text/Naskah :
 Interaksi dengan pendengar menjadi kurang
 Pembicara terlihat kaku
 Tanggapan pendengar tidak dapat mempengaruhi pesan
 Persiapannya lebih lama
3. Memoriter/Memorizing/Hafalan
Metode yang dilakukan dengan cara menghafal naskah secara utuh. Kelemahan
metode ini adalah ketika pembicara lupa dengan materinya secara keseluruhan di
tengah-tengah penyampaian. Agar bisa mengingat kembali materi pembicara
biasanya melakukan gerakan-gerakan atau menatap ke atas serta mengalihkan
pembicaraan, sayangnya hal ini bisa menurunkan simpati publik apabila pembicara
tidak bisa bermain dengan baik. Pada saat pembicara hendak menyampaikan
pidatonya, dia tidak lagi menggunakan naskah karena semua yang tertera dalam
naskah tersebut sudah dihapalkan. Ketika tampil pembicara mengingat kembali
semua yang sudah Metode ini mengandalkan kemampuan mengingat. Pembicara
harus menguasai susunan bahasa, ide dan gagasan yang terdapat dalam naskah.
Metode ini cocok untuk mereka yang memiliki daya ingat tinggi, topik pidatonya
menarik dan sederhana serta waktu penyampaiannya tidak terlalu lama. Oleh karena
itu bagi pembicara yang tidak memiliki kapasitas daya ingat yang tinggi sebaiknya
menghindari metode ini. Jika dilakukan maka pidato tidak akan menarik lagi karena
pembicara hanya berkutat dengan kesalahan pembicara sendiri.
4. Extempore/Using Note
Metode ini merupakan metode terbaik. metode yang dilakukan dengan bantuan
media atau alat-alat penunjang presentasi lainnya, seperti layarprojector, remote
control, cue card dan lain sebagainya. Metode ini metode yang sangat dianjurkan
dalam berpidato karena naskah pidato hanya berupa outline (garis besar) dan pokok
penunjang. Garis besar inilah yang akan menjadi pedoman untuk mengatur gagasan
yang ada dalam pikiran. Metode ini disebut metode penjabaran kerangka yakni teknik
berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara lengkap. Kelemahan
metode ini adalah kemungkinan alat-alat yang digunakan tiba-tiba tidak berfungsi
sebagaimana mestinya di tengah-tengah presentasi. Oleh karena itu, diperlukan
adanya pengecekan sebelum tampil
D. TEKNIK- TEKNIK PUBLIC SPEAKING
1. Persiapan
 Persiapan Mental
Pada umumnya, seseorang yang belum biasa berbicara di depan orang yang
banyak akan gugup, gemetar, berkeringat dingin, gagap, tegang, sakit perut (mulas),
salahtingkah, demam panggung yang biasa kita sebut "cemas".Kiat menghadapi kece
masan:
- Organisasikan bahan presentasi Anda.
- Visualisasikan.
- Berlatih.
- Bernafas dalam - dalam.
- Berfokus pada relaksasi.
- Melepas ketegangan
- Kontak mata.
- Know the room! Jadikan seakan-akan ia kamar Anda sendiri.
- Know the audience! Kenali karakteristik dan pandang mereka sebagai
teman akrab.
- Know your material! Anggaplah Anda yang paling tahu.
 Persiapan Fisik
Pastikan kondisi badan dan suara fit, segar, dan normal. Kenakan pakaian yang
serasi dengan susana acara. Jangan memakan keju, mentega, atau minum susu, soda,
teh, kopi, sekurang-kurangnya sejam sebelum tampil. Buat gerakan tangan Anda lebih
alami saat berbicara di podium. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah.
Siapkan selalu air mineral.
Penggunaan BodyLanguage Secara Tepat.Bahasa isyarat dan gerakan tubuh me
rupakan hal penting namun sering dilupakan orang. Beberapa hal yang perlu diperhatik
an adalah:
o postur tubuh.
o Perpindahan tempat.
o Gerak isyarat.
o Mimik wajah.
o Mata yang bersinar.
Hal-hal yang perlu dihindarkan:
o memasukan tangan ke saku
o Tangan ditangkupkan di belakang punggung.
o Lengan disedekapkan.
o Bertolak pinggang.
o Meremas-remas tangan
 Persiapan Materi
Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran
Baca literatur dan cari sumber data sebanyak mungkin. Semakin banyak
pengetahuan dan wawasan, Anda pun kian percaya diri. Susun pointer atau
outline. Cara Menyampaikan & Menguasai Materi Anda punya empat pilihan
penguasaan materi:
o Membaca naskah (reading from complete text)
o Menggunakan catatan (using notes) berupa garis besar materi (outline) –ini
cara terbaik.
o Menggunakan hapalan (memory) –pilihan terburuk karena komunikasi
dengan audience berkurang, terutama soal kontak mata;
o Menggunakan alat bantu visual sebagai catatan (using Visual Aids as Notes).
o Urutan presentasi:(tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
- pendahuluan
- Kalimat prepandangan.
- Gagasan utama dan sub gagasan.
- Keuntungan dari penyampaian materi.
- Kalimat peninjauan.
- Kesimpulan.
o Supaya tepat sasaran dalam melakukan publik speaking hal- hal berikut
harus diperhatikan:
 Kenali latar belakang komunikan, baik budayanya, sukunya,
pendidikannya, -pekerjaannya, hobinya, status sosialnya kepentingan
maupun hal- hal yang nampaknya tidak ada artinya.
 Hilangkan/ dekatkan kesenjangan- kesenjangan dengan cara mengubah
diri, ikuti ‘arus”, namun tidak sampai “hanyut” dan akhirnya perlahanlah
mempengaruhi “arus”.
 Ciptakan suasana yang menunjang, tergantung pada komunikan yang kita
hadapi pada umumnya mereka senang dengan keramahan/ keakraban dan
keterbukaan yang tidak sampai tahap mencampuri urusan orang lain.
 Tentukan maksud dan tujuan pembicaran kita, sekedar pengisi waktu/
obrolan ringan, diskusi, brainstorming, informasi atau mempengaruhi
orang lain.
 Arahkan materi pembicaraan dan gunakan startegi sesuai dengan tujuab
pembicaraan yang tealh ditetapkan.
 Gunakan kalimat yang tidak menimbulkan pengertian ganda agar tidak
membingungkan
 Gunakan logika berfikir. Cobalah untuk kritis, kreatif , kembangkan pola
pikir yang logis dan sistematis.
 Evaluasi terus secara sadar.
2. Pembukaan
 Teknik Memulai Pidato
Start Low and Slow. Awali dengan nada rendah dan pelan. Don’t
apologize. Jangan minta maaf karena tidak siap dan tidak menguasai materi.
 Teknik Pembuka:
-Langsung menyebut pokok persoalan yang akan dibicarakan;
-Mengajukan pertanyaan provokatif
-Menyatakan kutipan — teori, ungkapan, peristiwa, atau pepatah.
3. Penyampaian
 Teknik pemaparan atau pembahasan topik:
- Deduktif – gagasan utama ke perincian; “teori” ke empiris;
- Induktif – kasus ke kesimpulan; empiris ke “teori”; kronologis – urutan
peristiwa.
 Selama penyampaian materi, pastikan suara dan bicara Anda
- Audible –bicaralah agak keras agar cukup terdengar
- Clear – jelas, ucapkan setiap kata dengan jelas
- Gunakan kata berona (colorfull word) – yang melukiskan sikap, perasaan,
keadaan. Misalnya, kata “terisak-isak” lebih berona daripada kata
“menangis”; kata “matanya berbinar-binar” -> bergembira, dll.
- Gunakan kalimat aktif (action words) lebih dinamis daripada kalimat pasif.
4. Penutup
Langsung tutup, ucapkan salam, jika materi pembicaraan sudah disampaikan atau
waktu sudah habis. Teknik menutup pidato antara lain:
- Menyimpulkan, menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat
berbeda
- Mendorong audience untuk bertindak (appeal for action)
- Sampaikan kutipan sajak, kitab suci, pribahasa, atau ucapan ahli, memuji
khalayak, dll. Misalnya, “saya akhiri pidato saya dengan pepatah, ‘marah
lebih baik ketimbang putus asa’.

E.BEBERAPA CONTOH PUBLIC SPEAKING


1. Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari
pembicara kepada orang lain (audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa
diartikan sebagai “the art of persuasion”, yaitu sebagai seni
membujuk/mempengaruhi Tema pidato yang baik dan menarik harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
 Tema harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara, artinya
bahwa pembicara atau orang yang membawakan pidato harus lebih tahu
daripada khalayak
 Harus menarik minat pembicara
 Sesuai dengan pengetahuan khalayak/pendengar
 Jelas ruang lingkup dan batasannya, artinya tema jangan terlalu luas
 Harus sesuai dengan waktu dan situasi
 Tema harus ditunjang dengan bahan lain
o Menentukan Judul Pidato. Judul yang baik harus memenuhi tiga kriteria :
 Relevan, artinya ada hubungannya dengan pokok bahasan
 Provokatif, artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme
pendengar
 Singkat, artinya mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya dan
mudah diingat
o Tujuan Pidato
 Informatif (memberi tahu); Pidato informatif adalah pidato yang bertujuan
untuk memberi tahu informasi.
 Persuasif (mempengaruhi); Pidato persuasif adalah pidato yang bertujuan
untuk mempengaruhi pikiran khalayak/pendengar melalui pengondisian,
penguatan atau pengubahan tanggapan (respon) pendengar terhadap
gagasan, isu, konsep atau produk.
 Rekreatif; Pidato rekreatif adalah pidato yang bertujuan untuk
menyenangkan atau menghibur pendengar.
o Jenis-Jenis/Macam-Macam Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
 Pidato Pembukaan adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa
acara atau MC
 Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu
pertemuan.
 Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang
dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
 Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang
berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
 Pidato Laporan yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas
atau kegiatan.
 Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.
2. Master of Ceremony atau MC artinya adalah “penguasa acara, pemandu acara,
pengendali acara, pembawa acara, pengatur acara”. Dengan demikian MC adalah
orang yang bertugas memandu acara dan bertanggung jawab atas kelancaran dan
suksesnya suatu acara. Dalam pelaksanaan tugas, MC bertindak sebagai tuan
rumah suatu kegiatan atau acara. Seorang MC berperan mengumumkan suatu
acara dan memperkenalkan orang yang akan tampil mengisi acara. MC juga
bertanggung jawab memastikan acara berlangsung lancar dan tepat waktu, serta
meriah atau khidmat dari awal hingga akhir
o Jenis Acara
 Acara Formal/Resmi yaitu acara yang digelar oleh
lembaga/instansi/organisasi/kepanitiaan formal yang dihadiri oleh
undangan resmi dan didasari oleh aturan-aturan protokoler yang relatif
baku. Contoh acara formal: Upacara bendera, wisuda, upacara pelantikan,
upacara adat, serah terima jabatan, dan upacara kenegaraan Nama
pembawa acara: MC (Master of Ceremony), Protokol, Pranata cara.
 Acara Semi Formal/Semi Resmi yaitu acara yang diselenggarakan untuk
kebutuhan tertentu dengan menggunakan tata cara yang tidak begitu baku
tetapi tetap tersaji apik karena diatur dengan ketentuan yang telah
dirancang sesuai dengan kebutuhan acara yang bersangkutan. Contoh acara
semi formal : Pentas seni sekolah, acara pemberian penghargaan, pagelaran
musik, ulang tahun sekolah, peresmian gedung, ulang tahun perusahaan,
perayaan HUT RI, dan lain-lain. Nama pembawa acara: MC, Presenter
 Acara Non Formal yaitu acara yang relatif bebas yaitu semua acara yang
digelar oleh individu atau kelompok untuk khalayak tertentu dan didasari
oleh kebiasaankebiasaan yang relatif spontan. Contoh acara: Ulang Tahun
teman, Talk show, lomba-lomba, pesta-pesta pribadi, acara musik, dan
acara-acara konser musik. Nama pembawa acara: MC, Presenter, Host
o Persyaratan Master Of Ceremony
Untuk menjadi seorang MC, selain modal suara yang enak didengar, juga
harus memiliki: kepribadian & intelektual, artinya MC harus memiliki
pengetahuan luas, kaya akan perbendaharaan kata. Seorang MC harus memiliki
kemampuan bahasa yang memadai, kepribadian yang excellent, artinya dia harus
luwes, percaya diri, berjiwa besar, memiliki sense of humor, disiplin, memiliki
sikap yang benar, memahami etika, berpenampilan bersih, wajar, sopan dan
menarik.
o Persiapan Master of Ceremony
 Know the Material: Kenali dan kuasai materi/bahan/ acara yang akan
dibawakan. Setiap rangkaian acara pada prinsipnya meliputi :
- Pembukaan
- Isi Acara, yang terbagi kedalam :
 Acara dasar : adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu acara
yang mendasari keseluruhan acara yang diselenggarakan. Acara ini
biasanya diisi: pembacaan ayat suci Al Qur’an, Menyanyikan lagu
wajib, seperti Indonesia Raya, Hymne atau Mars suatu organisasi
atau lagu wajib lainnya
 Acara penunjang: maksudnya kegiatan yang dilaksanakan dalam
suatu acara yang berfungsi untuk lebih memperkuat keseluruhan
acara yang diselenggarakan. Acara ini antara lain bisa diisi oleh:
sambutan-sambutan atau laporan, pembacaan Surat Keputusan,
serah Terima Jabatan
 Acara inti: merupakan kegiatan utama yang dilaksanakan dalam
suatu acara dan menjadi pusat perhatian dari keseluruhan acara ,
karena untuk itulah acara yang bersangkutan diselenggarakan.
Acara inti ini jelas diisi oleh rangkaian acara yang menjadi maksud
serta tujuan utama diselenggarakannya acara tersebut yang isinya
seperti: Ceramah, Wisuda/Pelantikan, Reuni, Peletakan Batu
pertama, Pengguntingan Pita
- Penutup: merupakan rangkaian akhir dari suatu acara, biasanya hal ini
diisi oleh: do’a, ramah tamah, hiburan tambahan, foto bersama dll.
 Know the Room: Kenalilah ruangan atau tempat dimana acara akan
diselenggarakan. Mengenali ruangan atau tempat ini berarti juga mengenali
‘atmosfer’ (lingkungan dan suasana) acara. Seorang MC harus dengan
cepat dapat beradaptasi dengan ruangan tempat penyelenggaraan acara dan
harus merasa nyaman dengan keadaan ruangan (jika acara indoor)
Mengenali atmosfer ruangan ini dapat dilakukan dengan cara datang ke
tempat tujuan lebih awal untuk belajar mengenal lay out atau speaking
area. Pengenalan ruangan ini dapat dilakukan pada saat gladi bersih.
 Know the audience: Dengan mengenali karakteristik pendengar maka
seorang MC akan dapat menyesuaikan gaya apa yang akan dimainkannya
dan etika seperti apa yang harus ditampilkan. Berikut beberapa contoh
penggolongan kalangan : awam, intelektual, anak-anak,
pemuda/pelajar/mahasiswa, ibuibu/ remaja putri,
pejabat/eksekutif/birokrat, pemuka agama, kalangan heterogen.
3. Moderator: Seseorang yang memimpin jalannya suatu diskusi agar tepat waktu
dan terarah. (Munif Chatib : 2011). Moderator yang memastikan bahwa diskusi
formal telah berlangsung tanpa masalah dan sudah mengikuti aturan atau standar
yang berlaku.
o Tugas Dan Tanggung Jawab Moderator
- Mengawal dan mengawasi jalannya lalu lintas posting di forum yang
menjadi tanggung jawabnya agar berjalan sesuai dengan topik diskusi
- Moderator harus dapat menciptakan ide atau topik lebih menarik agar
forum diskusi yang menjadi tanggung jawabnya menjadi lebih hidup dan
dinamis.
- Memberi penjelasan dan bimbingan terhadap peserta diskusi yang belum
memahami topik diskusi
- Memberi peringatan kepada peserta diskusi jika arah pembicaraan diskusi
dirasa sudah melenceng jauh dari topik bahasannya atau Out- Of-Topic
(OOT)
- Melakukan tindakan menyortir, menghapus, memindahkan, mengunci,
membuka maupun memecah topik tertentu jika diperlukan agar jalannya
diskusi lebih fokus dan kondusif
- Memberikan peringatan kepada peserta diskusi yang dianggap menyalahi
peraturan dan atau dianggap mengganggu, mengacaukan atau berpotensi
menimbulkan hal-hal yang merugikan forum, dengan bahasa yang baik dan
sopan
- Menjalankan tugas dan tanggung jawab nya sesuai dengan peraturan
o Langkah-Langkah Moderator
- Pembukaan
- Ucapan Selamat datang kepada peserta
- Uraian singkat latar belakang dan tujuan diskusi, seminar atau presentasi
- Perkenalan penyaji/presenter dan tema presentasi
- Penentuan waktu dan mekanisme tanya jawab
- Mengundang pembicara/penyaji/presenter menyajikan materi/presentasi
- Rangkuman umum inti presentasi penyaji
- Mengundang pendengar/peserta untuk bertanya
- Ucapan terimakasih kepada penyaji/presenter dan pendengar/peserta
- Moderator menutup diskusi, seminar atau presentasi.
4. Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan orang banyak atau salah
satu bentuk komunikasi presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik,
pendapat atau informasi kepada orang lain. Berbeda dengan pidato yang lebih
sering dibawakan dalam acara resmi atau politik, presentasi lebih sering
dibawakan dalam acara bisnis. Secara garis besar presentasi dirancang untuk
menjual (to sell), untuk menjelaskan (to explain)atau untuk memotivasi (to
motivate). Contoh tujuan presentasi dapat dikelompokkan lagi sebagai berikut :
- Untuk mempertunjukkan : layanan, produk, sistem
- Untuk membentuk : citra, strategi
- Untuk menghibur : kolega, orang luar
- Untuk menjual : konsep, produk, ide
- Untuk mewakili : kelompok, perusahaan, departemen
- Untuk mempromosikan : sikap, cara bekerja
- Untuk mengusulkan : penyelesaian, konsep baru
Dari tujuan presentasi oral/ lisan tsb di atas, tujuan presentasi ada tiga tujuan
utama, yaitu :
- Presentasi Informatif (informative presentations) adalah presentasi yang
bertujuan untuk menginformasikan atau memberitahukan.
- Presentasi Persuasif (persuasive presentations) adalah presentasi yang
bertujuan untuk memotivasi audience untuk melakukan atau percaya
terhadap sesuatu.
- Goodwill presentations adalah presentasi untuk menghibur dan
mensyahkan (validate) komitmen audience kepada tujuan organisasi.
Misalnya setelah pidato makan malam, audience menginginkan untuk
dihibur.
Agar proses presentasi berjalan dengan terencana, terarah dan teratur, berikut
ini adalah tahapan tahapannya:
- Planning:
 Understanding Audience (Memahami Pendengar), Informasi profil
audience yang berguna antara lain: Knowledge (Tingkat
Pengetahuan), Expertise (Keahlian), Experience (Pengalaman),
Prejudice and Attitude (Praduga dan Sikap), Needs (Kebutuhan),
Wants (Keinginan)
 Menentukan Tujuan Presentasi
 Message to be Delivered (Pesan yang akan Disampaikan)
 Presentation Tools (perlengkapan Presentasi)
 Presentation Room
- Delivering Presentation (Menyampaikan Presentasi)
 Opening (Pembukaan) yaitu menarik perhatian posotif dari
audience.
 Message (Pesan) yaitu menyatakan pesan pembicara secara jelas.
 Evidence (Bukti) yaitu menggiring audience menghargai
pembicara, mempercayai pembicara dan meyakini kredibilitas
pembicara.
 Closing (Penutup/Kesimpulan) yaitu memberikan kesan positif
yang akan terus diingat oleh audience, mengajak audience
mengikuti apa yang pembicara inginkan, serta menyimpulkan hal-
hal penting selama presentasi.
- Handling Questions And Answer (Menangani Sesi Tanya Jawab); Sesi
tanya jawab dilakukan setelah presentasi selesai. Beberapa manfaat dari
sesi tanya jawab adalah :
 Memperjelas pesan presentasi
 Memperkuat pokok-pokok bahasan
 Kesempatan bagi pembicara untuk menambah bukti dan contoh
 Mendorong timbulnya interaksi antara pembicara dan audien
Di sisi lain, sesi tanya jawab memiliki beberapa tantangan dan resiko
tersendiri, sehingga sesi ini cukup menakutkan bagi para pembicara pemula.
Beberapa resiko tersebut adalah:
 Kemungkinan ada pertanyaan yang sulit dijawab
 Seorang audience bisa saja mendominasi diskusi
 Batasan waktu seringkali sulit untuk ditaati
 Pendengar lain yang tidak tanggap pada pertanyaan atau jawaban
dari pembicara
 Ada audien yang bersikap bermusuhan, tidak sependapat dan
bahkan ingin menguji saja
Berikut ini adalah beberapa tip yang dapat membantu pembicara untuk
mengurangi resiko pada saat sesi tanya jawab :
 Membatasi waktu sesi tanya jawab
 Bantu pendengar untuk langsung ke permasalahan
 Jika pembicara tidak bisa menjawab, ada beberapa pilihan yang bisa
diterapkan :
 Bersikap jujur kepada audience, biasanya audience akan
mengerti dan menghargai hal tersebut
 Pembicara dapat menawarkan untuk mencarikan jawabannya
Contoh : “Pertanyaan Ibu memerlukan data yang akurat,
untuk sementara, saya catat dulu pertanyaan Ibu dan akan
segera saya berikan jawabannya melalui e-mail”
 Berikan sumber-sumber yang mungkin bisa menjawab
pertanyaan tersebut Contoh : “Mohon maaf, pertanyaan Bapak
sangat detil, saya tidak punya kapasitas untuk menjawabnya.
Tapi saya tahu sumber yang dapat dipercaya untuk menjawab
keingintahuan Bapak. Silahkan membuka link berikut
ini.......(sebutkan nama situsnya
 Tanyakan saran dari audien lain Contoh : “Pertanyaan
Saudara sangat menarik, sayang sekali saya tidak mengetahui
pengetahuan sejauh itu tentang masalah ini, atau barangkali
ada diantara hadirin yang mau memberikan pendapat dan
berbagi ilmu dengan kita di sini?”
- Closing Presentation (Menutup Presentasi); Penutupan suatu presentasi
diharapkan dapat memberi tambahan pada kesan pertama yang sudah positif, yang
akan diingat terus oleh audience. Cara dan apa yang pembicara ungkapkan pada
saat menutup suatu presentasi adalah bagian yang tidak kalah penting dari semua
bagian presentasi. Bahkan ada yang berpendapat bahwa bagian inilah bagian yang
terpenting dari suatu presentasi. Menutup presentasi juga harus mengandung
kesimpulan dari tujuan presentasi.
F. FONDASI DASAR UNTUK MERENCANAKAN DAN MENAMPILKAN
PUBLIC SPEAKING YANG SUKSES.
1. Know your subject and your speech (kuasai topik pembicaraan)
Hindari rasa gugup dengan menguasai topik yang akan Anda bicarakan. Oleh
karena itu, pelajari dengan baik apa yang akan Anda sampaikan. Tidak ada yang
lebih menakutan daripada berbicara tentang sesuatu yang tidak Anda kuasai.
Kenali pula urutan dari pesan yang akan Anda sampaikan. Dengan menguasai
urutan, Anda terbantu untuk menyampaikan materi secara runtut dan mudah
dipahami.
2. Know your audience and your space
Kenali siapa saja audiens yang akan menghadiri presentasi atau pidato Anda.
Kenali pula tempat dan lokasi di mana Anda menyampaikannya. Jika Anda
seorang peneliti menyampaikan presentasi hasil penelitian di depan para
profesional di bidang tersebut, maka Anda bisa menggunakan istilah teknis yang
rumit. Namun bagaimana jika audiensnya berbeda? Misal Anda harus
menyampaikan topik tersebut di hadapan anak sekolah? Tentu Anda pun harus
menggunakan pendekatan yang berbeda. Beda audiens memerlukan pendekatan
yang berbeda. Perhatikan juga lokasi dan tempat di mana Anda akan tampil.
Apakah ruangan yang dipakai cukup. Jika Anda akan menampilkan presentasi
PowerPoint perhatikan apakah layar proyektor tersedia? Bagaimana dengan sound
system? Apakah bekerja dengan sempurna? Semakin matang persiapan Anda,
maka semakin mulus jalan Anda menyampaikan public speaking yang memukau.
3. Never Apologize (Jangan meminta maaf).
Selama sesi public speaking, ada banyak hal yang terlewati oleh audiens Anda.
Oleh karena itu, jika Anda melewati beberapa bagian dari pidato Anda atau Anda
lupa akan sesuatu, jangan khawatir. Kemungkinan besar audiens tidak
menyadarinya. Anda bisa terus melanjutkan bagian berikutnya tanpa harus
khawatir berlebihan. Pandu audiens Anda menguasai bagian penting dari
presentasi, bukan bagian-bagian yang kecil. Jadi jangan pernah meminta maaf
karena Anda lupa atau melewati hal-hal kecil. Mereka tidak menyadarinya.
Mereka juga ingin Anda tampil dengan maksimal. Karena itu, selalu berpikiran
positif dalam public speaking dan fokus pada hal-hal penting, bukan hal-hal kecil
yang sepele.
4. Imagine yourself giving a great speech. Bayangkan diri Anda memberikan pidato
yang hebat. Visualisasi adalah salah satu kunci sukses. Bayangkan diri Anda
memberikan pidato dan presentasi yang meyakinkan, menyampaikan poin-poin
penting dengan gesture dan body language yang meyakinkan. Jangan lupa
bayangkan juga audiens Anda akan bertepuk tangan dengan penampilan Anda
yang memukau. Visualisasi positif seperti ini akan membuat Anda rileks dan
nyaman sehingga akhirnya mampu memberikan pidato dan public speaking yang
menarik.
5. Focus on your message, not on yourself. Fokus pada pesan, bukan diri Anda.
Pembicara pemula seringkali membiarkan rasa gugup menguasai mereka. Ketika
sesuatu terjadi, misalnya ada gangguan pada presentasi Anda, atau Anda lupa
sesuatu, suara Anda bisa jadi mulai berubah dan terdengar bergetar tidak
meyakinkan karena gugup. Tetap fokus pada hal utama, yakni pesan Anda. Anda
memberikan pidato, ceramah, atau presentasi untuk alasan yang penting. Ingat
alasan itu dan fokus pada apa yang paling penting yakni pesan Anda. Temukan
semangat untuk menghibur, mendidik, memberi inspirasi dan memotivasi audiens.
Dengan cara ini Anda akan menemukan tujuan dan maksud mengapa Anda tampil
di depan umum.Jangan lupa juga untuk selalu belajar dan melatih keterampilan
Anda memberikan presentasi dan public speaking yang memukau.
III. DAFTAR PUSTAKA
1. Ezeanya, Jonas. (2013). “The 4 Types of Public Speaking”.
2. Kartha, Deepa. (2016). “A Good Speaker Knows These Basic Types of Public
Speaking Well”.
3. Sirait, Charles B. 2014. The PowerOf Public Speaking (Kiat Sukses Berbicara
di Depan Publik)
MODUL PRAKTIKUM
PUBLIC SPEAKING

SASARAN PEMBELAJARAN:
Setelah proses praktikum yang dipandu dengan modul, maka dosen dapat
menggali capaian kompetensi mahasiswa terkait materi public speaking yang
indikatornyma adalah kemampuannya dalam hal:
1. Berbicara di depan umum baik secara formal maupun non formal
2. Mengetahui dan membedakan macam-macam public speaking dan
mengaplikasikannya.
3. Mengetahui tekhnik dalam public speaking dan mengaplikasikannya
TAHAPAN PRAKTIKUM
1. Diawal pertemuan, Mahasiswa membaca doa dan membaca surah Al-Fajr
2. Dosen/asisten menjelaskan kembali secara ringkas proses pelaksanaan praktikum.
3. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempresentasikan hasil
praktikum dan diskusi.
4. Dosen memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mengisi modul praktikum
PROSEDUR KERJA
1. Setiap Mahasiswa membuat 4 video bertindak sebagai MC, pidato, moderator dan
presenter dalam acara formal, semi formal dan non formal.
2. Setiap mahasiswa bebas memilih konsep/ tema acara yang akan dikerjakan
3. Durasi video maksimal 5 menit. Masing-masing video harus memperlihatkan
perbedaan dengan video yang lainnya.
4. Setiap mahasiswa mengumpulkan dan mengirimkan video melalui whatsapp/ GC/
email (tergantung kesepakatan denga dosen penanggung jawab)

Anda mungkin juga menyukai