Anda di halaman 1dari 29

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
Teknik presentasi
ABSTAK TUJUAN
Presentasi merupakan kemampuan Setelah mempelajari materi pada bab
yang harus dimiliki terutama oleh
TatapMuka ini, diharapkan mahasiswa mampu
pengajar dan peserta didik. Dalam menyampaikan
Kode Mata presentasi secara

07
Fakultas: Ekonomi modul ini dijelaskan teknik
Kuliah: F10119001
Program Studi:Manajemen efektif dan
Drs. komunikatif
Yasan dengan
Endrawan, MM
berpresentasi,langkah-langkah
melakukan presentasi, serta kiat menggunakan bahasa Indonesia yang
melakukan presentasi yang baik dan baik dan benar.
benar termasuk mendesain presentasi
serta bagaimana menjawab pertanyan
dalam sesi Tanya jawab

2019 ManajemenKompensasi
2 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN
7.1 Standar Kompetensi :
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan
presentasi secara efektif dan komunikatif dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
7.2 Indikator :
(1) Mahasiswa mampu menulis makalah
(2) Mahasiswa mampu mempresentasikan makalah
(3) Mahasiswa mampu bertanya jawab mengenai makalah dengan bahasa yang efektif
7.3 Pendahuluan

Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang seharusnya dimiliki oleh


setiap orang apalagi pelajar dan mahasiswa. Keterampilan berbicara mempunyai
peranan vital dalam berkomunikasi, terlebih berbicara di depan orang banyak.
Pembicara harus membuat penyimak mudah memahami isi yang disampaikan.
Tentunya, hal ini tidak mudah untuk dilakukan. Untuk menjadi seorang pembicara yang
andal, kita harus menggabungkan antara penguasaan bahasa, pengetahuan, pikiran, seni,
daya ingat, daya kreasi dan fantasi, serta kesanggupan dan kesiapan berbicara. 

7.4 Pengertian Berbicara


Berbicara  adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan
(Tarigan, 2008:16). Hal itu dapat dipahami bahwa berbicara berkaitan dengan
pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan
baik itu perasaan, ide atau gagasan. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 2003:15). Sebagai perluasan
dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda yang
dapat didengar dan dilihat, yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh
manusia untuk maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.
Lebih jauh lagi, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang

2019 ManajemenKompensasi
3 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik
sedemikian ekstensif, secara luas, sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang
paling penting bagi kontrol sosial.
Menurut Brown dan Yule dalam Puji Santosa, dkk. (2006:34), berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau
menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Pengertian ini pada intinya
mempunyai makna yang sama dengan pengertian yang disampaikan oleh Tarigan yaitu
bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata. Selain itu, Haryadi dan
Zamzani (2000:72) mengemukakan bahwa secara umum berbicara dapat diartikan
sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang
lain. Pengertian ini mempunyai makna yang sama dengan kedua pendapat yang
diuraikan di atas, hanya saja diperjelas dengan tujuan yang lebih jauh lagi yaitu agar apa
yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain.
Sementara itu, Slamet dan Amir (1996: 64) mengemukakan pengertian berbicara
sebagai keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk
menyampaikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak. Pengertian ini menjelaskan bahwa berbicara tidak hanya sekedar
mengucapkan kata-kata, tetapi menekankan pada penyampaian gagasan yang disusun
dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak atau penerima informasi atau
gagasan.

7.5 Jenis-Jenis Berbicara


Tarigan (1990:27-33) mengemukakan ada empat jenis berbicara: berbicara untuk
melaporkan, berbicara secara kekeluargaan, berbicara meyakinkan, berbicara
merundingkan.
1. Berbicara untuk Melaporkan
Untuk membahas masalah ini kita perlu mengetahui apa itu laporan. Laporan adalah
segala sesuatu yang dilaporkan dalam suatu pertemuan tertentu, biasanya berkaitan
dengan suatu hal atau peristiwa yang penting dan menjadi sorotan masyarakat atau
menyangkut pelaksanaan kebijakan atau program dan proyek suatu organisasi. Isi dalam
suatu laporan tersebut haruslah memuat keterangan-keterangan yang objektif dan harus
2019 ManajemenKompensasi
4 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
sesuai dengan fakta yang akurat hasil dari survei dan analisis, selain itu juga
penyampaian laporan harus disertai dengan rasa tanggung jawab.
2. Berbicara Secara Kekeluargaan
Cara yang paling umum menjamin serta memadukan suatu perasaan persahabatan
adalah melalui pembicaraan-pembicaraan yang dapat menyenangkan hati. Menciptakan
suasana keriangan dengan cara menggembirakan yang membuat kebanggaan menjadi
anggota kelompok. Sasaran diarahkan kepada peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang
penuh kelucuan dan kegelian yang sederhana.
3. Berbicara Merundingkan
Berbicara untuk merundingkan atau deliberative speaking pada dasarnya bertujuan
untuk membuat sebuah keputusan dan rencana. Dalam berunding keputusan diambil
dengan cara hati-hati sambil meminta nasihat dan penuh pertimbangan dari fakta-fakta
yang dijelaskan. Penyampaian argumen untuk menguatkan pendapat lebih tertuju pada
intelektual daripada emosi. Tidak memaksakan pendapat, tetapi membuat penjelasan
untuk meyakinkan atau membuat sadar akan suatu kebenaran.
4. Berbicara Meyakinkan
Pembicaraan yang bersifat persuasif atau mengajak yang disampaikan kepada para
pendengar bila kita menginginkan penampilan suatu tindakan atau pengerjaan suatu
bagian tertentu dari suatu tindakan. Tindakan-tindakan serupa itu mungkin merupakan
penerimaan suatu pendirian; pemungutan atau pengadopsian seperangkat prinsip, atau
tindakan pelaksanaan tugas-tugas serupa itu.
7.6 Pengertian Berbicara di Depan Umum
Dalam Webster’s Third New International Dictionary dikemukakan pengertian
berbicara di depan umum: the act of processes of making speeches in public ‘proses
penyampaian pembicaraan di depan umum, dan the art of science of effective oral
communication with an audience ‘seni ilmu pengetahuan mengenai komunikasi lisan
yang efektif dengan para pendengar’.” Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa berbicara di depan umum merupakan seni dan pengetahuan untuk
menciptakan komunikasi efektif di hadapan orang banyak.

2019 ManajemenKompensasi
5 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Senada dengan pengertian di atas, Zarefsky (Abidin, 2006:99) mendefinisikan “public
speaking is a continuous communication processing which massages and signal
circulate back and forth between speaker and listener.” Menurutnya berbicara di depan
umum merupakan suatu proses komunikasi yang berkesinambungan di mana pesan dan
lambang bersirkulasi ulang secara terus menerus antara pembicara dan para pendengar.
Berbicara di depan umum juga dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan
secara lisan tentang sesuatu hal atau topik di hadapan orang banyak.
7.7 Prasyarat Berbicara di Depan Umum
Agar berhasil menyajikan pembicaraan di depan umum, ada tiga prasyarat yang harus
dipenuhi seorang pembicara di depan umum: prasyarat organis, prasyarat retoris, dan
prasyarat psikologis.
1. Prasyarat organis
Prasyarat ini berhubungan dengan kelengkapan organ penghasil bahasa yang dihasilkan
pembicara. Prasyarat ini sangat menentukan dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa
secara tepat makna. Seorang pembicara akan berhasil melakukan pembicaraannya jika
mampu menghasilkan bunyi bahasa secara jelas dan tepat intonasinya, pelafalannya
maupun aksennya.
2. Prasyarat Retoris
Prasyarat ini berhubungan dengan pemahaman dan kemampuan pembicara tentang
konsep keterampilan berbahasa. Pembicara yang baik harus memahami kaidah-kaidah
bahasa, sehingga ia akan menggunakan bahasa yang baku dan efektif dalam melakukan
pembicaraannya. Selain itu, pembicara harus memahami sendi-sendi retorika, seperti
kemampuan berargumen, berpersuasi dan berpragmatis.
3. Prasyarat Psikologis
Prasyarat ini berhubungan dengan unsur psikologi pembicara pada rasa percaya diri,
kesiapan mental, dan kemantapan presentasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam prasyarat ini adalah persiapan yang matang agar secara mental kita siap berbicara
dan penguasaan para pendengar, sehingga kita mampu berbicara tanpa keraguan.

Selain ketiga prasyarat tersebut di atas masih ada hal lain lagi yang betul-betul harus
mendapatkan perhatian. Hal ini disebabkan berbicara di depan umum tidak hanya

2019 ManajemenKompensasi
6 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
menyampaikan materi/informasi kepada publik, tetapi lebih dari itu, yaitu bagaimana
diri sang pembicara dapat terlibat sepenuhnya untuk mencapai hasil terbaik yang dapat
diberikan kepada hadirin. Untuk mencapai hal tersebut terdapat delapan elemen yang
harus dikuasai.  Kedelapan hal tersebut adalah penampilan, isi pembicaraan, penguasaan
ruang, cara penyampaian pesan, perhatian, memberikan contoh nyata dan relevan,
membuat kata kunci, dan tujuan.
Penampilan akan memberi kesan tersendiri bagi orang lain yang sedang memperhatikan
kita. Penampilan sangat penting bagi seorang pembicara karena ini akan membangun
kesan menarik pada dirinya, mulai caranya berjalan memasuki podium, bahasa tubuh,
pakaian, dan ekspresi wajah. Semua itu akan diperhatikan. Di sinilah kesan pertama
akan dibangun sebelum si pembicara memulainya. Jika dalam hal ini kita berhasil,
kepercayaan awal telah dimiliki oleh para pendengar terhadap diri sang pembicara. Lalu,
isi pembicaraan. Isi pembicaraan menyangkut informasi yang akan disampaikan.
Artinya, kita tidak bisa sembarangan menyajikan informasi kepada para pendengar.
Sebelum naik ke podium, kita harus benar-benar matang mempersiapkan materi. Materi
yang dipersiapkan setidaknya harus memuat tiga hal: pendahuluan, topik utama dan
penutup/simpulan. Pendahuluan sekurang-kurangnya membahas tentang latar belakang
masalah, tujuan, manfaat dan rumusan masalah. Topik utama menjawab materi dari
rumusan masalah yang telah dibuat. Penutup, berisi simpulan yang singkat, dan jelas
agar langsung mengena dalam pikiran pendengar. Ingat, para pendengar membutuhkan
struktur dan keterlibatan untuk mempelajari atau mempertahankan apa pun yang kita
katakan.
Penguasaan ruang yang baik oleh seorang pembicara akan mempengaruhi penerimaan
informasi yang disampaikan kepada para pendengar.  Dalam hal ini ada beberapa hal
yang harus diperhatikan seperti pengaturan ruang, posisi berdiri dihadapan hadirin, alat
bantu yang digunakan. Satu lagi yang juga harus dipahami adalah ketika kita berbicara
apakah atas undangan hadirin atau kita yang mengundang mereka. Sebagai pembicara,
jangan fokus pada materi saja, tetapi juga pada cara penyampaian yang akan disajikan.
Bagaimana cara memberikan isi pembicaraan jauh lebih penting daripada informasi
yang akan disampaikan. Bagaimana hadirin menangkap suara, ekspresi wajah,

2019 ManajemenKompensasi
7 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
semangat, dan pengucapan pembicara pada saat berbicara di depan mereka. Hal itu
harus menjadi pegangan yang tidak boleh disepelekan.
Jangan pernah menganggap bahwa hadirin adalah sosok yang tidak penting karena hal
itu jelas akan mengganggu penampilan pada saat pemebicara berada di depan mereka.
Yang harus dilakukan adalah memberikan perhatian penuh kepada hadirin.  Pembicara
harus mampu menjaga hal tersebut dari awal sampai akhir pembicaraan karena ini
merupakan suatu kemampuan khusus yang akan menjadikan kita sebagai pembicara
yang andal. Selama berbicara, pembicara pasti menginginkan hadirin memperhartikan
dan mendengarkan apa yang disampaikannya. Maka dari itu, berikan kepada hadirin
contoh nyata dan relevan agar terkesan tidak mengada-ada, sehingga tidak membuat
mereka menjadi ragu.
Ketika pembicara meninggalkan panggung, tentunya si pembicara menginginkan hadirin
membawa pesan yang bermanfaat atas apa yang disampaikan, sehingga mereka dapat
mengaplikasikannya. Hal ini hanya bisa diperoleh hadirin jika pembicara mampu
membuat kata kunci yang akan selalu diingat oleh mereka. Kata kunci pada umumnya
berupa simpulan dan anjuran untuk segera mengambil tindakan atas apa yang baru saja
mereka dengarkan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang pembicara
selalu menginginkan hadirin mampu mengambil pesan dari apa yang mereka sampaikan.
Hal tersebut bisa terwujud jika pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara sejak
awal telah memiliki tujuan yang jelas.
7.8 Persiapan Berbicara di Depan Umum
Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara yang harus
dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian hadirin. Untuk menarik
perhatian hadirin, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pembicara selain
persiapan materi yang matang:
1. Mempersiapkan mental dengan baik yakni dengan memahami kondisi ruangan dan
psikologis para pendengarnya.
2. Berlatih dengan baik dan teratur di depan cermin dengan maksud agar pembicara
mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya.
3. Menyesuaikan penampilan fisik sebelum tampil di atas panggung.
4. Berupaya untuk menjadi diri sendiri.

2019 ManajemenKompensasi
8 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
5. Menyelipkan humor atau cerita lucu di antara pembicaraan yang disampaikan,
sehingga pendengar tidak merasa bosan.
Persiapan yang baik akan membantu pembicara mengantisipasi gangguan yang akan
muncul ketika berbicara di depan umum. Gangguan tersebut di antaranya adalah kurang
antusiasnya hadirin untuk memperhatikan pembicaraan yang disampaikan, tidak
mendukungnya suasana ruangan, dan karateristik hadirin di luar perkiraan. Untuk itu
diperlukan analisis situasi dan pendengar serta bahan yang akan disampaikan ketika
tampil untuk berbicara di depan umum.
7.9 Menganalisis Situasi
Sering pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan begitu penting, sehingga
lupa memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar belakang kehidupan mereka,
serta bagaimana situasi yang ada pada waktu pembicaraan berlangsung. Karena kurang
memperhatikan hal-hal tersebut, maksud pembicaraan tidak tercapai dan tujuannya tidak
mengenai sasaran. Untuk itu sebelum mulai berbicara, pembicara harus menganalisis
situasi yang ada pada waktu akan dilangsungkannya pembicaraan tersebut. Ketika
menganalisis situasi ini akan muncul beberapa hal berikut:
1. Apa maksud hadirin berkumpul untuk mendengarkan uraian itu? Apakah pembicara
menghadapi anggota-anggota perkumpulannya atau massa yang berkumpul dengan
maksud tertentu? Atau mereka berkumpul secara kebetulan saja?
2. Adat kebiasaan atau tata-cara mana yang mengikat mereka? Apakah mereka senang
terhadap pembicaraan secara resmi atau tidak resmi?
3. Apakah ada acara yang mendahului atau mengikuti pembicaraan tersebut? Kapan
akan berlangsung pembicaraan itu? Kalau ada acara lain yang mendahului, acara
mana yang lebih menarik perhatian? Semua unsur situasi itu dapat dipergunakan
dalam pembicaraan dan pasti mempunyai daya tarik tersendiri untuk memikat para
pendengar.
4. Di mana pembicaraan itu akan dilangsungkan? Di alam terbuka atau dalam sebuah
gedung? Apakah pada saat itu hujan, mendung atau panas terik? Hadirin duduk atau
berdiri? Apakah suara pembicara dapat didengar dengan baik atau tidak di dalam
ruangan atau gedung tersebut?

2019 ManajemenKompensasi
9 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Bila pembicara bersunggguh-sungguh menjawab semua pertanyaan di atas, ia telah
berusaha menganalisis situasi yang ada pada waktu pembicaraan akan berlangsung.
7.10 Menganalisis Pendengar
Ada beberapa topik yang dapat dipakai untuk menganalisis pendengar. Pada umumnya,
pembicara telah diberitahu, siapa pendengar yang akan hadir dalam pertemuan tersebut.
Untuk itu, sebelum menganalisis pendengar berdasarkan beberapa topik khusus, ia harus
memulainya dengan data-data umum. Data umum yang dapat dipakai untuk
menganalisis hadirin adalah jumlah, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan
politik dan sosial, sedangkan data khusus meliputi pengetahuan pendegar mengenai
topik yang akan dibawakan, minat dan keinginan pendengar, dan sikap pendengar
7.11 Penyusunan Bahan Berbicara
Penyusunan bahan-bahan dilakukan dalam tiga tahap:
1. Mengumpulkan bahan
2. Membuat kerangka karangan, dan
3. Menguraikan secara mendetail.
Dalam bagian ini akan dikemukakan beberapa aspek tambahan yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan bahan yang akan disampaikan secara lisan. Bila diadakan
perbandingan mengenai sikap pembaca pada komposisi tertulis dan sikap pendengar
pada posisi lisan, setiap pembaca biasanya akan membaca terus selama ia masih tertarik
akan isi bacaan, atau memilih bagian-bagian tertentu yang dianggapnya perlu dibaca.
Sebaliknya, hadirin bagaimanapun harus tetap mendengarkan uraian lisan sampai
selesai, tetapi sikap yang ada pada tiap pendengar akan berlainan.
Kecenderungan psikologis yang umum yang dapat dicatat adalah bahwa para pendengar
biasanya tertarik pada apa yang dikatakan pada awal pembicaraan. Sesudah itu,
konsentrasi mereka akan menurun berangsur-angsur walaupun kemungkinan hal yang
dibicarakan sebenarnya makin menarik. Baru ketika pembicaraan mendekati titik akhir,
minat mereka akan meningkat kembali. Pembicara yang baik dan berpengalaman akan
memanfaatkan aspek psikologis ini sebaik-baiknya. Bila ia mulai dengan ucapan-ucapan
yang tidak menarik atau mulai dengan menyampaikan topik yang tidak ada kaitannya
dengan kepentingan pendengar, sebenarnya ia sudah memadamkan perhatian mereka
sebelum berkembang.

2019 ManajemenKompensasi
10 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Oleh karena itu, ia harus memulai uraiannya dengan sesuatu yang betul-betul menarik
dan merangsang. Cara ini harus diperbaharui setiap saat dari waktu ke waktu selama
menyampaikan uraian tersebut. Teknik susunan ini sebenarnya mencoba untuk
memanfaatkan kecenderungan alamiah yang ada pada setiap manusia bahwa apa yang
dikatakan pertama kali akan menggugah hati setiap orang dan apa yang diucapkan
terakhir kali akan lebih berkesan daripada bagian-bagian lainnya. Untuk memanfaatkan
aspek psikologis tersebut pembicara dapat menggunakan teknik berikut untuk menyusun
materinya :
 Pertama-tama, dalam bagian pengantar uraiannya, ia menyampaikan suatu orientasi,
apa yang diuraikannya serta bagaimana usaha untuk menjelaskan tiap bagian itu.
Bila pendengar telah mendapatkan gambaran dan kesan yang baik mengenai urutan
penyajiannya beserta kepentingan materi pembicaraannya, mereka akan lebih siap
untuk mengikuti uraian itu dengan cermat dan penuh perhatian.
 Sesudah memasuki materi uraian, pembicara harus menonjolkan bagian-bagian
yang penting, sebagaimana yang sudah dikemukakan pada awal orientasinya. Tiap
bagian yang ditonjolkan itu diikuti dengan penjelasan, ilustrasi atau keterangan-
keterangan yang sifatnya kurang penting. Karena sudah ada motivasi, setiap
pendengar ingin mengetahui perinciannya itu. Demikian dilakukan berulang-ulang
dengan topik-topik penting berikutnya.
 Pada akhir uraian, sekali lagi pembicara menyampaikan ringkasan seluruh
uraiannya tadi agar hadirin memperoleh gambaran pembicaraan secara utuh.

Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas diperlukan setidaknya sepuluh teknik agar dapat
berbicara di depan umum secara baik. Teknik-teknik tersebut adalah
1. Pendekatan permulaan bahwa pembicara harus memberikan kesan menarik pada
pembukaan pembicaraan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuka
pembicaraan dengan rasa percaya diri.
2. Mengatasi kegugupan atau demam panggung. Hal ini dapat dilakukan dengan
membangun sikap positif terhadap diri sendiri, berdiri dengan tegak dan tenang,

2019 ManajemenKompensasi
11 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
kuasai materi dengan mantap, banyak berlatih, dan pandanglah pendengar sebagai
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri.
3. Membuat pendengar tertarik. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan sesuatu
yang baru bagi pendengar. Jangan memohon maaf pada pendengar, sajikan
pembicaraan dengan segar dan aktual dan dapat pula menggunakan humor asal
tidak berlebihan.
4. Jagalah ketepatan berbicara, kejernihan dan volume suara. Hal ini dapat dilakukan
dengan menguasai ruang pembicaraan, tidak banyak mengeluarkan bunyi e...e...e,
bicara dengan tepat, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat, dan gaya berbicara harus
terlihat akrab demikian pula isi pembicaraannya.
5. Percaya diri dan perbanyak pembendaharaan kata.
6. Memberikan penekanan pada pembicaraan penting serta bersemangat dalam
menyampaikan pesan.
7. Berbicaralah tepat waktu dan milikilah rasa humor.
8. Gerakan tubuh secara alamiah, berbicaralah secara wajar, dan gunakan pakaian
yang serasi.
9. Bawalah catatan kecil guna membantu penyampaian pesan.
10. Tutup pertemuan secara mengesankan, ucapkan terima kasih, dan tinggalkan
podium dengan senyuman.
7.12 Meningkatkan Rasa Percaya Diri saat Berbicara di Depan Umum
Rasa percaya diri mutlak diperlukan terutama pada saat akan berbicara di depan umum.
Rasa percaya diri akan memudahkan si pembicara untuk bisa menguasai panggung
maupun materi yang akan disampaikan. Jangan sampai seorang pembicara bermasalah
dengan rasa percaya dirinya karena tentunya akan menghambat, bukan hanya
penguasaan podium/hadirin, melainkan juga materi yang akan disampaikannya.
Memang, berbicara di depan umum dapat dikatakan mudah-mudah susah. Mudah jika si
pembicara memiliki keberanian dan rasa percaya diri dan susah, jika si pembicara tidak
memiliki rasa percaya diri. Rasa percaya diri bisa dikatakan sebagai kunci kesuksesan
seseorang ketika berbicara di depan umum. Berikut cara mudah meningkatkan rasa
percaya diri saat berbicara di depan umum.

2019 ManajemenKompensasi
12 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
1. Tenang dan Fokus
Cara mudah meningkatkan rasa percaya diri pada saat berbicara di depan umum adalah
tenang, dan fokus. Ketenangan akan memberikan kenyamanan pada diri pembicara
karena ketenangan dapat menghilangkan rasa takut yang pada akhirnya mampu
meningkatkan fokus dan konsentrasi. Ketenangan dan fokus membuat pembicara
memiliki rasa percaya diri ketika berbicara di depan hadirin.
2. Yakinkan diri bahwa kita mampu
Meyakinkan diri sendiri atau memberi motivasi diri sangat diperlukan untuk
menumbuhkan kepercayaan pada diri, sehingga timbul rasa percaya diri. Keyakinan
pada diri akan memunculkan semangat dalam diri, sehingga mampu utuk bisa
melakukan apapun dan melewati semua hambatan yang ada.
3. Anggap semua orang yang hadir sebagai teman.
Salah satu penyebab hilangnya rasa percaya diri saat berbicara di depan umum adalah
rasa takut berhadapan dengan banyak orang terlebih orang tersebut jauh di atas
kemampuan kita, atau orang yang suka mencari-cari kesalahan, maupun yang akan
menjatuhkan diri kita. Hilangkan semua pikiran negatif dan anggap semua yang hadir
sebagai teman. Dengan menanamkan pikiran positif, kita akan dengan mudah
meningkatkan rasa percaya diri pada saat berbicara di depan umum.
4. Kuasai materi dan perluas wawasan.
Dengan menguasai materi dan memperluas wawasan atau pengetahuan, kita memiliki
persiapan yang cukup untuk berbicara di depan umum. Dengan persiapan yang cukup
matang, kita akan merasa lebih siap dan lebih percaya diri saat berbicara di depan
umum.
5. Tampil penuh rasa percaya diri
Rasa rendah diri yang menyebabkan rasa tidak percaya diri akan menjadi kendala saat
akan berbicara di depan umum. Dengan keyakinan yang kuat dan persiapan yang
matang, kita bisa tampil penuh rasa percaya diri saat berbicara di depan umum, sehingga
mampu mengalahkan rasa rendah diri dan takut yang senantiasa menghalangi-halangi
diri kita.
Kita bisa meningkatkan rasa percaya diri saat berbicara di depan umum dengan dengan
cara mengatasi demam panggung. Salah satu cara agar bisa tampil percaya diri adalah

2019 ManajemenKompensasi
13 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
dengan menguasai topik yang akan dibawakan dan seringnya tampil di muka umum.
Perpaduan antara penguasaan bahan berbicara dengan frekuensi tampil di muka umum
akan mempengaruhi otak, terutama daerah lobus pariental, sehingga dapat
meningkatkan fokus tubuh, melepaskan ketegangan dan kecemasan saat berbicara di
depan umum. Dengan demikian, komunikasi yang baik dan efektif menjadi semakin
baik dan mudah saat berbicara di depan umum serta meningkatkan kemampuan
berbicara di depan umum.
7.13 Penyebab Ketakutan Berbicara di Depan Umum
Berbicara di depan umum bagi sebagian kita merupakan hal yang biasa, tidak
menakutkan dan tidak pula memerlukan persiapan khusus untuk melakukannya. Namun
bagi sebagian yang lain, berbicara di depan umum merupakan hal yang menakutkan,
sulit untuk dilakukan dan perlu rasa percaya diri ekstra untuk bisa melakukannya.
Terlebih bagi mereka yang baru pertama kali melakukannya. Bahkan ada kalanya
ketakutan tersebut menyebabkan keluarnya keringat dingin hingga mengakibatkan jatuh
pingsan atau tak sadarkan diri.
Apa yang terjadi pada otak saat sedang merasa takut untuk berbicara di depan umum?
Semua aktivitas tubuh berpusat pada otak, termasuk kemampuan berbicara. Semua
bentuk ucapan atau kemampuan berbicara secara langsung terhubung dengan lobus
pariental. Di mana adanya kerusakan atau pengaruh negatif pada lobus pariental dapat
menyebabkan terganggunya kemampuan berbahasa yang mengakibatkan terhambatnya
komunikasi.
Ketakutan yang terjadi saat akan berbicara di depan umum bisa dikatakan sebagai
respon negatif. Respon negatif ini akan menegangkan saraf-saraf pada lobus parental
dan mempengaruhi lobus pariental dalam menciptakan komunikasi yang efektif,
sehingga mengakibatkan terganggunya kemampuan berbahasa dan terhambatnya
komunikasi. Itulah mengapa saat mengalami ketakutan berbicara di depan umum,
kemampuan berkomunikasi menjadi sangat sedikit bahkan hilang karena daerah lobus
pariental dalam otak mendapatkan pengaruh negatif dari rasa takut.
Untuk mengatasinya, seseorang harus menghilangkan penyebab dari respon negatif
tersebut, yakni rasa takut yang dialaminya. Saat ketakutan hilang, ketegangan yang
terjadi pada saraf akan mereda dan kemampuan berbicara juga akan kembali lancar dan

2019 ManajemenKompensasi
14 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
tidak terganggu. Untuk mengatasi ketakutan berbicara di depan umum, sebenanya
banyak cara yang bisa kita lakukan, seperti meningkatkan rasa percaya diri dan
melakukan teknik relaksasi. Banyak orang yang mengalami ketakutan saat akan
berbicara di depan umum. Bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% dari
seluruh jumlah penduduk mengalami tingkat kecemasan dan ketakutan yang tinggi saat
akan berbicara di depan umum. Ada tujuh penyebab ketakutan berbicara di depan
umum. Berikut tujuh penyebab ketakutan berbicara di depan umum.
1. Munculnya rasa takut yang berlebihan
2. Kurangnya rasa percaya diri
3. Kurangnya persiapan, baik materi maupun penampilan
4. Trauma akibat pengalaman buruk pada masa lalu
5. Takut membuat kesalahan pada saat berbicara di depan umum
6. Takut ditertawakan apabila membuat kesalahan dan hal lain yang akan
mempermalukan diri sendiri
7. Takut tidak bisa melakukannya dengan baik
Itulah tujuh penyebab ketakutan berbicara di depan umum yang harus kita ketahui.
Tentunya kita harus mampu mengalahkan dan mengatasi penyebab ketakutan tersebut.
Jika tidak, selamanya kita tidak akan pernah bisa memiliki kemampuan berbicara di
depan umum.
Untuk bisa mengatasinya, sebenarnya banyak cara yang bisa kita lakukan, salah satunya
adalah dengan merasa tenang dan fokus. Jika kita perhatikan betul, berbicara di depan
umum sama seperti ketika kita berbicara dengan rekan atau sahabat. Hanya saja saat
berbicara di depan umum, orang yang kita ajak bicara lebih banyak. Dengan
menerapkan cara ini, kita bisa merasa lebih tenang dan fokus.
Munculnya rasa takut saat akan berbicara di depan umum adalah hal yang wajar.
Bahkan hampir semua orang pernah mengalaminya. Namun jika rasa takut yang dialami
berlebihan, bahkan hingga membuat ingin berlari atau menghindarinya, hal itu perlu
diwaspadai karena bisa jadi ketakutan terjadi karena glosofobia.
7.14 Waspadai Glosofobia, Kenali Tanda dan Gejalanya
Glosofobia merupakan jenis fobia sosial di mana penderitanya mengalami ketakutan
saat akan berbicara terlebih ketika berdiri di depan umum. Dalam taraf yang signifikan,

2019 ManajemenKompensasi
15 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
ketakutan tersebut dapat mengendalikan kehidupan, sehingga berdampak pada
hubungan sosial terutama dengan orang lain. Untuk itu, kita perlu mewaspadai
ketakutan yang kita miliki. Tidak menutup kemungkinan, ketakutan yang terjadi pada
diri kita karena glosofobia.
Glosofobia terjadi ketika tubuh bereaksi memberikan sinyal berupa tanda atau gejala
tertentu. Beberapa orang mungkin hanya mengalami satu atau dua gejala. Namun
beberapa orang mengalami lebih dari dua gejala. Berikut tanda dan gejalanya: kesulitan
dalam berbicara, keluar keringat dingin, sesak nafas, mual yang mengakibatkan rasa
ingin muntah, tubuh lemas/tidak bertenaga, suara bergetar, tarikan nafas cepat, dan
tubuh bergetar.
Jika ketakutan yang kita rasakan telah menunjukkan seperti yang disebutkan di atas, hal
tersebut perlu diwaspadai. Jangan biarkan glosofobia menguasai kehidupan kita karena
bila kita dapat melepaskan diri dari glosofobia, akan membuat kita menjadi orang yang
percaya diri, sehingga mampu melakukan apapun yang kita inginkan, termasuk
memiliki keterampilan berbicara di depan umum.
Glosofobia merupakan salah satu jenis fobia, yakni fobia sosial di mana penderitanya
memiliki ketakutan pada situasi sosial, bahkan pada taraf yang cukup signifikan dapat
menyebabkan masalah dalam pekerjaan, sekolah atau kehidupan sosial lainnya.
Ketakutan berbicara di depan umum atau glosofobia terjadi karena pikiran bawah sadar
mengambil alih kesadaran dan menganggap situasi sosial sebagai sebuah ancaman,
sehingga tubuh merespon dengan melawan atau lari menghindar. Uniknya, glosofobia
hanya mempengaruhi kemampuan berbicara, bukan yang lain. Seseorang yang terkena
glosofobia bahkan bisa bernyanyi atau menari dihadapan orang banyak. Hanya saja
mereka kesulitan saat harus berbicara di depan umum.
Sebenarnya, ketakutan berbicara di depan umum, baik yang terjadi karena glosofobia
maupun tidak, jika ditinjau dari akar permasalahannya adalah dua hal yang sama, yakni
suatu keadaan di mana rasa takut dalam pikiran bawah sadar menguasai dan mengambil
alih pikiran sadar. Saat pikiran bawah sadar telah menguasai pikiran sadar, tubuh akan
merespon sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh pikiran bawah sadar yakni
mengalami ketakutan. Jika ketakutan tersebut terus dibiarkan, kemungkinan besar
selamanya diri tidak akan bisa terlepas dari ketakutan tersebut.

2019 ManajemenKompensasi
16 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Untuk mengatasinya, hal yang harus dilakukan adalah melawan rasa takut tersebut.
Sama halnya dengan glosofobia, penderita glosofobia harus melawan rasa takut atau
fobia yang dialaminya. Caranya adalah kita hanya perlu membuang jauh-jauh rasa takut
tersebut dari pikiran dan menggantinya dengan rasa percaya diri. Saat rasa takut hilang
dan berganti dengan rasa percaya diri, tentu bisa menjadi orang yang percaya diri saat
berbicara di depan umum, sehingga tidak akan kesulitan saat harus berbicara di depan
umum. Namun untuk membuang jauh-jauh rasa takut dari pikiran, kita harus memiliki
keinginan yang kuat.
Glosofobia dapat diatasi dengan sepuluh cara berikut: (1) perbanyak latihan berbicara di
depan umum, (2) perluas wawasan dan pengetahuan, (3) persiapkan materi yang akan
disajikan secara matang, (4) persiapkan penampilan dan berikan yang terbaik, (5) tenang
dan fokus serta hilangkan semua beban yang ada, termasuk rasa takut yang menghantui
diri, (6) tingkatkan rasa percaya diri, (7) yakinkan diri bahwa mampu melakukannya, (8)
biasakan untuk berbicara di depan umum, (9) aktif berorganisasi, dan (10) rencanakan
serta buatlah persiapan sebelum berbicara.
Sepuluh cara di atas dapat membantu seseorang mengatasi ketakutan saat akan berbicara
di depan umum. Namun yang harus diingat, ketakutan berbicara di depan umum adalah
hal yang wajar. Bahkan hampir semua orang pasti pernah mengalaminya. Termasuk
orang yang selama ini telah mahir berbicara di depan umum, pasti pada awalnya mereka
juga mengalami rasa takut. Untuk itu kita harus bersungguh-sungguh menghilangkan
rasa takut tersebut.
Bila kita dapat menghilangkan glosofobia yang bersarang dalam jiwa, kita akan mampu
untuk tampil berbicara di depan umum. Jika kita memiliki kemampuan berbicara di
depan umum akan banyak keuntungan yang didapat. Maka, jangan ragu untuk diri kita
bisa berbicara di depan umum apalagi pada zaman teknologi informasi saat ini.
7.15 Manfaat Terampil Berbicara di Depan Umum
Terampil berbicara di depan umum sangat diperlukan guna meningkatkan kualitas diri.
Perkembangan zaman dan teknologi memaksa setiap orang untuk dapat bersaing
meningkatkan kualitas diri. Dengan keterampilan berbicara di depan umum, kita akan
menjadi orang yang banyak dicari. Bahkan, lebih dari itu, terampil berbicara di depan

2019 ManajemenKompensasi
17 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
umum juga memiliki banyak manfaat. Ada sepuluh manfaat memiliki kemampuan
berbicara di depan umum:
1. Meningkatkan keterampilan berbicara dan profesionalisme kerja
Berbicara di depan umum secara tidak langsung akan meningkatkan keterampilan
seseorang dalam berbicara. Semakin sering berbicara di depan umum, semakin baik
pula keterampilan berbicara yang dimiliki. Sebagai seorang karyawan, apalagi
sebagai pimpinan suatu perusahaan sudah seharusnya memiliki keterampilan
berbicara di depan umum. Dengan kemampuan tersebut tentunya akan semakin
meningkatkan profesionalisme kerja.
2. Meningkatkan kemampuan dan kualitas diri
Dengan memiliki kemampuan berbicara di depan umum, secara tidak langsung kita
terus-menerus mengasah kemampuan diri yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas diri.
3. Memperluas jaringan
Kemampuan berkomunikasi dengan baik terutama berbicara di depan umum dapat
memperbanyak teman, kenalan, atau rekan bisnis yang semuanya dapat memperluas
jaringan kerja atau usaha.
4. Memperluas dan membuka kesempatan seluas-luasnya
Dengan kemampuan terampil berbicara di depan umum, jaringan yang kita miliki
akan semakin luas, sehingga akan memudahkan kita untuk membuka kesempatan
untuk makin berkembang, meningkatkan penjualan maupun memperbesar usaha
yang kita lakukan.
5. Meningkatkan rasa percaya diri
Kemampuan berbicara di depan umum dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Percaya atau tidak, jika kita terbiasa berbicara di depan umum dan selalu sukses
saat melakukannya, rasa percaya diri secara otomatis juga akan makin meningkat.
6. Meningkatkan kemampuan mempengaruhi
Kemampuan berbicara di depan umum dapat meningkatkan kemampuan untuk
mempengaruhi.
7. Meningkatkan kemampuan belajar

2019 ManajemenKompensasi
18 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Kemampuan berbicara di depan umum dapat meningkatkan kemampuan belajar.
Berbicara di depan umum secara terus menerus dapat mengasah kemampuan otak
dan meningkatkan kemampuan belajar.
8. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Berbicara di depan umum, akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis terkait dengan kemampuan otak untuk mencari
pemecahan dari suatu permasalahan secara cepat dan tepat. Berbicara di depan
umum akan merangsang otak untuk memiliki keahlian tersebut.
9. Meningkatkan kemampuan memimpin
Seringkali orang yang ditunjuk untuk berbicara di depan umum adalah orang yang
dianggap memiliki kelebihan, keunggulan maupun keahlian di suatu bidang,
termasuk dalam hal kepemimpinan. Berbicara di depan umum secara tidak langsung
akan meningkatkan kemampuan seseorang dalam memimpin.
10. Mengatasi rasa takut untuk berbicara di depan umum
Alasan pentingnya memiliki keterampilan berbicara di depan umum adalah untuk
mengatasi rasa takut berbicara di depan umum. Berbicara di depan umum akan
memaksa kita mengalahkan rasa takut yang kita miliki. Dengan demikian, semakin
sering kita berbicara di depan umum, semakin mudah bagi kita untuk mengatasi
rasa takut tersebut.

7.16 Percaya Diri dan Mentalitas

Tingkat kepercayaan diri dan mentalitas merupakan salah satu kunci untuk menuju
kehidupan yang sukses. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri dan mental yang
kuat akan dengan mudah beradaptasi dengan berbagai macam kalangan masyarakat
dalam situasi serta kondisi apa pun. Setiap indvidu memiliki tingkat percaya diri dan
mentalitas yang berbeda-beda. Itulah mengapa ada orang yang mudah mencapai sebuah
kesuksesan dan mewujudkan cita-citanya, tetapi ada juga yang sama sekali tidak bisa
mewujudkan impiannya. Hal itu terjadi karena adanya kepercayaan diri dan mentalitas
yang prima.

Seseorang yang memiliki rasa percaya diri dan mental yang kuat akan dengan mudah
mengutarakan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Karena rasa percaya diri
2019 ManajemenKompensasi
19 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
dan mental yang kuat itu pula, seseorang bisa dengan mudah mendapatkan ilmu,
pengetahuan, serta kemampuan yang baru.

Munculnya rasa percaya diri dan mental yang kuat tentunya dipengaruhi oleh kebiasaan
dan kondisi psikologis. Orang yang mudah mengalami gugup dan cemas merupakan
penyebab kurangnya rasa percaya diri serta lemahnya mentalitas. Maka, kita harus bisa
meningkatkan rasa percaya diri dan mentalitas dengan tujuan agar bisa lebih baik ketika
menjalani aktivitas setiap harinya.
7.17 Kemampuan dan Pengembangan Diri
Memiliki berbagai macam kemampuan serta memiliki pengembangan diri yang baik
dalam melakukan berbagai hal tentu menjadi impian semua orang. Untuk dapat
melakukan itu semua tentunya dibutuhkan kemampuan serta pengembangan diri yang
berasal dan bersumber dari otak.
Kita harus memiliki otak yang sehat, sehingga dapat bekerja dengan baik. Karena otak
memiliki banyak bagian dan banyak fungsi, selain sebagai tanda bahwa otak manusia
sebagai tempatnya pikiran, ternyata di dalam otak terdapat pikiran sadar dan pikiran
bawah sadar. Akan sangat mudah memiliki berbagai macam kemampuan untuk
mengembangkan diri jika dalam pikiran bawah sadar tertanam sesuatu yang positif.
Selain melakukan pelatihan, belajar dan menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman
hidup, kita juga harus mampu mengendalikan pikiran bawah sadar karena dalam
menjalani kehidupan ini, manusia tidak bisa lepas dari masalah psikologis maupun rasa
takut untuk melakukan berbagai hal.
Masalah psikologis dan fobia akan menjadi penghalang untuk bisa mewujudkan impian.
Kita harus memiliki cara untuk mengatasi dan menghilangkan gangguan psikologis dan
fobia karena akan berdampak buruk bagi diri kita, orang di sekitar kita, maupun
aktivitas yang kita jalani. Memang tidak mudah untuk bisa mengatasi dan
menghilangkan gangguan psikologis serta fobia tersebut dibutuhkan niat yang kuat serta
kesungguhan untuk mengatasi dan menghilangkannya.
7.18 Teknik-Teknik Berbicara di Depan Umum
Keterampilan berbicara di muka umum memang sesuatu yang perlu dilatih, terlebih lagi
bila kita seorang yang cenderung tertutup/introver. Keterampilan ini dapat diasah
dengan sering berlatih, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Untuk
2019 ManajemenKompensasi
20 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
berinteraksi dengan orang lain, gunakan beberapa metode berikut untuk memperbaiki
kemampuan berbicara di depan umum. Untuk berbicara di depan umum, perlu persiapan
yang baik, pemikiran dan kelakuan yang percaya diri, serta memperhatikan suara dan
bahasa tubuh.
Agar nyaman berbicara di depan umum, kenali hadirin. Rasa tertekan ketika berbicara di
depan umum biasanya terjadi karena tidak mengenal hadirin. Kita tidak tahu apakah apa
yang kita katakan sudah benar. Kita juga tidak tahu apakah perkataan kita dapat diterima
hadirin.
Pikirkan alasan mengapa kita diminta bicara oleh mereka. Cari tahu mengenai berapa
banyak pendengar yang akan hadir, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, dan
apakah hadirin mengenal pembicara. Bila kita mengetahui hal tersebut, kita akan dapat
menyampaikan pidato dengan nyaman di depan umum karena hadirin yang datang dapat
mempengaruhi cara kita berbicara.
Ubah cara pikir kita. Pikiran negatif yang berkaitan dengan kemampuan berbicara di
depan umum dapat mengganggu kemampuan kita dalam menyampaikan pidato.
Daripada membiarkan pikiran negatif, ubahlah pikiran tersebut menjadi pikiran positif.
Bila kita merasa gugup atau takut, kemungkinan besar kita merasa sudah berbuat suatu
kesalahan. Pikiran-pikiran tersebut akan mengubah suara dan bahasa tubuh secara
negatif. Daripada membiarkan pikiran-pikiran negatif membusuk dalam kepala,
ingatkan diri untuk berpikir secara positif. Pikiran positif akan mencerahkan perasaan,
membuat kita merasa lebih santai dan percaya diri. Misalnya, daripada berpikir tentang
"semestinya saya tidak usah berpidato", ubahlah cara berpikir dan berikan sedikit
motivasi dengan mengatakan, "wah, saya bisa membagikan pengetahuan saya dalam
sebuah topik yang sudah saya dalami dengan orang-orang hebat yang ingin mendengar
apa yang saya akan katakan". Anggaplah kesempatan berbicara ini sebagai sebuah
pujian. Ketahuilah bahwa kemungkinan besar orang-orang yang datang memang hendak
mendengarkan pembicaraan kita.
Belajarlah untuk merasa nyaman dengan keheningan. Kita mungkin merasa canggung
dengan keheningan, terutama kalau sedang berdiri di depan banyak orang yang
memerhatikan segala tindak-tanduk kita dan menunggu kita mengatakan sesuatu. Akan
tetapi, sesungguhnya keheningan adalah waktu yang tepat untuk bernapas dan

2019 ManajemenKompensasi
21 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
mengingat semua yang ingin kita katakan. Kalau kita nyaman dengan keheningan, akan
lebih mudah tentunya memberi jeda dan interval saat berbicara di depan umum. Tentu
kita tidak ingin menyampaikan sebuah pidato dengan terburu-buru. Tersenyumlah dan
kumpulkan pikiran, tetapi jangan terlalu lama. Kalau yang kita katakan cukup baik,
hadirin takkan peduli dengan sedikit keheningan.
Gunakan keheningan sebagai suatu kesempatan untuk menyadari pernapasan dan
menenangkan diri. Kita juga dapat menggunakan keheningan untuk membuat suatu
pernyataan yang lebih "mengena" untuk hadirin. Kalau kita sedang berbicara di depan
umum dan ingin hadirin benar-benar meresapi sesuatu, gunakan keheningan sebelum
bergerak lebih jauh. Keheningan adalah teman, bukan lawan.
Cari tahu seperti apa pola bicara kita. Dengan memahami cara berbicara saat berbincang
dengan orang lain, kita dapat meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum.
Perhatikan semua “kata pengisi" yang digunakan saat berbincang dengan orang lain.
Kata-kata pengisi itu adalah suara-suara atau kata-kata yang dibuat saat memproses
pikiran dan tidak tahu apa yang hendak dikatakan selanjutnya, seperti "ah", "em",
"kayak", dan sebagainya. Kita dapat mengurangi penggunaan kata pengisi kalau merasa
nyaman dengan keheningan.
Sebenarnya, kita sudah memiliki kebiasaan berbicara yang meresap dalam diri karena
terus-menerus diulang sepanjang hidup. Misalnya, kalau ada orang bersin, kita mungkin
mendoakan orang itu. Perilaku bicara seperti ini juga ada pada saat berbicara di depan
umum. Tentukan perilaku apa yang sudah biasa dilalukan, baik verbal maupun
nonverbal.
Setelah menentukan apa saja perilaku-perilaku tersebut, kita dapat mulai
membenahinya. Mungkin, ketika gugup, kita akan membenarkan posisi kacamata, atau
membersihkan kuku, atau menggunakan lebih banyak kata pengisi.
Untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan itu, belajarlah menyadari suatu hal yang
dilakukan dalam berbagai situasi. Misalnya, ketika sedang berbicara dengan teman
melalui telepon, sadarilah apa yang sedang dilakukan. Ketika kita menyadari sedang
melakukan sesuatu, usahakan untuk berhenti.

2019 ManajemenKompensasi
22 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Menyiapkan Diri Berpidato
Rencanakan dengan matang. Luangkan waktu untuk merencanakan pidato dengan baik
agar saat berpidato, pidato itu terasa alami dan normal. Kalau kita terbiasa dengan isi
pidato, kita pun takkan merasa tertekan
Anggap berpidato sebagai sebuah permainan teater. Kalau kita tidak menghafalkan
dialog dengan baik, kita tidak akan mampu memulai berbicara dan menarik perhatian
hadirin. Hadirin tahu ketika seorang pemain teater lupa akan dialognya.
Semakin banyak persiapan, semakin sedikit kekhawatiran. Mungkin juga akan merasa
terbantu kalau kita membuat sebuah karakter. Kita tidak hanya perlu menjadi diri kita.
Namun, kita juga harus dapat membuat sebuah pesona baru. Kalau kita seorang yang
introver, buatlah seolah menjadi karakter ekstrover dan mainkan karakter tersebut saat
berbicara depan umum.
Rencanakan semua yang dapat direncanakan agar saat berbicara, kita tinggal
memusatkan pikiran pada apa yang hendak dikatakan. Kita tidak hanya harus tahu
seperti apa pidato, tetapi juga harus sudah merencanakan pakaian apa yang akan
dikenakan dan makanan apa yang akan dimakan.
Rencanakan akan mengenakan pakaian apa sehari sebelumnya. Kalau kita sudah siap,
kita tidak perlu khawatir. Rencanakan apa yang akan kita makan serta waktunya. Kalau
kita tahu bahwa kita akan merasa sedikit gugup dan bisa jadi akan terasa lapar,
rencanakan makan beberapa jam sebelumnya.
Tuliskan sebuah kerangka pidato. Kita tidak perlu menuliskan seluruh pidato. Akan
tetapi, siapkanlah sebuah kerangka pidato yang dapat akan digunakan.
Kita memang seharusnya menghafal pidato. Akan tetapi, dengan kerangka, kita dapat
memastikan bahwa kita sudah menyampaikan semua poin yang hendak disampaikan.
Dengan kerangka, pidato kita akan terasa lebih mengalir. Karena bila kita lupa materi
apa yang selanjutnya akan disampaikan, kita tinggal melirik kerangka yang sudah
dibuat.
Dalam kerangka yang sudah dibuat, sertakan pula kalimat inti pidato. Seperti dalam
sebuah esai, kalimat inti akan dapat membantu menyampaikan apa yang hendak
disampaikan. Kalimat inti memudahkan kita serta hadirin menentukan apa sebenarnya

2019 ManajemenKompensasi
23 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
yang menjadi inti pidato karena hadirin akan menilai bahwa kita tampak siap dan
berpengetahuan.
Kita mungkin akan tiba-tiba berbicara mengenai suatu hal yang lain saat sedang
berpidato, bergantung pada seperti apa forum yang ada. Kita dapat segera kembali pada
apa yang ingin kita katakan kalau kita punya kerangka dan pengetahuan yang jelas
terhadap topik.
Kita perlu melatih keterampilan pidato kita sambil direkam. Kita akan lebih percaya diri
dengan berlatih. Berlatihlah dengan baik: praktikkan pidato kita sambil direkam.
Perhatikan cara kita berbicara, tenor suara, bahasa tubuh, serta faktor-faktor lain.
Kemudian, perhatikan kembali rekaman tadi dan catatlah apa yang perlu menjadi
perhatian. Buat perubahan sesuai kebutuhan.
Seperti atlet atau seniman, kita pun perlu berlatih agar dapat sukses. Saat berlatih pidato,
berbicaralah dengan sedikit lebih lambat agar kita dapat benar-benar mencerna apa yang
kita katakan dan bagaimana akan tampak bagi orang lain. Saat berpidato di muka umum,
kita mungkin akan punya kecenderungan untuk berbicara lebih cepat daripada biasanya.
Akan tetapi, kita harus dapat menjaga tempo dengan berlatih.
Dengan berlatih, kita pun akan lebih hafal terhadap pidato yang telah kita buat dan
merasa siap. Saat akhirnya kita perlu berbicara di depan umum karena kita sudah merasa
amat siap.
Bernapaslah dalam-dalam, tersenyumlah, dan minum air agar terhindar dari dehidrasi.
Pernapasan adalah komponen kunci dalam menyampaikan pidato yang luar biasa. Napas
dan oksigen yang masuk ke dalam tubuh akan membuat diri tenang dan fokus. Senyum
dapat membuat kita merasa bahagia dan tegukan air menambah tenaga. Saat tersenyum,
kita akan merasa lebih baik.
Saat kita mengambil waktu sebentar untuk bernapas, kita akan menurunkan tingkat
detak jantung sambil memproses apa yang kita lakukan dan katakan. Ketika gugup, kita
akan bernapas lebih dangkal. Pernapasan dangkal seperti ini tidak memberikan otak kita
cukup oksigen dan pikiran pun jadi terganggu.
Pernapasan yang dalam dan rata dapat membantu kita menenangkan pikiran dan tubuh.
Selain itu, tersenyumlah. Senyum akan mengeluarkan hormon endorfin dalam otak.
Hormon ini membuat kita merasa bahagia. Pastikan juga tubuh kita diberi air yang

2019 ManajemenKompensasi
24 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
cukup. Ketika kita dehidrasi, kita takkan mampu berpikir dengan jelas. Tubuh kita pun
akan lebih mudah lelah.
Beristirahatlah, dan kenakanlah pakaian yang cocok. Kalau kita tahu akan berpidato di
pagi hari, beristirahatlah yang cukup di malam hari. Lalu, kalau kita sudah merasa
cukup segar, kenakanlah pakaian yang sudah kita rencanakan sebelumnya.
Lakukan apa pun yang Anda perlukan agar tubuh terasa santai dan kita dapat tidur
dengan tenang. Berolahragalah, tontonlah sebuah film, bacalah buku yang selalu kita
inginkan. Coba setidaknya luangkan waktu tidur delapan jam agar kita dapat merasa
segar saat bangun.
Rencanakan pakaian yang akan kita kenakan agar saat kita hendak berpidato, kita
tinggal mengenakannya. Kita harus mengenakan sesuatu yang memberikan rasa percaya
diri dan membuat kita merasa seperti orang hebat. Baik itu jas baru yang membuat kita
merasa bisa menguasai dunia, atau gaun berkelas yang benar-benar pas di tubuh.
Berpakaianlah dengan tepat dan dengan cocok dan kenakanlah sesuatu yang membuat
kita merasa percaya diri. Kalau kita merasa bahwa penampilan kita keren, rasa percaya
diri pun akan meningkat tajam.
Berbicara di Depan Umum atau Menyampaikan Presentasi
Lakukan pemanasan. Sebelum berpidato, kita harus mempersiapkan suara dan tubuh
terlebih dahulu.
Regangkan tubuh, agar terasa ringan dan tidak tampak kaku saat sedang bicara.
Persiapkan suara dengan berlatih, seperti menyuarakan seluruh jangkauan vokal.
Mulailah dengan nada serendah-rendahnya, kemudian naikkan secara perlahan hingga
nada paling tinggi. Ulangi kembali.
Lakukan beberapa latihan berbicara dan kalimat-kalimat rumit untuk mempersiapkan
mulut dan meringankan rahang.
Perkenalkan diri. Meski berbicara dengan orang-orang yang sudah kita kenal,
pengenalan diri adalah cara yang mudah untuk masuk ke pidato dan mempersiapkan
hadirin.
Perkenalan diri dapat hanya dengan menyatakan nama dan jati diri kita. Lalu, jelaskan
alasan kita berbicara hari ini.

2019 ManajemenKompensasi
25 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Jika dirasa patut, kita juga dapat menjadi lebih santai. Mulailah dengan cerita sewaktu
kecil mengenai sesuatu yang terjadi pada diri kita, hubungkan dengan topik yang akan
dibicarakan. Sebuah cerita atau lawakan adalah pemecah suasana yang baik.
Kita dapat menenangkan dan memusatkan perhatian hadirin dengan mengenalkan diri
sebelum mulai berbicara. Selain itu juga, kita pun akan merasa lebih santai. Kita tentu
ingin agar hadirin merasa lebih dekat dengan diri kita, sehingga ada perasaan nyaman
untuk kita ketika berbicara di hadapan mereka.
Mulailah pidato dengan menyampaikan kalimat inti. Kemudian, secara singkat,
sampaikan kerangka pidato yang sudah kita siapkan.
Dengan menyampaikan kalimat inti, hadirin akan tahu topik pidato kita. Mereka pun
akan melihat bahwa kita sudah siap.
Kemudian lanjutkan dengan kerangka pendek pidato. Dengan demikian, kita
menunjukkan bahwa kita tidak meremehkan kesempatan ini dan menyampaikan kepada
hadirin bahwa pidato yang kita sampaikan akan ada bagian akhirnya. Hadirin akan
senang jika mereka tahu pidato kita akan berhenti di satu titik. Mereka akan lebih
mudah menjaga fokus dan tidak mengantuk sejak awal.
Dengan menyatakan kerangka, kita pun akan dapat mengingat apa yang hendak
dikatakan sebelum masuk ke pidato.
Lakukan kontak mata dan gunakanlah bahasa tubuh yang baik. Lihat mata hadirin, serta
gunakan ekspresi muka serta tangan. Apa pun topic kita, ingatlah bahwa pidato kita
tidak membosankan dan kita pun tidak membosankan.
Lihat mata hadirin. Tetapkan perhatian pada satu orang, kemudian lakukan kontak mata
selama satu atau dua kalimat. Dengan demikian, kita akan tampil sedang berbicara
kepada para penonton dan bukan ke arah penonton. Dengan kontak mata, kita juga akan
merasa lebih tenang. Kita mungkin akan merasa lebih nyaman dengan memfokuskan
perhatian pada satu orang dan memperlakukan pidato kita seperti percakapan dan bukan
berbicara pada sekelompok orang.
Bahasa tubuh kita sepenting kata-kata. Kalau kita hanya berdiri tegak dan tampak
tegang, kita pun akan tampak gugup dan membosankan. Kalau kita terlalu banyak
menggerakkan tangan, atau bergerak terlalu banyak, kita akan tampak panik dan gugup.
Berdirilah tegak, ingatlah semua kebiasaan gugup kita. Bergeraklah ketika sedang

2019 ManajemenKompensasi
26 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
berpindah ke poin lain. Berjalanlah, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Pastikan
kecepatan jalan mengikuti kecepatan bicara.
Perhatikan artikulasi. Saat berbicara di depan umum, kita perlu memperhatikan
artikulasi. Apa yang kita katakan harus terdengar. Apabila apa yang kita tidak terdengar
atau tidak dapat dipahami, hadirin akan cepat bosan.
Berbicaralah dengan lambat dan kencang agar hadirin dapat mendengar. Tentunya,
jangan berlebihan. Cobalah menyelesaikan setiap kata sebelum mengucapkan kata
selanjutnya.
Kita akan terbantu kalau kita ingat bernapas dan merasa nyaman dengan keheningan.
Perhatikan nada suara. Jangan sampai terdengar seperti robot yang monoton. Kita dapat
mengubah nada suara menjadi sangat tertarik atau sangat lembut untuk menyampaikan
perasaan tertentu.
Tunjukkan energi. Hadirin akan punya energi begitu pun kalau energi yang kita
tunjukkan adalah energi gugup, hadirin pun akan merasakannya. Jangan ikuti energi
hadirin; tuntunlah energi itu.
Cara bicara serta bahasa tubuh akan menunjukkan energi apa yang ada pada tubuh kita
kepada hadirin. Kita bersemangat mengenai topik yang kita sampaikan dan kita
mengenal topik itu dengan cukup baik hingga kita bisa bicara di depan umum.
Gunakanlah energi itu untuk menuntun hadirin.
Ingatlah untuk berpikir positif dan tersenyum. Energi positif seperti ini akan
mempengaruhi hadirin dan sebagai hasilnya akan kembali kepada kita juga.
Ikutilah kerangka Anda. Saat dibutuhkan, lirik kembali kerangka itu. Akan tetapi,
jangan lihat dan baca kerangka itu.
Dengan latihan dan mengajak audiens bicara, seharusnya Anda tidak perlu melihat dan
membaca kerangka yang sudah Anda buat. Akan tetapi Anda kadang mungkin perlu
meliriknya agar semua poin penting dapat tersampaikan.
Kalau Anda berbicara di sebuah podium, Anda juga dapat meletakkan kerangka pidato
Anda pada podium itu. Saat berbicara, Anda dapat berjalan pergi dari podium itu. Anda
juga dapat menggunakan kerangka Anda sebagai titik jangkar. Titik ini adalah tempat
aman yang selalu dapat Anda kunjungi. Bernapaslah, kemudian biarkan audiens

2019 ManajemenKompensasi
27 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
meresapi apa yang Anda katakan, kemudian cek ulang untuk memastikan Anda sudah di
jalur yang benar.
Bersenang-senanglah. Orang-orang yang punya keterampilan berbicara depan umum
yang baik biasanya bersenang-senang saat berbicara di depan umum. Anda harus
bangga bahwa Anda dapat membagikan pengetahuan dan orang-orang ingin mendengar
apa yang ingin Anda sampaikan.
Saat mengakhiri pidato, Anda mungkin ingin memberikan simpulan poin-poin utama
dan mengulangi kembali kalimat inti Anda.
Berterimakasihlah kepada hadirin karena telah mendengarkan pidato Anda dan menjadi
audiens yang luar biasa. Lalu, tanyakan apakah mereka punya pertanyaan.
Sebelum Anda memulai pidato, sebaiknya Anda menuliskan beberapa pertanyaan yang
Anda sendiri punya mengenai topik yang akan Anda sampaikan, pertanyaan-pertanyaan
yang pernah Anda dengar sebelumnya, atau pertanyaan-pertanyaan yang Anda pikir
akan ditanyakan. Jawablah pertanyaan-pertanyaan itu dengan baik. Menjawab
pertanyaan harusnya tidak sulit karena Anda sudah mengenal topik dengan baik.
Apabila tidak ada orang yang bertanya, tunjukkan bahwa Anda seseorang yang
berpengalaman dengan menanyakan hal-hal tertentu. Kemudian gunakan salah satu
pertanyaan yang Anda tulis. Apabila tidak ada orang yang bertanya, tunjukkan bahwa
Anda seseorang yang berpengalaman dengan menanyakan hal-hal tertentu. Kemudian
gunakan salah satu pertanyaan yang Anda tulis.

2019 ManajemenKompensasi
28 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
De Vito, Joseph A. 1994. The Public Speaking Guide. New York: Harper College. 

Helena, Olli. 2007. Public Speaking. Jakarta:PT Indeks.

Prochnow, Herbert V. 1987. Penuntun Menuju Sukses dalam Berpidato. Bandung:CV Pionir
 
Susanto, Astrid. 1975. Pendapat Umum. Bandung:Binacipta.
 
Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Retorika Modern:Pendekatan Praktis. Cetakan ke-6
Bandung:Remaja Rosdakarya.

2019 ManajemenKompensasi
29 DRS. Yasan Endrawan, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai