CHARACTER BUILDING
MANUSIA DAN KETUHANAN
Dosen Pengampu :
Lina Giantari SE.MM
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia. Manusia terdiri dari dua bagian,
jasad dan roh. Pengertian ini sesuai dengan pendapat Descarte yang menyatakan
bahwa manusia itu terdiri dari tubuh (body) dan jiwa (soul). Tubuh dianggap sebagai
yang tidak berpikir sedangkan jiwa adalah sebaliknya. Hal ini juga diikuti oleh Spinoza
yang melalui reduksipanteistik terhadap suatu benda memasukkan body dan
soulmanusia kepada Tuhan. Menurut Pan Peursen, dualisme tersebut merupakan
kesatuan manusia sebagai eksistensi rohani dan badani. Keduanya dapat dianggap
sebagai suatu model, tetapi tidak boleh dipandang sebagai faktor yang berdiri sendiri.
Oleh karena manusia adalah hasil kombinasi roh dan jasad. Manusia juga membawa
dua kecenderungan yaitu kecenderungan untuk menjadi baik dan kecenderungan untuk
menjadi jahat.
II. Pembahasan
2.1 Pengertian Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Manusia dapat diartikan berbeda-beda, dari segi biologis, rohani dan istilah kebudayaan
atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo
sapiens, spesies primate dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, manusia dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi yang dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan atau
makhluk hidup. Dalam antropologi kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya.
Secara alamiah jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau
perempuan.
Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup atau
makhluk individu maksudnya tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa
disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah subjek yang
mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka
dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status
sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja,
kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk
melindungi hak masing-masing individu. Manusia sebagai mahkluk individu juga
memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan
tindakan-tindakan yang akan diambil.
Tuhan bisa dikenal berdasarkan sifat-sifatnya, diantaranya Tuhan Maha tahu, kuasa,
kuat, dan lain-lain. Tuhan adalah nama zat yang disembah oleh ciptaannya. Tuhan tidak
serupa dengan ciptaannya. Kata Tuhan merujuk kepada suatu zat abadi dan
supranatural, biasanya dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam
semesta atau jagad raya. Hal ini bisa juga digunakan untuk merujuk kepada beberapa
konsep yang mirip dengan ini, misalkan sebuah bentuk energi atau kesadaran yang
merasuki seluruh alam semesta, di mana keberadaan-Nya membuat alam semesta ada;
sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk
hidup; atau apa pun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan.
Hubungan manusia dengan Tuhan dapat digambarkan dengan kelemahan manusia dan
keinginan untuk mengabdi kepada yang lebih agung. Manusia yang lemah memerlukan
pelindung dan tempat mengadu segala permasalahan. Terkadang memang
permasalahan yang tidak pelik mudah dan dapat diselesaikan oleh manusia sendiri.
Namun, tak jarang persoalan himpitan hidup, rasa putus asa, hilangnya harapan dan
lain sebagainya tak mungkin diselesaikan sendiri. Maka ia butuh sesuatu yang
sempurna, yaitu Tuhan. Tempat mengadu segala persoalan hidup. Tanpa-Nya, manusia
bisa jadi kehilangan arah dan tujuan hidup.
Hubungan antara Tuhan, manusia dan alam sangatlah erat. Tuhan sebagai zat yang
menciptakan manusia. Manusia dan Alam sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan.
Jika peran Tuhan tidak ada manusia dan alam tidak akan tercipta. Hubungan manusia
dengan Tuhan disebut pengabdian (ibadah). Pengabdian manusia bukan untuk
kepentingan Tuhan. Tuhan tidak berhajat (berkepentingan) kepada siapa pun,
pengabdian itu bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada asal penciptanya yaitu
fitrah (kesucian)nya. Agar kehidupan manusia diridhoi oleh Tuhan.
Sesungguhnya hubungan antara Tuhan dan manusia sudah disadari oleh sebagian
besar manusia sejak dahulu. Mereka sudah mendudukkan Tuhan sebagai pencipta
alam semesta tapi mereka masih terhalangi, baik oleh kejahilan atau kesombongan,
untuk menempatkan Allah sebagai yang disembah. Manusia yang demikian belumlah
sempurna kehidupannya karena ia telah mengingkari sesuatu yang hak dan telah
berlaku dzolim, dengan menempatkan sesuatu pada tempat yang salah.
Oleh karena itu seorang mukmin harus memahami bagaimana hubungan yang
seharusnya dibina dengan Tuhan. Hal yang penting didalam membina hubungan itu,
manusia harus lebih dahulu mengenal betul siapa Tuhan. Bukan untuk mengenali
zat-Nya, tetapi mengenali landasan dasar-Nya. Dengan memahami bagaimana luasnya
kekuasan dan Ilmu Tuhan, akan timbul rasa kagum dan takut kepada Tuhan sekaligus
menyadari betapa kecil dan hina dirinya. Pemahaman itu akan berlanjut dengan
kembalinya ia pada hakikat penciptaannya dan mengikuti landasan hidup yang telah
digariskan oleh Tuhan. Ia menyadari ketergantungannya kepada Tuhan dan
merasakan keindahan iman kepada Tuhan.
Ada tiga hal yang dapat dijelaskan didalam hubungan antara manusia dan Tuhan
setelah manusia mengenali Tuhan dengan benar.
Pertama, pengenalan tersebut akan membuahkan hubungan yang indah dengan-Nya.
Hubungan itu akan ditandai dengan adanya rasa cinta yang sangat tinggi terhadap
Tuhan. Bahkan mengalahkan rasa cintanya kepada manusia lain ataupun benda yang
dimilikinya. Rasa cinta tersebut akan membuatnya selalu optimis dan dinamis didalam
Kedua, Tuhan mengibaratkan hubungan manusia dan Tuhan itu adalah seperti
hubungan jual beli yang akan menyelamatkan orang-orang mukmin dari azab yang
pedih. Selain itu Tuhan juga mengibaratkan amal sholeh seorang mukmin sebagai
pinjaman yang diberikan kepada Tuhan. Dimana pinjaman itu akan Tuhan beli dengan
harga yang sesuai dengan penilaian Tuhan. Pinjaman itu dapat berupa tenaga ataupun
harta. Walaupun hakikatnya semua harta di langit dan di bumi adalah milik Tuhan dan
diberikan sementara untuk manusia. Tetapi jika manusia gunakan harta itu untuk
menegakkan kalimat Tuhan, maka Tuhan akan menganggapnya sebagai suatu
pinjaman. Dan Tuhan akan mengembalikan pinjaman itu dengan berlipat ganda dan
tidak terbatas.
Ketiga, hubungan manusia (mukmin) dan Tuhan itu ditandai dengan adanya kontrak
kerja yang menjadi kewajiban manusia, yaitu berupa amal sholeh. Manusia terikat
dan terlibat didalamnya. Baik amal yang bersifat umum (ibadah) maupun amal khusus.
Amal tersebut lebih dari sekedar untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mengajak orang
lain beribadah. Sehingga tidak dibenarkan seorang mukmin memisahkan diri, tetapi ia
harus selalu berhubungan dengan manusia.
III. Kesimpulan
Tuhan Yang Maha Tunggal, sebagai satu satunya pencipta kejadian, termasuk
menciptakan kejadian berbagai bahasa dan agama, adalah tetap menjadi satu satunya
Tuhan yang dipercayai dan disembah oleh semua umat beragama, meskipun masing
masing menyebut dengan nama yang berbeda, sesuai dengan bahasa atau sebutan
yang dianut oleh masing masing agama.
Perbedaan ajaran agama sebaiknya disikapi secara positif, sebagai pentahapan
tingkat kesadaran yang berjenjang. Selayaknya yang berada ditingkat kesadaran diatas
dapat memahami yang masih berada ditingkat kesadaran dibawahnya. Sebaliknya,
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet :
http://eprints.ums.ac.id/19020/2/BAB_I_PENDAHULUAN.pdf
http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
https://www.scribd.com/doc/38579667/Arti-KeTuhanan
http://ntykawaii-ntykawaii.blogspot.com/2012/04/hubungan-manusia-dengan-tuhan.html