Etik UMB
08
Ekonomi dan Bisnis Manajemen 900004 Abdul Rahmat, SE., MM
Abstract Kompetensi
Penilaian manusia terhadap suatu tingkah Setelah membaca modul ini, mahasiswa
laku berupa etis atau tidak etis ini diharapkan mampu memahami dan
bersumber pada hati nurani manusia itu menjelaskan tentang :
sendiri dan ditambah dengan adanya nilai-
nilai lain yang berkembang di lingkungan Hakikat manusia secara individual dan
tersebut seperti nilai-nilai adat sosial, ciri-ciri profesionalisme dalam
pekerjaan dan Mahasiswa memiliki
kecakapan dalam mengimplementasikan
profesionalisme pada dunia kerja
Etika Manusia Profesional
1.1 Pendahuluan
Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah, tetapi kenyataannya setelah 72 tahun
merdeka jumlah penduduk miskin nya 27,77 juta orang (10,64% dari jumlah total penduduk).
Kemiskinan tersebut sangat terkait dengan tingkat kompetensi sumber daya manusia nya.
Tingkat yang telah dicapai belum sampai pada tingkat yang mendukung tercapainya tujuan
pembangunan bangsa dan negara ini. Jepang dan Singapura tidak memiliki Sumber Daya
Alam sama sekali tetapi berhasil mengembangkan sumber daya manusia mereka menjadi
kompeten, kreatif, gigih, dan mempunyai motivasi tinggi untuk berprestasi.
Tantangan dan persaingan saat ini sangat ketat, makanya diperlukan pembangunan
manusia Indonesia yang profesional yang memiliki skill, knowledge dan attitude yang
mumpunin. Dari ketiga unsur tersebut yang paling utama adalah manusia yang berkarakter
baik, apalah artinya profesional dalam bekerja tetapi tidak berkarakter baik. Kepribadian
dalam diri individu, baik ataupun buruk dibentuk oleh beberapa faktor. Menurut Roucek dan
Warren, sosiolog Amerika, ada tiga faktor mempengaruhi kepribadian sesorang individu
yaitu faktor bilogis/fisik, psikologi/kejiwaan, dan sosiologi/lingkungan.
Faktor biologis/fisik adalah suatu faktor yang timbul secara lahiriah di dalam diri seorang
individu, contoh seseorang yang dilahirkan dengan cacat fisik tau penampilannya kurang
ideal, pasti ia akan rendah diri, pemalu, sukar bergaul, dan sifat minder lainnya, ataupun
sebaliknya.
Faktor psikologi/kejiwaan, adalah suatu faktor yang membentuk suatu kepribadian yang
ditunjang dari berbagai watak, seperti pemarah, pemalu, agresif dan lain-lain. Contoh
temperamen pemarah jika dipaksa atau didesak untuk melakukan sesuatu yang tidak ia
sukai, maka akan memeuncak amarahnya.
Ketiga faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap etika manusia profesional dalam
bersosialisasi dengan masyarakat banyak. Dalam kehidupan bermasyarakat kita semua
hidup berdasarkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, kita juga sering
mendengar istilah kata etis dan tidak etis. Baik istilah kata etis maupun tidak etis keduanya
digunakan oleh manusia untuk menggambarkan dan menilai sutau bentuk perilaku yang
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (sansekerta), mens (latin), ynag berarti
berpikir, berakal budi atau mahluk yang berakal budi (mampu menguasai mahluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
tau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia adalah makhluk yang
luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spritual.
Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu
mengaktivasikan dirinya.
Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi,
mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta
turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai
kemungkinan.
Manusia adalah makhluk yang mulia. Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir,
dan manusia merupakan makhluk tiga dimensi yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan
berpikir/akal. Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor
utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang
satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan
seperti roh (atman), pikiran, jiwa dan prana (tubuh/fisik)
Abineno J.I
Menurut Abineno J.I, manusia adalah tubuh yang dielngkapi dengan jiwa/berjiwa dan bukan
“jia abadi yang berada atau pun yang terbungkus di dalam sebuah tubuh/badan yang
fana/tidak nyata
Socrates
Menurut Socrates, pengertian manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki, yang
tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran lebar.
I Wayan Watra
Menurut I Wayan Warta, manusia merupakan makhluk yang dinamis yang menganut trias
dinamika yaitu cipta, karsa dan rasa.
Erbe Sentanu
Menurut Erbe Sentanu, manusia merupakan sebaik-baiknya diciptakan oleh Tuhan. Bahkan
dapat dikatakan manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika
dibandingkan dengan makhluk ciptaan yang lain.
Agung P P
Menurut Agung, manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh/jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan lingkungannya.
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Menurut pendapat Dr A
Lysen individu berasal dari bahasa latin individum, yang artinya tak terbagi. Kata individu
merupakan sebutan yang dipakai untuk menyatakan satu kesatuan yang paling kecil dan
terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang tidak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan terbatas, yaitu perseorangan manusia. Individu menekaknkan
penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa
mempengaruhi kehidupan manusia individu bukan berarti manusia sebagai suatu
Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan
yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkahlaku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi dalam banyak hak banyak pula persamaan
disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dengan orang lain.
Disini jelas bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas
didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah
laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan
segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek
yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek
sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada salah satu aspek, maka akan membawa akibat
pada aspek lainnya. Kata individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Individu berasal
dari bahasa latin kata individium (tidak terbagi). Manusia sebagai makhluk individu
mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi individu hanya sebutan yang tepat bagi manusia yang
memiliki keutuhan jasmani dan rohaninya, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan
jiwanya. Sebagai makhluk individu manusia sangat unik dan berbeda satu dengan yang
lainnya. Setiap individu akan sangat ekspresif tentang dirinya. Hal ini yang dikategorikan
oleh para ahli dengan sifat, kepribadian, dan banyak istilah lain. Ekspresi manusia dapat
melalui penampilan fisik, tingkah laku, nilai-nilai yang diyakini, dan setiap media dalam
hidupnya adalah bentuk ekspresi individu. Ciri-ciri watak seorang individu yang kosisten,
yang memberikan kepadanya identitas khusus disebut sebagai kepribadian.Banyak pakar
yang memberikan pengertian tentang kepribadian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepribadian adalah ciri-ciri/karakteristik watak individu yang konsisten yang berkenaan
dengan sikap, keinginan, pola pikiran dan tingkah laku untuk berbuat, berpikir dan
merasakan khusunya apabila individu itu berhubungan dengan orang lain atau menanggapi
suatu keadaan di lingkungannya. Kepribadian mempunyai karakteristik yang konsisten dan
mencirikan kepribadian secara norma budaya. Karakteristik kepribadian tersebut merupakan
perpaduan antara bawaan atau warisan yang dibawa sejak lahir dengan faktor lingkungan.
Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia
lain(masyarakat). Ia tidak dapat merealisasikan potensi hanya dengan dirinya sendiri.
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya, manusia akan senantiasa dan
selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan ketidakberdayaan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya sendiri. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau
makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai
makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan
masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai
bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia
ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia
juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Ketika manusia sebagai makhluk individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Pada usia
bayi, ia sudah menjalin hubungan terutama dengan ayah dan ibu, dalam bentuk gerakan,
senyuman, dan kata-kata. Pada usia 4 tahun, ia mulai berhubungan dengan teman-teman
sebaya dan melakukan kontak sosial. Pada usia-usia selanjutnya, ia terikat dengan norma
budaya-norma budaya pergaulan dengan lingkungan yang semakin luas. Manusia dalam
menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya.
Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lainnya. Hal ini
disebakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat mememnuhinya
sendiri.Ia akan bergabung dengan manusia lain membentuk kelompok-kelompok dalam
rangka pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidup. Dalam hal ini, manusia sebagai individu
memeasuki kehidupan bersama dengan individu lainnya. Berdasarkan proses diatas,
manusia lahir dengan keterbatasan, dan secara naluriah manusia membutuhkan hidup
dengan manusia lainnya. Manusia sejak lahir dipelihara dan dibesarkan dalam sesuatu
masyarakat terkecil, yaitu keluarga. Keluarga terbentuk karena adanya pergaulan antar
anggota sehingga dapat dikatakan bahwa berkeluarga merupakan kebutuhan manusia.
Esensinya, manusia memerlukan orang lain atau hidup hidup dalam kelompoknya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan sebagai berikut :
- Manusia tunduk pada aturan, norma budaya sosial
- Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
- Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
- Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia
Profesionalisme dalam suatu pekerjaan atau profesi telah lama mendapatkan perhatian dari
para ilmuwan dan praktisi. Seseorang yang mempunyai tingkat profesionalitas yang tinggi
akan tercermin dari kinerjanya. Kinerja berkaitan erat dengan tujuan sebagai suatu hasil
perilaku seseorang yang mempunyai profesi. Kinerja disini dapat diartikan bahwa dalam
menjalankan pekerjaan sangat mengutamakan kualitas hasil kerja tampa cacat, berusaha
maksimal untuk memuaskan konsumen atau klien yang dihadapi, empati terhadap
konsumen mampu memehami konsumen dan berkomunikasi dengan gaya bahasa yang
menyenangkan kedua belah pihak, serta mampu memenuhi harapan konsumen.
Profesionalisme secara umum dapat dikatakan sebagai tanggung jawab individu untuk
berperilaku yang lebih baik dari sekedar mematuhi undang-undang dan peraturan
masyarakat yang ada. Profesionalisme merupakan elemen dari motivasi yang memberikan
Konsep profesionalisme yang berkembang selama ini secara rinci dikemukakan oleh
Hall(1968), Morrow dan Goetz (1988). Profesinalisme disini adalah profesional pada level
individual. Menurut Morrow dan Goetz (1988), profesionalisme mengandung lima elemen :
Profesionalisme dapat membawa anda meraih kesuksesan di tempat kerja. Tak hanya itu
saja, anda juga bisa mendapatkan respect dari atasan dan rekan kerja lainnya. Sebaliknya,
kurang sikap profesional justru dapat membahaykan karir anda. Dikutip dari situs Mag for
Women, berikut ini sembilan sikap profesional yang penting diterapkan di kantor.
Sumber Internet :
http://denmiracle.blogspot.co.id/2011/11/profesionalisme-kerja.html
http://profesionalismedalambekerja.blogspot.co.id/