Rekayasa
Transportasi
Survey Lalu-Lintas
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi mengenai survey lalu- Mahasiswa memahami konsep survey
lintas, mulai dari perencanaan dan lalu-lintas dan mampu menerapkannya
jenis-jenisnya
Pendahuluan
Survey lapangan bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik lalu-lintas dan
geometric yang ada. Data-data ini digunakan untuk mengetahui kecenderungan pada masa
yang akan dating, mengantisipasi masalah yang akan terjadi pada masa depan, serta
merekomendasikan usulan-usulan pemecahan masalah secara lebih awal.
Besaran SMP dipengaruhi oleh tipe/jenis kendaraan, dimensi kendaraan, dan kemampuan
olah gerak. SMP digunakan dalam melakukan rekayasa lalu lintas terutama dalam desain
BESARAN SMP
Kendaraan Ringan (Light Vehicle/LV): Mobil Penumpang, Oplet, Mikrobis, Pick up,
sedan dan kendaraan bermotor ber as 2 dengan jarak antar as 2-3m
Kendaraan Berat (Heavy Vehicle/HV) : Bis, Truk 2 As, Truk 3 As, dan kendaraan
bermotor lebih dari 4 roda
Berikut ini terdapat nilai emp alias faktor pengali beberapa jenis kendaraan menjadi satu
satuan mobil penumpang yang disadur dari MKJI 1997
Pada persimpangan bersignal (terdapat lampu pengaturan lalu lintas) nilai faktor pengali
SMP (emp) suatu kendaraan tergantung dari tipe pendekat jalan. yaitu pendekat terlindung
(pergerakan kendaraan tidak ada gangguan dari arah pendekat/jalan yang lain) dan
pendekat terlawan (pergerakan kendaraan yang mendapat gangguan dari arah pendekat
lain).
LV 1,0 1,0
HV 1,3 1,3
MC 0,2 0,4
Jalan Perkotaan
Pada jalan perkotaan faktor pengali tergantung dari fungsi dan kondisi jalan serta jumlah
kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan pada satu satuan periode waktu (jam)
yaitu :
MC
Arus lalu lintas
Tipe Jalan
LV HV Lebar Jalur Lalu Lintas
total 2 arah (kend/jam)
≤6m >6m
Emp
Arus lalu lintas per jalur
Tipe Jalan
LV HV MC
(kend/jam)
Pada Jalan perkotaan Penentuan faktor pengali menggunakan cara interpolasi nilai, sebagai
contoh untuk tipe jalan 2/2 UD dan lebar jalur lalu lintas kurang dari 6 meter serta jumlah
kendaraan yang melintas pada satu titik pengamatan selama satu jam yaitu 900 kendaraan
Penentuan faktor pengali pada jalan luar kota tergatung dari jenis jalan, tipe alinyemen
(datar, bukit, gunung), arus kendaraan dan lebar lalu lintas.
Murah biayanya,
Tidak memerlukan keahlian tinggi,
Sederhana dalam mengorganisasikannya,
Dapat mengklasifikasi kendaraan secara rinci dan tepat.
Kelemahan :
Keakuratan data sepenuhnya tergantung kepada si pengamat,
Sangat mahal untuk waktu yang panjang,
Kondisinya sulit untuk cuaca yang jelek.
3. Video Kamera
Survey menggunakan kamera (handy cam) biasanya digunakan di lokasilokasi
persimpangan, dan ruas jalan dengan arus lalu lintas yang sangat padat, dan dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama (1 jam, atau 2 jam) tergantung dari tujuan survey.
Kaset video yang telah berisi rekaman arus lalu lintas selanjutnya di putar ulang di
laboratorium/kantor menggunakan layar TV
Kecepatan Sesaat
Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas adalah
kecepatan sesaat atau sering juga disebut spot speed, oleh karena itu pengukuran
kecepatan sesaat merupakan satu yang diukur. Kecepatan sesaat biasanya digunakan untuk
analisis perilaku masyarakat dalam berlalu-lintas didaerah rawan kecelakaan, tetapi juga
digunakan dalam perencanaan perilaku masyarakat dalam penggunaan persimpangan.
Tetapi juga digunakan untuk melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran
kecepatan, untuk itu biasanya digunakan radar speed gun ataupun perangkat yang lebih
canggih lagi dengan menggunakan perangkat elektronik yang dilengkapi dengan camera.
1. Secara manual dilakukan dengan mengukur waktu tempuh jarak tertentu yang
dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan gambaran kecepatan rata-ratanya
dan simpangan bakunya serta percentil ke 85 nya. Semakin banyak contoh yang
diambil semakin baik, biasanya digunakan sekurang-kurangnya 30 contoh.
Permasalahan dalam pengukuran seperti ini adalah akurasi pengukuran. Dua
pengamat ditempatkan terpisah pada jarak tertentu, misalnya 50 m mengapit
simeteris titik pengamatan. Pengamat pertama memberi tanda kepada
pengamat kedua untuk mengaktifkan stop watch saat kendaraan melewati
pengamat pertama. Pengamat kedua mematikan stop watch saat kendaraan
melewati pengamat kedua. Kecepatan dihitung dengan membagi jarak (50 m)
dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat pertama dan kedua dianggap
sebagai kecepatan sesaat. Pengamat pertama atau kedua bisa digantikan cermin
yang ditempatkan serong dengan sudut 45 derajat.
2. Secara mekanis dilalukan dengan menggunakan perangkat mekanis seperti dua
pipa pneumatik yang dipasang pada jarak tertentu kemudian jeda waktunya
diukur antara kedua pipa dilewati oleh roda kendaraan,
3. Secara elektronik yang dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronik
seperti speed radar gun ataupun dengan menggunakan ultrasonic ataupun infra
merah.
Rumus yang digunakan dalam menghitung kecepatan perjalanan sama seperti pada
perhitungan kecepatan sesaat hanya saja jarak dan waktu yang digunakan lebih jauh
dan lebih lama, berikut ditunjukkan rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan:
Kendaraan contoh
Dalam metode ini surveyor dengan menggunakan kendaraan berjalan dengan kecepatan
yang sama dengan lalu lintas lainnya, dan diusahakan agar jumlah kendaraan yang
menyalip dan disalip sama, untuk mendapatkan kecepatan rata-rata pada ruas yang di
survei. Waktu dicatat pada formulir setiap simpul yang dilewati termasuk di mana
hambatan dan penyebab hambatan. Contoh formulir bisa dilihat dalam tabel berikut ini.
Pelacakan kendaraan
Perangkat pelacakan kendaraan berbasis GPS kendaraan sekarang ini banyak dipasarkan,
dan bisa digunakan untuk mengukur kecepatan perjalanan. Untuk mendapatkan gambaran
kecepatan perjalanan di wilayah perkotaan dapat dilakukan kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan yang menggunakan sistem pelacakan kendaraan seperti yang banyak digunakan
pada perusahaan taksi kota. Data pelacakan kemudian diolah untuk mendapatkan berbagai
informasi perjalanan, diantaranya kecepatan perjalanan, asal tujuan perjalanan, kecepatan
sesaat, dan sebagainya.
Pelaksanaan survei dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah lagi, yaitu dengan
menggunakan perangkat GPS yang biasa digunakan untuk navigasi kendaraan sehingga
diperoleh data jarak tempuh, waktu perjalanan, kecepatan kendaraan, kecepatan tertinggi.
Daftar Pustaka
Khisty, J & Lall, K. 2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi, 3rd Edition. Prentice Hall.
Susilo, B. 2011. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta. Penerbit Universitas Trisakti. Jakarta
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.