Kontak Person:
Iwan Kuswanto, ST.MT.
Jl. Raya Tlogomas 246 Malang.
E-mail: iwankuswanto20@gmail.com
Abstrak
Mojokerto merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang cukup padat penduduknya dan sering terjadi masalah kemacetan.
Hal ini menyebabkan rendahnya kinerja suatu jalan. Penelitian ini dilakukan pada ruas jalan Mojopahit Kota Mojokerto
dengan tujuan untuk menghitung kapasitas jalan dan kinerja pada kondisi eksisting maupun rencana. Analisa kinerja ruas
jalan menggunakan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014.Hasil analisa data Ruas Jalan Mojopahit diperoleh
nilai Volume Lalu Lintas segmen 1=619,88 skr/jam, segmen 2=517,45 skr/jam, segmen 3=598,27 skr/jam, segmen 4=1495,13
skr/jam. Sedangkan hasil Analisa Kinerja Ruas Jalan Mojopahit pada kondisi eksisting nilai kapasitas ( C ) di Segmen 1
sebesar 2667,7 skr/jam, nilai derajat kejenuhan sebesar 0,23. kapasitas ( C ) segmen 2 = 2752,9 skr/jam, derajat kejenuhan =
0,19. Kapasitas ( C ) segmen 3 = 2345,6 skr/jam, derajat kejenuhan = 0,26. Dan untuk kapasitas ( C ) segmen 4 = 1915,3
skr/jam, derajat kejenuhan = 0,78. Untuk estimasi kinerja ruas jalan Mojopahit 5 tahun mendatang, kondisi segmen 1 sampai
dengan segmen 3 masih layak, Sedangkan untuk segmen 4 sudah tidak layak karena derajat kejenuhannya sudah mencapai
1,04, dimana nilai tersebut sudah melewati batas maksimum yang ditentukan dalam PKJI 2014.
Kata Kunci: Derajat Kejenuhan , Kinerja Ruas Jalan, Volume Lalu Lintas,
1. Pendahuluan
Jalan merupakan sarana infrastruktur yang memegang peranan sangat penting bagi
pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah, Dalam Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia tahun 2014,
untuk memenuhi kinerja lalu lintas yang diharapkan, diperlukan beberapa alternatif perbaikan atau
perubahan jalan terutama geometrik. Persyaratan teknis jalan menetapkan bahwa untuk jalan arteri dan
kolektor, jika derajat kejenuhan sudah mencapai atau melebihi angka 0,85, maka segmen jalan tersebut
sudah harus dipertimbangkan untuk ditingkatkan kapasitasnya, dikarenakan jalan sudah dikategorikan
tidak ideal lagi yang secara fisik dilapangan dijumpai bentuk permasalahan kemacetan lalu lintas [1].
Oleh karena itu menurut Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga (1997) bahwa ukuran kinerja
ruas jalan dapat ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu kapasitas, derajat kejenuhan, kecepatan
perjalanan, kecepatan arus bebas serta waktu tempuh. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat
kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan
mencapai lebih dari 0,5 (MKJI, 1997) [2]. Demikian juga pada kawasan Jalan Majapahit kota Mojokerto
sering terjadinya kemacetan pada hari dan jam puncak lalu lintas mengakibatkan menurunnya kinerja
ruas jalan. Serta adanya kegiatan parkir badan jalan yang memakan hampir 1/3 lebar jalan. Metodologi
penilitian yang digunakan meliputi, pengambilan data di lapangan tentang kondisi ruas jalan existing
dan kegiatan parkir pada hari Sabtu sebagai hari-hari puncak lalu lintas dan pada hari minggu dan senin
sebagai pembanding. Analisa perhitungan meliputi perhitungan kapasitas jalan, perhitungan kecepatan
arus bebas kendaraan, volume parkir, akumulasi parkir, durasi parkir, kapasitas parkir, indeks parkir dan
analisa mengenai dampak kegiatan parkir terhadap kinerja ruas jalan. [3].
Mojokerto merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Timur yang cukup padat
penduduknya dan sering terjadi masalah pada sistem transportasi seperti kemacetan. Hal ini juga sering
terjadi di sebagian besar ruas jalan di Kota Mojokerto sehingga menyebabkan meningkatnya waktu
perjalanan yang dibutuhkan pengguna jalan untuk menempuh daerah yang dituju. Ruas Jalan Mojopahit
berada di Kota Mojokerto dan termasuk dalam jaringan jalan kolektor primer. Besarnya volume
kendaraan pada ruas jalan Mojopahit khususnya pada penggunaaan kendaraan pribadi baik sepeda motor
maupun mobil penumpang berdampak sangat besar pada kinerja ruas jalan tersebut. Sehingga kapasitas
534
Seminar Keinsinyuran 2021
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
ruas jalan tersebut tidak mampu mengimbangi besarnya volume kendaraan, hal ini menyebabkan
rendahnya tingkat pelayanan dan kinerja ruas.
Kondisi eksisting pada ruas jalan ini tidak akan mampu menampung volume lalu lintas seiring
meningkatnya pertumbuhan kendaraan pribadi pada tahun berikutnya. Berdasarkan masalah tersebut
perlu dilakukan analisis kinerja ruas jalan Mojopahit Kota Mojokerto guna mengetahui tingkat
pelayanan ruas jalan dengan menggunakan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014.
Sehingga, dapat mengatasi permasalahan transportasi di ruas jalan tersebut pada kondisi saat ini dan
masa mendatang.
2. Metode Penelitian
2.1 Kinerja Ruas Jalan
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan lalu lintas yang terjadi di suatu ruas jalan, diperlukan
evaluasi kinerja yang dapat memberikan gambaran kondisi yang terjadi pada saat ini di ruas jalan
tersebut. Evaluasi kinerja ruas jalan perkotaan dapat dinilai dengan menggunakan parameter-parameter
lalu lintas. Selanjutnya, dapat direncanakan solusi yang tepat guna memperbaiki masalah yang terjadi
di ruas jalan tersebut. Variabel-variabel yang dapat digunakan sebagai parameter lalu lintas sebagai
berikut :
1. Arus lalu lintas
2. Kapasitas
3. Derajat kejenuhan, dan
4. Kecepatan tempuh
Tabel 1 Nilai Ekivalensi Kendaraan ringan untuk jalan terbagi satu arah
Ekr
Arus lalu
SM
Tipe jalan : lintas total
Jalan tak terbagi dua arah Lebar jalur lalu lintas Ljalur
KB
(kend/jam) (m)
≤6 >6
Dua lajur tak terbagi < 3700 1,3 0,50 0,40
(2/2 TT) ≥ 1800 1,2 0,35 0,25
Tabel 2 Ekivalen kendaraan ringan untuk Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu Arah
Dua lajur satu arah (2/1) dan < 1050 1,3 0,40
Empat lajur terbagi (4/2 T) ≥ 1050 1,2 0,25
Tiga lajur satu arah (3/1)
< 1100 1,3 0,40
dan
Enam lajur terbagi (6/2 D) ≥ 1100 1,2 0,25
Ekivalen Kendaraan Ringan (Ekr) adalah satu dan ekr untuk kendaraan berat dan sepeda motor
yang sudah di tetapkan di Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014. Faktor satuan mobil penumpang
dapat dihitung dengan persamaan 2.1.
535
Seminar Keinsinyuran
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
Qskr
Fskr = (1)
Qkend
Sedangkan Kapasitas dapat didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan
yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah ditentukan
untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per
arah dan kapasitas ditentukan per lajur (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014).Besarnya kapasitas
jalan perkotaan dihitung dengan Persamaan berikut :
C = C0 x FCLJ x FCPA x FCHS x FCUK (2)
Kapasitas dasar jalan dan faktor – faktor penyesuaian dalam perhitungan kapasitas jalan dapat
dilihat pada tabel – tabel yang terdapat pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI), 2014.
Kecepatan arus bebas adalah kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih
pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di
jalan (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014).. Besarnya kecepatan arus bebas dihitung dengan
menggunakan Persamaan berikut :
VB = (VBD + VBL) x FVBHS x FVBUK (3)
Besarnya kecepatan arus dasar jalan dan faktor – faktor penyesuaian dapat pada tabel – tabel
yang terdapat pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI), 2014.
Derajat kejenuhan adalah rasio arus terhadap kapasitas jalan, digunakan sebagai faktor utama
dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan (DJ) menunjukkan
apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak (Pedoman Kapasitas Jalan
Indonesia, 2014).. Besarnya derajat kejenuhan (DJ) dihitung dengan persamaan :
Q
DJ = (4)
C
Persyaratan Derajat Kejenuhan (DJ) menurut Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI), 2014
adalah sebesar ≤ 0,85.
2.2 Hambatan Samping
Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktivitas samping segmen
jalan, seperti pejalan kaki, kendaraan umum atau kendaraan lain yang berhenti, kendaraan masuk keluar
sisi jalan dan kendaraan lambat. Adapun nilai bobot pengaruh hambatan samping terhadap kapasitas
menurut Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014 dapat dilihat pada tabel 3 :
536
Seminar Keinsinyuran 2021
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
Nilai frekuensi
Kelas Hambatan
kejadian (dikedua
Samping
sisi) dikali bobot
Daerah permukiman, tersedia jalan
Sangat Rendah SR < 100
lingkungan (frontage road)
Daerah permukiman, ada beberapa
Rendah R 100 - 299
kendaraan umum (angkot)
Sedang
Kriteria hambatan samping ditetapkan dari jumlah total nilai frekuensi kejadian setiap jenis
hambatan samping yang diperhitungkan yang masing-masing telah dikalikan dengan bobotnya.
Frekuensi kejadian hambatan samping dihitung berdasarkan pengamatan di lapangan untuk periode
waktu satu jam di sepanjang segmen yang diamati.
2.3 Analisa Kinerja Ruas Jalan Mojopahit Pada 5 Tahun Mendatang
Analisa kinerja ruas jalan pada masa yang akan datang didasarkan pada angka pertumbuhan
volume lalu lintas. Pertumbuhan lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang memakai jalan dari tahun ke
tahun yang dipengaruhi oleh perkembangan daerah, bertambahnya kesejahteraan masyarakat, naiknya
kemampuan membeli kendaraan. Pertumbuhan lalu lintas dinyatakan dalam persen/ tahun. Perhitungan
volume lalu lintas pada tahun yang akan datang didasarkan pada data volume lalu lintas pada tahun
sekarang, dan faktor variable angka pertumbuhan lalu lintas sebagaimana persamaan berikut ini.
Pn = P0 (1 + i)n (5)
Variable angka pertumbuhan pertumbuhan lalu lintas yang digunakan pada perhitungan kali ini
yakni menggunakan pendekatan dari data angka Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota
Mojokerto. Pendekatan dengan data angka PDRB Kota Mojokerto digunakan karena pada data PDRB
terdapat data pertumbuhan ekonomi masyarakat dan diasumsikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi
masyarakat maka jumlah perjalanan juga akan bertambah seiring dengan bertambahnya aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
Kinerja ruas jalan Mojopahit pada masa yang akan datang didasarkan pada nilai Derajat
Kejenuhan (Dj) yang terjadi di jalan tersebut di tahun – tahun yang akan datang. Apabila nilai Derajat
Kejenuhannya (Dj) diatas 0,85 maka kinerja jalan Mojopahit sudah tidak layak.
537
Seminar Keinsinyuran
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
538
Seminar Keinsinyuran 2021
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
3% 3%
539
Seminar Keinsinyuran
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
Gambar 3 Grafik Arus Kendaraan di Segmen 1 Ruas Jalan Mojopahit berdasarkan jenis
kendaraan dalam Skr/jam
Grafik arus kendaraan pada lokasi pertama merupakan grafik rata - rata arus kendaraan yang
diambil dalam 3 (tiga) hari yang telah dikonversikan dalam satuan skr/jam. Dapat dilihat di Gambar 4.
Gambar 4 Grafik Total Arus Kendaraan di Segmen 1 Ruas Jalan Mojopahit berdasarkan
jenis kendaraan dalam Skr/jam
Tabel 5 Volume Lalu Lintas Jam Puncak Rata – rata Segmen 1
Volume Kendaraan
Arah
No SM KR KB
ekr 0,25 1 1,2 Total (skr/kam)
1 Utara - Selatan 374,1 217 28,8 619,9
Hambatan samping per jam yang terjadi di masing – masing segmen berdasarkan hasil
pengamatan di lokasi penelitian dan pengolahan data dapat dilihat pada gambar 5 :
Hambatan Samping
Kendaraan Lambat
Arah Kendaraan Kendaraan Keluar
No Pejalan Kaki (Kendaraan tak
Berhenti Sisi Jalan Masuk Σ Total
bermotor)
Pembobotan PED = 0,5 PDV = 1 EEV = 0,7 SMV = 0,4
1 Utara - Selatan 42,5 188 125,3 21,6 377,4
Gambar 5 Hambatan Samping Segmen 1 Pada Ruas Jalan Mojopahit
Hasil perhitungan kecepatan arus bebas Jalan Mojopahit Segmen 1 pada kondisi saat ini
(eksisting) dapat dilihat pada tabel 6 :
Perhitungan kapasitas jalan actual/ existing Jalan Mojopahit Segmen 1 pada kondisi exsisting
dapat dilihat pada tabel 7 :
540
Seminar Keinsinyuran 2021
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
Derajat kejenuhan yang terjadi pada ruas Jalan Mojopahit Segmen 1 kondisi eksisting, dapat
dilihat pada table – table 8 :
Gambar 6 Grafik Arus Kendaraan di Segmen 2 Ruas Jalan Mojopahit berdasarkan jenis kendaraan
dalam Skr/jam
Grafik arus kendaraan pada lokasi kedua merupakan grafik rata - rata arus kendaraan yang
diambil dalam 3 (tiga) hari yang telah dikonversikan dalam satuan skr/jam. Dapat dilihat di Gambar 7.
Gambar 7 Grafik Total Arus Kendaraan di Segmen 2 Ruas Jalan Mojopahit berdasarkan
jenis kendaraan dalam Skr/jam
541
Seminar Keinsinyuran
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
SM KR KB
Total (skr/kam)
Ekr 0,25 1 1,2
1 Utara - Selatan 337,9 162,7 114,8 515,4
Hasil perhitungan kecepatan arus bebas Jalan Mojopahit Segmen 2 pada kondisi saat ini
(eksisting) dapat dilihat pada gambar 8 :
Hambatan Samping
Arah Kendaraan Lambat
Kendaraan Kendaraan Keluar
No Pejalan Kaki (Kendaraan tak
Berhenti Sisi Jalan Masuk Σ Total
bermotor)
Pembobotan PED = 0,5 PDV = 1 EEV = 0,7 SMV = 0,4
1 Utara - Selatan 28 110 75,6 22 235,6
Gambar 8 Hambatan Samping Segmen 2 Pada Ruas Jalan Mojopahit
3 Faktor penyesuaian untuk HS, FVBHS Tabel 2.7 Rendah, jarak 0,99
kereb 1,5 m
4 Faktor Penyesuaian uk. Kota, FVBUK Tabel 2.8 < 1 Juta 0,9
Kecepatan Arus Bebas (Km / Jam) 49,0
Perhitungan kapasitas jalan actual/ existing Jalan Mojopahit Segmen 2 pada kondisi eksisting
dapat dilihat pada tabel 11:
Derajat kejenuhan yang terjadi pada ruas Jalan Mojopahit Segmen 2 kondisi eksisting, dapat
dilihat pada tabel 12 :
542
Seminar Keinsinyuran 2021
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
Gambar 9 Grafik Arus Kendaraan di Segmen 8 Ruas Jalan Mojopahit berdasarkan jenis
kendaraan dalam Skr/jam
Grafik arus kendaraan pada lokasi kedua merupakan grafik rata - rata arus kendaraan yang
diambil dalam 3 (tiga) hari yang telah dikonversikan dalam satuan skr/jam. Dapat dilihat di Gambar 10.
Gambar 10 Grafik Total Arus Kendaraan di Segmen 3 Ruas Jalan Mojopahit berdasarkan jenis
kendaraan dalam Skr/jam
Volume Kendaraan
Arah
No SM KR KB
ekr 0,25 1 1,2 Total (skr/kam)
1 Utara - Selatan 350,0 234,7 13,6 598,3
Hambatan samping per jam yang terjadi di masing – masing segmen berdasarkan hasil
pengamatan di lokasi penelitian dan pengolahan data dapat dilihat pada gambar 11 :
Hambatan Samping
Kendaraan Lambat
Arah Kendaraan Kendaraan Keluar
No Pejalan Kaki (Kendaraan tak
Berhenti Sisi Jalan Masuk Σ Total
bermotor)
Pembobotan PED = 0,5 PDV = 1 EEV = 0,7 SMV = 0,4
1 Timur - Barat 21 58 70 9,2 158,2
Gambar 11 Hambatan Samping Segmen 3 Pada Ruas Jalan Mojopahit
Hasil perhitungan kecepatan arus bebas Jalan Mojopahit Segmen 3 pada kondisi saat ini
(eksisting) dapat dilihat pada tabel 14 :
543
Seminar Keinsinyuran
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
Perhitungan kapasitas jalan actual/ existing Jalan Mojopahit Segmen 3 pada kondisi eksisting
dapat dilihat pada tabel berikut :
Derajat kejenuhan yang terjadi pada ruas Jalan Mojopahit Segmen 3 kondisi eksisting, dapat
dilihat pada tabel 16 :
544
Seminar Keinsinyuran 2021
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
bahu bahu
Trotoar jln Lebar Jalan Efektif jln Trotoar
3% 3%
Gambar 13 Grafik Arus Kendaraan di Segmen 4 Ruas Jalan Mojopahit berdasarkan jenis
kendaraan dalam Skr/jam
Grafik arus kendaraan pada lokasi keempat merupakan grafik rata - rata arus kendaraan yang
diambil dalam 3 (tiga) hari yang telah dikonversikan dalam satuan skr/jam. Dapat dilihat di Gambar 14.
Gambar 14 Grafik Total Arus Kendaraan di Segmen 4 Ruas Jalan Mojopahit berdasarkan
jenis kendaraan dalam Skr/jam
Hambatan samping per jam yang terjadi di masing – masing segmen berdasarkan hasil
pengamatan di lokasi penelitian dan pengolahan data dapat dilihat pada gambar 15 :
545
Seminar Keinsinyuran
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
Hambatan Samping
Perhitungan kapasitas jalan actual/ existing Jalan Mojopahit Segmen 3 pada kondisi eksisting
dapat dilihat pada tabel 19
546
Seminar Keinsinyuran 2021
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
Analisa kinerja ruas jalan pada 5 tahun yang akan datang didasarkan pada angka pertumbuhan
volume lalu lintas. Angka pertumbuhan lalu lintas dipengaruhi oleh variable angka pertumbuhan
pertumbuhan lalu lintas. Variable angka pertumbuhan lalu lintas yang digunakan pada perhitungan kali
ini yakni menggunakan pendekatan dari data angka Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kota Mojokerto. Sedangkan kinerja ruas jalan Benteng Pancasila pada masa yang akan datang
didasarkan pada nilai Derajat Kejenuhan (Dj) yang terjadi di jalan tersebut di tahun – tahun yang akan
datang. Apabila nilai Derajat Kejenuhannya (Dj) diatas 0,85 maka kinerja jalan Mojopahit sudah tidak
layak lagi.
Prosentase nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Mojokerto berdasarkan harga
konstan (adhk) 2010, dari tahun 2011 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 16. Dari tabel tersebu,
dalam 3 tahun terakhir yaitu mulai tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 didapat rata rata nilai
pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto adalah sebesar 5.86% dan dibulatkan ke atas menjadi sebesar
6,00%.
Guna mengetahui estimasi kinerja jalan Mojopahit pada 5 tahun mendatang, dengan
perhitungan tanpa adanya pelebaran jalan pada ruas jalan Mojopahit ini. Maka dihitung berdasarkan
LHRn, LHR0, umur rencana (n) serta faktor pertumbuhan (i). Untuk volume lalu lintas yang digunakan
dalam perhitungan estimasi pertumbuhan dan kinerja ruas jalan pada 5 tahun yang akan datang adalah
volume lalu lintas rata –rata tertinggi yang terjadi pada ruas jalan Mojopahit yaitu pada segmen 4 dengan
jumlah 1495,13 skr/jam.
Hasil perhitungan estimasi pertumbuhan lalu lintas dan kinerja ruas Jalan Mojopahit, Kota
Mojokerto pada sampai dengan 5 tahun mendatang dapat dilihat pada gambar 17 :
547
Seminar Keinsinyuran
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775
kinerja jalan Mojopahit masih layak, karena derajat kejenuhannya kurang dari 0,85, tidak tahu untuk 10
tahun kedepan jalan mojopahit masih layak apa tidak.
4. Kesimpulan
Kinerja ruas Jalan Mojopahit dari ruas jalan Mojopahit yang terbagi menjadi empat
segmen untuk volume lalu lintas terendah terjadi pada segmen 2 dengan jumlah 517,45 skr/jam,
kemudian segmen 3 sebesar 598,27 skr/jam, dilanjutkan dengan segmen 1 dengan vol 619,88
skr/jam, dan volume lalu lintas tertinggi terjadi pada segmen 4 dengan jumlah 1495,13 skr/jam
dan dilihat dari nilai kapasitas, Derajat Kejenuhan dan Kecepatan tempuhnya, Dari segmen 1
sampai segmen 4 untuk kondisi eksisting masih layak, karena dari ke 4 segmen tersebut nilai
dari Dj masih berada di bawah 0,85 sesuai dengan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014.
Keterangan
Fskr = faktor satuan kendaraan ringan
Qskr = arus total kendaraan dalam skr, dan
Qkend = arus total kendaraan
SM = sepeda motor
KR = kendaraan ringan
KB = kendaraan berat
Referensi
[1] Direktorat Jendral Bina Marga. 2014. “Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI). 2014
[2] Manual Kapasitas Jalan Indonesi ( MKJI ),1997, Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum ri.
[3] Faiz fajar alqurni (2018) “Analisis Karakteristik Parkir Badan Jalan Dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Ruas Jalan (Studi Kasus : Jalan Majapahit Kota Mojokerto Sta ±0.00 S/D
Sta 0+500)”. Bachelor thesis, Unversitas Islam Majapahit.
548