• Bagaiman kinerja Jalan Gajah Mada dan jalan Soekarno Hatta jika
diasumsikan Jalan lingkar Luar belum beroperasi?
• Bagaimana kinerja Jalan Gajah Mada dan Jalan Soekarno Hatta) pada saat
Jalan Lingkar Luar telah beroperasi ?
• Bagaimana pengaruh pembukaan Jalan Lingkar Luar terhadap kinerja Jalan
Gajah Mada dan Jalan Soekarno Hatta ?
TUJUAN PENELITIAN
• Mengetahui kinerja Jalan Gajah Mada dan Jalan Soekarno Hatta jika
diasumsikan Jalan Lingkar Luar belum beroperasi.
• Mengetahui Kinerja Jalan Gajah Mada dan Jalan Soekarno Hatta pada saat
Jalan Lingkar Luar telah beroperasi.
• Mengetahui pengaruh pembukaan Jalan Lingkar Luar terhadap kinerja Jalan
Gajah Mada dan Jalan Soekarno Hatta.
MANFAAT PENELITIAN
BAB I : Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini akan membahas teori-teori penunjang penelitian. Isi dari teori tersebut
antara lain definisi dari karakteristik jalan perkotaan, karakteristik arus lalu lintas,
dan kinerja jaringan jalan.
BAB III : Metodologi Penelitian
Bab tiga menjelaskan tentang metode penelitian dan gambaran umum wilayah
studi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 lalu lintas dan angkutan jalan adalah
satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan
angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna
jalan, serta pengelolaannya.
2.1.1 Definisi Jalan
Berdasarkan Peraturan Pemeritah Nomor 30 Tahun 2021 Jalan adalah seluruh bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, dan jalan
kabel.
2.1.2 Kelas Jalan
Kendaraan bermotor yang dapat berlalu lintas disetiap kelas jalan ditentukan
berdasarkan ukuran, dimensi, muatan sumbu terberat, dan permintaan angkutan. (PP No.30
Tahun 2021). Ditunjukan dalam tabel dibawah ini
KELAS JALAN LEBAR PANJANG TINGGI UKURAN MUATAN
(mm) (mm) (mm) SUMBU TERBERAT
(Ton)
Karakteristik utama segmen jalan yang mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan
ada lima, yaitu:
1) geometrik jalan,
2) komposisi arus lalu lintas dan pemisah arah,
3) pengaturan lalu lintas,
4) aktivitas samping jalan, dan
5) perilaku pengemudi.
2.2.2 Hambatan Samping
Sangat tinggi, ST >900 Daerah Komersial, ada aktivitas pasar sisi jalan
2.2.3 Ekivalen Kendaraan Ringan
Ekivalen kendaraan ringan (ekr) adalah faktor penyeragaman satuan dari beberapa tipe
kendaraan dibandingkan terhadap kendaraan ringan (KR) .
Tabel 2.3 Ekivalen kendaraan ringan untuk tipe jalan 2/2 TT
Tabel 2.4 Ekivalen kendaraan ringan untuk jalan terbagi dan satu arah
Tipe jalan: Arus lalu-lintas per Ekr
lajur(kend/jam)
KB SM
C = Kapasitas (skr/jam)
Co = Kapasitas dasar (skr/jam), biasanya digunakan angka 2300 skr/jam
FCLJ = Faktor penyesuaian lebar lajur atau jalur lalu lintas
FCPA = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya pada jalan tak terbagi)
FCHS = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kerb
FCUK = Faktor penyesuaian ukuran kota
……………………2.2
Keterangan :
VB = kecepatan arus bebas untuk KR pada kondisi lapangan (km/jam)
VBD =kecepatan arus bebas dasar untuk KR
VBL =nilai penyesuaian kecepatan akibat lebar jalan (km/jam),
FVBHS = faktor penyesuaian kecepatan bebas akibat hambatan samping pada jalan
yang memiliki bahu atau jalan yang dilengkapi kereb/trotoar dengan jarak kereb ke
penghalang terdekat
FVBUK = faktor penyesuaian kecepatan bebas untuk ukuran kota
2.4.1 Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (DJ) adalah ukuran utama yang digunakan untuk menentukan
tingkat kinerja segmen jalan. Nilai DJ menunjukkan kualitas kinerja arus lalu lintas dan
bervariasi antara nol sampai dengan satu. Nilai yang mendekati nol menunjukkan arus
yang tidak jenuh yaitu kondisi arus yang lengang dimana kehadiran kendaraan lain tidak
mempengaruhi kendaraan yang lainnya. Nilai yang mendekati 1 menunjukkan kondisi
arus pada kondisi kapasitas, kepadatan arus sedang dengan kecepatan arus tertentu yang
dapat dipertahankan selama paling tidak satu jam. DJ dihitung menggunakan persamaan
………………………………….2.3
keterangan:
DJ adalah derajat kejenuhan
Q adalah arus lalu lintas, skr/jam
C adalah kapasitas,skr/jam
2.4.2 Kecepatan Dan Waktu Tempuh
Kecepatan tempuh (VT) adalah kecepatan rata-rata ruang (space mean speed)
kendaraan sepanjang segmen jalan sedangkan waktu tempuh adalah waktu total yang
diperlukan oleh suatu kendaraan untuk melalui suatu segmen jalan tertentu, termasuk
seluruh waktu tundaan dan waktu berhenti (jam, menit, atau detik).
Waktu tempuh (WT) dapat diketahui berdasarkan nilai VT dalam menempuh segmen
ruas jalan yang dianalisis sepanjang L dengan persamaan
……………………………2.4
keterangan:
WT adalah waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan, jam
L adalah panjang segmen,(km)
VT adalah kecepatan tempuh kendaraan ringan atau kecepatan rata-rata ruang kendaraan
ringan (space mean speed, sms), (km/jam).
2.4.3 Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan merupakan indikator yang mencakup gabungan dua parameter
yaitu tingkat kejenuhan dan kecepatan arus bebas. Tingkat Pelayanan Jalan (Level of
Service) merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kondisi suatu jalan dalam
melayani kendaraan yang melewatinya
Tabel 2.9 Standar Tingkat Pelayanan Jalan
Jalan
0,20-0,44 B Arus stabil, kecepatan terbatas, volume sesuai untuk luar kota
0,45-0,74 C Arus stabil, kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk jalan
kota
0,85-1,00 E Arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat atau mendekati kapasitas
>1,00 F Arus yang terhambat, kecepatan, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas.
2.5 Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan beberapa penelitian yang digunakan sebagai referensi
dalam studi ini.
1. Bedru Cahyono (2004) dalam penelitian yang berjudul “Analisa Dampak
Lalu Lintas Pembangunan Jalan Lingkar Kota Salatiga”.
2. Farlin Rosyad, dan Chery Ade Putra. (2020) dalam penelitian berjudul
“Analisa Kinerja Ruas Jalan Demang Lebar Daun Kota Palembang”
3. Yoga Mukhlis Syah (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Ambarukmo Plaza Terhadap Kinerja Ruas Jalan Laksda Adisucipto”.
Metode Penelitian
B. Sumber Data
Data Primer Data Sekunder
5. Analisis kapasitas
Analisis kapasitas dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.1. C0 ditetapkan
secara empiris dari kondisi Segmen Jalan yang ideal, yaitu Jalan dengan kondisi
geometrik lurus, sepanjang 300m, dengan lebar lajur rata-rata 2,75m, memiliki kereb
atau bahu berpenutup, ukuran kota 1-3Juta jiwa, dan Hambatan Samping sedang.
Nilai C0 disesuaikan dengan perbedaan lebar lajur atau jalur lalu lintas (FCLJ),
pemisahan arah (FCPA), Kelas hambatan samping pada jalan berbahu (FCHS), dan
ukuran kota (FCUK).
6.Derajat Kejenuhan
Untuk memperoleh nilai derajat kejenuhan, data volume lalu lintas yang diperoleh
dari hasil pengamatan dan nilai hasil analisis kapasitas jalan dibagikan sesuai dengan
perrsamaan 2.3.
7. Tingkat Pelayanan
Nilai derajat kejenuhan yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan
tingkat pelayanan sesuai dengan tabel II.9. Tingkat pelayanan digunakan untuk
mengevaluasi kinerja ruas jalan.
8. Analisis Kinerja Ruas Jalan
Kondisi yang dilakukan saat analisis kinerja ruas jalan adalah pada kondisi
saat dibuka dan belum dibukanya jalan Lingkar Luar.
Analisis kinerja ruas jalan dengan PKJI 2014 digunakan untuk mendapatkan
kinerja ruas jalan saat dibuka dan belum dibukanya jalan Lingkar Luar
Analisis yang dilakukan adalah untuk menghitung volume atau arus lalu lintas
(Q), hambatan samping, kapasitas jalan (C), derajat kejenuhan (DJ), kecepatan
arus bebas (FV), dan tingkat pelayanan sesuai dengan PKJI 2014.
MULAI
Pengumpulan Data
1. Volume kendaraan
2. Kapasitas
3. Derajat Kejenuhan
4. Kecepatan Arus Bebas
5. Kecepatan Tempuh
Evaluasi Kinerja Ruas Jalan saat Jalan Lingkar belum dan telah
dibuka
SELESAI
Terima Kasih