Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN

“ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR LUAR


MAUMERE TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN KOTA”

DISUSUN OLEH : LAURENSIUS PAULUS SEPU


NIM : 022191056
DOSEN PEMBIMBING 1 : ANASTASIA M. NORALITA SOLUDALE, S.T.,M.T
DOSEN PEMBIMBING 2 : DEDI IMANUEL PAU, S.T.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2021
LATAR BELAKANG
• Upaya untuk meningkatkan sarana dan prasarana transportasi dilakukan
pemerintah di seluruh wilayah Indonesia guna meningkatkan konektivitas dan
merangsang pertumbuhan ekonomi serta menangani permasalahan transportasi
yang akan timbul di wilayah perkotaan yang memiliki pertumbuhan penduduk
yang pesat . Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Sikka guna
mengantisipasi pertumbuhan kota dan permasalahan transportasi yang akan
timbul adalah dengan melakukan pengembangan jaringan jalan baru diantaranya
adalah pembuatan jalan lingkar luar (Outer Ring Road) yang diharapkan dapat
mengurangi beban lalu lintas ke dalam kota. Jalan lingkar luar Maumere hingga
saat ini belum selesai dikerjakan namun sebagian ruas jalan sudah dibuka dan
dilalui berbagai jenis kendaraan.
• Ruas jalan yang telah dibuka ini meliputi ruas jalan yang bersimpang dengan
jalan Brai, jalan Soekarno-Hatta dan jalan Gajah Mada. ruas jalan Soekarno-
Hatta dan jalan Gajah Mada berfungsi dengan baik untuk mengalihkan arus lalu
lintas menuju kota Maumere namun belum diketahui tingkat pengaruhnya
terhadap kinerja jaringan jalan eksisting. Untuk mengetahui pengaruh
RUMUSAN MASALAH

• Bagaiman kinerja Jalan Gajah Mada dan jalan Soekarno Hatta jika
diasumsikan Jalan lingkar Luar belum beroperasi?
• Bagaimana kinerja Jalan Gajah Mada dan Jalan Soekarno Hatta) pada saat
Jalan Lingkar Luar telah beroperasi ?
• Bagaimana pengaruh pembukaan Jalan Lingkar Luar terhadap kinerja Jalan
Gajah Mada dan Jalan Soekarno Hatta ?

TUJUAN PENELITIAN

• Mengetahui kinerja Jalan Gajah Mada dan Jalan Soekarno Hatta jika
diasumsikan Jalan Lingkar Luar belum beroperasi.
• Mengetahui Kinerja Jalan Gajah Mada dan Jalan Soekarno Hatta pada saat
Jalan Lingkar Luar telah beroperasi.
• Mengetahui pengaruh pembukaan Jalan Lingkar Luar terhadap kinerja Jalan
Gajah Mada dan Jalan Soekarno Hatta.
MANFAAT PENELITIAN

• Memberikan informasi ssebagai bahan kajian dan masukan bagi instansi


terkait.
• Sebagai bahan referensi bagi penelitian yang lebih lanjut.
• Agar dapat berguna bagi perkembangan ilmu Teknik Sipil khususnya Teknik
Lalu Lintas dan Teknik Jalan Raya.
• Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman khusunya dalam penulisan
karya ilmiah.
SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini akan membahas teori-teori penunjang penelitian. Isi dari teori tersebut
antara lain definisi dari karakteristik jalan perkotaan, karakteristik arus lalu lintas,
dan kinerja jaringan jalan.
BAB III : Metodologi Penelitian
Bab tiga menjelaskan tentang metode penelitian dan gambaran umum wilayah
studi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 lalu lintas dan angkutan jalan adalah
satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan
angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna
jalan, serta pengelolaannya.
2.1.1 Definisi Jalan
Berdasarkan Peraturan Pemeritah Nomor 30 Tahun 2021 Jalan adalah seluruh bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, dan jalan
kabel.
2.1.2 Kelas Jalan
Kendaraan bermotor yang dapat berlalu lintas disetiap kelas jalan ditentukan
berdasarkan ukuran, dimensi, muatan sumbu terberat, dan permintaan angkutan. (PP No.30
Tahun 2021). Ditunjukan dalam tabel dibawah ini
KELAS JALAN LEBAR PANJANG TINGGI UKURAN MUATAN
(mm) (mm) (mm) SUMBU TERBERAT
(Ton)

I ≤2550 ≤18000 ≤4200 10

II ≤2550 ≤12000 ≤4200 8

III ≤2200 ≤9000 ≤3500 -


2.2 Kapasitas Jalan

Menurut Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 2014 kapasitas didefinisikan


sebagai arus lalu lintas maksimum dalam satuan ekr/jam yang dapat dipertahankan
sepanjang segmen jalan tertentu dalam kondisi tertentu, yaitu yang melingkupi geometric,
lingkungan, dan lalu lintas, sedangkan kapasitas dasar merupakan kemampuan suatu
segmen jalan menyalurkan kendaraan yang dinyatakan dalam satuan skr/jam untuk suatu
kondisi jalan tertentu mencakup geometric, pola arus lalu lintas dan faktor lingkungan.
2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas

Karakteristik utama segmen jalan yang mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan
ada lima, yaitu:
1) geometrik jalan,
2) komposisi arus lalu lintas dan pemisah arah,
3) pengaturan lalu lintas,
4) aktivitas samping jalan, dan
5) perilaku pengemudi.
2.2.2 Hambatan Samping

Hambatan samping merupakan kegiatan di samping segmen jalan yang berpengaruh


terhadap kinerja lalu lintas. (PKJI 2014).
Bobot jenis hambatan samping ditetapkan dari Tabel 2.1, dan kriteria kelas hambatan
samping (KHS) berdasarkan frekuensi kejadian ini ditetapkan sesuai dengan Tabel 2.2.
dibawah ini
Tabel 2. 1 Pembobotan Hambatan Samping
No. Jenis hambatan samping utama Bobot

1 Pejalan kaki di badan jalan dan yang menyeberang 0,5

2 Kendaraan umum dan kendaraan lainnya yang berhenti 1,0

3 Kendaraan keluar/masuk sisi atau lahan samping jalan 0,7

4 Arus kendaraan lambat (kendaraan tak bermotor) 0,4

Tabel 2. 2 Kriteria Kelas Hambatan Samping


Kelas Hambatan Nilai frekuensi Ciri-ciri khusus
Samping kejadian (dikedua sisi)
dikali bobot
Sangat rendah, SR <100 Daerah Permukiman, tersedia jalan lingkungan
(frontage road)
Rendah, R 100 – 299 Daerah Permukiman, ada beberapa angkutan umum
(angkot).
Sedang, S 300 – 499 Daerah Industri, ada beberapa toko di sepanjang sisi
jalan.
Tinggi, T 500 – 899 Daerah Komersial, ada aktivitas sisi jalan yang tinggi.

Sangat tinggi, ST >900 Daerah Komersial, ada aktivitas pasar sisi jalan
2.2.3 Ekivalen Kendaraan Ringan

Ekivalen kendaraan ringan (ekr) adalah faktor penyeragaman satuan dari beberapa tipe
kendaraan dibandingkan terhadap kendaraan ringan (KR) .
Tabel 2.3 Ekivalen kendaraan ringan untuk tipe jalan 2/2 TT

Tipe jalan: Arus lalu-lintas Ekr


total dua arah
(kend/jam) SM
KB Lebar jalur Ljalur >6
lalu lintas ≤6 m m

< 3700 1,30 0,50 0,40


2/2TT > 1800 1,20 0,35 0,50

Tabel 2.4 Ekivalen kendaraan ringan untuk jalan terbagi dan satu arah
Tipe jalan: Arus lalu-lintas per Ekr
lajur(kend/jam)
KB SM

2/1, dan 4/2T < 1050 1,3 0,40


> 1050 1,2 0,25

3/1, dan 6/2D < 1100 1,3 0,40


> 1100 1,2 0,25
2.2.4 Penetapan Kapasitas
Kapasitas segmen dapat dihitung menggunakan persamaan dibawah
………………..……………....(2.1)

C = Kapasitas (skr/jam)
Co = Kapasitas dasar (skr/jam), biasanya digunakan angka 2300 skr/jam
FCLJ = Faktor penyesuaian lebar lajur atau jalur lalu lintas
FCPA = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya pada jalan tak terbagi)
FCHS = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kerb
FCUK = Faktor penyesuaian ukuran kota

2.3 Kecepatan Arus Bebas


Kecepatan arus bebas (VB) merupakan suatu kendaraan yang tidak terpengaruh oleh
kehadiran kendaraan lain, yaitu kecepatan dimana pengemudi merasa nyaman untuk
bergerak pada kondisi geometrik, lingkungan dan pengendalian lalu lintas yang ada
pada suatu segmen jalan tanpa lalu lintas lain (km/jam).(PKJI 2014). VB dihitung
menggunakan

……………………2.2

Keterangan :
VB = kecepatan arus bebas untuk KR pada kondisi lapangan (km/jam)
VBD =kecepatan arus bebas dasar untuk KR
VBL =nilai penyesuaian kecepatan akibat lebar jalan (km/jam),
FVBHS = faktor penyesuaian kecepatan bebas akibat hambatan samping pada jalan
yang memiliki bahu atau jalan yang dilengkapi kereb/trotoar dengan jarak kereb ke
penghalang terdekat
FVBUK = faktor penyesuaian kecepatan bebas untuk ukuran kota

2.4 Kinerja Jalan


kinerja ruas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk melayani kebutuhan arus
lalu lintas sesuai dengan fungsinya yang dapat diukur dan dibandingkan dengan
standar tingkat pelayanan jalan. Nilai tingkat pelayanan jalan dijadikan sebagai
parameter kinerja ruas jalan.
Kriteria kinerja lalu lintas dapat ditentukan berdasarkan nilai DJ atau VT pada
suatu kondisi jalan tertentu terkait dengan geometrik, arus lalu lintas, dan lingkungan
jalan baik untuk kondisi eksisting maupun untuk kondisi desain. Semakin besar nilai
DJ atau semakin tinggi VT menunjukkan semakin baik kinerja lalu lintas.

 
 
2.4.1 Derajat Kejenuhan
 
Derajat kejenuhan (DJ) adalah ukuran utama yang digunakan untuk menentukan
tingkat kinerja segmen jalan. Nilai DJ menunjukkan kualitas kinerja arus lalu lintas dan
bervariasi antara nol sampai dengan satu. Nilai yang mendekati nol menunjukkan arus
yang tidak jenuh yaitu kondisi arus yang lengang dimana kehadiran kendaraan lain tidak
mempengaruhi kendaraan yang lainnya. Nilai yang mendekati 1 menunjukkan kondisi
arus pada kondisi kapasitas, kepadatan arus sedang dengan kecepatan arus tertentu yang
dapat dipertahankan selama paling tidak satu jam. DJ dihitung menggunakan persamaan

………………………………….2.3

keterangan:
DJ adalah derajat kejenuhan
Q adalah arus lalu lintas, skr/jam
C adalah kapasitas,skr/jam
2.4.2 Kecepatan Dan Waktu Tempuh

Kecepatan tempuh (VT) adalah kecepatan rata-rata ruang (space mean speed)
kendaraan sepanjang segmen jalan sedangkan waktu tempuh adalah waktu total yang
diperlukan oleh suatu kendaraan untuk melalui suatu segmen jalan tertentu, termasuk
seluruh waktu tundaan dan waktu berhenti (jam, menit, atau detik).
Waktu tempuh (WT) dapat diketahui berdasarkan nilai VT dalam menempuh segmen
ruas jalan yang dianalisis sepanjang L dengan persamaan

……………………………2.4

keterangan:
WT adalah waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan, jam
L adalah panjang segmen,(km)
VT adalah kecepatan tempuh kendaraan ringan atau kecepatan rata-rata ruang kendaraan
ringan (space mean speed, sms), (km/jam).
2.4.3 Tingkat Pelayanan
 
Tingkat pelayanan merupakan indikator yang mencakup gabungan dua parameter
yaitu tingkat kejenuhan dan kecepatan arus bebas. Tingkat Pelayanan Jalan (Level of
Service) merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kondisi suatu jalan dalam
melayani kendaraan yang melewatinya
Tabel 2.9 Standar Tingkat Pelayanan Jalan

V/C Tingkat Pelayanan Keterangan

Jalan

0,00-0,19 A Arus lancar, volume rendah, kecepatan tinggi

0,20-0,44 B Arus stabil, kecepatan terbatas, volume sesuai untuk luar kota

0,45-0,74 C Arus stabil, kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk jalan

kota

0,75-0,84 D Mendekati arus tidak stabil, kecepatan rendah

0,85-1,00 E Arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat atau mendekati kapasitas

>1,00 F Arus yang terhambat, kecepatan, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas.
2.5 Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan beberapa penelitian yang digunakan sebagai referensi
dalam studi ini.
1. Bedru Cahyono (2004) dalam penelitian yang berjudul “Analisa Dampak
Lalu Lintas Pembangunan Jalan Lingkar Kota Salatiga”.
2. Farlin Rosyad, dan Chery Ade Putra. (2020) dalam penelitian berjudul
“Analisa Kinerja Ruas Jalan Demang Lebar Daun Kota Palembang”
3. Yoga Mukhlis Syah (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Ambarukmo Plaza Terhadap Kinerja Ruas Jalan Laksda Adisucipto”.
Metode Penelitian

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada ruas Jalan Gajah mada dan Jalan Soekarno-Hatta
yang bersimpangan dengan Jalan Lingkar Luar Kota Maumere, Kabupaten Sikka.
2. Waktu Penelitian
 
Penelitian dilakukan dengan melakukan pengambilan data survei lalu lintas pada hari
Senin untuk mewakili hari kerja atau hari normal, dan hari Minggu untuk mewakili
hari libur dalam satu minggu. Waktu pengambilan data dilakukan pada waktu seperti
berikut.
a. Survei siang pada pukul 10.00-13.00 WITA.
b. Survei sore pada pukul 15.00-17.30 WITA.
c. Survei malam pada pukul 19.30-22.00 WITA.

B. Sumber Data
Data Primer Data Sekunder

1. Geometri ruas jalan 1. Peta lokasi


2. Kondisi Lingkungan 2. Klasifikasi Jalan
3. Volume kendaraan keluar masuk 3. Data Penduduk
jalan Lingkar Luar
4. Volume lalu lintas
5. Kecepatan Kendaraan
6. Hambatan samping
Peralatan yang digunakan
1. Formulir survei penelitian
2. Alat tulis
3. Papan jalan
4. Walking measure, pita ukur atau meteran
5. Stopwatch
6. Alat pencacah (counter)
7. Masking tape untuk penanda atau pembatas segmen
8. Kamera
C. Metode Analisis Data
 
Metode analisis data yang dilakukan adalah menghitung derajat
kejenuhan suatu ruas jalan dan menentukan tingkat pelayanan
menggunakan Software Microsoft Excel dengan acuan PKJI 2014.

1. Analisis Geometrik Jalan


Data geometrik jalan merupakan data tentang kondisi geometrik dari segmen yang
diteliti dan mewakili karakteristik segmen jalan yang kemudian data tersebut
digunakan untuk menganalisis kecepatan arus bebas dan kapasitas.
2. Analisis Arus Lalu Lintas
Data lalu lintas kemudian diolah dengan dikalikan data jumlah tiap jenis kendaraan
dengan faktor ekr, dan dijumlah dari keseluruhan jenis kendaraan selama satu jam
puncak. Setelah melakukan penjumlahan disetiap segmen yang ditinjau, didapatkan
volume lalu lintas pada saat jam puncak
3. Analisis Hambatan Samping
Kelas hambatan samping (KHS) ditetapkan dari jumlah total nilai frekuensi kejadian
setiap jenis hambatan samping yang diperhitungkan yang masing-masing telah
dikalikan dengan bobotnya
4. Analisis Kecepatan Arus Bebas (VB)
Nilai kecepatan arus bebas (VB) jenis kendaraan ringan (KR) ditetapkan sebagai
kriteria dasar untuk kinerja segmen jalan, nilai VB untuk KB dan SM ditetapkan
hanya sebagai referensi. VB dihitung menggunakan persamaan 2.2.

5. Analisis kapasitas
Analisis kapasitas dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.1. C0 ditetapkan
secara empiris dari kondisi Segmen Jalan yang ideal, yaitu Jalan dengan kondisi
geometrik lurus, sepanjang 300m, dengan lebar lajur rata-rata 2,75m, memiliki kereb
atau bahu berpenutup, ukuran kota 1-3Juta jiwa, dan Hambatan Samping sedang.
Nilai C0 disesuaikan dengan perbedaan lebar lajur atau jalur lalu lintas (FCLJ),
pemisahan arah (FCPA), Kelas hambatan samping pada jalan berbahu (FCHS), dan
ukuran kota (FCUK).

6.Derajat Kejenuhan
 Untuk memperoleh nilai derajat kejenuhan, data volume lalu lintas yang diperoleh
dari hasil pengamatan dan nilai hasil analisis kapasitas jalan dibagikan sesuai dengan
perrsamaan 2.3.

7. Tingkat Pelayanan
 Nilai derajat kejenuhan yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan
tingkat pelayanan sesuai dengan tabel II.9. Tingkat pelayanan digunakan untuk
mengevaluasi kinerja ruas jalan.
8. Analisis Kinerja Ruas Jalan
 
Kondisi yang dilakukan saat analisis kinerja ruas jalan adalah pada kondisi
saat dibuka dan belum dibukanya jalan Lingkar Luar.
Analisis kinerja ruas jalan dengan PKJI 2014 digunakan untuk mendapatkan
kinerja ruas jalan saat dibuka dan belum dibukanya jalan Lingkar Luar
Analisis yang dilakukan adalah untuk menghitung volume atau arus lalu lintas
(Q), hambatan samping, kapasitas jalan (C), derajat kejenuhan (DJ), kecepatan
arus bebas (FV), dan tingkat pelayanan sesuai dengan PKJI 2014.
MULAI

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Geometri Ruas Jalan
1. Peta Lokasi
2. Kondisi Lingkungan
2. Klasifikasi jalan
3. Volume Lalu Lintas
3. Data Penduduk
4. Volume Kendaraan Keluar masuk Jalan
Lingkar Luar
5. Kecepatan Kendaraan
6. Hambatan Samping

Analisis Kinerja Ruas Jalan Perkotaan dengan PKJI


2014 untuk mencari nilai :

1. Volume kendaraan
2. Kapasitas
3. Derajat Kejenuhan
4. Kecepatan Arus Bebas
5. Kecepatan Tempuh

Evaluasi Kinerja Ruas Jalan saat Jalan Lingkar belum dan telah
dibuka

Perbandingan Kinerja Ruas Jalan

Kesimpulan dan Saran

SELESAI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai