ANALISIS PERHITUNGAN
Volume
KENDARAAN
(LHR)
Kendaraan ringan 3.576
Bus Kecil 243
Bus Besar 127
Truk Sedang 2 as 119
Truk Berat 2 as 219
Truk Berat 3 as 0
Truk Gandeng 0
Truk Semi Trailer 0
- Jalan Utama yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang
tinggi antara kota kota penting , sehingga harus direncanakan
untuk dapat melayani lalu lintas yang cepat dan berat
- Jalan Sekunder yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang
cukup tinggi antara kota-kota penting dan kota kota yang
lebih kecil serta sekitarnya.
- Jalan Penghubung yaitu jalan untuk keperluan aktivitas daerah
yang juga dipakai sebagai penghubung antara jalan dari
golongan yang sama atau berlainan.
2. Volume dan sifat -sifat lalu lintas
Berdasarkan hal tersebut klas jalan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
ARTERI IIIA 8T
IIIA 8T
KOLEKTOR IIIB -
LOKAL IIIC -
sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur, klasifikasi
Kemiringan Medan
No Jenis Medan Notasi
(%)
1 Datar D <3
2 Perbukitan B 3 - 25
3 Pegunungan G > 25
A. Perencanaan Geometrik
1. Standard Perencanaan
Yang terpenting untuk perencanaan jalan raya adalah bentuk geometriknya
harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan raya yang bersangkutan dapat
memberikan pelayanan yang optimal kepada kegiatan lalu lintas sesuai dengan
Raya No 13 thn 1970 kemudian terakhir yaitu Tata Cara Perencanaan Geometrik
Thn 1997, sehingga semua perencanaan jalan di Indonesia ini harus berdasarkan
Isi dari pedoman yang terakhir dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga
a. Kecepatan Rencana
Kecepatan Rencana Vr, pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang
kenderaan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah,
lalu lintas yang lengang dan pengaruh samping jalan yang tidak berarti. Untuk
kondisi medan yang sulit Vr suatu segmen jalan dapat diturunkan dengan syarat
rencana untuk masing-masing fungsi jalan dapat dilihat pada tabel berikut:
Kolektor 60 – 90 50 – 60 30 – 50
1. Penampang Melintang
permukaan perkerasan pada sumbu jalan dan kedalaman ruang bebas 1,5 m
diluar DAMAJA yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu diukur dari sumbu
kenderaan yang secara fisik berupa perkerasan jalan, batas jalur lalu lintas
Lebar jalur minimum adalah 4,5 m untuk memungkinkan 2 buah kenderaan kecil
saling berpapasan, ketentuan lebar jalur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
jalan, memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kenderaan bermotor sesuai
kenderaan rencana, lebar lajur tergantung pada kecepatan dan kenderaan rencana.
Ketentuan lebar lajur dan kemiringan melintang normal dapat dilihat pada tabel
II , IIIA 3.50
Kolektor IIIA, IIIB 3.0
Lokal IIIC 3.0
3. Bahu Jalan
Bahu jalan adalah bagian jalan yang terletak ditepi jalur lalu lintas dan
harus diperkeras, fungsi bahu adalah sebagai lajur lalu lintas darurat, tempat
berhenti sementara, atau tempat parkir darurat, ruang bebas samping bagi lalu
lintas, penyangga sampai untuk kestabilan perkerasan jalur LL. Kemiringan bahu
4. Median
Median adalah bagian bangunan jalan yang secara fisik memisahkan dua
jalur lalu lintas yang berlawanan arah. Fungsi median adalah untuk memisahkan
dua aliran lalu lintas yang berlawanan arah, ruang lapak tunggu penyeberang
tempat berhenti darurat ( jika cukup luas ),cadangan lajur mengurangi silau dari
sinar alampu kenderaan dari arah yang berlawanan. Jalan 2 arah dengan 4 lajur
b. Median ditinggikan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur
yang ditinggikan.
Gambar 3.5 Bentuk Bentuk Median
Lebar minimum Median terdiri atas jalur tepian selebar 0,25 s/d 0,5 m dan
bangunan pemisah jalur, lebar minimum dapat dilihat pada tabel berikut
lintas kenderaan guna menjamin keselamatan pejalan kaki dan kelancaran lalu
perkotaan.
A. Koordinat Titik
1. Menghitung Jarak
D
= √ ( XA1−XA )2+( YA1−YA )2
DA- DA1 = √ (5300 - 5000 )2 +( 4200 - 4500 )2=424,264 m
4200 - 4500
90 Arc Tgn 135
α = 5300 - 5000
Y A2 -Y A1
90°±Arc Tgn | |
αA1 = X A2 -X A1
4400 - 4200
90 Arc Tgn 63,434
α1 = 5700 - 5300
Y A3 -Y A2
90°±Arc Tgn | |
αA2 = X A3 -XA2
4100-4400
90 °+Arc Tgn | |=120 , 9 °
α2 = 6200-5700
Y A4 -Y A3
90 °±Arc Tgn | |
αA3 = X A4 -X A3
4300-4100
90°−Arc Tgn | |=63 , 434 °
α3 = 6600-6200
Y B -Y A4
90 °±Arc Tgn | |
αA4 = X B -X A4
4200-4300
90 °+Arc Tgn | |=104 ,036 °
α4 = 7000-6600
ßA1 = | αA1 – αA |
Ls = Vr/36 x T
41,667
1 = 1
m 200
1 = (e + en ). B
m 1/m
= (0,067 - 0,02).3,5
1/200
= 32,9 m
s = 90.Ls
. R
= 90 x 41,667
. 180
= 6,631°
c = ∆1-2.s
71,565 x 2. 6,61
= 58,302°
Lc = c.2.R
360
= 183,162 m
Diketahui Lc min = 20 m
Lc > Lc Min, jadi tikungan yang dipakai tipe S-C-S
Xc = Ls - Ls3
40.R2
= 41,667 - 60,9x60,9x60,9
40 x R2
= 41,611 m
Yc = Ls 2
6.R
= 1736,11
1080
= 1,608 m
K = Xc-R sin s
= 41,611 -180 sin 6,631
= 20,824 m
Et = (R+P)sec 1/2 ∆ - R
= 42,379 m
L = 2 x Ls + Lc
= 266,5 m
2. Tikungan 2
∆1 = 57,529 °
R min = 75,71 m
Vr = 50 Km/jam
Rr = 180,00 m
en = 0,02
C = 0,5 m/detik3
Dari tabel Panjang Minimum Spiral dan Kemiringan Melintang diperoleh nilai :
e = 0,067
Ls = 40,00 m
Ls = Vr/36 x T
41,667
1 = 1
m 200
1 = (e - en ). B
m 1/m
= (0,067 - 0,02).3,5
1/200
= 32,9 m
s = 90.Ls
. R
90 x
= 41,667
. 180
= 6,631°
c = ∆1-2.s
57,529 x 2 6,631
= 44,266°
Lc = c.2.R =44,266.2.
360 360
= 139,0665 m
Diketahui Lc min = 20 m
Lc > Lc Min, jadi tikungan yang dipakai tipe S-C-S
Xc = Ls - Ls3
40.R2
= 41,667 - 41,667x4,667 x41,6667
40 x R2
= 41,611 m
Yc = Ls 2
6.R
= 1736,11
1080
= 1,608 m
K = Xc-R sin s
= 60,726 – 180 sin 6,631
= 20,824 m
Et = (R+P)sec 1/2 ∆ - R
= 25,797 m
L = 2 x Ls + Lc
= 222,4 m
3. Tikungan 3
∆1 = 57,529 °
R min = 75,71 m
Vr = 50 Km/jam
Rr = 180,00 m
en = 0,02
C = 0,5 m/detik3
Dari tabel Panjang Minimum Spiral dan Kemiringan Melintang diperoleh nilai :
e = 0,072
Ls = 180,73 m
1 = 1
m 200
1 = (e + en ). B
m 1/m
= (0,067 + 0,02).3,5
1/200
= 64,4 m
180,7
Dari Ls(10, Ls(2), Ls(3) dipilih yang terbesar Jadi LS = 3 m
s = 90.Ls
. R
= 90 x 60,9
. 180
= 28,764°
c = ∆1-2.s
57,529 x 2. 28,764
= 0,00°
Lc = c.2.R
360
= 0,00
Diketahui Lc min = 20 m
Lc< Lc Min, jadi tikungan yang dipakai tipe S-S
Dihitung ulang
s = ∆
2
= 57,529
2,000
= 28,764°
Lc = s.2.R
90
= 361,46 m
Xs = Ls - Ls3
40.R2
= 176 m
Ys = Ls2
6.R
= 30,245 m
K = Xs - R Sin s
= 89,559 m
P = Ys - R (1 - Cos s)
= 8,034 m
Tt = (R + P) tan 1/2 ∆ + K
= 192,78 m
L = 2 x Ls
= 361,464 m
4. Tikungan 4
∆1 = 40,601 °
R min = 75,71 m
Vr = 50 Km/jam
Rr = 180,00 m
En = 0,02
C = 0,5 m/detik3
Dari tabel Panjang Minimum Spiral dan Kemiringan Melintang diperoleh nilai :
e = 0,072
Ls = 127,55 m
10,92
= 0,022 x 503 - 2,727 x 50 x 0,067 = 1 m
180 x 0,5 0,5
1 = 1
m 200
1 = (e + en ). B
m 1/m
= (0,067 + 0,02).3,5
1/200
= 64,4 m
c = ∆1-2.s
40,601 x2 20,292
= 0,00 M
Lc = c.2.R
360
= 0,00
Diketahui Lc min = 20 m
Lc< Lc Min, jadi tikungan yang dipakai tipe S-S
Dihitung ulang
s = ∆
2
= 40,601
2,00
20,30
= 1 °
Lc = s.2.R
90
= 255,11 M
Xs = Ls - Ls3
40.R2
= 126 M
Ys = Ls2
6.R
= 15,065 M
K = Xs - R Sin s
63,50
= 1 M
P = Ys - R (1 - Cos s)
= 3,884 M
Tt = (R + P) tan 1/2 ∆ + K
131,5
= 2 M
L = 2 x Ls
= 255,105 M
Hasil Perhitungan :
Hasil Tikungan 1 Tikungan 2 Tikungan 3 Tikungan 4
Өc 58,302 ̊ 44,266 ̊ 0,00 ̊ 0,00 ̊
Perhitungan Stasioning
Tikungan A1
Sta A = 0+000 m
Sta Ts1 = Sta A +( DA1-A– Ts1)
= (0+000) + 424,26– 150,85
= 0 + 273,41 m
STA Sc1 = Sta Ts1 + Ls
= 0 + (273,41 + 41,667)
= 0 + 315,08 m
STA I = STA A+DA1
= 0+ (000+424,264)
= 0+ 424,264m
STA CS1 = STA SC1+LCD1
= 0+ (315,08+183,162)
= 0+ 498,242 m
STA ST1 = STA CS1+LS
= 0+ (498,242 +41,67)
= 0+ 539,912 m
Tikungan A2
STA B = STA I
= 0+ 424,264 m
STA TS2 = STA St1 +(DA2- TS1 -TS2)
= 0+ (539,912+447,213-150,85-129,72)
= 0+ 706,555 m
STA SC2 = STA TS2+LS
= 0+ (706,555+41,67)
= 0+ 748,225 m
STA II = STA B+DA2
= (0+ 424,264) + 447,213
= 0+ 871,447 m
STA CS2 = STA SC2+LCD2
= (0+ 748,225) +119,867
= 0+867,964 m
STA ST2 = STA CS2+LS
= (0+ 867,964 ) +41,67
= 0+ 909,634 m
Tikungan A3
Sta C = STA II
= 0 + 871,447 m
Sta Ts3 = Sta St2 + DA3-A2 – (Ts3 + TS2)
= (0 + 909,634) + 583,095 - (192,78 + 129,72)
= 1 + 170,229 m
Sta Sc3 = Sta Ts3 + Ls
= (1 + 170,229) + 41,67
= 1 + 211,899 m
STA III = STA ST2 + DA3 – TS3
= (0+ 909,634) + 583,095 - 192,78
= 1 + 299,949 m
Sta Cs3 = Sta Sc3 + Lc
= (1 + 211,899) + 361,36
= 1 + 573,259 m
Sta St3 = Sta Cs3 + Ls
= (1 + 573,259 ) + 41,67
= 1 + 614,929 m
Tikungan A4
Sta D = Sta III
= 1 + 299,949 m
Sta Ts4 = Sta St3 + DA4-A3 – (Ts4 + TS3)
= (1 + 614,929) + 447,213 – (131,52 + 192,78)
= 1 + 737,842 m
Sta Sc4 = Sta Ts4 + Ls
= (1 + 737,842) + 41,67
= 1 + 779,512 m
STAIV = STA ST3 + DA4 – TS4
= (1 + 614,929) + 447,213 - 131,52
= 1 + 930,622 m
Sta Cs4 = Sta Sc4 + Lc
= (1 + 779,512) + 255,11
= 2 + 034,622 m
Sta St4 = Sta Cs4 + Ls
= (2 + 034,622) + 41,67
= 2 + 076,292 m
Sta D = Sta IV
= 1 + 930,622 m
STAV = STA ST4 + DA1 – TS4
= (2 + 076,292) + 424,26 - 131,52
= 2 + 369,032 m
JPM = D1 + D2 + D3 + D4
Dimana :
a⋅t1
rumus :
(
0,278⋅t1⋅ V −m+
2 )
0,278 = nilai konversi dari km/jam → m/dtk
Maka :
JPM = d1+d2+d3+d4
t1 =2,12+0,026V
=2,12+0,026(50)
=3,42
t2 =6,56+0,048V
=8,96
a =2,052+0,0036V
=2,232
a⋅t1
d1 =
(
0,278⋅t1⋅ V −m+
2 )
d2 =0,278Vt2
=124,544
2 ,232×3 , 420
D1 =
(
0 , 278×3 , 420× 50−15+
2 )
=51, 166
m
D3 = diambil 50 m
2
×124 , 544=83. 029
D4 = 3 m
JPM = D1 + D2 + D3 + D4
= 308,739 m
Keterangan :
V = kec. (km/jam)
Maka :
50 2
50 ( )
3,6
D =
( )
3,6
×2,5+
( 2×9,8×0 ,313 )
= 66.166 m
d d
Kecepata Kecepatan D
Perhitunga Perhitungan
n Rencana Jalan Tan design
n untuk Vr untuk Vj
(km/jam) (km/jam) (m)
(m) (m)
Rc = 180 m
Penentuan L total
L total A1 = Lc1 + 2 Ls
= 183,162 + 2(40)
= 263,162 m
Ltotal A2 = LC2 + 2 Ls
= 139,065 + 2(40)
= 219,065 m
Ltotal A3 = LC3 + 2 Ls
= 361,46 + 2(40)
=358,137 m
L total A4 = LC4 + 2 Ls
= 255,11 + 2(40)
= 270,643 m
R’ = Rc – ¾ LL
= 180 – ¾ 7
=174,75 m
28,65 . JPH
E=R' (1−cos )
R'
28,65 ×66,17
E=174,75(1−cos )
174,75
E = 3,1255 m
Di dilewati truk :
= 180 – (0.25 x 7)
= 178,250 m
Rc = Ri + 1.25
= 178,250 + 1.25
= 179,500 m
- Dilewati truk
B = √ ¿ ¿ - √ Rc2−64
= √ ¿ ¿ – √ 179.5002−64
= 180,749-179,322
= 1,427 m
0,105V
Z =
√ Rc
0,105 x 50
=
√ 179.500
= 0,3919 m
Dilewati truk :
Bt = n ( B + c) + ᵶ
= 4 (1,427 + 1) + 0,3919
= 10,100 m
Dilewati truk :
∆ b=Bt−Bn
= 10,100 – 7
= 3,100 m > 0,6
A 72
72 + 72 = 72.000
1
2
2 72 + 72 = 72.000
2
77,651 + 76,776
15 = 77.214
78 + 78 = 78.000
16
2
80 + 80 = 80.000
18
2
80 + 80 = 80.000
19
2
80 + 80 = 80.000
20
2
80 + 80 = 80.000
21
2
80 + 80 = 80.000
22
2
23 80 + 80 = 80.000
2
80 + 80 = 80.000
24
2
80 + 80
25 = 80.000
80 + 80 = 80.000
26
2
80 + 80 = 80.000
27
2
80 + 80 = 80.000
28
2
80 + 80 = 80.000
29
2
80 + 80 = 80.000
30
2
82,133 + 82,172
35 = 82.152
82,801 + 82 = 82.400
40
2
82,029 + 82 = 82.014
41
2
82 + 82 = 82.000
42
2
82 + 82
43 = 82.000
82 + 82 = 82.000
44
2
83,532 + 84 = 83.766
50
2
82,121 + 84 = 83.060
51
2
52 80 + 78,470 = 79.235
2
80 + 78,617 = 79.309
53
2
78 + 78
55 = 78.000
78 + 78 = 78.000
63
2
78 + 78 = 78.000
64
2
78.000
78 + 78
65 =
78 + 78 = 78.000
66
2
78 + 78 = 78.000
67
2
78 + 78 = 78.000
68 2
69 2
70 2
81,770 + 80,553 = 81.161
71 2
72 2
74 2
94,206 + 90,839
= 92.523
75 2
96 + 95,321 = 95.661
76 2
2
2. Klasifikasi Medan
72 - 72 = 0
1
50
72 - 72 = 0
2
50
78 - 78
16 = 0
25
80 - 80 = 0
18
25
80 - 80 = 0
19
25
80 - 80 = 0
20
50
80 - 80 = 0
21
50
80 - 80 = 0
22
50
80 - 80 = 0
23
50
80 - 80 = 0
24
25
80 - 80 = 0
25
25
80 - 80 0
26 =
25
80 - 80 = 0
27
25
80 - 80 = 0
28
25
80 - 80 = 0
29
25
80 - 80 = 0
30
25
83,843 - 82,272
36 = 3,928
25
40 82 - 82,801 = 2,002
25
82 - 82,029 = 0,072
41
25
82 - 82 = 0
42
25
82 - 82 = 0
43
25
82 - 82 = 0
44
25
83,854 - 82,089
46 = 4,414
25
84 - 83,532 = 1,171
50
25
84 - 82,121 = 4,698
51
25
78,470 - 80 = 3,826
52
50
78,617 - 80 = 3,457
53
50
78 - 78 = 0
55
50
50
78 - 78 = 0
63
25
78 - 78 = 0
64
25
78 - 78 = 0
65
25
78 - 78 0
66 =
25
78 - 78 = 0
67
25
78 - 78 = 0
68 25
69 25
70 25
71 25
73 25
86,698 - 88,723
50 = 5,063
74 25
75 50
50
= 2,098%
B 2150 79.77
76,640−72,730
= .100 %
450−0
= 0,829 %
Elv . PPV 2−Elv . PPV 1
+g2 = STA PPV 2−STA PPV 1 .100 %
80,00−76,640
= .100 %
650−450
= 1,770 %
Elv . PPV 3−Elv . PPV 2
+g3 = STA PPV 3−STA PPV 2 .100 %
81,320−80,00
= .100 %
1350−650
= 0,189 %
Elv . PPV 4−Elv . PPV 3
+g4 = STA PPV 4−STA PPV 3 .100 %
77,320−81,320
= .100 %
1575−1350
= 1,778 %
Elv . PPV 5−Elv . PPV 4
+g5 = .100 %
STA PPV 5−STA 4
78,00−77,320
= .100 %
1725−1575
= 0,453 %
Elv . PPV 6−Elv . PPV 5
+g6 = STA PPV 6−STA PPV 5 .100 %
78,720−78,00
= .100 %
2100−1725
= 0,192 %
Elv . PPV B−Elv . PPV 6
+gB = STA PPVB−STA PPV 6 .100 %
79,770−78,720
= .100 %
2150−2100
= 2,100%
3.4.2.2 Perhitungan Detail Alinyemen Vertikal
STA PPV 1 = √ (elv . ppv 1 – elv . ppvA )2 +(sta . ppv 1 – sta . ppvA)2
=
√(76.142−72.37)2 +(450−0)2
= 450.0158 m
STA PPV 2 = √ (elv . ppv 2 – elv . ppv 1)2 +( sta . ppv 2 – sta . ppv 1)2
= √ (79.57−76.142)2 +(650−450)2
= 200.0294 m
STA PPV 3 = √ (elv . ppv 3 – elv . ppv 2)2+(sta . ppv 3 – sta. ppv 2)2
= √ (80.86−79.57)2 +(1350−650)2
= 700.0011 m
STA PPV 4 = √ (elv . ppv 4 – elv . ppv 3)2+(sta . ppv 4 – sta . ppv 3)2
= √ (79.741−80.86)2+(1575−1350)2
= 225.0028 m
STA PPV 5 = √ (elv . ppv 5 – elv . ppv 4 )2+(sta . ppv 5 – sta. ppv 4 )2
= √ (78−77,320)2+(17251575)2
= 150,002 m
STA PPV 6 = √ (elv . ppv 6 – elv . ppv 5)2+(sta. ppv 6 – sta . ppv 5)2
= √ (78−77,320)2+(1725−1675)2
= 375.001 m
STA PPV B = √ (elv . ppvB – elv . ppv 6)2+(sta . ppvB – sta . ppv 6)2
= √ (78.96−78.59)2+(2150−2100)2
= 50.0014 m
∆ 1=|g 2−g 1|
¿|1.770−0.8382|
= 0.941
∆ 2=|g 3−g 2|
¿|0.19 89−1.770|
= 1.581
∆ 3=|g 4−g 3|
¿|1,778−0.189|
= 1,589
∆ 4=|g 5−g 4|
¿|0,192−0,453|
= 1,324
∆ 5=|g 6−g 5|
¿|0,192−0,453|
= 0,261
∆ 6=|gB−g 6|
¿|2,100−0,192|
= 1,908
D = JPH
JPH = 66.166 m
2 ∆1
LV1 =D ×
398
2 0.941
= 66,17 ×
398
= 10,352 m
∆2
LV2 = D2 x
398
1,581
= 66,172x
398
= 17,395 m
∆3
LV3 = D2.
398
1,589
= 66,172x
398
= 17,481 m
∆4
LV4 = D2.
398
1,324
= 66,172x
398
= 14,569 m
∆5
LV5 = D2.
398
0,261
= 66,172x
398
= 2,875 m
∆6
LV6 = D2.
398
19,08
= 66,172x
398
= 20,988 m
= 450 m
= 3.730
= 449.984 m
2
g1
d. Kontrol Jarak
√
= X 12+ ( 100
.X1)
2
= (450)2+( 0.8382 ) x 450 ¿ ¿
√
= 449,985 m
100
g1
e. Elevasi PPV 1 = Elv. PPVA + ( . X1)
100
0.8382
= 72,37 - ( x 450 )
100
= 69,000 m
= Sta 0+450 m
LV 1 g 1
g. Elv. PLV1 = Elv. PPV 1 – ½ ×
2 100
10,352 0.8382
=69,000 – ½ ×
2 100
= 68,957 m
LV 1
h. Sta PLV 1 = Sta PPV 1 – ½
2
10,352
= Sta 0+450 – ½
2
= Sta 0 + 444,969 m
LV 1 g 2
i. Elv. PTV1 = Elv. PPV 1 + ½ ×
2 100
10,352 1,770
= 76,142+ ½ ×
2 100
= 69,092 m
LV 1
j. Sta PTV1 = Sta PPV1 + ½
2
10,352
= 450 + ½ ( )
2
= Sta 0 + 455,175 m
k. Perhitungan elevasi dan Sta Lengkung
g 1 ×100
X = 2× ∆
100
0,829 ×100
=
2× 0,941/100
= 0,440 m
l. Maka ,
∆1
Elevasi lengkung = ( Elv. PLV1) + ( x –
g1
100
( )
) – 100
2
2 LV 1
= 68,957 + (0,440 -
0,829
100
)– ( 0,941
2 )
2
2.(10,352)
= 69,381 m
= 444,824 + (0,440 )
= Sta 0 + 445,264 m
∆1
Ev1 = . LV1
800
0,777
= x (10,352 )
800
= 0,012
PPV 2
= 3,540
= 199,969 m
2
g2
d. Kontrol Jarak
√
= X 22+ ( 100
.X2 )
2
= (199,969)2 +( 1,770 ) x 199,969 ¿ ¿
√
= 199,937 m
100
g2
e. Elevasi PPV 2 = Elv. PPV1 + ( . X2)
100
1,770
= 72,921 + ( x 199,969 )
100
= 72,921 m
= Sta 0+650,000 m
LV 2 g 2
g. Elv. PLV2 = Elv. PPV 2 – ½ ×
2 100
17,395 1,770
=72,921– ½ ×
2 100
= 72,767 m
LV 2
h. Sta PLV 2 = Sta PPV 2 – ½
2
17,395
= Sta 0+650,000 – ½
2
= Sta 0 + 641,302 m
LV 2 g 2
i. Elv. PTV2 = Elv. PPV 2 + ½ ×
2 100
17,395 1,770
= 72,921+ ½ ×
2 100
= 72,937 m
LV 2
j. Sta PTV2 = Sta PPV2 + ½
2
17,395
= 650,000 + ½ ( )
2
= Sta 0 + 658,698 m
k. Perhitungan elevasi dan Sta Lengkung
(g 2× 100)/(2 ×∆)
X =
100
(1,770 ×100)/(2 ×1,581)
=
100
= 0,560 m
l. Maka ,
∆2
Elevasi lengkung = ( Elv. PLV2) + ( x –
g2
100
( )
) – 100
2
2 LV 2
1,770 ( 1,581 )
= 72,767 + (0,560 -
100
)– (
2 .(17,395) )²
= 73,306 m
= 641,302 + (0,560 )
= Sta 0 + 641,862 m
∆2
Ev2 = . LV2
800
1,581
= x (17,395)
800
= 0,034
PPV 3
= 700,000 m
b. Beda Elevasi (∆ t ¿ = Elv. PPV3 – Elv PPV2
= 78,680 – 72,921
= 1,320 m
= 699,999 m
2
g3
d. Kontrol Jarak
√
= X 32 + ( 100
.X3 )
2
1,778
√
= (699,999)2 +
= 699,998 m
( 100 )
x 699,999 ¿ ¿
g3
e. Elevasi PPV 3 = Elv. PPV2 - ( . X3)
100
1,778
= 72,921 - ( x 699,999 )
100
= 78,680 m
= Sta 1+350,000 m
LV 3 g 3
g. Elv. PLV 3 = Elv. PPV 2 – ½ ×
2 100
17,481 1,778
= 72,921 – ½ ×
2 100
= 78,664 m
LV 3
h. Sta PLV 3 = Sta PPV 2 – ½
2
17,17,481
= 650,000 – ½
2
= Sta 1+341,259 m
LV 3 g 3
i. Elv. PTV 3 = Elv. PPV 2 + ½ ×
2 100
17,481 1,778
= 72,921+ ½ ×
2 100
= 78,835 m
LV 3
j. Sta PTV 3 = Sta PPV2 + ½
2
17,481
= 650,000 + ½ ( )
2
= Sta 1+358,741 m
l. Maka ,
∆3
Elevasi lengkung = ( Elv. PLV2) + ( x –
g3
100
( )
) – 100
2
2 LV 3
1,778 ( 1,589 )
= 72,767 + (0,059 -
100
)–(2 .(12,746) )²
= 78,720 m
= 1341,259 + ( 0,059 )
= Sta 1 + 341,319 m
∆3
Ev3 = . LV3
800
1,589
= x (17,481)
800
= 0,035
PPV 4
= 225,000 m
= 224,964 m
2
g4
d. Kontrol Jarak
√
= X4 + 2
100 (
.X4 )
2
= (224,964)2 +( 0,680 ) x 224,964 ¿ ¿
√
= 224,929 m
100
g4
e. Elevasi PPV 4 = Elv. PPV3 - ( . X4)
100
0,680
= 78,680 - ( x 224,964)
100
= 77,321 m
= Sta 1+575,000 m
LV 4 g 4
g. Elv. PLV4 = Elv. PPV 4 – ½ ×
2 100
12,075 1,778
= 77,321– ½ ×
2 100
= 77,191 m
LV 4
h. Sta PLV 4 = Sta PPV 4 – ½
2
14,569
= Sta 1+575,000 – ½
2
= Sta 1+567,716 m
LV 4 g 4
i. Elv. PTV4 = Elv. PPV 4 + ½ ×
2 100
14,569 1,779
= 77,321+ ½ ×
2 100
= 77,354 m
LV 4
j. Sta PTV4 = Sta PPV4 + ½
2
14,569
= 1575,000 + ½ ( )
2
= Sta 1 + 582,284 m
l. Maka ,
∆4
Elevasi lengkung = ( Elv. PLV4) + ( x –
g4
100
( )
) – 100
2
2 LV 4
1,778 ( 1,324 )
= 77,321 + (0,671 -
100
)–(2 .(14,569) )²
= 77,849 m
= 1567,716 + (0,671)
= Sta 1 + 568,387 m
∆4
Ev4 = . LV4
800
1,324
= x (14,569)
800
= 0,024
PPV 5
= 150,000 m
= 0,680
c. X5 = √ (Jarak PPV 5− ppv 4)2−(∆ t 5)2
= √ (150,000)2−(0,680)2
= 149,998 m
2
g5
d. Kontrol Jarak
√
= X 52 + ( 100
.X5 )
2
= (149,998)2 +( 0,453 ) x 149,998 ¿ ¿
√
= 149,997 m
100
g5
e. Elevasi PPV 5 = Elv. PPV4 - ( . X5)
100
0,169
= 77,321 - ( x 99,998 )
100
= 76,640 m
= Sta 1+725,000 m
LV 5 g 5
g. Elv. PLV5 = Elv. PPV 5 – ½ ×
2 100
0,453
= 76,640 – ½ 2,875 ×
100
= 76,633 m
LV 5
h. Sta PLV 5 = Sta PPV 5 – ½
2
2,875
= Sta 1+725,000 – ½
2
= Sta 1+723,563 m
LV 5 g 5
i. Elv. PTV5 = Elv. PPV 5 + ½ ×
2 100
2,875 0,453
= 76,640 + ½ ×
2 100
= 76,643 m
LV 5
j. Sta PTV5 = Sta PPV5 + ½
2
2,8775
= 1725,000 + ½ ( )
2
= Sta 1+ 726,437 m
l. Maka ,
∆5
Elevasi lengkung = ( Elv. PLV5) + ( x –
g5
100
( )
) – 100
2
2 LV 5
0,453 ( 0,1908 )
= 76,621 + (0,666 -
100
)– (
2 .(5,616) )²
= 77,308 m
= 1723,563 + (0,867)
= Sta 1+ 7724,430 m
∆5
Ev5 = . LV5
800
0,261
= x (2,875)
800
= 0,001
PPV 6
= 375,000 m
= 374,999 m
2
g6
d. Kontrol Jarak
√
= X6 +2
100(. X6 )
2
= (374,999)2 +( 0,192 ) x 374,99 ¿ ¿
√
= 374,999 m
100
g6
e. Elevasi PPV 6 = Elv. PPV5 - ( . X6)
100
3,710
= 76,40 - ( x 424,999 )
100
= 77,280 m
= Sta 2+100 m
LV 6 g 6
g. Elv. PLV6 = Elv. PPV 6 – ½ ×
2 100
21,236 2,100
=77,280– ½ ×
2 100
= 77,262 m
LV 6
h. Sta PLV 6 = Sta PPV 6 – ½
2
20,988
= Sta 2 + 100,000 – ½
2
= Sta 2 + 089,506 m
LV 6 g 6
i. Elv. PTV6 = Elv. PPV 6 + ½ ×
2 100
21,236 2,100
= 77,280 + ½ ×
2 100
= 77,503 m
LV 6
j. Sta PTV6 = Sta PPV6 + ½
2
20,988
= 2100,000 + ½ ( )
2
= Sta 2 + 110,494 m
l. Maka ,
∆6
Elevasi lengkung = ( Elv. PLV6) + ( x –
g6
100
( )
) – 100
2
2 LV 6
2,100 ( 1,908 )
= 77,262 + (0,044 -
100
)–(2 .(20,988) )²
= 77,308 m
= 2089,506 + (0,050 )
= Sta 2 + 89,556 m
∆6
Ev6 = . LV6
800
1,908
= x (20,998)
800
= 0,050
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dalam perencanaan jalan yang telah
dikerjakan berdasarkan data yang telah diberikan menghasilkan data-data
yang digunakan sebagai awal dalam pembuatan jalan sebagai berikut:
1. Dalam perencanaan ini ada 1 trase dan
mempunyai 4 tikungan.
2. Masing-masing tikungan mempunyai
karakteristik tersendiri yaitu:
Catatan :
Pada perencanaan jalan ini tipe tikungan yang digunakan adalah spiral-
circle-spiral (S-C-S), dan nilai Өs pada semua tikungan sama, adalah
berturut-turut 6,3662o, Rc dari tabel didapat 180 m dan Ls sebesar 40
a. Tikungan 1, merupakan tikungan dengan tipe Spiral-Circle-Spiral
θs : 6,3662o
Өc : 44,7964o
Ts : 119,006 m
Es : 25,7613 m
Lc : 140,7321 m
b. Tikungan 2, merupakan tikungan dengan tipe Spiral-Circle-Spiral
θs : 6,3662o
Ɵc : 63,2314°
Ts : 160,822 m
Es : 48,8382 m
Lc : 198,6472 m
c. Tikungan 3, merupakan tikungan dengan tipe Spiral-Circle-Spiral
θs :6,3662°
Өc : 32,2676o
Ts : 94,7041 m
Es : 15,2327 m
Lc : 101,3717 m
d. Tikungan 4, merupakan tikungan dengan tipe Spiral-Circle-Spiral
θs : 6,3662°
Өc : 63,2314o
Ts : 160,822 m
Es : 48,8382 m
Lc : 198,6472 m
Tikungan A1
Sta A = 0+000 m
Sta Ts1 = Sta A +( DA1-A– Ts1)
= (0+000) + 424,26– 150,85
= 0 + 273,41 m
STA Sc1 = Sta Ts1 + Ls
= 0 + (273,41 + 41,667)
= 0 + 315,08 m
STA I = STA A+DA1
= 0+ (000+424,264)
= 0+ 424,264m
STA CS1 = STA SC1+LCD1
= 0+ (315,08+183,162)
= 0+ 498,242 m
STA ST1 = STA CS1+LS
= 0+ (498,242 +41,67)
= 0+ 539,912 m
Tikungan A2
STA B = STA I
= 0+ 424,264 m
STA TS2 = STA St1 +(DA2- TS1 -TS2)
= 0+ (539,912+447,213-150,85-129,72)
= 0+ 706,555 m
STA SC2 = STA TS2+LS
= 0+ (706,555+41,67)
= 0+ 748,225 m
STA II = STA B+DA2
= (0+ 424,264) + 447,213
= 0+ 871,447 m
STA CS2 = STA SC2+LCD2
= (0+ 748,225) +119,867
= 0+867,964 m
STA ST2 = STA CS2+LS
= (0+ 867,964 ) +41,67
= 0+ 909,634 m
Tikungan A3
Sta C = STA II
= 0 + 871,447 m
Sta Ts3 = Sta St2 + DA3-A2 – (Ts3 + TS2)
= (0 + 909,634) + 583,095 - (192,78 + 129,72)
= 1 + 170,229 m
Sta Sc3 = Sta Ts3 + Ls
= (1 + 170,229) + 41,67
= 1 + 211,899 m
STA III = STA ST2 + DA3 – TS3
= (0+ 909,634) + 583,095 - 192,78
= 1 + 299,949 m
Sta Cs3 = Sta Sc3 + Lc
= (1 + 211,899) + 361,36
= 1 + 573,259 m
Sta St3 = Sta Cs3 + Ls
= (1 + 573,259 ) + 41,67
= 1 + 614,929 m
Tikungan A4
Sta D = Sta III
= 1 + 299,949 m
Sta Ts4 = Sta St3 + DA4-A3 – (Ts4 + TS3)
= (1 + 614,929) + 447,213 – (131,52 + 192,78)
= 1 + 737,842 m
Sta Sc4 = Sta Ts4 + Ls
= (1 + 737,842) + 41,67
= 1 + 779,512 m
STAIV = STA ST3 + DA4 – TS4
= (1 + 614,929) + 447,213 - 131,52
= 1 + 930,622 m
Sta Cs4 = Sta Sc4 + Lc
= (1 + 779,512) + 255,11
= 2 + 034,622 m
Sta St4 = Sta Cs4 + Ls
= (2 + 034,622) + 41,67
= 2 + 076,292 m
Sta D = Sta IV
= 1 + 930,622 m
STAV = STA ST4 + DA1 – TS4
= (2 + 076,292) + 424,26 - 131,52
= 2 + 369,032 m
9. Perhitungan kelandaian
a. g1 : 0,829 %
b. g2 : 1,770 %
c. g3 : 0,189 %
d. g4 : 1,778 %
e. g5 : 0,453 %
f. g6 : 0,192 %
g. g7 : 2,100 %
13. Ev
a. EV1 = 0,012
b. EV2 = 0,034
c. EV3 = 0,035
d. EV4 = 0,024
e. EV5 = 0,001
f. EV6 = 0,051
g. EV7 = 0,036