Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU PIYUNGAN

Dosen Pengampu: Rika Nuraini, S.T., M.Eng. Env

Disusun oleh:

SYAHRUL RAMADHAN
5170811364

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahat dan
hidayah– Nya, sehingga Laporan Kunjungan Ilmu Lingkungan dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Laporan ini disusun guna memenuhi persyaratan dari mata
kuliah Ilmu Lingkungan program studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta
Dalam menyusun laporan ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah membantu. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil
Universitas Teknologi Yogyakarta.
2. Adwitya Bhaskara., S.T., M.T. selaku Dosen Wali.
3. Ibu Rika Nuraini, S.T., M.Eng. Env. selaku Dosen Mata Kuliah.
4. Rekan–rekan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Teknologi Yogyakarta.
5. Semua pihak yang telah membantu dan penyusunan laporan ini yang
tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki,
laporan ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena, itu kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak senantiasa diharapkan untuk peningkatan
berikutnya.
Semoga laporan kunjungan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, Mei 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semakin meningkat nya jumlah penduduk Indonesia, maka akan berakibat


pada aspek yang lain, dan tentu nya di kota yogyakarta sekarang ini memiliki
daya tarik tersendiri bagi penduduk luar Kota Yogyakarta dengan adanya
segala perkembangan di dalamnya. Keadaan tersebut memberikan dampak pada
meningkatnya jumlah penduduk yang ada pada kota tersebut. Hasil sensus
penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik tentang kependudukan di Kota
Yogyakarta menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Yogyakarta mencapai
3,4 juta jiwa. Tingkat populasi yang besar tersebut memunculkan beberapa
tantangan, mulai dari pemenuhan energi, pangan, perekonomian, hingga
produksi sampah yang dihasilkan dari jumlah penduduk tersebut.
Tempat Pembuangan Samph Terpadu (TPST) Piyungan, kabupaten Bantul,
berdiri sejak tahun 1995 dengan luas awal 12,5 hektar untuk digunakan dalam
penampungan sampah, pengelolaan dan aspek pendukung lain nya. Terdapat
alat bantu yang di gunakan dalam berjalan nya proses yang ada di TPST
piyungan, yaitu seperti jembatan timbangan, alat berat berupa
burdozer,composting sampah, serta terdapat 3 zona wilayah yang ada dalam
aera tempat pembuangan sampah. Pada TPST pitungan, Kabupaten bantul
memakai desain/metode manual secara teknis Sanitary Landfill yaiu system
penggelolaan sampah dengan cara membuang dan menunmpuk sampah di
lokasi cekung, memadatkannya dengan kemudian menimbun dengan tanah,
tetapi setelah sekian lama, berubah menjadi Controlled Landfill atau penurunan
berkala, Pada metode ini, sampah yang sudah dipadatkan dan di ratakan dengan
alat berat, dengan tanah setiap seminggu sekali, untuk menggurangi bau dan
memproses makanan sisa, tetapi hal ini tetap menimbulkan masalah lain, sekian
lama di timbun, maka tempat sampah tersebut yang di padatkan akan penuh,
dan menghasilkan air licid yang mencemari lingkungan sekitar.

1.2 Tujuan Kunjungan


Untuk mengetahui proses pengolahan sampah di TPA Piyungan.

1.3 Manfaat Kunjungan


Manfaat dari diadakannya kunjungan ini antara lain :
a. Megetahui proses pengelolaan sampah di TPA secara rinci.
b. Mengetahui bahaya air lindi atau air licit pada sampah.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 TPST Piyungan Tempat Pembuangan Sampah


Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul
Yogyakarta merupakan salah satu
tempat pembuangan akhir yang ada di
Kota Yogyakarta dan merupakan TPA
terbesar. TPST Piyungan berada di desa
Sitimulyo, Kecamatan Piyungan,
Kabupaten Bantul yang berjarak +15
KM dari pusat Kota Yogyakarta kearah
tenggara dan memiliki luas lahan
sebesar 12,5Ha
. Cakupan sampah yang terkumpul
pada TPST ini meliputi wilayah Kota
Yogyakarta, Kabupaten Sleman,
Kabupaten Bantul, dan pihak swasta
yang ada di Kota Yogyakarta,
Kabupaten Sleman, dan Kabupaten
Bantul merupakan salah satu tempat
pembuangan akhir yang ada di Kota
Yogyakarta dan merupakan TPA
terbesar di Yogyakarta. Sekarang ini
TPST Piyungan sudah memiliki
pengelolaan yang baik hanya saja belum
termanfaatkan potensi gas metan yang
ada.

1.2 Kendala Yang Ada di TPST Piyungan


Beberapa permasalahan
yang terjadi pada TPST
tersebut adalah:
1. Di TPST piyungan tersebut
masih banyak pemulung
sampah dan hewan ternak yang
masuk menggunakan metode
ke controlled landfill belum bisa
daerah menggunakan sistem sanitary
pembua landfill dikarenakan
ngan kemungkinan adanya konflik
sehingg sosial jika sistem sanitary
a landfill diterapkan sehingga gas
mengga metan yang dihasilkan terlepas
nggu begitu saja ke udara.
pekerjaa 3. Sampah yang datang hanya
ditumpuk dan diratakan begitu
n dalam saja sehingga
mengola benih benih adanya bakteri dan
h virus yang bisa menyebabkan
sampah sakit pernafasan dan kulitpun
(merata bisa muncul. Banyak permasalah
kan yang ada di TPST Piyungan
sampah tersebut. Beberapa permasalahan
yang disebabkan salah satunya oleh
datang) pengolahan sampah yang belum
dan optimal. Bukan hanya
resiko pengolahan, tetapi dalam
mendap memanfaatkan potensi yang ada,
at yang bisa dihasilkan dari limbah
kecelaka sampah tersebut. Oleh karena
an yang itu, perlu analisis lanjut
dapat mengenai cara pengolahan
membah sampah yang baik sehingga
ayakan permasalahan bisa ditekan,
seperti dikurangi dan dapat
longsorn memanfaatkan potensi- potensi
ya energi yang ada seperti
sampah. pemanfaatan gas metan yang
2. Pengola dihasilkan.
han 4. Pada pembuangan zona I sudah
ditutup atau diurug, namun gas
sampah yang keluar hanya dibuang
masih begitu saja dengan menggunakan
saluran
pipa
PVC 6
inci biasa
yang
dapat
berpoten
si G
terjadiny a
a m
kebakara b
n akibat a
gas r
metan
yang 2
ada, dan
masih
kurang
memaksi
malkan
potensi
dari hal
tersebut.

1.3 Proses
Pengolahan Sampah
1.
Penimbangan
Mobil Sampah

2. Pembuangan
Sampah
3. Sumur Pantau

Gambar 3
4. Penampungan Air Licid

Gambar 4

TPST Piyungan terdapat 3 zona pembuangan, yaitu pada zona. pembuangan 1,


yang digunakan sebagai Sanitary Landfill. Pembagian zona di TPST Piyungan Pada
zona pembuangan sampah tersebut sudah terpasang pipa-pipa vertikal sebagai saluran
keluarnya gas metan yang dihasilkan dai proses landfill. Gas metan yang
dihasilkan sebenarnya dimungkinkan memiliki potensi untuk membangkitkan listrik
tetapi belum dimanfaatkan. Kondisi yang ada, dengan isu adanya kebutuhan energi
yang meningkat dan potensi pengelolaan sampah yang dapat dimanfaatkan lagi oleh
karena itu dibutuhkan analisis lebih lanjut untuk mengetahui potensi gas metan yang
bisa dihasilkan sebagai energi alternatif dan sarana pemanfaatan sampah yang ada
dengan membuat konsep desain Sistem landfill sampah, sistem pemurnian gas, dan
sistem tangki penampung sebagai awalan perancangan landfill gas untuk TPST
Piyungan Bantul Yogyakarta.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pengolahan sampah dengan
pengelolaan yang baik akan
mendatangkan keuntungan dalam
hubungan timbal balik antara
masyarakat dengan lingkungan
sekitar. Akan tetapi hasil
pengamatan saya dari kunjungan
di TPST piyungan kemarin masih
banyak menimbulkan pertanyaan,
karena pengelolaan yang tidak
terlalu baik dari tempat
penampungan sampah yang masih
banyak hewan ternak dan
pemulung yang bebas masuk tanpa
ada pengawasan, dan juga hasil
limbah air LICID yang belum
layak untuk di alirkan ke alam
akan tetapi langsung di alirkan
begitu saja, dengan alasan
pengelolaan sudah selesai dan
sudah siap untuk di alirkan, hal ini
tentunya akan berdampak buruk
bagi lingkungan dan warga sekitar.

1.2 Saran

Sebaiknya pemerintah lebih


memperhatikan lagi pengelolaan
sampah di TPST piyungan ini, agar
tidak berdampak lebih buruk lagi
untuk lingkungan dan masyarakat
di sekitar. Dan untuk pihak TPST
piyungan agar lebih
memperhatikan dampak buruk
yang timbul
akibat
pengelolaan ini
dan mencari
solusi terbaik
demi lingkungan
untuk
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai