Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

BAB II

KRITERIA PERANCANGAN

Penetapan Desain Kriteria Jalan meliputi pemilihan ketentuan-


ketentuan yang akan digunakan dalam perancangan geometrik
jalan. Acuan yang digunakan dalam penentuan kriteria desain jalan
ini adalah A Policy on Geometric Design of Highways and Street
(AASHTO, 2004), UU No. 38 tahun 2004 tentang jalan, dan
peraturan lainnya. Jalan yang akan dirancang pada tugas ini adalah
jalan antar kota yang menghubungkan titik A dan titik B, sehingga
harus mengikuti kriteria perancangan jalan antar kota. Kriteria
perancangan meliputi beberapa hal, antara lain :

2.1 Klasifikasi Medan (Terrain)

Penentuan klasifikasi medan tempat perancangan jalan


diperlukan sebagai salah satu kriteria awal penentuan kriteria
desain jalan yang akan dirancang berkaitan dengan pencapaian
tingkat keamanan dan efektivitas jalan rencana baik dari segi
kemudahan pelaksanaan, efisiensi biaya, dan aspek estetis
jalan.
Klasifikasi medan didasarkan pada kemiringan melintang
tegak lurus dari trase rencana jalan. Metode yang dilakukan
adalah dengan menghitung nilai rata-rata kemiringan melintang
garis bantu yang memotong tegak lurus trase jalan setiap jarak
100 m. Nilai inilah yang dijadikan dasar untuk
mengklasifikasikan medan jalan sesuai dengan peraturan yang
ada.

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

Adapun langkah penentuan klasifikasi medan ini adalah:


a. Membuat garis tegak lurus as jalan sepanjang 50 m yaitu 25
m ke sisi kiri as jalan dan 25 m sisi kanan as jalan. Garis ini
dibuat setiap jarak 100 m di sepanjang trase.
b. Mengumpulkan data elevasi setiap ujung garis bantu tadi lalu
dimasukkan ke dalam tabel perhitungan kelandaian medan
jalan.
c. Menghitung kemiringan setiap garis dengan menggunakan
rumus:

Elevasi 25 mkiri−Elevasi 25 m kanan


% Kemiringan= x 100 %
Jarak antar titik

d. Menghitung nilai rata-rata persentase kemiringan jalan


e. Menetapkan klasifikasi medan jalan dengan membandingkan
antara nilai rata-rata yang diperoleh dengan nilai yang sesuai
pada tabel standar penentuan kelandaian jalan.

Berdasarkan tugas yang diberikan, diketahui kemiringan


medan jalan yang digunakan yaitu sebesar 10%. Penentuan
klasifikasi menurut medan dapat dilihat dari tabelberikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi menurut medan jalan


Kemiringan
Jenis Medan Notasi
medan (%)

Datar D <3

Bukit B 3 – 25

Pegunungan G >25

Jadi, berdasarkan aturan klasifikasi yang ada, medan jalan


yang direncanakan termasuk dalam klasifikasi Perbukitan.

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

2.2 Kelas dan Fungsi Jalan


2.2.1 Kelas Jalan
Kelas jalan dikelompokkan berdasarkan penggunaan
jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, serta
spesifikasi penyediaan prasarana jalan. Kelas jalan diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Kelas jalan
berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan
dikelompokkan atas:
Tabel 2.2 Klasifikasi Kelas Jalan
Kelas Jalan
Jalan bebas Jalan Raya Jalan Sedang
Jalan kecil
hambatan (Highways) (roads)
(freeways)
Kelas jalan yang akan direncanakan adalah jalan
sedang (roads). Spesifikasi jalan sedang adalah jalan
umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan
pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2
(dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar jalur paling
sedikit 7,2 (tujuh) meter.
2.2.2 Fungsi Jalan
Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan
angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan atas arteri,
kolektor, lokal, dan lingkungan. Fungsi jalan terdapat pada
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan
sekunder.

Tabel 2.3 Klasifikasi Sistem Jaringan Jalan dan Fungsi Jalan

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

Sistem Primer Sekunder


Jaringan Jalan
Fungsi Jalan

Arteri Arteri Primer Arteri Sekunder


Kolektor Kolektor Primer Kolektor Sekunder
Lokal Lokal Primer Lokal Sekunder
Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Primer Sekunder
Fungsi jalan yang akan direncanakan adalah jalan
Arteri primer. Jalan arteri primer menghubungkan secara
berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan
pusat kegiatan wilayah. Sistem jaringan jalan primer
disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk pengembangkan semua
wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan
semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat - pusat
kegiatan sebagai berikut :
1. Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan
nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan local
sampai pusat kegiatan lingkungan.
2. Menghubungkan antar pusat kegiatan nasional, sebagai
contoh jalur pantura yang menghubungkan antara
sumatera dengan jawa di merak, Jakarta, semarang,
Surabaya, sampai dengan banyuwangi merupakan
arteri primer.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/jalan_arteri_rimer)

2.2.3 Tipe dan status Jalan

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

Tipe jalan ditentukan berdasarkan kebutuhan lalu


lintas pada ruas jalan tersebut. Tipe jalan yang dipilih
adalah tipe 2 jalur 2 arah tidak terbagi (2/2 UD) .

2. 3 Tipe Daerah
Tujuan penentuan tipe daerah yakni untuk memperoleh
salah satu kriteria perancangan yang dapat dijadikan dasar
dalam penentuan batas superelevasi dan berpengaruh terhadap
detail komponen desain perencanaan geometrik jalan. Adapun
tipe daerah pada medan ini adalah daerah rural (antar kota).

2. 4 Kriteria Desain dan Standar Perancangan Geometrik


Jalan
Penentuan kriteria desain dan standar perancangan
geometrik jalan dilakukan dengan mengkaji spesifikasi jalan
rencana pada acuan dan ketentuan yang berlaku. Adapun
spesifikasi umum jalan yang akan direncanakan adalah sebagai
berikut.

Tabel 2.4 Spesifikasi umum jalan rencana


Kelas Jalan Jalan sedang (roads)
Fungsi Jalan Arteri Primer
Tipe Jalan 2/2 UD
Status Jalan Jalan antar kota
Klasifikasi Medan Bukit

Adapun peraturan yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut:

a. UU No. 38 tahun 2004

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

b. Tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota


(Departemen PU DirJen Bina Marga)
c. Standar Jalan perkotaan tahun 1992
d. A Policy on Geometric Design of Highways and Street
(AASHTO, 2004)

Tabel 2.5 Kriteria Desain Geometrik Jalan


Satua
No. Parameter Geometrik KRIT
n Acuan
1. Kecepatan Rencana km/ja Tabel 2.6 Hal 13
80
m
2. Parameter Potongan Melintang
 Lebar Lajur Lalu Lintas 2x
M Pasal 10 ayat 3
3.5
 Lebar Bahu Luar M 2 Tabel 2.7 Hal 14
 Kemiringan Melintang
% 2 B
Normal Jalur Lalulintas
 Kemiringan Melintang
% 4 B
Normal Bahu Luar
 Superelavasi
% 10 Soal
Maksimum
 Tinggi Ruang Bebas
M 5.1 C
Vertikal Minimum
3. Jarak Pandang
 Jarak Pandang Henti
M 120 Tabel 2.8 Hal 16
Minimum
 Jarak Pandang
M 550 Tabel 2.9 Hal 16
Menyiap
4. Parameter Alinemen
Horizontal

 Jari-jari Tikungan Tabel 2.10 Hal


M 210
Minimum 16

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

 Jari-jari Tikungan
Minimum Dengan Terlampir Hal
M 1850
17
Kemiringan Normal
 Panjang Tikungan Tabel 2.11 Hal
M 140
Minimum 17
 Panjang Lengkung Tabel 2.12 Hal
M 90
Peralihan Minimum 18
 Jari-jari Tikungan
Tanpa Lengkung M 900 Tabel 2.13 Hal
Peralihan 18
 Kemiringan
Permukaan Relatif - 1/200 Tabel 2.14 Hal
Maksimum 19
5. Parameter Alinemen
Vertikal

 Landai Maksimum Tabel 2.15 Hal


% 5
19
 Jari-jari Minimum
Lengkung Vertikal :
- Cembung Tabel 2.16 Hal
M 4500
20
- Cekung Tabel 2.16 Hal
M 3000
20
 Panjang Minimum Tabel 2.17 Hal
M 80
Lengkung Vertikal 20

Lampiran Referensi
Kecepatan Rencana

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

Table 2.6 Kecepatan Rencana, VR. sesuai klasifikasi fungsi dan klasifikasi medan
jalan

Berdasarkan klasifikasi menurut medan jalan perbukitan dan


fungsi jalan kolektor maka dari itu dipilih kecepatan rencana 80
km/jam.
Lebar Lajur Lalu Lintas

UU 38 tahun 2004 pasal 10 ayat 3

Jalan sedang (road) adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak
sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling
sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 7
(tujuh) meter;

Lebar Bahu Luar

Dik :

- Lebar lajur dua arah 7 (tujuh) meter


- LHR = kendaraan ringan = 2550 kendaraan

- Bus = = 150 kendaraan

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

- Truk = = 75 kendaraan
- i = = 6%

Dik : VLHR ?

Penyelesaian :

LV = 2550 x 1 = 2550 Smp

HV = 75 x 2,5 = 175 Smp

= 2725 Smp

VLHR = V ( i + 1)n

= 2725 (0,06 + 1)2

= 3061,8 Smp hari

Table 2.7 penentuan Lebar Jalur

Berdasarkan hasil VLHR yang diperoleh maka lebar jalur yang


digunakan yaitu 7,0 meter dengan lebar bahu jalan yaitu 2,0 meter.

Kemiringan Melintang Normal Jalur Lalu lintas & Bahu Luar

Tata cara jalan antar kota

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

Untuk kelancaran drainase permukaan, lajur lalu lintas pads


alinemen lurus memerlukan

kemiringan melintang normal sebagai berikut :

(1) 2-3% untuk perkerasan aspal dan perkerasan beton;

(2) 4-5% untuk perkerasan kerikil

Kemiringan bahu jalan normal antara 3 - 5%.

Pada soal yang diberikan, kemiringn melintang normal jalur


lalu lintas dan bahujalan yang di gunakan yaitu 2%. Sedangkan
pada perkerasan kerikil dipilih 4%.

Tinggi Ruang Bebas Vertikal Minimum

Jarak Pandang Henti Minimum

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

Tabel 2.8 Jarak Pandang Henti (Jb) minimum

VR. Km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20

Jh. Minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16

Berdasarkan kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu 80


km/jam maka Jh yang digunakan yaitu 120 meter.

Jarak Pandang Menyiap

Table 2.9 Panjang Jarak Pandang Mendahului

VR. Km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20

Jd. (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

Berdasarkan kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu 80


km/jam maka panjang jarak andang mendahului yang digunakan
yaitu 550 meter.

Jari-jari Tikungan Minimum

Tabel 2.10 Panjang Jari-jari Minimum (dibulatkan)


VR. Km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jari-jari
minimum 600 370 210 110 80 50 300 15
Rmin (m)
Berdasarkan kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu 80
km/jam maka Jari-jari Minimum yang digunakan yaitu 210 meter.
Jari-jari Tikungan Minimum Dengan Kemiringan Normal

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

1850 m

Berdasarkan kemiringn melintang normal jalur lalu lintas dan


bahu jalan yang digunakan yaitu 2% maka jari-jari tikungan
minimum dengan kemiringan normal setelah di masukkan kedalam
grafik yaitu 1850 meter.

Panjang Tikungan Minimum

Tabel 2.11 Panjang Tikungan Minimum

Berdasarkan kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu 80


km/jam maka panjang tikungan Minimum yang digunakan pada 140
meter.

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

Panjang Lengkung Peralihan Minimum

Tabel 2.12 Panjang Lengkung Peralihan (L), dan panjang pencapaian superelevasi
(Le) untuk 1 jalur – 2 jalur – 2 arah

Berdasarkan kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu 80


km/jam maka panjang lengkung peralihan yang digunakan yaitu 90
meter dengan superelevasi yaitu 120 meter.

Jari-jari Tikungan Tanpa Lengkung Peralihan

Tabel 2.13 Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkungan peralihan

VR. Km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20


2500 150
Rmin (m) 900 500 350 250 130 60
0 0
Berdasarkan kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu 80
km/jam maka Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkungan
peralihat yang digunakan yaitu 900 meter

Kemiringan Permukaan Relatif Maksimum

Tabel 2.14 Kemiringan Permukaan relative maksimum antara tepi dan as jalan
dengan pekerasan 2 jalur.

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

Kecepatan Rencna
Kemiringan realatif
(km/jam)

100 1/225
80 1/200
60 1/175
50 1/150
40 1/125
30 1/100
20 1/75

Berdasarkan kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu 80


km/jam maka kemiringan permukaan relative maksimum antara
tepid an as dengan perkerasan 2 jalur yang digunakan yaitu 1/200
meter.

Landai Maksimum

Tebel 2.15 Kelandaian Maksimum yang diizinkan

VR. Km/jam 120 110 100 80 60 50 40 <40


Kelandaian
3 3 4 5 8 9 10 10
Maksimal (%)
Berdasarkan kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu 80
km/jam maka kelandaian maksimum yang digunakan yaitu 5%
meter.

Jari-jari Minimum Lengkung Vertikal Cembung dan Cekung

ANDI NURUL FADHILAH


PATIROI 031 2017
0033
TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BESAR
UNIVERSITAS MUSLIM
GEOMETRIK JALAN RAYA INDONESIA

Tabel 2.16 Jari-jari Minimum Lengkung Vertikal Cembung dan Cekung


Lengkung Rencana Radius
Kecepatan Standar Minimum
cembung & Minimum
rencana (km/jam) (m)
cekung lengkung vertikal
Cembung 6.500 10.000
100
Cekung 3.000 4.500
Cembung 3.000 4.500
80
Cekung 2.000 3.000
Cembung 1.400 2.000
60
Cekung 1.000 1.500
Cembung 800 1.200
50
Cekung 700 1.000
Cembung 450 700
40
Cekung 450 700
Cembung 250 400
30
Cekung 250 400
Cembung 100 200
20
Cekung 100 200

Berdasarkan kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu 80


km/jam maka jari-jari minimum vertical cembung yaitu 4500 meter
dan cekung 3000 meter.

Panjang Minimum Lengkung Vertikal

Tabel 2.17 Panjang Minimum Lengkung Vertikal


Kecepatan Rencana Perbedaan Klandaian Panjang Lembung
(km/jam) Memanjang (%) (m)

< 40 1 20 – 30
40 – 60 0.6 40 – 80
> 60 0.4 80 – 150

Berdasarkan kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu 80


km/jam maka panjang Minimum lengkung vertikal yang digunakan
yaitu 80 meter.

Adapun skala gambar yang digunakan adalah sebagai


berikut:
SKALA GAMBAR
PLAN (ALINYEMEN HORIZONTAL) = SKALA HOR (1:10000)
PROFILE (ALINYEMEN VERTICAL) = SKALA HORIZONTAL
1:10000
SKALA VERTICAL 1:100
CROSS SECTION : SKALA HORIZONTAL(1:100) SKALA
ANDI VERTIKAL
NURUL FADHILAH
(1:100) PATIROI 031 2017
0033

Anda mungkin juga menyukai