Jenis kendaraan yang paling banyak melewati ruas Jalan Perintis Kemerdekaan
adalah sepeda motor, kendaraan pribadi dan kendaraan angkutan umum.
Jumlah kendaraan pada jam puncak
TABEL DATA SURVEI VOLUME LALU LINTAS
U
Tanggal : 30 Januari 2020
Lokasi : Jl. Perintis Kemerdekaan ( Stimik Dipanegara )
Shift : 07.00 – 19.00 WITA
Kelompok : 27 ( Dua Puluh Tujuh ) / Mengarah ke Barat Kelompok : 22 ( Dua Puluh Dua ) / Mengarah ke Timur
4.1 Arus lalu lintas
Mobil Penumpang : 1
Sepeda motor : 0.25 / 0.35 / 0.4 / 0.5
Truck Ringan (berat kotor < 5 ton) : 1.20 / 1.3
Truck Sedang > 5 ton : 1.20 / 1.3
Bus : 1.20 / 1.3
Truck Berat > 10 ton : 1.20 / 1.3
4.2 Kapasitas
Untuk keperluan analisis kapasistas, angka yang digunakan adalah rate
of flow atau flow (bukan volume) yang diukur pada periode kurang dari 1
jam (5 menit, 10 menit atau 15 menit), umumnya untuk perencanaan
digunakan 15 menit.
Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas suatu ruas jalan adalah
sebagai berikut :
9 1,25
10 1,29
11 1,34
Sumber : MKJI 1997
c) Faktor peny
Dimana :
FC6,SF = 1 – 0,8 (1 – 1)
=1
e) Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCcs)
Faktor penyesuaian ukuran Kota (FCCS) ditentukan
berdasarkan jumlah penduduk di Kota tempat ruas jalan tersebut
berada. MKJI 1997 menyarankan reduksi terhadap kota
berpenduduk kurang dari 1 juta jiwa dan kenaikan terhadap
kecepatan arus bebas dasar bagi kota berpenduduk lebih dari 3
juta jiwa.
Tabel 4.7 Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) pada
jalan perkotaan.
Ukuran kota (Juta Faktor penyesuaian untuk ukuran kota
penduduk)
< 0,1 0,86
0,1 -0,5 0,90
0,5-1,0 0,94
1,0-3,0 1,00
> 3,0 1,04
Sumber : MKJI 1997
DS = Q / C
Dimana :
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Volume / Arus Lalu-Lintas (smp/jam)
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
DS = 5827 / 9108
= 0,639
Derajat kejenuhan (DS) dihitung dengan menggunakan arus dan
kapasitas dinyatakan dalam smp/jam.
V = L / TT
V = 32,33 det / 50 m
= 0,65 km/jam
Dimana :
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk kondisi
sesungguhnya (km/jam)
FVo = Kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan ringan
pada jalan yang diamati, untuk kondisi ideal.
FVw = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)
FFVsf = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar
bahu.
FFVcs = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota.
= 56,544 km/jam
Tabel 4.7 Kecepatan arus bebas dasar (FVO) untuk jalan perkotaan
Kecepatan Arus
* Kecepatan arus bebas untuk jalan delapan-lajur dapat dianggap sama seperti jalan enam
lajur dalam tabel 1.
Tabel 4.8 Penyesuaian untuk pengaruh lebar jalur lalu-lintas (FVW) pada
kecepatan arus bebas kendaraan ringan, jalan perkotaan
*Untuk jalan lebih dari empat-lajur, menggunakan nilai penyesuaian untuk jalan empat-
lajur terbagi.
Tabel 4.9 Faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan lebar
bahu (FFVSF) pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk jalan
perkotaan dengan bahu.
Tabel 4.10 Faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan jarak
kereb-penghalang (FFVSF) pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk
jalan perkotaan dengan kereb.
Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan
Tipe jalan Kelas hambatan Jarak kereb-penghalang
samping
Jarak: kereb - penghalang WK (m)
(SFC) ≤ 0,5 m 1,0 m 1,5 m ≥2m
Empat-lajur Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
terbagi Rendah 0,97 0,98 0,99 1,00
4/2 D Sedang 0,93 0,95 0,97 0,99
Tinggi 0,87 0,90 0,93 0,96
Sangat tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Empat-lajur Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
tak-terbagi 4/2 Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
UD Sedang 0,91 0,93 0,96 0,98
Tinggi 0,84 0,87 0,90 0,94
Sangat tinggi 0,77 0,81 0,85 0,90
Dua-lajur tak- Sangat rendah 0,98 0,99 0,99 1,00
terbagi Rendah 0,93 0,95 0,96 0,98
2/2 UD atau Sedang 0,87 0,89 0,92 0,95
Jalan satu-arah Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
Sangat tinggi 0,68 0.72 0.77 0.82
dimana:
FFV6,SF = faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan
enam-lajur
TINGKAT PELAYANAN
KECEPATAN OPERASI
A
B
C
D
E
D
Hubungan antara V dan D :
V=FV 1−
( ) Dj
D j .V 2
Q=D j .V −
Hubungan antara Q dan V : FV
Keterangan:
2
FV . . D
Q=FV . D−
Hubungan antara Q dan D :
Dj
D
Hubungan antara V dan D :
V=FV 1−
( ) Dj
D j .V 2
Q=D j .V −
Hubungan antara Q dan V : FV
Gambar 2.2 Grafik Hubungan Arus (Q), Kecepatan (V), dan Kepadatan (D)
Pada saat ruas jalan tidak ada kendaraan (Q= 0 dan D= 0), maka kondisi ini
memungkinkan terjadinya kecepatan maksimum kendaraan (kecepatan arus bebas
Uf). Ketika kendaraan lain mulai berada di ruas jalan, maka arus dan kepadatan
mulai meningkat dan apabila meningkat terus maka akan mencapai arus maksimum
(Qmax) dan kerapatan kritis (D cr). Kondisi ini menunjukkan nilai kapasitas ruas jalan
tersebut. Pada kondisi ini, kecepatan kendaraan juga mencapai nilai kritis yang
disebut kecepatan kritis (Ucr). Apabila kendaraan bertambah terus maka kerapatan
akan bertambah-----kecepatan menurun-----arus menurun, sampai terjadi macet
total dimana nilai kerapatan akan mencapai maksimum/jam density (Dj) dimana
kendaraan tidak dapat bergerak sama sekali (Q = 0 dan U s = 0). Di sebelah kiri Qmax
arus lalu-lintas dalam kondisi stabil dan di sebelah kanan Q max dalam kondisi tidak
stabil. Nampak juga bahwa dua nilai ekstrim kerapatn kendaraan, yaitu D = 0 dan D
= Dj, memberikan nilai arus dan kecepatan yang sama dengan nol untuk dua
kondisi yang berbeda.
Tabel Derajat Kejenuhan (DS)
Tabel Hubungan Antara Arus (Q), Kecepatan (V), dan Kepadatan (D)
30
f(x) = − 0.01 x + 36.14
25 R² = 1
20 Data
15 Linear (Data)
10
5
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Volume (smp/jam)
35
f(x) = − 0.14 x + 35.2
R² = 1
30
Kecepatan (km/jam)
25
20
15
Linea
r ()
10
Data
5
0
0 50 100 150 200 250 300
Kepadatan (smp/jam)
4.