Anda di halaman 1dari 28

1

Eksperimen 01/EXP/2018

MEMORY

Nama Eksperimenter : A. Nabilah Muntzahanah

Nomor Mahasiswa : 4515091006

Nama Subjek : Yustika Amir

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 20 tahun

Pendidikan : SMA

No. Eksperimen : 01

Tanggal Eksperimen : 4 Mei 2018

Waktu Eksperimen : 09:10 WITA

Tempat Eksperimen : Ruangan 1203, Lt. 2, Fakultas Psikologi,

Universitas Bosowa Makassar

I. PROBLEM

1. Apakah kapasitas mengingat pada materi yang berbeda hasilnya akan

sama ?

2. Apakah perbedaan kapasitas ingatan ditinjau dari urutan stimulus yang

diterima ?

II. DASAR TEORI

A. Definisi memori

Memori adalah proses rekonstruksi yang sangat besar, definisi ini

diambil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Schlessinger & Groves

1
2

(Wade & Tavris). Penelitian ini menghasilkan bahwa memori adalah

sistem yang sangat berstruktur, dan menyebabkan organisme atau

individu sanggup merekam fakta tentang dunia serta menggunakan

pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Manusia dapat dilihat

sebagai struktur organisasi yang kuat dalam kognisi (Rakhmat, 2013).

Secara keseluruhan psikolog memandang memori sebagai proses

dimana manusia mengkodekan, menyimpan dan menarik kembali

informasi. Setiap bagian dari definisi seperti pengkodean, penyimpanan,

dan penarikan kembali mewakili proses yang berbeda (Feldman, 2011).

Pada “Pendekatan tiga sistem untuk memori” yang mendominasi

penelitian selaman beberapa decade belakangan ini, terdapat sistem

penyimpanan memori yang berbeda atau langkah-langkah bagaimana

informasi harus berjalan jika ingin mengingat sesuatu (Feldman, 2011).

Kemampuan rata-rata memori manusia untuk menyimpan informasi

berdasarkan penelitian dari John Griffith (dalam Rakhmat, 2013) seorang

ahli matematika, adalah 1011 (seratus triliun) bit, sedangkan John von

Neumann menghitungnya sampai 2.8 x 1020 (280 kuintiliun) bit,

sementara Asimov menerangkan bahwa otak manusia selama hidupnya

sanggup menyimpan sampai satu kuidriliun bit infromasi. Manusia

menyimpan informasi secara aktif yang mampu membuat suatu

kesimpulan pada sebuah kejadian, yang melibatkan sebuah pemanggilan

Singer dan Moffitt (dalam Goddard, O’Dowda, & Pring, 2017)

melakukan penelitian pada remaja, peserta remaja tersebut diminta untuk

menggambarkan tiga kenangan tentang dirinya sendiri atau bagaimana ia

mendefinisikan tiga kenangan dalam kehidupan sehari-harinya. Peserta A


3

akan mendefiniskan atau menggambarkan sebuah kejadian yang terjadi

di kehidupan sehari-hari yang telah lewat dan telah menjadi memori, baik

pengalaman yang berbekas. Peserta A tidak harus mengatakan apa-apa

tentang orang lain atau tentang kehidupan inividu lain. Memori dari

peserta A terjadi selama minimal 6 bulan terakhir sejak ia mengalami

suatu kejadian.

Peserta didentifikasi melalui memori positif pertama terkait dengan

tempat favorit mereka yang muncul pertama kali, dan memberikan

pernyataan (misalnya satu paragraf) deskripsi kualitatif memori. Peserta

diminta untuk menceritakan kenangan secara detail (Ratcliffe,

Gatersleben, & Sowden 2013). Individu mempelajari daftar yang berisi

kata-kata yang bermakna dan tidak bermakna, subjek lebih berhasil

mengingat benda-benda yang bermakna dari pada yang tidak bermakna

(Nairne, VanArsdall, Pandeirada, Cogdill, & LeBreton, 2013).

Setelah pemanggilan kembali pada memori, peserta akan dinilai pada

kenangan mereka melalui tiga dimensi yang diadaptasi dari karakteristik

kuesioner memori. Intensitas emosional dinilai pada skala 5 poin (1 =

sangat lemah & untuk 5 = sangat kuat) dan pada skala 3 adalah tentang

pengungkapan diri (1 = tidak terlalu banyak dan untuk 3 = banyak)

(Goddard, O’Dowda, & Pring 2017). Uzer (2016) menunjukkan isyarat

tingkat abstrak (misalnya, emosi) kurang efektif dari pada yang kata

konkret dalam mengakses kenangan pada peristiwa tertentu, karena

mereka tidak secara langsung merujuk pada aktivitas, tempat, dan orang,

yang mewakili fitur memori tertentu.


4

Kenangan akan timbul karena isyarat dari modalitas yang berbeda,

dimana setiap individu memiliki tingkat ingatan yang berbeda tergantung

sari pengalaman individu masing-masing (Koppel & Bernsten 2015).

Implikasi penting dari penelitian tentang metode pengambilan memori

secara langsung adalah bahwa strategi pencarian generatif dapat dilihat

sebagai proses cadangan yang digunakan saat individu tidak dapat

secara langsung mengakses memori spesifik yang sesuai (Uzer, Lee, \ &

Brown, 2012).

B. Jenis memori

Feldman (2011) mengemukakan beberapa jenis-jenis memori.

Pertama adalah memori sensori, yaitu stimulus - stimulus yang disimpan

pada awal masuk pada indera manusia, dan tempat penyimpanan

pertama dari informasi yang disampaikan. Terdapat beberapa tipe

memori sensoris yang masing-masing terkait dengan sumber informasi

sensoris yang berbeda. Misalnya, memory iconic mencerminkan informasi

dari sistem visual. Memori choic meyimpan informasi audiotori yang

berasal dari telinga, dan yang paling berkorespondensi dari setiap organ

indera manusia.

Informasi sensori dapat menyimpan informasi dalam waktu yang

sangat singkat, jika infromasi tidak masuk ke memori jangka pendek,

maka informasi tersebut akan menghilang dengan sendirinya. Misalnya,

memori iconic sepertinya bertahan kurang dari satu detik, sementara

memori echonic biasanya menghilang antara dua hinggah tiga detik saja.

Meskipun demikian, terlepas dari durasi yang sangat singkat dari memori

sensori, presisi dari memori ini sangat tinggi, memori sensoris dapat
5

menyimpan replika yang hampir sama persis dengan stimulus yang

muncul (Feldman, 2011).

Secara kesuluruhan, memori sensori bekerja seperti kamera yang

menyimpan informasi, mungkin berupa informasi visual ataupun audiotori,

atau jenis sesori lain yang di dapat dari stimulus luar dengan waktu yang

singkat. Namun, sebagaimana setiap hasil tangkapan kemera, segera

setelah diambil akan rusak dan digantikan dengan hal baru. Kecuali

informasi dalam kamera tersebut ditransfer ke beberapa tipe memori yang

lain, maka memori tersebut akan tinggal ataupun hilang (Feldman, 2011).

Memori jangka pendek adalah memori yang bekerja menyimpan

informasi baru dalam jangka waktu singkat selagi kita mempelajari

informasi tersebut. Memori jangka pendek juga menyimpan informasi

yang di terima dari memori jangka panjang untuk penggunaan bersifat

sementara. Saat proses mental yang mengendalikan pengulangan dan

pemanggilan kembali informasi dari memori jangka panjang kemudian

informasi tersebut diinterpretasikan dengan tepat sesuai dengan yang

diinginkan, maka informasi tersebut dapat tersimpan lebih lama. (Wade &

Tavris, 2008).

Memori jangka panjang (Long term memory) adalah informasi-informasi

yang disimpan dalan ingatan kita untuk keperluan di masa yang akan

datang. Ketika kita membutuhkan informasi yang sudah berada di memori

jangka panjang, maka kita akan melakukan proses retrieval, yaitu proses

mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan tersebut (Lew,

Pashler & Vul, 2015). Memori jangka panjang dapat menyimpan jumlah

informasi yang hampir tak terbatas. Sehingga semakin banyak kita


6

mengetahui suatu informasi, maka semakin mudah untuk menambahkan

informasi baru. Hal ini memungkinkan kita untuk belajar, menyesuaikan

diri dengan lingkungan kita, serta mengembangkan identitas diri. (Wade &

Tavris, 2008).

Memori deklaratif melibatkan pengetahuan bahwa sesuatu adalah

benar, seperti mengetahui bahwa Jakarta adalah ibu kota Indonesia. Para

peneliti menganggap memori deklaratif sebagai memori eksplisit. memori

yang secara sadar terbentuk dari fakta, peristiwa atau kejadian dan dapat

kita ceritakan secara detail. Memori eksplisit terbagi menjadi 2 jenis, yaitu

semantic memory berupa memori yang berhubungan dengan kata-kata,

seperti mengingat nama Ibu kota suatu negara, mengingat nama dan

Episodic memory berupa memori yang berhubungan dengan suatu

kejadian (event) yang terjadi seperti, mengingat hari pertama kuliah,

konser, pesta ulang tahun. (Baddeley, Eysenck & Anderson, 2015).

Perbedaan antara memori jangka panjang dan memori jangka

pendek adalah didukung dari segi efek posisi serial, dimana kemampuan

untuk mengingat informasi dalam sebuah daftar tergantung pada posisi

item atau informasi. Didalam memori jangka panjang terdapat memori

deklaratif, yaitu memori tentang informasi faktual seperti nama, wajah,

tanggal, kemiripan dan sebuah fakta seperti “sebuah sepeda memang

jelas memiliki roda yang berjumlahkan dua” (Feldman, 2011).

Memori jangka panjang juga memiliki memori procedural (memori

nondeklaratif), yang memiliki memori mengenai kecakapan dan

kebiasaan, seperti cara mengendarai sebuah sepeda atau memukul bola.

Informasi yang disimpan tentang hal-hal dalam memori deklaratif yaitu


7

informasi yang disimpan tentang bagaimana melakukan sesuatu begitu

juga dalam memori procedural. Dalam memori deklaratif dapat dipecah

menjadi memori semantik dan memori episodik. (Feldman, 2011).

C. Gangguan memori

Feldman (2011) mengungkapkan gangguan pada ingatan

diantaranya adalah amnesia, yaitu hilangnya ingatan yang dapat

berlangsung dalam jangka waktu sementara, berkepanjangan, dapat pula

berlangsung secara bertahap. Amnesia dapat bersifat sebagian (parsial)

atau bersifat total dalam ingatan. Carlson (2012) juga menjelaskan

tentang amnesia retrogard, yaitu mengacu pada kesulitan dalam

mempelajari informasi baru, seseorang tidak memiliki kemampuan untuk

mengingat kembali sebelum kerusakan otak terjadi, namun gangguan ini

jarang terjadi pada seseorang dan memiliki jangka waktu tertentu.

Santrock (2012) menjelaskan gangguan dalam memori yang disebut

dengan demensia atau gangguan neurologis yang gejala utamanya

meliputi kemunduran fungsi mental pada seseorang, di tandai dengan

seseorang tidak mampu merawat dirinya sendiri dan tidak mengenali

Gangguan ingatan atau memori yang paling umum ditemukan pada orang

dewasa akhir yaitu alzheimer adalah kerusakan otak yang bersifat

progresif dan tidak dapat dipulihkan kembali, ditandai oleh memburuknya

memori, penalaran, bahasa dan bahkan fungsi-fungsi fisik, secara

bertahap.

D. Teori Memori

Rakhmat (2013) menjelaskan tiga teori yang mendasari memori, yang

pertama adalah teori aus (disuse theory), yaitu memori dapat memori
8

hilang atau memudar karena waktu, seperti otot. Kapasitas memori akan

semakin kuat apabila terus menerus dilatih. William James & Benton J.

Underwood (dalam rakhmat, 2013) membuktikan dengan eksperimen,

bahwa “the more memorizing one does, the pooper one’s ability to

memorize”- Semakin sering kita mengingat semakin buruk kemampuan

mengingat kita.

Kedua adalah teori interferensi (interference theory), yaitu informasi

terdahulu dapat menghambat masuknya informasi baru. Makin sering

mengingat makna makin buruk daya ingat individu. (Rakhmat, 2013). Dan

yang ketiga adalah teori pengolahan informasi (information processing

theory), dimana awalnya informasi mula-mula di simpan pada sensory

storage (gudang inderawi), kemudian masuk ke short term memory (STM)

atau memori jangka pendek, lalu dilupakan atau dikodingkan untuk

dimasukkan ke dalam long term memory (LTM) atau memori jangka

panjang akan meliputi periode penyimpanan informasi sejak semenit

sampai seumur hidup. Manusia dapat menguraikan strategi mengingat

secara terperinci, yang menunjukkan mekanisme memori dalam

menerima, mengolah, dan menyimpan informasi (Rakhmat, 2013).

III. HIPOTESIS

A. Individu

1. Ada perbedaan kemampuan mengingat antara golongan kata benda

dan kata konkrit.


9

2. a. Ada perbedaan kemampuan mengingat antara stimulus yang

disajikan pada bagian awal, tengah,dan akhir untuk golongan kata

benda abstrak untuk individu.

b. Ada perbedaan kemampuan mengingat antara stimulus yang

disajikan pada bagian awal, tengah,dan akhir untuk golongan kata

benda konkrit untuk individu.

B. Kelompok

1. Ada perbedaan kemampuan mengingat antara golongan kata benda

abstrak dan golongan kata benda konkrit.

2. a. Ada perbedaan kemampuan mengingat antara stimulus yang

disajikan pada bagian awal, tengah,dan akhir untuk golongan kata

benda abstrak untuk kelompok.

b. Ada perbedaan kemampuan mengingat antara stimulus yang

disajika pada bagian awal, tengah,dan akhir untuk golongan kata

benda konkrit untuk kelompok.

IV. METODE PENELITIAN

A. Metode

Metode yang digunakan adalah adalah metode eksperimental, yaitu

metode yang dilakukan secara observasi yang objektif terhadap suatu

fenomena yang dibuat secara sengaja agar terjadi dalam suatu kondisi

yang terkontrol ketat atau suasana.

B. Desain

Desain yang digunakan adalah The One Shot Case Study, yang

menjelaskan tentang paradigma dalam sebuah eksperimen. Dijelaskan

tentang terdapat suatu kelompok diberi treatment/perlakuan, dan


10

selanjutnya diobservasi hasilnya oleh eksperimenter (Treatment adalah

sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel

dependen). Dimana adanya suatu kondisi atau suasana yang dimanipulasi

dalam subjek penelitian, dimana situasi atau kondisi tersebut telah

dirancang sebelumnya (Sugiyono, 2007)

V. PROSEDUR

A. Material

1. Seperangkat komputer

2. Kertas pencatan hasil

3. Stopwatch

B. Prosedur pelaksanaan

1. Subjek berhadapan siap di depan layar monitor.

2. Layar monitor menampilkan sejumlah word stimulus berupa kata benda

abstrak dan subjek diminta untuk membaca dan mengingatnya,

3. Terdapat tiga kali penyajian akan diberikan jeda selama 5 detik sebelum

penyajian berikutnya.

4. Subjek diminta untuk menuliskan kembali kata-kata yang diingat sesuai

urutan penyajian word stimulus melalui komputer.

5. Prosedur yang sama akan diulang kembali untuk word stimulus yang

berupa kata benda konkrit.


11

VI. PENCATATAN HASIL

A. Individu

1. Distribusi jawaban subjek

A1 A2
No. Stimulus Jawaban Stimulus Jawaban
1. Asumsi Asumsi Galon Devisa
2. Sayang Sayang Devisi Wayang
3. Malang Malang Busana Benalu
4. Jalang Jalang Wayang Kenari
5. Akurat Akurat Jurnal Disa
6. Isyarat Isyarat Penjara Benar
7. Cerita Cerita Kenari Sakit
8. Syarat Syarat Sumbat Sumbat
9. Gejala Gejala Benalu Benalu
10. Berita Berita Bejana Bejana
Jumlah 1 Jumlah 3

Keterangan : A = golongan kata benda

A1 = golongan kata benda abstrak

A2 = golongan kata benda konkrit

2. Distribusi jawaban yang berdasarkan urutan penyajian

Urutan A1 A2
B1 1 0
B2 0 0
B3 0 3
Keterangan : B = urutan penyajian

B1 = urutan penyajian awal (1-3)

B2 = urutan penyajian tengah (4-7)

B3 = urutan penyajian akhir (8-10)


12

B. Kelompok

1. Jumlah jawaban yang benar

Urutan Subjek A1 A2
1. Yustika Amir 1 3
2. Dony Falah Rosam 3 1
3. Fifin Matorang 3 0
4. Andi Baso Mallarangeng 10 7
5. Ferdinaus 2 3

Total 19 14

2. Jumlah jawaban yang benar berdasarkan urutan penyajian

No. Subjek B1 B2 B3 B1 B2 B3

1. Yustika Amir 3 - - 1 - -
2. Dony Falah Rosam - 3 - - - -
3. Fifin Matorang 1 - - - - 3
4. Andi Baso Mallarangeng 3 4 3 3 3 1
5. Ferdinaus 1 - 1 2 1 -

Total 8 7 4 6 4 4

VII. PENGOLAHAN HASIL

A. Individu

A1 A2 Kesimpulan

Jumlah 1 3 A1 = A2

Untuk kata benda abstrak

B1 B2 B3 Kesimpulan

Jumlah 1 0 0 B1 > B2 = B3

Untuk kata benda konkrit


13

B1 B2 B3 Kesimpulan

Jumlah 0 0 3 B1 = B2 < B3

B. Kelompok

1. Daftar Belanja Statistik

Statistik A1 A2
N 5 5
̅
X 2,4 2,8
SD 4,29 5,008
SDM 2,145 2,504

Penyelesaian:
∑ XA1
̅ A1
X =
NA1

12
=
5

= 2,4

̅ A2
X ∑ XA2
=
NA2

14
=
5

= 2,8

SDA1 2
∑(X - X̅ A1 )
=√
NA

92,16
=√
5

= √18,432

= 4,29
SDA2 2 14
∑(X - X̅ A 2 )
=√
NA

125,44
=√
5

= √25,008

= 5,008

SDMA1 SDA1
=
√NA1-1

4,29
=
√5-1

4,29
=
√4

4,29
=
2
SDA2
= 2,145
SDMA2 =
√NA2-1

5,008
=
= 2,145
√5-1

5,008
=
4

5,008
=
2

= 2,504

SDBM = √(SDMA1 )2 + (SDMA2 )2

= √(2,145)2 + (2,504)2

= √4,60 + 6,27

= √10,87

= 3,29

̅ A1
X ̅ A2
- X
= | |
Th SDBM

2,4-2,8
= | |
3,29

-0,4
= | |
3,29

= -0,12
15

th > tt 5% → tidak signifikan


th (-0,12) < tt 5% (2,179) → tidak signifikan

2. Anava 1-jalur dari sumber data A1

Statistik B1 B2 B3 Total

N 5 5 5 15

∑X 8 7 4 19

∑X2 64 49 16 126
̅
X 1,6 1,4 0,8 3,8

Penyelesaian :

̅ B1
X ∑XB1
=
NB1

8
=
5

= 1,6

̅ B2 ∑XB2
X =
NB2

7
=
5

= 1,4

̅ B3
X ∑XB3
=
NB3

4
=
5

= 0,8
16

Tabel Rangkuman ANAVA

S.T JK Db MK F t.s

Inter B 1,74 2 0,87


Fh < Ft
Dalam 103,2 2 51,6 0,016 Tidak
Signifikan
Total 104,94 4 26,235
Penyelesaian:
2 2 2 2
(∑XB1 ) (∑XB2 ) (∑XB3 ) (∑XT )
JKB = { + + }–
NB1 NB2 NB3 NT

(8)2 (7)2 (4)2 (19)2


= { + + }–
5 5 5 15

64 49 16 361
= { + + }–
5 5 5 15

129 361
= { }–
5 18

= 25,8 – 24,06

= 1,74
2 2 2
JKdalam 2
(∑XB1 ) (∑XB2 ) (∑XB3 )
= {(∑XB1 - ) + (∑XB2 2 - ) + (∑XB3 2 - )}
NB1 NB2 NB3

(8)2
2 2
(7)2 2
(4)2
= {(8 - ) + (7 - ) + (4 - )}
5 5 5

64 49 16
= {(64 - ) + (49- ) + (16- )}
5 5 5

= (64 – 12,8) + (39,2) + (12,8)

= 51,2 + 39,2 + 12,8

= 103,2
17

2
2 (∑XT )
= ∑XT –
JKtotal NT

(19)2
= 129 –
15

361
= 129 –
15

= 129 – 24,06

= 109,94

dbB = a−1

=3–1

=2

dbdal =N–a

=5–3

=2

dbtotal =N–1

=5–1

=4

JKB
MKB =
dbB

1,74
=
2

= 0,87

JKdalam
MKdal =
dbdalam

103,2
=
2

= 27,2
18

JKtotal
MKdal =
dbtotal

104,94 MKtotal
=
4

= 26,235

Ft 5% = 3,68

Ft 1% = 6,36

Fh (0,016) < Ft 5% (6,36) → tidak signifikan

3. Anava 1-jalur dari sumber data A2

Statistik B1 B2 B3 Total
N 5 5 5 25
∑X 6 4 4 14
∑ X2 36 16 16 68
̅
X 1,2 0,8 0,8 2,8
Penyelesaian

∑XB1
̅ B1
X =
NB1

6
=
5

= 1,2

̅ B2 ∑XB2
X =
NB2

4
=
5

= 0,571

∑XB3
=
NB3

4
=
5

= 0,8
19

Tabel Rangkuman ANAVA

S.T JK Db MK F t.s
Inter B 0,54 2 0,27 Fh < Ft
Dalam 54,4 2 27,2 0,009 Tidak
Total 54,94 4 13,735 Signifikan

2 2 2 2
JKB (∑XB1 ) (∑XB2 ) (∑XB3 ) (∑XT )
= { + + }-
NB1 NB2 NB3 NT

(6)2 (4)2 (4)2 (14)2


= { + + }-
5 5 5 15

36 16 16 196
= { + + }-
5 5 5 15

= 7,2 + 3,2 + 3,2 – 13,066

= 0,534

2 2 2
JKdalam (∑XB1 ) (∑XB2 ) (∑XB3 )
= {(∑XB1 - 2
) + (∑XB2 -
2
) + (∑XB3 -2
)}
NB1 NB2 NB3

36 16 16
= {(36 - ) + (16 - ) + (16 - )}
5 5 5

= (36 – 7,2) + (16 – 3,2) + (16 – 3,2)

= 28,8 + 12,8 + 12,8

= 54,4
20

2
(∑XT )
JKtotal = ∑XT 2 -
NT

(14)2
= 68 -
15

196
= 68 -
15

= 68 – 13,06

= 54,94

dbB = a–1

=3–1

=2

dbdal = NT – a

=5–3

=2

dbtotal = NT – 1

=5–1

=4

JKB
=
MKB dbB

0,54
=
2

= 0,27

JKdalam
=
MKdal dbdalam

54,4
=
2

= 27,2

JKtotal
=
MKtotal dbtotal

54,94
=
4

= 13,735
21

0,27
Fh = 27,2

= 0,009

Ft 5% = 3,68
Ft 1% = 6,36
Fh < Ft 5% → tidak signifikan
Fh (0,009) < Ft 5% (3,68) → tidak signifikan

VIII. KESIMPULAN

A. Individu

1) Ada perbedaan kemampuan mengingat antara golongan kata benda

abstrak (A1) = 1 dan golongan kata benda konkrit (A2) = 3, sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.

2) a. Ada perbedaan kemampuan mengingat antara stimulus yang

disajikan pada bagian awal (B1) = 1, tengah (B2) = 0, dan akhir

(B3) =0 (B1 < B2 > B3) untuk golongan kata abstrak (A1) untuk

individu sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.

3) b. Ada perbedaan kemampuan mengingat antara stimulus yang

disajikan pada bagian awal (B1) = 0, tengah (B2) = 0, dan akhir

(B3) =3 (B1 < B2 > B3) untuk golongan kata abstrak (A2) untuk

individu sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.

B. Kelompok

1. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan kemampuan

mengingat antara golongan kata benda abstrak (A1) yaitu 12 dan

golongan kata benda konkrit (A2) yaitu 14, sehingga A1 lebih kecil
22

dari A2 dan memiliki nilai th sebesar -0,12, dimana kriteria signifikasi tt

5% harus lebih besar dari 2,228. Sehingga, nilai th lebih kecil dari nilai

tt 5% dan tidak signifikan (th < tt 5% → tidak signifikan). Dengan

demikian, hipotesis yang mengatakan bahwa ada perbedaan antara

golongan kata benda abstrak dan golongan kata benda konkrit, ditolak.

2. a. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

kemampuan mengingat antara stimulus yang disajikan pada

bagian awal pada bagian awal (B1) yaitu 8 kata, tengah (B2)

yaitu 7 kata, dan akhir (B3) yaitu 4 kata, sehingga nilai B1

lebih besar dari nilai B2, dan nilai B2 lebih besar dari nilai B3 (B1 >

B2 > B3). Pada golongan kata abstrak (A1) memiliki nilai Fh

sebesar 0,016 dan nilai ft 1% sebesar 6,36 (Fh < Ft 1% → tidak

signifikan, Fh < Ft 1% → tidak signifikan). Dengan demikian,

hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara

golongan kata benda abstrak untuk kelompok, ditolak.

b. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan kemampuan

mengingat antara stimulus yang disajikan pada bagian awal pada

bagian awal (B1) yaitu 6 kata, tengah (B2) yaitu 4 kata, dan akhir

(B3) yaitu 4 kata, sehingga nilai B1 lebih besar dari nilai B2 dan nilai

B2 memiliki nilai yang sama dengan B3 (B1 > B2 = B3). Pada

golongan kata konkrit (A2) memiliki nilai sebesar Fh sebesar 0,009

dimana kriteria signifikansi Ft 1% sebesar 6,36 (Fh < Ft 1% → tidak

signifikan). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa

ada perbedaan kemampuan mengingat antara stimulus yang


23

disajikan pada bagian awal, tengah, dan akhir untuk golongan kata

benda konkrit untuk kelompok, ditolak.

IX. PEMBAHASAN

A. Individu

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengingat

golongan kata benda abstrak dan golongan kata benda konkrit, yang

ditunjukan oleh hasil pengolahan data. Dimana golongan kata benda

abstrak (A1) = 1, dan golongan kata benda konkrit (A2) = 3, dengan

hipotesis ditolak. Hasil dari pengolahan data berhubungan dengan teori

dari memori procedural dalam memori jangka panjang (long term

memory) yaitu merujuk pada kemampuan individu mengingat dengan

cara melakukan praktek atau pelatihan, dimana sesuai dengan hasil yang

telah di lakukan oleh indiviud, jika individu sering melakukan sebuah

praktek dan pelatihan maka memori jangka panjangnya juga berfungsi

dengan baik (Rahkmat, 2013).

Berhubungan dengan teori pengolahan informasi (information theory)

yang secara singkat mengatakan bahwa informasi mula-mula tersimpan

pada sensory stage (gudang inderawi), kemudian masuk ke short term

memory (STM, memori jangka panjang) (Rahkmat, 2013). Informasi

kemudian dilupakan atau dikodingkan untuk dimasukka ke dalam long

term memory (memori jangka panjang) (Rahkmat, 2013). Otak manusia

dianalogikan dengan computer. Sensory stage merupakan proses

preseptual dari pada memori (Rahkmat, 2013).


24

Ada dua macam memori, yang pertama adalah memori ikonis untuk

materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk materi

yang masuk secara auditif (melalui pengdengaran). Bila, informasi ini

berhasil dipertahankan pada memori jangka pendek, ia akan masuk ke

memori jangka panjang meliputi periode penyimpanan informasi sejak

semenit sampai seumur hidup (Rahkmat, 2013).

B. Kelompok

1. Berdasarkan analisis data kelompok yang telah dilakukan didapatkan

perbedaan kemampuan mengingat kata benda konkrit dan kata benda

abstrak. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Lew, Pashler, & Vul

(2015) bahwa individu seringkali hanya mengambil detail dari

beberapa informasi yang mereka anggap penting, dan lebih banyak

berkaitan dengan emosi. Hal itu sangat mempengaruhi saat individu

merekonstruksikan memori, seperti halnya sayang, gejala, berita, dan

malang pada slide bagian kata konkret.

2. a. Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengingat

terhadap stimulus yang disajikan pada bagian awal (B1) = 8,

tengah (B2) = 7, dan akhir (B3) = 4 (B1 > B2 > B3) untuk golongan

kata abstrak bagi kelompok. Hal ini sesuai dengan faktor bias dalam

penyimpanan (storage), salah satunya yaitu efek posisi serial.

Hogath dan Einhorn (Ding, Hellmann, & Mello, 2017) berpendapat

bahwa pengaruh posisi serial atau yang biasa dikenal sebagai

pengaruh urutan, mengacu pada kejadian di mana individu lebih

mengingat item pertama dan kedua lebih mahir, dan item yang ada
25

di akhir kurang mahir. Hal itu dapat dilihat dari hasil B1 yang lebih

besar, dan hasil B3 yang paling sedikit.

b. Ada perbedaan antara kemampuan mengingat terhadap stimulus

yang disajikan pada bagian awal (B1) = 5, tengah (B2) = 4, dan

akhir (B3) = 4 (B1 > B2 = B3) untuk golongan kata konkrit bagi

kelompok. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ornstein, Baker-Ward

dan Naus (Bauer, 2015) menemukan bahwa Proses memori

mampu mengubah informasi menjadi simbol dan kemudian

disimpan untuk dapat digunakan dimasa yang akan datang, dan

hasilnya menjadi memori yang berkualitas tinggi dan akan diingat

lebih baik lagi. Seperti yang diketahui, kata konkrit pada urutan

pertama yang terdiri dari galon, devisa, dan busana lebih mudah

diingat dilihat dari hasil kelompok. Individu mudah mengkodekan

ketiga kata tersebut menjadi simbol.

X. KESAN-KESAN SELAMA EKSPERIMEN

A. Kondisi Fisik

a. Tidak terdapat sampah dalam ruangan saat eksperimen berlangsung

b. Kursi pada ruangan praktikum tertata rapih.

c. Fasilitas pendingin ruangan (AC) berfungsi dengan baik dan kursi

diruangan tersedia.

d. Suasana saat eksperimen berlangsung cukup kondusif, yaitu suasana

cukup tenang seperti tidak ada suara bising yang terdengar dari luar.

e. Pencahayaan dalam ruangan bagus sehingga teste dapat melihat

dengan baik layar pada monitor laptop.


26

B. Kondisi Psikologis

a. Testi terlihat nyaman jasmani karena pada saat testi menjawab salam

diiringi dengan senyuman, saat berjabat tangan cukup erat dan juga

saat testi memberikan jawaban dengan jelas.

b. Testi memahami apa yang diinstruksikan oleh tester terlihat dari teste

yang menganggukkan kepala kebawah dan mengatakan “ohh iyo”.

c. Testi terlihat cukup pemalu pada saat eskperimenter berbiaca dengan

testi ia selalu menunduk

d. Ketika eksperimenter memberikan instruksi testi memperhatikan

eksperimenter dengan hanya fokus pada instruksi eksperimen saja,

lalu setelah eskperimenter memberikan instruksi testi mengangguk dan

tersenyum.

e. Testi melakukan tes dengan tenang terlihat dari tidak banyak gerakan

yang dilakukan selama melakukan tes.

XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI

1. Membantu individu untuk memproduksi atau melatih memori dimasa lalu

dalam mengingat kembali kejadian yang telah dialami atau dilalui, hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Singer dan Moffit (Goddard,

O’Dowda, & Pring, 2017) yang melakukan penelitian pada remaja

bagaimana ia mengingat kembali kejadian yang telah peserta lalui, dan

yang teringat pertama kali adalah tentang tempat favorit mereka.

2. Melatih rekognisi individu untuk menangkap informasi melalui indera

penglihatan hal ini berhubungan dengan memori sensori, hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Singer dan Moffit (Goddard,


27

O’Dowda, & Pring, 2017) saat peserta diminta untuk memanggil memori

yang telah lewat melalui sebuah kuesioner, dimana peserta menangkap

informasi melalui membaca dan melalui indera penglihatan atau visual.

3. Melatih individu agar penyimpanan (storage) didalam memori semakin

bertahan, hal ini sesaui dengan penelitian yang dilakukan oleh Singer dan

Moffit (Goddard, O’Dowda, & Pring, 2017), bahwa memori terjadi dan

tersimpan minimal selama 6 bulan.

4. Membantu individu untuk meningkatkan ingatan, seperti mengingat nomor

telepon hal ini berhubungan dengan memori semantik adalah memori

untuk pengetahuan secara umum seperti fakta-fakta tentang dunia, serta

memori yang mengatur logika yang di gunakan untuk menjelaskan

sebuah fakta.

5. Membantu individu untuk melatih short term memory atau memori jangka

pendeknya hal ini berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Singer dan Moffit (Goddard, O’Dowda, & Pring, 2017), tentang bagaimana

peserta menceritarakan kembali kejadian yang baru saja terjadi, minimal

6 bulan setelah kejadian.

Makassar, 10 Mei 2018

Asisten I Asisten II Eksperimenter

Megawati Djaha Nurul Inayah A.Nabilah M

4512091058 4514091003 4515091006


28

DAFTAR PUSTAKA

Carlson, N. (2015). Fisiologi Perilaku, Edisi Kesebelas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Feldman, R. (2011). Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.

Goddard, L,. Dowda, H & Pring, L. (2017). Knowing me, knowing you: Self
defining memories in adolescents with and without an autism spectrum
disorder. Journal of Psychology, 37, 31–40. we=azs[]dxe

Nairne J. S., VanArsdall J. E., Pandeirada J. N., Cogdill, M., & LeBreton, J. M,.
(2013). Psychological Science, Adaptive memory: The mnemonic value
of animacy, 24. 2099-105. 10.1177/0956797613480803.

Koppel, J & Berntsen, D. (2015). The peaks of life: the differential temporal
locations of the reminiscence bump across disparate cueing
methods. Journal of Applied Research in Memory and Cognition, 4, 66-
80. doi: 10.1016/j.jarmac.

Rakhmat, J. (2013). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Ratcliffe, E., Gatersleben, B., & Sowden,P.T. (2013). Associations with bird
sounds: How do they relate to perceive. Journal of Environmental
Psycholog:, 49.1-112. http://dx.doi.org/10.1016/j.jenvp.2013.08.004.

Santrock, J. W. (2012). Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup


Edisi Ketigabelas Jilid Pertama. Jakarta : Erlangga.

Santrock, J. W. (2012). Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup


Edisi Ketigabelas Jilid Kedua. Jakarta : Erlangga.

Seniati, L., Yulianto A & Setiadi B. B. (2015). Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT.
Indeks.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D:

Alfabeta Bandung.

Uzer, T. (2016). How Different Retrieval Strategies Associated with Different


Cues Explain Reaction Time Differences. Journal Acta
Psychologica, 164. 144-150. DOI: 10.1016/j.actpsy.

Uzer, T., Lee, P. J., & Brown, N. R. (2012). On the Prevalence of Directly
Retrieved Autobiographical Memories. Journal of Experimental
Psychology: Learning, Memory & Cognition, 38.1296-1308.

Tarvis, C, & Wade, C. (2007). Psikologi. Edisi Kesembilan, Jilid Pertama.


Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai