105811117117
BAB I
PENDAHULUAN
makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dengan
adanya prasarana jalan yang memadai ini, maka hubungan antara suatu daerah
dengan daerah lain didalam suatu negara akan dapat terjalin dengan baik.
Sarana yang dimaksud adalah sarana perhubungan yang melalui darat, laut,
dan udara. Dari ketiga sarana tersebut, akan ditinjau prasarana yang melalui
pada saat Ini dan masa yang akan datang serta untuk menciptakan kemajuan
penelitian.
memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum
pada arus lalu lintas dan sebagai akses dari rumah ke rumah.
terasa nyaman.
manusia sebagai pengguna jalan harus dapat memahami seluk beluk dari jalan
raya tersebut.
perencanaan geometrik dan tata cara pembuatan konstruksi jalan raya serta
3. Penggambaran kurva.
nya.
9. Hal-hal lain yang ada kaitannya dengan perencanaan konstruksi jalan raya.
BAB II
DASAR TEORI
Jalan raya merupakan suatu jalur-jalur tanah diatas permukaan bumi yang
dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas manusia, hewan, dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat.
Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometrik nya harus
pelayanan yang optimal kepada para pengguna lalu lintas sesuai dengan fungsinya.
Sebab tujuan akhir dari perencanaan geometrik ini adalah menghasilkan infrastruktur
yang aman, efisiensi pelayanan lalu lintas dan memaksimalkan rasio tingkat
penggunaan biaya dan juga dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pemakai jalan.
Jalan raya arteri merupakan jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-
ciri perjalanan jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara efisien. Dalam komposisi lalu lintas jalan arteri tidak terdapat
kendaraan lambat dan kendaraan tidak bermotor. Jalan arteri juga mempunyai
jalur yang banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik.
rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. Berdasarkan komposisi lalu
Merupakan jalan raya sekunder dua jalur atau lebih dengan konstruksi
Jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari
Jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari
Jalan lokal merupakan jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan dekat, kecepatan rata-rata yang rendah dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi.
Lereng
Melintang 2% 2% 2% 3% 4%
Perkerasan
Lereng
Melintang 4% 4% 6% 6% 6%
Bahu
Paling
Jenis Lapisan Penetrasi Paling tinggi
Aspal beton Aspal tinggi
Permukaan Berganda/ pelebaran
( hot mix ) Beton penetrasi
Jalan setaraf jalan
tunggal
Miring
tikungan 10% 10% 10% 10% 10%
maksimum
Jari- jari
560 350 350 210 210 115 210 115 50
lengkung
210 115 50 115 50 60
minimum (m)
6% 8
Landai 3% 5% 4% 6% 5% 7% 6% 8%
% 10
Maksimum 6% 7% 8% 10 %
%
Sumber : Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Dept. PU
Tabel 2. 1 Tabel Klasifikasi Jalan Raya
Volume lalu lintas menyatakan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik
Untuk mendapatkan volume lalu lintas tersebut, dikenal dua jenis Lalu lintas
pengamatan
Lamanya Pengamatan
Jumlah lalu lintas kendaraan yang melewati satu jalur selama 24 jam dan
Pada umumnya lalu lintas pada jalan raya terdiri dari berbagai jenis
yang melewati satu titik dalam satu satuan waktu mengakibatkan adanya
mobil penumpang dalam hal ini dipakai sebagai satuan, dan disebut
Faktor SMP
Jenis Kendaraan
Ruas Simpang
Mobil Penumpang 1 1
Kendaraan roda 3 1 0,8
Sepeda motor 0,33 0,2
Truk ringan ( < 5 ton ) 1,5 1,5
Truk sedang ( 5 - 10 ton ) 1 1,3
Truk besar ( > 10 ton ) 2,5 2,5
Mikro bus 1,8 1,8
Bus besar 2 2,2
Dalam merencanakan suatu konstruksi jalan raya banyak faktor yang menjadi
dasar atau pertimbangan sebelum direncanakan nya suatu jalan, antara lain :
pada :
a. Topografi (medan)
2.1.2.3 Kelandaian
Adanya tanjakan yang cukup curam dapat mengurangi laju kecepatan dan
kalau tenaga tarik nya tidak cukup maka berat kendaraan (muatan) harus
jalan raya itu dapat memberikan pelayanan yang optimum kepada pemakai
horizontal (trace jalan) yaitu garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada
Trace jalan terdiri dari gabungan bagian lurus yang disebut tangen dan bagian
antara bagian lurus dan bagian tikungan, maka pada bagian tersebut
Bagian yang sangat kritis pada alinyement horizontal adalah bagian tikungan,
dimana terdapat gaya yang akan melemparkan kendaraan keluar dari tikugan
a. Ketentuan-ketentuan dasar
Kemiringan
Klasifikasi Medan
(%)
Datar (D) 0 – 9,9
Bukit (B) 10 – 24,9
Gunung (G) > 25
Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Dept. PU
1. Full Circle
PH
Ec
M
TC CT
1/ 2
Rc 1/ 2 Rc
Q
Gbr. 2.1 Lengkung Full Circle
Keterangan gambar :
∆ = Sudut tangen ( º )
TC = Tangent Circle
CT = Circle Tangent
a. Ls = 0
R
Et xR
cos1
b. 2
c. Ts = R tan ½ ∆
c
Lc x2R
d. 360 > 20 m
2. Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
PH
E
Xs Ts
H SC CS H'
k
F
Rc
F'
TS
ST
TC = Tangent Circle
∆ = Sudut lengkungan ( º )
busur lingkaran.
V3 V.e
0,022 2,727
b. Lsmin = R.C C
2. Syarat Pemakaian
a. Lsmin ≤ Ls
b. ∆c > 0
c. Lc > 20 m
d. L = 2 Ls + Lc < 2 Ts
3. Spiral-Spiral (S-S)
ES
SC =C S
P P
RC RC RC
a. ∆c = 0
b. θs = ½ ∆
28,648.Ls
s
c. R
d. Lc = 2 Ls
Ls2
p s)
Rc(1 cos
e. 6xRc
Ls3
k Ls 2
s
Rcsin
f. 40xRc
R P
Es R
cos1 .
2
j.
k. Ts R P tg1 2. K
2. Syarat Pemakaian
Pada suatu tikungan jalan, kendaraan yang lewat akan terdorong keluar secara
kemiringan normal.
I II III
- e max kanan
- e max kiri
Potongan I Potongan II
Potongan III
I II III
- e max kanan
- e max kiri
Potongan
III
Potongan I Potongan II
TS SC=CS TS
Kiri
Sb.Jln
LS L
Gambar 2. 9 Diagram Superelevasi pada S – S
Kendaraan yang bergerak dari jalan lurus menuju ke tikungan, seringkali tidak
a. Pada waktu membelok yang diberi belokan pertama kali hanya roda depan,
b. Jejak lintasan kendaraan tidak lagi berimpit, karena bemper depan dan
tetap pada lajur jalannya terutama pada tikungan-tikungan yang tajam atau
Untuk menghindari hal tersebut diatas maka pada tikungan-tikungan yang tajam perlu
2
Rc2 64 1,25 64 (Rc2 64) 1,25
B=
U=B–b
0,105.V
Z= R
C=1m
Bt = n ( B + C ) + Z
∆b = Bt – Bn
dimana :
n = jumlah jalur
Alinyement vertikal adalah bidang garis potong yang dibentuk oleh bidang
vertikal melalui sumbu jalan. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan
Pada alinyement vertikal bagian yang kritis adalah pada bagian lereng, dimana
landai dan besarnya kelandaian. Maka berbeda dengan alinyement horizontal, disini
tidak hanya pada bagian lengkung, tetapi penting lurus yang pada umumnya
Maksud dari panjang kritis landai adalah panjang yang masih dapat
perjalanan.
Landai Maksimum
3 4 5 6 7 8 10 12
(%)
Panjang Kritis (m) 400 330 250 200 170 150 135 120
Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Dept. PU