Anda di halaman 1dari 10

MAKALA

HIERARKI PELABUHAN

OLEH

YULIANUS ALRISEN SAGUL

022 180 027

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NUSA NIPA

MAUMERE

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini tentang“ Hierarki pelabuhan ” ini
dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pelabuhan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makala yang telah disusun ini dapat berguna bagi pembaca.

Maumere, September 2021

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pelabuhan merupakan salah satu mata rantai yang sangat penting dari seluruh proses
perdagangan dalam negeri maupun luar negeri. Pelabuhan bukan sekedar tempat bongkar
muat barang maupun naik turunya penumpang tetapi juga sebagai titik temu antar moda
angkutan dan pintu gerbang ekonomi bagi pengembangan daerah sekitarnya (Ridwan dan
Hartini 1997:52)
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000
pulau dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis
karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Oleh karena itu sangat membutuhkan
angkutan yang menghubungkan satu pulau dengan yang lain. Angkutan yang diinginkan
memiliki kriteria cepat, murah dan efisien dalam menunjang pergerakan manusia dan barang.
Angkutan laut merupakan salah satu alternatif yang ada. Sehingga peran pelabuhan dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mobilitas sosial dan perdagangan sangat besar.
Keberadaan pelabuhan sangat diperlukan sebagai salah satu infrastuktur pembangunan
ekonomi, pelabuhan memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian suatu
kawasan. Fungsi dari pelabuhan yang komprehensif akan menunjang kegiatan ekonomi
kelautan yang lain sehingga lebih efisien dan memberikan manfaat ekonomi yang tinggi. Hal
ini dapat dilihat secara nyata bahwa pembangunan pelabuhan dapat memberikan dampak
yang besar bagi pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. Pengembangan pelabuhan dapat
memajukan ekonomi di suatu daerah, meningkatkan penerimaan negara dan Pendapatan asli
Daerah (PAD). Pelabuhan juga memiliki potensi strategis dan berfungsi sebagai titik temu
yang menguntungkan antara kegiatan ekonomi di laut dengan ekonomi di darat. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengindikasikan
perlunya penyediaan infrastruktur pelabuhan sebagai tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi. Pembangunan pelabuhan tersebut harus direncanakan secara tepat,
memenuhi persyaratan teknis kepelabuhanan, kelestarian lingkungan, dan memperhatikan
keterpaduan intra dan antarmoda transportasi. Oleh karena itu, pembangunan pelabuhan di
Indonesia dalam lingkup Sub Sektor Perhubungan Laut akan terus dilaksanakan dalam
rangka menunjang transportasi penumpang, petikemas, general cargo, dan barang curah
(bulk), dalam skema pelayaran yang bersifat komersial maupun pelayaran perintis, pelayaran
lokal ataupun pelayaran rakyat. Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No.
61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, Kriteria pelabuhan laut di Indonesia dapat
dikelompokkan berdasarkan hirarki yang terdiri atas Pelabuhan Utama (yang berfungsi
sebagai Pelabuhan Internasional dan Pelabuhan Hub Internasional), Pelabuhan Pengumpul
dan Pelabuhan Pengumpan, yang terdiri atas Pelabuhan Pengumpan Regional dan Pelabuhan
Pengumpan Lokal.
Pelabuhan, menurut Pasal 1 UU No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, merupakan tempat
yang terdiri dari daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu, di mana berlangsung
kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi. Kegiatan-kegiatan menyangkut kapal-kapal
yang bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat barang, fasilitas keselamatan
pelayaran, serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yaitu untuk bagaimana hierarki pelabuhan terlebih khusus
pelabuhan yang berada di wilaya Indonesia.
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makala ini adalah untuk mengetahui hierarki pelabuhan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. JENIS- JENIS PELABUHAN

Jenis-jenis Pelabuhan di Indonesia terdapat berbagai macam pelabuhan, tergantung


kriteria yang dipakai, ketentuan peraturan perundang-undangan, letak geografis, besar
kecilnya kegiatan pelabuhan dan organisasi serta pengelolaan pelabuhan. Berdasarkan
kriteria yang ada dalam peraturan-peraturan Indonesia pelabuhan dapat dikelompokkan
dalam:

1. Berdasarkan Penyelenggaraan
a. Pelabuhan Umum
Pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum.
b. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang
kegiatan tertentu.
2. Berdasarkan Pengusahaan
a. Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan laut yang diselenggarakan oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia,
untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan bagi kapal yang memasuki
pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang dan lain-lain.
b. Pelabuhan yang tidak diusahakan
Pelabuhan laut yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Kepelabuhanan Kanwil
Departemen Perhubungan yang pembinaannya dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut.
3. Fungsi berdasarkan perdagangan Nasional dan Internasional
a. Pelabuhan laut
Pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri yang dapat masuk kapal-
kapal dari negara-negara tersebut (luar negeri).
b. Pelabuhan pantai
Pelabuhan yang tidak terbuka bagi perdagangan luar negeri dan hanya dapat
dimasuki oleh kapal-kapal yang berbendera Indonesia.
4. Berdasarkan Penggunaan
a. Pelabuhan Perikanan
Sebagai sarana pokok untuk kegiatan usaha penangkapan ikan dan mempunyai
peranan yang sangat strategis penting di dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan tangkap. Pelabuhan Perikanan mempunyai fungsi sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-undang perikanan adalah
 Sebagai Pusat pengembangan masyarakat nelayan dan pertumbuhan
ekonomi nelayan
 Tempat berlabuh dan pendaratan ikan hasil tangkapan kapal perikanan;
 Pusat pemasaran dan distribusi hasil perikanan
 Pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data statistic
 Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan
 Tempat pelayanan dan memperlancar kegiatan operasional kapal
perikanan
 Serta sebagai tempat pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan.
b. Pelabuhan minyak
Pelabuhan yang direncanakan khusus untuk muatan bahan cair yang disalurkan
melalui pipa-pipa untuk mencapai ke kapal.
c. Pelabuhan barang
Pelabuhan yang khusus digunakan untuk mengangkut dan menurunkan barang.
Setelah diturunkan dari kapal, barang akan disimpan dalam gudang terbuka
sebelum akhirnya dikirim ke tujuan. Sebaliknya, ketika akan diangkut, barang
tersebut akan dikeluarkan dari gudang penyimpanan. Selanjutnya, saat kapal
pengangkut datang, kapal ini akan membawa barang sampai tujuan.
d. Pelabuhan penumpang
Pelabuhan yang dibangun untuk memberikan fasilitas bagi kegiatan yang
berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian. Pada pelabuhan
penumpang dilengkapi dengan stasiun penumpang yang mencakup fasilitas-
fasilitas seperti kantor imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai
pelayaran, dan sebagainya. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak
begitu banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran
keluar masuknya penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk dan keluar
dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan
langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui dermaga.
e. Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini lebih cenderung digunakan untuk aktivitas militer. Pelabuhan ini
memiliki daerah perairan yang cukup luas serta letak tempat bongkar muat yang
terpisah dan memiliki letak yang agak berjauhan. Pelabuhan ini berfungsi untuk
mengakomodasi aktifitas kapal perang.
5. Berdasarkan Letak Geografis
a. Pelabuhan Buatan
suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan membuat
bangunan pemecah gelombang (breakwater), yang merupakan pemecah perairan
tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh satu celah yang berfungsi untuk
keluar masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat
penambat.
b. Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari badai dan
gelombang secara alami, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk,
estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombangnya sangat kecil.
c. Pelabuhan Semi Alam
Pelabuhan semi alam merupakan campuran antara pelabuhan buatan dan
pelabuhan alam, misalnya pelabuhan yang terlindungi oleh pantai tetapi pada alur
masuk terdapat bangunan buatan untuk melindungi pelabuhan, contohnya
pelabuhan ini di Indonesia adalah pelabuhan bengkulu.

2.2. WILAYA PENGELOLAAN PELABUHAN DI INDONESIA

1. Wilaya Pengelolaan Pelabuhan Indonesia I


PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I adalah salah satu Badan Usaha Milik
Negara Indonesia yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan di Indonesia. Saat ini
Pelindo I mengelola 16 cabang pelabuhan di provinsi Aceh, Sumatra Utara, Riau, dan
Kepulauan Riau. Area kerja Pelindo I yang berada di kawasan barat Indonesia serta
berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan perairan tersibuk di dunia,
menjadikan Pelindo 1 memiliki peran strategis dalam keterhubungan jaringan
perdagangan internasional berbasis transportasi laut di Indonesia.
Wilayah kerja usaha PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) meliputi Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam (NAD), Sumatra Utara (Sumut), Riau dan Kepulauan Riau (Kepri).
Cabang pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah sebagai
berikut :

 Terminal Peti Kemas Belawan


 Pelabuhan Belawan
 Pelabuhan Sibolga
 Pelabuhan Gunungsitoli
 Pelabuhan Kuala Tanjung
 Pelabuhan Tanjung Balai Asahan
 Pelabuhan Malahayati
 Pelabuhan Lhokseumawe
 Pelabuhan Dumai
 Pelabuhan Perawang
 Pelabuhan Tembilahan
 Pelabuhan Sei Pakning
 Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
 Pelabuhan Tanjungpinang
 Cabang Batam
Selain pengelolaan cabang pelabuhan, Pelindo 1 juga mengelola Unit Galangan Kapal
serta lima anak perusahaan yaitu PT Prima Multi Terminal, PT Prima Terminal
Petikemas, PT Prima Indonesia Logistik, PT Prima Pengembangan Kawasan,dan PT
Prima Husada Cipta Medan yang bergerak dalam usaha pelayanan kesehatan.
2. Wilaya Pengelolaan Pelabuhan Indonesia II
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau sering dikenal dengan Pelindo II dengan nama
dagang Indonesia Port Corporation (IPC) adalah Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dibidang logistik, secara spesifik pada pengelolaan dan pengembangan
pelabuhan. Saat ini, Pelindo 2 telah mengoperasikan 12 Pelabuhan yang terletak di 10
Provinsi Indonesia. Dari Sumatra Barat hingga Jawa Barat, Pelindo 2 menjadi salah satu
BUMN strategis dimana seluruh pelabuhan yang dikelola memiliki posisi yang signifikan
dalam perhubungan jaringan perdagangan internasional berbasis transportasi laut.

Wilayah operasi Pelindo II mencakup 10 provinsi dan mengelola 12 pelabuhan yang


diusahakan, yaitu:

 Pelabuhan Teluk Bayur di Provinsi Sumatra Barat


 Pelabuhan Jambi di Provinsi Jambi
 Pelabuhan Palembang di Provinsi Sumatra Selatan
 Pelabuhan Bengkulu di Provinsi Bengkulu
 Pelabuhan Panjang di Provinsi Lampung
 Pelabuhan Tanjung Pandan dan Pelabuhan Pangkal Balam di Provinsi Bangka
Belitung
 Pelabuhan Banten di Provinsi Banten
 Pelabuhan Tanjung Priok dan Sunda Kelapa di Provinsi DKI Jakarta
 Pelabuhan Cirebon di Provinsi Jawa Barat
 Pelabuhan Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat
 Pelabuhan Sunda Kelapa
 Pelabuhan Pangkal Balam

Bidang usaha Pelindo II meliputi penyediaan dan pengusahaan:

 Perairan dan kolam pelabuhan untuk lalu lintas pelayaran dan tempat kapal
berlabuh;
 Pelayanan pemanduan dan penundaan kapal keluar masuk pelabuhan, olah gerak
kapal di dalam kolam serta jasa pemanduan dan penundaan dari satu pelabuhan ke
pelabuhan lainnya;
 Fasilitas untuk kapal bertambat serta melakukan bongkar muat barang dan hewan;
 Fasilitas pergudangan dan lapangan penumpukan;
 Terminal konvensional, terminal petikemas, dan terminal curah untuk melayani
bongkar muat komoditas sesuai jenisnya;
 Terminal penumpang untuk pelayanan embarkasi dan debarkasi penumpang kapal
laut;
 Fasilitas listrik, air minum dan telepon untuk kapal dan umum di daerah
lingkungan kerja pelabuhan;
 Lahan untuk industri, bangunan dan ruang perkantoran umum;
 Pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan kegiatan kepelabuhanan.
 Jasa Barang serta pusat lalu lintas
3. Wilaya Pengelolaan Pelabuhan Indonesia III
PT Pelabuhan Indonesia III atau disingkat Pelindo III adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di bidang Jasa Kepelabuhanan.
Pelindo III mengelola sebanyak 43 pelabuhan yang tersebar di 7 Provinsi yaitu:
 Jawa Timur
 Jawa Tengah
 Kalimantan Selatan
 Kalimantan Tengah
 Bali
 Nusa Tenggara Barat
 Nusa Tenggara Timur
 Sedangkan Kantor Pusat Pelindo III terletak di Surabaya.

PELABUHAN CABANG
 Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya, Jawa Timur)
 Terminal Pelabuhan Teluk Lamong (Surabaya, Jawa Timur)
 Pelabuhan Trisakti (Banjarmasin, Kalimantan Selatan)
 Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang, Jawa Tengah)
 Terminal Petikemas Semarang [TPKS] (Semarang, Jawa Tengah)
 Pelabuhan Benoa (Benoa, Bali)
 Pelabuhan Celukan Bawang (Singaraja, Bali)
 Pelabuhan Tanjung Intan (Cilacap, Jawa Tengah)
 Pelabuhan Tegal (Tegal, Jawa Tengah)
 Pelabuhan Gresik (Gresik, Jawa Timur)
 Pelabuhan Tanjung tembaga (Probolinggo, Jawa Timur)
 Pelabuhan Tanjung Wangi (Banyuwangi, Jawa Timur)
 Pelabuhan Kota Baru (Kotabaru, Kalimantan Selatan)
 Pelabuhan Sampit (Sampit, Kalimantan Tengah)
 Pelabuhan Kumai (Kumai, Kalimantan Tengah)
 Pelabuhan Lembar (Lembar, Nusa Tenggara Barat)
 Pelabuhan Bima (Bima, Nusa Tenggara Barat)
 Pelabuhan Tenau Kupang (Kupang, Nusa Tenggara Timur)
 Pelabuhan Maumere (Maumere, Nusa Tenggara Timur)

4. Wilaya Pengelolaan Pelabuhan Indonesia IV


PT Pelabuhan Indonesia IV atau Pelindo IV adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia
yang bergerak di bidang jasa kepelabuhan. Pelindo IV saat ini dipimpin oleh Prasetyadi
sebagai Direktur Utama. Pelindo IV berkantor di jalan Soekarno no.1 Makassar.
Secara efektif keberadaan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai sejak
penandatanganan Anggaran Dasar Perusahaan oleh Sekjen Dephub berdasarkan Akta
Notaris Imas Fatimah, SH No 7 tanggal 1 Desember 1992. Menilik perkembangan
kebelakang di masa awal pengelolaannya, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) telah
mengalami perkembangan yang cukup pesat dan mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan lingkungan yang semakin maju.
Wilayah kerja Pelindo IV meliputi beberapa pelabuhan khususnya diwilayah Indonesia
Timur yaitu
 Makassar
 Pare-Pare
 Kendari
 Pantoloan
 Tolitoli
 Gorontalo
 Bitung
 Balikpapan
 Samarinda
 Bontang
 Sengata
 Tj Redeb
 Tarakan
 Nunukan
 Ternate
 Ambon
 Sorong
 Manokwari
 Fak Fak
 Biak
 Jayapura
 Merauke
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pelabuhan merupakan salah satu mata rantai yang sangat penting dari seluruh proses
perdagangan dalam negeri maupun luar negeri. Pelabuhan bukan sekedar tempat bongkar
muat barang maupun naik turunya penumpang tetapi juga sebagai titik temu antar moda
angkutan dan pintu gerbang ekonomi bagi pengembangan daerah sekitarnya.

Keberadaan pelabuhan sangat diperlukan sebagai salah satu infrastuktur pembangunan


ekonomi, pelabuhan memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian suatu
kawasan. Fungsi dari pelabuhan yang komprehensif akan menunjang kegiatan ekonomi
kelautan yang lain sehingga lebih efisien dan memberikan manfaat ekonomi yang tinggi. Hal
ini dapat dilihat secara nyata bahwa pembangunan pelabuhan dapat memberikan dampak
yang besar bagi pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. Pengembangan pelabuhan dapat
memajukan ekonomi di suatu daerah, meningkatkan penerimaan negara dan Pendapatan asli
Daerah (PAD). Pelabuhan juga memiliki potensi strategis dan berfungsi sebagai titik temu
yang menguntungkan antara kegiatan ekonomi di laut dengan ekonomi di darat.
DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/document/zwwmgk0z-tatanan-kepelabuhan-nasional-keputusan-
menteri-perhubungan https://www.google.com/search?
q=wilaya+pelabuhan+di+indonesia+4&sxsrf=AOaemvJAt_Zvoqn-
WrM1OLVNLwOoADFBnQ
%3A1632308466291&ei=8gxLYY6TEYyR9QPxg6Zo&oq=wilaya+pelabuhan+di+indonesi
a+4&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAM6BwgjELADECc6BwgAEEcQsAM6BwgjELACECdKB
Qg8EgEzSgQIQRgAUOWGAliFowJg4agCaANwAngAgAHZAYgBjgqSAQUwLjcuMZgB
AKABAcgBCcABAQ&sclient=gws-
wiz&ved=0ahUKEwiO1K_ytpLzAhWMSH0KHfGBCQ0Q4dUDCA0&uact=5-menteri-
perhubungan.html

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5679505/82-nama-pelabuhan-di-indonesia-
terbentang-dari-sumatera-hingga-papua

https://koranbumn.com/2017/12/pt-pelabuhan-indonesia-I-pelindo-I/

https://koranbumn.com/2017/12/pt-pelabuhan-indonesia-II-pelindo-II/

https://koranbumn.com/2017/12/pt-pelabuhan-indonesia-III-pelindo-III/

https://koranbumn.com/2017/12/pt-pelabuhan-indonesia-IV-pelindo-IV/

Anda mungkin juga menyukai