Anda di halaman 1dari 6

A.

Menentukan Kelas Jalan

Klasifikasi jalan umum di Indonesia menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 22


Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjelaskan hubungan kelas jalan, fungsi
jalan, ukuran kendaraan dan Muatan Sumbu Terberat (MST) seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Jalan


Ukuran kendaraan
Kelas Jalan Fungsi Jalan MST
bermotor
Lebar ≤ 2.500 mm
Jalan Arteri
Kelas I Panjang ≤ 18.000 mm 10 Ton
Jalan Kolektor
Tinggi ≤ 4.200 mm
Jalan Arteri
Lebar ≤ 2.500 mm
Jalan Kolektor
Kelas II Panjang ≤ 12.000 mm 8 Ton
Jalan Lokal
Tinggi ≤ 4.200 mm
Jalan Lingkungan
Jalan Arteri
Lebar ≤ 2.100 mm
Jalan Kolektor
Kelas III Panjang ≤ 9.000 mm 8 Ton
Jalan Lokal
Tinggi ≤ 3.500 mm
Jalan Lingkungan
Lebar ≤ 2.500 mm
Kelas Khusus Jalan Arteri Panjang ≤ 18.000 mm >10 Ton
Tinggi ≤ 4.200 mm
Sumber: Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009

B. Analisa Kapasitas Jalan Metode VCR (Volume, Capacity, Ratio)


Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Direktorat Jenderal Bina Marga,
volume lalu lintas ruas jalan merupakan jumlah atau banyaknya kendaraan yang melewati suatu
titik tertentu pada ruas jalan dalam suatu satuan waktu tertentu. Jenis kendaraan
diklasifikasikan berdasarkan kendaraan ringan, kendaraan berat dan sepeda motor.
1. Kendaraan Ringan (Light Vehicle/LV) yang terdiri dari Jeep, Station Wagon, Colt,
Sedan, Bis mini, Combi, Pick Up, Dll;
2. Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV), terdiri dari Bus dan Truk;
3. Sepeda motor (Motorcycle/MC);
Data volume lalu lintas dikonversikan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) guna
menyamakan tingkat penggunaan ruang jenis kendaraan. Nilai konversi untuk masing-masing
klasifikasi kendaraan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (EMP)

Lebar Jalur Tot Arus Faktor EMP


Tipe Jalan
(m) (Km/Jam) HV MC
4/2 UD > 3.700 1,3 0,40
4/2 UD ≥ 3.700 1,2 0,25
> 1.800 1,3 0,40
2/2 UD >6
≥ 1.800 1,2 0,25
> 1.800 1,3 0,5
2/2 UD ≤6
≥ 1.800 1,2 0,35
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Faktor EMP Untuk Tipe Pendekat


Jenis Kendaraan
Terlindung Terlawan
Kendaraan Ringan (LV) 1,0 1,0
Kendaraan Berat (HV) 1,3 1,3
Sepeda Motor (MC) 0,2 0,4
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Menurut MKJI (1997), kinerja ruas jalan dapat diukur berdasarkan beberapa parameter,
diantaranya:
1. Derajat Kejenuhan (DS), yakni rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas
(smp/jam) pada bagian jalan tertentu.
2. Kecepatan tempuh (V), yakni kecepatan rata-rata (km/jam) arus lalu lintas dihitung dari
panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata yang melalui segmen.

Berdasarkan hal tersebut maka karakteristik lalu lintas dapat dihitung dengan pendekatan
sebagai berikut :
a. Kecepatan Arus Bebas
Dalam MKJI (1997) kecepatan arus bebas kendaraan ringan (FV) dinyatakan dengan
persamaan :
FV = (FVo+ FVw) X FFVs X FFVcs
dimana : FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)
FVW = Penyesuaian lebar jalur lalu lintas efektif (km/jam)
FFVs = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping
FFVcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
b. Kapasitas Jalan Perkotaan
Kapasitas jalan perkotaan dihitung dari kapasitas dasar. Kapasitas dasar adalah jumlah
kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang pada suatu jalur atau jalan
selama 1 (satu) jam dalam keadaan jalan dan lalu lintas yang mendekati ideal dapat
dicapai. Besarnya kapasitas jalan dapat dihitung menggunakan persamaan :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
dimana : C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co = Kapasitas dasa
FCw = Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah
FCsf = Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping
FCcs = Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota

1) Kapasitas dasar
Besarnya kapasitas dasar jalan kota yang dijadikan acuan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kapasitas Dasar


Kapasitas Dasar
Tipe Jalan Keterangan
(SMP/Jam)
4 Jalur terbagi atau jalan satu
1.650 Tiap Lajur
arah
4 Lajur tidak terbagi 1.500 Tiap Lajur
2 lajur tidak terbagi 2.900 Kedua Lajur
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

2) Faktor penyesuaian lebar jalur (FCw)


Faktor penyesuaian lebar jalan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Faktor Penyesuaian Lebar Jalur


Tipe Jalan Lebar Jalan Efektif Cw Keterangan
3,00 0,92
3,25 0,96
4 Jalur terbagi atau jalan
3,50 1,00 Tiap Lajur
satu arah
3,75 1,04
4,00 1,08
3,00 0,91
3,25 0,95
4 Lajur tidak terbagi 3,50 1,00 Tiap Lajur
3,75 1,05
4,00 1,09
5,00 0,56
6,00 0,87
7,00 1,00
2 lajur tidak terbagi 8,00 1,14 Kedua Arah
9,00 1,25
10,00 1,29
11,00 1,34
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
3) Faktor penyesuaian arah lalu lintas ( FCsp )
Besarnya faktor penyesuaian pada jalan tanpa menggunakan pemisah tergantung
kepada besarnya split kedua arah seperti Tabel 5.
Tabel 5. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah
Split Arah % - % 50 - 50 55 - 45 60 - 40 65 - 35 70 - 30
2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
FCsp
4/2 Tidak Terpisah 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

4) Faktor penyesuaian kerb dan bahu jalan (FCsf)


Faktor penyesuaian kapasitas jalan antar kota terhadap lebar jalan dihitung dengan
menggunakan Tabel 6.

Tabel 6. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar
Bahu pada Jalan Perkotaan dengan Bahu
Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan
Tipe Kelas Hambatan Samping dan Lebar Bahu
Jalan Samping Lebar Bahu Efektif (Ws)
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 D M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 UD M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,80 0,86 0,90 0,96
VL 0,94 0,96 0,99 1,01
2/2 UD L 0,92 0,94 0,97 1,00
atau Jalan M 0,89 0,92 0,95 0,98
Satu Arah H 0,82 0,86 0,90 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Catatan :
 Asumsi pada Tabel 6 lebar bahu kiri dan kanan sama, bila lebar bahu kiri dan
kanan berbeda maka digunakan nilai rata-ratanya.
 Lebar efektif bahu adalah lebar yang bebas dari segala rintangan, bila di tengah
terdapat pohon, maka lebar efektifnya adalah setengahnya.

5) Faktor Ukuran Kota (FCcs)


Berdasarkan hasil penelitian ternyata ukuran kota mempengaruhi kapasitas seperti
ditunjukkan dalam Tabel 7.
Tabel 7. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota
Ukuran Kota (Juta Orang) Faktor Ukuran Kota (FCcs)
< 0,1 0,86
0,1 – 0,5 0,90
0,5 – 1,0 0,94
1,0 – 3,0 1,00
>3,0 1,04
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

6) Ekivalen mobil penumpang

Tabel 8. Emp untuk Jalan Perkotaan Tidak Terbagi


EMP
Arus lalu lintas MC
Tipe Jalan :
Total dua Arah Lebar Jalur Lalu
Jalan Tidak Terbagi HV
(Kend/ jam) Lintas
≤6 >6
Dua lajur tidak 0 1,3 0,5 0,4
terbagi (2/2 UD) ≥ 1.800 1,2 0,35 0,25
Empat lajur tidak 0 1,3 0,4
terbagi (4/2 UD) ≥ 3.700 1,2 0,25
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Tabel 9. Emp untuk Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu Arah

Emp
Tipe Jalan : Arus lalu lintas Per
Jalan Terbagi dan Satu Arah Lajur (Kend/ jam)
HV MC

Dua lajur satu arah (2/1) dan 0 1,3 0,40


empat lajur terbagi (4/2 D) ≥ 1.050 1,2 0,25
Tiga lajur satu arah (3/1) dan 0 1,3 0,40
enam lajur terbagi (6/2 D) ≥ 1.100 1,2 0,25
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

c. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus lalu lintas Q (smp/jam) terhadap
kapasitas C (smp/jam) digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja
segmen jalan. Derajat kejenuhan dirumuskan sebagai berikut :
DS = Q/C
dibawah ini menunjukkan beberapa batas lingkup V/C Ratio untuk masing-masing
tingkat pelayanan beserta karakteristik-karakteristiknya.

Batas
Tingkat
Faktor Ukuran Kota (FCcs) Lingkup
Pelayanan
V/C
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan
A 0,00 – 0,20
tinggi dan volume lalu lintas rendah
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai
B 0,20 – 0,44
dibatasi oleh kondisi lalu lintas
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak
C 0,45 – 0,74
kendaraan dikendalikan
Arus mendekati stabil, kecepatan masih dapat
D 0,75 – 0,84
dikendalikan. V/C masih dapat ditolerir
Arus tidak stabil kecepatan terkadang terhenti,
E 0,85 – 1,00
permintaan sudah mendekati kapasitas
Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume
F ≥ 1,00
diatas kapasitas, antrian panjang (macet)
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Anda mungkin juga menyukai