4
Tabel 2.3 Ekivalen mobil penumpang untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah.
Arus lalu lintas
Tipe jalan per lajur HV MC
(kend/jam)
Dua lajur satu arah (2/1) 0 1.3 0.40
dan
Empat lajur terbagi (4/2D) ≥ 1050 1.2 0.25
Tiga lajur satu arah (3/1) 0 1.3 0.40
dan
Enam lajur terbagi (6/2D) ≥ 1100 1.2 0.25
(Sumber: MKJI, 1997)
5
Tabel 2.5 Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCw)
Lebar jalur lalu lintas efektif
FVw
Tipe Jalan (Wc)
(m) (km/jam)
Empat lajur terbagi Per lajur
Atau 3.00 0.92
Jalan satu arah 3.25 0.96
3.50 1.00
3.75 1.04
4.00 1.08
Empat lajur tak terbagi Per lajur
3.00 0.91
3.25 0.95
3.50 1.00
3.75 1.05
4.00 1.09
Dua lajur tak terbagi Total dua arah
5 0.56
6 0.87
7 1.00
8 1.14
9 1.25
10 1.29
11 1.34
(Sumber: MKJI 1997)
6
Tabel 2.7 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping dan lebar
bahu (FCSF).
Faktor penyesuaian untuk hambatan
Kelas hambatan samping dan jarak kreb
Tipe Jalan samping
Lebar bahu efektif (Ws)
(SFC) ≤ 0.5 m 1.0 m 1.5 m ≥2m
(4/2 D) Sangat rendah 0.96 0.98 1.01 1.03
Rendah 0.94 0.97 1.00 1.02
Sedang 0.92 0.95 0.98 1.00
Tinggi 0.88 0.92 0.95 0.98
Sangat tinggi 0.84 0.88 0.92 0.96
(4/2 UD) Sangat rendah 0.96 0.99 1.01 1.03
Rendah 0.94 0.97 1.00 1.02
Sedang 0.92 0.95 0.98 1.00
Tinggi 0.87 0.91 0.94 0.98
Sangat tinggi 0.80 0.86 0.90 0.95
(2/2 UD) Sangat rendah 0.94 0.96 0.99 1.01
Atau Rendah 0.92 0.94 0.97 1.00
Jalan satu arah Sedang 0.89 0.92 0.95 0.98
Tinggi 0.82 0.86 0.90 0.95
Sangat tinggi 0.73 0.79 0.85 0.91
(Sumber: MKJI 1997)
7
1. Pejalan kaki
Aktifitas pejalan kaki merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
nilai kelas hambatan samping, terutama pada daerah-daerah yang merupakan
kegiatan masyarakat seperti pusat-pusat perbelanjaan. Banyak jumlah pejalan
kaki yang menyeberang atau berjalan pada samping jalan dapat menyebabkan
laju kendaraan menjadi terganggu.
2. Kendaraan yang berhenti dan parkir disamping jalan
Kurangnya tersedianya lahan parkir yang memadai bagi kendaraan dapat
menyebabkan kendaraan parkir dan berhenti pada samping jalan. Pada daerah-
daerah yang mempunyai tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi,
kendaraan parkir dan berhenti pada samping jalan dapat memberikan pengaruh
terhadap kelancaran arus lalu lintas. Kendaraan parkir dan berhenti pada samping
jalan akan mempengaruhi kapasitas lebar jalan dimana kapasitas jalan akan
semakin sempit karena pada samping jalan tersebut telah diisi oleh kendaraan
parkir dan berhenti.
3. Kendaraan yang keluar masuk dari lahan disamping jalan
Banyaknya kendaraan masuk/keluar pada samping jalan sering menimbulkan
berbagai konflik terhadap arus lalu lintas perkotaan. Pada daerah-daerah yang
lalu lintasnya sangat padat disertai dengan aktifitas masyarakat yang cukup
tinggi, kondisi ini sering menimbulkan masalah dalam kelancaran arus lalu lintas.
Dimana arus lalu lintas yang melewati ruas jalan tersebut menjadi terganggu yang
dapat mengakibatkan terjadinya kemacetan.
4. Kendaraan bergerak lambat
Yang termasuk dalam kendaraan lambat adalah becak, gerobak dan sepeda. Laju
kendaraan yang berjalan lambat pada suatu ruas jalan dapat mengganggu
aktifitas-aktifitas kendaraan yang yang melewati suatu ruas jalan. Oleh karena itu
kendaraan lambat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya nilai kelas hambatan samping.
Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping ditentukan oleh kelas
hambatan samping (side friction). Adapun kelas hambatan samping ditentukan
dengan mengalikan total jumlah (frekuensi) kejadian dengan faktor bobot seperti
disajikan pada tabel 2.9 dan tabel 2.10.
8
Tabel 2.9 Faktor bobot hambatan samping
Hambatan Samping Simbol Faktor Pembobot
Pejalan kaki PED 0.5
Kendaraan parkir dan berhenti PSV 1.0
Kendaraan Lambat SMV 0.4
Kendaraan masuk dan keluar EEV 0.7
(Sumber: MKJI, 1997)
2.5 Kecepatan
Kecepatan didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan
ringan sepanjang segmen jalan.
9
2.5.1 Kecepatan arus bebas
Kecepatan arus bebas (FV) didefenisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus
nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan
bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain (MKJI 1997).
Tabel 2.11 Kecepatan arus bebas dasar untuk jalan perkotaan (FV0)
Kecepatan Arus
Kendaraan Kendaraan Sepada Semua
Tipe Jalan
ringan berat Motor kendaraan
LV HV MC (rata-rata)
Enam lajur terbagi (6/2D)
Atau 61 52 48 57
Tiga lajur satu arah (3/1)
Empat lajur terbagi (4/2D)
Atau 57 50 47 55
Dua lajur satu arah (2/1)
Empat lajur tak terbagi 53 46 43 51
Dua lajur tak terbagi 44 40 40 42
(Sumber: MKJI 1997)
Kecepatan arus bebas untuk jalan delapan lajur dapat dianggap sama seperti
jalan enam lajur dalam tabel 2.11.
Kecepatan arus bebas dasar dipengaruhi jenis jalan dan jenis kendaraan. Pada
tabel 2.11 dapat dilihat bahwa kecepatan arus bebas sepeda motor lebih rendah dari
pada kendaraan ringan karena kemampuan mesin sepeda motor relatif rendah, maka
kecepatan arus bebasnya juga lebih rendah dari kendaraan ringan. Jalan yang lebih
lebar dan lebih terlindung juga cenderung memberikan peluang bagi kendaraan untuk
bergerak lebih cepat.
Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat lebar jalan (FV W) dipengaruhi
lebar jalur efektif. Tabel 2.12 merupakan faktor penyesuaian kecepatan arus bebas
akibat lebar jalan dan dapat juga digunakan untuk jalan lebih dari empat (banyak
lajur).
10
Tabel 2.12 Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu-lintas
(FVW)
Lebar jalur lalu lintas efektif
FVw
Tipe Jalan (Wc)
(m) (km/jam)
Empat lajur terbagi Per lajur
Atau 3.00 -4
Jalan satu arah 3.25 -2
3.50 0
3.75 2
4.00 4
Empat lajur tak terbagi Per lajur
3.00 -4
3.25 -2
3.50 0
3.75 2
4.00 4
Dua lajur tak terbagi Total dua arah
5 -9.5
6 -3
7 0
8 3
9 4
10 6
11 7
(Sumber: MKJI 1997)
11
Lanjutan tabel 2.13 faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan
samping dan lebar bahu (FFVSF)
Faktor penyesuaian untuk
Kelas hambatan hambatan samping dan lebar bahu
Tipe Jalan samping
Lebar bahu efektif rata-rata
(SFC) ≤ 0.5 m 1.0 m 1.5 m ≥ 2 m
Empat lajur tak terbagi Sangat rendah 1.02 1.03 1.03 1.04
(4/2 UD) Rendah 0.98 1.00 1.02 1.03
Sedang 0.93 0.96 0.99 1.02
Tinggi 0.87 0.91 0.94 0.98
Sangat tinggi 0.80 0.86 0.90 0.95
Dua lajur tak terbagi Sangat rendah 1.00 1.01 1.01 1.01
(2/2 UD) Rendah 0.96 0.98 0.99 1.00
Atau Sedang 0.91 0.93 0.96 0.99
Jalan satu arah Tinggi 0.82 0.86 0.90 0.95
Sangat tinggi 0.73 0.79 0.85 0.91
(Sumber: MKJI 1997)
Tabel 2.14 Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFVCS)
Ukuran kota (Juta Penduduk) Faktor penyesuaian untuk ukuran kota
< 0,1 0.90
0,1 - 0,5 0.93
0,5 - 1,0 0.95
1,0 - 3,0 1.00
>3,0 1.03
(Sumber: MKJI 1997)
12
dengan grafik fungsi derajat kejenuhan seperti pada gambar 2.1 dan gambar 2.2
berikut.
Gambar 2.1 Grafik fungsi kecepatan sebagai fungsi dari derajat kejenuhan pada jalan
Dua-lajur tak terbagi 2/2UD
(Sumber: MKJI, 1997)
Gambar 2.2 Grafik fungsi kecepatan sebagai fungsi dari derajat kejenuhan pada jalan
Banyak-lajur dan satu-arah
(Sumber: MKJI, 1997)
14
Tabel 2.15 Karakteristik tingkat pelayanan jalan
Tingkat
Karakteristik DS
Pelayanan
1 2 3
Kondisi arus bebas
Kecepatan lalu lintas > 100 km/jam
Jarak pandang bebas untuk mendahului
A Volume lalu lintas mencapai 20% dari kapasitas 0,00 – 0,20
(400 smp perjam, 2 arah)
Sekitar 75% dari gerakan mendahului dapat
dilakukan dengan sedikit atau tanpa tudaan
Awal dari kondisi arus stabil
Kecepatan lalu lintas ≥ 80 km/jam
B Volume lalu lintas dapat mencapai 45% dari 0,21 – 0,44
kapasitas (volume 900 smp perjam, 2 arah)
Arus masih stabil
Kecepatan lalu lintas ≥ 65 km/jam
C 0,45 – 0,74
Volume lalu lintas dapat mencapai 70% dari
kapasitas (1400 smp perjam, 2 arah)
Arus mendekati tidak stabil
Kecepatan lalu lintas turun sampai 60 km/jam
D 0,75 – 0,84
Volume lalu lintas dapat mencapai 85% dari
kapasitas (1700 smp perjam, 2 arah)
Kondisi mencapai kapasitas dengan volume
E mencapai 2000 smp perjam, 2 arah 0,85 – 1,00
Kecepatan lalu lintas berkisar 50 km/jam
Kondisi Arus tertahan
F Kecepatan lalu lintas < 50 km/jam ≥ 1,00
Volume dibawah 2000 smp/jam
(Sumber: Peraturan menteri perhubungan No. 14 tahun 2006)
15