Kelas A
1. Rizkiyanti (20.01.016.007)
2. Handika Minarno (20.01.016.023)
3. Khairunnisa (20.01.016.019)
4. Tyo Sabrianto (20.01.016.009)
5. Desti Putria Sastianingsih (20.01.016.011)
6. Aldi Nurdiansa (20.01.016.013)
7. Andika Juliansyah (20.01.016.027)
8. Dwi Salsabila (20.01.016.017)
PERHITUNGAN TINGKAT
PELAYANAN JALAN
Penyajian data lalu lintas yang berupa data jumlah kendaraan yang dibagi
berdasarkan pembagian Satuan Mobil Penumpang (SMP), yaitu :
3. Volume Kendaraan
Total Kendaraan X SMP
Q MC= (masing-masing waktu : pagi, siang,
Waktu
sore)
Total Kendaraan X SMP
Q LV = (masing-masing waktu : pagi, siang, sore)
Waktu
Total Kendaraan X SMP
Q HV = (masing-masing waktu : pagi, siang, sore)
Waktu
Q Total=Q MC +Q LV + QHV
C. Kapasitas Jalan
Keterangan :
C = Kapasitas (SMP)
Kapasitas Dasar
Tipe Jalan Catatan
(SMP/Jam)
Empat Jalur Terbagi atau
1650 Per Lajur
Jalan Satu Arah
Empat Lajur Tak Terbagi 1500 Per Lajur
Dua Lajur Tak Terbagi 2900 Total Dua Arah
Tabel 1.2 : Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan (CO)
Frekuensi
Berbobot Kondisi Khusus Kelas Hambatan Samping
Kejadian
Permukiman, Hampir
<100 Sangan rendah VL
tidak ada kegiatan
Pemukiman beberapa
100 – 299 Rendah L
angkutan umum, dll
Daerah industri dengan
300 – 499 Sedang M
toko-toko di sisi jalan
Daerah niaga dengan
500 – 899 aktivitas sisi jalan yang Tinggi H
tinggi
Daerah niaga dengan
>900 aktivitas pasar di sisi Sangat Tinggi VH
jalan
Tabel 1.5 : Faktor Penentu Kelas Hambatan Samping
Kelas
Tipe Jalan Hambatan Faktor Hambatan Samping dan Lebar Bahu
Samping
Lebar Bahu Efektif Rata-Rata Ws (m)
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2.0
2/2 UD VL 0,94 0,96 0,99 1,01
atau Jalan L 0,92 0,94 0,97 1,00
Satu Arah M 0,89 0,92 0,95 0,98
H 0,82 0,86 0,90 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Tabel 1.6: Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pengaruh Hambatan Samping dan
Lebar Bahu (FCsf)
Keterangan :
Q = volume kendaraan (SMP/Jam)
C = Kapasitas Jalan (SMP/Jam)
(DS < 0,75) maka bisa disimpulkan bahwa jalan masih dapat melayani
kendaraan yang melewatinya dengan baik. Sedangkan apabila dari perhitungan
nilai DS > 0,75, maka bisa disimpulkan bahwa jalan sudah tidak mampu melayani
kendaraan yang melewatinya.
Tingkat Kecepatan
No D = V/D Kondisi Lalu Lintas
Pelayanan Ideal (km/jam)
Lalu Lintas Lengang,
1 A < 0,04 >60
kec bebas
Lalu Lintas agak
2 B 0,04 – 0,24 50 – 60
Santai, kec menurun
Lalu Lintas Rame,
3 C 0,25 – 0,54 40 – 50
kec terbatas
Lalu Lintas Jenuh,
4 D 0,55 – 0,80 35 – 40
kec mulai rendah
Lalu Lintas Mulai
5 E 0,80 – 1,00 30 – 35
Macet, kec rendah
Lalu Lintas Macet,
6 F >1,00 < 30
kec sangat rendah
Tabel 1.8 : Nilai Tingkat Pelayanan
BAB II
= 1886,9 SMP/Jam
Gambar 2.1 : Penampang Melintang Ruas Jalan Arah Kota (Jalur 1)
Q = 1886,9 SMP/Jam
C = 2531,9 SMP/Jam
1886 , 9
DS= = 0,74
2531 , 9
= 721,65 SMP/Jam
Gambar 2.2 : Penampang Melintas Ruas jalan Jalur 2 (Arah Brang Bara)
721 , 65
DS= = 0,32
2225 , 64
2250.00
1762.00
1750.00
1516.00
1344.00
1250.00
750.00
bentuk grafik.
Grafik 2.2 : Volume Kendaraan Jalur 2, Hari Pertama (Arah Brang Bara)
BAB III
= 1772,2 SMP/Jam
1772 , 3
DS= = 0,70
2531 , 9
= 707,05 SMP/Jam
Gambar 3.2 : Penampang Melintas Ruas jalan Jalur 2 (Arah Brang Bara)
707 , 05
DS= = 0,317
2225 , 64
1700.00 1637.00
1331.00
1300.00 1038.00
900.00
BAB IV 500.00
133.00 211.00 213.00
100.00 13.00 12.00 18.00
Pagi Siang Sore
HV 13.00 12.00 18.00
LV 133.00 211.00 213.00
MC 1637.00 1331.00 1038.00
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hari pertama, jumlah kendaraan MC yang paling tinggi adalah pada
sore hari, baik pada lengan 1 maupun lengan 2. Jumlah kendaraan LV yang paling
tinggi adalah pada siang hari, baik lengan 1 maupun lengan 2. Sedangkan untuk
HV, jumlah kendaraan pada lengan 1 yang tinggi adalah pada siang hari. Untuk
UM, yang paling banyak adalah pada sore hari, baik itu lengan 1 maupun lengan
2. Hal tersebut dikarenakan pada lokasi terdapat banyak toko-toko yang tidak
memiliki lahan parkir sehingga mengakibatkan parkir pada bahu jalan bahkan
badan, dan juga disekitar lokasi banyak terdapat pedagang kaki lima, dan ketika
sore hari, para pedagang keluar dengan mendorong gerobak dagangannya. Selain
itu pada sore hari juga banyak olahraga-olahraga yang dilakukan oleh masyarakat
seperti, lari santai, bersepeda, dan skateboard.
Pada hari kedua, jumlah kendaraan MC yang paling tinggi adalah pada
pagi hari baik pada lengan 1 maupun lengan 2. Jumlah kendaraan LV yang paling
tinggi adalah pada siang hari (lengan 1) dan sore hari (lengan 2). Sedangkan untuk
HV, jumlah kendaraan yang paling tinggi adalah pada sore hari. Untuk UM, yang
paling banyak adalah pada pagi hari, baik itu lengan 1 maupun lengan 2. Hal
tersebut dikarenakan pada pagi hari banyak aktivitas-aktivitas manusia seperti lari.
Selain itu, pada sore hari juga kota Sumbawa diguyur hujan lebat, sehingga tidak
banyak aktivitas manusia yang dilakukan pada sore hari tersebut. Tidak hanya itu,
kendaraan yang lewat pun sangat sedikit jika dibandingkan dengan jam-jam
sebelumnya.
Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa tidak banyak perbedaan yang
terjadi antara hari pertama dan kedua. Hal tersebut bisa dilihat pada hasil DS nya,
dimana hari pertama DS nya berada pada huruf D (lengan 1) dan huruf C (lengan
2). Begitu juga dengan hari kedua, hasil DS nya sama, hanya saja Cuma berbeda
sedikit pada angka.
B. Saran
Lampiran
Gambar 4 : Pengukuran Jalan Gambar 5 : Hambatan Samping 1