Nim : D100160162
Sistem Jaringan
Angkutan Umum Kinerja Angkutan Jalan dan Jaringan
Penumpang Umum Perkotaan Trayek Angkutan
Umum
Tabel 4
LOS Headway (mnt) Kendaraan/jam Keterangan
A <10 >6 Penumpang tidak perlu jadual
B 10 – 14 5–6 Penumpang perlu memeriksa jadual
C 14 – 20 3–4 Maksimum waktu tunggu yang diinginkan
D 20 – 30 2 Pelayanan akan menyebabkan sebagian penumpang pindah
E 30 – 60 1 Batas pelayanan yang disediakan selama satu jam
F >60 <1 Pelayanan yang tidak menarik semua penumpang
Sumber: HCM 2000, National Research Council Washington, D.C, p.
27-3
h. Reliability
Level of Service berupa reliabilitas yang dinyatakan dengan on-time
performance dan headway adherence menurut HCM 2000 dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5
LOS Percentage On-time Performance CV (Coefficient of Variation)
A 97,5 – 100 0,00 – 0,10
B 95,0 – 97,4 0,11 – 0,20
C 90,0 – 94,9 0,21 – 0,30
D 85,0 – 89,9 0,21 – 0,30
E 80,0 –84,9 0,41 – 0,50
F < 80,0 > 0,50
Note : Cv yaitu rasio antara headway standar deviasi dengan headway jadual
Sumber: HCM 2000, National Research Council Washington, D.C, p. 27-3
i. Jam operasi
j. Kemampuan masyarakat untuk membayar
Kinerja angkutan umum ditinjau dari sudut
3. Sudut pandang
pandang pembebanan terhadap lalu lintas
pembebanan lalu lintas
biasanya berkaitan dengan karakteristik lalu lintas
(traffic)
pada suatu ruas itu sendiri, yaitu:
a. Kecepatan rute
Tabel 6. Pedoman Kecepatan Rute
Item Kecepatan Bis (km/jam)
Tidak termasuk waktu henti Termasuk waktu berhenti
Rata-rata sistem 22,4 28,5
Standar deviasi 3,7 6,3
Sasaran 18,7 22,2
Sumber: NCHRP 69, Transportation Research Board (1980), p. 40.
1. Jalan arteri
3. Jalan lokal
2. Jalan kolektor
Jaringan jalan harus dikelompokkan secara jelas yaitu jaringan yang fungsinya
untuk mengalirkan arus lalu lintas yang besar dan jaringan jalan yang fungsinya
untuk memberikan akses pada kegiatan disekitar jalan tersebut.
Agar lalu lintas, khususnya angkutan umum penumpang tidak menimbulkan
peningkatan kemacetan yang tidak terkendali dan investasi untuk
pembangunan jalan sangat terbatas maka diperlukan strategi
pengelolaan angkutan umum penumpang yang dirumuskan dalam jaringan
trayek dengan hirarki yang jelas.
Kebutuhan angkutan
Kelas jalan yang sama dan atau yang lebih tinggi
Dasar penetapan trayek
adalah sebagai berikut: Tingkat pelayanan jalan
Jenis pelayanan angkutan
Rencana umum tata ruang
Kelestarian lingkungan
2. Kapasitas rute
a. Jenis teknologi
b. Metoda pengaturan perjalanan di jalan yang dilaluinya
c. Pelayanan ekspres
Kriteria dan standar yang sering digunakan untuk
3. Kriteria evaluasi rute mengukur apakah suatu rute itu baik, yaitu:
Jaringan Jaringan
Jaringan Jaringan Jaringan
grid modifikasi
linier radial teritorial
radia
Merencanakan suatu rute bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi juga tidak bisa
disebut pekerjaan yang sulit. Sepanjang semua faktor-faktor determinan diperhatikan
maka akan diperoleh suatu hasil perencanaan yang baik.
Ketika merencanakan suatu rute kita akan dihadapkan pada dua kepentingan utama,
yaitu kepentingan pihak pengguna jasa (penumpang) dan kepentingan pengelola