BAB 1
PENGANTAR
PENDAHULUAN
Definisi
Konsep kinerja disini mencakup dua arti, yaitu efektifitas dan efisiensi.
Efektifitas meliputi penilaian terhadap hasil dari suatu sistem
pelayanan sedangkan efisiensi merupakan ukuran penilaian terhadap
cara atau alat untuk mencapai hasil tersebut. Ukuran efektifitas
digunakan untuk membandingkan hasil akhir dan dampak pelayanan
terhadap obyektif yang telah ditetapkan. Sedangkan ukuran efisiensi
digunakan untuk mengevaluasi suatu sistem dengan cara
membandingkan hasil dengan usaha yang dilakukan untuk
memperoleh hasil tersebut. Pada dasarnya, peningkatan efisiensi
dapat diartikan sebagai cara untuk meminimasi biaya ( cost )
1
obyek yang akan dievaluasi. Indikator umumnya berbentuk ratio
(angka perbandingan) yang terdiri dari angka-angka yang diperoleh
dari sistem informasi maupun data base, baik dari segi keuangan
(biaya, pendapatan) maupun dari segi operasional (jumlah perjalanan,
waktu tempuh)
3
Ratio pemilikan kendaraan
Modal split (penggunaan jenis moda)
Kapasitas jaringan jalan
Kebijakan parkir
Ratio jam sibuk
Sistem tarif
Peraturan ketenagakerjaan
Jarak antar perhentian bis
Jenis pelayanan
Kondisi geografi
Faktor sejarah
RANGKUMAN
BAB 2
KINERJA JARINGAN TRAYEK
PENGANTAR
5
Nisbah atau angka banding ini mengukur panjang jalan yang
dilalui pelayanan angkutan dengan luas (km2) daerah yang
dilayani. Tabel 1 berikut memperlihatkan nilai perbandingan
menurut rata-rata populasi penduduk.
Keterangan :
(*) : Jumlah penduduk dibagi luas areal kota
(**) : Panjang jalan yang dilalui trayek, bukan panjang
pelayanan
di mana :
pri : jumlah orang yang bepergian (permintaan) pada
rute i
ti : waktu perjalanan pada rute i
n : jumlah rute
m
∑ prj x tj
j=1
di mana :
n
∑ pri x Cti
i=1
di mana :
pri : jumlah orang yang bepergian (permintaan) pada
rute i
Cti : jumlah perpindahan pada rute i
n : jumlah rute
7
trayek tersebut
1) Total Keuntungan
2) Kemudahan Pengaturan :
Rute yang panjang kurang baik ditinjau dari segi
pengaturan operasi karena :
4.8 Indeks Ai
Ai = ∑ Nij
i AJ
dimana:
Ai = indeks kemudahan
Nij = frekuensi kendaraan pada trayek i yang menuju zona j pada
saat off peak
Aj = wilayah zona dalam km2
MODUL INDIKATOR KINERJA ANGKUTAN UMUM
5. RANGKUMAN
9
BAB 3
KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN
PENGANTAR
4.1 Aksesibilitas
4.3 Kenyamanan
11
penjambretan, penodongan, holiganisme, dan sebagainya.
4.6.1 Kebisingan
Pengaruh kebisingan yang diakibatkan oleh bis pada lalu lintas yang
komposisinya tidak terdapat kendaraan berat cukup besar jika
dibandingkan dengan yang terjadi pada lalu lintas yang komposisinya
10 % kendaraan berat. Jika kita menginginkan ketenangan lingkungan
pada suatu kawasan pemukiman, maka bis bukan jawaban untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dilihat dari aspek lingkungan.
4.6.2.Polusi Udara
Persediaan BBM dunia sudah menipis, dan jenis ini tidak dapat
didaur ulang. Perhatian dunia sekarang mengarah kepada penyediaan
alat angkutan yang mengkonsumsi BBM rendah atau menggantinga
dengan bahan bakar lainnya. Bis diketahui lebih efisien di dalam
penggunaan BBM diukur per penumpang-kilometernya.
4.8 KELEMBAGAAN
5. PARAMETER KINERJA
5.1.1 Frekuensi
13
Kinerja suatu trayek dari sudut pandang operator berkaitan
dengan kelangsungan hidup finansial. Ini akan merupakan suatu
fungsi dari dua faktor, yakni pendapatan dan biaya. Pada
umumnya ukuran kinerja finansial yang lazim dipergunakan ialah
operating ratio, yakni pendapatan operasi dibagi biaya
operasinya. Namun kriteria berikut ini juga dapat dipergunakan
pada tahap awal identifikasi permasalahan angkutan umum dari
segi operator.
1. Minimum Frekuensi
Rata-rata 3 - 6 kendaraan/jam, minimum 1,5 - 2 kendaraan/jam,
2. Waktu Tunggu
Rata-rata 5 - 10 menit, maksimum 10 - 20 menit
3. Tingkat Perpindahan
Rata-rata 0 - 1, maksimum 2
4. Waktu Perjalanan
Rata-rata 1 - 1,5 jam, maksimum 2 jam
F >20 >1000
Waktu Menunggu
Tingkat Pelayanan Waktu Menunggu (menit)
>8 9-12 13-20 >21
A 85-100% 90-100% 95-100% 89-100%
15
Headway dan Kepadatan Penduduk
Tingkat Kepadatan Penduduk/km2
Pelayanan
>4000 3000-4000
Headway (menit) Headway (menit)
Sibuk Tak Sibuk Tak Sibuk
Sibuk
A <2 <5 4 <9
B 2-4 15-19 5-9 10-14
C 5-9 10-14 10-14 15-19
D 10-14 15-20 15-19 20-29
E 15-20 21-30 20-30 30-60
F >20 >30 >30 >60
Kepadatan penumpang
Tingkat Pelayanan Kepadatan Penumpang
MODUL INDIKATOR KINERJA ANGKUTAN UMUM
D 7,5-12
E 12-20
F >20
6. RANGKUMAN
17
dipergunakan oleh beberapa negara, tetapi pada dasarnya adalah
mengukur tingkat kemudahan dan efisiensi para pengguna jasa, di
samping safety, kenyamanan, dsb.
MODUL INDIKATOR KINERJA ANGKUTAN UMUM
BAB 4
KINERJA PELAYANAN KEPENGUSAHAAN ANGKUTAN
UMUM
PENDAHULUAN
URAIAN MATERI
19
Table 1 memperlihatkan kategori kinerja serta sumber datanya.
Sedangkan Table 2 memperlihatkan indikator-indikator yang
diperlukan dalam perencanaan pelayanan angkuan umum
MODUL INDIKATOR KINERJA ANGKUTAN UMUM
Table 1
Performance Data Required Source of Date
category
1 2 3
21
1 2 3
employment/school within
specified
distance of route From special surveys
Other special indicators
23
Table 2
25
Table 3
xf
Maintenance worker per vehicle xf Maintenance
Cost of material / engineering employee x fb Productivity
Number of vehicle serviced per
engineering employee by type of work x fb
Number of vehicle cleaned per cleaner
Note on application
x indicates that the measure is useful in comparison between different operating divisions
f Indicates that the measure may very fairly rapidly and should be examined at frequent
intervals
y Indicate slow overall variation and examination at yearly intervals
s Indicates that seasonal variation is likely
b Indicate that comparison with budget, schedule or standard may be necessary
p Indicate that peak / off peak variation may of interest
27
Table 4
INDICATORS FOR COMPARISON OF DIFFERENT OPERATIONS
AND FOR MORE GLOBAL ASSESSMENT
Indicators of effectiveness
Revenue Revenue ./ cost ration : for particular services
where appropriate
Fare trend realtive to prices
29
RANGKUMAN
6. DAFTAR PUSTAKA