Anda di halaman 1dari 11

EKONOMI

TRANSPORTASI
M13P12 Konsep Tarif
Pengantar
Modul pada minggu ke-13 pertemuan ke-12 ini, mempelajari
terkait dengan konsep penentuan tarif. Substansi materinya
terkait dengan materi yang sudah diberikan pada pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan ini, mahasiswa diharapkan
mampu memahami konsep penentuan tarif. Adapun
substansi materinya adalah sebagai berikut:
1. Pengertian dan tujuan penetapan tarif;
2. Pendekatan penetapan tarif;
3. Struktur dan besaran tarif;
4. Kebijaksanaan Penentuan Tarif.
z § Tarif merupakan nilai jasa yang harus dibayar oleh
pemakai jasa atas pelayanan yang diberikan oleh
penyedia jasa.
§ Tujuan lain dalam menentukan nilai tarif adalah:
1) mempertahankan citra publik dalam hal
Pengertian dan memberikan kesan baik bagi masyarakat
khususnya pengguna jasa angkutan umum;
Tujuan 2) mempertahankan stabilitas harga dari biaya
Penetapan Tarif produksi lain;
3) mencari fasilitas dan keuntungan jangka
pendek.
4) Hal dasar yang harus diperhatikan adalah
menutup semua biaya dan mencari
keuntungan yang layak.
3 (tiga) pihak yang saling berkepentingan, yaitu:

1. User atau masyarakat pemakai jasa transportasi dapat


menentukan kapan, kemana, bagaimana melakukan perjalanan
atau tidak;
2. Operator atau pengelola/pemilik sarana transportasi dapat
memutuskan pelayanan yang disediakan, macam dan jumlah
kendaraan maupun fasilitas fisik lainnya; dan
3. Regulator atau pihak pemerintah sebagai pengatur dapat
memutuskan kebijaksanaan mengenai pajak, subsidi, persyaratan
fasilitas, peraturan-peraturan serta dapat menganjurkan dan/atau
membatasi keputusan user atau operator.
Pendekatan Penetapan Tarif
A. Pendekatan Penyedia Jasa (Operator):
1) Tarif didasarkan atas biaya-biaya yang dikeluarkan dalam arti dapat menutup seluruh
biaya untuk memproduksi jasa angkutan dan memperoleh kelebihan berupa keuntungan
(profit).
2) Tarif seharusnya dapat memberikan pendapatan yang layak bagi penyedia jasa, sehingga
usaha pembiayaan pemeliharaan sarana dan prasarna dapat dipenuhi dan pengembalian
investasi dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak relatif lama.
3) Untuk investasi yang besar dimana tingkat pengembalian biaya cukup lama, maka
diharapkan dalam jangka panjang tarif harus lebih tinggi dari biaya marginal.
4) Tarif diharapkan dapat menumbuhkan alokasi modal yang rasional bagi pembangunan
dan pengembangan usaha transportasi khususnya serta mendorong tercapainya
pemerataan pembangunan.
5) Penyusunan struktur penyediaan jasa yang efisien dan dapat dikembangkan kearah
produktivitas setiap jenis jasa yang diperlukan, maka jasa perhubungan dapat
dikelompokkan pada setiap pelayanan, sehingga pengklasifikasian tarif yang sesuai
dengan jasa tersebut juga dapat disusun.
Pendekatan Penetapan Tarif
B. Pendekatan Pemakai Jasa (User):
1) Tarif harus rasional, diberlakukan secara umum layak dan adil serta
tidak diskriminatif dalam pengklasifikasiannya.
2) Tarif diharapkan dapat merangsang peningkatan kegiatan dunia
usaha dan dapat mendorong pertumbuhan produksi secara
menyeluruh.
3) Tarif diharapkan dapat terjangkau oleh daya beli pemakai jasa.
4) Tarif diharapkan dapat membantu pengembangan integritas sosial
masyarakat, khususnya bagi angkutan penumpang.
5) Tarif harus dapat mendorong dan mengembangkan distribusi
pemasaran yang luas.
6) Tarif sebagai unsur biaya pada kalkulasi harga pokok barang
diharapkan dapat ditekan pangsanya sekecil mungkin.
Pendekatan Penetapan Tarif
C. Pendekatan Pemerintah (Regulator):
1) Menjaga keseimbangan antara kepentingan pemakai jasa dengan
penyedia jasa.
2) Menunjang usaha-usaha untuk tercapainya kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3) Memperhatikan dan melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan
pertumbuhan, penyebaran dan struktur kependudukan.
4) Mengendalikan tarif yang dapat menjamin dan mendorong
penggunaan sumber daya secara maksimal.
5) Mengembangkan dan mendorong sarana dengan memperhatikan
perkembangan teknologi dalam bentuk konservasi dan diversifikasi
energi.
6) Tercapainya keadaan “optimum allocation resources” dengan
memperhatikan kriteria efisiensi maupun kriteria pemerataan dalam
pembangunan.
7) Menjaga tingkat pelayanan (level of service) dalam rangka peningkatan
kinerja pelayanan jasa transportasi.
Tarif (Rp)

Struktur Tarif Tarif Seragam (Flat)

• Tarif Seragam: Tarif datar adalah konstan terlepas dari jarak yang ditempuh
penumpang pada satu kendaraan atau di seluruh jaringan transit. Tarif ini
lebih mudah bagi penumpang untuk mengerti dan menggunakan. Namun
kerugian dari penetapan tarif datar adalah bahwa tarif tersebut tidak Jarak (Km)
mencerminkan jumlah layanan yang diterima pengguna. Seperti penumpang Tarif (Rp)
yang bepergian dengan tiga blok jalan membayar jumlah yang sama dengan
penumpang yang bepergian 8 atau 10 km.

Tarif Kilometer
• Tarif Berdasarkan Jarak:
1) Tarif Kilometer: tarif didasarkan pada besar jarak yang ditempuh.
2) Tarif Bertahap: tarif didasarkan pada jarak dengan membagi klas
jaraknya.
3) Tarif Zona: Metode ini adalah dengan membagi kota atau daerah Jarak (Km)
perkotaan menjadi zona tarif. Satu tarif berlaku untuk perjalanan
penumpang yang sepenuhnya dalam satu zona, tarif lebih tinggi akan Tarif (Rp)
berlaku untuk penumpang yang berpindah dari satu zona ke zona
lainnya, bahkan dapat lebih tinggi lagi jika penumpang melakukan Tarif Bertahap
perjalanan yang melintasi dua batas zona tarif. Keuntungan utama
dari struktur tarif zona adalah bahwa disediakan tarif dasar yang
seragam untuk wilayah geografis kecil tertentu, serta jumlah tarif
yang lebih tinggi untuk perjalanan yang lebih lama. Hal ini membuat
tarif menjadi lebih adil dan dapat diterima oleh pengguna.

Jarak (Km)
Besaran Tarif
• Biaya Pokok Produksi (BPP):
Total BOK per tahun
BPP = Total Produksi Pelayanan per tahun

• BOK (biaya Operasi Kendaraa):


1) Biaya Tetap
2) Biaya Tidak Tetap (Variabel)

• Produksi Pelayanan Angkutan Umum Penumpang/Faktor muat penumpang faktor muat


adalah perhitungan dari nilai kegunaan dari kapasitas muatan yang tersedia dari moda
transportasi. Ini berguna untuk mengetahui rata-rata okupansi pada berbagai macam
rute perjalanan dari pesawat terbang, kereta api atau bus.
1) Seat Kilometer (tempat duduk kilometer): dihitung dengan mengalikan kapasitas kendaraan
(jumlah tempat duduk) dengan panjang rute dan jumlah trip yang diamati.
2) Penumpang Kilometer: dihitung dengan cara mengalikan jumlah penumpang pada tiap
ruas/segmen jalan dengan panjang ruasnya/segmennya.
3) Penumpang Trip: jumlah penumpang yang menggunakan pelayanan angkutan untuk setiap trip-
nya.

• ATP/WTP
Kebijaksanaan Penentuan Tarif
Menurut Siregar (2012), terdapat 3 pendekatan dalam melaksanakan kebijaksanaan penentuan
tarif angkutan, yaitu berdasarkan biaya operasi, berdasarkan nilai jasa transportasi, dan
berdasarkan prinsip what the traffic will bear.
A. Tarif Berdasarkan Biaya Operasi (Cost of Service pricing)
Beberapa prinsip perhitungan tarif yang dapat dipilih sesuai pendekatan
• berdasarkan biaya operasi adalah sebagai berikut.
• Prinsip biaya marjinal (marginal cost principle). Menurut prinsip ini, tarif
• akan memberikan keuntungan maksimum kepada perusahaan apabila biaya marjinal
sama dengan penerimaan marjinal. Biaya marjinal dan penerimaan marjinal adalah biaya
dan penerimaan dari 1 jasa tambahan yang dihasilkan.
• Prinsip biaya rerata (average cost prinsiple). Tarif yang didasarkan pada biaya operasi
satuan rerata dihitung dengan membagi seluruh biaya operasi dengan seluruh jasa
transportasi yang dihasilkan.
• Prinsip incremental out of pocket cost. Pada prinsip ini, yang dijadikan dasar tarif adalah
batas dimana tarif tidak dapat ditekan lebih rendah lagi.
Kebijaksanaan Penentuan Tarif
B. Tarif Berdasarkan Nilai Jasa Transportasi (Value of Service Pricing)
Tinggi rendahnya tarif ditentukan oleh nilai yang diberikan pemakai
jasa. Jika pemakai jasa memberi nilai yang tinggi atas jasa transportasi
maka tingkat tarif yang ditetapkan dapat tinggi, dan begitu pula
sebaliknya. Tingkat tinggi rendahya nilai itu dapat diketahui dari
tingkat elastisitas permintaan jasa transportasi tersebut. Tingkat
elastisitas yang rendah menunjukkan pemakai jasa dapat menerima
tingkat tarif yang tinggi, dan begitu pula sebaliknya.
C. What The Traffic Will Bear
Prinsip ini menggunakan tingkat tarif yang berada antara batas
maksimum dan minimum. Pembentukan tarif berdasarkan prinsip ini
adalah mengenakan tarif atas barang atau kelompok barang tertentu
yang dapat memberikan penerimaan terbesar untuk menutupi biaya
tetap perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai