Anda di halaman 1dari 21

Kuliah 10

TEKNIK EVALUASI PERENCANAAN


 Evaluasi dari berbagai alternatif, akan menjadi lebih
mudah jika dasar semua pembanding berbentuk suatu
kriteria tunggal. Contoh dalam membeli rumah hanya
mempertimbangkan kriteria harga.

 Tidak semua masalah dapat dipecahkan dalam


keterbatasan ini. Masalah yang bersar/persoalan yang
rumit umumnya memasukkan unsur pertimbangan
selain kriteria harga dalam membeli rumah misalnya
lokasi, sarana dan prasarana pendukung dsb . Masalah
semacam ini yang biasa disebut sebagai masalah
keputusan yang kompleks akan melibatkan kriteria
lebih dari satu atau majemuk.

 Dan ini merupakan pencerminan dari pencapaian tujuan


yang majemuk pula atau yang bentuknya kurang
eksplisit.
Dalam analisis formal bagi persoalan keputusan yang
kompleks, tahap yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pengungkapan tujuan berkenaan dengan apa yang
ingin dicapai oleh pengambil keputusan.
2. Identifikasi kriteria yang dapat digunakan sebagai alat
untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan.

Kenyataannya, sangat sulit dengan mudah menentukan


tujuan dan kriteria ini. Pengungkapan tujuan dan kriteria
merupakan pekerjaan yang menuntut kreatifitas. Karena
itu dirasakan sulit untuk dapat membuat suatu aturan atau
prosedur yang tertentu untuk menetapkan tujuan dan
kriteria.
 Dominasi

 Leksikographi

 Tingkat Aspirasi

 Prosedur Trade Off


 Alternatif a disebut mendominasi alternatif b jika dan hanya
jika X i (a) > X i (b) untuk setiap i = 1, 2, 3, ….. n. Sedangkan
paling sedikit satu X i (a)> X i (b)

Alternatif B adalah mempunyai nilai terbaik untuk setiap kriteria :


biaya terendah, jarak terdekat dan luas area yang sama dengan A
tetapi lebih dari C.
 Jika tidak ada alternatif yang mendominasi alternatif lainnya,
maka : alternatif a akan lebih disukai dari pada alternatif b
jika :
1. X i (a) > X i (b), atau
2. X i (a) = X i (b), i = 1,2,……k; dan X k+1 (a) > X k+1 (b)
untuk beberapa k = 1,2,…., n-1

Pertama bandingkan A, B, C untuk kriteria biaya (1); alternatif B dan


C sama baiknya. Untuk memilih B dan C, gunakan kriteria jarak (2);
alternatif B mempunyai jarak dekat, maka alternatif B yang dipilih.
 Pemilihan dari beberapa alternatif, dapat pula ditentukan
tingkat aspirasi yang harus dicapai oleh alternatif tersebut.
Sebagai contoh seperti persoalan tersebut di atas (tabel 2),
tingkat aspirasi yang perlu dicapai :
1. Biaya maksimum Rp. 150 juta
2. Jarak maksimum 12 Km
3. Luas minimum 1.000 Km2

Berdasarkan tingkat aspirasi di atas, alternatif yang dipilih adalah


alternatif B yang memenuhi (alternatif b semua aspirasi dipenuhi,
sedangkan alternatif A hanya memenuhi 2 aspirasi, alternatif
C memenuhi 2 aspirasi).
 Dari contoh-contoh di atas, tidak mudah untuk
melakukan proses pemilihan jika terdapat beberapa
kriteria penilaian, meskipun dalam penilaian tersebut
tidak terdapat unsur ketidakpastian. Kesulitan tersebut
karena antar kriteria sifatnya saling bertentangan.

 Misal kita ingin kualitas yang baik dan biaya murah. Hal
ini kontrakdiksi karena pada kenyataannya kualitas
yang baik biasanya biayanya mahal atau sebaliknya. Jadi
persoalannya adalah seberapa jauh kita bersedia
melakukan pertukaran antara mutu dan biaya (tradeoff).
 Pada contoh tabel 2 misalkan kita hanya menghasilkan 2 (dua) kriteria, yaitu
biaya dan jarak. Kita dapat menanyakan berapakah kita bersedia membayar
lebih untuk memperoleh lokasi dengan jarak yang lebih kecil?

 Alternatif A : (biaya = 200; jarak = 10 km)


Alternatif B : (biaya = 150; jarak = 12 km)
Untuk menentukan mana alternatif terbaik, kita perlu mengetahui bagaimana
pertukaran nilai antar kedua kriteria tersebut.

 Misal untuk alternatif B, berapakah kita bersedia membayar lebih untuk


memperoleh lokasi yang lebih dekat dari 12 Km menjadi 10 Km? Jika kita
memutuskan bersedia menambah Rp 30 juta maka :
Alternatif B : biaya 150; jarak 12 Km
Alternatif B1 : biaya (150 + 30), jarak 10 Km.

 Kesimpulan :
Alternatif B1 : (biaya 180, jarak 10) > alternatif A : (biaya 200, jarak 10). Jadi
alternatif B lebih baik dari pada alternatif A.
 Bila kriteria penilaiannya lebih dari dua, maka prosedur pertukaran harus
dilakukan secara bertahap, sepasang demi sepasang. Contoh :
Alternatif A : biaya 200, jarak 10 km, luas 2.000 m2
Alternatif B : biaya 150, jarak 12 km, luas 1.600 m2.

 Bila hasil proses pertukaran seperti contoh di atas untuk kondisi luas tanah
1.600 m2, maka :
Alternatih B : (150; 12; 1.600) ~ Alternatif B1 : (180; 10; 1.600)

 Kita perlu menjajaki berapa kita bersedia membayar tanah lebih luas dari
1.600 menjadi 2.000? Jika kita memutuskan bersedia membayar sebesar Rp.
25 juta maka :
Alternatif B1 : (180; 10; 1.600) ~ Alternatif B2 : (205; 10; 2.000). Kini
alternatif B2 dapat diperbandingkan dengan alternatif A.

 Alternatif A : (200; 10; 2.000) > Alternatif B : (205; 10; 2.000) berdasarkan
hal ini kita dapat mengambil kesimpulan Alternatif A > Alternatif B.
 DEFINISI/PENGERTIAN AHP (MENURUT THOMAS L. SAATY):
pengabstraksian struktur dari suatu sistem untuk mempelajari hubungan
fungsional antar komponen dan akibatnya pada sistem secara keseluruhan

 KEGUNAAN AHP :
merupakan salah satu metoda pengambilan keputusan untuk memilih
alternatif terbaik terhadap beberapa kriteria yang digunakan.

 PRINSIP AHP :
• Decompositon
(membuat pohon hirarki/memecah persoalan menjadi unsur-unsur
pembentuknya. faktor yang belum jelas/umum diuraikan menjadi beberapa
kriteria. kriteria diuraikan menjadi beberapa sub kriteria. sub kriteria
diuraikan lagi menjadi beberapa sub sub kriteria. dan seterusnya
• Comparative Judgement
(penilaian tingkat kepentingan relatif antara dua unsur yang berada dalam
satu hirarki) akan diberi nilai antara 1-9
• Synthesis of Priority
• Logical Consistency
TABEL DECOMPOSITION (CONTOH KASUS MEMILIH RUMAH)

FAKTOR KRITERIA SUB KRITERIA


HARGA HARGA BANGUNAN
HARGA LAHAN
LOKASI JARAK DARI PUSAT
TINGKAT AKSESIBILITAS ANGKUTAN UMUM
KONDISI JALAN
RAWAN BENCANA
KONDISI RUMAH TYPE RUMAH
LUAS LAHAN
KETERSEDIAAN FASILITAS SOSIAL SEKOLAH
FASILITAS PERIBADATAN
KESEHATAN
FASILITAS UMUM PEREKONOMIAN
RUANG TERBUKA
PRASARANA PENDUKUNG AIR BERSIH
LISTRIK
TELEPON
FAKTOR DEFINSI/PENGERTIAN
HARGA
LOKASI
KONDISI RUMAH
KETERSEDIAAN
FASILITAS
PRASARANA
PENDUKUNG
 Handout Teknik Evaluasi Perencanaan
 Buku Konsep Evaluasi Perencanaan
 Public Policy Analysis, William Dunn
 Teknik Analisis Kelayakan Proyek (SBCA, NPV, IRR)
 AHP : Thomas L. Saaty
 SWOT : Analisis Keputusan Strategis
 Analisis Kualitatif : Delphi
 Pedoman Evaluasi Formal RTRW
BERIKAN CONTOH PENERAPAN AHP
DALAM PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

-Gambaran Umum Kasus ….


- Gambar Dekomposisi

- Tabel Dekomposisi

- Comparative Judgment

- Definisi Kriteria/Sub Kriteria

-Cantumkan referensi tugas

Anda mungkin juga menyukai