Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

REVIEW JURNAL

Disusun Oleh:

Nazila Alvi Ramadhani (1713422011)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Rida Prihatni, S.E., M.Si

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
REVIEW JURNAL
Judul : Analisis Kebijakan Struktur Tarif & Pengaruh Terhadap Besaran Subsidi

Penulis : Mira Lestari, Idwan Santoso, & Sony Sulaksono Wibowo

Jurnal : Manajemen Aset Infastruktur & Fasilitas

Vol/Hal : 4 (e) ISSN 2615-1847 (p) ISSN 2615-1839

Tahun : Juli 2020

Isi : PT Transjakarta bertanggung jawab menyediakan layanan transportasi umum


Transjakarta di Provinsi DKI Jakarta.& bertindak sebagai perpanjangan tangan
Pemerintah. dimana PT Transjatarta tidak memperoleh keuntungan karena
intervensi pemerintah yang berarti berkurangnya pendapatan, pemerintah juga
memberikan subsidi. Subsidi yang diberikan merupakan selisih antara biaya
produk yang dikeluarkan dengan total pendapatan, sedangkan total pendapatan
dipengaruhi oleh jumlah penumpang dan tarif. Gambaran umum:
1.) tarif zona yaitu membagi suatu kota menjadi beberapa zona
2.) tarif seragam adalah tarif tetap terlepas dari perjalanan jarak pemumpang
3.) tarif bertahap adalah tarif yang berubah-ubah sesuai tempat ya di lalui

Metode Penelitian : Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif

Hasil Penelitian : A. Analisis biaya produksi Rp 529.637.182/hari dengan menggunakan sistem


cost recovery. Besaran subsidi = selisih pendapatan - biaya produksi +
keuntungan operator (10% dari operasional) Subsidi= Rp 582.600.901/hari
B. Analisis karakteristik perjalanan penumpang (TJ) Menggunakan MAT Jarak
berdasarkan tapping 1 hari mempunyai jarak rata-rata 10,93 km. Penerapan
struktur tarif flat menguntungkan jika jarak tempuh <13,704 km. Menghasilkan
pendapatan lebih besar 45,58%.
C. Evaluasi & Pemilihan Alternatif Kebijakan Struktur Tarif
Jika tarif menggunakan tarif berdasarkan jarak awal 3.500, penyesuaian tarif Rp.
135/km). Jika menggunakan tarif bertahap awal Rp 3.500 untuk 15km pertama.
Jika menggunakan keduanya maka tarif bertahap Rp 3.500 untuk 15km pertama,
tarif penyesuaian Rp 1.500 per 10 km setelahnya.

Keunggulan : Penghitungan subsidi cermat, mencakup selisih pendapatan, biaya produksi,


dan keuntungan operator memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang
dukungan pemerintah dan dampaknya pada keuangan perusahaan.
Melibatkan MAT Jarak memberikan wawasan tentang pola perjalanan
penumpang, yang dapat membantu dalam mengoptimalkan struktur tarif.

Kelemahan : Analisis fokus pada aspek keuangan dan tarif tanpa mempertimbangkan dampak
lingkungan atau sumber daya yang digunakan dalam operasi Transjakarta.
Meskipun memberikan beberapa alternatif kebijakan tarif, analisis tampaknya
lebih terfokus pada struktur tarif daripada mempertimbangkan inovasi atau
solusi lain yang dapat meningkatkan efisiensi operasional atau menarik lebih
banyak penumpang.
REVIEW JURNAL

Judul : Analisis Penetapan Tarif Layanan Bus Kota Berdasarkan Marginal Cost Pricing

Penulis : Dewi Prastiwi & Dhiah Fitrayati

Jurnal : Akuntansi

Vol/Hal : e-ISSN: 2502-6380

Tahun : 2013

Isi : Tarif merupakan peran serta masyarakat dalam mendukung pembiayaan jasa
transportasi. Penerapan tarif angkutan yang terdapat dalam peraturan daerah
saat ini mengarah pada pendekatan Incrementalism, metode ini sudah umum
digunakan dalam proses penetapan tarif pelayanan publik. Tarif ditentukan
dengan menambah/mengurangi jumlah rupiah. Salah satu tugas utama
pemerintah adalah memberikan pelayanan publik. Sumber penyelenggaraan
pelayanan publik ada dua: (1) pajak (2) pungutan langsung kepada masyarakat
sebagai konsumen masyarakat. Jika pelayanan publik menggunakan pajak,
maka semua wajib pajak harus membayar tanpa memandang apakah mereka
menikmatinya secara langsung. Apabila pelayanan publik dibayar melalui
pungutan langsung, maka yang membayar hanyalah mereka yang
memanfaatkan pelayanan publik tersebut.

Metode Penelitian : Penelitian Kualitatif Deskriptif

Hasil Penelitian : Berdasarkan harga pokok Angkutan ditambah margin tertentu. Harga pokok
angkutan dihitung dengan mengalikan total biaya dengan load faktor. Semakin
besar load faktornya, semakin kecil angka totalnya biayanya, dan semakin
maksimal pula pelayanan yang didapat dengan minimal. Pelayanan publik
menggunakan pajak, sehingga setiap wajib pajak harus mengeluarkan biaya
yang besar. Variasi biaya total dengan jumlah pendapatan kondisi ini sangat
bertolak belakang dengan marginal cost pricing, dimana setiap tambahan biaya
yang dikeluarkan harus diimbangi dengan manfaat sosial. Dalam ini, penentuan
tarif jasa angkutan kota berdasarkan konsep marginal cost pricing harus
dibedakan tarif antara yang memperoleh layanan maksimal dengan minimal

Keunggulan : Analisis mengidentifikasi dua sumber penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu


pajak dan pungutan langsung. Pilihan ini memberikan fleksibilitas kepada
pemerintah dalam memilih model pembiayaan yang sesuai dengan kebijakan
dan kebutuhan masyarakat.

Kelemahan : Terdapat ketidaksesuaian antara variasi biaya total dengan jumlah pendapatan,
yang bertentangan dengan prinsip marginal cost pricing. Hal ini dapat
menimbulkan ketidaksetaraan dalam kontribusi masyarakat terhadap pelayanan
yang diterima.

Anda mungkin juga menyukai