DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
1. RIO ASTRAWAN
2. MUHAMMAD RISKI
3. NURFITRIANI ANNISA DUNDA
4. TRYCE ERYANI HERMAN
5. PUTRI ARUMDANI
6. SABRI
7. WALIYUDDIN MUHAMMAD P
8. RIFKY ALAMSYAH
9. MUH ALDONIO
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga Makalah dengan judul " Biaya Tarif Angkutan Dan Pembentukan
Harga” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam salah satu
mata kuliah. Selain itu, pembuatan laporan ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin
masih banyak kekurangan dalam Makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan
Makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angkutan merupakan salah satu sektor yang sangat vital dalam
mendukung kelancaran aktivitas ekonomi suatu negara. Keberlanjutan
angkutan sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk infrastruktur,
armada, dan tentu saja, biaya tarif angkutan. Biaya tarif angkutan menjadi salah
satu elemen kunci yang mempengaruhi keberlanjutan dan efisiensi sistem
angkutan, baik dari perspektif penyedia jasa angkutan maupun pengguna
layanan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Bagaimana konsep konsep biaya angkutan?
2. Bagaimana struktur biaya angkutan?
3. Bagaimana penetapan harga biaya angkutan?
4. Bagaimana kategori tarif biaya angkutan?
5. Bagaimana penetapan tarif angkutan?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah
1. Dapat mengetahui konsep biaya angkutan
2. Dapat mengetahui struktur biaya angkutan
3. Dapat mengetahui penetapan harga biaya angkutan
4. Dapat mengetahui kategori tarif biaya angkutan
5. Dapat mengetahui penetapan tarif angkutan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan suku cadang serta biaya reparasi moda angkutan.
5. Biaya Gabungan (Joint Cost)
Yaitu biaya yang digunakan untuk mengoperasikan alat-alat angkutan
yang terdiri dari biaya angkutan barang dan biaya penumpang.
6. Biaya Langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang diperhitungkan dalam produksi jasa-
jasa angkutan, misalnya untuk gaji awak pesawat, biaya pendaratan, dan
biaya bahan bakar. Sedangkan untuk biaya tidak langsung adalah biaya
yang dikelurkan dalam penerbangan yang terdiri dari biaya harga,
peralatan reparasi, worshop, akauntansi dan niaya kantor/umum.
7. Biaya unit (Unit Cost) dan biaya Rata-Rata (Average Cost)
Biaya unit adalah biaya yang jumlah total dibagi dengan unit jasa produk
yang dihasilkan. Sedangkan untuk biaya rata-rata adalah biaya toal yang
dibagi dengan jumlah produk/jasa yang dihasilkan.
8. Biaya Pelayanan (Cost of Service)
Adalah biaya yang digunakan untuk penentuan tarif.
9. Biaya Angkutan
Adalah faktor yang menentukan dalam angkutan untuk penetapan tarif dan
alat kontrol agar dalam pengoperasian dapat dicapai secara efektif dan
efisien
B. Struktur Biaya
Struktur biaya suatu perusahaan jasa angkutan tergantung dari kapasitas
angkutan dan kecepatan alat angkutan yang digunakan, serta penyesuian
terhadap besar arus angkutan yang berlaku,termasuk manajemen perusahaan
untuk mengatur jalannya penggunaan kapasitas angkutan. Jumlah biaya jasa
angkutan tergantung dari :
1. Jarak dalam ton-kilometer
2. Tingkat penggunaan kapasitas angkutan dalam ukuran waktu
3. Sifat khusus dari muatan
4
C. Penetapan Harga
H= f (B.J.K.M)
Jenis alat
H B J K M
Angkutan
1.Truk h1 Kecil Dekat/jauh Sedang Variant
2.Kereta Api h2 Besat Jauh/dekat Sedang Variant
3.Kapal Laut h3 Besar Jauh/dekat Lambat Variant
4.Pesawat h4 Kecil Jauh Cepat Variant
Terbang
Sehingga dalam menentukan harga-harga jasa angkutan, dikenal titik
maksimum dan minimum.
5
1. Menyangkut maksimum dan minimum dari harga jasa-jasa
satu trip dan ongkos satu kali jalan untuk satu trip angkutan.
laut
Dari data (1) dan (2) terlihat bahwa harga jasa angkutan dalam satu
jenis alat angkutan dan harga jasa angkutan pada perbandingan beberapa
400.000 400.000
=
10𝑥400𝑥10 40.000
6
ditempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut muatan
tesebut.
Variasi Jumlah M J K H
biaya Jumlah yang Waktu yang
Jumlah Harga per
muatan ditempuh dalam dibutuhkan dalam ton km
dalam ton km jam perjam
1. 250.000 5 500 10 10,00
2. 250.000 4 500 10 12,50
3. 250.000 5 250 10 20,00
4. 250.000 5 500 8 12,50
5. 250.000 5 625 10 8,00
7
1. Tarif menurut kelas (class rate), berlaku khusus untuk muatan dan
penumpang.
2. Tarif pengecualian, merupakan tarif yang lebih rendah dari class rate.
3. Tarif perjanjian/kontrak, berlaku untuk anglutan jalan raya dan angkutan
laut, dan juga berlaku untuk moda angkutan lainnya (angkutan udara untuk
pipa).
8
Cara penentuan tarif angkutan pada konsumen adalah biaya per ton
km per jam ditambah denganm profit marjin sesuai dengan keadaan pasar
jasa-jasa angkutan yang tersedia. Untuk menghindari kerugian akibat
trayek yang tidak menguntungkan, yaitu dengan cara produsen jasa
angkutan harus menaikan harga per ton km per jam bagi keseluruhan jarak
diharapkan. Berhasil tidaknya usaha menaikan harga jasa angkutan per ton
km per jam ini tergantung dari elastisitas permintaan akan jasa-jasa
angkutan yang dihadapi dan kemungkinan adanya substitusi alat angkutan
lain yang menjadi saingan. Intinya bahwa dasar untuk menaikan tarif jasa
angkutan yang dibutuhkan itu tidak ada.
Tarif jasa angkutan reguler dibedakan menurut jumlah muatan jarak
yang ditempuh dan jenis muatan. Dalam menentukan tarif angkutan, waktu
yang dibutuhkan untuk menempuh trayek yang bersangkutan memainkan
peranan yang menentukan.
2. Tarif Angkutan Non Reguler (Non Reguler Service)
Dalam perhitungan dan tarif jasa angkutan reguler, pada posisi
monopoli merupakan pedoman bagi pengusaha angkutan. Tarif jasa non
reguler didasarkan pada penghitungan biaya kapasitas angkutan tertentu,
perhitungan ini tidak ada jadwal untuk memproduksi jasa-jasa angkutan
yang dibutuhkan oleh konsumen, sebagai konsekuensi pengusaha tidak
memiliki posisi monopoli.
Angkutan jasa non oreguler dapat dijual dengan borongan menurut
kapasitas yang tersedia atau alat angkutan yang disewakan untuk waktu
tertentu. Tarif angkutan yang berlaku tetap, tidak ada sewaktu-waktu naik
turun dipengaruhi oleh keadaan. Sehingga pedoman menentukan tarif jasa
angkutan berdasarkan pada kalkulasi biaya dan hasil pendapatan yang
diperoleh.
9
G. Tarif Angkutan
Dalam perjanjian diatur hrga jasa dan hak serta tanggung jawab
perusahaan angkutan dan pemakai jasa angkutan. Harga jasa angkutan melalui
lebih mudah ditetapkan karena sifat berlakunya yang terbatas. Sebaliknya
penentuan harga jasa angkutan dengan sistem tarif lebih sulit, karena tarif
berlaku untuk ribuan jenis barang, ke berbagai pengiriman dan melibatkan
10
banyak perusahaan angkutan di mana jenis dan keadaannya berbeda-beda.
Tarif ditetapkan berdasarkan biaya operasi satuan (unit cost) dari jasa
angkutan. Untuk mengetahui operasi satuan ini banyak jenis biaya yang terjadi
dalam menghasilkan jasa angkutan tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Dian Sandi. 2001. Analisis Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya
Operasi Kendaraan dan Daya Beli Penumpang di Surakarta. FT UNS.
Surakarta Google Maps. 2019. Terminal Jombor, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.96. 2016. Tarif Angkutan
Bus Perkotaan Trans Jogja, Tarif Datar Angkutan Perkotaan, Tarif Batas
Atas dan Batas Bawah Angkutan Kota Dalam Provinsi dan Angkutan Taksi.
Yogyakarta.
Keputusan Gubernur DIY no 19. 2015. Penetapan Besaran Biaya Operasional
Kendaraan Bus Trans Jogja. Yogyakarta.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. KM. 89. 2002. Mekanisme
Penetaoan Tarif dan Formula Perhitungan Biaya Pokok Angkutan
Penumpang dengan Mobil Bus Antar Kota Kelas Ekonomi. Jakarta.
Moovitapp. 2018. KOR. 5A bis Rute Jadwal dan Pemberhentian
(https://moovitapp.com. Diakses 26 Juli 2019). Pudjianto, Bambang. 2002,
Bahan Kuliah Sistem Angkutan Umum dan Barang. Semarang : UNDIP.
Rosyidah, Marhamah. 2017. Analisis Potensi Demand, Abillity to Pay (ATP) dan
Willingness to Pay (WTP) BST Koridor 1 dengan Adanya Sistem Contra
Flow di Jalan Brigjen Slamet Riyadi Pada Instansi Pemerintah. UNS.
Surakarta
Steenbrink, P.A. 1974. Optimized of Transport Networks. London. Sugeng,
Risdiyanto. 2016. Kinerja Teknis dan Analisis ATP WTP Trans Jogja.
Universitas Janabadra. Yogyakarta.
13