Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIAYA TARIF ANGKUTAN DAN PEMBENTUKAN HARGA

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
1. RIO ASTRAWAN
2. MUHAMMAD RISKI
3. NURFITRIANI ANNISA DUNDA
4. TRYCE ERYANI HERMAN
5. PUTRI ARUMDANI
6. SABRI
7. WALIYUDDIN MUHAMMAD P
8. RIFKY ALAMSYAH
9. MUH ALDONIO

JURUSAN EKONOMI PEMABNGUNAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
TAHUN PEMBELAJARAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga Makalah dengan judul " Biaya Tarif Angkutan Dan Pembentukan
Harga” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam salah satu
mata kuliah. Selain itu, pembuatan laporan ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin
masih banyak kekurangan dalam Makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan
Makalah ini.

Sabtu, 2 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

C. Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Konsep Biaya Angkutan .............................................................................. 3

B. Struktur Biaya ............................................................................................. 4

C. Penetapan Harga .......................................................................................... 5

D. Menghitung Harga Jasa Angkutan .............................................................. 5

E. Kategori Tarif Angkutan ............................................................................. 7

F. Lanjutan Biaya dan Tarif Angkutan ............................................................ 8

G. Tarif Angkutan .......................................................................................... 10

BAB III ................................................................................................................. 12

PENUTUP ............................................................................................................. 12

A. Kesimpulan................................................................................................ 12

B. Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angkutan merupakan salah satu sektor yang sangat vital dalam
mendukung kelancaran aktivitas ekonomi suatu negara. Keberlanjutan
angkutan sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk infrastruktur,
armada, dan tentu saja, biaya tarif angkutan. Biaya tarif angkutan menjadi salah
satu elemen kunci yang mempengaruhi keberlanjutan dan efisiensi sistem
angkutan, baik dari perspektif penyedia jasa angkutan maupun pengguna
layanan tersebut.

Dalam konteks biaya tarif angkutan, perlu dipahami bahwa biaya


tersebut tidak hanya mencakup aspek operasional semata, melainkan juga
faktor-faktor lain seperti investasi dalam infrastruktur, pemeliharaan armada,
dan regulasi pemerintah. Pembentukan harga dalam industri angkutan
melibatkan serangkaian pertimbangan kompleks yang mencakup berbagai
variabel, termasuk jarak tempuh, jenis barang atau layanan, serta kebijakan
pemerintah terkait perpajakan dan regulasi angkutan.

Selain itu, biaya tarif angkutan juga memiliki dampak langsung


terhadap kehidupan masyarakat. Kenaikan tarif angkutan dapat berdampak
pada inflasi dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya
keseimbangan yang baik antara kebutuhan penyedia jasa angkutan untuk
mengcover biaya operasional dan investasi dengan ketersediaan layanan yang
terjangkau bagi masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Bagaimana konsep konsep biaya angkutan?
2. Bagaimana struktur biaya angkutan?
3. Bagaimana penetapan harga biaya angkutan?
4. Bagaimana kategori tarif biaya angkutan?
5. Bagaimana penetapan tarif angkutan?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah
1. Dapat mengetahui konsep biaya angkutan
2. Dapat mengetahui struktur biaya angkutan
3. Dapat mengetahui penetapan harga biaya angkutan
4. Dapat mengetahui kategori tarif biaya angkutan
5. Dapat mengetahui penetapan tarif angkutan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Biaya Angkutan

Biaya merupakan factor yang sangat menentukan dalam kegitan


angkutan dalam penetapan tarif, dan alat kontrol agar dalam pengoperasian
mencapai tingkat yang seefisien dan seefektif meungkin. Beberapa biaya yang
termasuk dalam biaya angkutan melilputi :

1. Biaya modal (Capital Costs).


Yaitu biaya yang digunakan untuk modal awal menjalankan usaha
trasnportasi atau untuk investasi serta pembelian peralatan lainya yang
digunakan untuk memperlancar kegiatan angkutan.
2. Biaya Operasional (Operational Costs).
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengelola angkutan, yang meliputi :
a. Biaya pemeliharaan jalan raya, bantalan kereta api, alur pelayaran,
pelabuhan, dermaga, penahan gelombang, dam, menara, rambu dan
jalan, jalan lain sebagainya.
b. Biaya Pemeliharaan kendaraan
c. Biaya angkutan untuk bahan bakar, oli, tenaga penggerak, gaji
crew/awak, dan lain sebagainya.
d. Biaya-biaya traffic terdiri dari biaya advertensi, promosi, penerbitan
buku tarif, administrasi dan sebagainya.
e. Biaya umum yang meliputi biaya humas, biaya akuntan dan lain
sebagainya.
3. Biaya Tetap (Fixed Cost) dan biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tetap setiap bulannya,
sedangkan untuk biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah
tergantung pada pengoperasian alat – alat pengangkutan.
4. Biaya Kendaraan (Automobile Cost)
Yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan bahan bakar, oli,

3
dan suku cadang serta biaya reparasi moda angkutan.
5. Biaya Gabungan (Joint Cost)
Yaitu biaya yang digunakan untuk mengoperasikan alat-alat angkutan
yang terdiri dari biaya angkutan barang dan biaya penumpang.
6. Biaya Langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang diperhitungkan dalam produksi jasa-
jasa angkutan, misalnya untuk gaji awak pesawat, biaya pendaratan, dan
biaya bahan bakar. Sedangkan untuk biaya tidak langsung adalah biaya
yang dikelurkan dalam penerbangan yang terdiri dari biaya harga,
peralatan reparasi, worshop, akauntansi dan niaya kantor/umum.
7. Biaya unit (Unit Cost) dan biaya Rata-Rata (Average Cost)
Biaya unit adalah biaya yang jumlah total dibagi dengan unit jasa produk
yang dihasilkan. Sedangkan untuk biaya rata-rata adalah biaya toal yang
dibagi dengan jumlah produk/jasa yang dihasilkan.
8. Biaya Pelayanan (Cost of Service)
Adalah biaya yang digunakan untuk penentuan tarif.
9. Biaya Angkutan
Adalah faktor yang menentukan dalam angkutan untuk penetapan tarif dan
alat kontrol agar dalam pengoperasian dapat dicapai secara efektif dan
efisien

B. Struktur Biaya
Struktur biaya suatu perusahaan jasa angkutan tergantung dari kapasitas
angkutan dan kecepatan alat angkutan yang digunakan, serta penyesuian
terhadap besar arus angkutan yang berlaku,termasuk manajemen perusahaan
untuk mengatur jalannya penggunaan kapasitas angkutan. Jumlah biaya jasa
angkutan tergantung dari :
1. Jarak dalam ton-kilometer
2. Tingkat penggunaan kapasitas angkutan dalam ukuran waktu
3. Sifat khusus dari muatan

4
C. Penetapan Harga

Penetapan harga membawa akibat yang menentukan pembentukan


harga akibat yang menentukan pembentukan harga dari segi produsen,maupun
konsumen. Ada dua tahap dalam penentapan harga, yaitu : pertama,
menyangkut waktu produksi dan konsumsi jasa-jasa angkutan. Kedua,
menyangkut tempat atau lokasi dimana alat-alat produksi angkutan berhenti
dan muatan membutuhkan jasa-jasa angkutan.

D. Menghitung Harga Jasa Angkutan

Harga jasa angkutan (H) ditentukan oleh faktor :

1. Berat muatan yang hendak diangkut (B)


2. Jarak, berapa jauh muatan hendak diangkut (J)
3. Kecepatan muatan diangkut (K)
4. Jenis muatan (M)

Rumus yang digunakan adalah :

H= f (B.J.K.M)

Dapat disusun tabel Penentuan Harga Berdasarkan Moda Angkutan

Jenis alat
H B J K M
Angkutan
1.Truk h1 Kecil Dekat/jauh Sedang Variant
2.Kereta Api h2 Besat Jauh/dekat Sedang Variant
3.Kapal Laut h3 Besar Jauh/dekat Lambat Variant
4.Pesawat h4 Kecil Jauh Cepat Variant
Terbang
Sehingga dalam menentukan harga-harga jasa angkutan, dikenal titik
maksimum dan minimum.

5
1. Menyangkut maksimum dan minimum dari harga jasa-jasa

angkutan dengan memperhitungkan ongkos pulang pergi untuk

satu trip dan ongkos satu kali jalan untuk satu trip angkutan.

2. Seperti terlihat dalam tabel, dimana maksimum untuk ongkos

angkutan pesawat terbang dan minimum untuk ongkos angkutan

laut

Dari data (1) dan (2) terlihat bahwa harga jasa angkutan dalam satu

jenis alat angkutan dan harga jasa angkutan pada perbandingan beberapa

jenis alat angkutan dapat ditentukan sebagai berikut :

1. Harga Jasa Angkutan Per Ton-Km Perjam

Untuk menghitung secara kuantitatif harga-harga jasa

angkutan, dibutuhkan suatu ukuran dengan istilah perton kilometer

per jam rata-rata.

Contoh : Kapasitas angkutan truk sebesar 10 ton sekali jalan

yang mengangkut muatan sejauh 400 km dalam waktu 10 jam

seharga Rp.400.000. Maka akan diperoleh rincian sebagai berikut :

Harga jasa angkutan perton kilometer perjam adalah:

400.000 400.000
=
10𝑥400𝑥10 40.000

= 10, −/𝑡𝑜𝑛 𝑘𝑖𝑙𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 /𝑗𝑎𝑚 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑎𝑟𝑎ℎ

Dan perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa harga jasa

angkutan perton kilometer perjam dapat diubah- ubah,tergantung dari

jumlah yang diangkut,jarak dari jumlah yang diangkut,jarak yang

6
ditempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut muatan

tesebut.

2. Variasi Harga (perton kilometer perjam)

Untuk varian harga berdasarkan perton kilometer perjam

secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Varian Harga

Variasi Jumlah M J K H
biaya Jumlah yang Waktu yang
Jumlah Harga per
muatan ditempuh dalam dibutuhkan dalam ton km
dalam ton km jam perjam
1. 250.000 5 500 10 10,00
2. 250.000 4 500 10 12,50
3. 250.000 5 250 10 20,00
4. 250.000 5 500 8 12,50
5. 250.000 5 625 10 8,00

Dalam tabel memperhitungkan kondisi pulang pergi, atau

dikatakan bahwa trip kembali kepangkalan selalu kosong. Di dalam

angkutan kembali kepangkalan tanpa muatan merupakan kapasitas

angkutan yang tidak terjual yang merupakan kerugian sehingga

dikatakan merupakan tarif maksimum.

E. Kategori Tarif Angkutan

Tarif Angkutan adalah suatu daftar yang memuat harga-harga untuk


para pemakai jasa angkutan yang disusun secara teratur. Tarif angkutan dapat
dikategorikan sebagai berikut :

7
1. Tarif menurut kelas (class rate), berlaku khusus untuk muatan dan
penumpang.
2. Tarif pengecualian, merupakan tarif yang lebih rendah dari class rate.
3. Tarif perjanjian/kontrak, berlaku untuk anglutan jalan raya dan angkutan
laut, dan juga berlaku untuk moda angkutan lainnya (angkutan udara untuk
pipa).

Sedangkan untuk jenis-jenis tarif angkutan dapat dijelaskan sebagai


beriktu :
1. Tarif menurut trayek
Ini berdasarkan atas pemanfaatan operasional dari moda angkutan yang
diopersikan dengan memperhitungkan jarak yang dijalani oleh moda
transport tersebut (km/miles).
2. Tarif Lokal
Adalah tarif yang berlaku dalam satu daerah tertentu, misalnya Bus Kota
di Yogyakarta.
3. Tarif Diferensial
tarif angkutan dimana terdapat perbedaan tinmggi tarif menurut jarak,berat
muatn,kecepatan atau sifat khusus dari muatan yang diangkut.
4. Tarif Peti Kemas (container)
Adalah tarif yang diberlakukan untuk membawa kotak atau boks di atas
truk berdasar ukuran yang diangkut dari asal pengirimanke tempat tujuan
barang.

F. Lanjutan Biaya dan Tarif Angkutan

1. Tarif Angkutan Reguler (Reguler Service)


Untuk menghindari keraguan tentang pasaran jasa angkutan sebagai
akibat varisai biaya dan harga jasa-jasa yang dipengaruhi oleh perhitungan
pulang-pergi dalam menentukan harga pada konsumen adalah melayani
satu atau beberapa jarak angkutan secara teratur.

8
Cara penentuan tarif angkutan pada konsumen adalah biaya per ton
km per jam ditambah denganm profit marjin sesuai dengan keadaan pasar
jasa-jasa angkutan yang tersedia. Untuk menghindari kerugian akibat
trayek yang tidak menguntungkan, yaitu dengan cara produsen jasa
angkutan harus menaikan harga per ton km per jam bagi keseluruhan jarak
diharapkan. Berhasil tidaknya usaha menaikan harga jasa angkutan per ton
km per jam ini tergantung dari elastisitas permintaan akan jasa-jasa
angkutan yang dihadapi dan kemungkinan adanya substitusi alat angkutan
lain yang menjadi saingan. Intinya bahwa dasar untuk menaikan tarif jasa
angkutan yang dibutuhkan itu tidak ada.
Tarif jasa angkutan reguler dibedakan menurut jumlah muatan jarak
yang ditempuh dan jenis muatan. Dalam menentukan tarif angkutan, waktu
yang dibutuhkan untuk menempuh trayek yang bersangkutan memainkan
peranan yang menentukan.
2. Tarif Angkutan Non Reguler (Non Reguler Service)
Dalam perhitungan dan tarif jasa angkutan reguler, pada posisi
monopoli merupakan pedoman bagi pengusaha angkutan. Tarif jasa non
reguler didasarkan pada penghitungan biaya kapasitas angkutan tertentu,
perhitungan ini tidak ada jadwal untuk memproduksi jasa-jasa angkutan
yang dibutuhkan oleh konsumen, sebagai konsekuensi pengusaha tidak
memiliki posisi monopoli.
Angkutan jasa non oreguler dapat dijual dengan borongan menurut
kapasitas yang tersedia atau alat angkutan yang disewakan untuk waktu
tertentu. Tarif angkutan yang berlaku tetap, tidak ada sewaktu-waktu naik
turun dipengaruhi oleh keadaan. Sehingga pedoman menentukan tarif jasa
angkutan berdasarkan pada kalkulasi biaya dan hasil pendapatan yang
diperoleh.

9
G. Tarif Angkutan

Harga jasa angkutan ditentukan oleh sistem pentarifan melalui sewa.


Dengan sistem tarif, maka harga berlaku umum dan tidak ada ketentuan lain
yang mengikat kecuali yang sudah diatur dalam buku tarif. Untuk angkutan
barang berlaku tarif barang dan untuk angkutan orang berlaku tarif penumpang.
Tingkat dan jenis tarif barang dan tarif penumpang berbeda untuk tiap jenis alat
angkutan Tingkat tarif angkutan dipengaruhi oleh perubahan biaya operasi alat
angkutan,permintaan dan penawaran di pasara jasa angkutan.

Harga sewa (charter) merupakan hasil negosiasi antara pemakai dan


penyedia jasa angkutan, walaupun harga tersebut dipengaruhi oleh tingkat tarif
yang berlaku. Perjanjian sewa dapat mengikuti :

1. Waktu pemakaian alat angkutan (time charter).


2. Perjalanan yang dilakukan (voyage charter).
Time charter lebih luas dari pada voyage charter, karena di dalam time
charter tercakup voyage charter. Harga voyage Charter adalah berlaku untuk
jangka pendek, dan time charter merupakan charter untuk jangka waktu lebih
lama harga time charter menggambarkan arah perkembangan harga voyage
charter di masa depan.

Jika permintaan jasa angkutan lebih besar dari kapasitas angkutan,


pemakian jasa mengarah kepada time charter, sebaliknya jika kapasitas
angkutan lebih besar dari permintaan kecendrugan mengarah kepada voyage
charter. Ini berarti keadaan ekonomi yang membaik time charter lebih banyak
dipilih. Sebaliknya keadaan ekonomi yang menurun, voyage charter lebih
banyak digunakan.

Dalam perjanjian diatur hrga jasa dan hak serta tanggung jawab
perusahaan angkutan dan pemakai jasa angkutan. Harga jasa angkutan melalui
lebih mudah ditetapkan karena sifat berlakunya yang terbatas. Sebaliknya
penentuan harga jasa angkutan dengan sistem tarif lebih sulit, karena tarif
berlaku untuk ribuan jenis barang, ke berbagai pengiriman dan melibatkan

10
banyak perusahaan angkutan di mana jenis dan keadaannya berbeda-beda.
Tarif ditetapkan berdasarkan biaya operasi satuan (unit cost) dari jasa
angkutan. Untuk mengetahui operasi satuan ini banyak jenis biaya yang terjadi
dalam menghasilkan jasa angkutan tersebut.

Sebagai dari biaya-biaya ini merupakan biaya umum yang sukar


dialokasikan pada setiap jasa angkutan yang dihasilkan. Misalnya sukar
dihitung biaya pemeliharaan per km atau per penumpang km dari rel yang
dipakai oleh kereta api yang mengangkut barang dan kereta api yang
mengangkut penumpang. Ini disebabkan biaya perawatan rel untuk kereta api
yang mengangkut penumpang hampir tidak dapat dipisahkan dari biaya
perawatan rel untuk melayani kereta api yang mengangkut barang.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep biaya angkutan merupakan landasan utama dalam penetapan


tarif angkutan. Biaya tersebut meliputi berbagai aspek, seperti biaya modal,
biaya operasional, biaya tetap, biaya variabel, biaya kendaraan, biaya
gabungan, biaya langsung, dan biaya tidak langsung. Struktur biaya suatu
perusahaan jasa angkutan sangat dipengaruhi oleh kapasitas dan kecepatan alat
angkutan yang digunakan, serta karakteristik muatan yang diangkut.

Proses penetapan harga jasa angkutan mempertimbangkan berat


muatan, jarak tempuh, kecepatan, dan jenis muatan. Penetapan harga menjadi
krusial karena berdampak langsung pada efisiensi dan efektivitas operasional
perusahaan angkutan, serta mempengaruhi konsumen sebagai pengguna jasa
angkutan. Terdapat dua tahap utama dalam penetapan harga, yaitu waktu
produksi dan konsumsi jasa angkutan, serta tempat atau lokasi di mana alat
angkutan berhenti dan muatan membutuhkan jasa angkutan.

Dalam prakteknya, perusahaan angkutan perlu memperhitungkan titik


maksimum dan minimum dari harga jasa angkutan, dengan
mempertimbangkan ongkos pulang pergi dan ongkos satu kali jalan. Analisis
ini menjadi penting untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan
perusahaan dalam mencakup biaya operasional dan investasi dengan tarif yang
masih terjangkau bagi pengguna layanan. Dengan memahami konsep biaya
angkutan dan struktur biaya perusahaan, serta melakukan penetapan harga
yang cermat, perusahaan angkutan dapat mencapai efisiensi dan memberikan
layanan yang optimal bagi masyarakat.

B. Saran

Diharapkan kepada setiap pembaca memberikan saran dan kritik yang


membangun demi kesempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Dian Sandi. 2001. Analisis Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya
Operasi Kendaraan dan Daya Beli Penumpang di Surakarta. FT UNS.
Surakarta Google Maps. 2019. Terminal Jombor, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.96. 2016. Tarif Angkutan
Bus Perkotaan Trans Jogja, Tarif Datar Angkutan Perkotaan, Tarif Batas
Atas dan Batas Bawah Angkutan Kota Dalam Provinsi dan Angkutan Taksi.
Yogyakarta.
Keputusan Gubernur DIY no 19. 2015. Penetapan Besaran Biaya Operasional
Kendaraan Bus Trans Jogja. Yogyakarta.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. KM. 89. 2002. Mekanisme
Penetaoan Tarif dan Formula Perhitungan Biaya Pokok Angkutan
Penumpang dengan Mobil Bus Antar Kota Kelas Ekonomi. Jakarta.
Moovitapp. 2018. KOR. 5A bis Rute Jadwal dan Pemberhentian
(https://moovitapp.com. Diakses 26 Juli 2019). Pudjianto, Bambang. 2002,
Bahan Kuliah Sistem Angkutan Umum dan Barang. Semarang : UNDIP.
Rosyidah, Marhamah. 2017. Analisis Potensi Demand, Abillity to Pay (ATP) dan
Willingness to Pay (WTP) BST Koridor 1 dengan Adanya Sistem Contra
Flow di Jalan Brigjen Slamet Riyadi Pada Instansi Pemerintah. UNS.
Surakarta
Steenbrink, P.A. 1974. Optimized of Transport Networks. London. Sugeng,
Risdiyanto. 2016. Kinerja Teknis dan Analisis ATP WTP Trans Jogja.
Universitas Janabadra. Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai