Dosen Pengampu
Ir. Ervina Ahyudanari, M.Eng., Ph.D.
NIP. 196902241995122001
Program Magister
Bidang Keahlian Manajemen dan Rekayasa Transportasi
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2020
Contents
ABSTRAK ....................................................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
ABSTRAK
Transportasi merupakan salah satu faktor penunjang keberlangsungan hidup manusia.
Salah satu jenis transportasi yang tinggi tingkat efisiensi serta efektifitas nya adalah transportasi
udara. Dalam industri penerbangan, model bisnis penerbangan diklasifikasikan berdasarkan
jenis pelayanan yang diberikan yaitu full service carrier dan low cost carrier. Perbedaan
penentuan tarif kedua model bisnis tersebut, salah satunya dipengaruhi oleh biaya operasional
masing-masing pesawat.
Dalam makalah ini, akan dibahas model bisnis untuk full service carrier dan low cost
carrier dan juga akan dianalisis perbandingan biaya operasional pesawat untuk masing-masing
model bisnis yang digambarkan dengan beberapa perusahaan maskapai penerbangan di
Indonesia. Perhitungan biaya operasional pesawat ini yang nantinya akan menjadi salah satu
faktor penentuan besarnya tarif jasa angkutan udara tersebut.
Kata Kunci : Biaya operasional pesawat, Full service carrier, Low cost carrier.
i
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
I. PENDAHULUAN
Transportasi merupakan salah satu faktor penunjang keberlangsungan hidup manusia.
Transportasi dapat diklasifikasikan dari sudut jalan atau permukaan jalan yang digunakan, alat
angkutan yang dipakai dan tenaga penggerak yang digunakan (Azmarani, 2016). Klasifikasi
tersebut antara lain transportasi darat, transportasi melalui air dan transportasi udara.
Transportasi udara merupakan salah satu jenis transportasi yang tingkat efektifitas, efisiensi,
kecepatan, keselamatan dan kenyamanan yang tinggi bagi masyarakat.
Guna menciptakan transportasi yang baik, efektif dan efisien perlu ditunjang dengan
perencanaan infrastruktur sarana dan prasarana transportasi yang baik pula. Salah satu tahap
awal dalam perencanaan transportasi adalah analisis ekonomi transportasi. Ekonomi
transportasi adalah salah satu cabang ilmu ekonomi tentang kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi baik untuk kebutuhan produksi, distribusi dan konsumsi
masyarakat (Lyod, 2002). Ekonomi transportasi meliputi prinsip-prinsip analisis dan penerapan
konsep ekonomi teknik dalam penggunaan atau pengoperasian transportasi, optimalisasi lalu
lintas serta investasi pada infrastruktur transportasi termasuk mengidentifikasi dan
mengkuantifikasi parameter-parameter biaya dan manfaat, seperti biaya investasi, biaya
operasional dan pemeliharaan, nilai waktu, biaya operasi kendaraan dan besaran ekonomi
lainnya. Maka dari itulah analisis ekonomi transportasi menjadi hal yang penting dalam
perencanaan suatu infrastruktur transportasi, tak terkecuali pada transportasi udara.
Dalam transportasi udara, efektivitas biaya adalah murni nilai ekonomi yang harus
terpenuhi (Yusmar & Pakan, 2014). Pesawat udara harus menghasilkan pendapatan yang lebih
dari biaya operasional yang dikeluarkan sehingga kemudian menunjukkan bahwa investasi
pembelian dan penggunaan pesawat udara menguntungkan.
Biaya operasional airline merupakan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu
perusahaan maskapai penerbangan untuk mendukung operasi atau kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut (Putra & Basuki, 2017). Biaya operasional airline merupakan biaya
keseluruhan pengeluaran operasi yang meliputi:
1. Biaya operasi langsung (Direct Operating Cost)
2. Biaya operasi tak langsung (Indirect Operating Cost)
1
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
Maskapai penerbangan di Indonesia yang termasuk ke dalam Low cost carrier adalah
Lion Air, Air Asia dan Citilink. Sedangkan maskapai penerbangan yang merupakan Full service
carrier adalah Garuda Indonesia dan Batik Air. Adanya perbedaan tarif pada kedua tipe pesawat
diatas, dipengaruhi oleh perbedaan layanan yang diberikan. Perbedaan layanan yang diberikan
tersebut, tentunya juga akan berpengaruh kepada biaya operasional yang dikeluarkan
perusahaan maskapai penerbangan tersebut.
Dalam makalah ini, akan disajikan literature review mengenai biaya operasional airline
untuk pesawat jenis Low Cost Carrier dan Full Service Carrier. Sebelumnya, akan dijelaskan
terlebih dahulu mengenai model bisnis jenis pesawat-pesawat tersebut, kemudian akan
dibandingkan biaya operasional airline antar satu sama lain. Dan pada bagian akhir akan ditarik
kesimpulan untuk merangkum isi yang disampaikan pada makalah ini.
2
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
Dalam pembahasan jurnal tersebut diatas, perhitungan estimasi biaya operasional pesawat
menggunakan metode estimasi biaya operasional langsung dan bunga (direct operating cost
plus interest) yang dikembangkan oleh Liebeck pada bukunya yang berjudul “Advanced
Subsonic Airplane Design and Economic Studies” pada tahun 1995. Dalam jurnal tersebut,
biaya operasional tak langsung (indirect operating cost) tidak turut diperhitungkan untuk
pemilihan tipe pesawat udara berdasarkan estimasi biaya operasional.
3
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
4
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
Adapun ciri-ciri umum dari maskapai yang menerapkan konsep LCC antara lain:
1. Semua penumpangnya adalah kelas ekonomi, tidak ada penerbangan kelas
premium atau bisnis.
2. Kapasitas penumpangnya lebih banyak daripada kapasitas pesawat FSC.
3. Maskapai tersebut memiliki satu tipe pesawat untuk memudahkan training
(pelatihan kru) dan meminimalisir biaya maintenance dan penyediaan spare
part cadangan. Biasanya pesawatnya baru atau jam terbangnya masih
rendah sehingga hemat dalam konsumsi bahan bakar pesawat.
4. Tidak memberikan layanan katering di pesawat selama penerbangan.
5. Penerbangan dilakukan di pagi atau malam hari untuk menghindari biaya
yang mahal pada layanan bandara pada saat jam-jam sibuk.
6. Rute yang dilalui sangat sederhana, biasanya dari poin ke poin untuk
menghindari miss connection di tempat transit dan dampak delay akibat
delayed flight sebelumnya.
7. Memberlakukan penanganan ground handling yang cepat dan pesawatnya
mempunyai utilisasi jam terbang yang tinggi.
8. Maskapai memberlakukan penjualan langsung (direct sales), biasanya
melalui call center atau internet untuk meminimalisir biaya distribusi. Tiket
pesawat LCC tidak dijual melalui agen perjalanan dan tidak menggunakan
global distribution system (GDS), seperti Abacus, Galileo, dll.
9. Penjualan tidak menggunakan tiket konvensional, cukup dengan kertas
biasa untuk mereduksi biaya cetak tiket.
10. Seringkali maskapai melakukan ekspansi promosi secara besar-besaran.
11. Karyawannya melakukan multi role dalam pekerjaannya. Seringkali pilot
dan pramugari melakukan pekerjaan sebagai cleaning service pada saat
ground handling. Disamping itu LCC juga menerapkan sistem outsourcing
dan karyawan kontrak terhadap SDM non vital, termasuk pekerjaan ground
handling pesawat di bandara.
12. Penggunaan bandara sekunder untuk biaya pendaratan yang lebih rendah
dan dukungan pemasaran.
5
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
6
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
7
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
8
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
Sehingga, menurut Yusmar & Pakan (2014), total biaya operasional langsung
pesawat udara adalah sebagai berikut.
DOC = Flight Crew + Cabin Crew + Airframe Maintenance + Engine Maintenance
+ Landing Fee + Depreciation + Insurance + Interest
9
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
a. Biaya pelumas
b. Biaya bahan bakar minyak
c. Biaya tunjangan crew
d. Biaya overhaul atau pemeliharaan
e. Biaya jasa kebandarudaraan
f. Biaya jasa navigasi penerbangan
g. Biaya jasa ground handling penerbangan, dan
h. Biaya katering penerbangan
Biaya Penyusutan
Dalam PM 20 tahun 2019, biaya penyusutan terdiri dari biaya penyusutan pesawat
udara, biaya penyusutan rotable spare part dan biaya penyusutan engine (mesin
pesawat). Biaya penyusutan pesawat udara per tahun dapat dihitung dengan
mengurangkan harga pesawat dengan nilai residu, kemudian dibagi dengan umur
ekonomis pesawat. Nilai residu dapat diasumsikan sebagai 10% dari harga pesawat.
Sedangkan biaya penyusutan pesawat per jam dapat dihitung dengan membagi biaya
penyusutan per tahun dengan jam terbang pesawat per tahun.
Biaya Sewa Pesawat
Biaya sewa pesawat dihitung sebagai biaya sewa per jam yaitu dengan membagi
total biaya sewa pesawat udara per tahun dengan jam terbang per tahun.
Biaya Asuransi
Biaya asuransi per jam dihitung dengan total biaya asuransi per tahun berdasarkan
atas premi yang dikeluarkan, terdiri dari asuransi pesawat, tanggung jawab terhadap
pihak ketiga dan crew, penumpang, bagasi dan kargo dibagi dengan jam terbang per
tahun.
Biaya Gaji Tetap Crew
Biaya gaji crew per tahun dihitung dengan mengalikan biaya gaji crew per bulan
dengan jumlah set crew per pesawat dan dikalikan 13. Selanjutnya menghitung biaya
gaji tetap crew per jam dengan membagi total biaya gaji crew per tahun dengan jam
terbang per tahun.
Biaya Gaji Tetap Teknisi
Perhitungan gaji tetap teknisi sama halnya dengan perhitungan gaji tetap crew.
Biaya Crew Training
Biaya crew training yang terdiri dari pilot, teknisi dan biaya training per jam.
10
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
Biaya Pelumas
Biaya pelumas merupakan biaya yang dikeluaarkan untuk pemakaian liter
kebutuhan minyak pelumas (oil consumtion) per jam berdasarkan data teknis.
Biaya Bahan Bakar Minyak
Biaya pemakaian avtur/avgas per jam terbang berdasarkan data teknis.
Biaya Tunjangan Crew
Biaya tunjangan crew per tahun meliputi travel allowance / Changes cre allowance,
production allowance / Flying hours allowance, hotel accomodation, airport
transportation menuju hotel, stand by allowance, night stop allowance dan crew
meals.
Biaya Overhaul atau Pemeliharaan
Biaya overhaul atau pemeliharaan adalah total biaya yang terdiri dari overhaul
engine untuk berapa unit engine yang digunakan, overhaul propeller untuk berapa unit
propeller yang digunakan, overhaul landing gear/replace, inspeksi airframe dan biaya
pemeliharaan dan pemakaian suku cadang pesawat.
Biaya Jasa Kebandarudaraan
Biaya jasa kebandarudaraan terdiri dari biaya jasa pendaratan (landing fee), biaya
jasa penempatan dan biaya pelayanan jasa check-in counter.
Biaya Jasa Navigasi Penerbangan
Biaya jasa navigasi penerbangan terdiri dari biaya pelayanan jasa navigasi
penerbangan (PJP) berdasarkan jumlah route unit per tahun, dan biaya jasa terminal
navigation charge yang berdasarkan jumlah cycle per tahun.
Biaya Jasa Ground Handling Penerbangan
Biaya jasa groud handling penerbangan per tahun tergantung pada jumlah
pendaratan pesawat per tahun.
Biaya Katering Penerbangan
Biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas katering pada saat penerbangan.
11
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
Biaya Organisasi
Biaya organisasi terdiri dari biaya pegawai non-crew dan biaya umum penunjang
aktivitas produksi untuk penerbangan.
Biaya Pemasaran atau Penjualan
Biaya pemasaran atau penjualan terdiri dari komisi agen, biaya untuk pembuatan
dokumen angkutan untuk penerbangan, reservation system serta biaya promotion &
advertising.
12
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
2) Full-Service Carrier
Sedangkan maskapai di Indonesia yang termasuk ke dalam full-service carrier
adalah Garuda Indonesia dan Batik Air. Untuk tipe armada yang digunakan untuk
masing-masing maskapai sebagaimana dijelaskan pada tabel 3.
Tabel 3. Tipe Armada Maskapai Full-Service Carrier
Garuda Indonesia Batik Air
Airbus A330-200 Airbus A320-200
Airbus A330-300 Airbus A320neo
Airbus A330-900 neo Airbus A321neo
ATR 72-600 Boeing 737-800
Boeing 737-800 Boeing 737-900ER
Boeing 737 MAX 8 Boeing 787-9
Boeing 777-300ER
Bombardier CRJ1000
Sumber: wikipedia, 2020
Berdasarkan data diatas dan hasil penelitian yang diambil dari jurnal Yusmar &
Pakan (2014), pada makalah ini yang ditinjau sebagai tipe pesawat yang mewakili low-
cost carrier adalah Boeing 737-900ER yang dioperasikan oleh Lion Air dan Boeing
737-400 dengan kapasitas kursi sebanyak 170 kursi yang dioperasikan oleh Citilink.
Sedangkan yang tipe pesawat yang mewakili full-service carrier adalah Boeing 737-
800 yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia.
13
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
14
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
Sehingga dari perhitungan diatas didapatkan hasil bahwa biaya operasional yang
paling rendah dari 3 tipe pesawat yang akan ditinjau dalam makalah ini adalah Lion
Air Boeing 737-900ER dengan DOC 0,07981 US$/seat-nmi sebagai maskapai low
cost carrier, kemudian selanjutnya ada Citilink dengan Boeing 737-400 dengan
kapasitas 170 kursi menghasilkan DOC sebesar 0,08636 US$/seat-nmi yang juga
merupakan maskapai low cost carrier. Dan untuk maskapai full service Garuda
Indonesia dengan Boeing 737-800 menghasilkan DOC 0,10110 US$/seat-nmi. Dari
hasil analisis tersebut didapatkan bahwa DOC maskapai dengan model full service
carrier lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai dengan model low cost carrier.
Sumber lain yang menjelaskan bahwa hasil perbandingan biaya operasional
pesawat udara tipe Low Cost Carrier lebih rendah dibandingkan dengan penerbangan
Full Service Carrier adalah hasil penelitiasn dari McKinsey & Company. Hasil
perbandingan biaya operasional tersebut ditunjukkan sebagaimana pada gambar 4.
15
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
3.4 Diskusi
Dari hasil me-review literatur tentang biaya operasional pesawat udara,
didapatkan ada referensi literatur yang menghitung estimasi biaya operasional pesawat
berdasarkan biaya operasional langsung yang terdiri dari pengeluaran biaya awak
pesawat dan awak kabin, perawatan rangka pesawat udara, perawatan mesin pesawat
16
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
udara, biaya pendaratan, penyusutan, asuransi dan bunga. Pada referensi lain
dijelaskan komponen perhitungan biaya operasional pesawat yang lebih rinci yaitu
terdiri dari komponen biaya langsung dan biaya tak langsung.
Berdasarkan referensi-referensi tersebut, penulis berpendapat bahwa yang
sebaiknya digunakan untuk menghitung perbandingan biaya operasional antara
pesawat low-cost carrier dan full-service carrier adalah total dari biaya operasional
langsung dan biaya operasional tak langsung, karena ada beberapa komponen dari
biaya operasional tak langsung yang mempengaruhi perbedaan biaya antara kedua
model bisnis pesawat tersebut berdasarkan dari jenis layanan yang diberikan.
17
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi literatur diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dalam dunia penerbangan, model bisnis yang umum digunakan yaitu full service
carrier dan low cost carrier.
2. Full service carrier adalah maskapai penerbangan yang memberikan pelayanan secara
penuh. Sedangkan low cost carrier adalah maskapai penerbangan yang memberikan
tarif rendah, namun dengan menghapus beberapa layanan penumpang yang biasa.
3. Penentuan tarif jasa angkutan udara salah satunya dipengaruhi oleh total biaya
operasional pesawat yang terdiri dari biaya operasional langsung dan biaya operasional
tidak langsung.
4. Berdasarkan perhitungan biaya operasional untuk beberapa tipe pesawat didapatkan
bahwa biaya operasional pesawat tipe low cost carrier lebih rendah jika dibandingkan
dengan pesawat tipe full service carrier dengan rincian yaitu maskapai low cost carrier
yang diwakili Lion Air Boeing 737-900ER dengan DOC 0,07981 US$/seat-nmi,
kemudian maskapai low cost lainnya, Citilink dengan Boeing 737-400 dengan
kapasitas 170 kursi menghasilkan DOC sebesar 0,08636 US$/seat-nmi sedangkan
untuk maskapai full service Garuda Indonesia dengan Boeing 737-800 menghasilkan
DOC 0,10110 US$/seat-nmi.
18
Literature Review: Biaya Operasional Pesawat Penumpang Tipe Low Cost Carrier dan
Full Service Carrier
V. DAFTAR PUSTAKA
Azmarani, Adinda Wahyu. (2016) Analisis Kualitas Pelayanan Maskapai Penerbangan Low
Cost Carrier (Studi Deskriptif di PT. Citilink Indonesia Cabang Surabaya). Jurnal
Kebijakan dan Manajemen Publik. Volume 4, No. 3. September-Desember
Biantara, Dheny. (2017). Analisis Pengaruh Biaya Operasional pada Perusahaan Penerbangan
Nasional. Indonesian Journal of Accounting and Governance (IJAG). Volume 1, No. 2.
Desember
Dyahjatmayanti, D. & Anindia. (2018). Strategi Maskapai Full Service dan Maskapai Low Cost
Carrier untuk Meningkatkan Tingkat Kepadatan Penumpang. Jurnal Manajemen
Dirgantara. Volume 11, No. 2. Desember
Liebeck, R. H., et. Al. (1995). Advanced Subsonic Airplane Design and Economic Studies.
NASA CR-195443.
Lyod. Wright dan Karl Fjellstrom (2002) Modul 3a: Opsi Angkutan Massal.
Putra, K.H. & W. Wardana Basuki. (2017). Evaluasi Tarif Moda Transportasi Udara Rute
Malang-Denpasar di Bandar Udara Abdul Rachman Saleh Kota Malang Provinsi Jawa
Timur berdasarkan Analisis Biaya Operasional Airline (BOA). Jurnal Rekayasa Sipil dan
Lingkungan; ISSN 2548-9518. Volume 01, No. 02. Juli
Wiryanta, Iman Haryanto. (2014). Studi Kasus Perencanaan Sistem Dan Teknik Transportasi
Udara di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Yusmar, Tito. & Welly Pakan. (2014). Pemilihan Tipe Pesawat Udara berdasarkan Estimasi
Biaya Operasional untuk Pesawat Udara Jarak Menengah. Jurnal Perhubungan
Udara;Warta Ardhia. Volume 40, No. 1. Maret
19