Anda di halaman 1dari 3

Armita Sharfina (39238)

Saifulloh Anek P (39791)

Leora Auliani (39804)

Tugas Bandar Udara

Kinerja Layanan Angkutan Udara di Indonesia

a. Pengertian Kinerja Layanan


Pengertian kinerja secara sederhana adalah prestasi kerja atau hasil
pelaksanaan kerja. Sedangkan layanan publik adalah kegiatan pemerintah yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa (Pamudji,
1994:21). Layanan publik yang menjadi fokus dalam pembahasan kali ini yaitu
layanan angkutan udara di Indonesia.
Sehingga, berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa kinerja
layanan angkutan udara merupakan hasil (outcomes) yang didapat dari fungsi suatu
pekerjaan atau kegiatan tertentu selama suatu periode waktu tertentu terhadap
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan angkutan udara.

b. Bentuk dan Macam Kinerja Layanan


Pada prinsipnya, terdapat beberapa fungsi produk jasa angkutan udara yang
harus tercapai. Fungsi tersebut memenuhi kriteria keselamatan, keamanan,
kenyamanan, regulasi, dan finansial perusahaan.

Economy for company

Bilamana safety dan passengers comfort telah berjalan dengan baik,


tibalah saatnya bagi perusahaan menikmati hasil dari pengoperasian pesawat
terbang. Di samping mengadakan penghematan biaya di segala bidang serta
adanya pegawai yang cakap dan terampil, penjualan yang tinggi akan
menimbulkan perbandingan antara revenue dan costs yang menonjol. Profit
semaksimal mungkin akan tercapai dan efisiensi perusahaan akan selalu
meningkat sehingga asas kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan. Hal ini akan
dapat mengadakan ekspansi (perluasan) perusahaan tersebut, seperti pembaruan
armada, meningkatkan frekuensi pnerbangan dalam maupun luar negeri, dan
sebagainya.

Buruknya kinerja pengelolaan finansial dapat berdampak pada


kesejahteraan pegawainya. Hal tersebut bisa dilihat pada kasus terbaru yang
dialami PT. Merpati Nusantara Airlines yang menunggak pembayaran gaji
pegawainya sejak Februari 2013 (detikfinancial.com). Selain itu, isu dihapusnya
penerbangan murah oleh Menhub menjadi persoalan tersendiri bagi maskapai
maupun penumpang. Di satu sisi dengan dihapusnya penerbangan murah, suatu
maskapai diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
penumpang dan meningkatkan perekonomian untuk menjamin kesejahteraan
pegawainya. Di sisi lain hal ini dapat mengurangi demand akan penggunaan
transportasi udara selain itu, menurut Gubernur Jawa Timur, Soekarwo,
penghapusan penerbangan murah dapat berimbas pada pembangunan ekonomi
daerah dikarenakan penerbangan perintis sejatinya juga untuk menghubungkan
daerah terpencil demi kepentingan pengembangan ekonomi dan mengurangi
kesenjangan kesejahteraan masyarakat (Kompas.com)

Keamanan

Tingkat kriminalitas yang terjadi di bandara maupun di pesawat dapat


menurunkan kinerja pelayanan suatu maskapai penerbangan. Kriminalitas yang
terjadi biasanya berupa penyelundupan narkoba, hijacking (pembajakan pesawat),
terorisme, imigran gelap, dll. upaya pemerintah dan maskapai dalam
meningkatkan keamanan bagi penumpang dan negara harus dilaksanakan dengan
ketat sesuai prosedur yang ada. Maka dari itu diharapkan tingkat kriminalitas
dapat menurun sehingga tingkat kepercayaan masyarakat untuk memilih angkutan
udara sebagai sarana transportasi meningkat diikuti dengan meningkatnya kinerja
pelayanan suatu maskapai penerbangan.

Beberapa kasus yang terjadi akibat buruknya tingkat keamanan baru-baru


ini terjadi seperti dikutip dari detiknews.com, dimana BNN (Badan Narkotika
Nasional) mengungkap sindikat internasional penyelundupan narkotika dengan
modus koper hilang di bandara. Sudah seharusnya pemerintah dan maskapai
penerbangan meningkatkan pengawasan agar tidak terjadi kejadian serupa.

Dalam aspek keselamatan, kinerja layanan angkutan udara di Indonesia


cenderung buruk. Hal ini dapat terlihat dari besarnya kecelakaan yang terjadi dan
kurang baiknya sistem tanggap darurat yang diterapkan. Besarnya kecelakaan ini
mengacu pada data
Terkait persoalan regulasi, dalam mengoperasikan pesawat harus
dilaksanakan sesuai dengan jadwal penerbangan yang telah ditentukan secara tepat
dan teratur serta sesuai dengan waktu yang diinginkan penumpang. Untuk dapat
melaksanakan operasi penerbangan tepat waktu, diperlukan disiplin dan koordinasi
antara bagian produksi atau operasi dengan bagian pemeliharaan pesawat,
pemasaran, dan lainnya. Sedangkan kenyataan yang kerap kali terjadi pada angkutan
udara di Indonesia, jadwal penerbangan tak tepat waktu menimbulkan
permasalahan hilangnya kepercayaan penumpang dengan maskapai penerbangan.

Sedang wujud pelayanan, dapat dilihat dari keramahtamahan, pengetahuan


produk, kesigapan dalam membantu, dan antusiasme para pegawai dalam
menangani suatu persoalan. Masalah pelayanan pun sering dikaitkan dengan lokasi,
jumlah produk jasa yang ditawarkan, serta keuntungan yang akan didapat oleh
pelanggan.

c. Upaya Peningkatan Kinerja Layanan


d. Usulan Penelitian yang Dapat Dilakukan

Anda mungkin juga menyukai